BAB II KERANGKA TEORI
2.1
Definisi Komunikasi Komunikasi adalah sebuah proses penyampaian pesan dari komunikator kepada
komunikan melalui saluran tertentu. Ada pula yang menyebutkan komunikasi sebagai suatu proses penyampaian pesan (berupa labang, suara,gambar, dll) dari suatu seumber kepada sasaran (audience) dengan menggunakan saluran tertentu. Hal ini, dapat digambarkan melalui sebuah percakapan misalnya sebagai bentuk awal dari sebuah komunikasi. Orang yang sedang berbicara adalah sumber dari komunikasi atau dengan istilah lain disebut sebagai komunikator. Orang yang sedang mendengarkan disebut sebagai audience, sasaran, pendengar atau komunikan. Apa yang disampaikan oleh orang yang sedang berbicara disebut sebagai pesan, sementara kata-kata yang disampaikan melalui udara disebut sebagai saluran atau channel. Wilbur Schrarmm menyatakan komunikasi sebagai suatu proses berbagi (sharing process), schrarmm menguraikannya demikian : “Komunikasi berasal dari kata-kata (bahasa) Latin communis yang berarti umum (common) atau bersama. Apabila kita berkomunikasi, sebenarnya kita sedang berusaha menumbuhkan suatu kebersamaan dengan seseorang. Yaitu kita berusaha berbagi informasi, ide atau sikap. Seperti dalam uraian ini, misalnya saya sedang berusaha berkomunikasi dengan para pembaca untuk menyampaikan ide bahwa hakikat sebuah komunikasi sebenarnya adalah usaha membuat penerima atau pemberi komunikasi memiliki pengertian (pemahaman) yang sama terhadap pesan tertentu”.
Adapun beberapa jenis komunikasi yang sering kita jumpai. Ada komunikasi verbal dan komunikasi non verbal. Komunikasi verbal merupakan komunikasi yang dilakukan dengan percakapan antara komunikan dan komunikator. Jenis komunikasi ini merupakan cara berkomunikasi yang cukup efektif. Karena antara komunikan dan komunikator bisa langsung mengetahui apa yang di ingin disampaikan oleh sang komunikan. Sedangkan pada jenis komunikasi non verbal, cara penyampaian pesan dilakukan melalui indera yang kita miliki. Sehingga komunikan mendapatkan pesan dan informasi dari apa yang kita tangkap melalui indera kita. Cara penyampaian pesan pada komunikasi non verbal terbilang unik sehingga kita dapat mengingat informasi apa saja yang kita terima melalui komunikasi non verbal tersebut. Dari uraian tersebut dapat disimpulkan bahwa sebuah komunikasi yang efektif adalah komunikasi yang berhasil melahirkan kebersamaan; kesepahaman antara sumber dengan penerimanya. Sebuah komunikasi akan benar-benar efektif apabila audience menerima pesan, pengertian dan lain-lain persis sama seperti apa yang dikehendaki oleh penyampai.
2.2
Komunikasi Visual Keberadaan desain komunikasi visual sangat lekat dengan kehidupan kita sehari-
hari. Ia tak bisa lepas dari sejarah manusia. Karena ia merupakan salah satu usaha manusia untuk meningkatkan kualitas hidup. Desain komunikasi visual sangat akrab dengan kehidupan manusia. Ini merupakan representasi sosial budaya masyarakat dan salah satu maifestasi kebudayaan yang berwujud produk dan nilai-nilai yang berlaku pada waktu tertentu.
Menurut Widagdo, desain komunikasi visual dalam pengertian modern adalah desain yang dihasilkan dari rasionalitas, dilandasi pengetahuan, bersifat rasional dan pragmatis. Jagat desain komunikasi visual senantiasa dinamis, penuh gerak, dan perubahan karena peradaban dan ilmu pengetahuan modern memungkinkan lahirnya industrialisasi.. sebagai produk kebudayaan yang terkait dengan sistem sosial dan ekonomi, desain komunikasi visual juga berhadapan dengan konsekuensi sebagai produk massal dan konsumsi massa.1 Sedangkan menurut T.Sutanto menyatakan bahwa desain komunikasi visual senantiasa berhubungan dengan penampilan rupa yang dapat diserap orang banyak dengan pikiran maupun perasaan. Rupa mengandung pengertian atau makna, karakter, serta suasana yang mampu dipahami (diraba dan dirasakan) oleh khalayak umumatau terbatas.2 Desain komunikasi visual adalah ilmu yang mempelajari konsep komunikasi dan ungkapan daya kreatif, yang di aplikasikan dalam pelbagai media komunikasi visual dengan mengolah elemen desain grafis yang terdiri atas gambar (ilustrasi), huruf dan tipografi, warna, komposisi, dan lay-out. Semua itu dilakukan guna menyampaikan pesan secara visual, audio dan audio visual kepada target sasaran yang di tuju. 2.3
Elemen Komunikasi Visual
2.3.1
Garis Pengertian garis menurut leksikon grafika adalah benda dua dimensi tipis
memanjang. Sedangkan menurut lilian gareth garis adalah sekumpulan titik yang bila dideretkan maka dimensi panjangnya akan tampak menonjol dan sosoknya disebut garis. Terbentuknya garis merupakan gerakan dari suatu titik yang membekaskan jejaknya sehingga
1 2
Sumbo Tinarbuko, Semiotika Komunikasi Visual, Jalasutra, Yogyakarta, 2009, hlm. 23. T. Sutanto, Sekitar Dunia Desain Grafis/Komunikasi Visual, Bandung, 2005.
terbentuk suatu goresan. Untuk menimbulkan bekas, biasa mempergunakan pensil, pena, kuas dan lain-lain. Dalam komunikasi visual garis memiliki fungsi yang fundamental.3 Garis sering pula disebut dengan kontur, sebuah kata yang samar dan jarang dipergunakan. Disamping potensi garis sebagai pembentuk kontur, garis merupakan elemen untuk mengungkapkan gerak dan bentuk. Baik bentuk dua dimensi dan tiga dimensi. Dalam hubungannya sebagai elemen komunikasi visual, garis memiliki kemampuan untuk mengugkapkan suasana. Suasana yang tercipta dari sebuah garis terjadi karena proses stimulasi dari bentuk-bentuk sederhana yang sering kita lihat di sekitar kita, yang terwakili dari bentuk garis tersebut. Simbol garis bisa bermakna keras, kaku, lembut, galak, manis, sendu, lemah gemulai, berani, frustasi dan lain-lain. Simbol-simbol tersebut memberikan berbagai istilah dalam komunikasi visual. Karya komunikasi visual kaya akan makna dan simbol. Makna dan simbol tersebut bentuk dari perpaduan garis yang serasi dan harmonis. Ketika garis diberi struktur, seperti misalnya disusun melalui ritme, simetri keseimbangan akan membentuk akan membentuk pola-pola tertentu sehingga garis sudah dapat berbicara sebagai media ekspresi. Fungsi garis yaitu untuk memberikan representasi atau citra struktur, bentuk dan bidang. Garis ini sering disebut garis blabar (garis kontur) berfungsi sebagai batas / tepi. Untuk menekankan nilai ekspresi seperti nilai gerak atau dinamika (movement), nilai irama (rhythm) dan nilai arah (direction). Garis ini disebut juga garis grafis. Untuk memberikan kesan matra (dimensi) dan kesan baik (tekstur). Garis ini sering disebut garis arsir atau garis tekstur. Garis tekstur lebih bisa dihayati dengan jalan meraba.
3
Kepheta, “Arti Garis, Warna & Bentuk Pada Logo”, di akses dari http://kepheta.wordpress.com/2008/10/31/arti-garis-warna-dan-bentuk-pada-sebuah-logo/, pada tanggal 9 Oktober 2014, pukul 20:18.
Penggunaan garis dalam komunikasi visual berbeda dengan fungsi garis pada gambar teknik atau gambar kerja. Desain komunikasi visual tidak terikat pada aturan atau ketentuan dalam pemakaian garis. Garis dapat diartikan lebih luas lagi dalam komunikasi visual. Rangkaian huruf atau teks juga dapat dimaknai sebagai garis. Teks yang disusun secara vertikal, diagonal, lengkung, dimensi lingkar, selain dapat dibaca isinya dapat pula dirasakan citra visualnya. 2.3.2
Bentuk Pengertian bentuk Leksikon Grafiko adalah macam rupa atau bentuk wujud sesuatu
pada proses perancangan logo, bentuk menempati posisi yang tidak kalah penting penting dibanding elemen-elemen estetis lainnya. Penggunaan bentuk yang efektif dapat memberikan pengaruh psikologi dan motivasi bagi khalayak. Berdasarkan jenisnya berbagai bentuk dan asosiasi yang ditimbulkan sebagai berikut : 1.
Lingkaran
Secara umum bentuk lingkaran memiliki asosiasi menyeluruh atau keseluruhan, keamanan kesatuan, ketahanan. Selain bentuk lingkaran juga bisa melambangkan sebagai kehangatan, perasaan kewanitaan, kenyamanan, sensualitas, cinta dan perasaan feminine. 2.
Kotak Secara umum bentuk kotak memiliki asosiasi keturunan dan keamanan, selain itu bentuk kotak bisa juga melambangkan tanah dan perasaan maskulin.
3.
Segitiga
Merupakan lambang dari konsep Trinitas. Sebuah konsep religius yang mendasarkan pada tiga unsur alam semesta, yaitu Tuhan, manusia dan alam,secara umum bentuk dari segitiga
mencerminkan
asosiasi
kekuatan,
agresi
dan
pergerakan, dinamis, referensi perasaan maskulin. Selain itu segitiga juga bisa melambangkan unsur api, agung dan bijaksana, agama, energi dan kekuatan. Bentuk dapat digabungkan untuk membuat kesan yang lebih kuat. Misalnya penggunaan sebuah lingkaran dan sebuah segitiga akan menghasilkan kesan energetik dan dinamik, atau menggunakan sebuah lingkaran dan sebuah kotak untuk kehangatan dan perasaan aman. 2.3.3
Warna Dalam bahasa Indonesia, warna merupakan fenomena yang terjadi karena adanya
tiga unsur yaitu cahaya, objek dan observer (dapat berupa mata kita ataupun alat ukur). Didalam ruang yang gelap dimana tidak ada cahaya, kita tidak bisa mengenali warna. Demikian juga jika kita menutup mata, maka kita tidak dapat melihat warna suatu objek, sekalipun ada cahaya. Begitu juga halnya bila tidak ada suatu objek yang kita lihat maka kitaoun tidak bisa mngenali warna.4 Cahaya yang kita lihat melalui mata kita sekarang sebenernya merupakan bagian dari spectrum gelombang elektromagnetik. Seberapa terangnya cahaya dinyatakan dalam Color Temperature dengan satuan derajat Kelvin. Standard Internasional menyatakan cahaya putih dengan angka 5000 derajat Kelvin (D50). Semakin tinggi nilai Color Temperature warna akan menghasilkan warna bluish (kebiruan) dan semakin rendah nilai color temperaturnya akan menghasilkan warna Yellowsih (kekuningan). Sumber cahaya yang
4
Anne Dameria, Color Basic, Link & Match Graphic, Jakarta, 2007, hlm. 15.
berbeda pula terhadap objek yang kita lihat. Beberapa sumber cahaya yang ada disekitar kita antara lain sinar matahari, lampu bohlam, lampu TL, atau lampu khusus lainnya.5 Objek hanya memantulkan, meneruskan atau menyerap cahaya yang datang mengenalnya. Objek dipengaruhi oleh bahan pembentuknya maupun permukaan objek tersebut seperti mengkilap, doff, plastik, metal, textille, cat metalik, dan sebagainya. Beberapa warna memiliki psikologi tertentu, yaitu :
Biru Banyak orang beranggapan bahwa biru adalah warna yang dapat memberikan inspirasi, dan biasanya warna tersebut cocok untuk situs web, kemasan produk atau kartu identitas perusahaan dan untuk hal-hal penting lainnya. Perhatikan berapa banyak bank dan institusi keuangan menggunakan warna biru sebagai latar belakang dalam iklannya maupun logo. Biru juga memberikan ketenangan dan pilihan paling tepat untuk area yang membutuhkan konsentrasi atau suasana meditasi. Untuk alasan pilihan paling tepat untuk area yang membuat ini sekarang banyak rumah sakit, pada tembok kamar operasi menggunakan warna biru. Biru adalah warna langit juga warna laut. Warna ini selalu mengasosiasikan kita terhadap air dan sesuatu yang bersifat dingin. Air juga mengingatkan kita akan suasana berlibur yang santai. Karena itulah biru adalah sering digunakan untuk halhal yang memerlukan ketenangan, dan waktu-waktu dimana kita menginginkan untuk berhenti dan beristirahat.
Hijau Warna hijau adalah warna yang langsung mengasosiasikan kita akan pemandangan alam. Hijaunya pepohonan yang teduh, segarnya
5
Ibid, hlm. 17.
rumput, sawah adalah sebagian besar imajinasi yang pada umumnya tercipta saat kita mengingat warna hijau.
Kuning Kuning merupakan sebuah warna yang cocok dipakai untuk penjualan atau dalam pameran karena lebih menarik mata dibandingkan warna lain. Kuning adalah warna matahari, sumber energi dan sumber cahaya alam dibumi. Cerah bias sinar matahari pagi dengan latar langit yang biru adalah suasana yang terekam dalam ingatan kita ketika mengasosiasikan warna ini.
Hitam Hitam sebagai simbol kekuatan, kecanggihan, keanggunan, dan mengandung unsur magis. Hitam dapat menggambarkan keheningan, kematangan berpikir dan kedalaman akal yang menghasilkan karya.
Ungu Ungu dapat mempunyai banyak arti dan kesan sederhana sampai agung tergantung banyaknya sebagai latar belakang yang digunakan. Ungu merupakan warna yang unik karena karakternya berubah-ubah begitu drastis tergantung intensitas yang dimilikinya. Warna ungu tua dengan intensitas penuh berkarakter misterius, mistis, dalam dan angkuh. Sebaliknya warna ungu muda justru meiliki karakter yang lembut, ringan dan menyenangkan.
Pink Pink terlihat sebagai warna yang enerjik, terlihat muda dan menciptakan perasaan yang lembut dan bebas. Pink dengan mudah menggambarkan material yang lembut dan halus, pink identik dengan wanita atau karakter yang feminim.
Orange
Orange atau Jingga bukan warna yang serius, umumnya lebih disukai oleh orang-orang berkepribadian “extrovert”. Orange atau Jingga merupakan warna yang paling hangat karena memiliki energi dua warna : merah yang panas dan kuning yang hangat dan lembut. Warna ini menebarkan energi, menghangatkan hati sekaligus memancarkan keceriaan.
Merah Warna merah banyak digunakan sebagai lambang keberanian, kekuatan, sensualitas dan bahaya. Merah sangat ekspresif dan dinamis dalam mempresentasikan cinta dan kehidupan. Dalam lingkaran warna, merah adalah warna paling panas dan memiliki gelombang warna paling panjang sehingga warna inilah yang paling cepat tertangkap mata.
Putih Putih adalah warna yang melambangkan kesucian. Karena itulah warna putih sering digunakan untuk acara-acara yang sakral. Secara psikologis, putih melambangkan kejujuran, ketulusan dan keikhlasan. Warna ini juga mengasosiasikan terhadap rasa bersih dan higienis.
Brewster menyederhanakan kelompok warna ke dalam 4 kelompok warna, yaitu primer, sekunder tersier dan warna netral. Kelompok warna ini sering disusun dalam lingkaran warna Brewster.
Warna primer Merupakan warna dasar yang bukan warna campuran dari warna – warna lain. Yang termasuk dalam golongan warna ini adalah merah, biru dan kuning.
Warna sekunder Merupakan warna hasil pencampuran warna – warna primer dengan proporsi 1:1. Misalnya warna jingga yang dihasilkan dari pencampuran warna merah dan kuning.
Warna tersier Merupakan pencampuran warna primer dengan salah satu warna sekunder.
Warna netral Merupakan pecampuran ketiga warna dasar dengan porporsi 1:1:1. Warna ini sering muncul sebagai penyeimbang warna – warna kontras di alam. Biasanya hasil pencampuran yang tepat akan menuju ke warna hitam. Secara visual lingkaran warna menggambarkan warna dengan temperatur, yaitu
warm (hangat) vs cool (dingin) sebagai bagian vital dalam komponen psikologi untuk memberikan pesan dari suatu warna secara spesifik. Warna merah, oranye dan kuning diasosiasikan dengan warna api dan matahari, sedangkan warna biru, hijau dan ungu terhubung dengan pikiran kita terhadap dinginnya laut, langit, dedaunan dan luar angkasa.
Warna biru, hijau turqouise dan perak merupakan warna cool (calming). Warna – warna warm color di antaranya merah, oranye, kuning dan emas. Mixed color yaitu ungu, lavender, hijau. Neutral color antara lain cokelat, beige, ivory, abu – abu, hitam, putih. Berikut skema warna yang terdiri dari : 1.
Skema monotone Tanpa penggunaan warna, hanya hitam, putih dan abu – abu. Bisa membuat penampilan sebuah produk menjadi eksklusif.
2.
Skema monokromatik Menggunakan satu warna yang dikombinasikan dengan warna turunannya.
3.
Skema analog Menggunakan tiga warna yang berdekatan, dengan turunan warnanya dalam lingkaran warna.
4.
Skema clash Menggunakan kombinasi, warna dengan warna di sebelah kanan atau kiri dari warna komplementernya.
5.
Skema komplementer Menggunakan kombinasi warna yang berlawanan dalam sebuah lingkaran warna.
2.3.4
Tipografi Tipografi merupakan representasi visual dari sebuah bentuk komunikasi verbal dan
merupakan properti visual yang pokok dan efektif. Tipografi dalam sebuah media terapan visual merupakan faktor yang membedakan antara desain grafis dan media ekspresi visual seperti lukisan. Lewat kandungan nilai fungsional dan nilai estetiknya, huruf memiliki potensi untuk menterjemahkan atmosfir yang tersirat dalam sebuah komunikasi verbal yang dituangkan melalui bentuk-bentuk visual. Faktor-faktor yang perlu diperhatikan dalam tipografi diantaranya adalah :
Readibility (keterbacaan) Merupakan tingkat atau level dimana sebuah tulisan dapat dipahami atau dibaca dengan mudah berdasarkan kompleksitas penggunaan kata – kata dan kalimat.
Clearity (kejelasan) Clearity adalah hal yang paling penting dalam memilih jenis huruf, yaitu tipografi yang menolong orang untuk membaca atau justru menyusahkan.
Visibility (dapat dilihat) Pemakaian tipe huruf harus disesuaikan dengan kompisisi yang baik.
Legibility Merupakan kejelasan visual dari penulisan teks, biasanya berdasarkan ukuran, jenis huruf, kontras, text block dan spasi antar huruf yang digunakan. Legibility adalah fungsi dari sebuah perancangan type face, sebuah perhitungan informal tentang bagaimana mudahnya untuk membedakan satu huruf dengan yang lainnya dalam jenis huruf tertentu. Sedangkan readbility merupakan standar ukuran bagaimana mudahnya kata, kalimat atau sebuah paragraf mudah dibaca. Berikut ini beberapa jenis huruf berdasarkan klasifikasi :
Roman Ciri dari huruf ini adalah memiliki sirip/kaki yang berbentuk lancip pada ujungnya. Huruf roman memiliki ketebalan dan ketipisan yang kontras pada garis – garis hurufnya. Kesan yang ditimbulkan adalah klasik, anggun, lemah, lemah gemulai dan feminim.
Egyptian Adalah jenis huruf yang memiliki ciri sirip/kaki yang berbentuk persegi seperti papan dengan ketebalan yang sama atau hampir sama. Kesan yang ditimbulkan adalah kokok, kuat, kekar dan stabil.
Sans Serif Pengertian Sans Serif adalah tanpa sirip, jadi huruf jenis ini tidak memiliki sirip pada ujungnya dan memiliki ketebalan huruf yang sama atau hampir sama. Kesan yang di tampilkan oleh huruf jenis ini adalah modern, kontemporer, dan efisien.
Script Huruf Script menyerupai goresan tangan yang dikerjakan dengan pena, kuas atau pensil tajam dan biasanya miring kekanan. Kesan yang ditimbulkannya adalah sifat pribadi dan akrab.
Miscellanous Huruf jenis ini merupakan pengembangan dari bentuk – bentuk yang sudah ada. Ditambah hiasan dari ornamen atau garis – garis dekoratif. Kesan yang dimiliki adalah dekoratif dan ornamental.
Tipografi dalam identitas visual terbagi menjadi dua macam, yaitu tipografi dalam logo dan tipografi yang digunakan dalam media –media aplikasi logo. Keduanya memiliki fungsi yang berbeda, sehingga karakteristik huruf yang dipakai pada keduanya pun berbeda.
2.3.5
Layout Membicarakan desain grafis tidak mungkin terlepas dari membicarakan layout. Pada
dasarnya layout dapat dijabarkan sebagai tata letak elemen-elemen desain terhadap suatu bidang dalam media tertentu untuk mendukung konsep/pesan yang di bawanya.
Menurut Surianto Rustan, pada dasarnya layout dapat dijabarkan sebagai tata letak elemen-elemen desain terhadap suatu bidang dalam media tertentu untuk mendukung konsep/pesan yang dibawanya. Mendesain layout adalah suatu proses tahapan kerja dalam desain. Dapat dikatakan bahwa desain merupakan arsiteknya, sedangkan layout pekerjanya.6 Prinsip dasar layout adalah juga prinsip dasar dalam komunikasi visual, antara lain :
Sequence (urutan) Bisa juga disebut sudah menjadi tugas seorang desainer untuk membuat prioritas dengan mengurutkan dari yang harus dibaca pertama sampai yang terakhir. Jika semua informasi ditampilkan sama kuatnya, maka pembaca akan kesulitan untuk menangkap pesan utamanya. Dengan adanya sequence akan memudahkan pembaca dalam mengurutkan pandangan matanya sesuai dengan yang diinginkan.
Emphasis (penekanan) Sequence bisa dicapai dengan adanya emphasis. Emphasis dapat dicapai dengan berbagai cara misalnya dengan memberikan ukuran yang jauh lebih besar dari elemen layout lainnya pada sebuah halaman, menggunakan warna yang kontras atau yang berbeda sendiri dengan latar belakang, menggunakan bentuk atau style yang berbeda, ataupun diletakkan di posisi yang strategis atau yang menarik perhatian. Bila pada umumnya kebiasaan orang membaca adalah dari atas kebawah dan dari kiri ke kanan, maka posisi yang pertama dilihat biasanya adalah sebelah kiri atas.
Balance (keseimbangan) Balance yaitu pembagian berat yang merata pada suatu bidang layout untuk menghasilkan kesan seimbang dengan menggunkana elemen-elemen yang dibutuhkan dan meletakannya pada tempat yang tepat. Tidak hanya pengaturan letak, tetapi juga
6
Surianto Rustan, Layout dan Penerapannya, PT. Gramedia Pustaka Utama, Jakarta, 2008.
ukuran, arah dan elemen-elemen lainnya. Ada dua macam keseimbangan pada layout, yaitu keseimbangan yang simetris dan keseimbangan yang tidak simetris.
Unity (kesatuan) Agar sebuah layout mempunyai kesan yang kuat bagi pembacanya, sebuah layout harus mempunyai unity. Teks, gambar, warna, ukuran, posisi, style dan semua elemen lainnya harus disusun secara tepat dan saling berkaitan. Tidak hanya dalam hal penampilan, namun juga kesatuan antara penampilan dengan pesan/komunikasi yang dibawa dalam konsep desain tersebut. Sebuah layout yang baik dalam komunikasi visual adalah menuangkan pengolahan
bahan tulisan dan seni (foto, ilustrasi atau gambar lainnya) pada suatu bidang kerja. Layout yang baik dapat berfungsi dengan benar apabila ada perencanaan yang akan dilakukan, penentuan tujuan dari karya, penentuan target audiens, perencanaan kemana atau dimana akan ditempatkan dan bagaimana cara pendistribusiannya. Layout yang baik dan benar dapat mengarahkan dan menggambarkan rentetan informasi untuk dipahami. 2.4
Landmark Landmark merupakan titik referensi seperti elemen node, tetapi orang tidak masuk
kedalamnya karena bisa dilihat dari luar letaknya. Landmark adalah elemen eksternal dan merupakan bentuk visual yang menonjol dari suatu daerah atau kota, misalnya gunung atau bukit, gedung tinggi, menara, tanda tinggi, tempat ibadah, pohon tinggi dan sebagainya. Beberapa Landmark hanya mempunyai arti didaerah kecil dan dapat dilihat hanya didaerah itu, sedangkan landmark lain mempunyai arti untuk keseluruhan kota dan bisa dilihat dari mana-mana. Landmark adalah elemen penting dari bentuk karena membentuk orang untuk mengorientasikan diri di dalam kota dan membantu orang mengenali suatu daerah. Landmark
mempunyai identitas yang lebih baik jika bentuknya jelas dan unik dalam lingkungannya, dan ada sekuens dari beberapa landmark serta ada perbedaan skala masing masing.7 Landmark sendiri pun dapat mempermudah manusia dalam mengenali tempat berpijak, ketika kita mengunjungi suatu kawasan yang belum pernah kita kenal ataupun kita kunjungi, kita akan mencari suatu yang dapat kita jadikan sebagai acuan awal yang menjadi patokan kita untuk kembali apabila akan berkeliling kawasan tersebut. Acuan awal yang kita pilih pasti sesuatu yang mudah diingat, seperti tugu, taman kota atau tempat kita dimana pertama kali memasuki kawasan tersebut seperti gapura, bandara, terminal dan sebagainya. Dalam perancangan suatu kawasan, keberadaan acuan tersebut sangat penting. Tidak adanya acuan yang dapat digunakan akan membawa citra kurang baik bagi kawasan tersebut. Terlebih bagi pengunjung dari luar kawasan atau lebih sering disebut turis karena akan membuat bingung ketika mereka berkeliling dalam kawasan tersebut. Selain digunakan sebagai penanda kawasan, keberadaan Landmark juga sering digunakan sebagai hirearki suatu wilayah. Banyak contoh dimana suatu Landmark kawasan menjadi titik penting dalam merencanakan tata kota, jalur transportasi, maupun hierarki kebudayaan. Dalam suatu kawasan maju yang mempunyai penduduk padatdan banyaknya bangunan baik hunian, komersial, pendidikan dan pemerintahan dan dibutuhkan sesuatu yang menjadi acuan untuk menemukan arah. Adanya Landmark yang lebih menonjol daripada bangunan sekitar akan membantu untuk dapat menentukan arah tujuan. Acuan tersebut dapat berupa bangunan tinggi, jembatan layang, monumen dan sebagainya. Aspek paling penting adalah acua tersebut dapat terlihat menonjol daripada bangunan lainnya.
7
Markus Zahnd, Perancangan Kota Secara Terpadu, Kanisius, Yogyakarta, 2009, hlm. 160.
Pengunjung kota paris akan lebih cepat menemukan arah ke Menara Eiffel karena ketinggian bangunan yang terlihat jelas. Begitu juga menara Petronas, World Trade Centre dan bangunan tinggi lain di dunia. Disamping bangunan tinggi, keberadaan bukit atau gunung dari suatu kawasan akan memberi informasi arah yang jelas, seperti gunung merapi yang berada di sebelah utara kota Yogyakarta.
MENARA EIFFEL
WTC
Bangunan dalam suatu kawasan memang memberikan warna. Namun hal tersebut hanya jika dilihat dari sudut pandang yang memungkinkan.begitu juga dengan ketinggian bangunan beraneka ragam, akan membentuk skyline dari kawasan tersebut. Ketinggian bagunan yang hanya dapat dilihat dari puncaknya saja akan memberi nilai artistik luar biasa bagi kawasan tersebut. Keunikan dari tata bangunan dapat menjadi Landmark tersendiri bagi kawasan tersebut. 2.4.1 Kriteria Desain Landmark Dalam perancangan Landmark dikenal adanya tiga kriteria desain, yakni kriteria terukur, kriteria tidak terukur dan kriteria generik. Kriteria terukur adalah kriteria yang secara kuantitatif dapat diukur dan biasanya berhubungan dengan ketinggian, besar, rasio ukuran luas lantai, setback, building coverage dan sebagainya.
Penggunanaan analisa dengan kriteria tidak terukur terdapat di dalam beberapa konsep yang perlu diperbandingkan untuk memperoleh persamaan persepsi. Tiga konsep yang dibahas adalah kriteria dari Urban Design Plan of San Francisco (1970), UrbanSystem Research and Engineering, Inc (1977), dan Kevin Lynch (1981). Menurut Urban Design Plan of San Francisco, ada sepuluh prinsip, yaitu :
Kenyamanan (amenity comfort) Prinsip
kenyamanan
menekankan
pada
kualitas
lingkungan
kota
dengan
mengakomodasikan pola pesestarian yang dilengkapi tanaman, menghindari silau dan sebagainya.
Tampak yang menarik (visual interest) Tampak yang menarik menekankan pada kualitas estetis lingkungan, antara lain karakter arsitektur dan lingkungan bangunan yang menyenangkan.
Kegiatan (activity) Menekankan pada pentingnya pergerakan dan dimensi kehidupan.
Kejelasan dan Kenikmatan (clarity and convenience) Untuk menciptakan faktor kejelasan dan kenikmatan dapat dilakukan dengan memanfaatkan ruang kosong.
Karakter khusus (character distinctivities) Karakter khusus menekankan pada identitas individual yang berpengaruh dalam struktur Landmark.
Ketajaman (definition) Prnsip ketajaman menitikberatkan pada interfacing antara bangunan dan ruang terbuka suatu kawasan yang dapat memperjelas dan memudahkan persepsi ruang luarnya. Ketajaman ruang ini sangat berkaitan dengan faktor – faktor pemandangan, karakter, serta pencapaiannya.
Prinsip – prinsip pemandangan kawasan (the principle of views encompase) Prinsip prinsip pemandangan kawasan memperhatikan aspek estetik terhadap lingkungan atau persepsi orang pada saat melakukan orientasi terhadap lingkungan kota. Misalnya penempatan bangunan dan massa bangunan akan memberikan karakter estetik serta petunjuk pencapaian bagi masyarakat.
Variasi/kontras (variety/contrast) Prinsip varias/kontras diarahkan pada susunan bentuk model bangunan yang akan menjadi point of interest di lingkungannya.
Harmoni/kecocokan (harmony compability) Prinsip harmoni/kecocokan menekankan pada aspek arsitektural dna kecocokan estetika yang berkaitan dengan masalah topografi yang harus di antisipasi dalam perencanaannya, baik masalah skala maupun bentuk massanya.
Integrasi skala dan bentuk (scale and pattern integrated) Prinsip integrasi skala dan bentuk ini bertujuan untuk mencapai skala manusia di lingkungan kota, yang menekankan pada ukuran, besar bangunan dan massa bangunan, demikian pula dimensi estetika yang berhubungan dengan kepekaan dan efek tekstur bangunan dengan skala pemandangan dari arah tertentu.8
Sedangkan konsep Urban System Research and Engineering, Inc. (1977) lebih menekankan pada kualitas visual yang dikelompokkan dalam tujuh kategori sebagai berikut :
Kelayakan hubungan Kelayakan hubungan ini menitikberatkan pada harmoni atau kecocokan ruangan antara perumahan dan kota yang berkaitan dengan faktor lokasi, warna dan bentuk material. Disamping itu aspek lain yang harus diperhatikan adalah aspek historis,
8
Edy Darmawan, Analisa Ruang Publik Arsitektur Kota, Badan Penerbit Universitas Diponegoro Semarang, 2005, hlm. 6-7.
aspek budaya, komponen yang cocok dengan nilai bangunan sehingga dapat mengingatkan kembali bagi setiap orang.
Ekspresi dari identitas Untuk memberikan ekspresi identitas, status dan nilai – nilai masyarakat perlu penekanan desain terutama peranan warna, material bangunan dan ekspresi bangunan secara individual.
Pencapaian dan orientasi Faktor penting yang harus diperhatikan adalah kejelasan dan keamanan sehingga semua orang tahu akan kemana dan apa yang akan dilakukan.
Pendukung aktivitas Kegiatan masyarakat akan memberi karakter perilaku mereka melalui tanda – tanda yang didesain khusus termasuk elemen fisik, ukuran dan lokasi.
Pemandangan Menekankan pada pencapaian bangunan – bangunan ke arah ruang – ruang publik.
Elemen – elemen alam Menciptakan desain yang memanfaatkan unsur – unsur alam yang ada di lokasi.
Kepedulian dan perawatan Memperhatikan pemilihan komponen dalam desain yang mudah perawatan dan pengelolaannya.9
Selanjutnya Kevin Lynch populer dengan lima dimensi tampilan, yaitu vitality, sense, fit, access dan control.
9
Edy Darmawan, Analisa Ruang Publik Arsitektur Kota, Badan Penerbit Universitas Diponegoro Semarang, 2005, hlm. 7-8.
Vitalitas Dimensi vitalitas merupakan suatu kriteria umum yang menitikberatkan pada suatu sistem keamanan, kecocokan ukuran atau kelayakan antara tuntutan manusia dalam hal temperatur, anatomi tubuh dan fungsi tubuh.
Kepekaan Dimensi kepekaan yang dimaksud disini meliputi bentuk, kualitas dan identitas lingkungan. Hal tersebut dapat dicapai melalui sense of place dengan disain bentuk yang khusus atau suatu kegiatan yang menyentuh hati masyarakat, Structure, suatu rasa yang diciptakan melalui orientasi bentuk, landmark, hierarki tertentu, waktu kejadian.
Kelayakan Menitikberatkan pada kelayakan antara ruang dan karakter bentuk yang ada.
Pencapaian Memperhatikan kemampuan orang menuju ke tempat orang lain, tempat kegiatan, sumber daya yang ada, tempat informasi dan tempat pelayanan.
Pemeriksaan10
Pengontrolan di arahkan pada ruang – ruang kegiatan, tempat rekreasi, mana yang perlu diperbaiki atau dimodifikasi. Disamping kontrol pengelolaan terhadap siapa yang menggunakan dan bekerja serta siapa saja yang ada didalamnya.
2.4.2
Jenis Landmark Adapun beberapa jenis Landmark yang banyak kita temui di setiap daerah, yaitu :
10
Landmark besar yang dapat dilihat dari jauh
Ibid, hlm. 8-9.
Landmark kecil yang dapat dilihat dari dekat saja, seperti kolam, air mancur, patung, taman dan lain – lain.
2.4.3 Fungsi Landmark Fungsi Landmark secara umum adalah sebagai berikut :
Sebagai orientasi tempat.
Sebagai struktur aktivitas suatu tempat.
Sebagai pengarah rute pergerakan.
Sebagai tanda atau ciri suatu tempat.
Sebagai informasi tentang hubungannya dengan tempat-tempat lain.