BAB II KERANGKA TEORI
2.1 Strategi 2.1.1 Pengertian Strategi Strategi bagi sebagian organisasi merupakan cara untuk mengatasi dan mengantisipasi setiap masalah yang timbul serta kesempatan-kesempatan untuk masa yang akan datang. Dengan demikian strategi harus dapat memberikan gambaran yang jelas dan terarah apa yang perlu dan akan dilaksanakan oleh suatu organisasi. Menurut Glueck (dalam Amirullah, 2015:4) strategi adalah sebuah rencana yang disatukan, luas dan terintegrasi yang menghubungkan keunggulan strategi perusahaan dengan tantangan lingkungan dan yang dirancang untuk memastikan bahwa tujuan utama perusahaan itu dapat dicapai melalui pelaksanaan yang tepat oleh organisasi. Menurut Jatmiko (2004:134) strategi merupakan serangkaian komitmen dan tindakan yang terintegrasi dan terkoordinasi yang dirancang untuk mengeksploitasi kompetensi inti dan mendapatkan keunggulan kompetitif. Selain itu, menurut Stanton (dalam Amirullah, 2015:4) strategi adalah suatu rencana dasar yang luas dari suatu tindakan organisasi untuk mencapai suatu tujuan. Supriyono (dalam Amirullah, 2015:4) mengatakan bahwa strategi adalah satu kesatuan rencana perusahaan atau organisasi yang komprehensif dan terpadu yang diperlukan.
7
Universitas Sumatera Utara
8
Dengan demikian, dapat disimpulkan bahwa disebut strategi itu adalah suatu kesatuan rencana perusahaan yang menyeluruh, komprehensif dan terpadu yang digunakan untuk mencapai tujuan perusahaan. Berikut ini adalah gambaran tentang bagaimana konsep strategi digunakan oleh perusahaan atau organisasi. Gambar 2.1 Strategi sebagai Upaya Pencapaian Tujuan Organisasi
Sumber: Amirullah. 2015. Manajemen Strategi:Teori Konsep Kinerja, Jakarta: Mitra Wacana Media. hal. 5.
2.1.2 Tipe – Tipe Strategi Menurut Rangkuti (2014:6), pada prinsipnya strategi dapat dikelompokkan berdasarkan tiga tipe strategi, yakni sebagai berikut: 1. Strategi Manajemen Strategi manajemen meliputi strategi yang dapat dilakukan oleh manajemen dengan orientasi pengembangan strategi secara makro. Misalnya, strategi pengembangan produk, strategi penetapan harga, strategi akuisisi, strategi pengembangan pasar, strategi mengenai keuangan, dan sebagainya
Universitas Sumatera Utara
9
2. Strategi Investasi Strategi ini merupakan kegiatan yang berorientasi pada investasi. Misalnya, apakah perusahaan ingin melakukan strategi pertumbuhan yang agresif atau berusaha mengadakan penetrasi pasar, strategi bertahan, strategi pembangunan kembali suatu divisi baru atau strategi divestasi dan sebagainya. 3. Strategi Bisnis Strategi bisnis ini sering juga disebut strategi bisnis secara fungsional karena strategi ini berorientasi pada fungsi-fungsi kegiatan manajemen. Misalnya, strategi pemasaran, strategi produksi atau operasional, strategi distribusi, strategi organisasi, dan strategi-strategi yang berhubungan dengan keuangan.
2.2 Manajemen Strategi 2.2.1 Pengertian Manajemen Strategi Manajemen strategi terbentuk dari 2 kata yaitu manajemen dan strategi, dimana manajemen strategi merupakan ilmu dalam membuat (formulating) menerapkan dan mengevaluasi keputusan-keputusan strategi antar fungsi-fungsi manajemen yang memungkinkan sebuah organisasi mempunyai tujuan yang disesuaikan dengan kondisi lingkungan dimana organisasi itu berada. Dalam hal ini manajemen strategi mencakup aliran keputusan, cara-cara membentuk strategi, membuat keputusan desain serta program perusahaan dan mengembangkan strategi-strategi yang efektif (Amirullah, 2015:5).
Universitas Sumatera Utara
10
Menurut Pearce dan Robinson (dalam Amirullah, 2015:5) mendefenisikan manajemen strategi sebagai sekumpulan keputusan dan tindakan yang menghasilkan perumusan (formulasi) dan pelaksanaan (implementasi) rencanarencana yang dirancang untuk mencapai sasaran-sasaran perusahaan. Sedangkan menurut Jauch dan Glueck (dalam Amirullah, 2015:5) manajemen strategi adalah sejumlah keputusan dan tindakan yang mengarah pada penyusunan suatu strategi atau sejumlah strategi yang efektif untuk membantu mencapai sasaran perusahaan. Dengan demikian, manajemen strategi adalah suatu tindakan manajerial yang
mencoba
untuk
mengembangkan
potensi
perusahaan
didalam
mengeksploitasi peluang bisnis yang muncul guna mencapai tujuan perusahaan yang telah ditetapkan berdasarkan misi yang telah ditetapkan. Implikasi dari pengertian tersebut adalah perusahaan berusaha meminimalkan kekurangan (kelemahan), dan berusaha melakukan adaptasi dengan lingkungan sekitar baik mikro maupun makro.
2.2.2 Manfaat Manajemen Strategi Menurut Supriyono (dalam Amirullah 2015:6) manfaat menerapkan manajemen strategi sebagai berikut: 1. Manajemen strategi merupakan satu cara untuk mengantisipasi masalahmasalah dan kesempatan-kesempatan masa depan pada kondisi yang berubah dengan cepat. 2. Manajemen strategi dapat memberikan tujuan dan arah masa depan yang jelas bermanfaat pada semua karyawan.
Universitas Sumatera Utara
11
3. Pada saat ini manajemen strategi banyak dipraktekkan di dalam industri karena tugas para eksekutif puncak menjadi lebih mudah dan kurang berisiko. 4. Manajemen strategi adalah kaca mata yang bermanfaat untuk memonitor apa yang terjadi di perusahaan atau malah mengarah pada kegagalan. 5. Memberi informasi kepada manajer puncak didalam merumuskan tujuan akhir di perusahaan dengan memperhatikan etika masyarakat dan lingkungan. 6. Hasil penelitian menunjang bahwa strategi dapat membantu praktikpraktik manajemen. 7. Perusahaan yang menyusun strategi biasanya lebih efektif dibandingkan dengan perusahaan yang tidak menyusun strategi. Sedangkan menurut Wahyudi (dalam Amirullah 2015:7), ada beberapa manfaat yang diperoleh perusahaan jika menerapkan manajemen strategi yaitu: 1. Memberi arah jangka panjang yang akan dituju. 2. Membantu perusahaan beradaptasi pada perubahan-perubahan yang terjadi. 3. Membuat suatu perusahaan menjadi lebih efektif. 4. Mengidentifikasi
keunggulan
komparatif
suatu
perusahaan
dalam
lingkungan yang beresiko. 5. Aktivitas pembuatan strategi akan mempertinggi kemampuan perusahaan untuk mencegah munculnya masalah di masa yang akan datang.
Universitas Sumatera Utara
12
6. Keterlibatan karyawan dalam pembuatan strategi akan lebih memotivasi mereka pada tahap pelaksanaannya. 7. Aktivitas tumpang tindih akan dikurangi. 8. Keengganan untuk berubah dari karyawan lama dapat dikurangi. Dengan menggunakan manajemen strategi sebagai suatu kerangka kerja untuk menyelesaikan tiap-tiap masalah dalam organisasi, maka manajer diajak untuk berpikir lebih kreatif dan secara strategi. Pemecahan masalah dengan menghasilkan dan mempertimbangkan lebih banyak alternatif yang dibangun dari suatu analisis yang lebih teliti akan lebih menjanjikan suatu hasil yang menguntungkan (Amirullah, 2015:7).
2.2.3 Tahapan Manajemen Strategi Menurut Pearce dan Robbinson (dalam Amirullah, 2015:15) tahapantahapan manajemen strategi adalah sebagai berikut: 1. Menetapkan misi dan tujuan organisasi. Tujuan dan misi perusahaan penting untuk menentukan penilaian dari pembuat keputusan terpenting perusahaan. 2. Meneliti ancaman dan peluang. Meneliti ancaman dan peluang dilakukan untuk mengetahui lingkungan perusahaan yang selalu berubah. 3. Meneliti kekuatan dan kelemahan. Hal ini dilakukan untuk menentukan kekuatan dan kelemahan internal yang dimiliki oleh perusahaan.
Universitas Sumatera Utara
13
4. Mempertimbangkan alternatif strategi. Untuk menentukan strategi yang akan dipilih sesuai dengan keadaan perusahaan dan keadaan lingkungan baik pada masa sekarang maupun masa yang akan datang. 5. Memilih strategi. Setelah mempertimbangkan strategi, maka dilakukan pemilihan strategi yaitu untuk memastikan strategi yang tepat 6. Implementasi strategi. Perusahaan harus dapat mengalokasikan sumber daya dan menyesuaikan kebijakan fungsional sesuai dengan strategi yang dipilih. 7. Evaluasi strategi. Evaluasi strategi dilakukan untuk memastikan pelaksanaan strategi dapat mencaapai tujuan.
2.3 Keunggulan Bersaing 2.3.1 Pengertian Keunggulan Bersaing Keunggulan bersaing adalah kemampuan suatu perusahaan untuk meraih keuntungan ekonomis diatas laba yang mampu diraih oleh pesaing didalam industri yang sama (Porter dalam Sunyoto, 2015:155). Sedangkan menurut Kaswan (2012:2) keunggulan bersaing adalah kemampuan suatu organisasi memperoleh keunggulan pasar atas pesaingnya. Dan menurut Feurer dan Chaharbaghi; Chaharbaghi dan Linch (dalam Amirullah, 2015:94) keunggulan bersaing (competitive advantage) diartikan sebagai faktor atau kombinasi dari faktor-faktor yang membuat suatu organisasi
Universitas Sumatera Utara
14
memiliki kinerja yang lebih baik dibandingkan dengan organisasi lainnya dalam suatu industri atau pasar produk yang sama atau dalam suatu lingkungan persaingan. Kinerja yang lebih baik tersebut disebabkan oleh beberapa faktor-faktor perusahaan yang menjadikan perusahaan terseut ternilai lebih baik dari pada perusahaan lain. Faktor-faktor perusahaan yang dimaksud adalah seperti lokasi perusahaan yang lebih unggul, keterampilan dan keahlian karyawan, serta efisiensi dalam menjalankan perusahaan.
2.3.2 Jenis-Jenis Keunggulan Bersaing Keunggulan bersaing menurut Porter , Hil dan Jones (dalam Amirullah, 2015:95) terdiri atas dua jenis yaitu keunggulan biaya/harga dan keunggulan diferensiasi. Porter (1992) perusahaan dikatakan memiliki keunggulan biaya apabila biaya komulatifnya dalam melakukan semua aktivitas nilai rendah dari pada biaya pesaing. Nilai strategi keunggulan biaya tergantung pada kesanggupannya untuk bertahan. Kesanggupan bertahan akan ada apabila sumber keunggulan biaya perusahaan sukar ditiru oleh pesaing. Porter (dalam Amirullah, 2015:95), perusahaan mendefenisikan diri dengan para pesaingnya jika perusahaan tersebut dapat memiliki keunikan dalam sesuatu yang dinilai penting oleh pembeli selain dari sekedar penawaran yang rendah. Diferensiasi memungkinkan perusahaan untuk menawarkan dengan harga tinggi (harga premi), menjual produknya semakin banyak pada harga tertentu atau memperoleh sejumlah manfaat yang setara. Diferensiasi memungkinkan perusahaan meraih prestasi unggul jika harga-premi yang berhasil ditawarkan
Universitas Sumatera Utara
15
lebih besar dari pada biaya tambahan mana pun dan usaha memperoleh keunikan tersebut. Keunggulan kompetitif perusahaan bukan saja pada biaya dan kualitas tetapi juga dalam setiap komponen produk perusahaan. Jenis keunggulan kompetitif yang relatif baru adalah keunggulan reaksi (reaction advantage). Makinen (dalam Amirullah, 2015:95) mendefenisikan keunggulan reaksi adalah keunggulan yang digunakan oleh perusahaan yang mengakui bahwa waktu tunggu yang singkat (short leat times) baik untuk memperkenalkan poduk baru atau merespon pesanan pelanggan menjadi bagian yang sangat penting dari keunggulan kompetitif.
2.3.3 Komponen Keunggulan Bersaing Keunggulan bersaing yang telah dimiliki oleh suatu perusahaan dibangun dengan berlandaskan pada beberapa komponen. Menurut Hill dan Jones (dalam Amirullah, 2015:96) keunggulan biaya dan diferensiasi yang berhail dicapai suatu perusahaan dibangun dengan berlandaskan pada efisiensi, kualitas, inovasi dan customer responsiveness. Keempat komponen yang saling terkait ini merupakan pilar keunggulan kompetitif yang dapat diadopsi perusahaan tanpa memandang industrinya, produk atau jasa yang dihasilkan. Komponen keunggulan bersaing yang pertama adalah efisien. Sebuah perusahaan dikatakan semakin efisien jika perusahaan tersebut memerlukan input yang semakin sedikit untuk menghasilkan output yang ditentukan sehingga struktur biayanya semakin rendah. Bagi perusahaan pada umumnya, komponen paling penting dan efisien adalah produktivitas karyawan yang biasanya diukur
Universitas Sumatera Utara
16
menurut output karyawan. Dengan mengasumsikan faktor lain konstan, perusahaan yang memiliki produktivitas karyawan yang tinggi dalam suatu industri akan memiliki biaya produksi yang palig rendah. Dengan kata lain, perusahaan itu akan memiliki keunggulan kompetitif berbasis biaya. Selain itu, komponen keunggulan bersaing lainnya adalah kualitas. Hill dan Jones (dalam Amirullah,2015:97) menyatakan bahwa produk yang berkualitas adalah barang dan jasa yang reliabel dalam arti bahwa barang dan jasa tersebut dapat melaksanakan fungsi yang telah didesain. Keunggulan kualitas memberikan dua keuntungan yaitu : 1. Konsumen akan memberikan nilai yang lebih tinggi terhadap produk tersebut yang selanjutnya peningkatan nilai ini akan memugkinkan perusahaan membebani harga yang lebih tinggi untuk produk tersebut. 2. Dapat menimbulkan keunggulan kompetitif yang berasal dari efisiensi yang lebih besar dan biaya per satuan yang lebih rendah. Menurut Ozsmer, Calantone dan Benedetto (dalam Amirullah,2015:98) inovasi adalah kemampuan perusahaan untuk memperkenalkan produk baru dan proses produksi untuk mengkapitalisasi Perusahaan dapat melakukan inovasi dengan dua cara mendasar yaitu dengan meniru atau mengembangkan inovasi mereka sendiri. Komponen keunggulan bersaing lainnya adalah customer responsive. Ulrich (dalam Amirullah,2015:98) menjelaskan bahwa suatu tema yang konsisten bagi keunggulan dimasa yang akan datang adalah membangun dan menjalankan organisasi yang bersifat responsive terhadap pelanggan.Untuk mencapai
Universitas Sumatera Utara
17
responsifitas pelanggan suatu perusahaan harus dapat memberikan apa yang diinginkan pelanggan ketika mereka membutuhkannya. Perusahaan yang semakin responsive terhadap kebutuhan pelanggannya, semakin besar loyalitas merek yang dapat dicapai perusahaan dan sebaliknya.
2.3.4 Konsep Bersaing dalam Persaingan Untuk berhasil dalam upaya merebut dan memenangkan persaingan merupakan suatu hal yang memerlukan pemikiran, perencanaan strategis yang matang dan komprehensif. Ada banyak aspek yang terkait dengan usaha memenangkan suatu persaingan ((Sunyoto, 2015:5). Menurut Frinces (dalam Sunyoto,
2015:5),
aspek-aspek
yang dapat
diidentifikasi
terkait
usaha
memenangkan suatu persaingan adalah sebagai berikut: 1. Menentukan apa yang dipersaingkan 2. Merumuskan tujuan persaingan atau yang akan dipersaingkan 3. Sasaran strategis dari persaingan 4. Ruang lingkup persaingan 5. Waktu persaingan dinyatakan sebagai titik awal persidangan dan kapan usaha atau kegiatan persaingan akan dilakukan atau dimulai 6. Membuat rencana strategis yang komprehensif dari agenda persaingan 7. Membuat analisis SWOT (Strengths Weaknesses Opportunities Threaths) lawan persaingan untuk mengetahui kekuatan dan kelemahan lawan serta mengkaji secara kritis potensi dan prospek.
Universitas Sumatera Utara
18
Secara umum, konsepsi persaingan adalah adanya kondisi persaingan yang memerlukan suatu sikap dan tindakan yang dirancang secara sistematik berisikan analisis lingkungan, strategi dan kebijakan strategis bersaing untuk mengungguli pihak lain (lawan) untuk mempertahankan, mengambil dan merebut potensi, peluang dan posisi strategis yang akan, sedang, dan telah diambil/direbut oleh pihak lain (lawan) karena berpotensi mengurangi, mempersulit, mengancam, dan membahayakan pangsa pasar, keuntungan, dan prospek pertumbuhan dan pekembangan produk, jasa dan organisasi (Sunyoto, 2015:7). Menurut Frinces (dalam Sunyoto, 2015:7), untuk menghindari persaingan dapat ditinjau dari beberapa strategi yaitu: 1. Pasar a. Tidak menghasilkan produk dan jasa yang sama dan menjual pada pasar yang sama b. Membagi pasar dalam beberapa segmen dan memberikan segmen tertentu terhadap pesaing tertentu c. Menciptakan pasar baru di lokasi yang berbeda d. Melakukan segmentasi pasar baru di tempat yang sama 2. Kerja sama dan kemitraan a. Mengadakan kerja sama dengan membangun kemitraan strategis untuk mengatur tata perdagangan dalam pasar yang berbeda atau di dalam pasar yang sama dan menguntungkan semua pihak b. Melakukan pola kerja sama dalam produksi yang saling melengkapi dari kepentingan produksi dari pihak-pihak yang terkait
Universitas Sumatera Utara
19
c. Menciptakan sinergis antar pihak yang berpotensi bersaing 3. Keunggulan komparatif a. Mencari elemen keunggulan komparatif bisnis jika kebijakan harga sulit diterapkan untuk menghindari persaingan b. Selalu menciptakan adanya keunggulan komparatif produk dan jasa diatas produk dan jasa pesaing 4. Melakukan suplai bersama dengan pembagian porsi yang disepakati terhadap pembeli 5. Selalu menjaga kualitas produk dan jasa selalu berada diatas kualitas produk dan jasa pesaing. 6. Melakukan diversifikasi harga atau kebijakan harga yang dapat membuat pesaing sulit bersaing.
Untuk memenangkan suatu persaingan diperlukan langkah strategis sebagai berikut: 1. Selalu berada didepan para pesaing baik dalam promosi, pembentukan citra maupun pemberian informasi. 2. Lebih unggul dari apa yang dimiliki pesaing seperti kualitas, kesesuaian produk, daya tahan, harga, sistem pembayaran, pelayanan, dan pemeliharaan, penawaran produk purna jual, delivery order , discount harga, garansi produk dan kemasan. 3. Kerja sama pelayanan dengan produk atau usaha yang sama dengan perusahaan lain seperti membeli tiket pesawat, tidak pernah terlambat atau tepat waktu, dan refund jika terjadipembatalan pembelian mendadak.
Universitas Sumatera Utara
20
4. Mempunyai keunggulan baru seperti unggul dalam ukuran produk, rasa, distribusi produk, posisi pasar dan teknologi yang digunakan. 5. Memiliki keunggulan mutlak, suatu keunggulan yang harus diciptakan dimana pihak pesaing akan kalah bersaing dengan adanya keunggulan tersebut, misalnya bidang sumber daya manusia, kepemimpinan, organisasi, strategi bisnis, teknologi, kualitas, inovasi, promosi, modal, sistem jaringan, komunikasi dan lain-lain. 6. Memiliki strategi dan kebijakan strategis yang tepat, misalnya strategi biaya rendah, pembedaan produk, stabilitas, bertahan
hidup, ekspansi
produk, kualitas, harga, pelayanan dan sebagainya.
2.4 Analisis Lingkungan Certo (dalam Amirullah,2015:22) mengartikan analisis lingkungan adalah proses pengamatan terhadap organisasi untuk mengidentifikasi ancaman dan peluang saat ini dan masa akan datang yang mempengaruhi kemampuan organisasi untuk mencapai tujuannya. Sedangkan menurut Jauch dan Glueck (dalam Amirullah,2015:21), analisis lingkungan adalah analisis untuk menentukan peluang dan ancaman yang mempunyai arti penting bagi perusahaan di masa yang akan datang yang meliputi upaya penentuan kekuatan dan kelemahan perusahaan pada waktu sekarang atau yang mungkin berkembang. Identifikasi
faktor-faktor
lingkungan
yang
mempengaruhi
kinerja
perusahaan biasanya disebut dengan analisis SWOT. Jika dikaitkan dengan
Universitas Sumatera Utara
21
analisis SWOT dan daya saing perusahaan, maka analisis lingkungan sangat penting dilakukan dengan alasan sebagai berikut: 1. Mengetahui kondisi saat ini dan memprediksi keadaan masa depan perusahaan 2. Mendapatkan informasi tentang competitor, customer , dan stake holder. 3. Dapat mengidentifikasi peluang (opportunity) dan ancaman (threat) 4. Untuk dapat mengeksplor kekuatan (strength) dan kelemahan (weakness) 5. Menjamin tercapainya keunggulan bersaing (competitive advantage)
2.4.1 Analisis Lingkungan Internal Lingkungan internal merupakan faktor-faktor yang berada di dalam organisasi yang mencerminkan kekuatan-kekuatan (strengths) dan kelemahankelemahan (weaknesses) yang ada di dalam organisasi. Analisis lingkungan internal adalah upaya untuk mengidentifikasi kekuatan (strength) dan kelemahan (weakness) perusahaan. Kekuatan (strength) merupakan suatu kondisi perusahaan yang mampu melaksanakan semua tugasnya secara baik karena memiliki sumber daya, keterampilan atau keunggulan-keunggulan lain relatif terhadap pesaing dan kebutuhan pasar yang dilayaniatau yang ingin dilayani oleh perusahaan. Sebaliknya, kelemahan merupakan kondisi dimana perusahaan kurang mampu melaksanakan tugasnya dengan baik karena memiliki keterbatasan atau kekurangan dalam sember daya, keterampilan dan kapabilitas yang secara serius menghambat kinerja efektif perusahaan.
Universitas Sumatera Utara
22
Setelah
faktor-faktor
internal
perusahaan
diidentifikasi
langkah
selanjutnya untuk melakukan diagnosa terhadap faktor internal strategi, perusahaan dapat menggunakan suatu model Matrik IFAS.
2.4.2 Analisis Lingkungan Eksternal Analisis lingkungan eksternal adalah aktivitas analisis tentang dimensi peluang (opportunity) dengan ancaman (threat). Dalam melakukan analisis lingkungan eksternal, perusahaan menggali dan mengidentifikasi semua peluang (opportunity) yang berkembang dan menjadi tren pada saat itu serta mengidentifikasi ancaman (threat) dari pesaing dan calon pesaing serta faktor eksternal lainnya (Amirullah, 2015:23). Peluang (opportunity) adalah faktor-faktor lingkungan luar yang positif yang dapat dan mampu mengarahkan kegiatan organisasi kearahnya. Sedangkan ancaman (threat) adalah faktor-faktor lingkungan luar yang mampu menghambat pergerakan organisasi. Analisis peluang (opportunity) mengidentifikasi kesenjangan antara tuntutan pasar dan apa yang saat ini tersedia.Hal ini juga dapat dipakai untuk menganalisis potensi perubahan pasar yang dapat meningkatkan prospek untuk layanan atau produk. Sedangkan analisis ancaman (threat) merupakan upaya untuk mengidentifikasi faktor-faktor yang tidak menguntungkan yang mungkin merugikan bisnis. Seperti peluang, ancaman diidentifikasi dengan memantau lingkungan untuk trend yang relevan dan perubahan pasar.
Universitas Sumatera Utara
23
Setelah analisa lingkungan lengkap, perencana strategi harus mendiagnosa hasilnya, menilai arti penting peluang dan ancaman yang ditemukan sebelum keputusan dibuat. Penyusunan strategi menilai mana informasi yang dapat memberikan kesempatan-kesempatan dan mana informasi yang merupakan ancaman. Untuk melakukan diagnosa terhadap faktor eksternal strategi, perusahaan dapat menggunakan suatu model Matrik EFAS.
2.5 Kerangka Konseptual Suatu strategi merupakan sejumlah tindakan yang terintegrasi dan terkoordinasi yang diambil unuk mendayagunakan kompetensi inti serta memperoleh keunggulan bersaing. Untuk dapat mencapai daya saing strategi sebuah perusahaan harus menganalisis lingkungan bisnisnya terlebih dahulu baik lingkungan eksternal maupun lingkungan internal. Analisis lingkungan eksternal bertujuan untuk mengidentifikasi peluang dan ancaman dalam lingkungan tersebut. Sedangkan analisis lingkungan internal bertujuan untuk mengidentifikasi kekuatan dan kelemahan dari perusahaan. Dalam penelitian ini, penulis menggunakan metode analisis SWOT untuk merumuskan strategi bisnis yang tepat agar dapat meraih keunggulan bersaing. Secara sistematis, kerangka konseptual dalam penelitian yang akan diteliti oleh penulis dapat digambarkan sebagai berikut :
Universitas Sumatera Utara
24
Gambar 2.2 Kerangka Konseptual
Sumber: Penulis
2.6 Penelitian Terdahulu Penelitian terdahulu yang digunakan sebagai bahan referensi dalam penelitian ini adalah sebagai berikut: 1. Moch. Dicky Fatomy, 2014 (Universitas Brawijaya) Penelitian ini berjudul Analisis Strategi Bersaing Pada Pabrik Gitar CV Darieos Kecamatan Kepanjen, Di Kota Malang. Penelitian ini didahului dengan menganalisis lingkungan eksternal dan lingkungan internal, analisis strategi ini dilakukan melalui pendekatan manajemen strategis dengan menggunakan alat bantu, antara lain matriks EFE, matriks IFE, Matriks CPM, Matriks SWOT, Matriks IE, dan Grand Strategy. Kemudian hasil dari perumusan strategi dengan alat bantu yang telah disebutkan
Universitas Sumatera Utara
25
sebelumnya, dibandingkan dan dievaluasi dengan menggunakan alat bantu Tahap Pengambilan Keputusan dan Pemilihan Strategi (Decision Stage) dan QSPM (Quantitative Strategic Planning Matrix) untuk menganalisis hasil akhir. Dari analisis Hasil akhir penelitian ini menyarankan agar CV. Darieos perlu melakukan strategi pengembangan pasar untuk dapat bersaing dengan para pesaing lainnya. 2. Marta Lestari Nababan, 2015 (Universitas Sumatera Utara) Penelitian ini berudul Strategi Keunggulan Bersaing Pada UKM Kacang Garing Martabe Dalam Menghadapi Persaingan Antar Usaha Kacang Garing Di Silangkitang-Tapanuli Utara. Dalam penelitian ini terlebih dahulu dilakukan analisis lingkungan menggunakan matriks EFE dan CPM,
lalu
tahap
selanjutnya
adalah
tahap
pencocokan
untuk
memunculkan alternatif strategi perusahaan. Tahap ini dilakukan dengan menggunakan dua alat analisis yaitu Matriks SWOT dan Matriks IE. Kemudian tahap keputusan dalam perumusan strategi bersaing dilakukan dengan menggunakan Dari analisis secara kualitatif dengan menggunakan QSPM Strategi bersaing yang direkomendasikan kepada Kacang Garing Martabe adalah menerapkan strategi penetrasi pasar (Market Penetration). 3. Sri Yati Parawitasari, 2010 (Universitas Diponegoro) Penelitian ini berjudul Analisis SWOT Sebagai Dasar Perumusan Strategi Pemasaran Berdaya Saing (Studi pada Dealer Honda Tunggul Sakti di Semarang). Hasil penelitian menunjukkan bahwa strategi pemasaran yang dilakukan perusahaan adalah Strategi Investasi, dimana posisi perusahaan
Universitas Sumatera Utara
26
berada di posisi aman dan jenis usahanya adalah usaha ideal. Strategi Investasi ini berarti lingkungan perusahaan mendukung untuk melakukan investasi dan kemudian menuai hasil (harvesting). Perusahaan dapat menggunakan strategi perusahaan sebelumnya dengan memperbaiki beberapa kelemahan perusahaan dan menghindari atau bertahan melawan ancaman perusahaan dengan menciptakan strategi yang lebih berdaya saing. 4. Barkah Fitriadi, 2012 (Universitas Brawijaya) Penelitian ini berjudul Strategi Bersaing: Suatu Kajian Perumusan Strategi Pemasaran Guna Meraih Keunggulan Kompetitif (Studi Pada PT. Ongkowidjojo, Malang). Hal ini dibuktikan melalui analisis Matriks IE (Internal External) bahwa PT. Ongkowidjojo, Malang memiliki strategi stabilitas pada sel keempat (stabilitas). Kebijakan strategi yang dipakai oleh PT. OngkoWidjojo, Malang adalah strategi bertahan. Dibuktikan melalui analisis yang dilakukan (analisis Struktur Industri, External Factor Analysis Summary (EFAS), Internal Factor Analysis Summary (IFAS), analisis SWOT, analisis Matrik Internal Eksternal, dan analisis Matrik Grand Strategy) memberikan perumusan strategi yang baik. Strategi bertahan dalam kebijakan bersaingnya (PT. Ongkowidjojo, Malang) dilaksanakan dengan cara berkonsentrasi pada perbaikan sumber daya dan penyempurnaan produk.
Universitas Sumatera Utara
27
5. Siti Soraya Nasution, 2013 (Universitas Sumatera Utara) Penelitian ini berjudul Strategi Strenghts Weakness Opportunities Threats (SWOT) Sebagai Dasar Penentuan Strategi Bersaing (Studi pada Rumah Ubi Dinarmas Jl.Karya Wisata NO.93 A Medan). Penelitian yang dilakukan dilapangan menunjukkan bahwa Rumah Ubi Dinarmas sudah memiliki strategi untuk bersaing dengan bisnis yang sudah ada, ataupun bisnis baru yang bermunculan. Strategi yang digunakan adalah Rumah Ubi Dinarnmas menawarkan produk yang belum ada pada bisnis lainnya. Jenis produk tersebut adalah ubi roti siap goreng dan ice cream ubi jalar. Keunikan produk tersebut membuat perbedaan antara Rumah Ubi Dinarmas dan bisnis lain, sehingga hal itu digunakan sebagai strategi untuk bersaing. Analisis menggunakan Matriks TOWS menunjukkan bahwa strategi yang dilakukan oleh Rumah Ubi Dinarmas sudah baik untuk menghadapi para pesaing dan memposisikan bisnisnya sebagai oleholeh Khas Medan.
Universitas Sumatera Utara