7
BAB II KAJIAN TEORITIS DAN PENGAJUAN HlPOTESIS
2.1 Kajian Teoritis 2.1.1 Hakikat Tolak Peluru a. Pengertian Tolak Peluru Secara teknis, tolak peluru berbeda dengan nomor lempar lainnya. Olahraga ini menguji kekuatan atlet untuk menolakkan peluru sejauh mungkin, objek berbentuk peluru dengan satu tangan saja. Peluru terbuat dari bola besi. Selain kekuatantangan, kecepatan gerakan dan koordinasi tubuh sangat penting untuk menciptakan daya yang maksimal saat mendorong /menolak peluru. Dalam perlombaan tolak peluru, setiap diberi kesempatan tiga kali untuk melakukan tolakan. Dari semua atlet yang tampil delapan atlet terbaik akan dipilih dan diminta untuk melakukan tiga lemparan lagi. Atlit yang berhasil melontarkan peluru tarjauh, dialah pemenangnya. Tolakkan dianggap gugur bila peluru tidak mendarat di wilayah tolakan yang telah ditentukan, atau jika atlet melangkah ke luar dari lingkaran. Meskipun cabang olahraga ini termasuk event atau no lempar, akan tetapi istilah yang dipergunakan bukan “lempar peluru” namun “tolak peluru”. Hal ini sesuai dengan peraturan tentang cara melepaskan peluru, yakni dengan cara mendorong atau menolak dan bukan melempar. Istilah dalam bahasa Inggrisnya adalah the short put.
8 Tolak peluru adalah suatu bentuk gerakan menolak atau mendorong suatu alat yang bundar (peluru) dengan berat tertentu yang terbuat dari logam (besi, tembaga, atau kuningan). Gerakan ini dilakukan dari bahu dengan satu tangan untuk mencapai jarak sejauh-jauhnya. Adapun berat peluru yang digunakan untuk lomba adalah 7,250 kg untuk putra dan 4 kg untuk putri (Mukholid, 2004: 83). Tolak peluru merupakan salah satu nomor yang terdapat dalam nomor lempar pada cabang olahraga atletik. Tolak peluru adalah suatu bentuk gerakan menolak atau mendorong suatu peluru yang terbuat dari logam yang dilakukan dari bahu dengan satu tangan untuk mencapai jarak sejauh-jauhnya. Secara teknis tolak peluru berbeda-beda dengan nomor lempar lainnya. Saputra (2001:73) Mengatakan bahwa tolak peluru adalah suatu jenis keterampilan menolak sejauh-jauhnya. Menurut Winendra Adi, Dkk (2008:58), Mengatakan bahwa tolak peluru adalah suatu nomor dari cabang olahraga dari Atletik. Dalam bahasa inggris tolak peluru sering disebut shot put. Adi, Dkk (2008:61) Di dalam nomor lempar tolak peluru terdiri dari beberapa teknik, yaitu teknik menolak dengan gaya menyamping (gaya ortodoks) dan baru dengan awalan mundur gaya O’Brien). Jadi, tolak peluru adalah suatu gerakan mengeluarkan benda yang menghasilkan kecepatan pada benda tersebut dan memiliki daya dorong kedepan yang kuat, perbedaan melempar terletak pada saat melepas pada bendanya. Jarver (2007:23), Tolak peluru adalah satu nomor lempar pada cabang olahragaatletik sesuai dengan namanya maka peluru tidak dilempar tapi ditolak atau didorong yaitu berupa berupa dorongan dari bahu yang kuat disertai dengan gerak merentangkan pergelangan tangan
9 dari jari-jari terarah dengan tujuan agar dapat tolakan yang maksimal dan menghasilkan tolakan yang sejauh-jauhnya. Dengan pengertian diatas dapat diambil kesimpulan bahwa tolak peluru adalah suatu dorongan dari bahu
yang kuat terhadap suatu benda disertai dengan gerak merentangkan
pergelanagan dan jari-jari terarah dengan tujuan untuk mendapat tolakan yang maksimal. Menurut Winendra Adi, Dkk (2008:60) Bahwa perlombaan tolak peluru merupakan tempat khusus yang dirancangsedemikian rupa agar lemparan atlit tidak membahayakan dirinya atau orang lain seperti penonton, juri, dan ofisial. Maka dari itu sarana dan prasarana harus memadai karena harus perlombaan ini sangat beresiko tinggi. Area tolak peluru tersebut lingkaran seperti gambar di bawah ini:
Uhar Saputra. 2010. Lapangan Tolak Peluru. Tolak peluru merupakan salah satu nomor yang terdapat dalam nomor lempar pada cabang olahraga Atletik. Tolak peluru adalah suatu bentuk gerakan menolak atau mendorong suatu peluru yang terbuat dari logamyang di lakukan dari bahu dengan satu tangan untuk mencapai jarak sejauh-jauhnya. Secara tertulis tolak peluru berbeda dengan nomor lempar lainnya.
10 Saputra (2001:73) Mengatakan bahwa tolak peluru adalah suatu jenis keterampilan menolak benda berupa peluru sejauh mungkin, dengan tujuan adalah mencapai jarak tolakan sejauh-jauhnya. Menurut Winendra Adi, Dkk (2008:58), Mengatakan bahwa tolak peluru adalah suatu nomor dari cabang olahraga dari Atletik.
Widya, Mochamad Djumidar A. 2004. Belajar dan Berlatih Atletik.
Menurut Winendra Adi, (2008:59) dkk, Bahwa alat yang di gunakan dalam perlombaan tolak peluru hanya berupa bola besi dengan berat yang di sesuaikan dengan kelas di perlombakan. Untuk perlombaan tingkat internasional senior, putra menolak peluru seberat 7,26 kg, sendangkan putri 4 kg. Dalam perlombaan atletik yang di peruntungkan bagi pelajar anakanak, berat peluru yang di gunakan lebih ringan, berkisar antara 3,25 - 6 kg untuk putra dan 2,75 – 4 kg untuk putri. Untuk jelasnya lihat gambar di bawah ini:
Uhar Saputra. 2010. Tolak Peluru.
11 Gaya dalam tolak peluru merupakan suatu gerakan yang diperagakan seorang atlit (sikap badan) ketika melakukan tolakan. Penggunaan gaya atau sikap badan ini tergantung kesukaan atau kebiasan atlit. Menurut Muhajir (2007: 148), gaya yang sering digunakan pada tolak peluru, yaitu gaya lama atau gaya ortodoks dan gaya baru atau gaya O’Brien. Gaya ortodoks ialah gaya tolak peluru dengan gaya menyampingi arah sasaran; sendangkan Gaya O’Brien adalah gaya tolak peluru dengan cara membelakangi arah sasaran. Disebut dengan gaya O’Brien karna ada seorang atlet tolak peluru (Parry O’Brien) yang pertama kali menggunakan gaya dengan cara membelakangi arah sasaran, di mana hasil dari gaya tersebut sangat luar biasa karena dapat mengalahkan gaya yang digunakan sebelumnya (Mukholid, (2007: 103). c. Gerak Dsar Tolak Peluru 1) Cara memegang peluru Untuk dapat melakukan gerakan tolak peluru dengan baik, terlebih dahulu harus tahu memegang peluru. Tujuannya ialah agar peluru yang ditolakan dapat berjalan dengan normal sesuai yang diinginkan. Sehubungan dengan itu, Muhajir (2007: 148) membagi cara memegang peluru menjadi tiga macam, yaitu: -
Jari-jari agak renggang. Jari kelingking ditekuk berada di samping peluru, sehingga dapat
membantu untuk menahan supaya peluru tidak mudah tergeser dari tempatnya. Untuk menggunakan cara ini, penolak peluru harus memiliki jari-jari yang kuat dan panjang; -
Jari-jari agak rapat, ibu jari di samping, jari kelingking berada di samping belakang peluru.
Jari kelingking selain berfungsi untuk menahan jangan sampai peluru mudah bergeser, juga membantu menekan pada waktu peluru ditolakan. Cara ini lebih banyak dipakai dari pada cara pertama; dan
12 -
Bagi mereka yang tangannya agak kecil dan jari-jarinya pendek, dapat menggunakan cara
ketiga ini, yaitu jari-jari seperti pada cara yang kedua tetapi lebih renggang. Kelingking di belakang peluru sehingga dapat ikut menolak peluru, ibu jari untuk menahan geseran ke samping. Oleh karena tangan pelempar kecil dan jari-jari pendek, perlu diletakkan pada seluruh lekuk tangan. Seperti gambar di bawah ini:
Widya, Mochamad Djumidar A. 2004. Belajar dan Berlatih Atletik.
Selanjutnya
Tamat
dan Mirman (2008: 2.64) menguraikan bahwa peluru diletakkan pada pangkal jari-jari di telapak tangan. Jari telunjuk, jari tengah, dan jari kelingking merupakan titik kontak yang utama dan membantu melontar. Jari-jari ini tidak boleh berjauhan, jari kelingking dan ibu jari menjaga peluru agar tidak tergeser ke samping atau jatuh, kemudian peluru diletakkan di depan bahu (pada tulang selangkah dan leher), siku diangkat setinggi bahu, peluru bagian atas sedikit menempel pada tulang rahang bawah. 2) Sikap Badan pada Saat Akan Menolakkan Peluru Sikap Badan Menyamping (gaya ortodoks) Berdiri tegak menyamping ke arah tolakan, kedua kaki dibuka lebar, kaki kiri lurus ke depan, kaki kanan dengan lutut ditekuk kedepan sedikit agak serong ke samping kanan. Berat badan berada pada kaki kanan, badan agak condong ke samping kanan. Tangan kanan memegang pelurupada bahu, tangan kiri dengan siku ditekuk berada di depan sedikit agak serong
13 ke atas. Adapun tangan kiri berfungsi untuk membantu dan menjaga keseimbangan, sendangkan pandangan ditujukan ke arah sasaran. 3) Cara Menolakan Peluru a) Gerakan ditempat (Lon lokomotor) Mengatur posisi kaki, kaki kanan ditempatkan di muka batas belakang lingkaran, kaki kiri diletakkan di samping kiri selebar badan segaris dengan arah lemparan. Bersamaan dengan ayunan kaki kiri, kaki kanan menolak ke arah lemparan dan mendarat di tengah lingkaran. Sewaktu kaki kanan mendarat badan dalam keadaan makin condong ke samping kanan. Bahu kanan lebih rendahdari bahu kiri. Lengan kiri masih pada sikap semula. b) Berpindah gerakan (Lokomotor) Dari sikap menolakan peluru ini, tanpa saat berhenti harus segera diikuti dengan gerak menolak peluru. Jalannya dorongan atau tolakan pada peluru harus lurus satu garis, sudut lemparan kurung dari 40. c) Manipulasi gerakan tungkai dan lengan (Manipulasi gerak) Sesudah menolak peluru, membuat gerak lompatan untuk menukar kaki kanan ke depan. Bersamaan dengan mendaratnya kaki kanan, kaki kiri ditarik ke belakang demikian pula dengan lengan kiri untuk memelihara keseimbangan.
Widya, Mochamad Djumidar A. 2004. Belajar dan Berlatih Atletik. 5. Hal-Hal Yang Perlu Diperhatikan Terdapat beberapa hal yang perlu diperhatikan saat menolakan peluru, yakni:
14 1) Peluru ditolakan dengan gerakan yang diawali dari persendian bahu. 2) Peluru lepas dari tangan, pada saat keadaan seluruh lengan lurus, dengan jari-jari tangan mendorong peluru. Agar tolakan efektif, perlu bantuan kaki kanan dengan gerakan ditolakan sekuat tenaga. Begitu pula seluruh badan mulai dari pinggang dan badan bagian atas dilonjakan. 2.1.2 Hakikat LatihanDumbell a. Pengertian Latihan Rumusan latihan secara sederhana yaitu segala daya dan upaya untuk meningkatkan secara menyeluruh kondisi fisik dengan proses yang sistematis dan berulang-ulang dengan kian hari kian bertambah jumlah beban, waktu atau intensitasnya (www. Blogger.com/ di unduh pada tanggal 12/02/2013). Hadjarati (2009: 126) Mengemukakan bahwa latihan adalah proses yang sistematis dari berlatih yang dilakukan secara berulang-ulang, dengan kian hari menambah jumlah beban serta intensitas lainnya. Selanjutnya Pomatahu (2008: 22) Mengatakan bahwa latihan adalah aktifitas fisik yang terencana, terstruktur, berulang-ulang dan punya tujuan dalam hal untuk meningkatkan atau mempertahankan level kesegaran jasmani. Ada beberapa juga faktor latihan beban yang harus di penuhi dalam menyusun.
1. Lamanya latihan 2. Beban (insensitas) kerja 3. Ulanagan (repetition) melakukan pelatihan 4. Masa istrihat (reovery intrval) setelah setiap repetisi latihan Lamanya latihan dapat di terjemahkan denagan lamanya beban atau gerakan yang harus dilakukan: Beban latihan dengan waktu (tempo pace) untuk lamanya pelatihan gerakan adalah
15 beberapa kali gerakan tersebut harus dilakaukan sendangkan yang di maksud dengan masa istraaht di antara setiap ulanagan gerakan lengan terhadap beban. Dalam masalah latihan beban terdapat beberapa macam perbendaharaan istilah yang dipergunakan penyusun program-program latihan. Istilah-istilah tersebut meliputi: set, repetisi, waktu altihan, jarak latihan, frekuensi dan jarak waktu istrahat antara repetisi serta antara set. b. Latihan Dambell Press Berlatih dumbbel memiliki beberapa keunggulan di bandingkan peralatan fitnes lainnya yang di gunakan dalam latihan beban. Misalnya, dengan sifat alaminya, latihan dumbbel membuat anda menstabilkan otot-otot yang penting untuk Dumbell Press, keseimbangan dan postur tubuh. Tidak seperti beberapa peralatan fitnes yang menggunakan gerakan yang mungkin memerlukan anda unutk membiasakan diri terlebih dahulu, latihan dumbbel banyak menggunakan pola alami tubuh dan juga menggabungkan berbagai gerakan yang lebih besar dari pada peralatan fitnes lain. Dan flesibiliti dari latihan dumbbel berarti bahwa anda dapat menargetkan bagian tubuh tertentu dengan sangat efektif. Menurut Yudha Prawijo (2011) Latiahn beban membantu membangun otot dan menghilangkan lemak tubuh lebih cepat. Latihan dumbbel merupakan bagian dari latihan ketahanan dan kekuatan, dimana anda dapat mengencangkan otot tubuhbagian atas anda. Latihan otot bahu pada prinsipnya di bagi menjadi dua latihan yaitu latihan dengan gerakan raises dan press. Latihan dengan gerakan raises adalah jenis latihan yang dapat dilakukan dengan menggunakan dumbell, barbell, maupun csble. Latihan dengan gerakan press dapat di lakukan dengan menggunakan barbell, dumbell dan mesin. Gerakan di mulai dengan posisi siku bengkok dan posisi tangan lurus. Jenis latihan press selain memberi tekanan utama otot bahu juga memberi tekanan pada otot triceps.
16 Latihan bahu juga sangat membantu kaum wanita untuk memperbaiki postur tubuhnya terutama yang memiliki struktur seperti buah pir yaitu bahu sempit dan panggul besar dengan berlatih bahus secara baik dan optimal, proporsi di harapkan dapat membaik. Hanya perlu di catat bahwa sebaiknya kaum wanita tidak perlu melatih otot trapezius terlalu banyak. Hal ini justru akan mengurangi keindahan. Wanita membutuhkan penampilan leher jenjang sehingga terlihat feminim. Untuk latihan Dumbell Press, Barbell, Tujuanya adalah melatih otot bahu terutama deltoid depan dan samping. Latihan ini dapat dilakukan baik dengan dumbell atau barbell dengan posisi duduk atau berdiri, seperti gambar di bawah ini:
Men’sHealth Total Body Wokbook. (1979). Cara melakukan dumbell press dengan posis berdiri ialah sebagai berikut: Lankah Pertama: Berdiri dengan kaki di buka sedikit sejajar dengan buhu. Kedua sisi badan sejajar dengan bahu dan di tekuk 90. Langkah kedua: Angkat kedua tangan lurus ke atas, bersikaplah rileks, kemudian ke posisi semula. Keuntungan berlatih dengan dumbell adalah tekanannya yang konstan pada kedua sisi samping deltoid. Latihan dapat dilakukan baik dengan posisi duduk atau berdiri. Apabila ingin melakukan latihan dengan satu tangan (one Arm) maka salah satu lengan lain melakukan tumpuan dan lengan yang lain berlatih.
17 2.1.3 Pengertian Kekatan Otot Bahu
Vander, J. Arthur, 1985, Human Physiology The Mechanisme of Body Function. Bahu menciptakan gambaran fisik secara ilusi. Setiap binaragawan, atlit atau pecinta binaraga yang memiliki otot bahu yang trbentuk, terlatih dengan baik akan selalu mempunyai keuntungan baik dalam pertandingan dimana ia akan memiliki nilai tinggi dalam penilaian simetri tubuh atau bagi para pecinta binaraga, akan memberikan kesan gagah dan “maco”. Rianceetos (2011) Dumbell Press adalah kemampuan otot untuk membangkitkan tegangan terhadap suatu tahanan. Hadjarati (2010: 4) Menjelaskan bahwa Dumbell Press adalah kapasitas kondisi otot untuk mengatasi dan menetralkan tahanan, hambatan atau beban tertentu. Masalah Dumbell Press seperti yang di jelaskan sebelumnya, erat kaitanya dengan otot dan sistem otot yang berperan langsung sebagai penggerak aktif. Mile (2009: 56) Mengemukakan bahwa menurut jenis dan fungsinya, otot yang terdapat dalam tubuh manusia di bedakan atas tiga yaitu: 1) otot lurik atau lebih di kenal dengan istilah otot rangka, 2) otot polos dan 3) otot jantung. Dalam ketiga jenis otot tersebut, sekiter 40% dari masa tubuh manusia berasal dari otot rangka, sedangkan 5- 10% berasal adri otot polos dan jantung. Otot bahu secara anatomis terbagi menjadi dua bagian besar yaitu: Deltoid, otot bahu depan dan belakang yang membulat
18 Frapezius, otot pundak yang memanjang mulai dari leher bagian belakang sampai ke punggung tengah. Deltoideus (otot bahu,) Muscle stapedius adalah otot yang memanjang dari oksipital dan di bawah spina serfikalis dan vertebrata thorakil, keluar ke aknh rominem dan spina scapualyang berfungsi untuk rotasi scapual pada saat di angkat ke atas, dan mengendalikan turunnya lengan untuk menahan menahan bahu dan mengangkat ketika bahu terangkat. Seratus afirius di awali dengan belakang di antara dinding dada dan bagian scapula masuk ke dalam pembatasan medalis tulang. Otot tersebut terlibat dalam menendang, memukul, dan mengangkatlengan ke atas kepala.M. Subskapularis (otot depan tulang belikat). Otot ini mulai dari depan tulang belikat, menuju ketaju tulang pangkal lengan. Fungsinya mengangkat lengan.
2.2 Kerangka Berpikir Dari beberapa teori para pakar yang ada dapat memberikan berupa penjelasan bahwa untuk meningkatkan prestasi olahraga Atletik khususnya tolak peluru harus benar-benar mendapat tanggapan yang serius terutama peningkatan kekuatan.Yang berhubungan dengan hasil tolakan dalam cabang olahraga Atletik yaitu tolak peluru. Dalam hal ini sebagai contoh kekuatan otot yang baik akan menghasilkan tolakan yang jauh sehingga dengan mudah seorang atlit dapat melakukan tolakan yang jauh. Oleh sebab itu latihan yang pas akan menghasilkan power yang baik Aspek lain, latihan kekuatan merupakan suatu bentuk latihan diselingi oleh masa-masa istirahat. Dalam meningkatkan prestasi olahraga khususnya tolak peluru Dumbell Press otot sangat diperlukan dan untuk memperoleh kekuatan otot tersebut dapat dilakukan melalui latihan
19 kekuatan yang dilaksanakan secara terprogram. Latihan kekuatan juga dapat meningkatkan kondisi fisik seseorang. Latihan dengan gerakan press dapat di lakukan dengan menggunakan barbell, dumbell dan mesin. Gerakan di mulai dengan posisi siku bengkok dan posisi tangan lurus. Jenis latihan press selain memberi tekanan utama otot bahu juga memberi tekanan pada otot triceps dan trapezius. Makin baik program latihan, makin baik latihan yang dilakukan untuk membentuk kekuatan otot maka makin baik kemampuan prestasi siswa untuk melakukan tolak peluru karena prestasi yang tinggi hanya dapat dicapai melalui latihan-latihan yang dilakukan secara sistematik dan metodik disertai dengan ketekunan dan kemauan keras. Oleh karena itu, diduga bahwa dumbell press akan mempengaruhi kemampuan melakukan tolak peluru gaya menyamping pada siswa kelas VIII Putra SMP Negeri 10 Kota Gorontalo. 2.3 Pengujian Hipotesis Menurut Arikunto (2002 : 64) hipotesis merupakan kebenaran sementara yang ditentukan oleh peneliti, tetapi masih harus dibuktikan atau dites atau diuji kebenarannya. Hipotesis dalam penelitian ini dapat dikemukakan “ Terdapat pengaruh latihan dumbell press terhadap kemampuanmelakukan tolak peluru gaya menyamping pada siswa kelas VIII Putra SMP Negeri 10 Kota Gorontalo”