BAB II KAJIAN TEORITIS
2.1 Relevansi 2.1.1 Pengertian Relevansi Secara umum, arti dari relevansi adalah kecocokan. Relevan adalah bersangkut paut, berguna secara langsung (kamus bahasa Indonesia). Relevansi berarti kaitan, hubungan (kamus bahasa Indonesia). Menurut Green (1995: 16), relevansi ialah sesuatu sifat yang terdapat pada dokumen yang dapat membantu pengarang dalam memecahkan kebutuhan akan informasi. Dokumen dinilai relevan bila dokumen tersebut mempunyai topik yang sama, atau berhubungan dengan subjek yang diteliti (topical relevance). Pada berbagai tulisan mengenai relevance, topicality (topik) merupakan faktor utama dalam penilaian kesesuaian dokumen. Froelich dalam Green (1995: 16) menyebutkan bahwa inti dari relevance adalah topicality. Joan M. Reitz (2004: 606) mengemukakan bahwa “relevance the extent to which information retrieved in a search of a library collection or other resource, such as an online catalog or bibliographic database, is judged by to user to be applicable to (about) the subject of the query. Pendapat ini menyatakan bahwa relevansi merupakan sejumlah informasi terpanggil dalam sebuah pencarian pada koleksi perpustakaan atau sumber lainnya, seperti catalog online atau basis data bibliografi, dimana informasi yang diberikan sesuai dengan subjek pada query dan relevan dengan kebutuhan pengguna. Secara fitrahnya, perpustakaan dan sistem informasi berkutat dengan persoalan relevansi. Kata “relevansi” itu sendiri datang dari orang-orang sistem, terutama orang-orang yang mendalami information retrieval. Salah satu wejangan ‘suhu’ Ranganathan tentang ‘every book its reader’. Di frasa ini ada keyakinan bahwa setiap orang punya buku yang cocok untuknya. Secara lebih spesifik, persoalan relevansi yang berkaitan dengan ketepatan pencarian dikenal dengan ukuran recall and precision. Kedua tulisan tersebut menjelaskan relevansi sebagai sebuah ukuran (measurement), dan ukuran ini dikenakan kepada sebuah kinerja
Universitas Sumatera Utara
sistem. Dalam konsep relevansi, sebuah dokumen atau buku dianggap relevan jika sesuai dengan kebutuhan pengguna. Kesesuaian ini ditetapkan sebagai ukuran kuantitatif yang tetap. Dalam teknik information retrieval cara penetapan ukuran kesesuaian ini seringkali linear (satu arah). Seseorang memasukkan pertanyaan (query) ke sebuah sistem, lalu sistem memberikan jawaban. Berdasarkan jawaban ini dilakukan perhitungan seberapa relevan dokumen yang telah ditemukan oleh sistem. 2.1.2 Recall (Perolehan) Recall merupakan istilah yang digunakan untuk dokumen terpanggil yang relevan dengan pertanyaan (query) yang dimasukkan pengguna dalam suatu sistem temu balik informasi. Chowdhury (1999: 205) menyatakan bahwa “recall thus relates to the ability of the system to retrieve relevant document”. Pendapat tersebut dapat diartikan bahwa recall (perolehan) berhubungan dengan kemampuan suatu sistem temu balik dalam menemukan dokumen yang relevan. Hal ini berarti bahwa perolehan (recall) adalah bagian dari proses temu balik informasi yang dapat digunakan sebagai alat ukur tingkat efektivitas suatu sistem temu balik informasi. “Perolehan (recall) berhubungan dengan kemampuan sistem untuk memanggil dokumen yang relevan, sedangkan ketepatan (precision) berkaitan dengan kemampuan sistem untuk tidak memanggil dokumen yang tidak relevan”, (Hasugian, 2006: 5). 2.1.3 Precision (Ketepatan) “Recall sebenarnya sulit diukur karena jumlah seluruh dokumen yang relevan dalam database sangat besar. Oleh karena itu presisi-lah (precision) yang biasanya menjadi salah satu ukuran yang digunakan untuk menilai keefektifan suatu sistem temu balik informasi”, (Hasugian, 2006: 5) “Precison adalah jumlah kelompok dokumen relevan dari total jumlah dokumen yang ditemukan oleh sistem”, (Hardi, 2006: 22). Presisi juga merupakan cara mengukur tingkat efektivitas sistem temu balik informasi.
Universitas Sumatera Utara
2.1.4 Penilaian Relevansi Fosket (1996: 15), mengemukakan “relevance the likelihood of their matching our readers requirements”. Pendapat ini menyatakan relevansi adalah tingkat kesesuaian dari dokumen yang terpanggil dari sistem dengan permintaan pemakai. Penilaian relevansi merupakan tahap pekerjaan yang penuh dengan ketelitian. Hal ini disebabkan karena dalam tahap inilah menentukan apakah dokumen relevan dengan kebutuhan informasi pemakai dan tahap ini juga merupakan tolok ukur untuk mengevaluasi sistem dan proses sistem temu balik informasi. Penilaian relevansi adalah bersifat individual bagi setiap penilai, dalam arti penilai yang berbeda akan menghasilkan penilaian yang berbeda pula. Penilaian relevansi bertujuan untuk menilai dokumen yang terpanggil dari berbagai dokumen yang terpanggil apakah sesuai dengan keinginan pemakai. Burgin dalam Mustangimah, (1998: 31), “membagi tingkat relevansi menjadi tiga, yaitu “sangat relevan” (highly relevant), “relevan marginal” (marginally relevant), dan “tidak relevan” (not relevant)”. Burgin memberikan definisi dan interpretasi untuk masing-masing tingkat relevansi seperti tercantum dalam tabel di bawah ini. Tabel 2.1 Tabel definisi dan interpretasi data Tingkat Relevansi Relevan
Definisi Makalah
adalah
Interpretasi respon Saya marah apabila sistem
langsung bagi pertanyaan
tidak menemukan dokumen ini
Relevan Marginal
Topik makalah relevan, tapi Dokumen ditemukan atau bukan respon langsung bagi tidak, saya tetap merasa pertanyaan
Tidak Relevan
Dokumen
senang tidak
dengan pertanyaan
relevan Saya kecewa bila sistem menemukan dokumen ini
Dari pendapat diatas dapat dikatakan bahwa penelusur dalam menemukan informasi yang dibutuhkan akan memberikan penilaian terhadap informasi yang diberikan database tertentu apakah sesuai atau tidak dengan kebutuhannya.
Universitas Sumatera Utara
Fosket (1996: 16), “mengatakan ada dua hal yang digunakan untuk mengukur relevansi yaitu recall dan precision”. 1. Recall Fosket (1996: 16), merumuskan: Recall ration= (A∩B) A = (relevant documents retrieved) (total of relevant documents) Keterangan A
: Jumlah dokumen relevan yang terpanggil
B
: Dokumen Relevan dari dokumen yang terpanggil
A∩B
: Seluruh dokumen yang terpanggil relevan
Jadi dapat diartikan Rasio terpanggil = Dokumen terpanggil yang relevan Jumlah dokumen relevan dalam database Harrod dan Prytherch dalam Mustangimah, (1998: 13), “menyatakan perolehan terjemahan dari istilah recall, yaitu rasio antara jumlah dokumen relevan yang ditemukan dengan jumlah total dokumen relevan yang terdapat dalam basis data”. Dari pendapat diatas dapat dinyatakan bahwa recall atau terpanggil adalah dokumen yang terpanggil dari sistem temu balik informasi sesuai dengan permintaan pemakai yang mengikuti pola dari sistem tersebut. Nilai recall berkisar dari 0 s.d 1. Nilai recall makin besar belum cukup untuk menilai suatu sistem temu balik informasi apakah baik atau tidak. 2. Precision Fosket (1996; 16), merumuskan: Precision ratio = (A∩B) B = (relevant documents retrieved) (total of documents retrieved) Keterangan A
: Jumlah dokumen relevan dari database berdasarkan penilaian pemakai
Universitas Sumatera Utara
B
: Jumlah dokumen yang terpanggil dalam database
A∩B
: Seluruh dokumen yang terpanggil relevan
Jadi dapat diartikan Rasio kecepatan = Dokumen terpanggil yang relevan berdasarkan penilaian pemakai Jumlah dokumen relevan yang terpanggil berdasarkan penelusuran
Dari pendapat diatas dapat dinyatakan bahwa precision atau ketepatan adalah jumlah dokumen yang terpanggil dari database relevan setelah dinilai pemakai dengan informasi yang dibutuhkan. Nilai dari precision berkisar 0 s.d 1, makin besar nilai precision maka sistem tersebut dapat dikatakan baik. Hasugian, (2006: 7), menyatakan untuk memudahkan pemahaman akan kedua pengukuran tersebut, berikut dikemukakan tabel perhitungan penentuan recall dan precision. Tabel 2.2 Tabel perhitungan penentuan recall dan precision Relevant
Not Relevant
Total
Retrieved
A
b
a+b
Not Retrieved
C
d
c+d
Total
a+c
b+d
Berdasarkan tabel diatas, untuk menghitung rasio recall maka terlebih dahulu kita tentukan jumlah dokumen yang terpanggil, berdasarkan data pada tabel yaitu a, sedangkan jumlah dokumen relevan dalam database adalah a+c. Dengan demikian recall (R) dapat dinyatakan sebagai berikut:
R=
a a+c Untuk menghitung precision, yaitu jumlah dokumen yang terpanggil adalah
a, sedangkan jumlah dokumen yang terpanggil dalam pencarian adalah a+b, maka rasio precision (P) dapat dinyatakan sebagai berikut:
P=
a a+b
Universitas Sumatera Utara
Keefektifan dari suatu sistem temu balik informasi adalah apabila rasio recall dan precision sama besarnya (1:1). Akan tetapi, hasil yang diperoleh memuaskan bila precision tinggi walaupun recall rendah. Dari pendapat diatas dapat dinyatakan bahwa tolok ukur dari kepuasan penelusur mendapatkan informasi yang diinginkan apabila memiliki presisi yang tinggi. 2.2 Kebutuhan Informasi Menurut Hartono (2000: 692), menyatakan bahwa: “Informasi dapat didefinisikan sebagai hasil pengolahan data dalam suatu bentuk yang lebih berguna dan lebih berarti bagi penerimanya yang mengggambarkan suatu kejadian-kejadian (events) yang nyata (fact) yang digunakan untuk pengambilan keputusan”. Dewasa ini kebutuhan masyarakat akan informasi sangat tinggi dan memegang peranan penting dalam kehidupan sehari-hari. Kebutuhan akan informasi tersebut sangat beragam. Bila dikaitkan dengan lingkungan yang mendorong timbulnya kebutuhan informasi, maka banyak kebutuhan yang dapat dikemukakan. Menurut Katz, Gurevitch dan Haas dalam Yusup (1995: 3-4), kebutuhan itu terbagi pada: 1. Kebutuhan Kognitif Kebutuhan ini berkaitan erat dengan kebutuhan untuk memperkuat atau menambah informasi, pengetahuan dan pemahaman seseorang akan lingkungan. 2. Kebutuhan Afektif Kebutuhan ini dikaitkan dengan penguatan, hal yang dapat menyenangkan dan pengalaman-pengalaman emosional. 3. Kebutuhan Integrasi Personal (Personal Intergrative Needs) Kebutuhan
ini
sering
dikaitkan
dengan
penguatan
kredibilitas,
kepercayaan, stabilitas, dan status individu. 4. Kebutuhan Integrasi Sosial (Social Intergrative Needs) Kebutuhan ini dikaitkan dengan penguatan hubungan dengan keluarga, teman dan orang lain. 5. Kebutuhan Berkhayal (Escapist Needs)
Universitas Sumatera Utara
Kebutuhan ini dikaitkan dengan kebutuhan-kebutuhan untuk melarikan diri, melepaskan ketegangan dan hasrat untuk mencari hiburan atau pengalihan (Diversion). Berhubungan dengan tugas pekerjaan, Javerlin (2003: 23) memberi klasifikasi terhadap jenis kebutuhan informasi, yaitu: 1. Informasi yang berkaitan dengan masalah (problem information), menggambarkan struktur, sifat dan syarat masalah yang sedang dihadapi, misalnya dalam masalah konstruksi jembatan, konstruksi jalan, informasi yang dibutuhkan adalah mengenal jenis, tujuan dan masalah yang dihadapi dalam membangun konstruksi jembatan atau jalan. Pada kasus ini kemungkinan telah ada sumber informasi yang telah membahas hal yang sama. 2. Informasi yang berkaitan dengan wilayah (domain information), terdiri dari pengetahuan tentang fakta, konsep, hukum dan teori dari wilayah permasalahan. Misalnya dalam masalah konstruksi jembatan, wilayah informasi yang diperlukan adalah kekuatan dan tingkat pemuaian besi. Jenis informasi yang dibutuhkan berupa uji ilmiah dan teknologi informasi. Informasi tersebut terdapat dalam terbitan jurnal ilmiah dan buku teks. 3. Informasi sebagai pemecahan masalah (problem-solving information), menggambarkan bagaimana melihat dan memformulasikan masalah, apa masalah dan wilayah informasi bagaimana yang akan digunakan dalam upaya memecahkan masalah. Misalnya dalam konstruksi jembatan, insinyur perencana akan mengahadapi pro dan kontra mengenai berbagai informasi tentang desain jenis jembatan. Ini hanya dapat dipecahkan pada keahlian (experts) seseorang dan pengetahuan yang dimiliki. Berdasarkan uraian diatas dapat disimpulkan bahwa pada dasarnya informasi sangat penting dan sangat dibutuhkan oleh banyak orang, dimulai dari kebutuhan dasar sampai pada kebutuhan penunjang lainnya. Dengan demikian jelas bahwa kebutuhan informasi disesuaikan dengan tugas, kehidupan dan tuntutan kebutuhan pengguna yang selalu berkembang sejalan dengan berkembangnya zaman.
Universitas Sumatera Utara
Kebutuhan informasi pengguna dapat dipengaruhi oleh berbagai hal. Menurut Nicholas (2000: 33) menyatakan bahwa ada lima faktor yang memperngaruhi kebutuhan informasi pemakai, yaitu: 1. Jenis pekerjaan 2. Personalitas, yaitu aspek psikologi dari pencari informasi, meliputi: kecepatan, ketekunan mencari informasi, pencarian secara sistematis, motivasi dan kemauan menerima informasi dari teman, kolega dan atasan 3. Waktu 4. Akses, yaitu menelusur informasi secara internal (di dalam organisasi) atau eksternal (di luar organisasi) 5. Sumber daya teknologi yang digunakan untuk mencari informasi Sedangkan menurut Wilson (1984: 65) juga menguraikan faktor yang secara bertingkat mempengaruhi kebutuhan informasi, seperti digambarkan: INDIVIDU LINGKUNGAN Kebutuhan psikologis
PERAN SOSIAL
Kebutuhan Afektif Kebutuhan Kognitif
Peran Kerja
Kebutuhan Informasi
Peran kinerja Lingkungan Kerja Lingkungan Sosial-Budaya Lingkungan Politik-Ekonomi Lingkungan Fisik
Gambar 2.1 Faktor yang mempengaruhi kebutuhan informasi. (Sumber Wilson, 1984)
Universitas Sumatera Utara
Dari gambar diatas dapat dilihat, bahwa faktor yang mempengaruhi kebutuhan informasi adalah: 1. Kebutuhan individu, merupakan faktor yang mempengaruhi secara langsung. Faktor yang mempengaruhi pada kebutuhan individu ini antara lain yaitu kebutuhan psikologis, kebutuhan afektif dan kebutuhan kognitif. 2. Peran sosial, yang menjadi faktor pengaruh dalam hal ini adalah peran kerja dan peran tingkat kinerja individu 3. Lingkungan, terdiri dari faktor lingkungan kerja, sosial budaya, politik dan ekonomi serta lingkungan fisik Berdasarkan uraian diatas, dapat disimpulkan bahwa dalam memenuhi kebutuhan informasi, perpustakaan harus menyesuaikan dengan lingkungan, personalitas, profesi dan iptek yang dimiliki oleh masyarakat pengguna karena hal-hal tersebut sangat mempengaruhi kebutuhan masyarakat pengguna. 2.3 Basis Data (Database) Basis data (bahasa Inggris: database), atau sering pula dieja basis data, adalah kumpulan informasi yang disimpan di dalam komputer secara sistematik sehingga dapat diperiksa menggunakan suatu program komputer untuk memperoleh informasi dari basis data tersebut. Istilah basis data berawal dari ilmu komputer. Kemudian artinya semakin meluas, memasukkan hal-hal di luar bidang elektronika. Catatan yang mirip dengan basis data sebenarnya sudah ada sebelum revolusi industri yaitu dalam bentuk buku besar, kwintasi dan kumpulan data yang berhubungan dengan bisnis. Menurut Hartono (1999, 711) basis data (database) merupakan kumpulan dari data yang saling berhubungan satu dengan yang lainnya, tersimpan di perangkat
keras
komputer
memanipulasinya. Database
dan
digunakan
perangkat
lunak
untuk
merupakan salah satu komponen yang penting
dalam sistem informasi, karena merupakan basis dalam menyediakan informasi bagi para pemakai. Basis data dapat dibayangkan sebagai sebuah lemari arsip. Basis data terdiri atas dua kata yaitu basis dan data. Basis kurang lebih dapat diartikan sebagai
Universitas Sumatera Utara
markas atau gudang, tempat bersarang atau berkumpul. Sedangkan data adalah representasi fakta dunia nyata yang mewakili suatu objek. Basis data sendiri dapat diartikan dalam sejumlah sudut pandang seperti: 1. Himpunan kelompok data (arsip) yang saling berhubungan dan diorganisir sedemikian rupa agar kelak dapat dimanfaatkan kembali dengan mudah dan cepat. 2. Kumpulan data yang saling berhubungan yang disimpan secara bersama sedemikian rupa dan tanpa pengulangan (rendundancy) yang tidak perlu, untuk memenuhi berbagai kebutuhan. 3. Kumpulan file/tabel/arsip yang saling berhubungan yang disimpan pada media penyimpanan elektronik. 4. Meliputi spesifikasi tipe data struktur dan pembatasan (constraints) dari data yang disimpan. Basis data dan lemari arsip memiliki prinsip kerja tujuan yang sama, prinsipnya yakni pengaturan data/arsip. Tujuan utamanya adalah kemudahan dan kecepatan dalam pengambilan kembali data/arsip. Yang sangat ditonjolkan dalam basis data adalah pengaturan, pemilihan, pengelompokkan, pengorganisasian data yang akan disimpan sesuai dengan fungsinya/jenisnya. 2.3.1 Tujuan Pemanfaatan Basis Data Ada beberapa tujuan dari pemanfaatan basis data, yakni antara lain: 1. Kecepatan dan kemudahan (speed), yakni agar pengguna basis data dapat: -
Menyimpan data
-
Melakukan perubahan/ manipulasi terhadap data
-
Menampilkan kembali data dengan lebih cepat dan mudah dibandingkan dengan cara biasa (baik manual maupun elektronik)
2. Efisiensi ruang penyimpanan (space), dengan basis data kita mampu melakukan penekanan jumlah rendundansi (pengulangan) data, baik dengan menerapkan sejumlah pengkodean atau dengan membuat relasirelasi antara kelompok data yang saling berhubungan.
Universitas Sumatera Utara
3. Keakuratan (accuracy), agar data sesuai dengan aturan dan batasan tertentu dengan cara memanfaatkan pengkodean atau pembentukkan relasi antar data bersama dengan penerapan aturan/batasan (constraint) tipe data, domain data, keunikan data dan sebagainya. 4. Ketersediaan (availability), agar data dapat diakses oleh setiap pengguna yang membutuhkan, dengan penerapan teknologi jaringan serta melakukan pemindahan/penghapusan data yang sudah tidak digunakan/ kadaluwarsa untuk menghemat ruang penyimpanan. 5. Kelengkapan (completeness), agar data yang dikelola senantiasa lengkap baik relative terhadap kebutuhan pemakai maupun terhadap waktu, dengan melakukan penambahan baris-baris data ataupun melakukan perubahan struktur pada basis data; yakni dengan menambahkan field pada tabel atau menambah tabel baru. 6. Keamanan (security), agar data yang bersifat rahasia atau proses yang vital tidak jatuh kepada orang/pengguna yang tidak berhak, yakni dengan penggunaan account (user name and password) serta menerapkan pembedaan hak akses setiap pengguna terhadap data yang dapat di baca atau proses yang dapat dilakukan. 7. Kebersamaan (sharability), agar data yang dikelola oleh sistem mendukung lingkungan multiuser (banyak pemakai), dengan menjaga/ menghindari munculnya problem baru seperti inkonsistensi data (karena terjadi perubahan data yang dilakukan beberapa user dalam waktu yang bersamaan) atau kondisi deallock (karena ada banyak pemakai yang saling menunggu untuk menggunakan data). 2.3.2 Komponen Sistem Basis Data Basis data memiliki beberapa komponen yakni: 1. Perangkat keras (hardware), berupa perangkat komputer standar, media penyimpanan sekunder, dan media komunikasi untuk sistem jaringan. 2. Sistem operasi, adalah perangkat lunak yang memfungsikan, mengendalikan seluruh sumber daya, dan melakukan operasi dasar dalam sistem komputer.
Universitas Sumatera Utara
3. Basis data, mewakili sistem tertentu untuk dikelola. Sebuah sistem basis data dapat terdiri dari lebih dari satu basis data. 4. Database management system (DBMS), berupa perangkat lunak yang digunakan untuk mengelola basis data. Contoh: - Kelas sederhana: dBase, Foxbase, Rbase, Ms.Access, Ms.Foxpro, Borland Paradox - Kelas kompleks: Borland – Interbase, Ms.SQL Server, Oracle, Informix, Sybase. 5. User, yakni orang-orang yang berinteraksi dengan sistem basis data, mulai dari yang merancang sampai yang menggunakan di tingkat akhir. 6. Optional software, adalah perangkat lunak pelengkap yang mendukung, bersifat optional. 2.4 Penelusuran Online Penelusuran online merupakan tahap pekerjaan untuk memanggil dokumen dari database elektronik. Penelusuran secara online sangatlah berbeda dengan penelusuran secara manual. Menurut Rofiq (2006: 1) bahwa internet menyediakan berbagai macam informasi, baik informasi ilmiah maupun non ilmiah. Oleh karena itu internet dapat disebut sebagai sumber database yang menyediakan beragam koleksi infomasi yang sangat lengkap dan up date. Menurut Sutiyadi dalam Rofiq (2006: 1) mengemukakan bahwa informasi apapun dapat dengan mudah ditemukan di internet, karena internet merupakan jaringan yang terhubung ke jutaan komputer di seluruh dunia sehingga memungkinkan pertukaran data, berita, dan opini. Untuk menemukan informasi di internet dapat melalui beberapa cara, diantaranya adalah dengan memanfaatkan penelusuran online atau search engine (mesin pencari). Menurut Rofiq (2006: 1) bahwa fasilitas penelusuran online atau search engine tersedia banyak di internet, baik yang dibuat oleh perusahaan yang berskala global maupun lokal. Penelusuran online atau search engine ini memiliki database yang berisi alamat sumber-sumber informasi di internet. Oleh karena kelengkapan database masing-masing penelusuran online atau search engine berbeda-beda.
Universitas Sumatera Utara
2.4.1 Jenis Penelusuran Online Perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi yang begitu pesat mengakibatkan kebutuhan manusia akan informasi juga semakin meningkat sehingga dibutuhkan alat teknologi yang mampu menjawab kebutuhan pemakai informasi
tersebut.
Hal
ini
dikarenakan
pemakai
menuntut
kebutuhan
informasinya mampu dijawab dengan cara yang mudah, cepat, murah dan relevan. Akan tetapi keinginan seperti itu tidak jarang sulit terwujud, karena dihambat oleh berbagai kendala, yaitu: banjir informasi, informasi yang disajikan tidak sesuai, kandungan informasi yang disajikan tidak relevan, kandungan informasi yang diberikan kurang tepat, atau pun tingkat keakuratan data dan kepercayaan pemakai atas informasi tersebut sangat rendah. Menurut Rowley dalam Hasugian (2000: 55) mengemukakan ada beberapa jenis penelusuran (teknik penelusuran) yang mungkin dilakukan, antara lain: 1.Penelusuran dengan merawak (browse searching). 2.Penelusuran kata kunci (keyword searching) menggunakan satu kata atau lebih. 3.Penelusuran frasa, yaitu dengan memasukan frasa dalam kutipan. Hal ini berguna
untuk melokalisir frasa yang berisikan kata-kata yang tidak diindeks
(stopwords) atau kata-kata umum (common words). 4.Penelusuran indeks-silang, misalnya menelusur lebih dari satu indeks dalam pernyataan penelusuran tunggal. Kesimpulan pendapat diatas adalah dengan mengetahui jenis-jenis penelusuran (teknik penelusuran) serta perumusan query yang baik akan menghasilkan panggilan dokumen (recall), kesesuaian (precision) dan relevansi informasi yang cukup bagus serta memudahkan temu balik informasi yang dibutuhkan. 2.4.2 Fasilitas Penelusuran Online Menurut Chowdury dalam Hasugian (2000: 55) menyatakan ada sejumlah fasilitas penelusuran yang umum tersedia yaitu sebagai berikut: 1.Boolean Query Formulation Suatu sistem temu balik sebaiknya memberikan perumusan pertanyaan atau permintaan dengan menggunakan operator Boolen AND, OR dan NOT serta
Universitas Sumatera Utara
menyediakan
kolom/ruang
untuk
penelusuran
menggunakan
atau
penelusuran
menggunakan.
memperbolehkan
Fasilitas
pengguna
untuk
menggabungkan istilah penelusuran pada perintah penelusuran yang diberikan, dengan memberlakukan kondisi tertentu. Kondisi itu menentukan dimana lebih dari satu istilah penelusuran harus secara bersamaan tersedia dalam cantuman yang diinginkan, atau apakah satu atau lebih istilah harus tersedia sementara istilah yang lain tidak tersedia pada cantuman yang diinginkan, sebagai contoh penggunaan operator boolean adalah sebagai berikut: •
AND ; AIR AND LAND, akan menemukan semua cantuman dimana istilah penelusuran tersebut terdapat dalam cantuman yang sama.
•
OR ; AIR OR LAND, akan menemukan semua cantuman dimana salah satu dari istilah penelusuran terdapat
•
NOT ; AIR NOT LAND, akan memperoleh semua cantuman dimana istilah penelusuran AIR terdapat sedangkan istilah LAND tidak ditemukan.
2.Proximity Searching Penelusuran kedekatan (Proximity Searching) adalah fitur yang biasa atau yang umum disediakan pada sistem temu balik teks, mencakup pangkalan data terpasang, atau OPAC (Online Public Access Catalog). Tujuan penelusuran kedekatan adalah untuk memperbaiki atau memurnikan pertanyaan penelusuran dengan memperbolehkan penelusur menetapkan dalam hubungan kata-kata yang mana suatu istilah harus terdapat. Fasilitas penelusuran ini memperbolehkan pengguna menentukan apakah dua istilah penelusuran harus terdapat saling berdekatan satu sama lain, apakah satu atau lebih kata terdapat diantara istilah penelusuran, atau apakah istilah penelusuran harus terdapat pada satu ruas, kalimat atau pada suatu paragraf yang sama. Beberapa contoh penelusuran kedekatan (Proximity Searching) ialah: •
Same (S); AIR (S) POLLUTION, akan menemukan semua cantuman dimana istilah penelusuran AIR dan POLLUTION, harus terdapat di dalam satu paragraf yang sama.
•
With (W); ELECTRIC (W) VEHICLE, akan mendapatkan semua cantuman dimana kata atau istilah ELECTRIC dan VEHICLE, terdapat di dalam kalimat yang sama.
Universitas Sumatera Utara
•
Adjacency (ADJ) LAW, akan mendapatkan semua cantuman dimana kata atau istilah CIVIL diikuti oleh LAW. Cantuman yang berisi CIVIL LAW, atau CIVIL dan LAW dalam satu ruas atau kalimat yang sama akan terpanggil, sedangkan yang berisi LAW CIVIL, atau LAW and CIVIL tidak terpanggil.
•
Near (N); NUCLEAR (N) EXPLOSION, akan mendapatkan semua cantuman dimana istilah NUCLEAR pada ruas atau kalimat yang sama.
3.Limiting Searches Pangkalan data pada sistem temu balik teks terdiri dari sejumlah ruas field yang berbeda dan juga berisikan informasi yang berbeda. Pengguna dalam merumuskan query-nya harus dapat membatasi penelusuran pada satu atau lebih ruas tertentu. Perangkat lunak temu balik teks biasanya memberikan fasilitas pembatasan penelusuran. Pembatasan penelusuran ini, dikenal juga sebagai penelusuran berdasarkan ruas (field searching). Dengan fasilitas penelusuran ini, pengguna dapat menetapkan bahwa istilah penelusuran akan dicari atau dilihat pada satu atau lebih ruas tertentu. Contoh dari limiting searches yaitu sebagai berikut: •
Pencarian melalui ruas (field searching) – Pengarang (Author Search)
•
Pencarian melalui ruas (field searching) – Judul (Tittle Search)
•
Pencarian melalui ruas (field searching) – Judul Jurnal (periodical Tittle Search)
•
Pencarian melalui ruas (field searching) – Tajuk Perkara (Subject Search)
4.Truncation Penelusuran dengan cara truncation (pemenggalan) dimaksudkan untuk memungkinkan suatu penelusuran dipandu atau diarahkan untuk mendapatkan semua bentuk kata yang berbeda, akan tetapi mempunyai akar kata yang sama. Dengan menggunakan tanda atau simbol truncation (#, ?, atau $), suatu kata istilah dipenggal atau dipotong pada posisi tertentu, misalnya di kiri, di kanan atau pada keduanya. Adapun contoh pemenggalan (truncation), sebagai barikut: •
Pemenggalan di posisi kanan (right truncation); INTERN#, akan mendapatkan cantuman yang berisi kata atau istilah yang dimulai dengan
Universitas Sumatera Utara
INTERN,
seperti:
INTERNET,
INTERNATIONAL,
INTERNAL,
INTERMEZO, dsb. •
Pemenggalan di posisi kiri (left truncation); #MENT, akan mendapatkan cantuman yang berisi kata atau istilah yang berakhiran MENT, seperti: GOVERMENT, DEVELOPMENT, dsb.
•
Pemenggalan di posisi kanan dan kiri (right and left truncation); #TERN#, akan mendapatkan cantuman dengan kata atau istilah yang berisikan sisipan kata TERN, seperti: INTERNET, INTERNATIONAL, INTERNAL, dan sebagainya.
•
Pemenggalan di posisi tengah (midle truncated), biasa juga dinamai dengan sebutan Wild Card digunakan untuk memperbolehkan beberapa huruf muncul pada posisi tertentu di dalam suatu kata, atau dapat digunakan untuk memperbolehkan variasi dalam pengucapan.
5.String Searching Chowdury (1997, 174 dan 246) menyatakan bahwa string searching adalah suatu teknik untuk menemukan satu karakter string yang melekat pada suatu istilah tertentu. Istilah-istilah yang mempunyai karakter string tersebut tidak tersimpan dalam interveted file (file yang terindeks), melainkan hanya tersimpan dalam sequential file (file yang tersusun berdasarkan urutan pemasukan data). Penelusuran string (string searching) tidak didasarkan pada interveted file, akan tetapi mengambil data langsung dari cantuman bibliografis dalam sequential file. Fasilitas string searching memperbolehkan pengguna menelusur istilah-istilah yang belum terindeks. Karena proses penelusuran string adalah mencocokkan karakter istilah penelusuran dengan karakter cantuman-cantuman yang tersimpan pada simpanan (file) sequential yang belum terindeks, sehingga penelusuran ini sangat lambat, terutama untuk pangkalan data yang besar. 6.Stemming Penelusuran dengan stemming adalah penelusuran dengan mencari kata dasar, sehingga dengan stemming semua dokumen yang mengandung istilah turunan dari suatu kata dasar akan terpanggil. Secara sederhana, penelusuran dengan stemming akan memanggil atau menemukan semua dokumen yang berisikan istilah turunan dari suatu kata dasar.
Universitas Sumatera Utara
7.Format tampilan yang disediakan dari setiap pangkalan data Setiap pangkalan data yang memuat informasi-informasi ilmiah berusaha semaksimal mungkin untuk mempublikasikan beragam informasi yang tersimpan dalam databasenya kepada khalayak banyak. Oleh karena itu salah satu cara untuk mempermudah pengguna informasi menemu kembali informasi sesuai dengan kebutuhan adalah dengan menampilkan format di setiap pangkalan data. Format yang ditampilkan tersebut adalah berupa gambaran secara umum tentang informasi apa yang dimuat dalam database tersebut, sehingga membantu memudahkan penelusur untuk mengambil keputusan dalam menentukan apakah database tersebut diteruskan untuk di searching atau beralih dengan database yang lain. 2.5 E-Journal 2.5.1 Pengertian E-Journal Menurut Tresnawan (2004: 1) e-journal merupakan terbitan serial seperti bentuk tercetak tetapi dalam bentuk elektronik yang biasanya terdiri dari tiga format, yaitu teks, teks dan grafik, serta full image (dalam bentuk PDF). Dalam mengembangkan layanan yang baik, perpustakaan perlu menyediakan e-journal dalam bentuk online dengan menghubungkan ke jaringan internet yang merupakan sumber informasi dari seluruh dunia. E-journal sangat bermanfaat bagi penelusur informasi karena memudahkan pencarian artikel dari satu jurnal atau lebih secara cepat dan tepat. Dari pendapat diatas dapat disimpulkan bahwa e-journal adalah jurnal ilmiah yang dapat diakses melalui dokumen elektronik dalam wujud komputerisasi. E-journal pada umumnya berbentuk (format) HTML (Hyper Text Markup Language) ataupun dalam bentuk PDF (Portable Document Format) serta bentuk multimedia sebagai pendukung dalam penyajian e-journal seperti: animation, video dan interactivity. E-journal memiliki kandungan informasi yang terbaru, current dan mutakhir artinya isi e-journal selalu terbaru serta informasinya dapat dipercaya karena memiliki identitas dokumen atau data bibliografis yang lengkap seperti: nama pengarang, jenis jurnal, jurnal fulltext dan abstrak serta alamat e-mail pengarang tercantum di dalam database sehingga memudahkan komunikasi antar pembaca jurnal dengan pengarang jurnal tersebut.
Universitas Sumatera Utara
Jurnal elektronik memeliki beberapa kelebihan dibandingkan denga jurnal cetak, diantaranya dari segi kemutakhiran, kecepatan, penerimaan informasi jauh lebih menguntungkan. Jurnal elektronik lebih cepat diketahui sebelum jurnal cetak diterbitkan. Kelebihan lain yang dimiliki oleh jurnal elektronik dibandingkan jurnal cetak, diantaranya: Tabel 2.3 Perbandingan jurnal elektronik ( online ) dengan jurnal tercetak No
Kriteria
Elektronik
Tercetak
1.
Kemutakhiran
Mutakhir
Mutakhir
2.
Kecepatan diterima
Cepat
Lambat
3.
Penyimpanan
Sangat mengirit tempat
Memakan Tempat
4.
Pemanfaatan
24 jam
Terbatas jam buka
5.
Kesempatan akses
Dapat Bersamaan
Antri
6.
Penelusuran
Otomatis tersedia
Harus dibuat
7.
Waktu penelusuran
Cepat
Lama
8.
Keamanan
Lebih aman
Kurang aman
9.
Manipulasi dokumen
Sangat mudah
Tidak bisa
Judul dapat lebih
Judul lebih sedikit
10. Bila langganan dengan dana yang sama 11. Harga total langganan
banyak Lebih murah
Lebih mahal
Dari tabel diatas, dapat disimpulkan bahwa penggunaan jurnal elektronik jauh lebih menguntungkan dibandingkan dengan jurnal tercetak. 2.5.2 ASCE (American Society of Civil Engineers) ASCE (American Society of Civil Engineers) adalah database (pangkalan data) e-journal yang berpusat di Amerika Serikat USA yang menyediakan sumber informasi ilmiah bagi mahasiswa dan peneliti di bidang disiplin ilmu teknik sipil. ASCE merupakan sumbangan dari DIKTI dan perpustakaan USU mulai mempublikasikan pada awal tahun 2008. Untuk mengakses database ASCE (American Society of Civil Engineers) dapat dilakukan atau ditelusur melalui website perpustakaan USU yaitu. http://library.usu.ac.id
Universitas Sumatera Utara
2.5.3 Perkembangan E-Journal ASCE E-Journal ASCE (American Society of Civil Engineers) adalah e-journal yang disumbangkan oleh DIKTI kepada Perpustakaan Universitas Sumatera Utara dan dipublikasikan sejak awal 2008. Pada dasarnya e-jounal ASCE (American Society of Civil Engineers) merupakan sumbangan dari DIKTI. Keberadaan ejournal ASCE di perpustakaan USU sangat membantu kegiatan sivitas akademik dan penelitian yang dilakukan oleh mahasiswa, dosen dan peneliti. 2.6. Prosedur Penelusuran Database ASCE Penelusuran melalui database ASCE berbeda dengan penelusuran pada beberapa database e-journal lainnya. Menggunakan e-journal ASCE pengguna lebih mudah untuk menemu kembali informasi yang dibutuhkan karena ASCE memberikan dua pilihan pada pengguna untuk melakukan pemanggilan dokumen yakni available volume list dan search all issues. Dengan menggunakan available volume list pengguna tidak perlu membangun query untuk memanggil dokumen tetapi pengguna dapat memilih topik, volume, tahun dan issues yang diinginkan, kemudian akan muncul indeks dari dokumen tersebut. Apabila dokumen tersebut relevan dengan pengguna maka artikel atau jurnal ilmiah tersebut dapat langsung di download secara full text dalam bentuk format pdf. Keuntungan melakukan searching dengan available volume list adalah pengguna tidak perlu membangun query, tetapi kelemahannya adalah terlalu banyak pilihan yang ditawarkan. Berbeda dengan search all issues dimana pengguna harus membangun query yang benar-benar relevan, guna untuk memanggil dokumen yang ada dalam database. Keuntungan menggunakan cara yang kedua ini adalah dokumen yang terpanggil sesuai dengan query yang dibuat oleh pengguna. Artinya adalah indeks yang terpanggil relevan dengan query yang dibuat oleh pengguna dengan recall yang sedikit, akan tetapi yang menjadi kelemahannya adalah pengguna dituntut harus benar-benar mampu membuat query yang benar dimana karakternya harus sama dengan karakter indeks yang ada dalam dokumen, bila tidak maka dokumen tersebut tidak akan terpangggil.
Universitas Sumatera Utara
2.6.1 Prosedur Penilaian Relevansi Dokumen Penilaian relevan atau tidak relevan terhadap dokumen yang telah diambil dilakukan oleh mahasiswa Magister Teknik Sipil Universitas Sumatera Utara khususnya stambuk 2006 yang telah terpilih sebagai sampel. Prosedur penilaian terhadap dokumen dimaksud adalah sebagai berikut: 1. Semua jurnal ilmiah atau dokumen yang relevan dengan query yang telah dibangun dikumpul dalam satu file 2. Jurnal ilmiah tersebut di cetak dan di copy dalam sebuah CD kosong untuk diserahkan kepada mahasiswa Magister Teknik Sipil Universitas Sumatera Utara khususnya stambuk 2006 yang telah terpilih sebagai sampel untuk melakukan penilaian. 3. Penilaian dilakukan oleh mahasiswa Magister Teknik Sipil Universitas Sumatera Utara dengan mengisi tabel 4. Kategori penilaian terhadap dokumen terpanggil adalah relevan, relevan marginal dan tidak relevan 5. Penilaian dilakukan dengan menandai dalam bentuk checklist
Universitas Sumatera Utara