BAB II KAJIAN TEORI
2.1 . Kajian Teori 2.1.1. Belajar 2.1.1.1. Pengertian Belajar Menurut Slameto (2010) belajar adalah suatu proses usaha yang dilakukan seseorang untuk memperoleh suatu perubahan tingkah laku yang baru secara keseluruhan, sebagai hasil pengalamannya sendiri dalam interaksi dengan lingkungan. Belajar adalah berusaha memperoleh kepandaian atau ilmu; membaca, berlatih; bertingkah laku atau tanggapan yang disebabkan oleh pengalaman (Dalam KLBI, 2005). Menurut Suryabrata (1998) mengemukakan bahwa belajar itu membawa perubahan, perubahan tersebut didapatkan dari kecakapan baru, dan perubahan tersebut terjadi karena adanya usaha. Ahmadi dan Supriono (1991) bahwa belajar adalah suatu proses usaha yang dilakukan individu untuk memperoleh suatu perubahan tingkah laku yang baru secara keseluruhan sebagai hasil pengalaman individu itu sendiri dalam interaksi dengan lingkungannya. Moh. Surya (1981), belajar adalah suatu proses usaha yang dilakukan individu untuk memperoleh suatu perubahan tingkah laku yang baru keseluruhan, sebagai hasil pengalaman 10
individu itu sendiri dalam interaksinya dengan lingkungan. Sedangkan Syaiful (2009) mengungkapkan bahwa belajar adalah rangkaian kegiatan jiwa raga yang menuju perkembangan pribadi manusia seutuhnya, yang menyangkut unsur cipta, rasa, dan karsa, ranah kognitif, afektif, dan psikomotorik. Winkel (1996) belajar adalah suatu aktivitas mental /psikis yang berlangsung dalam interaksi yang aktif dengan lingkungan yang menghasilkan perubahan-perubahan dalam pengetahuan, pemahaman, keterampilan dan nilai sikap. Berdasarkan beberapa pendapat di atas, dapat disimpulkan bahwa belajar adalah suatu proses perubahan tingkah laku seseorang yang menghasilkan perubahan sebagai peningkatan dalam kecakapan, sikap, pemahaman, keterampilan dan daya pikir dalam interaksi dengan lingkungannya. 2.1.1.2. Hasil Belajar Menurut A. Tabrani Rusyan (2000) hasil belajar merupakan hasil yang dicapai oleh seorang siswa setelah ia melakukan kegiatan belajar mengajar tertentu atau setelah ia menerima pengajaran dari seorang guru pada suatu saat. Menururt Sudjana (2005) hasil belajar adalah perubahan tingkah laku yang mencakup bidang kognitif, afektif dan psikomotor yang dimiliki siswa setelah menerima pembelajaran. Dan menurut Dede Rosyada (2004) hasil belajar adalah mengembangkan berbagai metode untuk mencatat dan memperoleh informasi, siswa harus aktif menemukan 11
informasi-informasi tersebut dan guru menjadi partner siswa dalam proses penemuan berbagai informasi dan makna-makna dari informasi yang diperolehnya dalam pelajaran yang dibahas dan dikaji bersama. Sedangkan menurut Yuni Tri Hewindati dan Adi Suryanto (2004) hasil belajar merupakan suatu proses di mana suatu organisme mengalami perubahan perilaku karena adanya pengalaman dan proses belajar telah terjadi jika di dalam diri anak telah terjadi perubahan, perubahan tersebut diperoleh dari pengalaman sebagai interaksi dengan lingkungan. Jadi hasil belajar merupakan kemampuan yang di peroleh individu setelah memperoleh pembelajaran yang berupa perubahan tingkah laku baik berupa pengetahuan, pemahamanan, sikap dan keterampilan untuk menjadi lebih baik dari sebelumnya Hasil belajar menempatkan seseorang dari tingkat abilitas yang satu ke tingkat abilitas yang lain. Mengenai perubahan tingkat abilitas menurut Bloom dalam Sardiman A.N. 2004 meliputi tiga ranah, yaitu: Kognitif, Afektif dan Psikomotor. Dalam penelitian ini penulis lebih menekan pada ranah kognitif saja. Tujuan pengajaran dalam kawasan kognitif menurut Bloom dalam Gulo,2002 terdiri atas enam tingkatan. Tingkatan pertama pengetahuan adalah kemampuan untuk mengetahui, mengenal, mengingat segala sesuatu yang pernah ditemukan dari suatu aktivitas atau kegiatan seperti istilah, fakta, aturan, urutan, metode , dan
12
sebagainya. Pengetahuan merupakan kemampuan yang paling dasar dalam ranah kognitif. Tingkatan kedua Pemahaman , yaitu kemampuan memahami merupakan kegiatan mental intelektual yang mengorganisasikan materi yang telah diketahui. Sejauh mana seseorang dapat memahami segala materi yang telah dipelajari untuk di sesuaikan ke dalam struktur kognitif yang ada, sehingga menjadikan struktur kognitif yang lama menjadi berubah yang berarti orang yang bersangkutan mengalami perubahan dalam perilakunya. Peristiwa inilah yang disebut dengan mengerti atau memahami. Kemampuan ini termasuk didalamnya adalah kemampuan menerjemahkan, menafsirkan, memperkirakan, memahami isi pokok, mengartikan tabel, dan sebagainya. Ketiga Penerapan (Application), merupakan kemampuan untuk menggunakan konsep, prinsip, prosedur atau teori yang sudah dimiliki untuk menyelesaikan suatu masalah tertentu, misalnya menggunakan konsep matematika untuk menyelesaikan masalah dalam berbagai bidang. Kemampuan ini termasuk didalamnya adalah kemampuan memecahkan masalah, membuat bagan, menggunakan konsep, kaidah, prinsip, metode, dan sebagainya. Keempat Analisis (Analysis), merupakan kemampuan untuk menguraikan suatu bahan atau materi kedalam unsur-unsurnya kemudian menghubungkan bagian bagian tersebut dengan cara menyusun dan 13
menggorganisasikan. Kelima Sintesis (synthesis) yaitu kemampuan untuk mengumpulkan dan mengorganisasikan semua unsur yang diketahui sehingga membentuk suatu bagian yang utuh dan baru. Keenam evaluasi (evaluation) yaitu kemampuan untuk mengambil keputusan, menyatakan pendapat atau memberi penilaian berdasarkan kriteria tertentu baik bersifat kualitatif maupun kuantitatif. Dari ke-6 tingkatan tersebut dapat diperoleh suatu bagan kemampuan kognitif menurut Bloom sebagai berikut: Tinggi
6. Evaluasi 5. Sintesis
Kemampuan menilai berdasar norma seperti menilai mutu karangan
Kemampuan menyusun seperti karangan, rencana program kerja.
4. Analisis Kemampuan memisahkan, membedakan, seperti merinci bagian-bagian, hubungan antara, dan sebagainya.
3. Penerapan Kemampuan memecahkan masalah, membuat bagan, menggunakan konsep, kaidah, prinsip, metode, dan sebagainya. Rendah
2. Pemahaman Kemampuan menerjemahkan, menafsirkan, memperkirakan, memahami isi pokok, mengartikan tabel
1. Pengetahuan Kemampuan mengetahui atau mengingat istilah, fakta, aturan, urutan, metoda
Bagan Hierarkis Jenis Perilaku dan Kemampuan Internal menurut Taksonomi Bloom dalam Dimyati dan Mudjiono (2002)
14
2.1.1.3. Faktor – Faktor Yang Mempengarui Hasil Belajar Menurut Shabri (2005), hasil belajar yang dicapai siswa dipengaruhi oleh dua faktor utama yaitu faktor dari lingkungan dan faktor yang datang dari diri siswa. Faktor yang datang dari diri siswa seperti kemampuan belajar (intelegensi), motivasi belajar, minta dan perhatian, sikap dan kebiasaan belajar, ketekunan, faktor fisik dan psikis. Ada beberapa faktor yang mempengaruhi hasil belajar dalam Anni, (2005) yaitu sebagai berikut. 1) Faktor Internal Faktor internal mencakup kondisi fisik seperti kesehatan organ tubuh, kondisi psikis seperti kemampuan intelektual, emosional dan kondisi sosial
seperti
kemampuan
bersosialisasi
dengan
lingkungan.
Kesempurnaan dan kualitas kondisi internal yang dimiliki siswa akan berpengaruh terhadap kesiapan, proses dan hasil belajar. 2) Faktor Eksternal Faktor eksternal antara lain kesulitan materi yang dipelajari, tempat belajar, iklim, suasana lingkungan dan budaya belajar masyarakat. Faktor eksternal ini juga akan mempengaruhi kesiapan, proses dan hasil belajar siswa Clark dalam Shabri (2005) mengemukakan bahwa hasil belajar siswa di sekolah 70% dipengaruhi oleh kemampuan siswa dan 30% dipengaruhi oleh lingkungan. Artinya, selain faktor dari diri siswa 15
sendiri, masih ada faktor-faktor di luar dirinya yang dapat menentukan atau mempengaruhi hasil belajar yang dicapai. Salah
satu
lingkungan
belajar
yang
paling
dominan
mempengaruhi hasil belajar di sekolah ialah kualitas pengajaran. Kualitas pengajaran juga dipengaruhi oleh karakteristik kelas. Variabel karakteristik kelas antara lain: 1) Ukuran kelas (class size). Artinya, banyak sedikitnya jumlah siswa yang belajar. Ukuran yang biasanya digunakan adalah 1:40, artinya, seorang guru melayani 40 orang siswa. Diduga makin besar jumlah siswa yang harus dilayani guru dalam satu kelas maka makin rendah kualitas pengajaran, demikian pula sebaliknya. 2) Suasana belajar. Suasana belajar yang demokratis akan memberi peluang mencapai hasil belajar yang optimal, dibandingkan dengan suasana yang kaku, disiplin yang ketat dengan otoritas yang ada pada guru. Dalam suasana belajar
demokratis
ada
kebebasan
siswa
belajar,
mengajukan pendapat, berdialog dengan teman sekelas dan lain-lain. 3) Fasilitas dan sumber belajar yang tersedia. Kelas harus diusahakan sebagai laboratorium belajar bagi siswa.
16
Artinya, kelas harus menyediakan sumbersumber belajar seperti buku pelajaran, alat peraga, dan lain-lain. Dari informasi di atas, maka dapat ditarik kesimpulan bahwa faktor-faktor yang dapat mempengaruhi hasil belajar siswa, yaitu: 1) Faktor pada diri siswa diantaranya intelegensi, kecemasan (emosi), motivasi belajar, minat dan perhatian, sikap dan kebiasaan belajar, ketekunan, dan faktor fisik dan psikis. 2) Faktor di luar diri siswa, seperti ukuran kelas, suasana belajar (termasuk di dalamnya guru), fasilitas dan sumber belajar yang tersedia. 2.1.2. Metode Ceramah Ceramah merupakan salah satu metode mengajar yang paling banyak digunakan dalam proses belajar mengajar. Metode ceramah ini dilakukan dengan cara menyampaikan materi pelajaran kepada peserta didik secara langsung atau dengan cara lisan. Penggunaan metode ini sifatnya sangat praktis dan efisien bagi pemberian pengajaran yang bahannya banyak dan mempunyai banyak peserta didik. Metode ceramah merupakan cara mengajar yang paling tradisional dan telah lama dijalankan dalam sejarah pendidikan, oleh karena itu metode ini boleh dikatakan sebagai metode pengajaran tradisional karena sejak dulu metode ini digunakan sebagai alat komunikasi guru dalam menyampaikan materi 17
pelajaran. Menurut Suryono (1992). Metode ceramah adalah penuturan atau penjelasan guru secara lisan, di mana dalam pelaksanaanya guru dapat menggunakan alat bantu mengajar untuk memperjelas uraian yang disampaikan kepada murid-muridnya. Menurut Roestiyah N.K ( 2001). Metode ceramah adalah Suatu cara mengajar yang digunakan untuk menyampaikan keterangan atau informasi atau uraian tentang suatu pokok persoalan serta masalah secara lisan. Menurut Team Didaktik Metodik (1995). “Metode ceramah adalah Penerangan dan penuturan secara lisan oleh guru terhadap siswa didepan kelas”. Muhibbin Syah, (2000) Metode ceramah yaitu sebuah metode mengajar dengan menyampaikan informasi dan pengetahuan saecara lisan kepada sejumlah siswa yang pada umumnya mengikuti secara pasif. 2.1.2.1 Kelemahan Metode Ceramah Beberapa kelemahan metode ceramah adalah :
1. Membuat siswa pasif 2. Mengandung unsur paksaan kepada siswa 3. Mengandung daya kritis siswa ( Daradjat, 1985) 4. Anak didik yang lebih tanggap dari visi visual akan menjadi rugi dan anak didik yang lebih tanggap auditifnya dapat lebih besar menerimanya. 5. Sukar mengontrol sejauhmana pemerolehan belajar anak didik.
18
6. Kegiatan pengajaran menjadi verbalisme (pengertian katakata). 7. Bila terlalu lama membosankan.(Syaiful Bahri Djamarah, 2000)
2.1.2.2 Kelebihan Metode Ceramah Beberapa kelebihan metode ceramah adalah :
1.
Guru mudah menguasai kelas.
2.
Guru mudah menerangkan bahan pelajaran berjumlah besar
3.
Dapat diikuti anak didik dalam jumlah besar.
4.
Mudah dilaksanakan (Syaiful Bahri Djamarah, 2000)
Berdasarkan pendapat diatas, dapat disimpulkan bahwa metode ceramah merupakan suatu cara penyampaian informasi dengan lisan dari seorang kepada sejumlah pendengar di suatu ruangan.
2.1.3. Media Pembelajaran Media
adalah
sebuah
alat
yang
mempunyai
fungsi
menyampaikan pesan (Bovee, 1997). Media merupakan bentuk jamak dari kata “medium” yang berasal dari bahasa latin yang berarti “antara”. Istilah media dapat kita artikan sebagai segala sesuatu yang menjadi perantara atau penyampai informasi dari pengirim pesan kepada penerima pesan.
19
Berbicara mengenai media tentunya kita akan mempunyai cakupan yang sangat luas, oleh karena itu saat ini masalah media kita batasi ke arah yang relevan dengan masalah pembelajaran saja atau yang dikenal sebagai media pembelajaran. Briggs (1977), menyebutkan bahwa media adalah segala alat fisik yang dapat menyajikan pesan serta merangsang siswa untuk belajar. Sementara itu Schramm (1977), berpendapat bahwa media pembelajaran merupakan teknologi pembawa informasi atau pesan instruksional yang dapat dimanipulasi, dilihat, didengar dan dibaca. Dengan demikian media pembelajaran adalah sebuah alat yang berfungsi untuk menyampaikan pesan
pembelajaran.
National
Education
Association
(1969),
mengungkapkan bahwa media pembelajaran adalah “sarana komunikasi dalam bentuk cetak maupun pandang-dengar, termasuk teknologi perangkat keras.” Dari ketiga pendapat di atas disimpulkan bahwa media pembelajaran adalah ”segala sesuatu yang dapat menyalurkan pesan, dapat merangsang pikiran, perasaan, dan kemauan peserta didik sehingga dapat mendorong terciptanya proses belajar pada diri peserta didik.” Media pembelajaran adalah sebuah proses komunikasi antara pembelajar, pengajar dan bahan ajar. Komunikasi tidak akan berjalan tanpa bantuan sarana penyampai pesan atau media. Pesan yang akan dikomunikasikan adalah isi pembelajaran yang ada dalam kurikulum yang dituangkan oleh pengajar atau fasilitator atau sumber lain kedalam simbol-simbol komunikasi, baik 20
simbol
verbal
maupun
symbol
non
verbal
atau
visual.
Untuk
menyampaikan pesan pembelajaran dari guru kepada siswa, biasanya guru menggunakan alat bantu mengajar berupa Media power point, gambar, atau alat-alat lain yang dapat memberikan pengalaman konkrit, motivasi belajar, serta mempertinggi daya serap atau yang kita kenal sebagai alat bantu visual.
Menurut Rossi dan Breidel (1966) media pembelajaran adalah
seluruh alat dan bahan yang dapat dipakai untuk mencapai tujuan pendidikan seperti media powerpoint ,radio, televisi, buku, koran, mejalah, dan sebagainya kalau digunakan dan diprogram untuk pendidikan maka merupakan media pembelajaran. (AECT Task Force,1977) ( dalam Latuheru,1988), segala bentuk dan saluran yang dapat digunakan dalam suatu
proses
penyajian
informasi.
Robert
Heinich
dkk
(1985)
mengemukakan definisi medium sebagai sesuatu yang membawa informasi antara sumber (source) dan penerima (receiver) informasi. Masih dari sudut pandang yang sama, Kemp dan Dayton (1985), mengemukakan bahwa peran media dalam proses komunikasi adalah sebagai alat pengirim (transfer) yang mentransmisikan pesan dari pengirim (sander) kepada penerima pesan atau informasi (receiver). Jerold Kemp (1986) dalam Pribadi
(2004)
mengemukakan
beberapa
faktor
yang merupakan
karakteristik dari media, antara lain : a. kemampuan dalam menyajikan gambar (presentation) b. faktor ukuran (size); besar atau kecil 21
c. faktor warna (color): hitam putih atau berwarna d. faktor gerak: diam atau bergerak e. faktor bahasa: tertulis atau lisan f. faktor keterkaitan antara gambar dan suara: gambar saja, suara saja, atau
gabungan antara gambar dan suara.
Dari beberapa pendapat di atas, dapat disimpulkan bahwa media pembelajaran adalah suatu alat, bahan ataupun berbagai macam komponen yang digunakan dalam kegiatan belajar mengajar untuk menyampaikan pesan dari pemberi pesan kepada penerima pesan untuk memudahkan penerima pesan menerima suatu konsep. 2.1.3.1 Tujuan Penggunaan Media Pembelajaran 1. Agar proses belajar mengajar yang sedang berlangsung dapat berjalan dengan tepat dan berdaya guna. 2. Untuk mempermudah bagi guru dalam menyampaikan imformasi materi kepada peserta didik. 3. Untuk mempermudah bagi anak didik dalam menyerap atau menerima materi yang disampaikan oleh guru. 4. Untuk dapat mendorong keinginan anak didik untuk mengetahui lebih banyak dan mendalam tentang materi atau pesan yang disampaikan oleh guru.
22
2.1.3.2
Manfaat Media Pembelajaran Menurut Anonimos (2007), manfaat media pembelajaran sebagai berikut: 1. Media pembelajaran dapat menarik dan memperbesar perhatian anak terhadap materi pengajaran yang disajikan. 2. Media pembelajaran dapat mengatasi perbedaan pengalaman belajar anak didik berdasarkan latar belakang social ekonomi. 3. Media pembelajaran dapat membantu anak didik dalam memberi pengalaman belajar yang sulit diperoleh dengan cara lain. 4. Media pembelajaran dapat membantu perkembangan pikiran anak didik secara teratur tentang hal yang mereka alami dalam kegiatan belajar mengajar mareka. 5. Media pembelajaran dapat menumbuhkan kemampuan anak didik untuk berusaha mempelajari sendiri berdasarkan pengalaman dan kenyataan. 6. Media pengajaran dapat mengurangi verbalisme
2.1.3.3 Pembelajaran Media Power Point Pembelajaran media power point adalah salah satu solusi yang dapat guru lakukan untuk membenahi model pembelajaran yang dilaksanakan dalam menyampaikan materi ajar di kelas. Terlebih lagi dengan semakin pesatnya perkembangan IPTEK, menuntut guru untuk lebih kreatif dan inovatif dalam mendesain pembelajaran. Jika sarana 23
tersebut telah disediakan oleh sekolah maka sekurang-kurangnya guru diharapkan mampu mengoprasikan dan memanfaatkannya semaksimal mungkin. Namun jika tidak, di sanalah dituntut pula ketrampilan guru untuk membuatnya sendiri. Cara guru untuk mendesain pembelajaran yang lebih baik salah satunya dengan memanfaatkan media power point. Media pembelajaran Power point ini yang digunakan oleh guru sangat berpengaruh terhadap hasil belajar mengajar karena materi pelajaran dapat disajikan dengan lebih baik, lebih efisien, lebih menarik dan dapat lebih mudah untuk diterima dan dimengerti oleh siswanya. Keuntungan menggunakan media belajar, memperjelas penyajian pesan agar tidak terlalu banyak alat peraga yang digunakan. Mengatasi keterbatasan ruang, waktu, dan daya indera, misalnya. Objek yang terlalu besar, bisa digantikan dengan realitas, gambar, film, atau model, Objek yang kecil, bisa dibantu dengan proyektor mikro, film atau gambar. Kejadian atau peristiwa yang terjadi di masa lalu bisa ditampilkan lagi lewat rekaman power point. Objek-objek yang terlalu kompleks dapat disajikan dalam model, diagram, dan lain-lain. Penggunaan media power point secara tepat dan bervariasi dapat mengatasi sikap pasif anak didik. Dalam hal ini media power point berguna untuk : a. Menimbulkan kegairahan belajar. b. Memungkinkan
anak
didik
belajar
sendiri-sendiri
menurut 24
kemampuan dan minatnya. c. Sifat unik tiap siswa, lingkungan dan pengalaman yang berbeda, kurikulum dan materi pendidikan ditentukan sama untuk setiap siswa, maka guru akan kesulitan bila harus diatasi sendiri. Lebih sulit lagi bila latar belakang lingkungan guru dan siswa juga berbeda. Masalah ini dapat diatasi dengan menggunakan media power point: a. Memberikan perangsang yang sama. b. Mempersamakan pengalaman. c. Menimbulkan persepsi yang sama. Media power point mempunyai karakteristik tertentu, baik dilihat dari keunggulannya, cara pembuatan maupun cara penggunaannya. Memahami karakteristik media pembelajaran merupakan kemampuan dasar yang harus dimiliki guru dalam pemilihan media pembelajaran. Disamping itu memberikan kemungkinan pada guru untuk menggunakan berbagai media pembelajaran secara bervariasi. Media power point dapat digolongkan menjadi beberapa jenis, jika dilihat dari berbagai sudut pandang adalah sebagai berikut: a. Dilihat dari jenisnya media dapat digolongkan menjadi: media Audio, media Visual dan media Audio Visual. b. Dilihat dari daya liputnya media dapat digolongkan menjadi: media dengan daya liput luas dan serentak, media dengan daya liput yang terbatas dengan ruang dan tempat dan media pengajaran individual. 25
c. Dilihat dari bahan pembuatannya media dapat digolongkan menjadi: media sederhana dan media komplek. d. Dilihat dari bentuknya media dapat digolongkan menjadi: media grafis (dua dimensi), media tiga dimensi, dan media elektronik. Salah satu contoh media belajar power point tersebut adalah dengan menggunakan komputer atau yang lebih dikenal dengan media pembelajaran bantuan komputer. Komputer adalah hasil dari kemajuan teknologi elektronika dan informatika yang berfungsi sebagai alat bantu untuk menulis, menggambar, menyunting gambar atau foto, membuat animasi, mengoperasikan program analisis ilmiah, simulasi dan untuk kontrol peralatan. Perkembangan teknologi komputer baik hardware maupun softwarenya saat ini sangat mendukung untuk mengembangkan model
pembelajaran
edutainment
sekaligus
sebagai
media
pembelajarannya. Aplikasi software Microsoft PowerPoint yang sering digunakan untuk presentasi atau mengajar dapat dioptimalkan penggunaannya dengan memanfaatkan berbagai fasilitas yang dimilikinya seperti hyperlink, insert picture, table grafik movie, sound beserta efek animasinya (custom animation) dalam menampilkan gambar bangun, garis, teks dan gambar secara kolaboratif. Pada prinsipnya program ini terdiri dari beberapa unsur rupa, dan pengontrolan operasionalnya. Unsur rupa yang dimaksud, terdiri dari slide, teks, gambar dan bidang-bidang 26
warna yang dapat dikombinasikan dengan latar belakang yang telah tersedia. Unsur rupa tersebut dapat dibuat tanpa gerak, atau dibuat dengan gerakan tertentu sesuai keinginan. Seluruh tampilan dari program ini dapat diatur sesuai keperluan, apakah akan berjalan sendiri sesuai timing yang diinginkan, atau berjalan secara manual, yaitu dengan mengklik tombol mouse. Biasanya jika digunakan untuk penyampaian bahan ajar yang mementingkan terjadinya interaksi antara peserta didik dengan tenaga pendidik, maka kontrol operasinya menggunakan cara manual. Ada beberapa hal yang harus diperhatikan dalam pembuatan bahan ajar dengan menggunakan Media PowerPoint diantaranya: a. Jangan terlalu banyak tulisan yang ditampilkan. b. Tulisan jangan terlalu kecil karena harus dilihat oleh banyak siswa. c. Seimbangkan antara gambar dan animasi dengan bahan ajar yang ingin disampaikan. d. Usahakan bentuk presentasi yang interaktif. Dalam memanfaat media Power Point sebagai media belajar ada langkah-langkah yang dapat menjadi acuan sehingga proses belajar menjadi lebih menarik dan memberi kesan elegan dan professional bagi pendidi: a. Pergunakan desain yang konsisten. Hal ini bisa dilakukan dengan menggunakan slide master, sehingga layout, font, bulleting, dan 27
animasi pergantian slide menjadi konsisten hingga akhir pembelajaran. b. Batasi jumlah baris dalam setiap slide. Jumlah baris dalam slide yang terlalu banyak menyebabkan silde tersebut menjadi terlalu penuh, sehingga teks menjadi kecil-kecil. Akibat yang lebih parah, siswa tidak akan dapat mencerna informasi dalam slide tersebut. Sampaikan poin-poin pokok dalam setiap slide, kemudian gurulah yang harus mengembangkan ketika melakukan pembelajaran. c. Pergunakan warna teks dan latar belakang yang kontras sehingga dapat dibaca dengan baik oleh siswa. d. Hindari penggunaan animasi dan sound effect yang berlebihan. Animasi dengan diiringi sound effect yang berlebihan justru menyebabkan siswa menjadi tidak dapat berkonsentrasi dengan pelajaran, tapi justru menjadi lebih tertarik dan terpaku dengan animasi yang dihadirkan atau sounds yang diperdengarkan. Menurut Sudjana dan Rivai (2001) mengatakan bahwa media power point pengajaran dapat mempertinggi proses belajar siswa dalam pengajaran yang pada giliranya diharapkan dapat mempertinggi hasil belajar yang dicapainya. Alasanya berkenaan dengan manfaat media pengajaran dalam proses belajar siswa antara lain: (a) Pengajaran akan lebih menarik perhatian siswa sehingga dapat menumbuhkan motivasi belajar, (b) Bahan pengajaran akan lebih jelas maknanya sehingga akan lebih dipahami oleh para siswa dan 28
memungkinkan siswa menguasai tujuan pengajaran lebih baik, (c) Metode mengajar akan lebih bervariasi, (d) Siswa lebih banyak melakukan kegiatan belajar sebab tidak hanya mendengarkan uraian guru tetapi juga aktivitas lain seperti mengamati, melakukan, mendemonstrasikan dan lain-lain. 2.1.4 Power Point Microsoft Power point merupakan salah satu bagian aplikasi MS Office yang dapat digunakan untuk membantu merancang dan menyajikan presentasi. Presentasi yang dibuat dapat berisi tampilan teks maupun grafis yang terbagi dalam slide-slide. Setiap slide dapat berisi penjabaran topik yang divisualisasikan dalam bentuk tulisan, gambar maupun tabel. Dengan adanya animasi dan multimedia yang menyertainya maka penyajian presentasi akan lebih hidup, menarik dan efektif. Beberapa hal yang menjadikan media ini menarik untuk digunakan sebagai alat presentasi adalah berbagai kemampuan pengolahan teks, wana, dan gambar, serta animasi-animasi yang bisa diolah sendiri sesuai kreatifitas penggunanya. Pada prinsipnya program ini terdiri dari beberapa unsur rupa, dan pengontrolan operasionalnya. Unsur rupa yang dimaksud, terdiri dari slide, teks, gambar dan bidang-bidang warna yang dapat dikombinasikan dengan latar belakang yang telah tersedia. Unsur rupa tersebut dapat kita buat tanpa gerak, atau dibuat dengan gerakan tertentu sesuai keinginan kita. Seluruh tampilan dari program ini dapat diatur sesuai keperluan, apakah akan 29
berjalan sendiri sesuai timing yang diinginkan, atau berjalan secara manual, yaitu dengan mengklik tombol mouse. Biasanya jika digunakan untuk penyampaian bahan ajar yang mementingkan terjadinya interaksi antara peserta
didik
dengan
tenaga
pendidik,
maka
kontrol
operasinya
menggunakan cara manual, jika dimanfaatkan dalam dunia pendidikan, akan mempermudah penyerapan siswa karena siswa cenderung lebih mudah mengingat sesuatu yang unik dan menarik seperti gambar-gambar, animasi dalam pembelajaran. Menurut Suroso, (2000) Power Point adalah program aplikasi yang banyak digunakan untuk keperluan presentasi yang melibatkan banyak peserta. Power point sering digunakan untuk menarik perhatian peserta dengan teks, gambar, grafik, suara, dan film. Presentasi power point itu sendiri adalah suatu cara yang digunakan untuk memperkenalkan atau menjelaskan tentang segala hal yang dirangkum dan dikemas ke dalam beberapa slide. Dengan menyimak slide yang ditanyakan, para peserta didik akan lebih mudah memahami penjelasan yang disajikan oleh guru. Power point terdiri dari beberapa versi, versi yang mungkin sering ditemui adalah power point XP. 2003 dan 2007. Power Point XP dan versi 2003 mempunyai tampilan dan komponen yang sama. Namun, Power Point 2007 mempunyai komponen-komponen yang cukup berbeda dari versi-versi sebelumnya.
30
2.1.4.1. Microsoft Power Point 2007 Membuat presentasi menggunakan Microsoft power point 2007 tidaklah sulit saat dimelihat hasil akhirnya. Dengan berbagai macam fasilitas yang disediakan Microsoft power point, dengan cukup klik pada mouse, maka akan terbentuk sebuah halaman presentasi dengan tampilan yang menarik dan atraktif. Microsoft power point telah menyediakan fiktur-fiktur layout atau tata letak interface yang siap digunakan. Fitur- fitur tersebut antara lain Slide Layout, Slide Design, Themes, dan Quick Style Effect. Meskipun demikian, di dalam buku ini juga akan menjelaskan cara membuat tampilan interface presentasi menggunakan software pengolah imege serta proses pengeditan gambar yang akan digunakan di dalam interface atau keperluan presentasi. 2.1.4.2 Fungsi Microsoft Power Point Software Microsoft power point sangat berguna dalam mendukung kesuksesan sebuah pembelajaran. Dalam Microsoft power point ini dapat dimasukan elemen-elemen seperti gambar atau movie, yaitu salah satu elemen yang sangat mudah untuk di mengerti oleh audience. 2.1.4.3 Kelebihan Microsoft Power Point 2007 Software Microsoft power point merupakan salah satu Software yang di rancang khusus untuk membuat presentasi atau memudahkan 31
pengguna untuk membuat bahan ajar. Dengan diluncurkannya versi Microsoft power point 2007 terbaru membuat Software semakin mudah digunakan khususnya untuk pemula dan dunia pendidikan. Dengan fasilitas baru yang ditawarkan berupa, Ribbon menu, diharapkan para pengguna tidak akan di pusingkan lagi oleh susunan menu yang bercabang-cabang dalam mempersiapkan materi ajar. Namun program ini juga memiliki kelebihan sebagai berikut : a. Penyajiannya menarik karena ada permainan warna, huruf dan animasi,baik animasi teks maupun animasi gambar atau foro. b. Lebih merangsang anak untuk mengetahui lebih jauh informasi tentang bahan ajar yang tersaji. c. Pesan informasi secara visual mudah dipahami peserta didik. d. Tenaga pendidik tidak perlu banyak menerangkan bahan ajar yang sedang disajikan. e. Dapat diperbanyak sesuai kebutuhan, dan dapat dipakai secara berulang-uang. f. Dapat disimpan dalam bentuk data optik atau magnetik. (CD / Disket / Flashdisk), sehingga paraktis untuk di bawa ke mana-mana. 2.1.4.1 Kekurangan Microsoft Power Point 2007 1.
Fitur baru tidak bisa diedit di PowerPoint 97-2003, melainkan diconvert dalam bentuk format gambar.
32
2.
Bob Gaskins dan Dennis Austin(1987). Perubahan desain yang drastis sehingga mengharuskan pengguna baru untuk mempelajari lagi dan membutuhkan waktu hingga terbiasa, antarmuka baru yang dihadirkan tidak selalu intuitif, tab kontekstual dan style gallery agak mengganggu, pengguna Office edisi sebelumnya (2000 dan 2003) perlu menginstal converter untuk dapat membukan file Office 2007, penyimpan file untuk web terasa lebih kompleks dibanding pada edisi sebelumnya, fitur baru tidak bisa diedit di PowerPoint 97-2003, melainkan di-convert dalam bentuk format gambar.
2.1.5 Hakekat IPA Pembelajaran IPA di SD menekankan pada pemberian pengalaman belajar
secara
langsung
melalui
penggunaan
dan
pengembangan
keterampilan proses dan sikap ilmiah. Sedangkan disebutkan dalam Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP) 2006. Pendidikan IPA di Sekolah Dasar (SD) berupa mata pelajaran yang mulai di ajarkan pada jenjang kelas tinggi. IPA sebagai cara mencari tahu tentang alam secara sistematis dan bukan hanya kumpulan pengetahuan yang berupa fakta-fakta, konsep-konsep, prinsip-prinsip saja, tetapi juga merupakan proses penemuan. Pendidikan IPA di SD dan MI diharapkan dapat menjadi wahana bagi siswa untuk mempelajari dirinya sendiri dan
33
alam sekitarnya, serta prospek pengembangan lebih lanjut dalam menerapkan didalam kehidupan sehari-hari. 2.1.5.1 Ruang Lingkup IPA di SD Ilmu pengetahuan alam (IPA) sebagai disiplin ilmu yang berhubungan dengan cara mencari tahu tentang alam secara sistematis, sehingga IPA bukan hanya penguasaan kumpulan pengetahuan berupa fakta, konsep, atau prinsip saja, tetapi juga merupakan suatu proses penemuan. Pengajaran IPA diharapakan dapat menjadi wahana bagi peserta didik untuk mempelajari diri sendiri dan alam sekitar, serta prospek pengembangan lebih lanjut dalam menerapkan didalam kehidupan sehari hari. Proses pelajaran IPA menekankan pada pemberian pengalaman langsung untuk mengembangkan kompetensi agar menjelajah dan memahami alam sekitar secara ilmiah. Pembelajaran IPA sebaiknya dilaksanakan secara inkuiri untuk menumbuhkan kemampuan fisik, bekerja, dan bersikap ilmiah serta mengkomunikasikannya sebagai aspek penting kecakapan hidup. Oleh karena itu Pendididkan IPA menekankan pada pemberian pengalaman belajar secara langsung melalui penggunaan dan pengembangan keterampilan proses dan sikap ilmiah. Kurikulum
Tingkat
Satuan
Pendidikan
(KTSP)
2006,
menyebutkan bahwa Ruang Lingkup Pelajaran IPA untuk SD/MI meliputi aspek-aspek berikut:
34
Makhluk hidup dan proses kehidupan, yaitu manusia, hewan,
1.
tumbuhan, dan interaksinya dengan tumbuhan, serta kesehatan. 2.
Benda/materi, sifat-sifat dan kegunaannya meliputi: cair, padat, dan gas.
3.
Energi dan perubahanya, yang meliputi: gaya, bunyi, panas, magnet, listrik, cahaya dan pesawat sederhana. Bumi dan alam semesta, yang meliputi: tanah, bumi, tata surya,
4.
dan benda-benda langit lainnya. Ruang lingkup pelajaran IPA kelas IV semester II SD Kalibeji pada poko bahasan gaya, berikut aspek-aspek yang akan diteliti: 1.
Gaya mempengaruhi gerak suatu benda
2.
Gaya mempengaruhi benda diam
3.
Gaya mempengaruhi benda bergerak
4.
Gaya mempengaruhi buntuk suatu benda
2.1.5.2 Tujuan pelajaran IPA Tujuan mata pelajaran IPA di SD dalam kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP) 2006 yaitu: 1. Memperoleh keyakinan terhadap kebesaran Tuhan Yang Maha Esa berdasarkan keberadaan, keindahan, dan keteraturan alam ciptaanNya. 2. Mengembangkan pengetahuan dan pemahaman konsep-konsep IPA yang bermanfaat dan dapat diterapkan dalam kehidupan sehari-hari.
35
3. Mengembangkan rasa ingin tahu, sikap positif, dan kesadaran tentang adanya hubungan yang saling mempengarui antara IPA, lingkungan, teknologi dan masyarakat. 4. Mengembangkan keterampilan proses untuk menyelidiki alam sekitar, memecahkan masalah, dan membuat keputusan. 5. Meningkatkan kesadaran untuk berperan serta dalam memelihara, menjaga, dan melestarikan lingkungan alam. 6. Meningkatkan kesadaran untuk menghargai alam dan segala keteraturan sebagai salah satu ciptaan Tuhan. 7. Memperoleh bakal pengetahuan, konsep, dan keterampilan IPA sebagai dasar untuk melanjudkan pendidikan ke SMP/MTs. 2.2
Penelitian yang Relevan Penelitian yang dilakukan oleh Cahyani, Nur Indah, pada tahun 2010 dengan judul : “ Penggunaan Power Point Untuk Meningkatkan Hasil Belajar Siswa Pada Mata Pelajaran IPA Kelas IV SD Negri 1 Karangwader Kecamatan Penawangan Kabupaten Grobogan Tahun Ajaran 2009/2010. Program PJJ SI PGSD FKIP Universitas Kristen Satya Wacana. “ Hasil penelitian ini menunjukan bahwa menggunakan power point dapat meningkatkan hasil belajar siswa pada mata pelajaran IPA kelas IV semester II SD Negri 1 Karangwader Kecamatan Penawangan Kabupaten Grobogan tahun ajaran 2009/2010. Peningkatan hasil belajar siswa pada siklus 1, prosentase siswa yang tuntas yaitu sebesar 55,88%. Pada siklus 2, prosentase siswa yang tuntas yaitu sebesar 88,24%, jadi terdapat kenaikan ketuntasan belajar siswa dari siklus 1 ke siklus 2 sebesar 32,36%.
36
Berdasarkan analisis judul yang pernah digunakan peneliti di atas maka metode ceramah dengan menggunakan media power point dapat meningkatkan hasil belajar siswa. Dengan analisis tersebut maka peneliti melakukan penelitian dengan Metode ceramah dengan menggunakan media power point pada pelajaran IPA untuk meningkatkan hasil belajar siswa. 2.3
Kerangka Berpikir
Gambar 2.1
Metode ceramah
Siswa pasif
Hasil belajar cukup bagus
Proses Pembelajaran Metode ceramah dengan menggunakan media power point
Siswa aktif
Hasil belajar lebih bagus
Salah satu faktor yang berpengaruh dalam hasil belajar adalah dari faktor model pembelajaran yang digunakan yang berpengaruh terhadap hasil belajar anak karena model pembelajaran sangat penting dalam keberhasilan seseorang dalam belajar. Pada pembelajaran Metode ceramah siswa hanya mendengarkan, mengantuk, dan tidak ada kesempatan
bertanya sehingga
siswa tidak ada keinginan mengajukan pertanyaan, kurangnya semangat untuk ingin tahu. Kondisi ini menyebabkan, materi yang diberikan oleh guru kurang mendapatkan hasil blajar yang baik, sehingga menyebabkan siswa menjadi pasif. Tetapai setelah dibandingkan dengan model pembelajaran dengan
37
metode ceramah menggunakan media power point ternyata siswa yang diajarkan melalui media power point ini ternyata lebih aktif dibandingkan dengan metode ceramah. Dalam hal ini media power point berguna untuk : a. Menimbulkan kegairahan belajar. b. Memungkinkan
anak
didik
belajar
sendiri-sendiri
menurut
kemampuan dan minatnya. c. Sifat unik tiap siswa, lingkungan dan pengalaman yang berbeda, kurikulum dan materi pendidikan ditentukan sama untuk setiap siswa, maka guru akan kesulitan bila harus diatasi sendiri. Lebih sulit lagi bila latar belakang lingkungan guru dan siswa juga berbeda. Masalah ini dapat diatasi dengan metode ceramah dengan menggunakan media power point: - Memberikan perangsang yang sama. - Mempersamakan pengalaman. - Menimbulkan persepsi yang sama sehingga dapat menimbulkan keaktifan dalam belajar bagi anak. Metode ceramah dengan menggunakan
media power point dapat
meningkatkan hasil belajar siswa dan siswa akan terdorong untuk belajar secara aktif, karena model pembelajaran ini sangat diperlukan dalam proses belajar mengajar sehingga dapat meningkatkan hasil belajar siswa. Salah satu faktor yang berpengaruh dalam hasil belajar adalah dari faktor model pembelajaran yang digunakan yang dapat berpengaruh terhadap hasil belajar anak karena model pembelajaran sangat penting dalam 38
keberhasilan seseorang dalam belajar. Oleh karena itu dapat disimpulkan bahwa metode ceramah dengan media power point dapat meningkatkan hasil belajar siswa. 2.4
Hipotesis Penelitian Yang menjadi hipotesis dalam penelitian ini adalah: a.
Ada pengaruh yang signifikan antara penggunaan metode ceramah terhadap hasil belajar IPA pada pokok bahasan gaya kelas IV SDN Kalibeji Tahun Pelajaran 2011/2012.
b.
Ada pengaruh yang signifikan antara metode ceramah dengan penggunaan media power point terhadap peningkatan hasil belajar IPA pada pokok bahasan gaya siswa kelas IV SDN Kalibeji Tahun Pelajaran 2011/2012
c.
Ada pengaruh yang signifiksn antara pengunaan metode ceramah dan metode ceramah dengan menggunakan media power point terhadap peningkatan hasil belajar IPA pada pokok bahasan gaya siswa kelas IV SDN Kalibeji Tahun Pelajaran 2011/2012.
39