BAB II KAJIAN TEORI DAN PENGUJIAN HIPOTESIS 2.1.
Kajian Teoretis
2.1.1 Pengertian Atletik Menurut pendapat dari Syarifuddin (1992: 2), atletik adalah satu cabang olahraga yang diperlombakan dan meliputi nomor-nomor lompat jauh lari, lempar, lompat dan loncat. Gerakan – gerakan yang dilakukan dan terdapat pada semua cabang olahraga, pada intinya merupakan gerakan dasar yang berasal dari gerakan pada olahraga atletik. Oleh karena itu, tidak berlebihan jika dikatakan bahwa atletik merupakan ibu dari semua cabang olahraga (Syarifuddin, 1992: 1) 2.1.2. Pengertian Lompat Jauh Menurut Gilang (2007:39) Lompat jauh adalah bentuk gerakan melompat mengangkat kaki ke atas depan dalam upaya membawa titik berat badan selama mungkin di udara (melayang di udara) yang dilakukan dengan cepat dan dengan jalan melakukan tolakan pada satu kaki untuk mencapai jarak yang sejauh-jauhnya. Karsono (2007:42)) “Lompat jauh merupakan nomor yang dilombakan pada cabang olahraga atletik. Dalam lompat jauh terdapat iga gaya, yaitu gaya jongkok, gaya berjalan di udara, dan gaya menggantung”. Herdiana (2004:35) “Beberapa gaya dalam lompat jauh adalah sebagai berikut: gaya jongkok, gaya lenting, gaya jalan di udara”. Menurut Roji (2007:66) mengatakan bahwa: Dalam perlombaan yang sebenarnya nomor lompat jauh dilakukan pada sebuah lapangan khusus dengan
ukuran sebagai berikut: panjang lintasan hingga papan tumpuan 45 metere, lebar lintasan 1,22 meter, jarak papan tumpuan pada bak lompat jauh 1 meter, dengan ukuran panjang 1,22 meter dan lebar 20 cm dengan ketebalan 10 cm, panjang bak lompat 9 meter
. Gambar 1.1: bak lompat jauh (sumber http://erzdudul.wordpress.com.di unduh 13 februari 2012 Keterangan Gambar a.
Lebar lintasan awalan = 122 cm
b.
Lebar papan tumpu = 20 cm
c.
Panjang papan tumpu = 122 cm
d.
Bak lompat diisi dengan pasir Menurut pendapat Syarifuddin (1992 : 90) Lompat jauh adalah bentuk
gerakan melompat mangangkat kaki ke atas depan dalam upaya membawa titik berat badan selama mungkin di udara atau melayang di udara yang dilakukan dengan cepat dan dengan jalan melakukan tolakan pada satu kaki untuk mencapai jarak yang sejauh-jauhnya.
Sedangkan Sudarminto (1993 : 349) menyatakan bahwa: Unsur utama lompat jauh dengan awalan adalah lari awalan, bertolak, melayang di udara dan mendarat. Masing-masing bagian itu memiliki gaya gerakannya sendiri yang menyumbangkan pencapaian jarak lompatan. Namun syarat utamanya adalah pengembangan jarak daya. Daya ini dikembangkan dari latihan awalan yang cepat dan lompatan ke atas yang kuat dari tolakan. Dari beberapa pendapat yang dikemukakan, lompat jauh adalah gerakan yang dimulai dari awalan, menolak dengan kaki tumpu, melayang diudara sesuai dengan gaya lompat jauh (jongkok, berjalan diudara dan gaya gantung) serta mendarat dengan kedua kaki secara bersamaan, untuk mencapai jarak yang sejauh-jauhya 2.1.3. Sejarah Lompat Jauh Halteres dlgunakan dalam permainan atletik di yunani kuno. Lompat jauh adalah salah satu dari peristiwa-peristiwa asli pancalomba olimpiade di yunani kuno. Long jump adalah satu-satunya dikenal melompat peristiwa dalam olimpiade kuno tersebut. Semua peristiwa yang terjadi di olimpiade pada awalnya seharusnya bertindak sebagai bentuk pelatihan untuk perang. Lompat jauh muncul mungkin karena mencerminkan persimpangan rintangan seperti sungai dan jurang. Setelah menyelidiki penggambaran yang selam dari peristiwa itu kuno percaya bahwa tidak seperti hari acar modern, atlet hanya di perbolehkan berlari pendek awal. Para atlet membawa beban di masing-masing tangan, yang di sebut Halteres (antara 1 dan 4,5 kg). beban ini mengayunkan maju sebagai atlet melompat untuk meningkatkan momentum.Hal ini umumnya percaya bahwa baju hangat akan melemparkan berat di
belakangnya di udara untuk momentum kedepan, namun di adakan di seluruh halters durasi melompat. Berayun mereka dan kembali pada akhir melompat atlet akan mengubah pusat grafitasi dan biarkan atlet untuk merengangkan kaki keluar, meningkatkan jarak. Melompat itu sendiri dibuat dari bater (apa yang menginjak pada)”. Kemungkinan besar papan sederhana di tempatkan distadiun lagu yang telah di hapus setelah kejadian. Para peerjun akan mendarat dalam apa yang disebut skamma (“menggali up”area) Gagasan bagwa ini adalah sebuah lubang yang penuh pasir adalah salah. Pasir di lubang adalah penemuan modern.Musik ini sering dimainkan selama philostratus melompat dan mengatakan bahwa kadang-kadang pipa akan meyertai melompat philostratus dikutip mengatakan ,“ peraturannya mengganap sebagai yang paling sulit kompetisi, dan merekak membiarkan jumper untuk diberikan keuntungan dalam irama dengan mengunakan seruling, dan berat dengan menggunakan tali. Paling menojol dalam olahraga kuno adalah sesorang pria bernama chions, yang dalam mengadakan olimpiade 656 melompat dari 7,05, meter (23 kaki dan 1,7inci). Ada beberapa argument oleh para sarjana modern di lompat jauh. Berapa telah berusaha untuk menciptakan kembali sebagai triple jump.Gambar menyediakan satusatunya bukti untuk tindakan sehinga lebaik diterima.Bahwa itu sama seprti hari ini lompat jauh.Alasan utama beberapa ingin menyebutkan triple melompat adalah adanya sumber yang mengklaim sama sekali adalah lima puluh lima kaki melompat kuno yang di lakukan oleh seorang pria bernama phayllos. lompat jauh telah menjadi
bagian dari kompetisi Olimpiade modern sejak lahiranya olimpiade pada tahun 1896. Pada 1914,Dr Herriy Eaton Stewat merekomendasikan “luas berlari melompat “sebagai standar acara trek dan lapangan bagi perempuan.Namun, hal itu tidak sampai perempuan diperbolehkan untuk bersaing dalam event tingkat Olimpiade (Lihat atletik –trek dan lapangan). 2.1.4. Hakikat Atletik Seperti yang dikatakan Saputra (2002:2) “ Atletik sebagai “ibu” dari semua cabang olahraga. Sebab, keterampilan dasar olahraga, tercakup didalamnya”. Atletik yang di akses tanggal 21-10-2010 ”Atletik adalah gabungan dari beberapa jenis olahraga yang secara garis besar dapat dikelompokkan menjadi lari, lempar, dan lompat. Atletik adalah salah satu cabang olahraga yang diperlombakan”. Menurut Saputra (2002:1) mengatakan bahwa: “Atletik merupakan salah satu aktivitas fisik dapat diperlombakan atau dipertandingkan dalam bentuk jalan, lari, lempar dan lompat”. Menurut Herdiana (2004:31) “Atletik merupakan induk dari segala cabang olahraga. Di dalamnya ada nomor jalan, lari, lompat dan lempar”. Menurut Gilang (2007:34) mengemukakan “Atletik adalah olahraga yang tumbuh dan berkembang bersamaan dengan kegiatan alam manusia. Berlari, melompat dan melempar adalah bagian yang tidak terpisahkan dari kehidupan manusia”. Syarifuddin, (1992:2) menjelaskan bahwa “Atletik adalah satu cabang olahraga yang diperlombakan yang meliputi nomor-nomor jalan, lari, lempar, lompat. Keempat nomor tersebut diperlombakan dalam setiap kegiatan multi event”. Sesuai dengan pendapat tersebut,
penulis menarik kesimpulan bahwa hakekat Atletik adalah satu cabang olahraga yang disebut sebagai induk dari semua cabang olahraga, karena teknik dasar gerakangerakan atletik ada pada semua cabang olahraga, seperti jalan, lari, lompat dan lempar. Atletik merupakan cabang olahrara yang diperlombakan di berbagai level, baik tingkat Porkab/porkot, Porda/Porprov, PON dan tingkat Internasional seperti sea Games AseanGames bahkan Olimpiade dan kejuaraan Dunia. 2.1.5. Hakikat Lompat Jauh Menurut Ngatiyono (2004:123) mengatakan “Lompat jauh adalah nomor lompat yang terdapat pada cabang Atletik yang dilombakan dan dilaksanakan di lapangan lompat jauh dengan ukuran yang sudah ditetapkan. http://ms.wikipedia.org/wiki/Lompat_ jauh diakses tanggal 21 Oktober 2010. Menurut Herdiana (2004:35) Gaya dalam lompat jauh adalah sebagai berikut: a) gaya jongkok (sikap tubuh saat melayang posisinya jongkok) atau disebut gaya “Tuck” b) gaya lenting (sikap tubuh saat melayang dilentingkan) atau disebut gaya “Hang style” c) jalan di udara (sikap tubuh saat melayang berjalan di udara) atau gaya “Walking in the air”. a.
Awalan.
Gambar 2.2 (Fase awalan, Sidik (2009:64) Awalan dilakukan dengan berlari yang kian lama kian mendekati kecepatan maksimal, tetapi masih terkendali untuk melakukan tolakan. Frekuensi serta panjang awalan makin meningkat sampai persiapan melakukan tolakan, sementara itu badan pelompat semakin tegak. Dalam lima sampa tiga langkah terakhir pelompat mempersiapkan diri untuk mengubah awalan (kecepatan horizontal) kepada tolakan vertikal (kecepatan vertikal) tanpa mengurangi kecepatannya. Langkah yang sebelum terakhir diperpanjang, sehingga titik berat badan menjadi lebih rendah dan tenaga vertikal menjadi besar. Akan tetapi langkah panjang tersebut tidak akan menguntungkan bila kecepatan lari awalan menjadi berkurang. Oleh karena itu kecepatan saat awalan harus tetap dipertahankan. Jarak lari awalan yang digunakan oleh setiap pelompat berbeda-beda tergantung pada kemampuan untuk mencapai kecepatan maksimalnya. Mereka yang lebih cepat mencapai kecepatan maksimal akan memerlukan jarak awalan yang lebih pendek ketimbang mereka yang lamban mencapai kecepatan maksimalnya. Kebanyakan pelompat yang sudah terlatih menggunakan awalan antara 22 – 23 langkah (putra) dan 17 – 19 langkah (putri). b.
Tumpuan
Gambar 2.3 2.2 Gambar 2.3 Fase bertolak Sidik (2009:64) Tolakan dilakukan sebagai tahao pelaksanaan kaki tolak untuk melakukan take off. Seluruh telapak kaki bergulir ke depan, kaki tolak sedikit dibengkokkan (145 – 150 derajat) dan disusul oleh gerakan kaki ayun, lengan diayunkan tinggi ke depan berawalan dengan gerak kaki sehingga menunjang gerak take off, badan bagian atas dipertahankan tetap tegak dan pandangan mengarah ke depan. Pada kaki ayun sekarang hamper horizontal dan bagian bawahnya bergantung lurus ke bawah badan tetap tegak lurus, lengan menunjang gerak tolakan (tinggi ke depan kemudian turun ke belakang). Kaki tolak menolak dengan kuat samai lurus ketika meninggalkan papan tolakkan sebagai tahap pelaksanaan kaki tolak untuk melakukan take off. Seluruh telapak kaki bergulir ke depan, kaki tolak sedikit dibengkokkan (145 – 150 derajat) dan disusul oleh gerakan kaki ayun, lengan diayunkan ke depan berlawanan dengan gerakan kaki sehingga menunjang gerkan take off. Badan bagian atas dipertahankan tetap tegak dan pandangan mengarah ke depan. Gerakan tolakan dimulai dengan mengabsopsi tenaga, dan melencangkan tungkai. Pada kaki ayun sekarang hamper horizontal dan bagian bawahnya bergantung lurus ke bawah, badan tetap tegak lurus, lengan menunjang gerak tolakan (tinggi ke depan kemudian turun ke belakang), kaki tolak menolak dengan kuat sampai lutut lurus ketika meninggalkan papan tolak.
b.
Melayang di udara
Gambar 2.4
Gambar 2.4 ( Sikap badan pada saat di udara) Melayang di udara pada lompat jauh dapat dilakukan dengan beberapa gaya, satu diantaranya adalah gaya jongkok. Setelah menolak, kaki ayun segera diayunkan ke depan atas dengan sikap lutut bengkok ± 900, kemudian dipertahankan lebih dulu beberapa saat agar lintasan titik berat badan penuh, badan agak sedikit condong ke depan. Kaki tungkai ditekuk pada lutut, dengan kedua kaki bergantung di bawah dan pandangan ke depan. Pelompat pada saat melayang di udara harus menjaga keseimbangan badannya agar tidak berputar ke samping, ke depan atau ke belakang untuk mempersiapkan pendaratan. samping, ke depan atau ke belakang untuk mempersiapkan pendaratan. d.
Mendarat
Gambar 2.5 (Sikap badan pada saat di mendarat) Mendarat harus dilakukan sedemikian rupa sehingga kaki yang diayunkan ke depan tidak menjadi penyebab pendaratan yang meruginak. Untuk itu sewaktu kaki menyentuh pasir, kepala ditundukkan dan lengan diayunkan ke depan membawa pinggang ke deoan mendekati titik berat badan melewati titik pendaratan di pasir sehingga tidak melakukan pendaratan yang dapat merugikan pelompat. Pada saat mendarat kedua tungkai menjulur ke depan dengan rileks tidak tegang sehingga siap menekuk pada saat yang tepat. Masih menurut Herdiana (2004:68) bahwa: “Lompat jauh ada tiga gaya, yaitu gaya jongkok, gaya lenting atau gaya menggantung dan gaya jalan di uadara”. Menurut
Adisasmita (1992:68) “lompat jauh ada tiga gaya, yaitu gaya
jongkok, gaya lenting atau menggantung dan gaya jalan di udara”. Salah satu gaya dari ketiga gaya tersebut yang akan dibahas dalam penelitian ini adalah lompat jauh gaya jongkok, gaya ini banyak dilakukan oleh atlet karena gaya ini dianggap paling mudah untuk lakukan. Jadi pada hakekatnya lompat jauh adalah gerakan mengangkat kaki ke atas depan dalam upaya membawa titik berat badan selama mungkin di udara (melayang di udara) yang dilakukan dengan cepat dan dengan jalan melakukan tolakan pada satu kaki untuk mencapai jarak yang sejauhjauhnya 2.1.6. Hakikat Rintangan Loncat Naik Turun Bangku Dua Kaki
Naik turun bangku adalah gerakan untuuk meningkaktkan daya ledak power tungkai. Pelaksananaan naik turun bangku menurut karsono (2007:56) sebagai berikut: a) Sediakan beberapa bangku bertinggian 40-50 cm, b) berdirilah degan tegak dan menghadap bangku, c) naiklah keatas bangku menggunakan kaki kanan, lalu turun lagi dengan kaki kanan dan tidak boleh meloncat, d) naik lagi keatas bangku degan kaki kiri, kemudian turun degan kaki kiri, e) lakukan gerakan in secara berulang-ulang dan bergantian antara kaki kanan dan kaki kiri.
2.1.7. Latihan Melompat Dengan Satu Kaki Meraih Bola Diatas Latihan melompat degan satu kaki meraih bola di atas merupakan latihan yang mempertajam latihan pada kekuatan daya ledak otot tungkai. Kekuatan daya ledak otot tungkai adalah faktor yang signifikan dalam mempengaruhi hasil lompatan pada lompat jauh gaya jongkok. Menurut karson (2007:46) “ada beberapa latihan pendukung lompat jauh sebagai berikut: 1.
Berdiri 2 hingga 4 langkah dari benda yang akan diraih.
2.
Majulah 4 langkah ke depan degan cepat.
3.
Pada langkah ke-4, ayunkan kaki belakang setinggi mungkin sesuai kemampuan.
4.
Ayunkan kaki kearah depan.
5.
Lakukan tolakan degan kaki depan yang lebih kokok sehinggah hasil tolakannya cukup jauh.
6.
Pada waktu melayang, bersiaplah untuk meraih bendah yang ada di atas, lalu mendaratlah dengan posisi jongkok. Masih menurut karsono (2006:47) mengemukakan “ meraih bola yang di
gantung, siapkan sebuah bola, lalu gantung di tempat di tempat yang agak tinggi. Kemudian, ambil ancang-ancang, lalu berlari. Lompat dan raih bola yang di gantung yang berjumlah 36 bola. Selain melompat degan satu kaki meraih bola di atas ada gerakan yang sama yaitu gerakan meraih bendera. Gerakan ini merupakan plilometrik untuk meningkatkan daya ledak power tungkai. Menurut haryati (2006:9) gerakan merah bendera. Cara melakukannya: anak-anak berbaris ke belakang sesuai nomor urutan, tiap-tiap anak jaraknya 2 meter, guru memegang bendera, larilah satu-persatu, tetap di bawah benderah, tolakan kedua kaki untuk meraih bendera tersebut. Adapun teknik melakukan melompat dengan satu kaki meraih bola di atas seperti yang di kemukakan oleh Gunter Bernhands, (1993:86). Yang dialihbahasakan oleh “ String Training vool. Djeugd, Semarang” sikap awal : berdiri tegak di depan sasaran di atas (bola digantung), jarak kira-kira 3 meter. Pendaratan : mendarat degan kedua kaki bersama-sama posisi badan agak jongkok, lutut agak ditekuk dan tangan disamping badan. Posisi badan agak jongkok dengan maksud agar atlet terbiasa melaksanakan lompatan dan mendarat dengan posisi badan jongkok, sesuai dengan gaya yang dibawakan yaitu lompat jauh gaya jongkok. Teknik melompat dengan satu kaki meraih bola di atas seperti yang dikemukakan oleh Guntur Bernhards, (1993:86). Yang dialihbahasakan oleh string trainning vool. Djegd, semarang.
2.2.
Kerangka Berfikir Dari uraian teori para pakar memberikan penjelasan bahwa untuk
meningkatkan kemampuan lompat jauh gaya jongkok.,maka salah satu yang perlu mendapat perhatian adalah latihan lompat dengan rintangan. Apakah ada pengaruh antara latihan lompat dengan rintangan terhadap kemampuan lompat jauh gaya jongkok pada cabang olahraga atletik. Dalam kaitannya dengan latihan lompat dengan rintangan terhadap kemampuan lompat jauh gaya jongkok merupakan aktivitas yang efisien. Peningkatan lompat jauh gaya jongkok untuk cabang olahraga atletik dapat di tingkatkan dengan latihan lompat dengan rintangan. Dalam cabang olahraga atletik khususnya nomor lompat jauh gaya jongkok yang memegan peranan penting dalam melakukan lompatan jika di lihat dari segi anatomis adalah otot tungkai bawah, lompatan akan semakin jauh apa bila otot tungkai bawah memiliki kekuatan, oleh karena itu otot tungkai bawah bias di latih dengan cara latihan lompat dengan melewati sebuah rintangan dengan demikian secara teoritik dapat di katakan bawah dengan semakin baik latihan lompat dengan melewati rintangan maka semakin kuat pula tungkai bawah dan akan mempengaruhi jarak lompatan. 2.3.
Hipotesis penelitian Berdasarakan hasil anallisis dari latihan lompat dengan rintangan, maka dapat
di kemukakan rumusan hipotesis penelitian sebagai berikut :
“Terdapat pengaruh dari latihan dengan rintangan terhadap kemamapuan lompat jauh gaya jongkok pada siswa putra kelas XI SMA Negeri 1 Telaga Kab. Gorontalo’’