BAB II KAJIAN TEORI DAN HIPOTESIS 2.1 Kajian Teoritis 2.1.1 Pengertian Prestasi Menurut Adi Negoro (2011) prestasi adalah segala jenis pekerjaan yang berhasil dan prestasi itu rnenunjukkan kecakapan suatu bangsa. Lebih lanjut menurut (W.J.S Winkel Purwadarminto 2011), “ prestasi adalah hasil yang dicapai”. Prestasi adalah hasil yang telah dicapai seseorang dalam melakukan kegiatan. Prestasi merupakan kecakapan atau hasil kongkrit yang dapat dicapai pada saat atau periode tertentu. (http://ketopjoze.blogspot.com/2011/11/hakikatprestasi.html)
pendapat lain yang dikemukakan oleh Nasrun Harahap (2012) berpendapat bahwa prestasi adalah penilaian pendidikan tentang perkembangan dan kemajuan siswa yang berkenaan dengan penguasaan bahan pelajaran yang disajikan kepada siswa
(http://definisipengertian.com/2012/pengertian-definisi-prestasi-menurut-
para-ahli/).
Prestasi merupakan sebuah produk dari usaha. Prestasi akan hadir jika seseorang sudah melakukan serangkaian usaha untuk memperolehnya. Prestasi adalah pengakuan yang diberikan orang, sekelompok orang atau institusi atas produk yang dihasilkan oleh orang perorang atau sekelompok orang. Prestasi bisa merupakan capaian individu dan bisa juga capaian bersama. Prestasi adalah buah dari kerja keras dan konsistensi. Menurut (Mas’ud Khasan Abdul Qohar, 2011
1
((http://definisipengertian.com/2012/pengertian-definisi-prestasi-menurut-paraahli/)
prestasi adalah apa yang telah dapat diciptakan hasil pekerjaan, hasil yang menyenangkan hati yang diperoleh dengan cara keuletan kerja. Prestasi dapat bersifat tetap dalam sejarah kehidupan manusia karena sepasang kehidupannya selalu mengejar prestasi menurut bidang dan kemampuan masing-masing. Prestasi belajar dapat memberikan kepuasan kepada orang yang bersangkutan, khususnya orang yang sedang menuntut ilmu di sekolah.Prestasi meliputi segenap ranah kejiwaan yang berubah sebagai akibat dari pengalaman dan proses belajar siswa yang bersangkutan
Manusia sesungguhnya memiliki kecenderungan berprestasi yang di dalam teori pembangunan disebut sebagai teori kebutuhan berprestasi. Menurut teori pembangunan, sebagaimana dicetuskan oleh David Mc-Cleland,2011 bahwa manusia memiliki kebutuhan berprestasi yang disebut sebagai Need for Achievement atau disingkat N.Ach. Menurut teori ini, bahwa sesungguhnya manusia memiliki kebutuhan untuk berprestasi. Akan tetapi untuk berprestasi tersebut harus didukung oleh semacam mentalitas dan dorongan yang kuat untuk memperolehnya. Menurut Mc-Cleland, bahwa yang mendorong seseorang berprestasi adalah mentalitas yang kuat. Siapa yang memiliki dorongan mentalitas yang kuat, maka dialah yang akan berprestasi.
Namun demikian, dorongan berprestasi tersebut dapat ditanamkan. Ia bukan sesuatu yang given. Ada dengan sendirinya. Dalam beberapa treatment yang
2
dilakukan oleh Mc-Cleland, bahwa pelatihan dan pembudayaan berprestasi dapat menjadi faktor pendukung munculnya semangat berprestasi. Jadi, untuk menjadi the winner dan bukan the losser, maka yang penting adalah dukungan mentalitas yang berupa kemauan keras, kerja keras, kerja cerdas dan komitmen atau konsistensi. (http://ketopjoze.blogspot.com/2011/11/hakikat-prestasi.html)
2.2.2 Potensi Faktor Pembinaan Olahraga Prestasi Ditinjau Aspek Sumber Daya manusia Sumber daya manusia yang dimiliki suatu daerah menempati kedudukan paling strategis dan penting diantara sumber daya lainnya. Sumber daya manusia mengalokasikan dan mengolah segenap sumber daya lainnya, bagaimanapun berlimpahnya kondisi sumber daya lainnya tanpa didukung oleh sumber daya manusia yang berkualitas. Sumber daya manusia adalah model dasar pembangunan nasional pada umumnya dan peningkatan prestasi olahraga pada khususnya pengembangan olahraga prestasi kompleks untuk itu diperlukan sumber daya manusia yang berkualitas, komponen sumber daya manusia yang dimaksudkan adalah atlet dan pelatih. 2.2.2.1 Potensi Atlet Sumber daya atlet memiliki peran yang sangat strategis dalam pola pembinaan olahraga, karena atlet adalah merupakan objek yang menjadi faktor yang berpengaruh terhadap berhasil tidaknya suatu cabang olahraga dapat berprestasi merupakan sesuatuyang mutalak harus dimiliki oleh suatu cabang olahraga, sehingga dapat mencapai prestasi yang optimal. Atlet adalah seseorang yang telah melakukan pelatihan dari salah satu cabang olahraga secara kontinyu
3
dalam waktu tertentu serta telah menunjukan peningkatan prestasi secara terhadap. Atlet dunia telah berlatih sejak usia dini yaitu umur 8 sampai umur 10 tahun dan mencapai prestasi puncak pada umur 18 sampai 20 tahun. Mekanisme pembinaan olahraga prestasi semestinya dimulai dari tahap pemanduan bakat (talent scouting). Khusus dalam pemilihan calon atlet di daerah tidak terlepas dari kegiatan alami atau apa kegiatan sehari-hari yang dilakukan didaerah tersebut, kondisi alam, disamping kemauan atau keinginan calon atlet tersebut. 2.2.2.2 Potensi cabang Olahraga Pelatih adalah suatu sosok yang kadang dipuja kadang dibenci, hal ini sangat tergantung pada keberhasilannya meningkat prestasi atletnya. Pelatih adalah orang yang secara sadar, berkemauan keras, terlibat dengan proses pelatihan untuk menekuni cabang olahraga yang disenangi, menjadi pelatih adalah pekerjaan yang unik didalamnya terbentang luas aspek garapan yang sarat dan tantangan, memelihara kewibawaan, terampil berkomunikasi, cermat mengambil keputusan dan masih banyak lagi aspek pendukung yang kesemuanya bermuara pada upaya untuk sukses dalam bertugas sebagai pelatih. Pelatih mempunyai tugas berat dalam melaksanakan sesuatu dalam kepelatihan cabang olahraga, namun tugas tersebut bila berhasil mencapai prestasi yang diinginkan akan menjadi mulia dan terhormat dimasyarakat. 2.2.3 Potensi Pengurus cabang Olahraga Dalam pelaksanaan manajemen organisasi olahraga diperlukan tingkat sumber daya manusia yang baik, karena organisasi olahraga merupakan semi formal. Kinerja organisasi diukur dari prestasi yang telah dicapai organisasi
4
menbutuhkan manajemen yang efektif untuk mencapai tujuan yang secara efektif dan efisien, dengan mencapai prestasi yang diukur dengan kriteria yang relevan, kegiatan-kegiatan organisasi olahraga diarahkan unutk mengurus berbagai kebutuhan dalam pembinaan peningkatan prestasi atlet. Manajemen olahraga dibagi dua bagian yaitu manajemen olahraga pemerintah (berada dalam mata anggaran DEPDIKNAS,DEPDAGRI) dan manajemen olahraga swasta ( KONI, instansi terkait dan dukungan masyrakat) Animo masyrakat terhadap pembinaan olahrga prestasi, kemauan dan kerelaan
masyarakat
dalam
membantu
pengembangan
olahraga
sangat
dibutuhkan. Organisasi adalah kerjasama antara dua orang atau lebih untuk mencapai tujuan yang telah ditetapkan sebelumnya. Sedangkan kinerja organisasi adalah aktivitas dan tanggung jawab pengurus untuk memajukan lembaga yang diurusnya. 2.2.4. Potensi faktor pembinaan olahraga Ditinjau Dari Aspek Sarana Dan Prasarana Pengembanagan olahraga prestasi juga didukung olrh adanya saranaprasrana yang memadai atau sesuai dengan standar yang digunakan dalam pertandingan resmicabang olahraga tersebut. Menurut Harzuki, (2003) bahwa Sarana dan prasarana dalam olahraga dibagi menjadi dua yaitu : sumber daya materi dan sumber daya fasilitas, sumber daya materi terdiri atas peralatan administrasi kantor,alat dan sumber daya fasilitas terdiri dari sarana olahraga (dan gedung/tempat latihan atlet), dan peralatan ksehatan.
5
2.2.5 Potensi Faktor Pembinaan Olahraga prestasi ditinjau Aspek pemerintahan untuk mengembangan olahraga prestasi di Kota Gorontalo Memang tidaklah mudah, karena persoalanya sangat kompleks dan menuntut komitmen tinggi dari semua unsur yang terlibat didalamnya dalam hal ini sangat berbeda dengan daerah lain. Noeaiar bai (2003) mengemukakan bahwa dinegara-negara maju seperti amerika serikat, jerman, rusia, dan negara eropa lainnya, olahraga merupakan suatu kebutuhan bagi masyarakat sendiri yang mendirikan klub-klub dan masuk menjadi anggota pada perkumpulan-perkumpulan untuk melakukan aktivitas fisik jadi olahraganya tumbuh dari bawah. Selanjutnya dikemukakan bahwa kalau di indonesia penegembangan olahraga prestasi haruslah dimulai dari atas atau dari pimpinan
negara
(
kebijakan
pemerintah
pusat
daerah)
dan
untuk
mengembanagkan masih harus melakukan negosiasi dengan pemerintah, sehingga anggaran yang dibutuhkan bisa disiapkan oleh pemerintah (noerbai 2003). Dari uraian diatas maka dapat disimpulakan bahwa pengembanagn olahraga prestasi di kota gorontalo tergantung pada pola kebijakan pemerintah ditingkat provinsi dan dukungan dari masyarakat, kebijakan pemerintah dan dukungan masyarakat berupa penyidiaan dana yang cukup pada anggaran pendapatan belanja daerah, sehingga proses pembinaan atlet dapat berjalan secara sistematik, kontinyu, dan berkesinambungan.
6
2.2.6. Potensi Faktor Pembinaan Olahraga prestasi Ditinjau Dari Kinerja Organisasi dalam olahraga sangat dibutuhkan suatu manajemen olahrga dimana manajemen olahraga terbagi dalam 2 bagian manajemen olahraga pemerintah dan mamajemen olahraga swasta. Organisasi merupakan suatu wadah atau alat untuk mencapai tujuan organisasi anwar pasau (2006) dalam suatu organisasi harus dapat menampung berbagai program kegiatan yang telah dirancang untuk mencapai tujuan organisasi. Dalam upaya meningkatkan prestasi atlet maka kinerja organisasi keolahrgaan harus ditingkatkan kualitasnya baik ditingkat pusat maupun daerah, peningkatan prestasi olahraga dapat ditingkatkan semaksimal mungkin dengan memperhatikan kinerja organisasi pada masing-masing cabang. Organisasi dan manajemen olahraga harus kondusif yang dilakukan dengan efisien dan efektif. 2.3 Pengertian Efektifitas Efektifitas adalah ukuran yang menyatakan sejauh mana sasaran atau tujuan (kualitas, kuantitas dan waktu) telah dicapai (Joni Ukat, 2008). Dalam bentuk persamaan efektifitas adalah sama dengan hasil nyata dibagi dengan hasil yang diharapkan. Parameter untuk mencapai efektifitas dinyatakan sebagai angka nilai rasio antara jumlah hasil (lulusan, produk, jasa dan sebagainya) yang dicapai dalam kurun waktu tertentu dibandingkan dengan jumlah (unsur yang serupa) yang diproyeksikan atau ditargetkan dalam kurun waktu tertentu. Dalam kaitannya antara efektifitas dengan lembaga pendidikan yaitu sekolah, Syafaruddin (2008:182) mengemukakan pengertian efektivitas sekolah
7
adalah sekolah yang memiliki hasil guna melalui input, proses, dan output yang baik. Didalamnya dijumpai manajemen dan kepemimpinan yang mampu mengarahkan semua sumber daya sekolah untuk pencapaian tujuan sekolah ada kepuasan kerja porsenil, dan lulusan berkualitas serta mengarahkan perubahan sekolah secara antisipatif dan produktif. Sekolah efektif adalah sekolah yang membuat prestasi tidak hanya pada siswa tetapi seluruh komponen yang melingkupinya. Namun indikator yang paling dominan adalah prestasi siswa dengan filosofi sekolah sebagai tempat belajar terbaik, prestasi sebagai apa yang diinginkan sekolah pada setiap komponennya terlebih dahulu ditetapakan tujuan pada masing-masing yang disebut sasaran atau target dengan demikian sekolah efektif adalah sekolah yang mencapai target, dalam hal ini prestasi. Efektifitas sekolah terkait pula dengan kualitas. Kualitas adalah gambaran dan
karakteristik
dari
lulusan
yang
menunjukan
kemampuannya
atau
kompetensinya dalam memuaskan kebutuhan yang ditentukan atau yang tersirat, misalnya nilai hasil ujian akhir, prestasi olahraga, karya tulis ilmiah dan prestasi pentas seni. Kualitas tamatan dipengaruhi oleh tahapan-tahapan kegiatan sekolah yang saling berhubungan, yaitu perencanaan, pelaksanaan dan evaluasi. Kualitas terkait juga dengan prestasi dan prestasi belajar siswa diidentifikasikan bukan hanya unggul dalam kecerdasan atau kemampuan akadermik, tetapi dimensi lain yang menjadi prasyarat kehidupan, yaitu prestasi olahraga. Menurut (Cheng didalam Pintania’s Blog) mendefinisikan Efektivitas Sekolah menunjukkan pada kemampuan sekolah dalam menjalankan fungsinya
8
secara maksimal, baik fungsi ekonomis, fungsi sosial-kemanusiaan, fungsi politis, fungsi budaya maupun fungsi pendidikan. (http://pintania.wospress.com/efektivitas-sekolah/) Efektifitas sekolah menunjukan adanya proses perekayasaan berbagai sumber dan metode yang diarahkan pada terjadinya pembelajaran di sekolah secara optimal. Efektifitas sekolah merujuk pada pemberdayaan semua komponen sekolah sebagai organisasi tempat belajar berdasarkan tugas pokok dan fungsi masing-masing dalam struktur program dengan tujuan agar siswa belajar dan mencapai hasil yang telah ditetapkan yaitu memiliki kompetensi, kognitiv, psikomotor dan afektif. Fuller,2009 menyimpulkan bahwa dengan sumber daya yang terbatas sekalipun, organisasi sekolah mempunyai pengaruh yang sangat kuat terhadap prestasi akademik siswa (http://pelitapendidikan.blogspot.com/2009/01/kriteriadan-karakteristik-sekolah.html) Pada sekolah efektif tidak hanya siswa yang memiliki kemampuan tinggi dalam belajar yang dapat mengembangkan diri, siswa yang memiliki inteletualitas yang biasa pun dapat mengembangkan dirinya sejauh mungkin, apalagi bisa berprestasi dalam cabang olahraga sepak bola 2.4 Pengertian Sepak Bola Sepak bola adalah olahraga yang terpopuler dijagad raya ini, hampir semua orang bisa memainkan olahraga yang mengandalkan kaki ini ( Dwi sarjiyanto, Sarjawandi, 2010:2). Sedangkan menurut Mohamad Ali Mashar, Dwi rahayu, 9
2010:3) sepak bola adalah olahraga yang dimainkan secara beregu atau kelompok tiap-tiap kelompok terdiri atas sebelas pemain. Dalam hal ini dilengkapi oleh (Feri Kurniawan, 2012:76) sepak bola adalah permainan bola yang sangat populer dimainkan oleh dua tim yang masing-masing beranggotakan sebelas orang. Tujuan utama dalam permainan sepak bola dalam memasukan bola kegawang lawan dalam permainan sepak bola diperlukan teknik permainan yang tinggi dengan kontrol bola yang prima, kerja sama yang terjalin rapi, serta semangat yang tinggi dari pemain. 2.4.1 Teknik Dasar Permainan Sepak Bola Adapun teknik-teknik dasar dalam permainan sepak bola meliputi teknik menendang bola, mengontrol bola, dan menggiring bola. (Agus Mukholid,2007:28). 2.4.1.1 Teknik Menendang Menendang bola adalah menyentuh,mendorong, menyepak bola. Menedang merupakan ciri khas yang paling dominan dalam permainan sepak bola agar dapat menjadi pemain sepak bola yang berkualitas, seorang pemain harus perlu mengembamgkan kemahirannya dalam menendang bola. Tujuan menendang bola dalam hal ini aadalah untuk mengumpan menembak kegawang agar terjadi gol dan untuk menghalau atau menyapu dalam rangka menggagalkan serangan atau permainan lawan. Ditinjau dari perkenaan kaki terhadap bola teknik menendang dapat dibedakan menjadi 4 macam, yaitu kaki bagian dalam. Kaki bagian luar, punggung kaki bagian dalam.
10
2.4.1.2 Mengontrol Bola Mengontrol bola adalah salah satu teknik dalam permainan sepak bola yang digunakan untuk menghentikan datangnya bola dengan cara menggunakan salah satu anggota badan. Tujuan mengontrol bola adalah untuk mengatur tempo permainan, mengalihkan laju permainan dan memudahkan untuk mengopor atau mengumpan. Bagian anggota tubuh yang digunakan untuk mengontrol bola biasanya adalah kaki, paha, dan dada. Bagian kaki yang biasa digunakan untuk menghentikan bola adalah kaki bagian dalam, kaki bagian luar, punggung kaki, dan telapak kaki. 2.4.1.3 Menggiring Bola Menggiring bola adalah menendang (Menyentuh, mendorong) bola secara perlahan sambil berjalan atau berlari. Adapun tujuan dari mengontrol bola adalah untuk membawa bola kearah gawang lawan, melewati lawan, dan untuk memperlambat atau mengatur irama permainan. Bagian kaki yang digunakan untuk menggiring bola sama dengan kaki untuk menendang bola yakni kaki bagian dalam, kaki bagian luar, dan punggug kaki. 2.4.2 Perlengkapan Menurut (Joseph A Luxbacher,2011:3-4) Bola sepak bola berbentuk bulat dan terbuat dari kulit atau bahan lainnya yang disetujui bola FIFA yang resmi berdiameter 27 hingga 28 inchi dan beratnya antara 14 dan 16 ons ukuran bola untuk dewasa ditetapkan secara internasional sebagai bola berukuran 5. Bola yang
11
lebih kecil berukuran ( 4 dan 3) kadang-kadang dipakai atau digunakan untuk permainan tingkat remaja. Perlengkapan ynag dibutuhkan untuk pemain dilapangan (selain kiper) mencakup baju kaos atau baju olahraga,celana pendek, kaos kaki, pelindung tulang kering, dan sepatu, kiper menggunakan baju olahraga dan celana pendek dengan lapisan berwarna lain dan wasit. Para pemain tidak diperbolehkan memakai pelengkap pakaian lainnya yang dianggap wasit membahayakan pemain lainnya contoh jam tangan, kalung, atau bentuk-bentuk perhiasan lainnya. 2.4.3 lapangan Sepak bola Menurut (Agus Mukholid,2007:9-10) lapangan sepak bola berbentuk persegi panjang, dengan panjang berukuran antara 91,8 sampai 120 m dan lebarnya antara 46,9 sampai 91,8 m (untuk pertandingan internasional panjang lapangan antara 100 sampai 110 m dan lebarnya antara 64,26 sampai 73,44 m) untuk pembatas lapangan, lapangan permainan dibatasi dengan garis yang jelas lebarnya tidak lebih 15 cm, bendera sudut lapangan tidak kurang dari 1.5 m dan diletakan pada keempat sudut lapangan, bendera yang sama juga dipasang setiap sisi luar garis tengah disebut bendera tengah. Titik tengah lapangan ditandai dengan titik yang jelas dikelilingi lingkaran tengah dengan jari-jari 9,15 m untuk gari kotak gawang didepan gawang terdapat garis gawang 18,30 m yqng berjarak 5,5 m didepan gawang. Daerah yang berada didalam garis ini dinamakan daerah penalti, pada setiap ujung lapangan digambarkan dua garis sejajar dengan panjang lapangan dan berjarak masing-masing 16,5 m dari tiap gawang. Garis-garis ini disatukan oleh
12
sebuah garis lain yang panjangnya 40,3 m sejajar dengan lebar lapanga sejauh 16,5 m didepan gawang daerah yang diapait oleh garis ini disebut daerah tendangan hukuman didalam daerah hukuman terdapat sebuah titik yang jaraknya 11 m dari titik tengah garis gawang titik ini disebut titik penalti yang digunakan untuk melakukan eksekusi tendangan penalti, untuk daerah sudut pada setiap bendera sudut terdapat seper empat lingkaran yang bertjari-jari 1 m untuk gawang terdri dari 2 tiang tegak yang tingginya 2,44 m dan dihubungkan dengan tiang horizontal yang panjangnya 7,33 m lebar tiang gawang tidak boleh lebih dari 15 cm. tiang gawang hendaknya berwarna putih , dibelakang gawang diberi jaring yang dihubungkan dengan tanah untuk menjaring bola yamh masuk gawang dan meyakinkan pemain serta penonton kalau bola benar-benar masuk gawang. 2.5 Kerangka Berpikir Efektivitas adalah ukuran yang menyatakan sejauh mana sasaran atau tujuan ( Joni Ukat, 2008) dalam kaitannya antara efektivitas dan lembaga pendidikan yaitu sekolah Syafaruddin (2008:182) mengemukakan pengertian efektivitas sekolah adalah sekolah yang memiliki hasil guna memiliki input, proses, output yang baik. Efektivitas juga terkait dengan kualitas adalah gambaran dan karakteristik dari ukuran yang menunjukan kemampuannya yang ditentukan atau yang tersirat misalnya ujian kahir, prestasi olahraga, karya tulis ilmiah, dan prestasi seni. Berdasarkan uraian diatas dari beberapa teori bahwa efektifitas seklah dalam meningkatkan prestasi pada cabang olahraga sepak bola sangat penting, karena kemajuan prestasi seseorang dipengaruhi oleh efektifitas sekolah.
13
2.6 Hipotesis Berdasarkan kerangka berpikir di atas, maka hipotesa dalam penelitian ini dapat dirumuskan sebagai berikut : “ terdapat pengaruh efektifitas sekolah dalam meningkatkan prestasi pada cabang olahraga sepak bola”.
14