BAB II KAJIAN TEORI 2.1 Hakekat Belajar Belajar menurut Gagne adalah perubahan yang terjadi dalam kemampuan manusia yang terjadi setelah belajar secara terus menerus, bukan hanya disebabkan oleh proses pertumbuhan saja.(Syaiful Sagala 2003:17). Belajar menurut Skinner adalah suatu proses adaptasi atau penyesuaian tingkah laku yang berlangsung secara progresif.(Syaiful Sagala 2003: 14). Belajar menurut Slameto adalah suatu proses usaha yang dilakukan seseorang untuk memperoleh suatu perubahan tingkah laku yang baru secara keseluruhan, sebagai hasil pengalamannya sendiri dalam interaksi dengan lingkungannya. (slameto 2010:2). Menurut Benyamin bloom belajar dibagi menjadi tiga yaitu : kognitif, afektif dan psikomotorik. Berdasar pengertian tentang belajar dapat disimpulkan bahwa belajar adalah perubahan tingkah laku manusia yang berupa pengalaman dan interaksi dengan lingkungannya dilakukan secara terus menerus meliputi aspek kognitif, afektif, dan psikomotorik. 2.1.1
Pengertian hasil belajar.
Menurut Oemar Hamalik hasil belajar adalah perubahan tingkah laku yang dialami seseorang setelah belajar, misal dari tidak tahu menjadi tahu, dari tidak mengerti menjadi mengerti. Menurut Nana Sudjana (2010:22) hasil belajar adalah segala kemampuan-kemampuan yang dimiliki siswa setelah ia menerima pengalaman belajarnya. Menurut Dimyati dan Mudjiono (2013:4) dampak pembelajaran adalah hasil yang dapat diukur seperti tertuang dalam rapor, angka dalam ijazah atau kemampuan meloncat setelah latihan dan hasil belajar adalah kemampuan yang diperoleh siswa dari suatu interaksi dalam proses pembelajaran. Hasil belajar juga diartikan sebagai tingkat penguasaan yang dicapai oleh siswa dalam mengikuti proses pembelajaran sesuai dengan program pendidikan yang diterapkan. Hasil belajar digunakan untuk bahan pertimbangan dalam menentukan kenaikan kelas, umpan balik dalam perbaikan proses belajar mengajar, meningkatkan hasil belajar siswa, evaluasi diri terhadap kinerja siswa. Belajar merupakan proses yang menimbulkan terjadinya perubahan atau pembaharuan dalam perilaku atau kecakapan. Berdasarkan pengertian hasil belajar dapat disimpulkan bahwa hasil belajar adalah perubahan tingkah laku yang dialami seseorang dari keadaan
5
6
tidak tahu menjadi tahu dan sebagai umpan balik dalam proses belajar siswa meliputi segala kemampuan-kemampuan yang dimiliki siswa setelah menerima pelajaran berupa hasil yang dapat diukur seperti tertuang dalam rapor, angka dalam ijazah. Hasil belajar digunakan untuk bahan pertimbangan dalam menentukan kenaikan kelas, meningkatkan hasil belajar siswa, evaluasi diri terhadap kinerja siswa. 2.2 Hakekat IPS SD IPS secara terminologi diambil dari istilah social studies yang telah berkembang di Amerika dan Inggris. IPS merupakan perwujudan dari pendekatan interdisipliner dari beberapa konsep ilmu-ilmu sosial yang dipadukan dan disederhanakan untuk tujuan pengajaran di sekolah. Moeljono Cokrodikardjo mengemukakan bahwa IPS adalah perwujudan dari suatu pendekatan interdisipliner dari ilmu sosial. Ia merupakan integrasi dari berbagai cabang ilmu sosial yakni sosiologi, antropologi budaya, psikologi, sejarah, geografi, ekonomi, ilmu politik dan ekologi manusia, yang diformulasikan untuk tujuan instruksional dengan materi dan tujuan yang disederhanakan agar mudah dipelajari. ”Ilmu Pengetahuan Sosial merupakan salah satu pelajaran yang diberikan mulai dari SD/MI/SDLB sampai SMP/MTs/SMPLB. IPS mengkaji seperangkat peristiwa, fakta, konsep, dan generalisasi yang berkaitan dengan isu sosial. Pada jenjang SD/MI mata pelajaran IPS memuat materi Geografi, Sejarah, Sosiologi, dan Ekonomi. Melalui mata pelajaran IPS , siswa diarahkan untuk dapat menjadi warga negara yang demokratis, dan bertanggung jawab, serta warga dunia yang cinta damai”.(standar isi KTSP 2006). Dari pengertian di atas dapat disimpulkan bahwa Ilmu pengetahuan sosial sudah diberikan sejak dari SD sampai SMA. Dalam IPS mempelajari cabang ilmu sosial meliputi sosiologi, sejarah, geografi, ekonomi, antropologi, budaya, psikologi yang kemudian disederhanakan untuk tujuan pengajaran di sekolah. Ada pun tujuan penyerderhaan tersebut yaitu menurunkan tingkat kesukaran ilm-ilmu sosial, memadukan cabang-cabang ilmu sosial dan kehidupan masyarakat agar dapat dipahami dengan mudah. Tujuan dari Ilmu Pengetahuan Sosial adalah siswa diarahkan untuk dapat menjadi warga negara yang baik juga diakui dalam masyarakatnya. 2.2.1
Hakekat Pembelajaran IPS di SD
“Banyak hal yang perlu diketahui anak dalam Pembelajaran IPS di SD yaitu diantaranya kenampakan alam dan keragaman sosial budaya,
7
pemanfaatan SDA dalam kegiatan ekonomi, keanekaragaman suku bangsa dan peninggalan sejarah serta masalah sosial di lingkungan setempat, dan lain-lain. Untuk memudahkan peserta didik dalam proses belajar mengajar, maka materi pembelajaran harus disajikan secara bervariasi agar peserta didik mampu belajar aktif, kreatif dan mandiri sesuai dengan yang diharapkan juga pembelajaran lebih ditekankan pada kemampuan hidup (general life skill) dan menggali nilai-nilai budi pekerti. Dalam PBM juga guru mampu mengembangkan minat peserta didik dalam mempelajari dan meningkatkan keterampilan bersosialisasi antara pengetahuan dengan kondisi masyarakat yang sedang berkembang di masyarakat. Melalui pembelajaran IPS akan memberikan dampak terhadap kemampuan berpikir dan bernalar peserta didik ke
arah
yang
lebih
baik,
sehingga
proses
pembelajaran
dapat
bermakna”.(Cinta Ilahi 2013). “Pembelajaran
IPS
di
sekolah
dasar
berfungsi
mengembangkan
pengetahuan dalam kehidupan sehari-hari yang terus berkembang sejalan dengan kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi yang semakin canggih guna menciptakan generasi yang mandiri dan sejahtera.Sedang pengajaran sejarah berfungsi untuk menumbuhkan rasa cinta dan bangga terhadap perkembangan masyarakat Indonesia. Pembelajaran IPS diharapkan memperoleh pemahaman terhadap sejumlah konsep dan mengembangkan serta melatih sikap, nilai, moral,
dan
keterampilannya
berdasarkan
konsep
yang
telah
dimilikinya”(Martorella). “Ruang lingkup mata pelajaran IPS meliputi aspek-aspek sebagai berikut. 1. Manusia, Tempat, dan Lingkungan 2. Waktu, Keberlanjutan, dan Perubahan 3. Sistem Sosial dan Budaya 4. Perilaku Ekonomi dan Kesejahteraan.( Farida Novita 2013)
Dari uraian di atas pembelajaran IPS mempelajari kenampakan alam, keragaman sosial budaya, pemanfaatan SDA dalam kegiatan ekonomi,
8
keragaman suku bangsa, sejarah serta masalah sosial di lingkungan setempat. Materi pembelajaran harus disajikan secara bervariasi agar peserta didik mampu belajar aktif, kreatif dan mandiri sesuai dengan yang diharapkan juga menekankan pada kemampuan hidup dan nilai-nilai budi pekerti. Dalam pembelajaran guru harus menggali dan mengembangkan minat peserta didik dalam mempelajari dan meningkatkan keterampilan bersosialisasi antara penetahuan dan keadaan masyarakat yang sedang berkembang di masyarakat. Pembelajaran IPS memberkan dampak pada kemampuan berpikir dan bernalar peserta didik sehingga pembelajaran menjadi bermakna, juga mampu mengembangkan pengetahuan dan kemampuan dalam Ilmu pengetahuan dan teknologi yang semakin canggih. Fungsi pembelajaran IPS yaitu diharapkan memperoleh pemahaman konsep dan mengembangkan serta melatih sikap, nilai, moral dan keterampilannya bedasarkan konsep yang dimilikinya. Ruang lingkup IPS meliputi aspek yaitu Manusia, tempat, dan lingkungan, waktu, keberlanjutan, dan perubahan, sistem sosial dan Budaya, perilaku, ekonomi dan Kesejahteraan. 2.3 Hakekat Anak usia SD Siswa SD adalah anak-anak yang berusia 6-12 tahun. Tingkatan kelas di sekolah dasar dapat dibagi dua menjadi kelas rendah dan kelas atas. Kelas rendah terdiri dari kelas satu, dua, dan tiga, sedangkan kelas-kelas tinggi sekolah dasar yang terdiri dari kelas empat, lima, dan enam. Menurut Peaget perkembangan kogitif siswa SD ialah tahap operasional konkrit yang artinya memahami sesuatu dengan bantuan benda konkrit. Karakteristik anak usia SD. 1. Anak SD Senang Bermain. 2. Anak SD Senang Bergerak. Orang dewasa dapat duduk berjam‐jam, sedangkan anak SD dapat duduk dengan tenang paling lama sekitar 30 menit. Oleh karena itu, guru hendaknya merancang model pembelajaran yang memungkinkan anak berpindah atau bergerak.Menyuruh anak untuk duduk rapi untuk jangka waktu yang lama, dirasakan anak sebagai siksaan. 3. Anak usia SD Senang Bekerja dalam Kelompok. Anak usia SD dalam pergaulannya dengan kelompok sebaya, mereka belajar aspek aspek yang penting dalam proses sosialisasi, seperti: belajar memenuhi
9
aturan aturan kelompok, belajar setia kawan, belajar tidak tergantung pada diterimanya dilingkungan, belajar menerimanya tanggung jawab, belajar bersaing dengan orang lain secara sehat (sportif). 4. Anak SD Senang Merasakan atau Melakukan/memperagakan Sesuatu Secara Langsung. Ditunjau dari teori perkembangan kognitif, anak SD memasuki tahap operasional konkret. Dari apa yang dipelajari di sekolah, ia belajar menghubungkan konsep konsep baru dengan konsep‐konsep lama. Berdasar pengalaman ini, siswa membentuk konsep‐konsep tentang angka, ruang, waktu, fungsi‐fungsi badan, jenis kelamin, moral, dan sebagainya.(Sugiyanto 2013). Berdasarkan penjelasan di atas dapat disimpulkan bahwa siswa SD adala anak yang berusia 7-12 tahun. Menurut Peaget perkembangan kogitif siswa SD ialah tahap operasional konkrit yang artinya memahami sesuatu dengan bantuan benda konkrit. Adapun karakteristik yang dimiliki anak usia SD adalah senang bermain, senang bergerak, senang bekerja kelompok, senang melalukan sesuatu secara langsung. 2.4 Model Pembelajaran Kooperatif Depdiknas (2003:5) “Pembelajaran Kooperatif (cooperative learning) merupakan strategi pembelajaran melalui kelompok kecil siswa yang saling bekerja sama dalam memaksimalkan kondisi belajar untuk mencapai tujuan belajar”. Bern dan Erickson (2001:5) “Cooperative learning (pembelajaran kooperatif) merupakan strategi pembelajaran yang mengorganisir pembelajaran dengan menggunakan kelompok belajar kecil di mana siswa bekerja sama untuk mencapai tujuan belajar”. Dari pengertian di
atas pembelajaran kooperatif adalah srategi
pembelajaran melalui kelompok kecil siswa saling bekerja sama untuk mencapai tujuan belajar. Kedua pengertian memliki pengertian yang hampir sama. Pembelajaran kooperatif memiliki ciri-ciri: 1) Untuk memuntaskan materi belajarnya, siswa belajar dalam kelompok secara bekerja sama 2) Kelompok dibentuk dari siswa yang memiliki kemampuan tinggi, sedang dan rendah 3) Jika dalam kelas terdapat siswa-siswa yang heterogen ras, suku, budaya, dan jenis kelamin, maka diupayakan agar tiap kelompok terdapat keheterogenan tersebut. 4) Penghargaan lebih diutamakan pada kerja kelompok daripada perorangan.
10
karakteristik pembelajaran kooperatif adalah : 1) Siswa bekerja dalam kelompok untuk menuntaskan materi belajar 2) Kelompok dibentuk dari siswa yang memiliki keterampilan tinggi, sedang dan rendah. 3) Bilamana mungkin, anggota kelompok berasal dari ras, budaya, suku, dan jenis kelamin yang berbeda. 4) Penghargaan lebih berorientasi kelompok ketimbang individu.(Wawan Djunaedi 2010). Tujuan Pembelajaran Kooperatif 1) Hasil belajar akademik , yaitu untuk meningkatkan kinerja siswa dalam tugas-tugas akademik. Pembelajaran model ini dianggap unggul dalam membantu siswa dalam memahami konsep-konsep yang sulit. 2) Penerimaan terhadap keragaman, yaitu agar siswa menerima temantemannya yang mempunyai berbagai macam latar belakang. 3) Pengembangan keterampilan social, yaitu untuk mengembangkan keterampilan social siswa diantaranya: berbagi tugas, aktif bertanya, menghargai pendapat orang lain, memancing teman untuk bertanya, mau mengungkapkan ide, dan bekerja dalam kelompok.
11
Tabel 2.1 Fase dalam model pembelajaran kooperatif Fase 1
2
3
4
5
6
Indikator Menyampaikan tujuan dan memotivasi siswa
Kegiatan guru Guru menyampaikan semua tujuan pelajaran yang ingin dicapai pada pelajaran tersebut dan memotivasi siswa Menyajikan informasi Guru menyajikan informasi kepada siswa dengan jalan demonstrasi atau lewat bahan bacaan Mengorganisasikan siswa ke dalam kelompok- Guru menjelaskan kepada kelompok belajar siswa bagaimana caranya membentuk kelompok belajar dan membantu setiap kelompok agar melakukan transisi efisien Membimbing kelompok bekerja dan belajar Guru membimbing kelompok-kelompok belajar pada saat mengerjakan tugas Evaluasi Guru mengevaluasi hasil belajar tentang materi yang telah dipelajari atau masing-masing kelompok mempresentasikan hasil kerjanya Memberikan penghargaan Guru mencari cara untuk menghargai upaya atau hasil belajar siswa baik individu maupun kelompok. Dari uraian di atas bahwa ciri –ciri pembelajaran kooperatif dan tujuan
pembejaran kooperatif hampir sama. Yakni materi belajar harus tuntas, siswa dilatih untuk belajar dalam kelompok untuk bekerja sama, kelompok yang dibentuk acak dari yag memiliki kemampuan tinggi , sedang dan rendah, jika dalam kelas terdapat siswa yang memiliki perbedaan ras, suku, budaya dan jenis kelamin maka diupayakan agar tiap kelompok terdapat keberagaman tersebut, pemberian penghargaan lebih diutamakan pada kerja kelompok.
12
Sedangkan tujuan dari pembelajaran kooperatif
yang pertama adalah
untuk meningkatkan kinerja siswa dalam tugas akademiknya. Pembelajaran model kooperatif dianggap unggul karena membantu siswa dalam memahami konsepkonsep yang sulit. Kedua, siswa mampu menerima terhadap keragaman sesuai latar belakang yang berbeda-beda ras,suku,agama dan jenis kelamin. Ketiga, pengembangan keterampilan sosial yaitu berbagi tugas dengan teman lain, aktif dalam bertanya, mampu menghargai dan menerima pendapat orang lain, mampu mengungkapkan ide juga dapat bekerja sama dalam kelompok. Dalam fase pembelajaran kooperatif antara lain yaitu guru memberikan motivasi pada peserta didik dan menyampaikan tujuan pembelajaran, memberikan informasi tentang materi tertentu, guru membagi siswa dalam kelompok kecil, membimbing siswa untuk bekerja dan belajar, evaluasi dan pemberian penghargaan kepada siswa. 2.4.1 Model Course Review Horay Menurut Dwitantra (2010) metode pembelajaran Course Review Horay adalah Suatu metode pembelajaran dengan pengujian pemahaman menggunakan kotak yang diisi dengan nomor untuk menuliskan jawabannya, yang paling dulu mendapatkan tanda benar langsung berteriak horay. Sedangkan menurut Imran (Nur Malechah, 2011) Metode pembelajaran Course Review Horay merupakan suatu metode pembelajaran dengan pengujian pemahaman menggunakan kotak yang diisi dengan nomor untuk menuliskan jawabannya, yang paling dulu mendapatkan tanda benar langsung berteriak horey. Berbekal dari pengertian para ahli diatas bahwa metode pembelajaran Course Review Horay (CRH) adalah suatu metode atau disain pembelajaran untuk menguji pemahaman siswa dengan menggunakan strategi games yang mana jika siswa mampu menjawab benar maka siswa akan berteriak ''horey''. Course Review Horay merupakan pembelajaran yang dapat menciptakan suasana kelas menjadi menyenangkan. Karena setiap siswa yag menjawab benar diwajibkan berteriak horay atau yel- yel kelompoknya. Metode Course Review Horay menguji pemahaman siswa dalam menjawab soal dimana jawaban soal tersebut dituliska pada kotak atau kartu yang telah dilengkapi nomor. Metode ini juga dapat membantu siswa memahami konsep dengan baik. Langkah-Langkah Metode Pembelajaran Course Review Horay 1. Guru menyampaikan kompetensi yang ingin dicapai.
13
2. Guru menyajikan atau mendemonstrasikan materi sesuai topik dengan tanya jawab. 3. Guru membagi siswa dalam kelompok-kelompok. 4. Untuk menguji pemahaman siswa disuruh membuat kartu atau kotak sesuai dengan kebutuhan dan diisi dengan nomor yang ditentukan guru. 5. Guru membaca soal secara acak dan siswa menuliskan jawabannya didalam kartu atau kotak yang nomornya disebutkan guru. 6. Setelah pembacaan soal dan jawaban siswa telah ditulis didalam kartu atau kotak, guru dan siswa mendiskusikan soal yang telah diberikan tadi. 7. Bagi yang benar,siswa memberi tanda check list ( √ ) dan langsung berteriak horay atau menyanyikan yel-yelnya. 8. Nilai siswa dihitung dari jawaban yang benar dan yang banyak berteriak horay . 9. Guru memberikan reward pada yang memperoleh nilai tinggi atau yang banyak memperoleh horay.(Miftahul huda 2013:230) Kelebihan Metode Pembelajaran Course Review Horay 1) Menarik dan mendorong siswa untuk dapat terjun kedalamnya. Siswa diajak ikut serta dalam melakukan suatu games atau simulasi yang diberikan guru kepada peserta didiknya yang berkaitan dengan materi yang akan disampaikan guru. 2) Pembelajarannya tidak monoton karena diselingi sedikit hiburan sehingga suasana tidak menegangkan. 3) Siswa lebih semangat belajar karena suasana pembelajaran berlangsung menyenangkan.Kebanyakan dari siswa mudah merasakan jenuh apabila metode yang digunakan oleh guru adalah metode ceramah. Oleh karena itu, dengan menggunakan model pembelajaran course review horay (CRH) mampu membangkitkan semangat belajar terutama anak Sekolah Dasar yang notabene masih ingin bermain-main. 4) Melatih kerjasama. 5) Adanya komunikasi dua arah; Siswa dengan guru akan mampu berkomunikasi dengan baik, dapat melatih siswa agar dapat berbicara secara kritis, kreatif dan inofatif. Sehingga tidak akan menutup kemungkinan bahwa akan semakin banyak terjadi interaksi diantara guru dan siswa. Kelemahan Metode Pembelajaran Course Review Horay 1) Siswa aktif dan pasif nilainya disamakan. Artinya, guru hanya akan menilai kelompok yang banyak mengatakan horey. Oleh karena itu, nilai yang diberikan guru dalam satu kelompok tersebut sama tanpa bisa membedakan mana siswa yang aktif dan yang tidak aktif.
14
2) adanya peluang untuk curang. Artinya, guru tidak akan dapat mengontrol siswanya dengan baik apakah ia menyontek ataupun tidak. Guru akan memperhatiakan per-kelompok yang menjawab horey, sehingga peluang adanya kecurangan sangat besar. (Ras Eko 2013)
2.5 Model kooperatif tipe Course Review Horay dan pembelajaran IPS SD Menurut Stahl (dalam Solihatin dan Raharjo, 2007 : 5) menjelaskan bahwa model pembelajaran kooperatif menempatkan siswa sebagai bagian dari suatu sistem kerja sama dalam mencapai suatu hasil yang optimal dalam belajar. Melalui pembelajaran ini siswa bersama kelompok belajar secara gotong royong, setiap anggota kelompok saling membantu yang lemah. Kegagalan individu adalah kegagalan kelompok dan keberhasilan individu adalah keberhasilan kelompok. Pembelajaran Course Review Horay merupakan salah satu pembelajaran kooperatif yaitu kegiatan belajar mengajar dengan cara pengelompokkan siswa ke dalam kelompok-kelompok kecil. Melalui pembelajaran Course Review Horay diharapkan dapat melatih siswa dalam menyelesaikan masalah dengan pembentukkan kelompok kecil.(dessy Angraeni 2011). Pembelajaran IPS adalah Banyak hal yang perlu diketahui anak dalam Pembelajaran IPS di SD yaitu diantaranya kenampakan alam dan keragaman sosial budaya, pemanfaatan SDA dalam kegiatan ekonomi, keanekaragaman suku bangsa dan peninggalan sejarah serta masalah sosial di lingkungan setempat, dan lain-lain. Untuk memudahkan peserta didik dalam proses belajar mengajar, maka materi pembelajaran harus disajikan secara bervariasi agar peserta didik mampu belajar aktif, kreatif dan mandiri sesuai dengan yang diharapkan juga pembelajaran lebih ditekankan pada kemampuan hidup (general life skill) dan menggali nilai-nilai budi pekerti. Langkah-langkah pelaksanaan pembelajaran : 1. Guru menyampaikan kompetensi yang ingin dicapai. 2. Guru menyajikan atau mendemonstrasikan materi sesuai topik dengan tanya jawab. 3. Guru membagi siswa dalam kelompok-kelompok. 4. Untuk menguji pemahaman siswa disuruh membuat kartu atau kotak sesuai dengan kebutuhan dan diisi dengan nomor yang ditentukan guru. 5. Guru membaca soal secara acak dan siswa menuliskan jawabannya didalam kartu atau kotak yang nomornya disebutkan guru.
15
6. Setelah pembacaan soal dan jawaban siswa telah ditulis didalam kartu atau kotak, guru dan siswa mendiskusikan soal yang telah diberikan tadi. 7. Bagi yang benar,siswa memberi tanda check list ( √ ) dan langsung berteriak horay atau menyanyikan yel-yelnya. 8. Nilai siswa dihitung dari jawaban yang benar dan yang banyak berteriak horay . 9. Guru memberikan rewardv pada yang memperoleh nilai tinggi atau yang banyak memperoleh horay.(Miftahul huda 2013:230)
Berdasarkan penjelasan diatas dapat disimpulkan bahwa model kooperatif tipe Course Review Horay adalah pembelajaran secara berkelompok dalam kelompok-kelompok kecil bergotong royong dan bekerja sama yang membuat suasana menjadi menarik dan menyenangkan. Siswa bekerjasama untuk menjawab soal yang diberikan guru sehingga hasil belajar siswa meningkat. 2.6 Kajian Hasil yang relevan Dessy Angraeni(2011) skripsi dengan judul : “Peningkatan Kualitas Pembelajaran IPS Melalui Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Course Review Horay Pada Siswa Kelas IV SD Negeri Sekaran 01 Semarang” mengatakan bahwa model Course Review Horey dapat meningkatkan pembelajaran IPS.Hal ini terbukti berdasarkan diagram bahwa aktivitas siswa dalam pembelajaran selalu mengalami peningkatan. Pada siklus I skor rata-rata aktivitas siswa mencapai 2,3 dengan kategori baik, kemudian pada siklus II meningkat menjadi 2,6 dengan kategori baik. Sedangkan pada siklus III meningkat menjadi 3,5 dengan kategori sangat baik. Fredy Kurniawan dkk (2011) skripsi dengan judul “Penerapan Metode Course Review Horay dan Media Video Untuk meningkatkan Pemahaman Materi Proklamasi Kemerdekaan RI” mengatakan bahwa model Course Review Horay daat meningkatkan pemahaman siswa pada pembelajaran IPS. Hal ini terbukti pada siklus I nilai tes pemahaman konsep materi persiapan proklamasi Kemerdekaan Republik Indonesia siswa mengalami ke-naikan dibandingkan dengan nilai ulangan harian pemahaman konsep materi persiapan proklamasi kemerdekaan Republik Indonesia Pada siklus I diketahui dari 20 siswa, 13 siswa atau 65% siswa mencapai KKM dan 7 siswa atau 35% yang nilainya di bawah KKM. Nilai terendah pada siklus I 45 dan nilai tertingginya 100. Pada dasarnya
16
peningkatan dari siklus II, siswa sudah beradaptasi dengan penerapan metode Course Review Horay dan media video. Hal ini terbukti dengan adanya peningkatan dari jumlah siswa yang mencapai KKM yaitu 19 siswa atau 95% dari 20 siswa. Sedangkan hanya ada 1 siswa atau 5% dari 20 siswa yang belum mencapai KKM. Nilai terendah 65 dan nilai tertingginya 100, dengan nilai raa-rata 87,7. Dengan demikian pada siklus II ketuntasan klasikal telah men-capai target penelitian, yaitu sebesar 95% sis-wa telah mencapai KKM. Maka penelitian hanya sampai siklus II dan dinyatakan berhasil. Dari hasil Penelitian Tindakan Kelas oleh Dessy Angraeni (2011) dan Fredy Kurniawan Dkk (2011) model pembelajaran Course Review Horay adalah salah satu model yang dapat digunakan dalam pembelajaran IPS. Namun dalam Penelitian Tindakan Kelas yang dilakukan oleh Fredy Dkk (2011) menggunakan media pembelajaran yang berupa video. Sedangkan Penelitian Tindakan Kelas yang dilakukan
oleh Dessy Angraeni (2011) tidak menggunakan media
pembelajaran yang berupa video. Berdasarkan Penelitian Tindakan Kelas yang sudah dilakukan terbukti bahwa model pembelajaran Course Review Horay berhasil dalam meningkatkan hasil belajar siswa. Dengan demikian penulis optimis bahwa model pembelajaran kooperative tipe Course Review Horay berhasil dalam peningkatan hasil belajar siswa dalam pembelajaran IPS karena terdukung oleh Penelitian Tindakan Kelas yang dilakukan oleh Dessy Angraeni (2011) dan Fredy Kurniawan (2011) berhasil dapat meningkatkan hasil belajar siswa. 2.7
Kerangka berpikir Dari uraian beberapa kajian teori dan hasil penelitian yang relevan maka penulis memiliki gagasan. Gagasan tersebut dijelaskan dalam bentuk skema sebagai berikut :
17
Kondisi Awal
Guru belum menggunakan model Course Review Horay
Hasil belajar siswa belum mencapai KKM
- Siswa ngantuk
-Siswa kurang aktif - siswa bosan
Tindakan
Menggunakan metode Course Review Horay dalam pembelajaran IPS selama 2 siklus
Karakteristik siswa SD : 1. Senang bermain. 2. Senang bergerak. 3. Senang kelompok. 4. Senang melakukan sesuatu secara langsung.
Kondisi akhir
Kelebihan tipe Course review Horay : 1. Suasana menyenangkan. 2. Kerjasama. 3. Komunikasi dua arah. 4. Mendorong siswa terjun langsung di dalamnya.
Melalui model Kooperative tipe Course Review Horay hasil belajar siswa dalam pembelajaran IPS mencapai KKM sehingga hasil belajar meningkat.
Gambar 1. Kerangka berpikir penggunaan model kooperatif tipe Course Review Horay untuk meningkatkan hasil belajar pada mata pelajaran IPS kelas IV SDN Campursari
18
2.8 Hipotesis “Dengan penggunaan model pembelajaran tipe Course Review Horay dapat meningkatkan hasil belajar siswa pada mata pelajaran IPS pada kelas IV semester II SD N Campursari Bulu Tahun pelajaran 2013/2014”.