BAB II TINJAUAN PUSTAKA
2.1. Pembelajaran 2.1.1. Hakekat Belajar Menurut Teori Konstruktivisme Belajar dan pembelajaran merupakan istilah yang erat kaitannya dalam proses pendidikan. Sedangkan pembelajaran merupakan kegiatan yang dilakukan untuk menciptakan suasana yang mendukung agar siswa belajar. Belajar pada hakikatnya adalah proses interaksi terhadap semua situasi yang ada di sekitar individu yang dapat mengubah tingkah laku seseorang. “ Menurut Reber dalam Sugihartono belajar merupakan proses memperoleh pengetahuan dan pengalaman dalam wujud perubahan tingkah laku dan kemampuan bereaksi yang relative permanen atau menetap karena adanya interaki individu dengan lingkungannya.” 13 Guru sebagai orang yang bertanggung jawab harus mampu menciptakan suasana belajar yang kondusif yaitu suasana belajar yang menyenangkan, menarik, memberi ruang untuk berfikir aktif dan kreatif. Oleh karena itu guru harus mampu menetapkan metode mengajar yang paling efektif dan efisien supaya siswa dapat memahami materi pelajaran sesuai dengan tujuan pembelajaran dan mendapatkan hasil belajar yang memuaskan.
13
Sugihartono, Kartika Nur Fatiyah, Farida Harahab dkk, Psikologi Pendidikan ( Uni Press, Yogyakarta:2007). Hal.74.
2.1.2. Metode Pembelajaran Metode pembelajaran merupakan cara yang dilakukan guru dalam proses pembelajaran sehingga dapat memperoleh hasil yang optimal. Saat ini begitu banyak macam strategi dan metode pembelajaran yang bertujuan untuk meningkatkan kualitas pembelajaran menjadi lebih baik. Guru harus dapat memilih metode yang dipandang paling tepat dalam kegiatan pembelajaran. Guru harus pandai memilah-milah model pembelajaran apa yang sesuai dan efisien untuk mencapai tujuan pendidikan. “Dasar pertimbangan memilih metode pembelajaran : 1. Pertimbangan terhadap tujuan yang hendak dicapai. 2. Pertimbangan yang berhubungan dengan bahan atau materi pembelajaran. 3. Pertimbangan dari sudut peserta didik atau siswa. 4. Pertimbangan nilai efektifitas atau efisiensi memandang dari kelebihan dan kelemahan model pembelajaran.”14 2.1.3. Desain Pembelajaran Untuk menciptakan pembelajaran aktif dan berlangsung baik seorang pendidik perlu mempersiapkan desain pembelajaran (RPP). “RPP adalah rencana pembelajaran jangka pendek yang mengambarkan keiatankegiatan apa aja yang akan dilakukan dalam proses pembelajaran.”15 RPP merupakan gambaran atau prosedur
pembelajaran yang
mencakup tujuan pembelajaran, pengalaman belajar, faktor pendukung dan
14
Rusman, Model-model Pembelajaran Mengembangkan Profesionalime guru (Rajawali Pers, Jakarta:2010), hal.133 15 Sadun Akbar, op. cit. hal 244
penilaian hasil belajar. Penyusunan RPP sangat ditentukan oleh orientasi teoritik pengembangan kurikulumnya. “Dalam pengembangan pendidikan pembelajaran yang dirancang dan dikelola dalam RPP hendaknya berorientasi pada : 1. Orientasi pada pembelajaran konstruktivistik. 2. Orientasi pada pengembangan seluruh kecakapan hidup. 3. Orientasi pada pembelajaran aktif 4. Orientasi pada pencapaian kompetensi.”16 Penyusunan RPP yang berkualitas baik mengacu pada pedoman RPP dalam sertifikasi guru (PSG UM).
“RPP yang dipandang berkualitas sangat baik adalah RPP yang memenuhi kriteria berikut ini: 1. 2. 3. 4. 5. 6. 7. 8.
Merumuskan tujuan pembelajaran. Pemilihan materi ajar. Pengorganisaian materi ajar. Pemilihan sumber/media pembelajaran. Kejelasan scenario kegiatan pembelajaran. Kerincian scenario pembelajaran. Keseuaian tehnik dengan tujuan pembelajaran. Kelengkapan instrumen.”17 Penyusunan RPP hendaknya disusun sesuai standart proses dan
memenuhi kriteria RPP yang berkualitas.
2.1.4 Karakteristik Mata Pelajaran IPS Ekonomi dalam Kurikulum SMA
Pembelajaran pendidikan IPS bertujuan menjadikan manusia yang baik dalam aspek kehidupannya baik dalam arti memenuhi berbagai macam
16 17
Ibid. hal 245-248 Ibid. hal 253-256
kebutuhan yang tidak terbatas dengan sumber yang relative langka supaya manusia dapat hidup harmonis dengan lingkungannya dengan menghargai nilai-nilai agama, sejarah, budaya, social, politik dan ekonomi.
“Permendiknas No.22 Tahun 2006 tentang Standar Isi menyebutkan bahwa mata pelajaran ekonomi bertujuan agar peserta didik memiliki kemampuan sebagai berikut : a. Memahami sejumlah konsep ekonomi untuk mengaitkan peristiwa dan maalah ekonomi dengan kehidupan sehari-hari terutama yang terjadi di lingkungan individu, rumah tangga, massyarakat, dan negara. b. Menampilkan sikap ingin tahu terhadap sejumlah konsep ekonomi yang diperlukan untuk mendalami ilmu ekonomi. c. Membentuk ikap bijak, rasional dan bertanggung jawab dengan memiliki pengetahuan dan keterampilan ilmu ekonomi, manajemen, dan akuntansi yang bermanfaat bagi diri endiri, rumah tangga, masyarakat, dan negara. d. Membuat keputusan yang bertanggung jawab mengenai nilai-nilai social ekonomi dalam masyarakat yang majemuk, baik dalam skala nasional maupun internasional”18 2.1.5 Metode Pembelajaran Mata Pelajaran IPS Ekonomi SMA Metode pembelajaran merupakan langkah-langkah pembelajaran dan perangkatnya untuk mencapai tujuan pembelajaran. Ada beberapa metode pengajaran yang dipandang angat cocok untuk pembelajaran IPS. “Menurut Joice dan Weill dalam Sadun Akbar mengatakan bahwa metode yang tepat untuk pembelajaran IPS adalah Group Investigation, Role Playing, Jurisprudential Inquiry, Laboratory training, Cooperative Learning, dan Social Science in Inquiry ”19
18 19
Rudi Gunawan, Op. Cit. hal.81. Sadun Akbar, op. cit. hal 153.
Metode-metode ini dianggap tepat karena euai dengan substansi dan karakteristik pendidikan IPS. 2.1.6 Hasil belajar Menurut Bloom, hasil belajar mencakup “kemampuan kognitif, afektif, psikomotorik, domain kognitif adalah knowledge (pengetahuan dan ingatan), comprehension (pemahaman, menjelaskan, meringkas dan contoh), application (menerapkan), analysis (menguraikan dan menentukan hubungan), synthesis (mengorganisasikan, merencanakan dan membentuk bangunan baru), dan evaluation (menilai). Domain afektif adalah receiving (sikap menerima), responding (memberikan respons), valuing (nilai), organization (organisasi), characterization (karakterisasi), dan domain psikomotor meliputi initiatory, pre-routine, dan rountinized.”20 Menurut Sudjana “Hasil belajar adalah kemampuan-kemampuan yang dimiliki siswa setelah menerima pengalaman belajarnya.”21 Dengan demikian belajar dikatakan berhasil apabila terjadi perubahan dalam diri individu tersebut. Sebaliknya apabila terjadi perubahan dalam diri individu maka belajar tidak dikatakan berhasil. Hasil belajar siswa dipengaruhi oleh kamampuan siswa dan kualitas pengajaran. Kualitas pengajaran yang dimaksud adalah profesional yang dimiliki oleh
20
Agus Suprijono, op. cit. hal.6 Sudjana, Nana. Dasar – dasar Proses Belajar Mengajar. (Bandung: Sinar Baru Algensindo: 2004) hal.22 21
guru. Artinya kemampuan dasar guru baik di bidang kognitif (intelektual), bidang sikap (afektif) dan bidang perilaku (psikomotorik). Dengan demikian hasil belajar merupakan sesuatu yang dicapai atau diperoleh siswa berkat adanya usaha atau fikiran yang mana hal tersebut dinyatakan dalam bentuk penguasaan, pengetahuan dan kecakapan dasar yang terdapat dalam berbagai aspek kehidupan sehingga nampak pada diri individu perubahan tingkah laku secara nyata. 2.1.7
Aktivitas Belajar
Sebenarnya aktivitas belajar yang dilakukan oleh guru merupakan penciptaan lingkungan yang memudahkan anak belajar. “Menurut Widi Raharja Aktivitas adalah kegiatan jasmani dan rohani manusia untuk melakukan sesuatu dalam upaya mencapai tujuan tertentu. Dalam mengajar guru harus berupaya agar siswa benar-benar ada keaktifan dalam mengikuti belajar mengajar baik keaktifan secara jasmani seperti melakukan praktek/percobaan, berlatih dan sebagainya, dan keaktifan secara rohani seperti: mengamati, memecahkan persoalan, mengambil kesimpulan dan sebagainya.”22 Indikator dari aktivitas adalah perhatian murid, mencatat, menjawab, bertanya, menyimak dan
menanggapi.
Semakin
banyak
kesadaran yang menyertai suatu aktivitas, maka semakin intensif akan indikatornya.
22
Widi Raharja, Sekitar Strategi belajar Mengajar dan Ketrampilan Mengajar, (Fakultas Ekonomi : Salatiga, 2002).
2.2 Pembelajaran Kooperatif (Cooperative Learning) 2.2.1 Konsep Dasar Pembelajaran Kooperatif
Pembelajaran kooperatif adalah strategi pembelajaran yang memfokukan pembelajarannya dalam bentuk kelompok kecil, di mana pada tiap kelompok tersebut terdiri dari siswa-siswa dari berbagai tingkat kemampuan, melakukan berbagai kegiatan belajar untuk meningkatkan pemahaman mereka tentang materi pelajaran yang sedang dipelajari serta memecahkan berbagai permasalahan untuk menemukan solusinya. “Menurut Muslim Ibrahim dalam RuSman pembelajaran kooperatif adalah suatu aktivita pembelajaran yang menggunakan pola belajar siswa berkelompok untuk menjalin kerjasama dan saling ketergantungan dalam struktur tugas, tujuan dan hadiah.”23 Prosedur atau langkah-langkah pembelajaran kooperatif pada prinsipnya terdiri atas empat tahap, yaitu: “1. Penjelasan materi, tahap ini merupakan tahapan penyampaian pokok-pokok materi pelajaran sebelum siswa belajar dalam kelompok. Tujuan utama tahapan ini adalah pemahaman siswa terhadap pokok materi pelajaran. 2. Belajar kelompok, tahapan ini dilakukan setelah guru memberikan penjelasan materi, siswa bekerja dalam kelompok yang telah dibentuk sebelumnya. 3. Penilaian, penilaian dalam pembelajaran kooperatif bisa dilakukan melalui tes atau kuis, yang dilakukan secara individu atau kelompok. Tes individu akan memberikan penilaian pada kemampuan individu, sedangkan kelompok akan memberikan penilaian pada kemampuan kelompoknya. Nilai setiap kelompok memiliki nilai sama dalam kelompoknya. Hal ini disebabkan nilai kelompok adalah nilai bersamadalam kelompoknya yang merupakan hasil kerja sama setiap anggota kelompoknya. 23
Rusman, op. cit. hal.208.
4. Pengakuan tim, adalah penetapan tim yang dianggap paling menonjol atau tim paling berprestasi untuk kemudian diberikan pernghargaan atau hadiah, dengan harapan dapat memotivasi tim untuk terus berprestasi lebih baik lagi.” Keunggulan
cooperative
learning
menurut
Wina
Sanjaya,
sebagai suatu strategi pembelajaran adalah sebagai berikut : “Keunggulan pembelajaran kooperatif, yaitu; a. Meningkatkan aktivitas belajar siswa dan prestasi akademiknya. b. Meningkatkan daya ingatan siswa. c. Meningkatkan kepuasan siswa dengan pengalaman belajar. d. Membantu siswa dalam mengembangkan keterampilan berkomunikasi secara lisan. e. Mengembangkan keterampilan sosial siswa. f. Meningkatkan rasa percaya diri siswa. g. Membantu meningkatkan hubungan positif antar siswa.”24 Adapun kelemahan dari tipe ini : “Sedangkan kelemahan dari cooperative learning adalah: a. Pembelajaran berkelompok membatasi siswa yang berkemampuan tinggi dalam waktu belajar. b. Dibandingkan dengan pengajaran langsung oleh guru, bisa terjadi apa yang seharusnya dipelajari dan dipahami tidak pernah dicapai oleh siswa. c. Penilaian yang diberikan berdasarkan hasil kerja kelompok.”25
2.2.2
Pembelajaran Kooperatif Tipe
NHT (Numbered Heads
Together) Pembelajaran kooperatif tipe NHT merupakan salah satu tipe pembelajaran kooperatif. “Menurut Spencer Kagen model pembelajaran NHT ini lebih
24
mengedepankan
kepada
aktivitas
siswa
dalam
Wina Sanjaya, Strategi Pembelajaran Berorientasi Standar Proses Pendidikan, (Kencana: Jakarta,2006), hal. 249-250 25 Wina Sanjaya, loc. Cit. hal.250
mencari, mengolah, dan melaporkan informasi dari berbagai sumber yang akhirnya dipresentasikan didepan kelas.”26 Model ini merupakan salah satu tipe pembelajaran kooperatif yang menekankan pada struktur yang dirancang untuk mempengaruhi pola interaksi siswa dan memiliki tujuan : “Menurut Ibrahim, tujuan yang hendak dicapai dalam pembelajaran kooperatif dengan tipe NHT yaitu 1. Hasil belajar akademik struktural Bertujuan untuk meningkatkan kinerja siswa dalam tugas-tugas akademik. 2. Pengakuan adanya keragaman Bertujuan agar siswa dapat menerima temantemannya yang mempunyai berbagai latar belakang. 3. Pengembangan keterampilan social Bertujuan untuk mengembangkan keterampilan sosial siswa. Keterampilan yang dimaksud antara lain berbagi tugas, aktif bertanya, menghargai pendapat orang lain, mau menjelaskan ide atau pendapat, bekerja dalam kelompok dan sebagainya.”27 1. Peningkatan hasil belajar akademik struktural Penilaian dilakukan oleh guru terhadap hasil pembelajara mengukur tingkat pencapaian
untuk
kompetensi siswa, serta digunakan
sebagai bahan penyusunan laporan kemajuan hasil belajar, dan memperbaiki proses pembelajaran. 2. Pengakuan adanya keanekaragaman.
Pengakuan
adanya
keanekaragaman
dan
penerimaan
individu
meningkatan hubungan antarmanusia yang heterogen, ditandai dengan kerja sama antar siswa dalam kelompoknya.
26
Dyah Widyatun, http://jurnalbidandiah.blogspot.com/2012/04/model-pembelajarankepala-bernomor.html (diunduh tanggal 20 November 2012 jam 8.30). 27 http://herdy07.wordpress.com/2009/04/22/model-pembelajaran-nht-numbered-headtogether. Loc. Cit.
3. Pengembangan keterampilan sosial. Menurut Ibrahim, keterampilan sosial yang dimaksud antara lain “berbagi tugas, menghargai pendapat orang lain, mau menjelaskan ide atau pendapat, bekerja dalam kelompok dan aktif bertanya.”28 Penerapan pembelajaran kooperatif tipe NHT merujuk pada konsep Kagen dalam Ibrahim dengan tiga langkah yaitu : “a) Pembentukan kelompok; b)Diskusi masalah; c)Tukar jawaban antar kelompok”29 Langkah-langkah tersebut kemudian dikembangkan menjadi enam langkah sebagai berikut :
Langkah 1. Persiapan
Dalam tahap ini guru mempersiapkan rancangan pelajaran dengan membuat RPP dengan model pembelajaran kooperatif tipe NHT.
Langkah 2. Pembentukan kelompok
Dalam pembentukan kelompok disesuaikan dengan model pembelajaran kooperatif tipe NHT. Guru membagi para siswa menjadi beberapa kelompok yang beranggotakan 3-5 orang siswa. Guru memberi nomor kepada setiap siswa dalam kelompok dan nama kelompok yang berbeda. Kelompok yang dibentuk merupakan percampuran yang ditinjau dari latar belakang sosial, ras, suku, jenis kelamin dan kemampuan belajar. Selain
28
Ibid, http://herdy07.wordpress.com/2009/04/22/model-pembelajaran-nht-numberedhead- together. 29 Ibid, http://jurnalbidandiah.blogspot.com/2012/04/model-pembelajaran-kepalabernomor.html (diunduh tanggal 20 November 2012 jam 8.50).
itu, dalam pembentukan kelompok digunakan nilai tes awal (pre-test) sebagai dasar dalam menentukan masing-masing kelompok.
Langkah 3. Tiap kelompok harus memiliki buku paket atau buku panduan
Dalam pembentukan kelompok, tiap kelompok harus memiliki buku paket atau buku panduan agar memudahkan siswa dalam menyelesaikan LKS atau masalah yang diberikan oleh guru.
Langkah 4. Diskusi masalah
Dalam kerja kelompok, guru membagikan LKS kepada setiap siswa sebagai bahan yang akan dipelajari. Dalam kerja kelompok setiap siswa berpikir bersama untuk menggambarkan dan meyakinkan bahwa tiap orang mengetahui jawaban dari pertanyaan yang telah ada dalam LKS atau pertanyaan yang telah diberikan oleh guru. Pertanyaan dapat bervariasi, dari yang bersifat spesifik sampai yang bersifat umum.
Langkah 5. Memanggil nomor anggota atau pemberian jawaban
Dalam tahap ini, guru menyebut satu nomor dan para siswa dari tiap kelompok dengan nomor yang sama mengangkat tangan dan menyiapkan jawaban kepada siswa di kelas.
Langkah 6. Memberi kesimpulan
Guru bersama siswa menyimpulkan jawaban akhir dari semua pertanyaan yang berhubungan dengan materi yang disajikan.
Ada beberapa manfaat pada model pembelajaran kooperatif tipe NHT terhadap siswa yang hasil belajar rendah yang dikemukakan oleh Lundgren dalam Ibrahim , antara lain adalah :
a. b. c. d. e. f. g. h.
2.3
“Rasa harga diri menjadi lebih tinggi Memperbaiki kehadiran Penerimaan terhadap individu menjadi lebih besar Perilaku mengganggu menjadi lebih kecil Konflik antara pribadi berkurang Pemahaman yang lebih mendalam Meningkatkan kebaikan budi, kepekaan dan toleransi Hasil belajar lebih tinggi.”30
Hipotesis Tindakan Penggunaan metode pembelajaran kooperatif tipe NHT (numbered
heads together) dalam mata pelajaran ekonomi dapat meningkatkan aktivitas belajar siswa dengan skor rata-rata lebih dari sama dengan 4 dan ketuntasan hasil belajar siswa mencapai 80% di kelas XI IPS-3 SMA Negeri 1 Tengaran.
30
http://www.sriudin.com/2010/08/model-pembelajaran-kooperatif-tipe-nht.html, (diunduh tanggal 20 November jam 10.00)
2.4.
Kerangka Penelitian
Kondisi awal
Pra Siklus: Metode ceramah bervasiasi
Siklus I: Metode Pebelajaran Kooperatif Tipe NHT: 1. Perencanan 2. Pelaksanaan 3. Observasi 4. Refleksi
Penggunaan Metode
Siklus II: Metode Pebelajaran KooperatifTipe NHT: 1. Perencanann 2. Pelaksanaan 3. Observasi 4. Refleksi
Perbaikan Penggunaan Metode
Hasil Belajar siswa rendah
Hasil Belajar < indikator keberhasilan
Hasil Belajar > indikator keberhasilan ( 80 % )
Gambar 1.1. Kerangka Penelitian Pembelajaran Kooperatif tipe NHT