8
BAB II KAJIAN TEORETIS 2.1 Pengertian Peran Peran adalah suatu istilah yang menunjukkan adanya suatu bentuk aktivitas untuk melakukan suatu kegiatan atau aktivitas yang bermakna untuk membangun atau melaksanakan sesuatu secara baik. Peran merupakan aspek yang dinamis dari kedudukan (status). Apabila seseorang yang melakukan hak dan kewajibannya sesuai dengan kedudukannya, maka dia menjalankan suatu peranan (Soekanto 1984: 237). Analisis terhadap perilaku peran dapat dilakukan melalui tiga pendekatan : (1) ketentuan peran, (2) gambaran peran, dan (3) harapan peran. Ketentuan peran adalah adalah pernyataan formal dan terbuka tentang perilaku yang harus ditampilkan oleh seseorang dalam membawa perannya. Gambaran peran adalah suatu gambaran tentang perilaku yang sacara aktual ditampilkan sesorang dalam membawakan perannya, sedangkan harapan peranan adalah harapan orang-orang terhadap perilaku yang ditampilkan seseorang dalam membawakan perannya (Berlo, 1961: 153). Wikipedia (2010:1) mendefinisikan peran adalah proses berinisiatif untuk memulai proses kegiatan sosial untuk memperbaiki situasi dan kondisi diri sendiri. Dalam konteks karang taruna peran diartikan sebagai proses pembangunan di mana karang taruna berinisiatif untuk memulai proses kegiatan sosial untuk memperbaiki situasi dan kondisi diri sendiri. Peran karang taruna hanya bisa terjadi apabila anggotanya ikut berpartisipasi
8
9
Peran adalah istilah dalam ilmu manajemen. Meskipun demikian saat ini istilah peran tidak lagi menjadi monopoli ilmu manajemen artinya istilah itu menjadi milik umum dalam arti yang luas. Istilah peran sering kita jumpai dalam surat kabar, majalah, pidato para pemimpin, bahkan dalam percakapan sehari-hari. Istilah peran diambil dalam bahasa asing yang artinya mengikutsertakan pihak lain. Seorang pemimpin akan lebih berhasil dalam melaksanakan tugas-tugasnya bila mampu meningkatkan peran bawahannya. Oleh karena itu, setiap pemimpin dalam bidang apapun, mulai dari tingkat paling atas sampai tingkat yang paling bawah, harus mampu meningkatkan peran bawahannya. Secara harfiah, peran berarti "turut ikutserta dalam suatu kegiatan”, “keikutsertaan atau peran serta dalam suatu kegiatan”, “peran serta aktif atau proaktif dalam suatu kegiatan”. Peran dapat didefinisikan secara luas sebagai "bentuk keterlibatan dan keikutsertaan masyarakat secara aktif dan sukarela, baik karena alasan-alasan dari dalam dirinya (intrinsik) maupun dari luar dirinya (ekstrinsik) dalam keseluruhan proses kegiatan yang bersangkutan"
2.2 Hakikat Karang Taruna Di Indonesia terdapat bermacam-macam organisasi kepemudaan. Ada organisasi yang bertaraf nasional, ada yang bertaraf regional, dan ada pula yang bertaraf lokal. Salah satu organisasi ialah Karang Taruna. Karang artinya tempat. Taruna artinya remaja atau pemuda. Jadi Karang Taruna artinya tempat kegiatan para remaja. Organisasi ini didirikan dan dibina oleh Departemen Sosial. Karang Taruna
10
terdapat hampir di seluruh Indonesia. Nama Karang Taruna disesuaikan dengan keadaan daerah masing-masing.photo of street scene.Anggota Karang Taruna ialah para pemuda, terutama mereka yang putus sekolah dan tidak mempunyai pekerjaan. Di beberapa daerah anggota Karang Taruna adalah para pelajar. Mereka masih duduk di SMP atau SMA. Ricardo (2010:2) mengemukakan bahwa
sesuai Pedoman Dasar Karang
Taruna, pengertian Karang Taruna adalah Organisasi Sosial wadah pengembangan generasi muda yang tumbuh dan berkembang atas dasar kesadaran dan tanggung jawab sosial dari, oleh, dan untuk masyarakat terutama generasi muda di wilayah desa/kelurahan atau komunitas adat sederajat dan terutama bergerak dibidang usaha kesejahteraan sosial. Berdasarkan uraian tersebut jelas menunjukkan bahwa karang taruna adalah organisasi
kepemudaan
di
Indonesia.
Karang
Taruna
merupakan
wadah
pengembangan generasi muda nonpartisan, yang tumbuh atas dasar kesadaran dan rasa tanggung jawab sosial dari, oleh dan untuk masyarakat khususnya generasi muda di wilayah Desa/ Kelurahan atau komunitas sosial sederajat, yang terutama bergerak dibidang kesejahteraan sosial. Sebagai organisasi sosial kepemudaan Karang Taruna merupakan wadah pembinaan dan pengembangan serta peran dalam upaya mengembangkan kegiatan ekonomis produktif dengan pendayagunaan semua potensi yang tersedia dilingkungan baik sumber daya manusia maupun sumber daya alam yang telah ada. Sebagai organisasi kepemudaan, Karang Taruna berpedoman pada
11
Pedoman Dasar dan Pedoman Rumah Tangga dimana telah pula diatur tentang struktur penggurus dan masa jabatan dimasing-masing wilayah mulai dari Desa / Kelurahan sampai pada tingkat Nasional. Semua ini wujud dari pada regenerasi organisasi demi kelanjutan organisasi serta pembinaan anggota Karang Taruna baik dimasa sekarang maupun masa yang akan datang. Karang Taruna beranggotakan pemuda dan pemudi (dalam AD/ART nya diatur keanggotaannya mulai dari pemuda/i berusia mulai dari 11 – 45 tahun) dan batasan sebagai Pengurus adalah berusia mulai 17 – 35 tahun. Karang Taruna didirikan dengan tujuan memberikan pembinaan dan peran kepada para remaja, misalnya dalam bidang keorganisasian, ekonomi, olahraga, ketrampilan, advokasi, keagamaan dan kesenian. Safrudin (2010:1) mengemukakan bahwa Karang Taruna didirikan dengan tujuan memberikan pembinaan kepada para remaja, terutama yang putus sekolah dan menganggur. Jika tidak diberi tambahan pendidikan yang berupa berbagai ketrampilan, mereka dapat menimbulkan banyak masalah. Kenakalan remaja sampai pada tindak kriminalitas bisa dan mudah berkembang pada remaja yang menganggur. Melalui pendidikan Karang Taruna diharapkan para remaja memperoleh penyaluran. Mereka menjadi aktif dan produktif. Akhirnya mereka dapat hidup secara mandiri. Berbagai ketrampilan dipelajari dalam organisasi ini. Remaja yang berbakat dalam bidang elektronik dididik untuk memahami dan terampil menggarap bidang elektronik. Remaja yang menyenangi ukiran diberi pula pendidikan bidang ini. Keterampilan bagi remaja putri biasanya menyangkut bidang-bidang jahit menjahit
12
dan memasak. Mereka dilatih untuk terampil membuat macam-macam makanan dan pakaian. Kegiatan-kegiatan ini direncanakan menurut keadaan dan kemampuan daerah masing-masing Ricardo (2010:2-3) mengemukakan bahwa pembinaan Karang Taruna diatur dalam Permensos 83/HUK/2005 tentang Pedoman Dasar Karang Taruna bertujuan untuk: a) terwujudnya pertumbuhan dan perkembangan kesadaran dan tanggung jawab sosial setiap generasi muda warga Karang Taruna dalam mencegah, menangkal,
menanggulangi
dan
mengantisipasi
berbagai
masalah
sosial,
b) terbentuknya jiwa dan semangat kejuangan generasi muda warga Karang Taruna yang Trampil dan berkepribadian serta berpengetahuan, c) tumbuhnya potensi dan kemampuan generasi muda dalam rangka mengembangkan keberdayaan warga Karang Taruna, d) termotivasinya setiap generasi muda warga Karang Taruna untuk mampu menjalin toleransi dan menjadi perekat persatuan dalam keberagaman kehidupan bermasyarakat, berbangsa dan bernegara, e) terjalinnya kerjasama antara generasi muda warga Karang Taruna dalam rangka mewujudkan taraf kesejahteraan sosial bagi masyarakat, f) terwujudnya Kesejahteraan Sosial yang semakin meningkat bagi generasi muda di desa/kelurahan atau komunitas adat sederajat yang memungkinkan pelaksanaan fungsi sosialnya sebagai manusia pembangunan yang mampu mengatasi masalah kesejahteraan sosial dilingkungannya, g) terwujudnya pembangunan kesejahteraan sosial generasi muda di desa/kelurahan atau komunitas adat sederajat yang dilaksanakan secara komprehensif, terpadu dan terarah serta
13
berkesinambungan oleh Karang Taruna bersama pemerintah dan komponen masyarakat lainnya. Ricardo (2010:2-3) mengemukakan bahwa setiap Karang Taruna mempunyai tugas pokok secara bersama-sama dengan Pemerintah dan komponen masyarakat lainnya untuk menanggulangi berbagai masalah kesejahteraan social terutama yang dihadapi generasi muda, baik yang bersifat preventif, rehabilitatif maupun pengembangan potensi generasi muda di lingkungannya. Ricardo
(2010:2-3)
melaksanakan fungsi sebagai:
mengemukakan
bahwa
Setiap
Karang
Taruna
a) Penyelenggara Usaha Kesejahteraan Sosial, b)
penyelenggara Pendidikan dan Pelatihan bagi masyarakat, c) penyelenggara peran masyarakat terutama generasi muda dilingkunggannya secara komprehensif, terpadu dan terarah serta berkesinambungan, d) penyelenggara kegiatan pengembangan jiwa kewirausahaan bagi generasi muda di lingkungannya,
e) penanaman pengertian,
memupuk dan meningkatkan kesadaran tanggung jawab sosial generasi muda, f) penumbuhan dan pengembangan semangat kebersamaan, jiwa kekeluargaan, kesetiakawanan sosial dan memperkuat nilai-nilai kearifan dalam bingkai Negara Kesatuan Republik Indonesia, g) pemupukan kreatifitas generasi muda untuk dapat mengembangkan tanggung jawab sosial yang bersifat rekreatif, kreatif, edukatif, ekonomis produktif dan kegiatan praktis lainnya dengan mendayagunakan segala sumber dan potensi kesejahteraan sosial di lingkungannya secara swadaya, h) penyelenggara rujukan, pendampingan, dan advokasi social bagi penyandang masalah
14
kesejahteraan sosial, i) penguatan sistem jaringan komunikasi, kerjasama, informasi dan kemitraan dengan berbagai sektor lainnya dan j) penyelenggara usaha-usaha pencegahan permasalahan sosial yang aktual. Berdasarkan uraian tersebut jelas menunjukkan bahwa karang taruna merupakan salah satu organisasi kemasyarakatan yang
dibentuk sebagai wadah
pengembangan generasi muda yang tumbuh dan berkembang atas dasar kesadaran dan tanggung jawab sosial dari, oleh, dan untuk masyarakat terutama generasi muda di wilayah desa/kelurahan atau komunitas adat sederajat dan terutama bergerak dibidang usaha kesejahteraan sosial. 2.3 Konsep Pemuda Produktif 2.3.1 Pengertian Pemuda Isram (2009:1) mengemukakan bahwa kedudukan pemuda dalam masyarakat adalah sebagai mahluk moral, mahluk sosial. Artinya beretika, bersusila, dijadikan sebagai barometer moral kehidupan bangsa dan pengoreksi. Sebagai mahluk sosial artinya pemuda tidak dapat berdiri sendiri, hidup bersama-sama, dapat menyesuaikan diri dengan norma-norma, kepribadian, dan pandangan hidup yagn dianut masyarakat. Sebagai mahluk individual artinya tidak melakukan kebebasan sebebasbebasnya, tetapi disertai ras tanggung jawab terhadap diri sendiri, terhadap masyarakat, dan terhadap Tuhan Yang maha Esa. Pemuda identik dengan remaja. Masa remaja merupakan kelompok usia yang rentan terhadap perubahan
dan tekanan eksternal, terutama pada aspek sosial
15
ekonomi. Remaja ada di antara
anak dan orang dewasa. Yamani (2009:5)
mengemukakan bahwa masa remaja menunjukkan dengan jelas sifat-sifat masa transisi atau peralihan dari masa anak ke masa dewasa. Fieldman dan Elliot (dalam Yamani (2009:5) menyebutkan pula bahwa
remaja masa kini lebih banyak
menghadapi tuntutan dan harapan, demikian
bahaya dan godaan yang lebih
kompleks. Kenyataannya tidak dapat dipungkiri lagi bahwa banyak remaja yang menghadapi masalah atau menghindari masalah dengan mencari ketenangan melalui merokok, minum minuman keras, menggunakan obat-obat terlarang dan narkotika atau bahkan dengan melakukan gaya hidup seks pranikah yang kesemuanya itu dilakukan hanya untuk menikmati kepuasan sesaat. Menurut Rumini dan Sundari (:53) bahwa penggunaan istilah untuk menyebutkan masa peralihan dari masa anak dengan masa dewasa, ada yang memberi istilah : Puberty (Inggris), puberteit (Belanda), pubertas ( Latin), yang berarti kedewasaan yang dilandasi oleh sifat dan tanda-tanda kelaki-lakian. Ada pula yang menggunakan istilah Adulescentio (Latin) yaitu masa muda. Istilah pubeslence yang berasal dari kata pubis yang dimaksud pubishair atau rambut disekitar kemaluan. Dengan tumbuhnya rambut itu suatu pertanda masa kanak-kanak berakhir dan menuju kematangan/kedewasaan seksual. Dalam buku-buku Indonesia istilah-istilahi itu dipakai berganti-ganti. Agar istilah itu tidak rancu dalam uraian ini dipakai istilah remaja dengan pembagian praremaja, remaja awal dan remaja akhir
16
Batasan masa remaja dari berbagai ahli memang sangat bervariasi, Terkait dengan hal tersebut Rumini dan Sundari (:54) memberikan batasan : masa remaja adalah masa peralihan dari masa anak dengan masa dewasa yang mengalami perkembangan semua aspek/fungsi untuk memasuki masa remaja. Masa remaja, menurut Mappiare (dalam Ali dan Asrori, 2010:9), berlangsung antara umur 12 tahun sampai dengan 21 tahun bagi wanita dan 13 tahun sampai 22 tahun bagi pria. Rentang usia remaja ini dapat dibagi menjadi dua bagian, yaitu 12/13 tahun sampai dengan 17/18 tahun adalah remaja awal, dan usia 17/18 tahun sampai dengan 21/22 tahun adalah remaja akhir. Menurut hokum di Amerika serikat saat ini, individu dianggap telah dewasa apabila telah mencapai usia 18 tahun, dan bukan 21 tahun seperti ketentuan sebelumnya. Pada saat ini, umumnya anak sedang duduk dibangku sekolah menengah. Ali dan Asrori, (2010:9) menyebut masa remaja, dalam bahasa aslinya disebut adolescence, berasal dari bahasa Latin adolescere
yang artinya “ tumbuh atau
tumbuh untuk mencapai kematangan”. Bahasa Primitif dan orang-orang purbakala memandang masa puber dan masa remaja tidak berbeda dengan periode lain dalam rentang kehidupan. Anak dianggap sudah dewasa apabila sudah mampu mengadakan reproduksi. Remaja juga sedang mengalami perkembangan pesat dalam aspek intelektual. Transformasi intelektual dari cara berpikir remaja ini memungkinkan mereka tidak hanya mampu mengintegrasikan dirinya ke dalam masyarakat dewasa, tapi juga
17
merupakan karakteristik yang paling menonjol dari semua periode perkembangan (Shaw dan Costanzo, 1985). Remaja sebetulnya tidak mempunyai tempat yang jelas. Mereka sudah tidak termasuk golongan anak-anak, tetapi belum juga dapat diterima secara penuh untuk masuk ke golongan orang dewasa. Remaja ada di antara anak dan orang dewasa. Oleh karena itu, remaja seringkali dikenal dengan fase “mencari jati diri” atau fase “ toipan dan badai”. Remaja masih belum mampu menguasai dan memfungsikan secara maksimal fungsi fisik maupun psikisnya. Namun, yang perlu ditekankan di sini adalah bahwa fase remaja merupakan fase perkembangan yang tengah berada pada pada masa amat potensaial, baik dilihat dari aspek kognitif , emosi maupun fisik. Shaw dan Costanzo (dalam Ali dan Asrori, 2010:9) menjelaskan bahwa perkembangan intelektual yang terus-menerus menyebabkan remaja mencapai tahap berpikir operasional formal. Tahap ini memungkinkan remaja mampu berpikir secara abstrak, menguji hipotesis dan mempertimbangkan apa saja peluang yang ada padanya dari pada sekedar melihat apa adanya. Kemampuan intelektual seperti ini yang membedakan fase remaja dari fase-fase sebelumnya Yamani (2009:5) mengemukakan bahwa apabila melihat peran pemuda sehubungan dengan pembangunan, peran itu dibedakan menjadi dua yaitu:
1)
didasarkan atas usaha pemuda untuk menyesuaikan diri dengan tuntutan-tuntutan lingkungan. Pemuda dalam hal ini dapat berperan sebagai penerus tradisi dengan jalan menaati tradisi yang berlaku, 2) didasarkan atas usaha menolak menyesuaikan
18
diri dengan lingkungan. Peran pemuda jenis ini dapat dirinci dalam tiga sikap, yaitu : pertama jenis pemuda “pembangkit” mereka adalah pengurai atu pembuka kejelasan dari suatu masalah sosial. Mereka secara tidak langsung ktu mengubah masyarakat dan kebudayaan. Kedua pemuda pdelinkeun atau pemuda nakal. Mereka tidak berniat mengadakan perubahan, baik budaya maupun pada masyarakat, tetapi hanya berusaha memperoleh manfaat dari masyarakat dengan melakukan tidnakan menguntungkan bagi dirinya, sekalipun dalam kenyataannya merugikan. Ketiga, pemuda radikal. Mereka berkeinginan besar untuk mengubah masyarakat dan kebudayaan lewat caracara radikal, revolusioner. 2.3.2 Ciri-Ciri Pemuda Produktif Pemuda adalah merupakan sumber daya yang paling unggul dan potensial untuk memberi kontribusi terhadap pengembangan pembangunan nasional. Oleh karenanya potensi yang dimiliki pada pemuda tersebut perlu dikembangkan sehingga potensi mereka sebagai generasi penerus bangsa dapat dimaksimalkan. Pemuda produktif memiliki cirri tertentu sebagaimana yang dikemukakan oleh Yamani (2009:7) tentang cirri pemuda produktif sebagai berikut: 1) Inovatif dan kreatif Julian (2011:1) mengemukakan bahwa kata inovatif berasal dari kata bahasa inggis “innovate” yang artinya memperkenalkan sesuatu yang baru sedangkan innovative berarti bersifat memperbarui. Kemudian kata “innovate” dan “innovative” yang merupakan bahasa Indonesia dengan mengalami perubahan penulisan manjadi
19
“inovatif” yang berarti bersifat memperkenalkan suatu yang baru. Sedangkan orang yang melakukan pembaharuan disebut “innovator”. Ciri-Ciri pemuda inovatif : a) giat belajar dan bekerja, b) selalu berorientasi kedepan, c) kaya ide-ide yg cemerlang, d)
berfikir
rasional
dan
berprasangka
baik,
e)
menghargai
waktu
dan
menggunakannya dengan sebaik-baiknya, f) suka melakukan eksperimen-eksperimen dan penelitian. Lebih lanjut Julian (2011:1) mengemukakan bahwa kata kreatif berasal dari bahasa inggris “create” yang berarti menciptakan, creation artinya ciptaan. Kemudian kata tersebut diadopsi kedalam bahasa Indonesia yaitu kreatif. yang memiliki kemampuan untuk menciptakan atau menghasilkan sesuatu yang baru. Ciri-Ciri orang yg kreatif : a) memiliki banyak ide dan kemauan, b) memiliki jiwa yg suka dng tatangan, c) selalu mencoba dengan sesuatu yang baru, dan d) memiliki jiwa yang professional 2) Memiliki semangat untuk berusaha Semangat untuk berusaha perlu dimiliki generasi muda. Semangat untuk berusaha ini merupakan gambaran dari semangat untuk maju dan menghasilkan karya yang terbaik dalam setiap pekerjaan. Dengan semangat yang tinggi dal;am berusaha maka pemuda akan dapat mengaktualisasikan dirinya secara maksimal dalam berbagai usaha yang ditekuninya.
20
3) Komitmen terhadap pekerjaan Komitmen terhadap pekerjaan merupakan bagian lain yang sangat memberikan kontribusi terhadap produk yang dihasilkan pemuda terkait pekerjaan yang ditekuninya. Dengan komitmen yang tinggi terhadap pekerjaan, maka pemuda akan semakin produktif dalam bekerja dan semakin berupaya untuk menghasilkan karya yang terbaik sesuai dengan tupoksi yang ditekuninya Jika dicermai bahwa pemuda sebagai salah satu elemen masyarakat yang populasinya cukup banyak. Namun ditengah populasi yang banyak sangat langka kita melihat pemuda yang produktif. Indikatornya dapat kita lihat tingkat kejahatan perkotaan masih banyak melibatkan kalangan pemuda. Kalau mau ditelisik lebih jauh, sebenarnya peran pemuda dapat diarahkan kejalan yang lebih baik (baca: produktif). Kuncinya adalah perhatian dari beberapa kalangan (pemerintah/swasta, lembaga masyarakat maupun individu) sangat diharapkan. Sehingga mereka tidak lagi dianggap “sampah masyarakat” karena mereka mampu memiliki peran dalam pembangunan bangsa ini, mereka sudah mampu mensejahterakan diri mereka sendiri dan karena mereka sudah memiliki skill yang cukup memadai untuk mandiri. Menurut Mighfar (2006:63-68) bahwa pemuda
memiliki ciri-ciri sebagai
berikut: a. Masa yang penting Mighfar (2006:63) mengemukakan bahwa selama periode dalam rentang kehidupan memang penting, tetapi ada perbedaan dalam tingkat kepentingannya.
21
Adanya akibat yang langsung terhadap akibat dan tingkah laku serta akibat-akibat jangka panjangnya menjadikan periode masa remaja lebih penting dari pada periode lainnya. Baik akibat langsung maupun akibat jangka panjang sama pentingnya bagi remaja karena adanya akibat fisik dan akibat psikologis. b. Masa transisi. Ricardo (2010:8) mengemukakan bahwa transisi merupakan tahap peralihan dari satu tahap perkembangan ke tahap berikutnya. Maksudnya apa yang telah terjadi sebelumnya akan membekas pada apa yang terjadi sekarang dan yang akan dating. Jika seseorang anak beralih dari masa kanak-kanak ke masa dewasa, dia harus meninggalkan segala yang bersifat kekanak-kanakan dan mempelajari pola tingkah laku dan sikap baru. Pada setiap periode transisi, tampak ketidakjelasan status individu dan munculnya keraguan terhadap peran yang harus dimainkan. Pada masa ini, remaja bukan lagi seorang anak dan bukan juga orang dewasa. Bila remaja bertingkah laku seperti anak-anak, maka dia akan diajari untuk bertindak sesuai dengan usianya. Disisi lain, ketidakjelasan status itu juga menguntungkan karena memberi
peluang kepadanya untuk
mencoba gaya hidup ayng berbeda dan
menentukan pola tingkah laku, nilai, dan sifat yang palig relevan degannya. c. Masa Perubahan. Julian (2011:9) mengemukakan bahwa selama masa remaja, tingkat perubahan sikap dan prilaku sejajar dengan tingkat perubahan fisik. Ketika perubahan fisik terjadi dengan pesat selama masa awal remaja, perunbahan perilaku
22
dan sikap juga berlangsung pesat. Bila terjadi penurunan dalam perubahan fisik, penurunan juga akan terjadi pada penurunan sikap dan tingkah laku. d. Masa Pencarian Identitas Mighfar (2006:63) mengemukakan bahwa penyesuaian diri dengan standar kelompok dianggap jauh lebih penting bagi remaja dari pada individualitas. Contohnya, dalam hal pakaian, berbicara dan bertingkah laku, remaja ingin seperti teman-teman gengnya. Apabila tidak demikian, ia akan terusir dari kelompoknya. Bagi remaja, penyesuaian diri dengan kelompoknya pada tahun-tahun awal masa remaja adalah penting. Secara bertahap, mereka mulai mengharapkan identitas diri dan tidak lagi merasa puas dengan adanya kesamaan dalam segala hal dengan temanteman sebayanya. e. Masa Munculnya Ketakutan Majeres (2011:1) berpendapat, “banyak yang beranggapan bahwa popularitas mempunyai arti yang bernilai, dan sayangnya banyak yang bersifat negative.” Persepso negative terhadap remaja seperti tidak dapat dipercaya, cenderung merusak dan berperilaku merusak, mengindikasikan pentingnya bimbingan dan pengawasan orang dewasa. Demikian pula, terhadap kehidupan remaja muda yang cenderung tidak simpatik dan takut bertanggung jawab. f. Masa Yang Tidak realistic Mighfar (2006:63) mengemukakan bahwa pandangan subjektif cenderung mewarnai remaja. Mereka memandang diir sendiri dan orang lain berdasarkarkan
23
keinginannya dan bukan berdasarkan kenyataan yang sebenarnya, apalagi dalam hal cita-cita. Tidak hanya berakibat bagi dirinya sendiri , bahkan bagi keluarga dan teman-temannya, cita-cita yang tidak realistic ini berakibat pada tingginya emosi yang merupakan cirri awal masa remaja. Semakin tidak realistic cita-citanya, semakin tinggi kemarahannya. Bila orang lain mengecewakannya atau kalau dia tidak berhasil mencapai tujuan yang ditetapkan dia akan sakit hati dan kecewa. g. Masa menuju masa dewasa. Mighfar (2006:67) Saat usia kematangan kian dekat, para remaja gelisah untuk meninggalkan steriotip usia belasan tahun yang indah di satu sisi, dan harus bersiap-siap menuju usia dewasa di sisi lainnya. Kegelisahan itu timbul akibat kebimbangan tentang bagaimana meninggalkan masa remaja dan
bagaimana pula
memasuki masa dewasa. Mereka mencari-cari sikap yang dipandangnya pantas untuk itu. Bila kurung arahan atau bimbingan, tingkah laku mereka akan menjadi ganjil, seperti berpakaian dan bertingkah laku meniru-niru orang dewasa, merokok, minumminuman keras, menggunakan obat-obatan dan terlibat dalam perilaku seks. Hal ini karena di satu sisi mereka ingin segera menyesuaikan diri denagn tipe orang dewasa yang sudah matang, tetapi disisi lain mereka belum lepas dari tipe remajanya yang belum matang Berdasarkan uraian tersebut menunjukkan bahwa pemuda
memiliki
karakteristik yang khas. Karakteristik tersebut menunjukkan bahwa remaja merupakan pribadi unik yang ingin dihargai dan perlu mendapatkan penghargaan dari
24
orang dewasa sehingga mereka memiliki kepercayaan diri untuk tumbuh dan berkembang dengan baik. 2.4 Peran Karang Taruna dalam Menciptakan Pemuda Produktif Pemuda merupakan generasi harapan
bangsa yang perlu dikembangkan
potensinya sehingga menjadi generasi yang tangguh dan dapat menjadi pembaharu bagi lingkungannya. Oleh karenanya potensi pemuda perlu dioptimalkan sehingga mampu memberikan kontribusi yang signifikan dalam menciptakan pemuda produktif. Upaya untuk mencitakan pemuda yang produktif dapat dilakukan dengan menggunakan wadah karang taruna sebagai organisasi kepemudaan. Di dalam masyarakat, karang taruna merupakan suatu entitas yang sangat potensial. Ibarat satu mata rantai yang terjurai panjang, posisi karang taruna dalam masyarakat menempati mata rantai yang paling sentral, berfungsi sebagai wadah penggali dan penerus cita-cita perjuangan bangsa yang telah diletakkan oleh generasi sebelumnya dan berkemampuan untuk mengisi dan membina kemerdekaan. Kedudukannya yang strategis ini membuat setiap bangsa menaruh berbagai harapan yang sangat besar kepada mereka. Harapan yang sangat besar terhadap karang taruna ini, pada sisi lain menimbulkan tanggung jawab yang sangat besar yang harus dipikul oleh karang taruna . Artinya karang taruna harus menjadi wadah organisasi pemuda yang mampu memenuhi harapan tersebut. Besarnya peranan karang taruna ini menyebabkan karang taruna perlu menunjukkan eksistensinya sebagai wadah organisasi pemuda
25
yang profesional. Analisa karang taruna sebagai organisasi yang membina pemuda pemuda produktif menurut Siagian (2008 :14-15) perlu ditinjau dari tiga dimensi : Dimensi pmbangunan nasional, dimensi kebutuhan pembangunan dan dimensi regenerasi. 1. Dipandang dari Dimensi Pembangunan Nasional Siagian (2008 :14) mengemukakan bahwa hakekat pembangunan nasional adalah pembangunan manusia Indonesia seutuhnya and seluruh masyarakat Indonesia. Pengembangan karang taruna dalam konteks ini diarahkan menjadi wadah yang dapat
mempersiapkan kader-kader bangsa yang utuh dan paripurna
berkualifikasi kader bangsa seperti yang diisyaratkan tujuan pembangunan nasional kita. Pendidikan nasional yang berdasarkan pancasila bertujuan untuk meningkatkan ketakwaan terhadap Tuhan YME, mencerdaskan kehidupan bangsa, berketerampilan, mempertinggi budi pekerti, memperkuat kepribadian dan mempertebal semangat kebangsaan. 2. Dari Dimensi Kebutuhan Pembangunan Pembangunan nasional bangsa Indonesia bertujuan untuk mewujudkan suatu masyarakat adil dan makmur merata material dan spiritual berdasarkan Pancasila. Untuk mencapai tujuan ini pembangunan membutuhkan tiga sumber utama, yaitu : Sumberdaya alam, sumber dana dan sumber insani. Kita mengakui kaum muda sebagai insani yang amat potensial bagi pembangunan, menempati lapisan terbesar dalam anggota masyarakat. Sumber ini tidak penah habis, satu kekayaan nasional
26
yang tidak terhingga harganya. Menjadi berharga kalau disiapkan sebagai kader pembangunan. Dari pandangan inilah kita arahkan pengembangan karang taruna menuju kepada penguasaan ilmu pengetahuan dan keterampilan kerja. Dengan bekal seperti itu setiap karang taruna Indonesia akan semakin bernilai dalam proses pembangunan. Dan makin membenarkan arti serta makna “ Karang taruna adalah Harapan Bangsa”. 3. Dari Dimensi Regenerasi Siagian (2008 :15)
Karang taruna adalah generasi penerus cita – cita
perjuangan bangsa. Cita – cita besar perjuangan bangsa ini dituangkan secara mendasar dalam pembukaan UUD 1945. Rangkuman cita-cita itu dalam suatu nafas dapat kita nyatakan sebagai
utuhnya bengsa, tetap tegaknya negara kesatuan
Republik Indonesia, masyarakat adil dan makmur sejahtera lahir dan batin. Untuk mencapai cita-cita Nasional itu diperlukan semangat perjuangan seperti yang telah dikobarkan oleh pejuang tahun 1945. Nilai perjuangan inilah yang harus diwariskan oleh
suatu
generasi
ke
generasi
berikutnya
secara
terus-menerus
dan
berkesinambungan. Proses ini kita lihat sebagai suatu proses regenerasi yang mengandung pengertian transformasi nilai budaya Bangsa yang telah dirangkum dalam Pancasila dan Pembukaan UUD 1945. Pengembangan karang taruna dengan sendirinya harus diarahkan untuk meningkatkan kemampuan dari setiap karang taruna Indonesia untuk berperan sebagai transformator sebagai penerus cita-cita Proklamasi dan pelestarian Pancasila dan UUD 1945.
27
Dalam mengaktualisasikan perannya karang taruna senantiasa dihadapkan pada situasi, kondisi, tantangan dan permasalahan yang berbeda. Namun pada hakekatnya berdasarkan perjalanan sejarah bangsa, karang taruna Indonesia senantiasa mampu menjawab setiap tantangan dan permasalahan yang dihadapi pada zamannya. Hal ini dapat kita simak dari catatan sejarah perjuangan bangsa Indonesia sebagai berikut : Mighfar (2006:74) mengemukakan bahwa karang taruna sekarang dihadapkan pada beberapa permasalahan sebagai berikut: a) menurunya idealisme, patriotisme dan nasionalisme, b) rendahnya kualitas sumber daya manusia, c) ketenaga kerjaan, d) krisis nilai, e) krisis identitas Kondisi kehidupan bangsa yang kurang menguntungkan serta kompleksnya permasalahan yang dihadapi karang taruna sekarang ini menuntut adanya penyikapan dalam bentuk peran aktif membangun tatanan berbagai aspek kehidupan sehingga mampu membangun dan mengembangkan kembali sendi-sendi dasar kehidupan bangsa yang mampu membawa pencerahan pembangunan bangsa Indonesia ke depan. Menurut Julian (2011:11) bahwa urgensi penyikapan karang taruna yang kontekstual dengan permasalahan sekarang antara lain sebagai berikut : a) Meningkatkan integritas moral dan ketakwaan terhadap Tuhan YME dalam kerangka membangun ketahanan mental dan nilai-nilai budaya bangsa dari ancaman pengaruh budaya asing ( westernisasi ) yang semakin menggejala.
28
b) Memupuk Idealisme, Patriotisme, Cinta tanah air, Persatuan dan Kesatuan serta solidaritas karang taruna untuk memperkokoh tetap tegaknya Negara Kesatuan RI berdasarkan Pancasila dan UUD 1945. c) Meningkatkan kualitas SDM melalui penguasaan IPTEK memasuki era Globalisasi yang diwarnai dengan tingginya tingkat kompetitif antar bangsa dan pasar bebas (AFTA ). d) Membangun motivasi wirausaha karang taruna dalam rangka menumbuhkan kepeloporan dan kemandirian karang taruna secara social ekonomi. e) membangun tatanan kehidupan social budaya menuju terwujudnya masyarakat madani, yakni masyarakat yang tertib demokratis, dan sejahtera lahir batin. Menurut
Mighfar (2006:7)
bahwa untuk lebih mengoptimalkan peran
karang taruna dalam pelaksanaan pembangunan di desa, maka perlu didukung dengan kegiatan pembinaan dan pengembangan karang taruna melalui aspek sebagai berikut: a) menciptakan suasana kepemimpinan yang memberikan rangsangan dan peluang seluas-luasnya bagi karang taruna untuk berperan
dan berprestasi dalam usaha
pembangunan nasional; b) mempersiapkan karang taruna untuk membentuk dan memperkokoh peran dan fungsinya dalam pembangunan nasional yang mencakup aspek ideologi, politik, sosial budaya, dan mempertahankan keamanan; c) memberikan kepada karang taruna dengan berbagai ketrampilan, kemampuan dan keahlian profesional serata pengembangan etos kerja; d) meningkatkan dan mengembangkan sistem pengelolaan, koordinasi, penyelengaraan, ketenagaan dan
29
penyebaran
informasi
kekarang
tarunaan;
e)
menunjang
pembinaan
dan
pengembangan karang taruna dengan mendorong peran serta masyarakat luas dalam penyediaan fasilitas dan sarana kekarang tarunaan dan dalam pengelolaannya. Melalui strategi ini diharapkan dapat meningkatkan peran
karang taruna dalam
mengaktualisasikan perannya untuk memacu pembangunan desa. Berdasarkan uraian tersebut jelaslah bahwa karang taruna dapat meningkatkan peran nya dalam kegiatan pembangunan di desa melalui tujuh bidang kegiatan. Selanjutnya untuk lebih memantapkan implementasi ketujuh bidang tersebut sangat diperlukan pembinaan kepada mereka sehingga secara optimal dapat meningkatkan peran karang tarunadalam kegiatan pembangunan di desa. Melalui peran karang taruna dalam kegiatan pembangunan di desa merupakan kontribusi nyata dari karang taruna untuk meningkatkan kapabilitasnya sebagai generasi pembaharu bangsa. Dalam formulasi yang berbeda, Dahlan (2009:1) mengemukakan bahwa upaya penciptaan pemuda produktif dapat dilakukan karang taruna dengan mengadakan kegiatan antara lain: 1) Mengadakan Sosialisasi Tentang Perlunya Penciptaan Pemuda produktif Dahlan (2009:1) mengemukakan bahwa pemuda pada umumnya kurang memahami bagaimana cara menjadi pemuda yang baik. Para pemuda biasanya selalu menggunakan cara-cara tradisional dalam mengelola usahanya. Hal ini yang menjadikan usaha pemuda kurang berkembang sesuai dengan yang diharapkan. Mencermati kondisi tersebut maka karang taruna dapat melakukan kegiatan
30
sosialisasi atau pembinaan secara intensif sehingga memberikan pemahaman yang mendalam tentang perlunya pencaiptaan pemuda yang produktif dalam membantu mengembangkan potensi yang dimiliki pemuda. 2) Membuka usaha atau kerajinan yang dapat dijadikan sebagai tempat
untuk
mengembangkan keterampilan pemuda Siagian (2009:1) mengemukakan bahwa para pemuda sering mengalami masalah dengan keterampilan dalam melakukan usaha. Terkait dengan hal ini maka karang taruna dapat menyisihkan sebagian untuk membantu pengembangan keterampilan pemuda melalui pelatihan secara rutin. Melalui kegiatan pelatihan yang diberikan diharapkan mampu meningkatkan keterampilan pemuda sehingga dapat mengembangkan usaha secara produktif. 3) Mengadakan Pelatihan untuk Meningkatkan Keterampilan Pemuda Dalam Menguasai Keterampilan Tertentu Pemberian pelatihan tentang berbagai keterampilan bagi pemuda sangat diperlukan sebagai upaya meningkatkan keterampilan pemuda dalam menguasai keterampilan tertentu. Siagian (2009:1) mengemukakan bahwa pemuda memiliki potensi yang jika dikembangkan maka hal tersebut menjadi suatu kekuatan yang menjadikan pemuda diperhitungkan dan mampu berbuat banyak bagi pengembangan kemampuannya. Pelatihan yang diberikan untuk meningkatkan keterampilan pemuda menjadi bagian penting dalam rangka membekali pemuda dengan berbagai keterampilan yang
31
diperlukan sehingga dengan keterampilan yang dimilikinya maka pemuda menjadi produktif. Berdasarkan uraian tersebut jelas menunjukkan bahwa karang taruna memiliki peran yang sangat signifikan dalam membantu untuk menciptakan pemuda produktif. Penciptaan pemuda yang produktif ini sangat penting untuk difasilitasi oleh karang taruna, sehingga karang taruna benar-benar menjadi wadah yang memfasilitasi pengembangan dan penciptaan pemuda yang produktif di desa.