BAB II KAJIAN PUSTAKA, RERANGKA PEMIKIRAN DAN HIPOTESIS
A. KAJIAN PUSTAKA 1. Teori Keagenan (Agency Theory) Teori keagenan menggambarkan mengenai hubungan antara pemegang saham sebagai principal dan pihak manajemen sebagai agent. Pihak principal selaku pemberi wewenang memberikan mandatnya kapada pihak manajemen selaku agent. Sebagai agen, manajer secara moral bertanggung jawab untuk mengoptimalkan keuntungan para pemilik (principal) dan sebagai imbalannya akan memperoleh kompensasi sesuai dengan kontrak (Okatriawan, 2014). Apabila kedua belah pihak mempunyai tujuan yang sama untuk memaksimalkan nilai perusahaan, maka agen akan bertindak sesuai dengan kepentingan principal. Namun demikian tidak dapat dipungkiri bahwa terkadang manajer cenderung bertindak untuk kepentingan pribadi sehingga terjadi konflik kepentingan antara pemilik dengan manajer. Eisenhardt (1989) dalam Okatriawan (2014) menyatakan bahwa teori agency menggunakan tiga asumsi sifat manusia yaitu : (1) manusia pada umumnya mementingkan diri sendiri (self interest), (2) manusia memiliki daya pikir terbatas mengenai persepsi masa datang (boundary rationality) dan (3) manusia selalu menghindari resiko (risk averse). Hal tersebut menjadikan manajer sebagai manusia untuk mengutamakan kepentingan dirinya sendiri.
7
8
2. Komponen Investasi dalam Laporan Arus Kas Investasi merupakan komitmen atas sejumlah dana atau sumberdaya lainnya yang dilakukan pada saat ini dengan tujuan memperoleh sejumlah keuntungan di masa datang (Tandelilin, 2001 dalam Okatriawan, 2014). Dana yang terdapat pada sebuah perusahaan dapat bersumber dari laba perusahaan hasil aktivitas operasi dan kas yang bersumber dari para penanam modal. Peningkatan kas yang terdapat di perusahan akan digunakan perusahaan untuk membiayai pengeluaran modal yang terdapat dalam komponen investasi dalam laporan arus kas. Keputusan investasi dapat dipengaruhi oleh pembatasan investasi sesuai dengan kebijakan perusahaan. Pembatasan investasi lebih tinggi terjadi pada perusahaan yang memiliki kebijakan dalam membatasi pembiayaan investasi, karena perusahaan merasa lebih nyaman menyimpan kas daripada melakukan investasi dan pembatasan keuangan perusahaan tersebut berpengaruh terhadap pengeluaran modal perusahaan dalam arus kas (Almeida dan Campello, 2002). Dalam laporan arus kas terdapat pengeluaran modal (capital expenditure) yang menjadi dasar dalam perhitungan komponen investasi dalam laporan arus kas (Jannah, 2013). Komponen Investasi dalam laporan arus kas lebih berpengaruh terhadap perusahaan yang kemungkinan besar menghadapi kendala kauangan ( Fazzari, 1988 dalam Jannah 2013)
3. Kualitas Akrual Kualitas akrual adalah kualitas informasi akuntansi yang disajikan perusahaan yang membandingkan antara akrual dengan arus kas perusahaan pada periode
9
masa lalu, sekarang dan masa depan (Teruel, 2009 dalam Wijaya 2010). Laporan keuangan
pada
dasarnya
merupakan
sarana
manajemen
dalam
mengkomunikasikan informasi-informasi yang berkaitan dengan kinerja keuangan perusahaan (Tampubolon, 2012). Dalam Kerangka Dasar Penyusunan dan Penyajian Laporan Keuangan (IAI, 2009) dinyatakan bahwa tujuan laporan keuangan adalah menyediakan informasi yang menyangkut posisi keuangan, kinerja, serta perubahan posisi keuangan suatu perusahaan yang bermanfaat bagi sejumlah besar pengguna dalam pengambilan keputusan ekonomi. Salah satu asumsi dasar penyusunan laporan keuangan adalah asumsi akrual. Dalam asumsi dasar akrual, pendapatan diakui saat diperoleh dan pengeluaran diakui saat dibebankan tanpa mempertimbangkan waktu pembayaran diterima atau dikeluarkan. Asumsi ini merupakan kebalikan dari basis kas yang mencatat penerimaan saat ada kas yang diterima atau dikeluarkan. Perbedaan penggunaan asumsi ini akan mempengaruhi pencatatan perusahaan dan mempengaruhi informasi mengenai arus kas perusahaan (Tampubolon, 2012). Secara umum, dasar akrual akan menghasilkan jumlah yang relatif tetap dari tahun ke tahun karena aturan akuntansi juga tidak mengalami perubahan kecuali terdapat perubahan karena adanya kebijakan manajer (Jannah, 2012). Akuntansi berbasis akrual membantu memprediksi arus kas di masa depan dengan melaporkan transaksi dan kejadian lain dengan konsekuensi kas diterima saat transaksi atau kejadian terjadi, bukan saat kas diterima atau dibayar (Kieso, 2011).
10
4. Ukuran Perusahaan Secara umum ukuran perusahaan dinyatakan dalam total aset serta penjualan. Semakin besar total aset dan penjualan maka semakin besar pula ukuran perusahaan tersebut. Semakin besar total aset yang ada maka semakin besar pula modal yang ditanam. Semakin banyak penjualan maka semakin besar perputaran uang yang ada. Selain itu Perusahaan dengan ukuran besar juga memiliki akses yang besar untuk mendapatkan sumber pendanaan baik dari investor maupun dari kreditur karena perusahan besar memiliki probabilitas untuk memenangkan persaingan dari para pesaingnya atau bertahan dalam industrinya (Okatriawan, 2014). Pada umumnya ukuran perusahaan terbagi dalam 3 kategori yaitu perusahaan besar (large firm), perusahaan menengah (medium-size) dan perusahaan kecil (small firm) (Suwito dan Herawaty, 2005). Total Aset yang menjadi dasar untuk menentukan besar kecilnya suatu perusahaan juga dapat digunakan untuk kegiatan operasi perusahaan. Semakin besar aktivitas suatu perusahaan maka semakin banyak modal yang ditanam sehingga perushaan mampu untuk membiayai pengeluaran modalnya atau pengeluaran investasinya. Perusahaan yang memiliki total aset yang besar menunjukkan bahwa perusahaan tersebut sudah mencapai tahap kedewasaan. Dalam tahap ini, perushaan memiliki arus kas positif dan dianggap memiliki prospek yang baik untuk jangka panjang, selain itu juga mencerminkan bahwa perusahaan relatif stabil dan mampu untuk menghasilkan laba yang lebih dibandingkan dengan perusahan yang memiliki aset yang kecil.
11
5. Laporan Arus Kas Laporan arus kas merupakan laporan yang menyajikan informasi tentang arus kas masuk dan arus kas keluar dan setara kas suatu entitas untuk suatu periode tertentu (Martani dkk, 2012) . Informasi arus kas membantu kita menilai kemampuan perusahaan untuk memenuhi kewajibannya, membayar deviden , meningkatkan kapasitas dan mendapatkan pendanaan . Informasi arus kas juga membantu kita menilai kualitas laba dan ketergantungan laba pada estimasi serta asumsi tentang arus kas masa depan (Subramanyam dan Wild, 2010). Laporan arus kas menjawab pertanyaan yang tidak dapat dipecahkan oleh laporan laba-rugi dan neraca (Garrison,2009). Tujuan utama laporan arus kas adalah untuk menyajikan informasi tentang perubahan arus kas dan setara kas entitas selama satu periode yang diklasifikasikan berdasarkan aktivitas operasi, investasi, dan pendanaan (Martani dkk, 2012). Informasi ini berguna bagi investor, kreditur, dan pengguna lain laporan keuangan, yang bertujuan sebagai berikut (Martani dkk, 2012) : 1. Mengevaluasi kemampuan entitas dalam menghasilkan kas dan setara kas, waktu dan kepastian dalam menghasilkannya. 2. Mengevaluasi struktur keuangan entitas (termasuk likuiditas dan solvabilitas) dan kemampuannya dalam memenuhi kewajiban dan membayar dividen.
12
3. Memahami pos yang menjadi selisih antara laba rugi periode berjalan dengan arus kas neto dari kegiatan operasi (akrual). Analisis perbedaan ini sering kali dapat membantu dalam mengevaluasi kualitas laba entitas. 4. Membandingkan kinerja operasi antar-entitas yang berbeda, akrena arus kas neto dari laporan arus kas tidak dipengaruhi oleh perbedaan pilihan metode akuntansi dan pertimbangan manajemen, tidak seperti basis akrual yang digunakan dalam menentukan laba rugi entitas. 5. Memudahkan penggunaan laporan untuk mengembangkan model untuk menilai dan membandingkan nilai kini arus kas masa depan antar-entitas yang berbeda. Laporan arus kas menyajikan informasi tentang aliran kas masuk dan keluar selama periode akuntansi yang terdiri dari arus kas yang berasal dari (digunakan untuk) aktivitas operasi (operating), aktivitas investasi (investing), dan aktivitas pendanaan (financing). 1. Arus Kas Operasi Arus kas Operasi (operating activities) merupakan aktivitas yang menentukan besarnya laba bersih. Pada dasarnya aktivitas operasi termasuk seluruh transaksi yang mempengaruhi aktivitas lancar. Aktivitas operasi juga meliputi perubahan akun neraca tidak lancar yang secara langsung mempengaruhi laba bersih seperti akun Akumulasi Depresiasi dan Amortisasi (Garrison, 2009). Aktivitas operasi merupakan aktivitas perusahaan
yang terkait dengan laba
(Subramanyam dan Wild, 2010). Arus kas dari aktivitas operasi menjadi perhatian
13
utama, mengingat bahwa dalam jangka panjang untuk menjaga kelangsungan hidupnya suatu perusahaan harus menghasilkan arus kas bersih yang positif dari aktivitas operasi (Ariani, 2013) Beberapa contoh klasifikasi penerimaan kas dan pembayaran kas menurut aktivitas operasi adalah (Martani dkk, 2012) : Arus kas masuk dari : penjualan barang dan jasa, penerimaan royalty atau komisi, pendapatan bunga (dapat juga masuk di aktivitas investasi), dan dividen yang diterima (dapat juga masuk di kas investasi). Arus kas keluar untuk : pembayaran pemasok, pegawai, pajak, dan Bunga pinjaman (dapat juga masuk di aktivitas pendanaan). 2. Arus Kas Investasi Arus Kas Investasi merupakan arus kas yang mencerminkan penerimaan dan pengeluaran kas sehubungan dengan sumber daya yang bertujuan untuk menghasilkkan pendapatan dan arus kas masa depan dan melibatkan aset jangka panjang (Ginting, 2011). Aktivitas investasi (investing activities) merupakan cara untuk memperoleh dan menghapuskan aset non-kas. Aktivitas ini meliputi aset yang diharapkan
untuk menghasilkan pendapatan bagi perusahaan, seperti
pembelian dan penjualan aset tetap dan investasi dalam efek. Aset ini juga meliputi pemberian pinjaman dan penagihan pokok pinjaman ( Subramanyam dan Wild, 2010). Beberapa contoh klasifikasi penerimaan kas dan pembayaran kas menurut aktivitas operasi adalah (Martani dkk, 2012) :
14
Arus kas masuk dari : penjualan asset tetap, penjualan aset tak berwujud, penjualan saham atau instrument utang entitas lain, penerimaan dari pembayaran pinjaman yang diberikan kepada entitas lain. Arus kas keluar untuk : pembelian aset tetap, pembelian aset tak berwujud, pembelian investasi saham atau instrumen utang entitas lain, pengeluaran untuk pemberian pinjaman kepada entitas lain. 3. Arus Kas Pendanaan Arus Kas Pendanaan (financing activities) melibatkan pos-pos kewajiban dan ekuitas pemilik (Keiso, Weigandt dan Warfield, 2011). Berikut adalah contoh klasifikasi penerimaan kas dan pembayaran kas menurut aktivitas pendanaan (Martani dkk, 2012): Arus kas masuk dari : menerbitkan saham, menerbitkan instrument utang. Arus kas keluar untuk membeli kembali saham (saham treasuri), membayar utang atau pinjaman, membayar dividen kepada pemegang saham (dapat juga masuk di aktivitas operasi).
6. Asimetri Informasi Asimetri informasi merupakan suatu keadaan dimana agent mempunyai informasi yang lebih banyak tentang perusahaan dan prospek dimasa yang akan datang dibandingkan dengan principal (Wisnumurti, 2010). Hal tersebut berarti pihak internal perusahaan (manajer, karyawan dll) mempunyai informasi yang
15
lebih banyak dibandingan pihak eksternal perusahaan (pemegang saham, kreditor, masyarakat, pemerintah). Asimetri informasi akan mendorong pihak manajemen selaku pihak yang diberi tanggung jawab untuk menyajikan informasi yang tidak sebenarnya. Hal tersebut bisa menyebabkan pihak investor selaku pihak yang memberikan wewenang tidak dapat mengetahui secara pasti manfaat dan resiko yang ditimbulkan atas keputusan yang telah dibuatnya. Menurut Scott (2000) dalam Wisnumurti, (2010) terdapat dua macam asimetri informasi yaitu: 1. Adverse selection, yaitu bahwa para manajer serta orang-orang dalam lainnya biasanya mengetahui lebih banyak tentang keadaan dan prospek perusahaan dibandingkan pihak luar. Dan mungkin terdapat fakta-fakta yang tidak disampaikan kepada principal. 2. Moral hazard, yaitu bahwa kegiatan yang dilakukan oleh seorang manajer tidak seluruhnya diketahui oleh investor (pemegang saham, kreditor), sehingga manajer dapat melakukan tindakan diluar pengetahuan pemegang saham yang melanggar kontrak dan sebenarnya secara etika atau norma mungkin tidak layak dilakukan.
7. Penelitian Terdahulu Dalam penelitian ini penulis memperhatikan penelitian sejenis yang terdahulu yaitu : Okatriawan (2014) menggunakan analisis regresi linear berganda menguji pengaruh kualitas akrual, arus kas operasi dan ukuran perusahaan terhadap komponen investasi dalam laporan arus kas. Dalam penelitiannya tersebut dinyatakan bahwa terdapat pengaruh yang signifikan antara arus kas operasi dan
16
ukuran perusahaan terhadap komponen investasi dalam laporan arus kas. Namun kualitas akrual tidak menunjukkan pengaruh terhadap komponen investasi dalam laporan arus kas. Sementara itu peneliti juga menggunakan variabel moderasi yaitu kualitas akrual yang memiliki pengaruh negatif dan signifikan terhadap hubungan antara arus kas dari aktivitas operasi dan komponen investasi dalam laporan arus kas. Astuti (2014) meneliti kualitas akrual , cash flow from operation dan ukuran perusahaan terhadap komponen investasi dalam laporan arus kas. Penelitiannya menunjukkan bahwa kualitas akrual berpengaruh negatif terhadap komponen investasi dalam laporan arus kas, sedangkan cash flow from operation berpengaruh positif terhadap komponen investasi sementara ukuran perusahaan tidak berpengaruh terhadap komponen investasi dalam laporan arus kas. Jannah (2013) dalam penelitiannya menunjukkan bahwa kualitas akrual dan arus kas operasi secara signifikan berpengaruh terhadap komponen investasi dalam laporan arus kas. Sementara itu ukuran perusahaan sebagai variabel kontrol juga mempengaruhi komponen investasi dalam laporan arus kas. Shhorvarzy (2012) dalam penelitiannya menunjukkan terdapat hubungan negatif dan signifikan antara kualitas akuntansi dan sensitivitas arus kas, kualitas akrual yang tinggi akan berpengaruh terhadap investasi dalam arus kas.
17
No
Peneliti/
Judul Peneliti
Kesimpulan Peneliti
Tahun
1
2
3
Danar Okatriawan/
Pengaruh Kualitas Akrual, Arus Kas Operasi dan Ukuran Perusahaan Terhadap Komponen Investasi Dalam Laporan Arus Kas pada Perusahaan Manufaktur yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia periode 2010-2012.
Indah Febri Astuti/2014
Pengaruh Kualitas Akrual, Cash Flow From Operation, dan Ukuran Perusahaan terhadap Komponen Investasi dalam Laporan Arus Kas
Miftakhul Jannah/ 2013
Kualitas Akrual dan Komponen Investasi Dalam Laporan Arus Kas pada Perusahaan LQ-45 di Indonesia tahun 2007-2011
Ukuran perusahaan dan arus kas operasi berpengaruh secara signifikan terhadap komponen investasi. Sementara Kualitas akrual memiliki pengaruh negatif dan signifikan terhadap hubungan antara arus kas dari aktivitas operasi dan komponen investasi dalam laporan arus kas. Namun kualitas akrual tidak menunjukkan pengaruh terhadap komponen investasi dalam laporan arus kas. Kualitas akrual berpengaruh negatif terhadap komponen investasi dalam laporan arus kas, cash flow from operation berpengaruh positif terhadap komponen investasi dalam laporan arus kas, ukuran perusahaan tidak berpengaruh terhadap komponen investasi dalam laporan arus kas. Kualitas akrual dan Arus kas operasi memiliki pengaruh secara signifikan terhadap komponen investasi dalam laporan arus kas.
18
MR Shoorvarzy, 4 MM Shiri dan A. Kholousi/2012
A study of Impact of Accounting Quality on Cash Flow Investment Sensitivity
Terdapat hubungan negatif dan signifikan antara kualitas akuntansi dan sensitivitas arus kas, kualitas akrual yang tinggi akan berpengaruh terhadap investasi dalam arus kas.
B. RERANGKA PEMIKIRAN Salah satu faktor yang mencerminkan kinerja perusahaan adalah laporan keuangan yang dibuat oleh pihak manajemen. Laporan keuangan yang sesuai standar terdapat prinsip pencatatan akuntansi berbasis akrual. Kualitas pelaporan akuntansi yang berasal dari dasar akrual berpengaruh terhadap komponen investasi dalam laporan arus kas karena dengan adanya dasar akrual, laba yang dihasilkan tidak mencerminkan kas yang masuk dan keluar (Jannah, 2013). Apabila kualitas akrual tinggi tetapi arus kas rendah maka perusahahan tidak memiliki kemampuan dalam membiayai pengeluaran modal yang terdapat dalam laporan arus kas. Sementara itu komponen investasi dalam laporan arus kas dikaitkan dengan arus kas operasi karena ketika perusahaan memiliki kas yang besar maka perusahaan akan mampu membiayai pengerluaran modal yang terdapat dalam komponen investasi dalam laporan arus kas. Dalam penelitiannya Shoorvarzy (2012) menyatakan bahwa ukuran perusahaan dapat dijadikan dasar pertimbangan dalam melakukan pengeluaran modal perusahaan. Ukuran perusahaan yang dinyatakan dalam total aset serta penjualan memungkinkan untuk melakukan pengeluaran modal yang semakin besar.
19
Penelitian ini hendak menganalisis apakah terdapat pengaruh antara kualitas akrual, arus kas operasi dan ukuran perusahaan terhadap komponen investasi dalam laporan arus. Untuk itu kerangka pemikiran yang dapat penulis sampaikan adalah sebagai berikut :
Kualitas Akrual
Arus Kas Operasi
Komponen Investasi
Ukuran perusahaan
Gambar 2.1 Rerangka Pemikiran C. Hipotesis Hipotesis merupakan jawaban sementara atas permasalahan yang diteliti kebenarannya serta perlu diuji secara empiris. 1. Pengaruh kualitas akrual terhadap komponen investasi dalam laporan arus kas. Dalam teori keagenan dijelaskan bahwa asimetri informasi memicu munculnya manajemen laba yang dilakukan manajer. Manejemen laba yang dilakukan tersebut akan berpengruh terhadap hasil laba yang dihasilkan pada laporan keuangan suatu perusahaan. Kualitas akrual
20
dalam penyusunan laporan keuangan diharapkan mampu meminimalisir manajemen laba yang dilakukan oleh manajer melalui kebijakankebijakan yang diambilnya. Kualitas pelaporan akuntansi yang berasal dari dasar akrual berpengruh terhadap komponen investasi dalam laporan arus kas karena dengan adanya dasar akrual, laba yang dihasilkan tidak mencerminkan kas yang masuk dan keluar (Jannah, 2013). Dalam penelitiannya, Shoorvazy (2012) menyatakan bahwa kualitas akuntansi yang tinggi dapat mengurangi masalah informasi yang mengarah pada sensitivitas arus kas investasi. Jannah (2013) dalam penelitiannya juga menyatakan bahwa peningkatan kualitas akrual akan mengurangi komponen investasi dalam laporan arus kas. Peningkatan kualitas akrual akan menimbulkan reaksi negatif terhadap komponen investasi dalam laporan arus kas. Kenaikan kualitas akrual akan diikuti dengan penurunan komponen investasi dalam laporan arus kas, karena semakin baik kualitas akrual maka akan menurunkan masalah informasi yang ada dan akan berpengaruh terhadap investor yang menanamkan modal guna membiayai pengeluaran modal perusahaan. Untuk mendapatkan nilai akrual juga harus memperhitungkan arus kas operasi pada laporan arus kas. Kualitas akrual diperoleh dari nilai residual antara discretionary accrual dan perubahan arus kas operasi. Apabila Descretionary Accrual lebih besar dari CFO, maka kualitas akrual tinggi tetapi kas perusahaan rendah sehingga perusahaan tidak mampu
21
membiayai pengeluaran modal pada komponen investasi dalam laporan arus kas, begitu pula sebaliknya. Sehingga hipotesis pertama dalam penelitian ini adalah : H1 : Peningkatan kualitas akrual mengurangi komponen investasi dalam laporan arus kas. 2. Pengaruh Arus Kas Operasi terhadap komponen investasi dalam laporan arus kas. Arus kas operasi merupakan indikator penentu apakah operasi perusahaan dapat menghasilkan kas yang cukup untuk melunasi pinjaman, memelihara kemampuan operasi peruhasaan, membayar dividen dan melakukan investasi baru tanpa mengendalikan pada sumber pendanaan dari luar. Informasi yang disediakan pada arus kas operasi dapat
mencerminkan
likuiditas
perusahaan
sedangkan
likuiditas
perusahaan itu sendiri berhubungan dengan keputusan investasi. Apabila arus kas operasi perusahaan besar, maka tingkat likuiditas perusahaan pun tinggi sehingga perusahaan dapat mengeluarkan modalnya untuk keputusan investasi yang ada dalam komponen investasi dalam laporan arus kas. Penelitian yang dilakukan oleh Shoorvazy (2012) menyatakan bahwa perusahaan yang memiliki kas besar akan mampu membiayai pengeluaran modal yang terdapat pada komponen investasi dalam laporan arus kas. Hal tersebut sejalan dengan penelitian Jannah (2013) yang menyatakan bahwa perusahaan yang mengalami peningkatan arus kas dari
22
aktivitas operasi akan membuat perusahaan meningkatkan pengeluaran modalnya yang tercermin dalam komponen investasi dalam laporan arus kas Arus kas operasi yang meningkat menunjukkan peningkatan kas perusahaan. Peningkatan kas perusahaan tersebut akan menjadikan perusahaan mampu membiayai pengeluaran modal yang terdapat dalam komponen investasi dalam laporan arus kas. Sehingga hipotesis kedua dalam penelitian ini adalah : H2 : Arus kas operasi memiliki pengaruh positif terhadap komponen investasi dalam laporan arus kas . 3. Pengaruh ukuran perusahaan terhadap komponen investasi dalam laporan arus kas. Salah satu indikator yang menunjukkan besar kecilnya ukuran perusahaan adalah dengan total aset. Perusahaan dengan total aset yang besar menunjukkan bahwa perusahaan mampu memenuhi kewajibannya dan perusahaan dapat mengeluarkan modalnya untuk melakukan investasi terutama pengeluaran modal yang terdapat dalam komponen investasi laporan arus kas. Dalam penelitiannya, Shoorvazy(2012) menyatakan bahwa ukuran perusahaan dapat dijadikan dasar pertimbangan dalam melakukan pengeluaran modal perusahaan. Sementara dalam penelitian Jannah (2013) juga menyatakan bahwa ukuran perusahaan berpengaruh terhadap
23
komponen investasi dalam laporan arus kas.. Sehingga hipotesis ketiga dalam penelitian ini adalah : H3 : Ukuran perusahaan memiliki pengaruh positif terhadap komponen investasi dalam laporan arus kas.