BAB II Kajian Pustaka
2.1
Landasan Teori
2.1.1
Pengertian Bank Dunia keuangan khususnya perbankan dari tahun ketahun telah mengalami
peningkatan yang signifikan. Peningkatan ini ditunjukkan dari jumlah dana yang mampu diserap dari masyarakat dan disalurkan kembali kepada masyarakat yang terus meningkat. Disamping mengalami peningkatan dari jumlah dana, dunia perbankan juga mengalami peningkatan dari jumlah nasabahnya. Hal ini tidak terlepas dari pelayanan yang diberikan oleh pihak bank yang memanjakan nasabahnya serta beragam produk yang ditawarkan. Para ahli dalam bidang ekonomi khususnya dalam bidang perbankan memberikan pengertian yang berbeda-beda mengenai bank, yang bertujuan untuk memudahkan bagi masyarakat umum untuk mengartikan pengertian bank. Berikut ini beberapa pengertian bank, diantaranya sebagai berikut : Menurut UndangUndang RI Nomor 1990 tanggal 10 November 1998 tentang Perbankan, yang dimaksud dengan bank adalah badan usaha yang menghimpun dana dari masyarakat dalam bentuk simpanan dan menyalurkannya kepada masyarakat dalam bentuk kredit dan atau bentuk-bentuk lainnya dalam rangka meningkatkan taraf hidup rakyat banyak. Menurut Kasmir ( 2012:24), menjelaskan bank adalah perusahaan yang bergerak dalam bidang keuangan, artinya aktivitas perbankan selalu berkaitan
6
dalam bidang keuangan. Sehingga berbicara mengenai bank tidak terlepas dari masalah keuangan. Berdasarkan pengertian yang diuraikan di atas, dapat diambil kesimpulan bahwa bank adalah suatu
badan yang aktivitasnya bergerak dalam bidang
keuangan yang menghimpun dana dari masyarakat dan menyalurkannya kepada masyarakat. Pengertian menghimpun dana maksudnya adalah mengumpulkan atau mencari dana dengan cara membeli dari masyarakat luas yang dilakukan oleh bank dengan cara memasang berbagai strategi agar masyarakat mau menanamkan dananya dalam bentuk simpanan seperti halnya giro, tabungan, sertifikat deposito, dan deposito berjangka.
2.1.2
Fungsi Bank Secara umum fungsi bank adalah menghimpun dana dari masyarakat dan
menyalurkannya kembali kepada masyarakat untuk berbagai tujuan atau sebagai financial intermediary. Secara lebih spesifik bank dapat berfungsi sebagai agent of trust, agent of development, dan agent of services. Berikut penjelasan dari masing-masing fungsi bank menurut Budisantoso dan Triandaru (2006: 9) adalah: 1)
Agent of trust Dasar utama kegiatan perbankan adalah kepercayaan (trust), baik dalam hal penghimpunan dana maupun penyaluran dana. Masyarakat akan mau menitipkan dananya di bank apabila dilandasi adanya unsur kepercayaan. Masyarakat percaya bahwa uangnya tidak akan disalah gunakan oleh bank, uangnya akan dikelola dengan baik, bank tidak akan bangkrut, dan pada saat yang telah dijanjikan simpanan tersebut 7
dapat ditarik kembali dari bank. Pihak bank sendiri akan mau menempatkan atau menyalurkan dananya pada debitur atau masyarakat apabila dilandasi adanya unsur kepercayaan. 2)
Agent of development Kegiatan perekonomian masyarakat di sektor moneter dan sektor riil tidak dapat dipisahkan. Kedua sektor tersebut selalu berinteraksi dan saling mempengaruhi. Sektor riil tidak akan dapat berkinerja dengan baik apabila sektor moneter tidak bekerja dengan baik. Kegiatan bank berupa penghimpunan dan penyaluran dana sangat diperlukan bagi kelancaran kegiatan perekonomian di sektor riil. Kegiatan bank tersebut memungkinkan masyarakat melakukan kegiatan investasi, kegiatan distribusi, serta kegiatan konsumsi barang dan jasa, mengingat bahwa kegiatan investasi-distribusi-konsumsi tidak dapat dilepaskan dari penggunaan uang.
3)
Agent of services Disamping melakukan kegiatan penghimpunan dan penyaluran dana, bank juga memberikan penawaran jasa perbankan yang lain kepada masyarakat. Jasa yang ditawarkan bank ini erat kaitannya dengan kegiatan perekonomian masyarakat secara umum. Jasa ini antara lain dapat berupa jasa pengiriman uang, penitipan barang berharga, pemberian jaminan bank, dan penyelesaian tagihan.
8
2.1.3
Pengertian Kredit Menurut Undang-Undang Perbankan Nomor 10 Tahun 1998 kredit adalah
penyediaan uang atau tagihan yang dapat dipersamakan dengan itu, berdasarkan persetujuan atau kesepakatan pinjam meminjam antara bank dengan pihak lain yang mewajibkan pihak peminjam melunasi utangnya setelah jangka waktu tertentu dengan pemberian bunga. Dalam arti luas kredit diartikan sebagai kepercayaan. Begitu pula dalam bahasa latin kredit berarti “ credere” artinya percaya. Maksud dari percaya bagi si pemberi kredit adalah ia percaya kepada si penerima kredit bahwa kredit yang disalurkannya pasti akan dikembalikan sesuai perjanjian, sedangkan bagi si penerima kredit merupakan penerimaan kepercayaan sehingga mempunyai kewajiban untuk membayar sesuai jangka waktu.
2.1.4
Unsur-Unsur Kredit Dari penjelasan diatas dapatlah diuraikan hal-hal apa saja yang terkandung
dalam pemberian suatu fasilitas kredit. Atau dengan kata lain pengertian kata kredit jika dilihat secara utuh mengandung makna apa saja sehingga kita bicara kredit maka termasuk membicarakan unsur-unsur yang terkandung di dalamnya. Berikut unsur-unsur yang terkandung di dalam pemberian suatu fasilitas kredit adalah sebagai berikut : 1) Kepercayaan Yaitu suatu keyakinan pemberi kredit bahwa kredit yang diberikan ( berupa uang, barang atau jasa ) akan benar-benar diterima kembali di masa tertentu di masa datang. Kepercayaan ini diberikan oleh bank, 9
dimana sebelumnya sudah dilakukan penelitian penyelidikan tentang nasabah baik secara interen maupun eksteren. Penelitian dan penyelidikan tentang kondisi masa lalu dan sekarang terhadap nasabah pemohon kredit. 2) Kesepakatan Di samping unsur percaya di dalam kredit juga mengandung unsur kesepakatan antara si pemberi
kredit dengan si penerima kredit.
Kesepakatan ini dituangkan dalam suatu perjanjian di mana masingmasing pihak menandatangani hak dan kewajibannya masing-masing. 3) Jangka Waktu Setiap kredit yang diberikan memiliki jangka waktu
tertentu, jangka
waktu ini mencakup masa pengembalian kredit yang telah disepakati. Jangka waktu tersebut bisa berbentuk jangka pendek, jangka menengah atau jangka panjang. 4) Resiko Adanya suatu tenggang waktu pengembalian akan menyebabkan suatu resiko tidak tertagihnya/macet pemberian kredit. Semakin panjang suatu kredit semakin besar resikonya demikian pula sebaliknya. Resiko ini menjadi tanggungan bank, baik resiko yang disengaja oleh nasabah yang lalai, maupun oleh resiko yang tidak sengaja. Misalnya terjadi bencana alam atau bangkrutnya usaha nasabah tanpa ada unsur kesengajaan lainnya.
10
5) Balas Jasa Merupakan keuntungan atas pemberian suatu kredit atau jasa tersebut yang kita kenal dengan nama bunga. Balas jasa dalam bentuk bunga dan biaya administrasi kredit ini merupakan keuntungan bank.
2.1.5
Tujuan dan Fungsi Kredit Adapun tujuan utama pemberian suatu kredit menurut Kasmir (2011: 100)
adalah sebagai berikut : 1) Mencari Keuntungan Yaitu bertujuan untuk memperoleh hasil dari pemberian kredit tersebut. Hasil tersebut terutama dalam bentuk bunga yang diterima oleh bank sebagai balas jasa dan biaya administrasi kredit yang dibebankan kepada nasabah. Keuntungan ini penting untuk kelangsungan hidup bank. Jika bank terus-terusan menderita kerugian, maka besar kemungkinan bank tersebut akan dilikuidasi ( dibubarkan ). 2) Membantu Usaha Nasabah Tujuan lainnya adalah untuk membantu usaha nasabah yang memerlukan dana, baik dana investasi maupun dana untuk modal kerja. Dengan dana tersebut, maka pihak debitur akan dapat mengembangkan dan memperluas usahanya. 3) Membantu Pemerintah Bagi pemerintah semakin banyak kredit yang disalurkan oleh pihak perbankan, maka semakin baik, mengingat semakin banyak kredit berarti adanya peningkatan pembangunan di berbagai sektor. 11
Keuntungan bagi pemerintah dengan menyebarkan pemberian kredit adalah sebagai berikut : (1)
Penerimaan pajak, dari keuntungan yang diperoleh nasabah dan bank
(2)
Membuka kesempatan kerja, dalam hal ini untuk kredit pembangunan usaha baru atau perluasan akan membutuhkan tenaga kerja baru sehingga dapat menyedot tenaga kerja yang masih menganggur.
(3)
Meningkatkan jumlah barang dan jasa, jelas sekali bahwa sebagian besar kredit yang disalurkan akan dapat meningkatkan jumlah barang dan jasa yang beredar di masyarakat.
Di samping tujuan di atas suatu fasilitas kredit memiliki fungsi sebagai berikut : (1)
Untuk meningkatkan daya guna uang Dengan adanya kredit dapat meningkatkan daya guna uang maksudnya jika uang hanya disimpan saja tidak akan menghasilkan sesuatu yang berguna. Dengan diberikannya kredit uang tersebut menjadi berguna untuk menghasilkan barang atau jasa oleh si penerima kredit.
(2)
Untuk meningkatkan peredaran dan lalu lintas uang Dalam hal ini uang yang diberikan atau disalurkan akan beredar dari satu wilayah ke wilayah lainnya sehingga suatu daerah yang kekurangan uang dengan memperoleh kredit maka daerah tersebut akan memperoleh tambahan uang dari daerah lainnya. 12
(3)
Untuk meningkatkan daya guna barang Kredit yang diberikan oleh bank akan dapat digunakan oleh si debitur untuk mengolah barang yang tidak berguna menjadi berguna atau bermanfaat.
(4)
Meningkatkan peredaran barang Kredit dapat pula menambah atau memperlancar arus barang dari satu wilayah ke wilayah lainnya sehingga jumlah barang yang beredar dari satu wilayah ke wilayah lainnya bertambah atau kredit dapat pula meningkatkan jumlah barang yang beredar.
(5)
Sebagai alat stabilitas ekonomi Dengan memberikan kredit dapat dikatakan sebagai stabilitas ekonomi karena dengan adanya kredit yang diberikan akan menambah jumlah barang yank diperlukan oleh masyarakat.
(6)
Untuk meningkatkan kegairahan berusaha Bagi si penerima kredit tentu akan dapat meningkatkan kegairahan berusaha, apalagi bagi si nasabah yang memang modalnya paspasan.
(7)
Untuk meningkatkan pemerataan pendapatan Semakin banyak kredit yang disalurkan, akan semakin baik, terutama dalam hal meningkatkan pendapatan. Jika sebuah kredit diberikan untuk membangun pabrik, maka pabrik tersebut tentu membutuhkan tenaga kerja sehingga dapat pula mengurangi pengangguran.
13
(8)
Untuk meningkatkan hubungan internasional Dalam hal pinjaman internasional akan dapat meningkatkan saling membutuhkan antara si penerima kredit dengan si pemberi kredit.
2.1.6 Jenis-Jenis Kredit Kredit yang diberikan bank umum dan bank perkreditan rakyat untuk masyarakat terdiri dari berbagai jenis. Menurut Kasmir (2011: 103) jenis-jenis kredit dapat dilihat dari berbagai segi antara lain sebagai berikut : 1) Dilihat dari segi kegunaan (1) Kredit Investasi Biasanya digunakan untuk keperluan perluasan usaha atau membangun proyek/pabrik baru atau untuk keperluan rehabilitasi. Contoh kredit investasi misalnya untuk membangun pabrik atau membeli mesinmesin. (2)
Kredit modal kerja Digunakan
untuk
keperluan
meningkatkan
produksi
dalam
operasionalnya. Sebagai contoh kredit modal kerja diberikan untuk membeli bahan baku, membayar gaji pegawai atau biaya-biaya lainnya yang berkaitan dengan proses produksi perusahaan.
14
2) Dilihat dari segi tujuan kredit (1) Kredit produktif Kredit yang digunakan untuk meningkatkan usaha atau produksi atau investasi. Kredit ini diberikan untuk menghasilkan barang atau jasa. Sebagai contohnya kredit untuk membangun pabrik yang nantinya akan menghasilkan barang, kredit pertanian akan menghasilkan produk pertanian atau kredit pertambangan akan menghasilkan bahan tambang. (2) Kredit konsumtif Kredit yang digunakan untuk dikonsumsi secara pribadi. Dalam kredit ini tidak ada pertambahan barang atau jasa yang dihasilkan, karena memang untuk digunakan atau dipakai oleh seseorang atau badan usaha. Sebagai contoh kredit untuk perumahan, kredit mobil pribadi, dan kredit perabotan rumah tangga. (3)
Kredit perdagangan Kredit yang digunakan untuk perdagangan, biasanya untuk membeli barang dagangan yang pembayarannya diharapkan dari hasil penjualan barang dagangan tersebut. Kredit ini sering diberikan kepada supplier atau agen-agen perdagangan yang akan membeli barang dalam jumlah besar. Contoh kredit ini misalnya kredit ekspor dan impor.
15
3) Dilihat dari segi jangka waktu (1)
Kredit jangka pendek Merupakan kredit yang memiliki jangka waktu kurang dari 1 tahun atau paling lama 1 tahun dan biasanya digunakan untuk keperluan modal kerja. Contohnya untuk peternakan misalnya kredit peternakan ayam
(2)
Kredit jangka menengah Jangka waktu kreditnya berkisar antara 1 tahun sampai dengan 3 tahun, biasanya untuk investasi. Sebagai contoh kredit untuk pertanian seperti jeruk, atau peternakan kambing.
(3)
Kredit jangka panjang Merupakan kredit yang masa pengembaliannya paling panjang. Kredit jangka panjang waktu pengembaliannya di atas 3 tahun atau 5 tahun. Biasanya kredit ini untuk investasi jangka panjang seperti perkebunan karet, kelapa sawit atau manufaktur dan untuk kredit konsumtif seperti kredit perumahan.
4) Dilihat dari segi jaminan (1)
Kredit dengan jaminan Kredit yang diberikan dengan suatu jaminan, jaminan tersebut dapat berbentuk barang berwujud atau tidak berwujud atau jaminan orang. Artinya setiap kredit yang dikeluarkan akan dilindungi senilai jaminan yang diberikan si calon debitur.
16
(2)
Kredit tanpa jaminan Merupakan kredit yang diberikan tanpa jaminan barang atau orang tertentu. Kredit jenis ini diberikan dengan melihat prospek usaha dan karakter serta loyalitas atau nama baik si calon debitur selama ini.
5) Dilihat dari sektor usaha (1)
Kredit pertanian, merupakan kredit yang dibiayai untuk sector perkebunan atau pertanian rakyat.
(2)
Kredit peternakan, dalam hal ini untuk jangka pendek misalnya peternakan ayam dan jangka panjang kambing atau sapi.
(3)
Kredit industri, yaitu kredit untuk membiayai industri kecil, menengah atau besar.
(4)
Kredit pertambangan, jenis usaha tambang yang dibiayai biasanya dalam jangka panjang, seperti tambang emas, minyak atau timah.
(5)
Kredit
pendidikan,
merupakan
kredit
yang
diberikan
untuk
membangun sarana dan prasarana pendidikan atau dapat pula berupa kredit untuk para mahasiswa. (6)
Kredit profesi, diberikan kepada para professional seperti dosen, dokter atau pengacara.
(7)
Kredit perumahan, yaitu kredit untuk membiayai pembangunan atau pembelian perumahan.
2.1.7 Jaminan Kredit Seperti yang sudah dibahas sebelumnya bahwa kredit dapat diberikan dengan jaminan atau tanpa jaminan. Kredit tanpa jaminan sangat membahayakan 17
posisi bank, mengingat jika nasabah mengalami suatu kemacetan, maka akan sulit untuk menutupi kerugian terhadap kredit yang disalurkan. Sebaliknya dengan jaminan kredit relative lebih aman mengingat setiap kredit macet akan dapat ditutupi oleh jaminan tersebut. Adapun jaminan yang dapat dijadikan jaminan kredit oleh calon debitur menurut Kasmir (2011: 106) adalah sebagai berikut : 1)
Dengan jaminan (1)
Jaminan benda berwujud, yaitu barang-barang yang dapat dijadikan jaminan seperti tanah, bangunan, kendaraan bermotor, mesin-mesin/peralatan, barang dagangan, tanaman/kebun/sawah.
(2)
Jaminan benda tidak berwujud yaitu benda-benda yang merupakan surat-surat yang dijadikan jaminan seperti sertifikat saham, sertifikat obligasi, sertifikat tanah, sertifikat deposito, rekening tabungan yang dibekukan, rekening giro yang dibekukan.
(3)
Jaminan orang yaitu jaminan yang diberikan oleh seseorang dan apabila kredit tersebut macet, maka orang yang memberikan jaminan itulah yang menanggung resikonya.
2)
Tanpa jaminan Kredit tanpa jaminan maksudnya adalah kredit yang diberikan bukan dengan jaminan barang tertentu. Biasanya diberikan untuk perusahaan yang
memang
benar-benar
bonafit
dan
professional
sehingga
kemungkinan kredit tersebut macet sangat kecil. Dapat pula kredit tanpa 18
jaminan hanya dengan penilaian terhadap prospek usahanya atau dengan pertimbangan untuk pengusaha-pengusaha ekonomi lemah.
2.1.8
Penggolongan Kualitas Kredit Menurut Kasmir (2011: 123) untuk menentukan berkualitas atau tidaknya
suatu
kredit
perlu
diberikan
ukuran-ukuran
tertentu.
Bank
Indonesia
menggolongkan kualitas kredit menurut ketentuan sebagai berikut : 1)
Lancar Suatu kredit dapat dikatakan lancar apabila :
2)
(1)
pembayaran angsuran pokok dan bunga tepat waktu
(2)
memiliki mutasi rekening yang aktif
(3)
bagian dari kredit yang dijamin dengan agunan tunai
Dalam Perhatian Khusus Dikatakan dalam perhatian khusus apabila memenuhi kriteria antara lain : (1)
terdapat tunggakan pembayaran angsuran pokok dan bunga yang belum melampaui 90 hari
(2)
kadang-kadang terjadi cerukan
(3)
jarang terjadi pelanggaran terhadap kontrak yang diperjanjikan
(4)
mutasi rekening reklatif aktif
(5)
didukung dengan pinjaman baru
19
3)
Kurang Lancar Dikatakan kurang lancar apabila memenuhi kriteria di antaranya : (1)
terdapat tunggakan pembayaran angsuran pokok dan bunga yang telah melampaui 90 hari
(2)
sering terjadi cerukan
(3)
terjadi pelanggaran terhadap kontrak yang diperjanjikan lebih dari 90 hari
4)
(4)
frekuensi mutasi rekening relatif rendah
(5)
terdapat indikasi masalah keuangan yang dihadapi debitur
(6)
dokumen pinjaman yang lemah
Diragukan Dikatakan diragukan apabila memenuhi kriteria di antaranya : (1)
terdapat tunggakan pembayaran angsuran pokok dan bunga yang telah melampaui 180 hari
(2)
terjadi cerukan yang bersifat permanen
(3)
terjadi wanprestasi lebih dari 180 hari
(4)
terjadi kapitalisasi bunga
(5)
dokumen hukum yang lemah, baik untuk perjanjian kredit maupun pengikatan jaminan
20
5)
Macet Dikatakan macet apabila memenuhi kriteria antara lain : (1)
terdapat tunggakan pembayaran angsuran pokok dan bunga yang telah melampaui 270 hari
(2)
kerugian operasional ditutup dengan pinjaman baru
(3)
dari segi hukum dan kondisi pasar, jaminan tidak dapat dicairkan pada nilai yang wajar
21