BAB II KAJIAN PUSTAKA, KONSEP DAN LANDASAN TEORI
Dalam bab ini akan dipaparkan tentang penelitian - penelitian sebelumnya, konsep dan landasan teori yang digunakan dalam penelitian ini. Pertama-tama penulis akan memaparkan tentang penelitian - penelitian sebelumnya, kemudian konsep yang sesuai dengan judul penelitian, dan terakhir landasan teori yang digunakan sebagai dasar penulis untuk meneliti. 2.1
Kajian Pustaka Penelitian tentang konjungsi sudah banyak dilakukan oleh peneliti –
peneliti sebelumnya, baik di dalam Bahasa Indonesia, Bahasa Cina, bahasa Inggris dan bahasa lainnya di dunia. Tetapi sepanjang pengetahuan penulis, belum ada penelitian yang membandingkan tentang Konjungsi dalam kalimat Bahasa Cina dengan Bahasa Indonesia. Berikut ini penulis akan memaparkan penelitianpenelitian tentang kata konjungsi. Febe Belandina dengan judul penelitiannya Konjungsi 和,与,并,同 dan 以 及 dalam frase bahasa Mandarin (2009). Dalam penelitiannya Febe belandina menguraikan penggunaan konjungsi dalam frase berdasarkan kelas kata, jenis frase yang mendampingi konjungsi dan makna semantis nomina pendamping konjungsi. Penelitian ini sangat membantu penulis untuk melihat penggunaan konjungsi, khususnya konjungsi dan (和) dalam Bahasa Cina dan Bahasa Indonesia yang sekarang penulis teliti dalam skripsi ini.
Universitas Sumatera Utara
Rusnia
dengan
judul
penelitiannnya
Analisis
Penggunaan
Kata
Penghubung dalam Kalimat Majemuk Bahasa Indonesia Siswa Kelas V SD No. 224 Pangia Kecamatan Simbang Kabupaten Maros (2010) Dalam penelitianya Rusnia menguraikan pengunaan kata penghubung dalam kalimat majemuk setara, kalimat majemuk rapat, dan kalimat majemuk bertingkat. Penelitian ini sangat membantu penulis untuk melihat penggunaan kata penghubung, khususnya kata penghubung dalam kalimat majemuk setara dalam Bahasa Indonesia. Sunardi dengan judul penelitian Bentuk-Bentuk Kata Penghubung Gabung Dalam Bahasa Jawa (Analisis Morfologia) (1995). Dalam penelitianya Sunardi menguraikan bentuk-bentuk kata penghubung gabung dalam bahasa Jawa dengan melihat perubahan yang terjadi dari proses morfologis, dan seberapa jauh kata penghubung tersebut mengalami perubahan dari bentuk dasarnya. Penelitian ini hanya sebagai bahan bacaan penulis, untuk dapat melihat bagaimana kata penghubung gabung. 2.2
Konsep Secara umum konsep adalah suatu abstraksi yang menggambarkan ciri-ciri
umum sekelompok objek, peristiwa atau fenomena lainnya. Woodruff (dalam Amin, 1987), mendefinisikan konsep sebagai berikut: “(1) suatu gagasan/ide yang relatif sempurna dan bermakna, (2) suatu pengertian tentang suatu objek, (3) produk subjektif yang berasal dari cara seseorang membuat pengertian terhadap objek-objek atau benda-benda melalui pengalamannya (setelah melakukan persepsi terhadap objek/benda).” Pada tingkat konkrit, konsep merupakan suatu gambaran mental dari beberapa objek atau kejadian yang sesungguhnya. Pada tingkat abstrak dan
Universitas Sumatera Utara
komplek, konsep merupakan sintesis sejumlah kesimpulan yang telah ditarik dari pengalaman dengan objek atau kejadian tertentu. Dengan
menggunakan
definisi
pembentukan
konsep,
Woodruff
menyarankan bahwa suatu pernyataan konsep dalam suatu bentuk yang berguna untuk merencanakan suatu unit pengajaran ialah suatu deskripsi tentang sifat-sifat suatu proses, struktur atau kualitas yang dinyatakan dalam bentuk yang menunjukkan apa yang harus digambarkan atau dilukiskan sehingga siswa dapat melakukan persepsi terhadap proses, struktur atau kualitas bagi dirinya sendiri. Dalam hal ini, Woodruff (Amin, 1987) telah mengidentifikasi 3 macam konsep yaitu: “(1) konsep proses: tentang kejadian atau perilaku dan konsekuensikonsekuensi yang dihasilkan bila terjadi, (2) konsep struktur: tentang objek, hubungan atau struktur dari beberapa macam, dan (3) konsep kualitas: sifat suatu objek atau proses dan tidak mempunyai eksistensi yang berdiri sendiri.” Oleh karena itu, yang menjadi konsep dalam penelitian ini adalah tata bahasa Indonesia dan tata bahasa Cina, kata konjungsi dan kalimat. 2.2.1
Tata Bahasa Cina dan Indonesia Tata bahasa adalah kaidah atau aturan – aturan penyusunan kata, gabungan
kata dan kalimat. Suatu bahasa tidak terlepas dari pelafalan, kosa kata, dan tata bahasa. Pelafalan bisa diandaikan seperti kerak (bentuk luar) dari bahasa, kosa kata adalah seperti bahan konstruksinya, sedangkan tata bahasa adalah peraturan penyusunan bahasa. Dengan mengandalkan kosakata saja tidaklah dapat membentuk suatu bahasa. Hanya dengan mengunakan peraturan tata bahasa untuk mengabungkan kata atau gabungan kata, barulah bisa menjadi alat komunikasi.
Universitas Sumatera Utara
Pengetahuan tentang tata bahasa dapat membantu kita agar dapat mempunyai “feeling” tentang aturan tata bahasa dan memiliki kemampuan lebih dalam memahami, menganalisis, dan mengunakan bahasa. Dengan belajar tentang tata bahasa, kita dapat beranalogi, yakni dapat membuat banyak contoh kalimat dengan contoh kalimat dengan pola sederhana. Selain itu, kita dapat membedakan benar atau salah dan dapat memeriksa kebenaran dan kelogisan bahasa yang dipakai dengan aturan bahasa yang telah ditetapkan. Dalam tata bahasa Cina yang menjadi bagian dari tata bahasa adalah morfem, kata, frasa dan kalimat. Pengguna bahasa harus mengetahui tentang morfem, kata, frasa dan kalimat untuk bisa menggunakan Bahasa Cina dengan baik dan benar. Hal yang sama juga dipaparkan oleh Qi Hu Yang (2009:18), “ yang menjadi bagian dari tata bahasa mandarin dalah morfem, kata, gabungan kata, dan kalimat yang merupakan hal yang penting dalam bahasa Mandarin.” Sehingga dalam penyusunan kalimat baik lisan maupun tulisan dalam Bahasa Cina yang baik dan benar maka harus mengenal tata bahasa Cina. Demikian juga halnya dengan tata bahasa Indonesia yang mempunyai ketetapan dalam hal tata bunyi, tata bentuk, tata kata, tata kalimat dan tata makna. Untuk dapat menghasilkan kalimat yang baik dan benar juga harus memperhatikan hal tersebut di atas. Pemakaian bahasa yang mengikuti kaidah yang dibakukan atau yang dianggap baku merupakan bahasa yang benar.
Universitas Sumatera Utara
Oleh karena itu baik
Bahasa Cina maupun Indonesia harus
memperhatikan tata bahasa masing-masing sehingga bisa menggunakan kalimat yang baik dan benar sesuai dengan kaidah tata bahasa. 2.2.2
Konjungsi Konjungsi adalah kata yang menghubungkan dua kata agar maknanya
berkaitan. Menurut Moeliono ada dua jenis Konjungsi , yaitu : 1. Konjungsi Intra Kalimat (Antar Klausa) Adalah kata yang menghubungkan klausa induk dan klausa anak. Dalam intra kalimat (antar klausa) juga ada dua jenis kata penghubung atau konjugsi, yaitu : a) Konjugsi Koordinatif, yaitu kata penghubung yang menghubungkan dua klausa atau lebih yang memiliki status sederajat, diantaranya : dan, atau, tetapi, sedangkan, melainkan, lalu, kemudian, padahal. Contoh : (1) 叔叔
给
Shūshu
了
gěi
钱 le
的
qián
de
Ani 和 Ari Ani hé Ari
Paman memberi sudah uang dari Ani dan Ari. Paman memberi uang kepada Ani dan Ari. (2) Pandu 一个
聪明
的
孩子, 但
Pandu yīgè cōngmíng de háizi, Pandu sebuah pintar
不
dàn bù
严谨
的
工作
yánjǐn de gōngzuò
milik anak, tetapi tidak teliti dari bekerja.
Pandu anak yang pintar, tetapi kurang teliti dalam bekerja.
Universitas Sumatera Utara
(3) 你
觉得
Nǐ
juéde
她
漂亮
或
不?
tā piàoliang huò bù?
Kamu menurut dia cantik
atau tidak ?
Menurutmu dia cantik atau tidak? b). Konjugsi Subordinatif, yaitu kata penghubung yang menghubungkan dua klausa atau lebih yang tidak sama derajatnya, diantaranya : ketika, sejak, kalau, jika, supaya, biar, seperti, sehingga, setelah, andai, bagai, ibarat, karena. Contoh: (4) Rendy 醒 Rendy
xǐng
来
晚 lái
因此 他 wǎn,
上学
迟到。
yīncǐ tā shàngxué chídào
Rendy bangun datang akhir sehingga dia kesekolah terlambat. Rendy bangun terlambat sehingga ia terlambat sampai sekolah. (5) 他 陈述了 Tā chénshùle
像 著名 xiàng
的
诗人
zhùmíng de shīrén.
Dia menyatakan seperti terkenal dari penyair. Dia berdeklamasi seperti seorang penyair terkenal. (6) 爸爸
去了
办公室,
即使
他
的
身体
不
太
健康 Bà ba qùle
bàngōngshì,
jíshǐ
tā
de
shēnt ǐ bù tài
jiànkāng
Universitas Sumatera Utara
Ayah
pergi kantor,
walaupun dia dari
badan
tidak terlalu
kesehatan. Ayah pergi ke Kantor walaupun badannya kurang sehat. 2. Konjungsi Antar Kalimat Adalah kata yang menghubungkan kalimat yang satu dengan kalimat yang lainnya. Dalam penggunaanya, konjungsi antar kalimat menyatakan makna yang berbeda-beda, diantaranya : oleh karena itu, sebelum itu, namun, akan tetapi, kecuali itu, dengan demikian, sesudah itu, selain
itu,
(7) Anton 经常
sebaliknya, 吃 晚了,
Anton Jīngcháng chī wǎnle,
因此, yīncǐ,
Contoh: 他
患
: 上了
胃痛。
huàn
shàngle
tā
wèitòng. Anton sering
makan selama, oleh karena itu, dia menderita pada
nyeri perut. Anton sering makan terlambat, oleh karena itu, dia menderita sakit lambung. (8) 他们吃在餐厅,在这之前,他们是在电影院观看。 Tāmen chī zài cāntīng, zài zhè zhīqián, tāmen shì zài diànyǐngyuàn guānkàn. Mereka makan dalam restoran, sebelum itu, mereka adalah dalam bioskop
nonton.
Mereka makan di restoran, sebelum itu, mereka nonton di bioskop.
Universitas Sumatera Utara
Konjungsi adalah kata tugas yang menghubungkan antar klausa, antar kalimat, dan antar paragraf. Kata penghubung antar klausa biasanya terletak di tengah-tengah kalimat, sedangkan Konjungsi antar kalimat di awal kalimat (setelah tanda titik, tanda seru, atau tanda tanya), dan kata penghubung antar paragraf letaknya di awal paragraf Macam-macam Konjungsi dan fungsinya : 1. Konjungsi Aditif (gabungan) Konjungsi aditif (gabungan) adalah konjungsi koordinatif yang berfungsi menggabungkan dua kata, frasa, klausa, atau kalimat dalam kedudukan yang sederajat, misalnya : dan, lagi, lagi pula, dan serta. 2. Konjungsi Pertentangan Konjungsi pertentangan merupakan konjungsi koordinatif yang menghubungkan
dua
bagian
kalimat
yang
sederajat
dengan
mempertentangkan kedua bagian tersebut. Biasanya bagian yang kedua menduduki posisi yang lebih penting daripada yang pertama, misalnya : tetapi, akan tetapi, melainkan, sebaliknya, sedangkan, padahal, dan namun. 3. Konjungsi Disjungtif (pilihan) Konjungsi
pilihan
merupakan
konjungsi
koordinatif
yang
menghubungkan dua unsur yang sederajat dengan memilih salah satu dari dua hal atau lebih, misalnya: atau, atau....atau, maupun, baik...baik..., dan entah...entah...
Universitas Sumatera Utara
4. Konjungsi waktu Konjungsi waktu menjelaskan hubungan waktu antara dua hal atau peristiwa. Kata-kata konjungsi temporal berikut ini menjelaskan hubungan yang tidak sederajat, misalnya : apabila, bila, bilamana, demi, hingga, ketika, sambil, sebelum, sampai, sedari, sejak, selama, semenjak, sementara, seraya, waktu, setelah, sesudah, dan tatkala. Sementara konjungsi berikut ini menghubungkan dua bagian kalimat yang sederajat, misalnya sebelumnya dan sesudahnya 5. Konjungsi Final (tujuan) Konjungsi tujuan adalah semacam konjungsi modalitas yang menjelaskan maksud dan tujuan suatu peristiwa, atau tindakan. Kata-kata yang biasa dipakai untuk menyatakan hubungan ini adalah : supaya, guna, untuk, dan agar 6. Konjungsi Sebab (kausal) Konjungsi sebab menjelaskan bahwa suatu peristiwa terjadi karena suatu sebab tertentu. Bila anak kalimat ditandai oleh konjungsi sebab, induk kalimat merupakan akibatnya. Kata-kata yang dipakai untuk menyatakan hubungan sebab adalah sebab, sebab itu, karena, dan karena itu. 7. Konjungsi Akibat (konsekutif) Konjungsi akibat menjelaskan bahwa suatu peristiwa terjadi akibat suatu hal yang lain. Dalam hal ini anak kalimat ditandai konjungsi yang menyatakan akibat, sedangkan peristiwanya dinyatakan dalam induk kalimat.
Universitas Sumatera Utara
Kata-kata yang dipakai untuk menandai konjungsi akibat adalah sehingga, sampai, dan akibatnya. 8. Konjungsi Syarat (kondisional) Konjungsi syarat menjelaskan bahwa suatu hal dapat terjadi bila syarat -syarat yang disebutkan itu dipenuhi. Kata kata yang menyatakan hubungan ini adalah jika, jikalau, apabila, asalkan, kalau, dan bilamana. 9. Konjungsi Tak Bersyarat Kata penghubung tak bersyarat menjelaskan bahwa suatu hal dapat terjadi tanpa perlu ada syarat - syarat yang dipenuhi. Kata - kata yang termasuk dalam konjungsi ini adalah walaupun, meskipun, dan biarpun. 10. Konjungsi Perbandingan Konjungsi perbandingan berfungsi menghubungkan dua hal dengan cara membandingkan kedua hal itu. Kata kata yang sering dipakai dalam konjungsi ini adalah sebagai, sebagaimana, seperti, bagai, bagaikan, seakanakan, ibarat, umpama, dan daripada. 11. Konjungsi Korelatif Konjungsi korelatif menghubungkan dua bagian kalimat yang mempunyai hubungan sedemikian rupa sehingga yang satu langsung mempengaruhi yang lain atau yang satu melengkapi yang lain. Dapat juga dikatakan bahwa kedua kalimat mempunyai hubungan timbal-balik. Katakata
yang menyatakan konjungsi ini adalah semakin…..semakin,kian…..
kian,bertambah……bertambah, tidak hanya….tetapi juga..., sedemikian rupa..., sehingga..., baik..., dan maupun.
Universitas Sumatera Utara
12. Konjungsi Penegas (menguatkan atau intensifikasi) Konjungsi ini berfungsi untuk menegaskan atau meringkas suatu bagian kalimat yang telah disebut sebelumnya. Termasuk di dalam konjungsi hal-hal yang menyatakan rincian. Kata-kata yang termasuk dalam konjungsi ini adalah bahkan, apalagi, yakni, yaitu, umpama, misalnya, ringkasnya, dan akhirnya. 13. Konjungsi Penjelas (penetap) Konjungsi penjelas berfungsi menghubungkan bagian kalimat terdahulu dengan perinciannya. Contoh kata dalam konjungsi ini adalah bahwa. 14. Konjungsi Pembenaran (konsesif) Konjungsi
pembenaran
adalah
konjungsi
subordinatif
yang
menghubungkan dua hal dengan cara membenarkan atau mengakui suatu hal, sementara menolak hal yang lain yang ditandai oleh konjungsi tadi. Pembenaran dinyatakan dalam klausa utama (induk kalimat), sementara penolakan dinyatakan dalam anak kalimat yang didahului oleh konjungsi seperti, meskipun, walaupun, biar, biarpun, sungguhpun, kendatipun, dan sekalipun. 15. Konjungsi Urutan Konjungsi ini menyatakan urutan sesuatu hal. Kata-kata yang termasuk dalam konjungsi ini adalah mula-mula, lalu, dan kemudian.
Universitas Sumatera Utara
16. Konjungsi Pembatasan Konjungsi ini menyatakan pembatasan terhadap sesuatu hal atau dalam batas-batas mana perbuatan dapat dikerjakan, misalnya kecuali, selain, dan asal. 17. Konjungsi Penanda Konjungsi ini menyatakan penandaan terhadap sesuatu hal. Kata-kata yang ada dalam konjungsi ini adalah misalnya, umpama, dan contoh. Konjungsi lain yang masih merupakan konjungsi penanda yaitu konjungsi penanda pengutamaan. Contoh kata-kata konjungsi ini adalah yang penting, yang pokok, paling utama, dan terutama. 18. Konjungsi Situasi Konjungsi
situasi
menjelaskan
suatu
perbuatan
terjadi
atau
berlangsung dalam keadaan tertentu. Kata-kata yang dipakai dalam konjungsi ini adalah sedang, sedangkan, padahal, dan sambil. Dari semua contoh kalimat jelas terlihat bahwa fungsi dari kata konjungsi dalam Bahasa Cina maupun Bahasa Indonesia adalah untuk menyambungkan kata, frase, atau klausa dalam suatu kalimat. 2.2.3 Pengertian dan Jenis Konjungsi dalam Bahasa Cina dan Bahasa Indonesia Dalam subbab ini penulis memaparkan tentang pengertian dan jenis kata konjungsi baik dalam Bahasa Indonesia maupun Bahasa Cina. Pertama-tama penulis memaparkan tentang pengertian dan jenis kata konjungsi dalam Bahasa Indonesia, kemudian pengertian dan jenis kata konjungsi dalam Bahasa Cina.
Universitas Sumatera Utara
2.2.3.1 Pengertian Konjungsi dalam Bahasa Indonesia Dalam Bahasa Indonesia sudah banyak para ahli yang mendefenisikan arti dari kata konjungsi setiap ahli bahasa memiliki pemahaman sendiri untuk memaknai pengertian dari kata konjungsi. Menurut Alwi dalam buku Tata Bahasa Baku Bahasa Indonesia mengolongkan kata konjungsi kedalam klasifikasi dari kata tugas yang dinamainya sebagai konjungtor atau kata sambung. Kata sambung adalah kata tugas yang menghubungkan dua satuan bahasa yang sederajat: kata dengan kata, frasa dengan frasa, atau klausa dengan klausa (Alwi,2003:296). Ada juga pendapat lain yang mendefenisikan tentang konjungsi Harimurti Kridaklaksana dalam bukunya yang berjudul Kelas Kata dalam Bahasa Indonesia menyatakan bahwa : ” Konjungsi adalah kategori yang berfungsi untuk meluaskan satuan yang lain dalam konstruksi hipotaktis dan selalu menghubungkan dua satuan lain atau lebih dalam konstruksi. Konjungsi menghubungkan bagian bagian ujaran yang setataran maupun yang tidak setataran.” (2005:102) Pengertian yang lainya juga diberikan oleh Ramlan dalam bukunya yang berjudul Tata Bahasa Indonesia: penggolongan kata (1991) menyatakan bahwa : “ jadi penghubung ialah kata atau kata kata yang berfungsi menghubungkan satuan gramatikal yang satu dengan yang lain untuk membentuk satuan gramatikal yang lebih besar. Satuan gramatikal yang dihubungkan itu mungkin berupa kalimat, klausa, frasa dan mungkin pula berupa kata: (1991:71) Dapat disimpulkan dari pakar bahasa dalam Bahasa Indonesia bahwa kata konjungsi merupakan kata yang berfungsi sebagai kata penghubung baik dalam kalimat,klausa, frasa maupun dalam bentuk kata.
Universitas Sumatera Utara
2.2.3.2 Jenis Konjungsi dalam Bahasa Indonesia Menurut Keraf konjungsi dibatasi sebagai kata kata yang menghubungkan kata - kata, bagian - bagian kalimat atau kalimat- kalimat dalam sebuah wacana (1991:116). Pembagian konjungsi menurut keraf adalah sebagai berikut: “Konjungsi pertama – tama dibedakan atas “ konyungsi yang menghubungkan dua kontruksi (kata,frasa,kalimat)yang sederajat, dan konyungsi yang menghubungkan dua unsur atau kontruksi yang tidak sederajat, konyungsi yang menghubungkan dua unsur yang sederajat selalu terletak di antara konstruksi itu, sementara yang menghubungkan konstruksi yang tidak sederajat bisa ditempatkan pada awal kontruksi yang pertama disebut konyungsi koordinatif dan konyungsui jenis yang kedua disebut konyungsi subordinatif.”(1991:117) Dilihat dari perilaku sintaksisnya dalam kalimat, konjungsi dibagi menjadi empat kelompok (2003:297), yaitu: 1. Konjungsi Koordinatif Konjungsi koordinatif merupakan konjungsi yang menghubungkan dua unsur atau lebih yang sama pentingnya atau memiliki status sintaksis yang sama, contohnya adalah dan, atau, dan tetapi. Dikatakan bahwa konjungsi dan adalah penanda hubungan penambahan (2003:297). Konjungsi atau memiliki makna pemilihan sedangkan konjungsi tetapi menghubungkan dua kata yang memiliki dua status sintaksis yang sama. 2. Konjungsi Korelatif Konjungsi korelatif adalah konjungsi yang menghubungkan
dua kata,
frase atau klausa yang memiliki status sintaksis yang sama (2003:298) konjungsi korelatif terdirindari dua bagian yang dipisahkan oleh salah satu kata, frase atau
Universitas Sumatera Utara
klausa yang dihubungkan, contohnya adalah baik…maupun…,tidak hanya…, tetapi juga…, demikian…. sehingga… dan lain – lain. 3. Konjungsi Subordinatif Konjungsi subordinatif adalah konjungsi yang menghubungkan dua klausa atau lebih dan klausa itu tidak memiliki status sintaksis yang sama (2003:299). Salah satu dari klausa itu merupakan anak kalimat dari induknya. 4. Konjungsi Antarkalimat Konjungsi antarkalimat adalah konjungsi yang menghubungkan satu kalimat dengan kalimat yang lain (2003:300). Posisinya dalam kalimat selalu memulai suatu kalimat yang baru dan tentu saja huruf pertamanya ditulis dengan huruf kapital, contohnya adalah biarpun demikian, meskipun demikian, kemudian, sesudah itu, selain itu, sebaliknya, sesungguhnya, tetapi, oleh karena itu, dan sebagainya. Pembagian konjungsi menurut posisinya dapat dibagi atas : 1. Konjungsi Intra Kalimat Konjungsi intra kalimat adalah konjungsi yang menhubungkan satuan – satuan kata dengan kata, frasa dengan frasa, atau klausa dengan klausa, contohnya adalah agar, agar supaya, dan akan tetapi 2. Konjungsi Ekstra – kalimat yang terbagi atas a. Konjungsi intratekstual yang menghubungkan kalimat dengan kalimat atau paragraf dengan paragraf contohnya adalah apalagi, bahkan, bahwa, begitu, dan biarpun demikian
Universitas Sumatera Utara
b. Konjungsi ekstratekstual yang menghubungkan dunia di luar bahasa dengan wacana, contohnya adalah adapun, alikisah, dan lain- lain. Berdasarkan fungsinya kata konjungsi dibedakan menjadi 2 macam yaitu: 1. Kata penghubung yang menghubungkan kata, klausa, atau kalimat yang kedudukanya sederajat atau setara. Kata konjungsi dapat dibedakan lagi menjadi kata konjungsi yang : a.
Menggabungkan biasa, yaitu kata konjungsi dan, dengan, serta.
b.
Menggabungkan memilih, yaitu kata konjungsi atau.
c. Menggabungkan mempertentangkan, yaitu kata konjungsi tetapi, namun , sedangkan, sebaliknya. d. Menggabungkan membetulkan,yaitu kata konjungsi melainkan, hanya. e. Menggabungkan menegaskan, yaitu kata konjungsi bahkan, malah, lagipula, apalagi, jangankan. f. Menggabungkan membatasi, yaitu kata konjungsi kecuali, hanya. g. Menggabungkan
mengurutkan,
yaitu
kata
konjugsi
lalu,
kemudian,
selanjutnya. h. Menggabungkan menyamakan, yaitu kata konjungsi yaitu, yakni, bahwa, adalah, ialah. i. Menggabungkan menyimpulkan, yaitu kata konjungsi jadi, karena itu, oleh sebab itu. 2. Kata konjugsi yang menghubungkan klausa dengan kata klausa yang kedudukanya tidak sederajat, melainkan bertingkat. Kata konjungsi bertingkat ini dapat dibedakan lagi menjadi kata konjungsi yang mengabungkan :
Universitas Sumatera Utara
a. Menyatakan sebab, yaitu kata konjungsi sebab dan karena. b. Menyatakan tujuan, yaitu kata konjungsi agar dan supaya. c. Menyatakan syarat, yaitu kata konjungsi kalau, jikalau, jika, bila, apabila, dan asal. d. Menyatakan waktu, yaitu kata konjungsi ketika, sewaktu, sebelum, sesudah, takkala. e. Menyatakan akibat, yaitu kata konjungsi sampai, hingga dan sehingga. f. Menyatakan sasaran, yaitu kata konjungsi untuk dan guna. g. Menyatakan perbandingan, yaitu kata konjungsi seperti, sebagai dan laksana. h. Menyatakan tempat, yaitu kata konjungsi tempat. Dari semua penjabaran yang tersebut di atas dapat dikatakan bahwa kata konjungsi dan, atau dan tetapi termasuk ke dalam jenis koordinatif, konjungsi tetapi juga bisa digolongkan konjungsi antar kalimat. 2.2.3.3 Pengertian Konjungsi dalam Bahasa Cina Dalam Bahasa Cina ada juga para ahli yang mengemukakan pendapat tentang konjungsi. Dalam bukunya yang berjudul 副词、介词、连词 (Fùcí, jiècí, liáncí) (1957), Guo yiwu memberikan pengertian konjungsi sebagai berikut : 用来联结两个词或者彼此大的单位义表示它们中间的相互关系的词叫作连词 (1957:58). Yòng lái liánjié liǎng gè cí huòzhě bǐcǐ dà de dānwèi yì biǎoshì tāmen zhōngjiān de xiānghù guānxì de cí jiào zuò liáncí.
Universitas Sumatera Utara
Konjungsi adalah kata yang digunakan untuk menghubungkan dua kata atau unit yang lebih besar lagi guna menunjukkan hubungan di antaranya. Menurut Guo yiwu ciri gramatikal konjungsi yaitu: 1.
Konjungsi adalah kata tugas yang tidak dapat digunakan untuk menjawab pertanyaan jika hanya berdiri sendiri.
2.
Konjungsi bukanlah bagian dari kalimat. Pada saat menggabungkan kata, frase atau kalimat, konjungsi hanya berfungsi sebagai penghubung tetapi tidak berfungsi sebagai pelengkap.
3.
Sebagai kata penghubung konjungsi dapat menghubungkan berbagai jenis kata penuh menjadi satu Pengertian dari kata konjungsi juga dikemukakan oleh Lidejin dalam A
Practical Chinese Grammar for Foreigners (1998) menuliskan bahwa konjungsi adalah sebuah kata yang dapat menggabungkan dua buah kata, frase – frase atau kalimat – kalimat untuk menunjukan hubungan gramatikal dari koordinatif, sebab akibat, kondisi, perkiraan dan lain - lain. Menurut Lidejin konjungsi tidak dapat digunakan berdiri sendiri dan tidak dapat digunakan sendiri dalam menjawab pertanyaan. Konjungsi juga tidak dapat direduplikasi dan tidak berfungsi sebagai pelengkap (1998:126). Adapun pemakaian konjungsi menurut Lidejin, yaitu: 1.
Konjungsi tidak dapat menjadi unsur kalimat manapun dengan hanya berdiri sendiri.
2.
Konjungsi digunakan untuk menghubungkan kata – kata, frase – frase, kalimat-kalimat untuk mengartikan arti bahasa yang pasti (1998:126) .
Universitas Sumatera Utara
Selain dari Guo yiwu dan Lidejin, Guo zhenhua mengatakan bahwa konjungsi adalah kata-kata yang dapat menggabungkan kata, frase, klausa atau kalimat (1999:55). Pendapat yang terakhir dikemukakan oleh Liu yuehua dan Pan wenyu dalam bukunya yang berjudul 使用现代汉语语法 (Shǐyòng xiàndài hànyǔ yǔfǎ )(2001), memberikan pengertian konjungsi sebagai berikut : 连词是虚词的一类,其作用在于联结两个词,短语和分句 Liáncí shì xūcí de yī lèi, qí zuòyòng zàiyú liánjié liǎng gè cí, duǎnyǔ hé fēn jù Konjungsi adalah sejenis kata tugas yang berfungsi untuk menghubungkan dua kata, frase dan klausa. Menurut mereka konjungsi adalah kata tugas yang memiliki karateristik kata fungsi, berarti bahwa konjungsi itu (2001:315) : 1. Tidak memiliki arti kata yang sesunguhnya, hanya menujukkan arti gramatikal yang pasti. 2. Tidak dapat mejadi bagian dari kalimat. Konjungsi hanya menghubungkan kata, frase, klausa yang menunjukan berbagai hubungan antara dua unit gramatikal yang dihubungkan. 3.
Tidak dapat menjawab pertanyaan dengan hanya berdiri sendiri. Defenisi lain dari konjungsi dikemukakan oleh Zhao yongxin, bahwa
konjungsi adalah kata semu yang menyambungkan kata , frase atau klausa. Suparto juga mengemukakan bahwa konjungsi adalah kata yang digunakan untuk menyambungkan kata gabungan kata,atau bagian kalimat dan juga untuk
Universitas Sumatera Utara
menyatakan hubungan diantara kata atau gabungan kata atau bagian kalimat yang digabungkan (2005:171). Dari semua penjelasan di atas dapat diambil kesimpulan kata konjungsi dalam Bahasa Cina adalah kata yang menggabungkan dua buah kata, frase atau kalimat- kalimat yang mempunyai hubugan arti dalam gramatikal. Ciri-ciri yang dapat disimpulkan dari kata konjungsi dalam Bahasa Cina bahwa konjungsi tidak dapat berdiri sendiri menjawab pertanyaan, bukanlah bagian dari kalimat dan sebagai kata penghubung. 2.2.3.4 Jenis Konjungsi dalam Bahasa Cina Jenis-jenis konjungsi dalam Bahasa Cina ada berbagai macam. Dalam hal ini penulis hanya memaparkan dua pendapat ahli tentang penjenisan konjungsi dalam Bahasa Cina. Pertama menurut Guo zhenhua ada tiga klompok konjungsi(1999:55), yaitu: 1. Kelompok yang menghubungkan kata-kata atau frase, contoh : 和 (hé), 跟 (gēn),同 (tóng), 及 (jí), 或者(huòzhě). 2. Kelompok yang menghubungkan klausa dan kalimat, contoh : 不但 (bùdàn), 不管(bùguǎn), 即使 (jíshǐ), 哪怕 (nǎpà), 因为 (yīnwèi), 只有 (zhǐyǒu), 从而 (cóng'ér), 所以 (suǒyǐ), 否则 (fǒuzé), 因此 (yīncǐ), 但是 (dànshì). 3. Kelompok yang menghubugkan kata,frase dan klausa, contoh : 并且 (bìngqiě), 而且(érqiě), 除非 (chúfēi), 以及 (yǐjí), 又 (yòu), 而 (ér).
Universitas Sumatera Utara
Yang kedua adalah menurut Suparto, ada tujuh jenis kata sambung (2005:171), yaitu: 1. Kelompok yang menyatakan kesetaraan, contoh : 和 (hé), 同 (tóng), 跟 (gēn), 与 (yǔ), 及 (jí), 并 (bìng), 而 (ér). 2. Kelompok yang menyatakan kausalitas, contoh: 因为 (yīnwèi), 所以 (suǒyǐ), 因此(yīncǐ). 3. Kelompok yang menyatakan seandainya, contoh : 如果 (rúguǒ), 要是 (yàoshi), 假如 (jiǎrú). 4. Kelompok yang menyatakan pilihan, contoh : 或 (huò), 或者 (huòzhě), 还是 (háishì). 5. Kelompok yang menyatakan penguatan, contoh : 不 但 (bùdàn), 甚 至 (shènzhì), 至于 (zhìyú), 而且 (érqiě). 6. Kelompok yang menyatakan persyaratan, contoh : 只 要 (zhǐyǒu), 不 管 (bùguǎn) 7. Kelompok yang menyatakan pertentangan, contoh : 虽 然 (suīrán), 可 是 (kěshì), 不过 (bùguò). Dari penjenisan kata konjungsi di atas dapat dilihat bahwa kata konjungsi 和 (hé) masuk kedalam kelompok yang menyatakan kesetaran, kata konjungsi或 者 (huòzhě) termasuk dalam kelompok yang menyatakan pilihan dan kata konjungsi 而且 (érqiě) masuk ke dalam kelompok yang menyatakan penguatan.
Universitas Sumatera Utara
2.2.4
Kalimat Kalimat adalah satuan bahasa terkecil, dalam wujud lisan atau tulisan yang
mengungkapkan pikiran yang utuh. Dalam wujud lisan kalimat diucapkan dengan suara naik turun, dan keras lembut, disela jeda, dan diakhiri dengan intonasi akhir. Dalam wujud tulisan berhuruf latin kalimat dimulai dengan huruf kapital dan diakhiri dengan tanda titik (.), tanda tanya (?) dan tanda seru (!). Sekurang-kurangnya kalimat dalam ragam resmi, baik lisan maupun tertulis, harus memiliki subjek (S) dan predikat (P). kalau tidak memiliki unsur subjek dan unsur predikat, pernyataan itu bukanlah kalimat. Dengan kata yang seperti itu hanya dapat disebut sebagai frasa. Inilah yang membedakan kalimat dengan frasa. Berdasarkan karateristik, jenis kalimat dalam bahasa Mandarin dapat dibagi menjadi tiga yaitu: 1.
Berdasarkan rumit tidaknya suatu kalimat a. Kalimat Tunggal Kalimat tunggal adalah kalimat yang hanya mengandung
suatu
predikat utama. Contoh : (9) 我 Wǒ
不 bù
Saya tidak
学习 xuéxí
英语. yīngyǔ.
belajar bahasa inggris .
Saya tidak belajar bahasa inggris.
Universitas Sumatera Utara
b. Kalimat Majemuk Kalimat majemuk adalah kalimat yang mengandung beberapa kalimat tunggal atau klausa. Contoh : (10) 张
老师
是
Zhāng lǎoshī shì Zhang guru
教育法, jiàoyùfǎ,
还是
教
háishì
jiào
汉字. hànzì.
adalah pendidikan hukum, tetapi mengajar aksara cina.
Guru zhang adalah tamatan hukum, tetapi mengajar aksara cina. 2. Berdasarkan Fungsinya a. Kalimat Deklaratif Kalimat deklaratif menjelaskan suatu hal atau mendeskripsikan sesuatu. Contoh: (11) 你一定要来,我们好一起去吃饭。 Nǐ yīdìng yào lái, wǒmen hǎo yīqǐ qù chīfàn. Kamu harus mau datang, kami baik bersama pergi makan. Kamu harus datang, kami pergi makan malam bersama b. Kalimat Interogatif Kalimat interogatif menyatakan pertanyaan. (12) 你们是坐飞机去, 还是坐火车去? Nǐmen shì zuò fēijī qù, háishì zuò huǒchē qù? Kalian adalah duduk pesawat pergi, atau duduk kreta api pergi? Kalian pergi naik pesawat, atau naik kreta api?
Universitas Sumatera Utara
c. Kalimat Imperatif Kalimat imperatif menyatakan permohonan perintah, pembujukan atau larangan. Contoh: (13) 别着急! 慢慢走! Bié zhāojí! Màn man zǒu! Jangan cemas! pelan pelan jalan! Jangan cemas! pelan pelan jalan! d. Kalimat Interjektif atau Kalimat Seru Kalimat interjektif
adalah kalimat yang menyatakan ungkapan
perasaan. Contoh: (14) 是, 很难。不过, 我喜欢汉语! Shì, hěn nán. Bùguò, wǒ xǐhuan hànyǔ! Adalah, sangat sulit. Tapi, saya suka Cina! Iya, memang sungguh sulit. Tapi, saya sanggat menyukai Cina. 3. Berdasarkan jenis predikatnya a. Kalimat Berpredikat Kata Benda Kalimat berpredikat kata benda adalah kalimat yang predikatnya kata benda atau frase kata benda.
Universitas Sumatera Utara
Contoh. (15) 今天五月二十四日, 星期四。 Jīntiān wǔ yuè èrshísì rì, xīngqí sì. Hari ini lima bulan 24 hari,hari kamis. Sekarang bulan Mei tanggal 24, hari kamis. b. Kalimat Berpredikat Kata Kerja Kalimat berpredikat kata kerja adalah yang predikatnya kata kerja atau frasa kata kerja. Dibelakang kata kerja kadang – kadang ada objek, tetapi kadang – kadang tidak ada objek. Contoh. (16) 我们明天考试。 Wǒmen míngtiān kǎoshì Kami besok ujian Besok kami ujian c. Kalimat Berpredikat Kata Sifat Kalimat berpredikat kata sifat adalah kalimat yang predikatnya kata sifat atau frasa kata sifat.
Universitas Sumatera Utara
Contoh: (17) 她今天非常高兴。 Tā jīntiān fēicháng gāoxìng. Dia hari ini sanggat senang. Hari ini dia sangat senang. d. Kalimat Berpredikat S-P Kalimat berpredikat S-P adalah kalimat yang predikatnya frasa S-P yang fungsi utamanya untuk menerangkan subjek. Contoh: (18) 我们生活不太习惯 Wǒmen shēnghuó bù tài xíguàn Kami hidup tidak terlau suka Kehidupan kami tidak terlalu terbiasa Dalam Bahasa Indonesia juga terdapat pembagian jenis kalimat. Jenis kalimat dalam Bahasa Indonesia dapat dibedakan menjadi tiga jenis. Yaitu: 1. Berdasarkan Jumlah Klausanya
Universitas Sumatera Utara
a. Kalimat Tunggal Kalimat tunggal adalah kalimat yang terdiri atas satu klausa. Hal ini berarti tiap unsur kalimat, seperti sabjek dan predikat, hanyalah satu atau merupakan satu kesatuan. Contoh: (19) Dia akan pergi b. Kalimat Majemuk Kalimat majemuk adalah kalimat yang terdiri atas lebih dari satu klausa. Contoh: (20) Kabar bahwa gaji pegawai akan naik menggembirakan kami. Kalimat di atas mempunyai 2 klausa. Klausa 1 : kabar itu menggembirakan kami. Klausa 2 : gaji pegawai akan naik. 2. Berdasarkan Bentuk Sintaksisnya a. Kalimat Deklaratif Kalimat deklaratif dalam tata bahasa Indonesia dikenal sebagai kalimat berita. Kalimat deklaratif umumnya digunakan oleh pembicara atau penulis untuk membuat pernyataan sehingga isinya merupakan berita bagi pendengar atau pembaca. Contoh. (21) Saya lihat ada bus masuk ciliwuk tadi pagi.
Universitas Sumatera Utara
b. Kalimat Imperatif Kalimat imperatif adalah kalimat perintah atau suruhan dan permintaan. Contoh: (22) Tolong kirimkan kontrak ini! c. Kalimat Interogatif Kalimat interogatif juga dikenal dengan nama kalimat tanya, secara formal di tandai oleh kehadiran kata tanya seperti apa, siapa, berapa, kapan, dan bagaimana. Contoh: (23) Apa pemerintah akan memungut pajak deposito? d. Kalimat Eksklamatif Kalimat eksklamatif adalah kalimat yang dalam tata bahasa Indonesia dikenal sebagai kalimat seru, secara formal ditandai oleh kata alangkah dan betapa dalam kalimat. Contoh: (24) Alangkah bebasnya pergaulan mereka! Dari semua penjabaran jenis kalimat di atas dapat dilihat bahwa pembagian jenis kalimat dalam Bahasa Indonesia dan bahasa Mandarin hampir sama. Pembagian jenis kalimat dalam Bahasa Indonesia dan bahasa Mandarin terutama mempunyai kalimat tunggal dan kalimat majemuk.
Universitas Sumatera Utara
2.3
Landasan Teori Teori dipergunakan sebagai landasan berpikir untuk memahami,
menjelaskan, menilai suatu objek atau data yang dikumpulkan, sekaligus sebagai pembimbing yang menuntun dan memberi arah di dalam penelitian. Subroto (1992:32). memandang teori sebagai landasan untuk menentukan metode dan teknik penelitian. Berbicara mengenai analisis kontrastif kata penghubung dalam kalimat Bahasa Cina dan Bahasa Indonesia, berarti juga berbicara mengenai analisis kontrastif itu sendiri. Jadi dalam penelitian ini penulis menggunakan teori Analisis Kontrastif. 2.3.1 Analisis Kontrastif Secara umum memahami pengertian analisis kontrastif dapat ditelusuri melalui makna kedua kata tersebut Analisis diartikan sebagai semacam pembahasan atau uraian. Yang dimaksud dengan pembahasan adalah proses atau cara membahas yang bertujuan untuk mengetahui sesuatu yang memungkinkan dapat mengetahui inti permasalahannya. Permasalahan yang ditemukan itu kemudian dikupas, dikritik, diulas dan akhirnya disimpulkan untuk dipahami. Moeliono (1988 : 32) menjelaskan bahwa analisis adalah penguraian suatu pokok atas berbagai bagiannya dan penelaahan bagian itu sendiri serta hubungan antarbagian untuk memperoleh pengertian yang tepat dan pemahaman arti keseluruhan.
Universitas Sumatera Utara
Sedangkan kontrastif diartikan sebagai perbedaan atau pertentangan antara dua hal. Perbedaan inilah yang menarik untuk dibicarakan, diteliti, dipahami. Moeliono menjelaskan bahwa kontrastif diartikan sebagai perbedaan. Istilah kontrastif lebih dikenal dalam ranah kebahasaan (linguistik). Sehubungan dengan ini kemudian muncul istilah linguistik kontrastif yang merupakan cabang ilmu bahasa.
Linguistik
kontrastif
membandingkan
dua
bahasa
dari
segala
komponennya secara sinkronik sehingga ditemukan perbedaan-perbedaan dan kemiripan-kemiripan yang ada. Dari hasil penemuan itu dapat diduga adanya penyimpangan - penyimpangan, pelanggaran - pelanggaran, atau kesalahankesalahan yang mungkin dilakukan para dwibahasawan (orang yang mampu menggunakan dua bahasa secara baik). Analisis Kontrastif yang juga disebut analisis bandingan merupakan kajian linguistik yang bertujuan untuk mendeskripsikan persamaan dan perbedaan dua bahasa yang berbeda. Pendeskripsian dan persamaan tersebut, akan bermanfaat untuk pengajaran kedua bahasa, sebagai bahasa ke dua (bahasa asing). Suatu metode analisis pengkajian kontrastif ini menunjukan kesamaan dan perbedaan antara dua bahasa dengan tujuan untuk menemukan prinsip yang dapat diterapkan pada
masalah
praktis
dalam
pengajaran
bahasa
atau
terjemahannya.
Kesimpulannnya linguistik kontrastif merupakan salah satu cabang linguistik yang fungsinya mengontraskan dua bahasa atau lebih tidak serumpun dan linguistik kontrastif dapat membantu kesulitan yang mungkin dialami seseorang dalam mengajarkan bahasa yang berbeda rumpun bahasanya, ataupun bagi seseorang yang belajar bahasa asing yang rumpun bahasanya berbeda.
Universitas Sumatera Utara