BAB II KAJIAN PUSTAKA
Pada bab ini akan membahas tentang konsep-konsep penelitian yang diambil melalui teori-teori
dari para ahli yang mempunyai keterkaitan dan mendukung
terhadap konsep pokok bahasan dalam penelitian ini yaitu manajemen sumber daya manusia dan perpustakaan perguruan tinggi.
1.1 Manajemen Sumber Daya Manusia Perpustakaan 1.1.1 Definisi Manajemen Sumber Daya Manusia Perpustakaan Di dalam menjalankan kegiatan pada suatu perpustakaan dibutuhkan sebuah manajemen sumber daya manusia sehingga tujuan awal terlaksana dengan baik dan sesuai keinginan pengguna. Manajemen sumber daya manusia menganggap bahwa manusia atau karyawan di dalam suatu organisasi merupakan kekayaan yang sangat penting dan berharga. Menurut Rivai (2005: 1), menyatakan bahwa manajemen merupakan suatu kumpulan pengetahuan tentang bagaimana seharusnya mengelola sumber daya manusia. Proses pengelolaan terhadap sumber daya manusia secara efektif dan efesien, maka segala aktivitas akan terlaksana dengan lancar. Manajemen sebagai suatu proses yang diterapkan oleh individu atau kelompok dalam upaya-upaya koordinasi untuk mencapai suatu tujuan (Muhammad Munir & Wahyu Ilahi, 2006:9).
Koordinasi adalah hal yang dapat menciptakan keselarasan dan etos kerja yang harmonis antar individu di dalam organisasi. Selain itu Stoner yang dikutip Dalimunthe (2003: 3), juga memberikan definisi manajemen adalah: “Manajemen sebagai suatu proses perencanaan, pengorganisasian, pengarahan dan pengawasan, usaha-usaha para anggota organisasi dan penggunaan sumber daya sumber daya organisasi lainnya agar tercapai tujuan organisasi yang telah ditetapkan.” Suatu manajemen kurang lebih terdapat tiga kelompok variabel utama, yakni organisasi, manusia, dan lingkungan yang saling berinteraksi menurut pola tertentu, dan masing-masingnya memiliki karakteristik dan atau nilai-nilai tertentu (Miles dalam Gomes, 2003). Berbicara tentang organisasi tidak terlepas lepas dari pada ruang lingkup dimana organisasi itu berdiri dan seluruh manusia di dalamnya merupakan mesin penggerak kegiatan segalanya. Di dalam organisasi, maka akan terdapat suatu manajer yang dalam lembaga pemerintahan sering disebut sebagai pimpinan. Seorang pimpinan bukan hanya meminpin orang lain, melainkan juga mengontrol sumber daya finansial, pemasaran, mengambil keputusan, komunikasi, mengatur, dan mengelola perubahan teknologi. Begitu pula dengan Sutarno (2004: 10) mengemukakan bahwa di dalam suatu manajemen terdapat berbagai hal, diantaranya sebagai berikut : 1. Kegiatan pengendalian dan pemanfaatan yang dilakukan oleh orang-orang yang berkedudukan sebagai pemimpin.
2. Faktor-faktor dan unsur-unsur yang bersifat mendukung, menentukan, melengkapi atau yang mempengaruhi, yang bersifat positif. 3. Sumber daya, bisa manusia, barang, material, uang, sarana, dan prasarana, waktu, dan sebagainya yang harus diberdayakan dan dimanfaatkan secara maksimal untuk kepentingan organisasi. 4. Perencanaan, yakni sesuatu yang berdimensi waktu ke depan tentang segala sesuatu yang dibutuhkan. 5. Tujuan tertentu, arah, target, sasaran yang akan diwujudkan pada jangka waktu tertentu.
Jika dilihat dari sudut pandang manajemen, yang menjadi permasalahan dalam perpustakaan yaitu tidak lain tentang sumber daya manusia. Ketika mengatakan sumber daya manusia maka yang tergambar dalam benak kita adalah orang yang menjadi tenaga kerja di dalam suatu lingkup organisasi tersebut. Menurut Sihotang (2007: 8), sumber daya manusia adalah manusia mengandung pengertian usaha kerja yang dapat disumbangkan dalam proses produksi yaitu sumber daya manusia yang mampu bekerja untuk menghasilkan barang dan jasa yang dapat memenuhi kebutuhan masyarakat umum. Apabila dikaitkan kedalam pengelolaan perpustakaan, memang benar jika sumber daya manusia sebagai penyedia jasa bagi para pemustaka. Menurut pengertian dari para ahli diatas, maka dapat dipaparkan kembali bahwa manajemen sumber daya manusia adalah suatu proses maupun pengetahuan mengenai pengelolaan atas seluruh seseorang yang bekerja didalam suatu perpustakaan, karena kesuksesan dari pada penyelenggaraan kegiatan pada perpustakaan dipengaruhi oleh sumber daya manusia yang ada.
2.2 Fungsi-Fungsi Manajemen Sumber Daya Manusia Secara umum fungsi-fungsi oprasional manajemen sumber daya manusia mencakup pengadaan, pengembangan, perencanaan, perencanaan dan pengembangan karier, penilaian prestasi, kompensasi (gaji, insentif dan kesejahteraan), keselamatan dan kesehatan kerja, dan pemutusan hubungan kerja (Panggabean, 2002:15). Selain itu menurut Flippo (Dalam Yunarsih dan Suwanto, 2008:5), fungsi manajemen sumber daya manusia terdiri dari: Procurement (pengadaan), development (pengembangan), compensation (kompensasi), integration (integrasi), dan separation (pemutusan hubungan kerja). Dari beberapa pakar menyatakan tentang fungsi-fungsi manajemen, namun salah satu fungsi manajemen yang sederhana dapat diterapkan didalam manajemen sumber daya manusia perpustakaan yaitu fungsi yang dikemukakan oleh George Terry yang terdiri dari planning (perencanaan), organizing (pengorganisasian), actuating (penggerakan atau pelaksanaan), dan controlling (pengawasan). Perencanaan merupakan pondasi awal ketika membangun suatu kegiatan, karena proses perencanaan akan memberikan alur untuk melangkah untuk menjalan suatu kegiatan. Setelah perencanaan yang matang tersusun maka dilakukan suatu pengorganisasian yang tujuannya mengatur setiap kegiatan dan sumber daya agar dapat berjalan dengan baik. Penggerakan atau pelaksanaan akan berjalan efektif jika telah ada rencana maupun organisasi yang akan mengambil kegiatan tersebut penuh tanggung jawab sehingga mampu menciptakan etos kerja yang memuaskan. Ketika
kegiatan telah terselenggarakan sehingga perlu adanya pengawan agar dalam proses berlangsungnya kegiatan tidak menyimpang dari perencanaan dan tujuan awal.
2.2.1 Planning (Perencanaan) Pada bagian pertama dari fungsi manajemen yang harus dilaksanankan yaitu perencanaan, karena perencanaan merupakan alur dari pengeloalaan suatu kegiatan. Dalam proses perencanaan yang baik harus dapat menjawab 6 (enam) pertanyaan yaitu diantaranya apa yang akan dilakukan, mengapa dilakukan, kapan dilakukan, diamana dilakukan, siapa saja yang akan melakukan, dan bagaimana cara melakukan. Menurut
Hasibuan (2001:247) perencanaan
sumber daya
manusia adalah
merencanakan tenaga kerja agar sesuai dengan kebutuhan perusahaan serta efektif dan efisien dalam membantu terwujudnya tujuan. Perencanaan sumber daya manusia harus baik dan benar, supaya pembinaan dan pengarahan karyawan efektif dan efisien dalam melakukan tugas-tugasnya.Perencanaan sumber daya manusia harus dilakukan dengan matang dan sesuai dengan kebutuhan juga kemampuan dari masing-masih individu. Seperti yang di paparkan oleh Barry dan John-Pauline dalam Widdy (2008: 1) tentang perencanaan sumber daya manusia yaitu, “Perencanaan sumber daya manusia adalah suatu cara untuk menetapkan keperluan tenaga kerja untuk suatu periode tertentu baik secara kualitas maupun kuantitas”.
Tujuan dalam perencanaan sumber daya manusia yaitu sebagai ajang untuk memilah maupun memastikan didalam pemilihan SDM tersebut seefektif mungkin serta sesuai dengan kebutuhan dan tentu dapat memenuhi syarat yang berlaku. Dalam instansi baik pemerintah maupun swasta perlu membuat rencana SDM karena sebagai dasar didalam menyusun program kerja. Seperti yang dinyatakan Rivai (2005: 53), salah satu aspek program kerja tersebut adalah pengadaan karyawan baru guna memperkuat tenaga kerja yang sudah ada demi peningkatan kemampuan perusahaan mencapai tujuan dan berbagai sasarannya. Dalam pengambilan suatu keputusan sekarang akan tetapi tentang hal-hal yang akan dikerjakan di masa depan sebenarnya merupakan dasar dari perencanaan. Menurut Sutarno (2004: 137), bentuk-bentuk dasar rencana adalah sebagai berikut, yang meliputi: 1. Objektif, yaitu suatu rumusan yang hendak dicapai jelas dan sebaiknya diketahui oleh semua komponen/perangkat organisasi. 2. Kebijakan, yaitu merupakan pedoman keputusan-keputusan di masa yang akan datang. 3. Mekanisme, prosedur, dan metode tentang tata cara dalam melaksanakan segala sesuatu yang akan dijalankan. 4. Proses merupakan alur kerja yang konsisten runtut tertib dan berkelanjutan sampai dengan selesai. 5. Program, jadwal, anggaran, maket, disain, pola, dan model tentang segala sesuatu yang akan dijalankan agar semuanya efektif dan efisien. Berdasarkan pendapat di atas maka dapat dipaparkan kembali tentang perencanaan adalah suatu bagian yang pertama dari fungsi manajemen sumber daya manusia dimana sebagai langkah awal pula dari pada penyusunan tenaga kerja dalam
organisasi sehingga kegiatan terlaksanan menjadi jelas, prosesnya konsisten, serta program akan berjalan efektif dan efesien.
2.2.2 Organizing (Pengorganisasian) Pengorganisasian adalah langkah kedua setelah perencanaan yang merupakan salah satu fungsi dari manajemen sumber daya manusia. Menurut Dalimunthe (2003), pengorganisasian merupakan proses penyusunan struktur organisasi yang sesuai dengan tujuan organisasi, sumber daya-sumber daya yang dimilikinya, dan lingkungan yang melingkupinya. Akar dari adanya suatu pengorganisasian yaitu dibarengi berjalannya suatu rencana. Apabila suatu rencana telah ada maka perlu pengelompokan-pengelompokan dari kegiatan yang telah tersusun. Pengelompakan kegiatan ini dapat diartikan sebagai langkan membagikan, menyusun wewenang, tanggung jawab, mensetrukturkan kegiatan kedalam setiap bagian yang nantinya akan didapatkan oleh masing-masing individu. Pengelompokan ini akan terlihat jelas jika di tuangkan menggunakan struktur organisasi. Stuert dan Moran (2002: 96) mengatakan bahwa dari semua tugas manajemen, mengelola sumber daya manusia merupakan tugas utama dan terpenting, karena yang lainnya tergantung pada itu. Selain itu Certo yang mengutip Gellerman dalam Winardi (2003: 24) mengemukakan pandangan bahwa ada lima macam langkah pokok proses pengorganisasian. Adapun langkah-langkah yang dimaksud sebagai berikut:
1. 2. 3. 4.
Melaksanakan refleksi tentang rencana-rencana dan sasaran-sasaran. Menetapkan tugas-tugas pokok. Membagi tugas-tugas pokok menjadi tugas-tugas bagian (subtasks). Mengalokasi sumber daya-sumber daya dan petunjuk-petunjuk untuk tugastugas bagian tersebut. 5. Mengevaluasi hasil-hasil dari strategi pengorganisasian yang diimplementasi. Begitu
juga
menurut
Winardi
(2003:21),
pengorganisasian
dapat
menghasilkan manfaat/keuntungan sebagai berikut: 1. Kejelasan tentang ekspetasi-ekspetasi kinerja individual dan tugas-tugas yang terspesialisasi. 2. Pembagian kerja, yang menghindari timbulnya duplikasi, konflik, dan penyalahgunaan sumber daya-sumber daya, baik sumber daya material maupun sumber daya manusia. 3. Terbentuknya suatu arus aktivitas kerja yang logikal, yang dapat dilaksanakan dengan baik oleh individu-individu atau sebagai kelompok-kelompok. 4. Saluran-saluran komunikasi yang mapan, yang membantu pengambilan keputusan dan pengawasan. 5. Mekanisme-mekanisme yang mengkoordinasi, yang memungkinkan tercapainya harmoni antara para anggota organisasi, yang terlibat dalam aneka macam kegiatan. 6. Upaya-upaya yang difokuskan yang berkaitan dengan sasaran-sasaran secara logikal dan efisien. 7. Struktur-struktur otoritas tepat, yang memungkinkan kelancaran perencanaan dan pengawasan pada seluruh organisasi yang bersangkutan.
Sesuai dengan pendapat diatas maka dapat dipaparkan kembali bahwa pengorganisasian merupakan sebuah kegiatan didalam mengelompokkan kegiatan, tanggung jawab, beserta wewenang yang di emban oleh setiap orang di dalam suatu organisasi.
2.2.3 Actuating (Penggerakan) Setelah
adanya
rencana
dan
pengorganisasian,
selanjutnya
proses
penggerakan. Penggerakan adalah proses menjalankan semua rencana kegiatan dan ruang lingkup didalam organisasi. Sutarno (2004:144) menyatakan bahwa penggerakan adalah pelaksanaan atas hasil-hasil perencanaan dan pengorganisasian dan merupakan aktivitas-aktivitas atau kegiatan utama sehari-hari seorang kepala/manajer, yang meliputi: 1. Kepemimpinan Dalam melaksanakan aktivitas perpustakaan diperlukan kepemimpinan untuk memberikan arah dan menggerakkan sumber daya manusia yang ada. Dalam kepemimpinan terjadi proses saling mempengaruhi antara pemimpin dan yang dipimpin. Efektivitas kepemimpinan dipengaruhi oleh banyak faktor, antara lain: kemampuan memotivasi, mengendalikan situasi, bertanggung jawab, adil, dan percaya diri. 2. Pengarahan Pada intinya pengarahan adalah membimbing dan mengendalikan, mengajar, memberi tahu, dan membuat staf bisa melakukan sesuatu. Pengarahan (directing) bersumber pada kewenangan untuk memberikan perintah yang dikaitkan dengan konsekuensi hukum dan materiilnya. 3. Komunikasi Komunikasi sangat menentukan proses manajemen. Untuk menjalin hubungan yang baik antar individu diperlukan komunikasi yang efektif guna mencapai hubungan kerja sama yang baik. 4. Pemberian motivasi Pemberian motivasi oleh pimpinan kepada staf mengenai kesediaan untuk beraksi dan bertindak positif seperti berpartisipasi aktif terhadap pimpinan. Motivasi ini berkaitan dengan perilaku manusia, dan dalam hal itu perlu dipahami segi-segi psikologis. 5. Penyediaan sarana dan prasarana/fasilitas Penyediaan fasilitas merupakan bagian dari penggerakan yang dilakukan untuk efisiensi operasional dan meningkatkan daya kerja staf.
Dengan fasilitas yang memadai maka staf dapat bekerja lebih mantap, bersemangat, sungguh-sungguh, dan tanpa ragu-ragu untuk organisasi.
Secara arti kata penggerakan sama halnya dengan pelaksanaan, berjalannya tugas, pengarahan maupun melakukan perintah. Semua istilah tersebut sebenarnya intinya sama, yaitu artinya dalam fungsi manajemen dalam penggerakan kegiatan yang sedang berlangsung. Pengarahan bersifat sangat kompleks karena disamping menyangkut manusia juga menyangkut berbagai tingkah laku dari manusia-manusia itu sendiri (Stuert dan Moran, 2002: 317). Pada dasarnya pengarahan memang sangat rumit, karena manusia adalah makhluk individu sehingga banyak mempunyai perbedaan. Manusia dengan berbagai tingkah lakunya sehingga mempunyai watak, sifat, tabiat maupun emosi, nilai-nilai sosial yang beraneka ragam.
2.2.4 Controlling (Pengawasan) Pengawasan merupakan langkah pengendalian atau pemantauan didalam organisasi. Dalam kegiatan pengawasan biasanya dilakukan oleh seorang manajer dalam organisasi, baik dari manajer puncak sampai dengan manajer bawah yang secara langsung mempunyai tugas dan tanggung jawab untuk mengendalikan kegiatan kegiatan teknis yang dioprasikan oleh petugas oprasional. Fungsi pengawasan ini dijalankan dari awal mulai perencanaa sampai dengan pelaksanaan
kegiatan yang sesuai dengan tujuan awal direncanakan. Menurut Sutarno (2004: 158), pengawasan atau kontrol dilaksanakan untuk: 1. Mengetahui apakah semua kegiatan telah dapat berjalan sesuai dengan rencana semula. 2. Mengetahui apakah di dalam pelaksanaan terjadi hambatan, kelemahan, kesulitan, dll. 3. Mengetahui secara dini hal-hal yang menyebabkan timbulnya masalah. 4. Mencegah terjadinya kegagalan, kerugian, penyalahgunaan kekuasaan, wewenang, penyimpangan, dan pemborosan. 5. Meningkatkan efisiensi dan efektivitas organisasi.
Pengawasan mengang amat sangat penting untuk dilakukan pada sebuah organisasi. Semua ini tidak lain hanya bertujuan agar semua yang direncanakan sebelumnya dapat berjalan lancar dan dikerjakannya dengan baik sesuai tujuan awal. Setelah adanya pengawasan maka sangat diinginkan agar tidak terjadi suatu kesalahan dan penyalahgunaan baik itu material, penggunaan sumber daya organisasi, pemanfaatan biaya, dan waktu.
2.3 Manajemen Sumber Daya Manusia di Perpustakaan Perguruan Tinggi 2.3.1 Pengertian Perpustakaan Perguruan Tinggi Perpustakaan perguruan tinggi yang keberadaannya tepat pada suatu perguruan tinggi yang menyediakan informasi dibutuhkan para pengguna yang berada pada perguruan tinggi tersebut. Perpustakaan perguruan tinggi adalah perpustakaan yang terdapat di lingkungan lembaga pendidikan tinggi seperti universitas, institut,
sekolah tinggi, akademi dan lembaga perguruan tinggi lainnya (Hermawan & Zulfikar,2006). Dalam hal ini juga disebutkan mengenai perpustakaan perguruan tinggi yang diatur dalam UU No.43 Tahun 2007 Pasal 24 yaitu: 1) Setiap perguruan tinggi menyelenggarakan perpustakaan yang memenuhi standar nasional perpustakaan dengan memperhatikan Standar Nasional Pendidikan. 2) Perpustakaan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) memiliki koleksi, baik jumlah judul maupun jumlah eksemplarnya, yang mencukupi untuk mendukung pelaksanaan pendidikan, penelitian, dan pengabdian kepada masyarakat. 3) Perpustakaan perguruan tinggi mengembangkan layanan perpustakaan berbasis teknologi informasi dan komunikasi. 4) Setiap perguruan tinggi mengalokasikan dana untuk pengembangan perpustakaan sesuai dengan peraturan perundang-undangan guna memenuhi standar nasional pendidikan dan standar nasional perpustakaan. Menurut pengertian diatas bahwa perpustakaan perguruan tinggi adalah perpustakaan yang bernaung pada perguruan tinggi baik itu pada universitas, institute, sekolah tinggi, akademi, politeknik, maupun lembaga perguruan tinggi lainnya sebagai penunjang terlaksananya visi dan misi perguruan tinggi tersebut.
2.3.2 Tujuan Perpustakaan Perguruan Tinggi Perpustakaan perguruan tinggi didirikan sebagai lembaga yang bernaung di dalam intansi perguruan tinggi yang menyediakan bahan pustaka sebagai penunjang dari kegiatan belajar mengajar dan dapat dimanfaatkan sebagaimana mestinya. Tujuan perpustakaan perguruan tinggi menurut Hermawan dan Zulfikar (2006:34),
“Secara umum tujuan perpustakaan perguruan tinggi adalah menunjang Tri Dharma Perguruan Tinggi, yaitu penyelenggaraan pendidikan, penelitian dan pengabdian kepada masyarakat. Secara khusus adalah untuk membantu para dosen dan mahasiswa, serta tenaga kependidikan di perguruan tinggi itu dalam proses pembelajaran” Sedangkan tujuan perpustakaan perguruan tinggi menurut Hasugian (2009:80), “Tujuan perpustakaan
perguruan tinggi
di
Indonesia adalah untuk
memberikan layanan informasi untuk kegiatan belajar, penelitian, dan pengabdian kepada masyarakat dalam rangka melaksanakan Tri Dharma Perguruan Tinggi”.
Dari uraian pendapat diatas maka dapat diketahui tujuan perpustakaan perguruan tinggi adalah sebagai lembaga penyedia layanan informasi serta menunjang dalam mengamalkan Tri Dharma Perguruan Tinggi yaitu meliputi pendidikan, penelitian,dan pengabdian kepada masyarakat.
2.3.3 Fungsi Perpustakaan Perguruan Tinggi Fungsi perpustakaan perguruan tinggi yaitu sebuah tanggung jawab yang di miliki oleh perpustakaan sebagai penunjang di dalam tercapainya visi maupun misi perpustakaan perguruan tinggi tersebut. Dengan itu, perpustakaan perguruan tinggi memiliki berbagai fungsi menurut Jendral Pendidikan Tinggi (2004:3), yaitu sebagai berikut:
1. Fungsi Edukasi. Perpustakaan merupakan sumber belajar para sivitas akademika, oleh karena itu koleksi yang disediakan adalah yang mendukung pencapaian pembelajaran. 2. Fungsi Informasi. Perpustakaan merupakan sumber informasi yang mudah diakses oleh pencari dan pengguna informasi. 3. Fungsi Riset. Perpustakaan mempersiapkan bahan-bahan primer dan sekunder yang paling mutakhir sebagai bahan untuk melakukan penelitian dan pengkajian ilmu pengetahuan, teknologi dan seni. 4. Fungsi Rekreasi. Perpustakaan harus menyediakan koleksi rekreatif yang bermakna untuk membangun dan mengembangkan kreativitas, minat dan daya inovasi pengguna perpustakaan. 5. Fungsi Publikasi. Perpustakaan selayaknya juga membantu melakukan publikasi karya yang dihasilkan oleh warga perguruan tingginya yakni sivitas akademik dan staf non-akademik. 6. Fungsi Deposit. Perpustakaan menjadi pusat deposit untuk seluruh karya dan pengetahuan yang dihasilkan oleh warga perguruan tingginya. 7. Fungsi Interpretasi. Perpustakaan sudah seharusnya melakukan kajian dan memberikan nilai tambah terhadap sumber-sumber informasi yang dimilikinya untuk membantu pengguna dalam melakukan dharmanya. Selain itu Menurut Yusuf (2009:340) dalam ilmu informasi, komunikasi, dan kepustakaan, yaitu: “Perpustakaan mempunyai tugas menghimpun, mengolah, menyebarluaskan informasi untuk kepentingan masyarakat luas dan berfungsi edukatif, normatif, rekreatif, bahkan dapat digunakan untuk kepentingan penelitian. Disamping itu perpustakaan juga berfungsi deposit dan fungsinya sebagai lembaga pelestari informasi, pengetahuan, dan teknologi hasil budaya manusia.” Lain halnya definisi tentang fungsi perpustakaan perguruan tinggi menurut Mahmudin (2006:2), yaitu : “Fungsi perpustakaan perguruan tinggi adalah mendukung pelaksaaan Tri Dharma Perguruan Tinggi yang diantaranya menyediakan informasi ilmiah untuk para mahasiswa, dosen, dan karyawan maupun pemakai dari luar. Baik koleksi buku, majalah, surat kabar, dan jenis koleksi lainnya.”
Dari pemaparan para ahli yang telah disebutkan diatas maka dapat disimpulkan bahwa perpustakaan perguruan tinggi memiliki fungsi yang tidak lain diantaranya sebagai fungsi edukasi, informasi,riset, rekreasi, publikasi, deposit, dan interpretasi yang merupakan sebagai pendukung dari pada pelaksanaan Tri Dharma Perguruan Tinggi.
2.3.4 Tugas Perpustakaan Perguruan Tinggi Tugas perpustakaan perguruan tinggi yaitu merupakan suatu kewajiban yang patut diemban dalam hal penyedia informasi pada instansi terkait. Setiap perpustakaan telah memiliki tugas yang telah ditetapkan oleh lembaga yang menaunginya.Tugas perpustakaan adalah menghimpun, menyediakan, mengolah, memelihara dan mendayagunakan semua koleksi bahan pustaka, menyediakan sarana pemanfaatannya, dan melayani masyarakat pengguna, yang membutuhkan informasi dan bahan bacaan (Sutarno,2006:53) Di dalam kegitan di perpustakaan, selain meninjau dari segi fungsi maupun tujuan dari perpustakaan perguruan tinggi maka perlu juga diketahui tugas yang layak di emban bagi setiap perpustakaan perguruan tinggi. Dengan keterkaitan dari pada komponen-komponen tersebut, maka Sjahrial-Pamuntjak (2000: 5)
memberikan
pernyataan tentang tugas perpustakaan perguruan tinggi yaitu melayani keperluan para mahasiswa dari tingkat persiapan sampai kepada mahasiwa yang sedang menghadapi ujian sarjana dan menyusun skripsi, para staf dalam persiapan bahan perkuliahan serta para peneliti yang bergabung dalam perguruan tinggi yang bersangkutan.
Selain itu dalam hal ini menurut Mahmudin (2006: 2) tugas dari perpustakaan perguruan tinggi adalah sebagai berikut: 1. Sebagai pusat kegiatan belajar mengajar yang berfungsi a. Membantu program pendidikan pada umumnya sesuai dengan tujuan lembaga di atasnya sesuai dengan misi dan visi lembaga tersebut. Mengembangkan kemampuan pengunjung menggunakan sumber informasi. b. Membantu pengguna dalam menyediakan informasi dan memperkaya pengetahuan. 2. Membantu memperluas pengetahuannya tentang suatu bidang pelajaran. 3. Mengembangkan minat, kemampuan dan kebiasaan membaca yang menuju kebiasaan belajar mandiri. 4. Membiasakan pengunjung untuk mencari informasi di perpustakaan, kemahiran dalam mencari dan menemukan informasi yang dibutuhkan. 5. Perpustakaan sebagai tempat belajar seumur hidup. Tugas dari perpustakaan perguruan tinggi yaitu sebagai tempat atau lembaga di dalam perguruan tinggi yang dapat menyediakan informasi tambahan dari pada proses belajar mengajar. Selain itu perpustakaan perguruan tinggi mampu mengikuti perkembangan yang tebaru demi tersedianya informasi sesuai dengan kebutuhan pemustakanya. Dari pemaparan para ahli di atas maka dapat dipakai sebagai gamabaran bahwa tugas dari pada perpustakaan perguruan tinggi merupakan sebuah lembaga yang bernaung di dalam perguruan tinggi dimana memberikan pelayanan, mampu mengolah, memproses, menyediakan dan mendayagunakan koleksi bahan pustaka yang ada dan sebagai penyedia informasi dalam hal penunjang kegiatan belajar mengajar dalam perguruan tinggi yang menaunginya.
2.3.5 Manajemen Sumber Daya Manusia Perpustakaan Perguruan Tinggi Didalam pengelolaan perpustakaan, secara umum yang harus dimiliki oleh perpustakaan perguruan tinggi yaitu tidak lain sumber daya manusia. Menjadi perpustakaan perguruan tinggi, maka sudah pasti perpustakaan memiliki orang yang mengerti seluk beluk kegitan pada perpustakaan, sehingga akan mempermudah dalam pengelolaan perpustakaan dan dapat mempermudah pelayanan terhadap pemustaka. Seperti yang di ungkapkan oleh Michael Armstrong dalam Cahayani (2005:103), mengatakan bahwa pengembangan sumber daya manusia meliputi: 1. Penggunaan pendekatan pendidikan dan pelatihan yang sistematis dan terencana. 2. Penerapan kebijakan dari pengembangan yang berkesinambungan. 3. Penciptaan dan pemeliharaan organisasi pembelajaran. 4. Pemastian bahwa seluruh kegiatan pandidikan dan pelatihan terkait dengan kinerja. 5. Adanya perhatian khusus untuk pengembangan manajemen dan perencanaan karier.
Menurut Siagian (2001), pengembangan sumber daya manusia dilakukan sesuai dengan perkembangan dan kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi. Pengembangan tersebut mencakup dua bidang, yaitu: 1. Kualitas (mutu), pengetahuan (knowledge), ketrampilan (skill), dan sikap (kepribadian) atau attitude. Pengembangan ini dilakukan dengan: a) Mengikutsertakan staf perpustakaan dalam pendidikan formal. b) Mengikutsertakan staf perpustakaan dalam pendidikan profesional (of the job training) seperti kursus bahasa, komputer, dan lainnya. c) Mengikutsertakan staf perpustakaan dalam kursus-kursus dan sejenisnya. d) Mengikutsertakan staf perpustakaan dalam latihan jabatan, pra jabatan, magang, dan sebagainya.
2. Kuantitas (jumlah), sesuai dengan kebutuhan. Dilakukan dengan cara: a) Menambah jumlah pegawai, apabila terjadi perkembangan organisasi. b) Mengurangi jumlah pegawai, apabila terjadi perampingan struktur organisasi. c) Mempertahankan yang ada, namun dilakukan efisiensi dan efektivitas agar terjadi penghematan waktu, tenaga, dan biaya serta sarana dan prasarana. Dari uraian pendapat diatas maka dapat diketahui manajemen sumber daya manusia pada perpustakaan perguruan tinggi memang harus dikembangkan dan mendapatkan perhatian khusus. Hal ini bertujuan untuk pemilihan sumber daya manusia tetap memperhatikan pendidikan, jumlah yang diinginkan serta melihat dari segi perkembangan serta dibutuhkan pelatihan atas ilmu informasi dan teknologi.