BAB II FAKTOR-FAKTOR PENYEBAB ANAK MELAKUKAN TINDAK PIDANA. Berbicara mengenai anak adalah sangat penting karena anak merupakan potensi nasib manusia hari mendatang, dialah yang ikut berperan menentukan sejarah bangsa sekaligus cermin sikap hidup bangsa pada masa mendatang 32 . Seorang anak yang merupakan bibit unggul serta memiliki harapan yang seluasluasnya guna mempersiapkan masa depannya sebagai tonggak keberhasilan suatu Bangsa dan Negara di masa yang akan datang tidak seharusnya terjerembab dalam dunia kejahatan. Tidak sewajarnya seorang anak yang sedang merajut mimpi indahnya justru harus berjuang dan melewati sebagian masa mudanya dibalik jeruji besi yang secara otomatis akan melenyapkan mimpi-mimpi indahnya akan hari esok. Bapak Bangsa Ir.Soekarno pernah berkata "Beri aku 1.000 orang tua, niscaya akan kucabut semeru dari akarnya. Beri aku 10 pemuda niscaya akan kuguncangkan dunia" 33. Begitu luar biasanya potensi yang dimiliki para pemuda sehingga Ir.Soekarno menyatakan demikian, namun didalam kehidupan seharihari tak jarang kita menyaksikan berbagi tindakan pidana justru dilakukan oleh pemuda ataupun anak yang secara hukum belum dianggap dewasa. Kita tidak dapat menutup mata terhadap berbagai kejahatan yang dilakukan oleh para generasi penerus bangsa tersebut seperti anak yang terlibat narkoba, tawuran antar pelajar, bahkan tindak pidana berat seperti pembunuhan.
32
Wagiati sutedjo (2005).Hukum Pidana Anak. Reflika Aditama. hlm.5. https://penasoekarno.wordpress.com/2009/11/07/kata-mutiara-bung-karno/ diakses pada hari Rabu 23 Maret 2016 Pukul 20.04 WIB 33
33 Universitas Sumatera Utara
34
Negara Indonesia merupakan sala-satu negara berkembang yang memiliki kepadatan penduduk yang besar. Banyaknya penduduk membuat tingkat kriminalitas semakin tinggi, hal itu dapa dilihat dari berbagai pemberitaan dimediayang memberitakan berbagai perbuatan pidana yang dilakukan oleh anak seperti tawuran antar pelajar 34, anak mencuri 35, bahkan pelajar membunuh. 36 Menurut Lunden Di Negara berkembang kejahatan timbul disebabkan oleh 37: 1. Besarnya jumlah dan sukarnya melakukan pencegahan terhadap gelombang urbanisasi remaja dari desa ke kota; 2. Terjadinya konflik antarnorma adat pedesaan (tradisional) dengan norma baru yang tumbuh dalam proses dan perkembangan kehidupan sosial yang cepat di kota besar; 3. Memudarnya pola-pola kepribadian individu yang terkait kuat pada pola kontrol sosial tradisionalnya, sehingga anggota masyarakat terutama remajanya mulai kehilangan pola kepribadian atau “samar pola” menentukan perilakunya. Anak didalam melakuan perbuatannya sering sekali belum memahami tentang keburukan yang terjadi akibat dari perbuatannya.Masa kanak-kanak adalah suatu masa yang sangat penting yakni sebagai suatu dasar/basis untuk perkembangan individu anak dalam perkembangan selanjutnya. Bila pada masa ini, salah mengarahkan pendidikan dan pengajaran, anak itu kelak akan mengalami kehidupan yang suram. 38 1. Sifat-sifat kriminlitas di dalam masa ini ialah: 39 a. Delik-delik yang dibuat umumnya berbentuk sangat sederhana. Misalnya : pencurian kecil-kecilan dan perbuatan-perbuatan merusak. Dan kriminalitet yang dilakukan anak normal psychologisnya pada masa ini lebih banyak karena kejiwaan anak itu belum cukup matang/ lebih banyak ketidaktahuannya bahwa perbuatannya terlarang. 34
Lihat http://news.metrotvnews.com/read/2014/08/14/277263/satu-pelajar-tewas-dalamtawuran-antar-pelajar-di-jakarta-timur diakses pada tanggal 2 oktober 2015 pukul 21.56 WIB 35 Lihat http://www.suara.com/news/2015/09/16/060100/miris-masih-anak-smp-sudahjadi-ahli-mencuri-motor diakses pada tanggal 2 oktober 2015 pada pukul 21.57 WIB 36 Lihat http://news.okezone.com/read/2015/04/18/340/1136161/pelajar-smp-bunuhtemannya-gara-gara-utang diakses pada tanggal 2 oktober 2015 pada pukul 21.57 WIB 37 Marlina I, Op.Cit.,, hlm.2; dikutip dari soedjono Dirjosiworo (1984). Sosio Kriminologi, Amalan Ilmu-Ilmru sosial dalam Studi Kejahatan. Bandung: Sinar Baru, hlm. 70. 38 H.M Ridwan, Ediwarman,( 1994 ), Azas-azas Kriminologi, Medan: USU PRESS, hlm.7. 39 Ibid.,
Universitas Sumatera Utara
35
b. Delik-delik yang diperbuat itu dapat terjadi karena perasaan-perasaan yang lemah (spiritual neglect) ataupun karena diasingkan, sehingga delik itu adalah sebagai protes. c. Delik-delik itu juga dapat disebabkan masa kanak-kanak yang mempunyai oto-aktifiset yang berlebih, maka sebagai peyalurannya bisa jadi membuat delik-delik yang sebenarnya, karena jiwanya belum matang untuk mengetahui bahwa perbuatannya terlarang. d. Delik-delik itu bisa juga terjadi karena suruhan/pengaruh kawannya (yang dewasa), yang sebenarnya anak itu belum matang untuk membedakan mana yang terlarang dan mana yang tidak. e. Di samping sifat tersebut di atas, faktor-faktor ekonomis juga tidak dapat dilupakan. 2. Frekuensi kriminalitas pada masa ini ialah: 40 a. Yang diperbuat hanyalah kelakuan-kelakuan buruk yang tidak dapat dikenai pidana/hukuman. b. Seandainya unsur-unsur kriminalitas itu sesuai dengan delik yang tertera di dalam Undang-undang, maka perbuatan ini tidak selamanya dapat dipidana kalau dilakukan oleh anak-anak. c. Orang umumnya tidak mau melaporkan perbuatan-perbuatan delik yang dilakukan oleh anak-anak kepada pihak yang berwenang.
A. Teori-Teori Kriminologi Dalam Anak Melakukan Tindak Pidana. Beberapa ahli kriminologi memberikan berbagai pandangannya tentang mengapa dan bagaimana kejahatan itu bisa terjadi di dalam masyarakat, tidak hanya kejahatan yang dilakukan orang dewasa, kejahatan yang dilakukan oleh anak juga memiliki latar belakang yang tidak jauh berbeda, semua meliputi bidang sosial maupun ekonomi. Berikut beberapa pandangan para ahli tentang kejahatan : 1. Zaman Kuno (zaman Yunani dengan beberapa sarjananya) 41 a. Plato 1) Republiek : Emas, manusia adalah merupakan sumber dari banyak kejahatan. Makin tinggi kekayaan dalam pandangan manusia, merosot penghargaan terhadap kesusilaan. Demikian juga dalam setiap negara dimana terdapat banyak orang miskin, dengan diam-diam terdapat bajingan-bajingan, tukang copet, pemerkosa agama, penjahat dari bermacam-macam corak. 40
Ibid., hlm.8. Ibid., hlm.50.
41
Universitas Sumatera Utara
36
2) De wetten : Jika dalam suatu masyarakat tidak ada yang miskin dan tidak ada yang kaya, tentunya akan terdapat kesusilaan yang tinggi disana. Karena di situ tidak akan ada ketakaburan, tidak pula kelalaian, juga tidak ada rasa iri hati dan benci. b. Aristoteles 42 Berkata kemiskinan menimbulkan kejahatan dan pemberontakan (Politik). Kejahatan yang besar tidak diperbuat untuk memperoleh apa yang perlu untuk hidup, tapi untuk kemewahan. 2. Zaman abad pertengahan 43 Golongan scholastik, Thomas Van Aquino. Hubungan/pengaruh kemiskinan atau kejahatan : Orang kaya yang hanya hidup untuk kesenangan dan memboros-boroskan kekayaannya, jika pada suatu kali jatuh miskin mudah menjadi pencuri (De regimine principum). Kemiskinan biasanya memberi dorongan untuk mencuri (summa contra gentiles).Dalam keadaan yang sangat memaksa orang-orang boleh mencuri (Summa theologica). 3. Zaman Permulaan Sejarah Baru abad ke-16 44 Th. More, ikhtiarkan supaya orang memperoleh nafkah yang cukup dan kejahatan akan berhenti. Pengarang Utopia (1616), sangat dipengaruhi Plato. Isinya: suatu negara yang alat-alat produksinya dikuasai oleh umum, penduduk Utopia ini melebihi semua bangsa di dunia dalam hal perikemanusiaan, kesusilaan dan kebaikan. More menentang kekejaman/kekerasan hukuman pada waktu itu yang dalam 24 tahun ada 72.000 pencuri digantung, yang berpenduduk 3 sampai 4 juta. Biarpun diberantas dengan kekerasan, arus kejahatan tidak berhenti tapi harus dicari sebab musabab kejahatan dan menghapuskannya. Kekayaan dengan mudah punah dan orang-orang yang sudah biasa hidup mewah bila miskin mudah jahat, banyak anak-anak dari si miskin hidup dalam lingkungan yang tidak baik dan dengan jalan ini menjadi penjahat. 4. Zaman Revolusi Perancis abad ke-18 a. Penentangan terhadap hukum pidana dan acara pidana yang berlaku. Hukum pidana pada waktu itu semata-mata menakut-nakuti dengan jalan hukuman yang berat. Hukuman mati yang berbagai cara yang didahului dengan penganiayaan yang ngeri ( ditarik dengan roda ) hukuman badan yang sehari-hari dilakukan : hanya pencegahan untuk umum dengan menakut-nakuti (sebagai 42
Ibid., Ibid., 44 Ibid.,hlm.50. 43
Universitas Sumatera Utara
37
contoh untuk orang lain) yang dipandang penting hanya perbuatannya, kepribadian si penjahat tidak dipentingkan. 45 Peraturan hukum pidana tidak tegas perumusannya dan memberikan kemungkinan berbagai tafsiran. Acara pidana juga demikian. Terdakwa hanya dipandang sebagai benda pemeriksaan yang dilakukan dengan rahasia dan hanya berdasarkan laporan tertulis saja, cara pembuktiannya tergantung kepada kemauan pemeriksa dan pengakuan dipandang sebagai cara pembuktian yang utama (bangku pemeriksaan). Penetapan golongan tengah terhadap enciem-regime mempengaruhi juga hukum acara pidana dan aufklarung = hak-hak manusia akan berlaku juga untuk penjahat. 46 Montesquieu bukunya “Esprit deslois” = menentang tindakan sewenangwenang hukuman kejam dan banyak hukuman yang dijatuhkan. 47 Rousseau, bukunya menentang perlakuan kejam terhadap penjahat. 48 Voltaire, membela Jean Calas yang tidak berdosa yang telah dijatuhi dan menjalani hukuman mati. Dia menentang peradilan yang sewenang-wenang. 49 Ketidaktegasan hukum serta kesewenang-wenangan penguasa juga turut andil menjadi penyebab terjadinya kejahatan. Karena rakyat yang merasa ketidakadilan akan timbul pemberontakan terhadap keputusan penguasa. b. Sebab –sebab sosial (kemasyarakatan) dari kejahatan. Montesquieu berkata: pembentuk perundang-undangan yang baik harus lebih mengikhtiarkan pencegahan kejahatan daripada hukuman, bukunya “Esprit des lois”. 50 Voltaire dalam bukunya “prisexde la justice et de I’humanite”: Pencurian dan lain-lain kejahatan adalah kejahatan orang miskin. 51
45
Ibid.,hlm.52. Ibid., 47 Ibid., 48 Ibid., 49 Ibid., 50 Ibid.,hlm.54. 51 Ibid., 46
Universitas Sumatera Utara
38
Rosseau dalam Encyclopedia: kesengsaraan merupakan ibu dari kejahatan dan dalam Le contract Social = dalam Negara yang diperintah dengan baik terdapat sedikit penjahat dan dalam Discours sur I’origine et Les Foundaments de I’inegali te parmi les homes adanya milik perseorangan atas tanah menyebabkan banyak kejahatan. 52 Baccaria dalam delitti e dellepene = pencurian biasanya adalah kejahatan yang timbul karena kesengsaran dan putus asa. D.Hollbach dalam sistem sosial = didalam masyarakat dimana orang miskin terdesak hingga putus asa, kejahatan merupakan jalan untuk mendapat nafkah. 53 Diantara
golongan
sosialis-utopis.Jean
Meslier
dalam
testamennya
menghubungkan hak milik dengan kejahatan. 54 Pengarang sosialis Inggris, menunjuk hubungan antara kejahatan dengan masyarakat antara lain : 55 R.Wallace pendaulu dari Malthus. Dalam bukunya Disertation On The Member of Mankind in Ancient and Modern Times, dan dalam bukunya Various Prospects of Mankind Naturo, and Prodonde, suatu masyarakat dimana alat-alat produksi dikuasai oleh masyarakat tidak terdapat pencurian dan perampokan. Ahli Moral di Inggris : J.Bentham : Sebab kejahatan yang terdapat dalam masyarakat lebih utama mencegah kejahatan daripada menghukumnya. Minuman keras dianggapnya salasatu sebab yang utama dari kejahatan agresif harus diberantas dengan macam-
52
Ibid., Ibid., 54 Ibid., 55 Ibid.,hlm.55. 53
Universitas Sumatera Utara
39
macam jalan, seperti menyadarkan rakyat agar gemar berolahraga, musik, sandiwara dan lain-lain. 56 Memberantas kejahatan ekonomi perlu memelihara mereka yang tidak mempunyai mata pencaharian, jika tidak mereka akan berbuat jahat dan tidak ada ancaman hukuman yang dapat menahannya. 57 c. Sebab-sebab Antropologi daripada kejahatan. 1) J.C De La Mettrie, dokter Perancis = Murid Boerhave. Ia megupas kejahatan dari sudut determinise yang murni, tapi bukanlah berpendapat seorang penjahat tidak perlu dihukum dalam bukunya Traite di L’ame dan L’homme machine. Juga dia dianggap pelopor dari Gall yang berpendapat : Fungsi psycho bertempat dalam otak. Zatzat racun yang berpengaruh terhadap otak dus berpengaruh pada psycho. Maka beberapa penyakit dan keadaan abnormal dapat diketahui dari musabab kejahatan (contoh seorang yang hamil dibakar karena mencuri). Sehubungan dengan itu dia berkata : Anjing gila memang harus dibunuh, ular-ular dibinasakan. Lebih lanjut dia berkata : saya mempunyai pengertian tentang segala sesuatu yang dituntut oleh kepentingan masyarakat. Akan tetapi pastilah lebih baik kita mempunyai sarana-sarana kedokteran yang ulung sebagai hakim.Hanya merekalah yang dapat menetukan apakah si petindak pidana itu bersalah atau tidak. 58 2) J.K. Lavater ahli agama Swiss. Bukunya Physiogonomiche Fragmente Zur Beforderung der Menschenkenntnis und Menchenliebe. Dia seorang pelopor yang menyelidiki ciri-ciri lahiriah daripada watak (roman muka,tulisan,jalannya). 59
56
Ibid., Ibid., 58 Ibid.,hlm.56. 59 Ibid., 57
Universitas Sumatera Utara
40
B. Mazhab – Mazhab Tentang Sebab-Sebab Kriminal Secara Umum Dalam Perspektif Kriminologi. 1. Mazhab Italia atau Mazhab Antropologi Antara lain tokohnya yang terkenal kita sebut : C.Lombroso, dengan buah pekerjaannya yang paling penting ialah “L’uomo deliquente”. Menurut Lombroso manusia yang pertama adalah penjahat dari semenjak lahirnya. 60 Antropologi Penjahat : Penjahat umumnya dipandang dari segi antropologi merupakan suatu jenis manusia tersendiri (genus home delinguenes), seperti halnya dengan Negro. Mereka dilahirkan demikian (il delinguente nato) mereka tidak mempunyai predis posisi untuk kejahatan, tetapi suatu prodistinasi, dan tidak ada pengaruh lingkungan yang dapat merubahnya. Sifat batin sejak lahir dapat dikenal dari adanya stigmate-stigmate lahir, suatu tipe penjahat yang dapat dikenal. 61 Hypothese atavisme : soalnya ialah bagaimana caranya menerangkan terjadinya makhluk yang abnormal itu (penjahat sejak lahir). Lombroso dalam memecahkan soal tersebut, memajukan hypothase yang sangat cerdik, diterima bahwa orang masih sederhana peradabannya sifatnya adalah amoral, kemudian dengan berjalannya waktu dapat memperoleh sifat-sifat susila (moral), maka orang penjahat merupakan suatu gejala atavis, artinya ia dengan sekonyongkonyong dapat kembali menerima sifat-sifat yang sudah tidak dimiliki nenek moyangnya yang lebih jauh ( dinamakan pewarisan sifat secara jauh kembali ). 62
Hypothese pathologi : selama beberapa waktu Lombroso dengan penganutpenganutnya menyatakan bahwa penjahat adalah seorang penderita penyakit epilepsi. 63 Type penjahat : ciri-ciri yang dikemukakan oleh Lombroso terlihat pada penjahat, sedemikian sifatnya, sehingga dapat dikatakan tipe penjahat. Para penjahat dipandang dari sudut antropologi mempunyai tanda-tanda tertentu, umpamanya isi tengkoraknya (pencuri) kurang bila dibandingkan dengan orang lain, dan terdapat kelainan-kelainan pada tengkoraknya.Dalam otaknya terdapat keganjilan yang seakan-akan mengingatkan kepada otak-otak hewan, biarpun tidak dapat ditunjukkan adanya kelinan-kelainan penjahat yang khusus. Roman mukanya juga lain daripada orang biasa, tulang rahang lebar, muka menceng, 60
Ibid .,hlm.65. Ibid., 62 Ibid., 63 Ibid., 61
Universitas Sumatera Utara
41
tulang dahi melengkung kebelakang (disebut front fuyant) dll. Juga kurang perasaannya dan suka akan tatouage- seperti halnya pada orang yang masih sederhana peradabannya. 64
2. Mazhab Perancis atau Mazhab Lingkungan. Mazhab ini menentang mazhab Italia. “Die Well ist mehr Schuld an mir, als ish,” yakni dunia adalah lebih bertanggungjawab terhadap bagaimana jadinya saya, daripada diri saya sendiri. 65 Tokoh-tokohnya antara lain : 66 a. A. Lacassagne Ia merumuskan mazhab lingkungan sebagai berikut : “L’important eas le melieu social. Permettez-,oi une comparaison empruntee a’la theorie modern. Ie milieu social est lebouillon de culture de la criminalite : le microbe, c’est le criminel, un element qui n’a d’importance que le jour on iltrouve le bouillon le fait fermenter” artinya : yang terpenting adalah keadaan sosial disekeliling kita. Izinkanlah saya mengemukakan suatu perbandingan yang diambil dari teori modern. Keadaan sosial disekeliling kita adalah suatu pembenihan untuk kejahatan, kuman adalah si penjahat, suatu unsur baru mempunyai arti apabila menemukan pembenihan yang membuatnya berkembang.” b. G. Tardo Menurut pendapatnya kejahatan bukan suatu gejala yang antropologis tapi sosiologis, yang seperti kejahatan-kejahatan masyarakat lainnya dikuasai oleh peniruan.“Tous les actes importans de la vie Sociale sent executes sous L’empire de L’exemple,” yakni semua perbuatan penting dalam kehidupan sosial dilakukan dibawah kekuasaan contoh. 3. Mazhab Bio-Sociologi Ferri memberikan suatu rumus tentang timbulnya tiap-tiap kejahatan adalah resultante dari keadaan individu, fisik dan sosial.Pada suatu waktu unsur individu yang paling penting.Keadaan sosial memberi bentuk kejahatan, tapi ini berasal dari bakatnya yang biologis yang anti sosial (organis dan psychis). Diantara semua penganut dari Lombroso, Ferri yang paling berjasa dalam menyebarkan ajarannya. Sebagai seorang ahli ilmu pengetahuan, ia sudah mengetahui bahwa ajaran Lombroso dalam bentuk aslinya tidak dapat dipertahankan. Dengan tidak mengubah intinya, Ferri mengolah bentuknya, sehingga tidak lagi begitu berat sebelah, dengan mengakui pengaruh lingkungan.
64
Ibid.,hlm.66. Ibid., 66 Ibid., 65
Universitas Sumatera Utara
42
Dari uraian diatas aliran bio-sosiologis ini bersynthese kepada aliran antropologi yaitu keadaan lingkungan yang menjadi sebab kejahatan, dan ini berasal dari Ferri.Rumusnya berbunyi “tiap kejahatan adalah hasil dari unsurunsur yang terdapat dalam individu yaitu seperti unsur-unsur yang diterangkan oleh Lombroso. Lama- kelamaan banyak ahli kriminologi menganut aliran tersebut antara lain Prins di Brussel mendirikan union Internasionale dr Droit Penal. 67 4. Mazhab Spiritualis Diantara aliran-aliran kriminologi yang mempunyai kedudukan sendiri, ialah aliran yang dulu mencari sebab terpenting dari kejahatan dalam tindak beragamanya seseorang. Menurut kampe kemudian aliran ini mengalami bermacam-macam perobahan dan kehalusan, oleh karena itu mungkin pada waktu sekarang lebih tepat jika dinamakan aliran neo-spiritualis, mempunyai kecenderungan mementingkan unsur kerohanian dalam mencegah terjadinya kejahatan-kejahatan. Yang termasuk aliran spiriualis lama, a.l. : a. M.De. Baets seorang padri di Belgia. Menyatakan dalam berkurangnya daya itu (agama), saya melihat salah satu sebab yang terpenting daripada penambahan jumlah kejahatan yang menakutkan ini. b. F.A.K. Krauss beranggapan semakin meluasnya pandangan lapisan bawah masyarakat, pengasingan diri terhadap Tuhan serta pandangan hidup dan pandangan terhadap dunia yang menjadi dasar sama sekali kosong dalam hal dorongan-dorongan moral, adalah merupakan dasar yang hitam dimana kebusukan dan kejahatan berkembang dengan subur. 68 5. Mazhab Mr.Paul Moedikno Moeliono Selain penggolongan yang dikemukakan terdahulu, masih ada penggolongan yang dikemukakan oleh Mr.Paul Moedikno Moeliono, seperti : 69 a. Golongan salahmu sendiri (s.s). Aliran ini berpendapat bahwa kejahatan timbul disebabkan kemauan bebas individu (free of the will). Kejahatan timbul sebagai ekspressi tanpa pessi sesuatu. 67
Ibid.,hlm.67. Ibid.,hlm.68. 69 Ibid., 68
Universitas Sumatera Utara
43
Karena kejahatan disebabkan oleh kemauan, maka perlu hukuman untuk jangan lagi berbuat jahat. b. Golongan tiada yang salah (t.o.s) Aliran ini mengemukakan bahwa sebab-sebabnya kejahatan ialah faktor herediter biologis (Bonger: convergensi bio-sosiologi), perasaan keagamaan (Bonger: aliran spiritualis ). Jadi kejahatan dari ekspressi dari pressi faktor biologis, kultural bio-sosiologis, spiritualis. c. Golongan salah lingkungan Aliran ini mengatakan timbulnya kejahatan disebabkan faktor lingkungan. Sebenarnya aliran ini dapat dimasukkan ke golongan tiada yang salah (Bonger : aliran Lingkungan). d. Golongan kombinasi Membicarakan golongan kombinasi, sebaiknya lebih dahulu memahami psikho-analisa Adler dan Freud. Mereka membagi struktur personal individu atas 3 bagian, yaitu : 1) Das ES = ID. Das ES berisi nafsu hewani yang jika meminta harus direalisir, dan sepenuhnya berada dalam alam tak sadar. Dalam lapisan ini nafsu itu bersifat koonstruktip (libido) dan ada bersifat destruktip (benci,ingin mati). Kedua kekuatan ini saling berlomba sehingga menimbulkan ketegangan. 2) Das ICH = EGO. Das ich terletak dalam kesadaran dan merupakan inti, berfungsi menyelaraskan tuntutan Das Es sesuai dengan norma kehidupan. Lapisan ini menyeleksi keinginan Das Es 3) Uber ICH = Super ego. Uber ich merupakan instansi tertinggi dalam mengatur tindakan manusia serta bernilai moral, norma yang mempengaruhi Ego membekas dalam super ego. Super ego mengontrol ego dan memberi celaan dan pujian terhadap tindakan ego.Orang beriman bila super ego membatasi nafsu dan mengarahkan ke hal yang normatif tinggi.Sebelum terbentuknya “iman” ini terlebih dahulu ada pertentangan antar das ich dan das es. e.
Golongan dialog. Golongan ini mendasarkan diri pada filsafat existensialisme, Filsafat existensialisme menempatkan cara wujud manusia sebagai tema sentral. Cara wujud manusia secara konkrit senantiasa berhubungan dengan sesama manusia, dengan dunia, diri sendiri, Tuhan. Dia merealisir dirinya secara terus menerus dalam suatu alam, mengadakan kontak dan dialog dengan alamnya. Manusia adalah dialogi, maka dia adalah pusat hubungan. Karena masnusia berdialog dengan lingkungan maka dia dipengaruhi lingkungan dan mempengaruhi lingkungan.
Universitas Sumatera Utara
44
C. Faktor-Faktor Penyebabkan Anak Melakukan Tindak Pidana. Kejahatan-kejahatan yang dilakukan oleh anak pada umumnya dilakukan karena kurang pemahaman terhadap hal yang baik dan buruk. Masa anak-anak adalah masa yang sangat rawan melakukan tindakan, karena masa anak-anak suatu masa yang rentan dengan berbagai keinginan dan harapan untuk mencapai sesuatu ataupun melakukan sesuatu. 70 Suatu kejahatan, kenakalan atau perbuatan pidana yang dilakukan oleh seseorang pasti memiliki penyebab yang menjadi latar belakang mengapa perbuatan itu dilakukan. Faktor-faktor yang mendorong perbuatan itu dilakukan sering juga disebut sebagai motivasi dimana didalamnya mengandung unsur niat, hasrat, kehendak, dorongan kebutuhan, cita-cita yang kemudian diwujudkan dengan lahirnya perbuatan-perbuatan, demikian pula perbuatan pidana yang dilakukan oleh anak tidak terlepas dari faktor yang mendukung anak yang melakukan perbuatan pidana. Menurut Kartini Kartono, perbuatan pidana yang dilakukan oleh anak terjadi disebabkan oleh beberapa faktor. Faktor tersebut dibedakan dalam dua kelompok besar yaitu: 1. Faktor Internal Faktor internal adalah faktor yang berasal dari dalam diri anak itu sendiri, faktor yang mendorong anak melakukan perbuatan pidana yang berasal dari dirinya sendiri yang meliputi beberapa hal yaitu: a. Untuk memuaskan kecenderungan keserakahan. b. Meningkatkan agresifitas dan dorongan seksual. c. Salah asuhan, salah didik dari orang tua sehingga anak menjadi manja dan lemah mentalnya. 70
Marlina I. Op.Cit., hlm.59.
Universitas Sumatera Utara
45
d. Hasrat untuk berkumpul dengan teman-teman senasib dan sebaya menjadi kesukaan untuk meniru-niru. e. Kecenderungan pembawaan yang patologis. f. Konflik batin sendiri dan kemudian mempergunakan mekanisme pelarian diri yang irasional. 71 2. Faktor Eksternal Menurut Kartini Kartono Faktor ekstern adalah faktor yang lahir dari luar dari anak faktor ini terdiri dari beberapa hal yaitu: a. Faktor Lingkungan Keluarga Keluarga mempunyai pengaruh yang sangat besar terhadap seorang anak. Keluarga merupakan lingkungan pertama dalam kehidupan seorang anak dan dari keluarga pula untuk pertama kalinya anak mendapat pendidikan. Hal ini sesuai dengan penjelasan Bimo Walgito mengenai arti keluarga bagi anak adalah merupakan tumpuan pendidikan anak. Keluarga pertama-tama bagi anak, dan dari keluarga pulalah anak pertama-tama akan menerima pendidikan , karena keluarga mempunyai peranan penting dalam keluarga. 72 Seorang anak dalam keluarga belajar untuk memegang peranan sebagai makhaluk sosial yang memiliki norma-norma yang akan dibawanya untuk memasuki kehidupan yang lebih luas dalam pergaulan dimasyarkat. Pengalaman yang didapatkan dari keluarga ikut menentukan cara anak untuk bertingkah laku. Apabila keluarga memberikan contoh yang baik maka akan berpengaruh positif bagi anak dan akan diwujudkan tingkahlakunya dalam pergaulan, baik pun sebaliknya jika dalam keluarga terjadi hubungan yang kurang baik, maka kemungkinan besar anak dalam pergaulanya akan berjalan secara tidak baik pula. Jadi bukan merupakan suatu yang mustahil apabila kemudian banyak dijumpai 71
Kartini Kartono. 1982, Pisikologi Anak, Alumni, Bandung, hlm 149 Bimo Walgito 1982, Kenakalan Anak, Fakultas Pisikologi UGM Yogyakarta hlm 9
72
Universitas Sumatera Utara
46
anak yang melakukan perbuatan yang menyimpang dari norma-norma yang berlaku dalam masyarakat. Pada umumnya sebagian besar waktu anak adalah berada dalam keluarga. Oleh karena itu tidak mustahil apabila anak nakal disebabkan karena pengaruh dari keadaan keluarganya, apalagi kondisi keluarga itu tidak normal. Keluarga tidak normal bisa berupa keluarga yang mengalami perpecahan atau sering disebut dengan istilah broken home .Perpecahan (broken home) sering mengakibatkan anak kurang mendapatkan kasih sayang dan perhatian dari bapak dan ibu atau bahkan keduaduanya. Kemudian Sudarsono mengatakan bahwa “ kedua orang tuanya masih utuh, tetapi karena masing-masing angota keluarga (ayah dan ibu) mempunyai kesibukan sehingga keduanya tidak sempat memberikan perhatianya terhadap pendidikan anak. 73 Perkembangan kehidupan masyarakat yang makin modern, sering dijumpai orang tua yang sibuk dengan urusanya masing-masing terutama dalam hal mencari nafkah. Kondisi ini menyebabkan anak kurang mendapatkan pengarahan dan pengawasan dari orang tuanya, sehingga tidak jarang anak kemudian mencari kesibukan di luar rumah yang bisa saja bersifat negatif untuk menarik perhatian orang tuanya sebagai bentuk pelampiasan karena merasa diabaikan. Lemahnya ekonomi keluarga juga bisa menjadi pendorong bagi anak untuk melakukan perbuatan pidana. Fenomena ini sering terjadi pada keluarga kelas menengah kebawah yang pada umumnya hanya bisa memenuhi kebutuhan hidupnya dalam batas minimum. Bahkan kadang-kadang untuk memenuhi kebutuhan anggota keluarga (anak) harus ikut berpartisipasi dalam mencari nafkah
73
Bimo Walgitop Op. Cit hlm 126
Universitas Sumatera Utara
47
demi mempertahangkan hidup mereka. Dengan kondisi yang seperti ini orang tua secara otomatis kurang dapat mengawasi anak-anaknya sehingga kadang untuk dapat memenuhi kebutuhanya sendiri seorang anak melakukan perbuatan yang tidak benar, (seperti mencuri, memeras, merampas dan sebagainya) b. Faktor Lingkungan sekolah Bambang Muliyono menegaskan bahwa” sekolah merupakan tempat pendidikan formal yang mempunyai peranan untuk mengembangkan anak-anak sesuai dengan kemampuannya dan pengetahuannya yang bertujuan agar anak belajar mengembangkan kreatifitas pengetahuan dan keterampilan”. 74 Masalah pendidikan di sekolah bisa menjadi motivasi dari luar yang bisa mendorong anak untuk melakukan suatu perbuatan yang menyimpang. Kondisi sekolah yang tidak baik dapat menggaggu proses belajar mengajar anak didik yang pada gilirannya dapat memberikan peluang bagi anak didik untuk berperilaku menyimpang, kondisi sekolah yang tidak sehat bisa disebabkan karena : a)
Sarana dan prasarana sekolah yang tidak memadai
b)
Kualitas dan kuantitas tenaga guru yang tidak memadai;
c)
Kesejahteraan guru yang tidak memadai;
d)
Kurikulum sekolah yang perlu ditinjau ulang;
e)
Lokasi sekolah yang rawan dengan kejahatan.
Hal yang perlu diperhatikan yaitu sesuai dengan perkembangan keadaan pada waktu sekarang ini adalah diantara anak-anak yang memasuki sekolah tidak semuanya berwatak baik misalnya ada yang penakut, ada yang patuh dan adapula 74
Bambang Muliyono , 1995. Pendekatan Anlisis Kenakalan Remaja Dan Penangulanganya, Kanisius, Yogyakarta hlm 29
Universitas Sumatera Utara
48
anak yang keras kepala dan tidak dapat diatur. Bahkan tidak jarang dijumpai dalam suatu sekolah yang anak didiknya suka merokok dan mengkonsumsi obatobat terlarang. Sikap-sikap tidak disiplin seperti inilah yang dapat berpengaruh besar kepada anak yang pada awalnya bermental baik.
c. Faktor lingkungan pergaulan Masyarakat merupakan tempat pendidikan ketiga setelah lingkungan keluarga dan sekolah, karena anak disamping berinteraksi dengan anggota keluarganya juga akan memasuki pergaulan yang lebih besar lagi yaitu lingkungan masyarakat disekitarnya. Pengaruh yang diberikan lingkungan pergaulan besar sekali dan bahkan terkadang dapat membawa perubahan besar dalam kehidupan keluarga. Dari lingkungan keluarga ini seorang anak akan banyak menyerap hal-hal baru yang dapat mempengaruhinya, untuk bertingkah laku lebih baik atau sebaliknya menjadi buruk. Pengaruh pergaulan dengan lingkunagan tempat tinggal seperti yang dikemukakan oleh A. Qirom Syamsudin Meliala, bahwa sudah merupakan naluri manusia untuk berkumpul dengan teman-teman bergaul. Tapi pergaulan itu akan menimbulkan efek yang baik dan yang tidak baik pula. Efek yang tidak baik akan mendorong anak yang tidak mendapat bimbingan yang baik dari orang tuanya menjadi terperosok pada hal-hal yang negatif. 75 Proses pembentukan keperibadian anak biasanya mulai dan berkembang pada saat anak tersebut menghabiskan sebagian besar waktunya untuk berkumpul dengan teman-temanya. Dengan demikian pengaruh lingkungan pergaulan terutama pengaruh dari teman-teman mainya sangat besar bagi anak dapat
75
A. Qirom Syamsudin Meliala 1985. Kejahatan Anak Suatu Tujuan Dari Pisikologi Dan Hukum Liberty, Yogyakarta, hlm 32
Universitas Sumatera Utara
49
melakukan apa yang dianggap baik menurutnya dan apa yang menjadi sumber bagi anak untuk melakukan perbuatan menyimpang. d. Faktor mass media atau media massa Mas media ayau yang sering dikenal dengan media massa, seperti majalah, surat kabar, radio, tape, televisi, VCD, dan lain-lain, memberikan pengaruh yang sangat besar bagi kehidupan manusia. Tidak dapat disangkal bahwa media massa memegang peranan yang positif dalam meningkatkan ilmu pengetahuan masyarakat. Kebaradaan sarana dan pra sarana dan alat-alat tersebut mempermudah masyarakat dapat mengetahui peristiwa yang terjadi baik diluar maupun dalam negri dengan cepat. Namun demikian kita juga harus mengigat tentang satu hal yakni yang tidak dapat disamakan dengan orang dewasa . apalagi jika dikaitkan dengan sifat anakanak yang suka meniru, ingin tahu dan mencoba-coba hal-hal yang dianggap oleh merekamerupakan hal yang baru. Saat ini banyak sekali kita jumpai Mass Media yang tidak mendidik, contoh umum seperti buku dan majalah yang menyajikan gambar dan cerita-cerita yang dikatagorikan sebagai pornografi dan tayangan-tayangan baik film maupun acara televisi yang mengetengahkan adegan porno dan kekerasan. Hal ini bisa memberikan pengaruh yang buruk terhadap anak, dengan mengigat kondisi control diri anak yang masi belum secara penuh dan juga mudahnya anak untuk melakukan hal-hal yang bagi mereka suatu hal yang menantang. Kita sering melihat kasus perkosaan oleh anak dibawah umur atau tindak pidana lainya dengan pelaku dibawah umur yang seringkali kita ketahui
Universitas Sumatera Utara
50
alasan dari anak melakukan tindakan tersebut akibat tontonan dan bacaan tentang kekerasan. Semakin canggih dan banyaknya alat untuk mengakses ilmu pengetahuan semakin banyak pula hal negatif yang harus diwaspadai, karena dampak dari kecanggihan teknologi tidak selalu bersifat positif tetapi juga negatif. Disinilah peran orang tua dan masyarakat untuk bisa memberikan pengertian lebih baik bagi anak terhadap acara-acara televisi, film-film yang ditonton, buku-buku bacaan dan hal-hal lain untuk menyikapi pengaruh negatif dari media massa.
D. Faktor-Faktor Yang Menyebabkan Anak Melakukan Tindak Pidana di Wilayah Kepolisian Sektor Percut Sei Tuan. Anak yang melakukan tindak pidana di wilayah kepolisian Percut Sei Tuan pasti memiliki alasan ataupun sebab kenapa melakukan perbuatan pidana. Berdasarkan data anak yang melakukan kejahatan di wilayah hukum kepolisian sektor Percut Sei Tuan hampir 90% berpendidikan rendah. Wawancara dengan beberapa penyidik di Polsek Percut Sei Tuan diperoleh data bahwa anak pelaku kejahatan yang berusia sekolah justru tidak sekolah karena berbagai faktor seperti ketidakmampuan orangtuanya membiayai untuk sekolah, kemudian ada juga yang anak tersebut yang lebih memilih untuk berhenti sekolah walaupun orangtuanya mampu untuk membiayai sekolahnya. Hal ini sesuai dengan keterangan yang diperoleh langsung melalui wawancara terhadap beberapa orang anak yang terlibat masalah pidana di kepolisian Percut Sei Tuan. Mulidin warga Perumnas Mandala berusia 16 Tahun yang terlibat masalah pemukulan terhadap sesama temannya, Mulidin mengatakan bahwa dia putus sekolah di kelas 1 SMP karena
Universitas Sumatera Utara
51
orangtua tidak memiliki biaya, Mulidin mengatakan orangtuanya hanya seorang penjual gorengan. Mulidin anak ke 2 dari 6 bersaudara, adiknya juga putus sekolah karena beban biaya. Alasan Mulidin melakukan pemukulan terhadap temannya karena tersinggung tidak diberi rokok oleh temannya. Kemudian Anto warga pasar Letda Sujono usia 14 tahun ditangkap saat mencuri uang di Warnet. Dilihat dari latar belakang keluarga, Anto berasal dari keluarga sederhana, orangtuanya pegawai swasta. Anto sekolah duduk di kelas 2 SMP, saat ditanya alasan mencuri karena uang sekolahnya sudah habis untuk main warnet bersama teman-temannya sedangkan pihak sekolah sudah menagih, karena takut ketahuan orangtuanya, Anto mencuri uang untuk mengganti uang sekolah yang telah dihabiskannya bersama teman-temannya. Anak melakukan tindak pidana pada dasarnya belum benar-benar memahami akibat dari perbuatanntya. Dari hasil wawancara terhadap anak sebagai pelaku perbuatan pidana dapat ditarik beberapa factor penyebab Anak melakukan perbauatan pidana seperti : a. Ekonomi Faktor Ekonomi menjadi salah-satu faktor anak melakukan kejahatan, latar belakang ekonomi keluarga yang tidak mampu memenuhi segala kebutuhan anak menyebabkan anak mencari pemenuhan kebutuhannya dari
lingkungan
luar.
Dari
hasil
wawancara,
diketahui
bahwa
perekonomian keluarganya berada dibawah garis kemiskinan. b. Pendidikan Latar belakang pendidikan yang rendah merupakan faktor anak melakukan kejahatan, anak yang seharusnya merasakan suka duka di bangku sekolah
Universitas Sumatera Utara
52
justru harus berhenti sekolah cenderung membuat mental anak menjadi semakin labil dan mudah sekali tersinggung. Merasa berbeda dengan anak seusianya yang sekolah, merasa minder dan agak malu untuk bergaul bersama anak seusianya sekolah membuatnya menjadi melakukan perbuatan pidana. c. Lingkungan Pergaulan Pergaulan anak menjadi penting untuk membentuk karakter dan pertumbuhan mentalnya. Anak sering salah bergaul justru membuatnya semakin dekat dengan kejahatan. Anak yang sekolah bergaul dengan orang yang lebih dewasa yang justru mengajari anak tersebut hal-hal yang buruk seperti merokok, mencuri, bertengkar, dsb. d. Perkembangan Teknologi Semakin berkembangnya teknologi mempengaruhi perkembangan Anak, seperti kecanduan main Game di Warnet. Anak sering lupa waktu ketika bermain game di warnet, uang jajan dari orangtua tidak cukup untuk memenuhi kebutuhanntya untuk bermain game di Warnet, sehingga menjadikan anak mencari uang jajan tambahan, menggunkan uang sekolah untuk bermain game di Warnet salah-satu cara yang dilakukan anak demi terwujudnya keinginannya untuk bermain game di warnet, kemudian untuk menutupi semua perbuatannya anak menjadi pelaku pidana seperti melakukan pencurian. e. Keluarga Segala
faktor-faktor
seperti
ekonomi,
pergaulan,
pendidikan,
perkembangan teknologi dapat dicegah oleh keluarga agar anak tidak
Universitas Sumatera Utara
53
melakukan perbuatan pidana. Keluarga juga menjadi faktor penentu perkembangan Anak. Sejak mulai bayi hingga beranjak remaja, Keluarga adalah tempat pertama anak belajar dari segala hal. Peran orangtua menjadi
sangat
penting
untuk
ikut
sama-sama
memperhatikan
perkembangan anak. Orangtua sering lupa memperhatikan anaknya karena tuntutan pemenuhan kebutuhan sehari-hari, kembali ekonomi keluarga menjadi faktor utama mengapa orangtua menjadi kurang mampu memperhatikan dan mengawasi perilaku anaknya, pergaulan anaknya baik di lingkungan tempat tinggal maupun lingkungan sekolah.
Universitas Sumatera Utara