16
BAB II
DATA & ANALIS A
2.1 Pengertian Hantu Hantu secara umum merujuk pada kehidupan setelah kematian. Hantu juga dikaitkan dengan roh atau arwah yang meninggalkan badan karena kematian. Definisi dari hantu pada umumnya berbeda untuk setiap agama, peradaban, maupun adat istiadat. Hantu seringkali digambarkan berukuran dan berbentuk manusia (walaupun ada yang menyebutnya menyerupai hewan), biasanya digambarkan "berkilauan", "berbayang", "seperti kabut", atau bayangan. Hantu tidak mempunyai tubuh kasar seperti manusia, hanya bayangan badan (astral body). Kadang kala tidak tampak bila dilihat tetapi dalam fenomena lain seperti pergerakan objek, lampu hidup dan mati dengan sendiri, bunyi, dll, yang tidak mempunyai penjelasan logik.
2.2 Kepercayaan Mengenai Hantu Atau Arwah Di Barat mereka yang mempercayai hantu kadang-kala menganggap mereka sebagai roh yang tidak tenang selepas mati, dan dengan itu berkeliaran di Bumi. Ketidak sanggupan mendapat ketenangan dijelaskan sebagai ada pekerjaan yang belum selesai, seperti mangsa yang mencari keadilan atau membalaskan dendam setelah mati. M enurut nonorthodox doktrin Katolik, hantu dikatakan berada ditempat antara Surga dan Neraka di mana roh bayi yang tidak dibaptis tinggal. Penting bagi kita mengetahui bahwa Protestant dan Kristian Evangelikal aliran utama yang percaya perwujudan hantu
17
secara prinsip (principalities), tetapi mereka tidak mempercayai hantu (sebagai semangat orang mati) dan meletakkan hantu ganas, seperti Poltergeist, kepada tindakan jembalang, sama seperti Islam. Dalam Katolik dan Kristian Anglikan (dan Christian Spiritualism), kepercayaan mengenai hantu diterima dan boleh dibicarakan dengan pendeta (clergy). Dalam kebudayaan Asia (seperti di Tiongkok), banyak orang yang percaya kepada reinkarnasi (reincarnation). Hantu merupakan roh yang tidak mau "di-reinkarnasi-kan" karena mereka mempunyai masalah yang belum selesai, sama seperti di Barat. Exorcist boleh membantu mangusir atau meng-reinkarnasi-kan hantu (reincarnated). Dalam tradisi Tiongkok, selain di-reinkarnasi-kan, hantu boleh menjadi abadi (immortal) dan menjadi setengah dewa (demigod), atau dia boleh pergi ke neraka dan menderita selamanya, atau dia boleh mati sekali lagi dan menjadi "hantu kepada hantu". Orang Tiongkok juga percaya bahwa sebagian hantu, terutamanya mereka yang mati lemas, membunuh manusia untuk menghalangi hak mereka untuk di-reinkarnasi-kan. M angsa "pembunuh" paranormal dikenali sebagai Ti Si Gui (替死鬼), yaitu bagi Tiongkok sama seperti kambing hitam. Dalam agama Hindu, pembahasan terperinci mengenai hantu terdapat dalam Garuda Purana, skripture dari Vedic tradisi Hindu. Kedua-dua Timur dan Barat mempunyai pendapat yang sama mengenai hantu. M ereka berkeliaran ditempat mereka biasa pergi sewaktu hidup atau tempat mereka meninggal. Tempat demikian dikenali sebagai "rumah berhantu"; hal yang mereka lakukan disebut "menghantui". M ereka sering kali menggunakan pakaian yang sering mereka pakai dimasa hidup.
18
Samsara Buddha memasukkan konsep alam hantu lapar. Sentient being dalam alam tersebut dirujuk sebagai Hantu Lapar karena ikatan mereka kepada dunia ini. Asura juga dirujuk sebagai "hantu pengganggu".
2.3 Hantu Dalam Agama-Agama Monotheis Dalam Islam, hantu dikelompokkan sebagai setan dari golongan jin yang kerap mengganggu manusia. Jin dikenali sebagai mahkluk halus yang tinggal di dalam alam lain. Bagaimanapun, kumpulan jin ini bisa memasuki alam manusia. Ada sebagian jin yang membuat hubungan dengan manusia dan patuh terhadap manusia, dengan tujuan menyesatkan manusia seperti merusakkan akidah. Persahabatan ini dikenali sebagai saka. Dalam Alkitab, mengacu pada kitab Yesaya dan Wahyu, hantu bisa dirunut asal-usulnya sebagai malaikat berdosa pengikut Lucifer yang jatuh ke bumi. Berdasar kitab Wahyu jumlah mereka disimbolkan sepertiga jumlah bintang.
19
2.4 Macam-Macam Hantu Dalam Tradisi Indonesia M asyarakat Indonesia mengenal berbagai jenis hantu/makhluk spiritual. Berikut adalah jenis-jenis hantu yang dikenal di Indonesia:
1. Kuntilanak Dalam bahasa M elayu : puntianak, pontianak adalah hantu yang dipercaya berasal dari perempuan hamil yang meninggal atau wanita yang meninggal karena melahirkan dan anak tersebut belum sempat lahir. Dalam folklor M elayu, sosok kuntilanak digambarkan dalam bentuk wanita cantik. Kuntilanak digambarkan senang meneror penduduk kampung untuk menuntut balas. Kuntilanak sewaktu muncul selalu diiringi harum bunga kemboja. Konon laki-laki yang tidak berhati-hati bisa dibunuh sesudah kuntilanak berubah wujud menjadi penghisap darah. Kuntilanak juga senang menyantap bayi dan melukai wanita hamil. Kuntilanak konon juga menyukai pohon tertentu sebagai tempat "bersemayam", misalnya waru yang tumbuh condong ke samping (populer disebut "waru doyong").
Gambar 2.4.1: Kuntilanak
20
2. Sundel bolong Sundel bolong ini diceritakan memiliki bentukan bolong dibagian punggung yang sedikit tertutup rambut panjangnya sehingga organ-organ tubuh bagian perut terlihat. Dimitoskan hantu sundel bolong mati karena diperkosa dan melahirkan anaknya dari dalam kubur. Biasanya sundel bolong juga diceritakan suka mengambil bayi-bayi yang baru saja dilahirkan.
Gambar2.4.2: Sundel Bolong
3. Tuyul Dalam mitologi Nusantara, terutama di Pulau Jawa, adalah makhluk halus berwujud anak kecil atau orang kerdil dengan kepala gundul. Penggambaran lainnya yang tidak disepakati semua orang adalah kulit berwarna keperakan, bersifat sosial (dalam pengertian memiliki masyarakat dan pemimpin), serta bersuara seperti anak ayam. Tuyul dapat dipekerjakan oleh seorang majikan manusia untuk alasan tertentu, terutama mencuri (uang). Untuk menangkal tuyul, orang memasang yuyu di sejumlah sudut rumah karena tuyul dipercaya menyukai yuyu sehingga ia lupa akan tugas yang dibebankan pemiliknya.
21
Kejadian tuyul dipercaya berasal dari janin orang yang keguguran atau bayi yang mati ketika lahir. Karena berasal dari bayi, karakter tuyul juga seperti anak-anak: gemar bermain (seperti laporan orang melihat sejumlah tuyul bermain pada tengah malam, dsb.).
Gambar 2.4.3: Tuyul
4. Pocong Adalah jenis hantu yang berwujud pocong, atau di M alaysia hantu berjenis ini dikenal pula sebagai hantu bungkus karena tubuhnya tertutup atau dibungkus rapat kain putih. Penggambaran pocong amat bervariasi, dimana ada yang mengatakan bahwa pocong memiliki wajah berwarnah hijau dengan mata yang kosong. Penggambaran lain menyatakan, pocong berwajah “rata” dan memiliki lubang mata berongga atau tertutup kapas dengan wajah putih pucat. M ereka yang percaya akan adanya hantu ini beranggapan, pocong merupakan bentuk protes dari si mati yang terlupa dibuka ikatan kafannya sebelum kuburnya ditutup.
22
Gambar 2.4.4: Pocong
5. Genderuwo Sejenis bangsa jin atau makhluk halus yang berwujud manusia mirip kera yang bertubuh besar dan kekar dengan warna kulit hitam kemerahan, tubuhnya ditutupi rambut lebat yang tumbuh di sekujur tubuh. Genderuwo terutama dikenal dalam masyarakat di Pulau Jawa (orang Sunda menyebutnya "gandaruwo" dan orang Jawa menyebutnya "gendruwo"). Habitat hunian kegemarannya adalah batu berair, bangunan tua, pohon besar yang teduh atau sudut-sudut yang lembab sepi dan gelap.
Gambar 2.4.5: Genderuwo
23
6. Wewe Adalah sebuah istilah dalam tradisi Jawa yang berarti roh jahat atau hantu yang suka mencuri anak-anak, tapi tidak mencelakainya. Konon anak yang dicuri biasanya anak-anak yang ditelantarkan dan diabaikan oleh orang tuanya. Wewe Gombel biasanya akan menakut-nakuti orang tua si anak atas sikap dan perlakuannya kepada anaknya sampai mereka sadar. bila mereka telah sadar, Wewe Gombel akan mengembalikan anaknya. M enurut cerita, Wewe Gombel adalah roh dari seorang wanita yang meninggal bunuh diri lantaran dikejar masyarakat karena telah membunuh suaminya. Peristiwa itu terjadi setelah suami dari wanita itu berselingkuh dengan wanita lain. Sang suami melakukan hal itu karena istrinya tak bisa memberikan anak yang sangat diharapkannya. Akhirnya ia dijauhi dan dibenci suaminya lalu dikucilkan sampai menjadi gila dan gembel.
Gambar 2.4.6: Wewe Gombel
24
7. Orang bunian Adalah sejenis makhluk halus yang dikenal di wilayah M inangkabau, Sumatera Barat. Bentuknya menyerupai manusia, tinggal di tempat-tempat sepi, di rumahrumah kosong yang telah ditinggal penghuninya.Istilah ini dikenal di wilayah. Istilah orang bunian juga terkadang dikaitkan dengan istilah dewa di M inangkabau, pengertian dewa dalam hal ini sedikit berbeda dengan pengertian dewa dalam agama-agama Hindu maupun Buddha. Dewa dalam istilah M inangkabau berarti sebangsa makhluk halus yang tinggal di hutan atau di rimba, di pinggir bukit, di dekat pekuburan. Biasanya bila hari menjelang maghrib di pinggir bukit akan tercium sebuah aroma yang biasa dikenal dengan nama masakan dewa atau samba dewa. aromanya mirip bau kentang goreng. Hal ini boleh ditanyakan langsung kepada masyarakat M inangkabau. Satu hal lagi, dewa lebih dikonotasikan bergender perempuan, yang cantik rupawan, bukan laki-laki seperti persepsi yang umum di agama lain. Selain itu, masyarakat juga meyakini bahwa ada peristiwa orang hilang disembunyikan dewa; ada juga istilah orang dipelihara dewa, yang semenjak bayi sudah dilarikan oleh dewa. cerita ini masih masyhur sampai sekarang.
Gambar 2.4.7: Orang Bunian
25
8. Siluman Dalam berbagai cerita rakyat adalah makhluk halus yang tinggal dalam komunitas dan menempati suatu tempat. M ereka melakukan aktivitas kehidupan sehari-hari layaknya manusia biasa. M ereka juga mengenal peradaban. Siluman dapat berasal dari manusia biasa yang kemudian meninggalkan alam kasar atau setelah orang meninggal ruhnya masuk dalam masyarakat itu, atau memang sudah merupakan makhluk halus sejak awalnya. Pertemuan antara manusia dengan siluman seringkali menjadi bagian dari cerita-cerita misteri yang digemari. Siluman dikenal pula sebagai orang bunian dalam tradisi masyarakat Sumatera. M itos tentang Kanjeng Ratu Kidul merupakan satu mitos tentang masyarakat siluman yang sangat dikenal suku-suku di Jawa, bahkan digunakan sebagai legitimasi kekuasaan raja-raja pewaris M ataram.
Gambar 2.4.8: Siluman Ular
26
9. Leak Dalam mitologi Bali, Leak adalah penyihir jahat. Le artinya penyihir dan ak artinya jahat. Leak hanya bisa dilihat di malam hari oleh para dukun pemburu leak. Di siang hari ia tampak seperti manusia biasa, sedangkan pada malam hari ia berada di kuburan untuk mencari organ-organ dalam tubuh manusia yang digunakannya untuk membuat ramuan sihir. Ramuan sihir itu dapat mengubah bentuk leak menjadi seekor harimau, kera, babi atau menjadi seperti Rangda. Bila perlu ia juga dapat mengambil organ dari orang hidup.
Gambar 2.4.9: Leak
10. Rangda Adalah ratu dari para leak dalam mitologi Bali. M akhluk yang menakutkan ini diceritakan sering menculik dan memakan anak kecil serta memimpin pasukan nenek sihir jahat melawan Barong, yang merupakan simbol kekuatan baik. Diceritakan bahwa kemungkinan besar Rangda berasal dari ratu M ahendradatta yang hidup di pulau Jawa pada abad yang ke-11. Ia diasingkan oleh raja
27
Dharmodayana karena dituduh melakukan perbuatan sihir terhadap permaisuri kedua raja tersebut. M enurut legenda ia membalas dendam dengan membunuh setengah kerajaan tersebut, yang kemudian menjadi miliknya serta milik putra Dharmodayana, Erlangga. Kemudian ia digantikan oleh seseorang yang bijak. Nama Rangda berarti juga janda. Rangda digambarkan sebagai seorang wanita dengan rambut panjang yang acakacakan serta memiliki kuku, lidah, dan payudara yang panjang. Wajahnya menakutkan dan memiliki gigi yang tajam.
10.1 Jenis-jenis Rangda M engidentifikasi jenis-jenis Rangda yang berkembang di Bali amat sulit. Hal ini mengingat wujud Rangda pada umumnya adalah sama. M emang dalam cerita Calonarang ada wujud Rangda yang lain seperti Rarung, Celuluk namun itu adalah antek-antek dari Si Calonarang dan kedudukannya lebih banyak dalam cerita-cerita bukan disakralkan. Untuk membedakan wujud Rangda adalah dengan melihat bentuk mukanya (prerai), yaitu :
10.1.1 Nyinga Apabila bentuk muka Rangda itu menyerupai singa dan sedikit menonjol ke depan (munju). Sifat dari Rangda ini adalah galak dan buas.
28
10.1.2 Nyeleme Apabila bentuk muka Rangda itu menyerupai wajah manusia dan sedikit melebar (lumbeng). Bentuk Rangda seperti ini, menunjukkan sifat yang berwibawa dan angker.
10.1.3 Raksasa Apabila bentuk muka Rangda ini menyerupai wujud raksasa seperti yang umum kita lihat Rangda pada umumnya. Biasanya Rangda ini menyeramkan.
Gambar 2.4.10: Rangda
29
11. Kuyang M erupakan siluman berwujud kepala manusia dengan isi tubuh yang menempel tanpa kulit dan anggota badan yang dapat terbang untuk mencari darah bayi. M akhluk ini dikenal masyarakat di Kalimantan. Kuyang sebenarnya adalah manusia (wanita) yang menuntut ajaran ilmu hitam untuk mencapai kehidupan abadi. Pada siang hari, seorang kuyang akan menempuh hidup sehari-hari sebagaimana orang biasa, namun biasanya ia mengenakan pakaian jubah. Pada malam hari kuyang akan terbang untuk mencari darah bayi atau darah persalinan untuk dihisap sebagai sarana menambah kekuatan ilmunya. Orang yang melihat kuyang terbang biasanya melihatnya seperti burung besar. Untuk menghadapinya korban perlu menggunakan sapu ijuk atau memukulkan perabot rumah tangga seperti panci atau wajan.
Gambar 2.4.11: Kuyang
30
12. Palasik Pelesit (bahasa M inangkabau: Palasik) menurut cerita, legenda atau kepercayaan orang M inangkabau dan M elayu adalah sejenis makhluk gaib. M enurut kepercayaan M inangkabau pelesit bukanlah hantu tetapi manusia yang memiliki ilmu hitam tingkat tinggi. Pelesit sangat ditakuti oleh ibu-ibu di M inangkabau yang memiliki balita karena makanan pelesit adalah anak bayi/balita, baik yang masih dalam kandungan ataupun yang sudah mati (dikubur), tergantung dari jenis pelesit tersebut. Ilmu pelesit dipercayai sifatnya turun-temurun. Apabila orang tuanya adalah seorang pelesit maka anaknya pun akan jadi pelesit. Pada umumnya pelesit bekerja dengan melepaskan kepalanya. Ada yang badannya yang berjalan mencari makan dan ada pula yang kepalanya yang melayang-layang mencari makan. Jenis pelesit ada bermacam-macam. M enurut jenis makanannya pelesit dapat dibagi sebagai berikut: 1.
Yang memakan bayi dalam kandungan sehingga bayi tersebut lahir tanpa ubun-ubun / mati dalam kandungan.
2.
Yang memakan bayi yang masih rapuh sehingga bayi tersebut sering sakitsakitan / meninggal.
3.
Yang memakan mayat bayi yang sudah dikubur.
Pelesit yang lepas kepalanya disebut pelesit kudung.
31
Gambar 2.4.12: Palasik
13. Jin Jin (bahasa arab : ) نجsecara harfiah berarti sesuatu yang berkonotasi "tersembunyi" atau "tidak terlihat". Dalam Islam dan mitologi Arab pra-Islam, jin adalah salah satu ras mahluk yang tidak terlihat dan diciptakan dari api.Yang bisa diketahui dalam hal ini adalah tanda-tanda keberadaan jin. Umpamanya, jin yang menampakkan diri pada seseorang di rumah atau ditempat-tempat tertentu. Atau anggota rumah/kantor yang sering kehilangan uang sementara menurut perkiraan sangat tidak mungkin ada orang yang mencuri. Atau orang sering kesurupan kalau memasuki tempat tersebut. Itu adalah bagian dari indikasi gangguan jin di tempat tersebut.
32
Gambar 2.4.13: Jin
14. Jenglot Perawakannya kecil dengan tubuh tak lebih dari 12 cm dan rambutnya yang panjang, jarang dan kaku melewati kaki dan memiliki taring serta bergigi tajam. konon kabarnya mahluk ini merupakan mahluk hidup yang memakan darah.M enurut cerita, jenglot pada masa ribuan tahun lalu adalah manusia (seorang pertapa)/atau manusia ngelmu (mencari ilmu tertentu) yang tengah mempelajari ilmu Bethara Karang. Ilmu Bethara Karang diyakini sebagai ilmu keabadian. Artinya, setiap orang yang memiliki ilmu tersebut akan hidup abadi di dunia. Namun, akibat kutukan, jasad jenglot tidak diterima di dunia sedangkan rohnya tidak diterima di akherat. M aka roh tersebut seperti terpenjara dalam jasad kecil. Setelah itu, sang pertapa menjadi emosional dan merasa sebagai jawara. Tak pelak, tubuhnya pun menyusut, hingga akhirnya mengecil. Empat taring kemudian tumbuh memanjang, tak sebanding dengan lebar mulutnya. Katanya, itu sebagai lambang keganasan dan sifat liar sang “monster”.
33
Gambar 2.4.14: Jenglot Beberapa urban legend juga mengenal berbagai macam bentuk hantu yang biasanya terkait dengan riwayat sebab-akibat kematian orang yang menjadi hantu. M eskipun bukan merupakan hantu, beberapa bentuk makhluk supranatural dikenal pula dalam mitos masyarakat, yang dianggap sebagai cara seseorang dalam menempuh ilmu tertentu atau mencari kemuliaan:
15. Babi ngepet Adalah mahluk dalam legenda masyarakat Indonesia yang bercerita tentang siluman babi. Beberapa mitos menceritakan tentang babi ngepet yang merupakan orang yang ingin kaya dengan cara mengambil pesugihan babi. Saat akan "beraksi", si tuan harus mengenakan jubah hitam untuk menutupi tubuhnya. Dan nanti, secara ajaib, si tuan akan berubah menjadi babi. Orang yang satu lagi harus menjaga lilin agar tidak goyang apinya. Apabila api lilin sudah mulai goyang, artinya orang yang menjadi babi itu mulai dalam bahaya. Tugas si penjaga lilin adalah mematikan lilinnya agar si babi dapat berubah kembali menjadi manusia
34
biasa. Babi ngepet biasanya mengambil uang dengan cara menggesek-gesekkan tubuhnya di pintu lemari, dsb.
16. Ipri Tidak ditemukan data. Begitu banyaknya ragam hantu-hantu di Indonesia dengan karakter, cerita dan ciri khas bentuk tersendiri, sehingga sangat menarik untuk di angkat dan diperbaharui agar cocok dan menarik untuk anak anak. Sumber : http://id.wikipedia.org/wiki/Hantu http://en.wikipedia.org/wiki/Casper_the_Friendly_Ghost http://www.indospiritual.com/artikel_misteri-jenglot---monster-kecil-sakti-usia-ratusantahun.html
2.5 Film Horor Indonesia
2.5.1 Sejarah Singkat Film Horor Indonesia Film horor hampir sama tuanya dengan film itu sendiri. Hanya satu tahun dari demontrasi proyektor pada tahun 1895 oleh Robert Paul di London, Lumiere bersaudara di Paris, dan Thomas Alva Edison di Atlanta, Georges M elies membangkitkan hantu-hantu dari kubur dan merekamnya dalam Lc M anoir du Diable (1896). Semenjak itu orang dapat melihat hantu-hantu tanpa memerlukan kekuatan gaib.
35
M eskipun dikenal di Indonesia semenjak tahun 1900-an, butuh waktu 41 tahun bagi rakyat negeri ini untuk menyaksikan hantu-hantu mereka sendiri di layar, melalui film Tengkorak Hidoep (1941). Jika patokannya adalah film Lisa (1971) yang sering disebut sebagai film horor Indonesia pertama maka waktu yang diperlukan adalah 71 tahun. Tahun 80-an merupakan tahun keemasan film horor Indonesia. Tercatat 69 judul film horror yang di suguhkan ke khalayak - jumlah produksi tertinggi genre horor sampai saat ini.
2.5.2 Antusiasme Penonton Di lain pihak, penonton juga semakin baik merespon film-film jenis ini. Sundel Bolong (1981) mencapai 301.280 penonton dan menjadi Film Terlaris III di Jakarta pada tahun 1981. Nyi Blorong (1982) menjadi Film Terlaris I di Jakarta pada tahun 1982, dengan jumlah penonton 354.790, jumlah yang membawanya menggondol Piala Antemas FFI untuk Film Terlaris 1982-1983. Dekade selanjutnya, jumlah produksi film horor menurun sampai lebih dari separuh. Hanya ada 33 judul. Beberapa adalah sekuel dari film sebelumnya, seperti M isteri dari Gunung M erapi II (Titisan Roh Nyai Kembang) (1990), M isteri dari Gunung M erapi III (Perempuan Berambut Api) ( 1990), yang melanjutkan M isteri dari Gunung M erapi (Penghuni Rumah Tua), (1989) atau versi layar lebar serial televis i yang
sukses,
seperti
Si
M anis
lembatan
Ancol
(1994).
Selebihnya hampir semua adalah variasi dari tema-tema sebelumnya. hanya jauh lebih berani dalam pamer tubuh, sebagai bagian dari fenomena film `esek-esek`
36
masa itu, sebagaimana yang diperlihatkan oleh Gairah M alam (1993), Godaan Perempuan Halus (1933), M isteri di M alam Pengantin (1993), Susuk Nyi Roro Kidul,
1993
Godaan
M embara,
1994,
Cinta
Terlarang
(1994),
dll.
Sebenarnya satu hal telah terbukti. Yakni bahwa film horror yang kebanyakan berurusan dengan hal-hal supranatural atau hal-hal berbau mistik itu ternyata memiliki dasar pijakan yang kuat dalam kultur kita. Tema mistik adalah bagian dari kehidupan masyarakat Indonesia. Ini adalah sebuah tema yang sangat dekat dengan cara berpikir dan memori kultural sebagain besar masyarakat kita. Juga sudah terbukti bahwa film jenis ini dapat meraup penonton yang sangat luas. Dan kini kita masih dapat menyaksikan menjamurnya tema horor-mistik ini di televisi. Dilihat dari segi mana juga, film genre ini tak akan habis-habis jika digali. Jika kita membayangkan suatu strategi pasar di dunia internasional yang cenderung menghargai keunikan dari produk budaya lokal, genre ini memiliki nilai jual yang sangat bagus. Sekarang ini hanya produk-produk yang memiliki karakteristik yang kuat yang dapat bersaing di pasar budaya internasional. Dunia perfilman Indonesia sebenarnya memiliki daya jual itu jika mau bersungguhsungguh menggali khazanah horor-mistik lokal itu. Sayangnya tidak banyak, bahkan nyaris tidak ada sineas handal yang serius menggarap film jenis ini. Kenapa bisa begitu? Tak seorang pun dapat menjawab. Barangkali diam-diam telah berlaku anggapan bahwa film besar (dan serius) hanya dapat lahir dengan tema-tema besar yang "heroik". Tema-tema mistik dalam genre horor seolah dipandang sebelah mata dan dianggap sebagai tema kacangan. Seolah-
37
olah film bermutu identik dengan tema-tema kemanusiaan yang "serius" dan soalsoal mistik bukan bagian dari keseriusan semacam itu sehingga jika menggarap tema ini bisa-bisa "jatuh gengsi". Hal serupa terjadi juga pada sub-kultur yang jelas-jelas sangat berakar dalam masyarakat kita, yakni budaya "dangdut". Bagaimana pun, budaya dangdut adalah fenomena besar (dan barangkali asli Indonesia), dengan masyarakat pendukungnya yang luar biasa besar, tapi para peneliti, ilmuwan, seniman dan sineas yang dianggap "serius" tak ada yang sudi menyentuh tema ini. Jika kemudian orang mengeluh bahwa film dan sinetron horor-mistik ini kian amburadul, boleh jadi itu akibat salah kaprah cara berpikir semacam itu. Film dan sinetron horor-mistik menjadi kacangan karena dibuat oleh kreator kacangan, dan bukan karena tema tersebut yang kacangan. Celakanya, dalam festival film pun, sebuah film menang bukan lantaran kehebatan penggarapannya melainkan karena temanya. Sumber: http://perfilman.pnri.go.id/berita.php?a=view&recid=BER-000121
2.5.3 Film Hantu Sensual, Cermin Dunia Film Indonesia?
'Hantu Puncak Datang Bulan', 'Suster Keramas', demikian judul-judul film horor dengan adegan-adegan sensual yang membanjiri bioskop Indonesia Mengapa film-film horor berbau porno marak di Indonesia?
38
Joko Anwar, sutradara dan penulis skenario, melihat trend ini sebagai formula murah yang dicoba produsen untuk menarik minat penonton film horor yang semakin surut.
"Tahun 2009, film-film horor yang dikeluarkan ternyata penontonnya tidak seperti yang diharapkan. Tahun-tahun sebelumnya masih banyak," kata Joko Anwar. M enurut Joko para produser kemudian memakai trik-trik baru untuk menarik penonton. Contohnya, judul yang 'mengundang' dan janji-janji akan ada adegan sensual, telanjang atau adegan seks yang vulgar, walau ternyata adegan-adegan itu tidak ada dalam filmnya.
2.5.3.1 SDM Sementara itu menurut Lalu Roimsari, Direktur Jakarta Film Festival (JiFFest) munculnya film-film horor yang diwarnai adegan sensual ini berkaitan dengan lemahnya kualitas SDM sineas Indonesia.
"Di Indonesia kualitas SDM masih rendah. Industri film maju pesat tapi tidak dibarengi dengan tersedianya sumber daya manusia yang memadai," jelas Lalu. Hal ini, menurut Lalu, mengakibatkan munculnya film-film dengan kualitas yang tidak bagus.
39
2.5.3.2 Larangan Film-film horor berbau porno seperti 'Suster Keramas' dan 'Hantu Puncak Datang Bulan', mengundang kemarahan organisasi-organisasi Islam seperti MUI dan FPI. M ereka menyerukan pencekalan terhadap film-film tersebut. Tapi, apakah seruan semacam ini masih efektif dan didengarkan oleh masyarakat? M enurut Joko dan Lalu, pelarangan terhadap film tidak sesuai lagi dengan situasi masyarakat. "Masyarakat sudah semakin pintar dalam menentukan film apa yang mereka mau," jelas Lalu. Joko Anwar berpendapat larangan terhadap produk-produk budaya seperti buku atau film tidak lagi efektif karena orang bisa dengan mudah mendapatkannya di internet. "Pelarangan itu justru kontra produktif. Kalau sebuah film dilarang orang justru ingin menontonnya," kata Joko.
2.5.3.3 Sejarah Terulang Joko Anwar mengkhawatirkan maraknya film-film hantu berbau porno ini akan menyebabkan hilangnya minat penonton terhadap film Indonesia, seperti apa yang terjadi pada awal tahun '90an. Trik menarik penonton dengan juduljudul 'mengundang' dulu juga dipakai. Tapi, ketika penonton masuk bioskop mereka tidak mendapatkan apa yang mereka harapkan. Hal yang sama sekarang terjadi lagi dengan film-film horor berbau porno. M araknya film dengan kualitas rendah akan menyebabkan penonton menjauhi bioskop. "Fondasi yang sudah dibangun oleh pembuat film Indonesia untuk
40
menciptakan dunia perfilman yang berkualitas akan runtuh," kata Joko Anwar. Sumber : http://www.rnw.nl/bahasa-indonesia/article/film-hantu-sensual-cermin-duniafilm-indonesia
2.6 Film Anak Indonesia 2.6.1 Lagu Dan Film Anak Anak Indonesia Minim M eski seni dan film saat ini bisa dibilang kembali hidup di Indonesia, namun M enteri Kebudayaan dan Pariwisata RI, Jero Wacik masih menyayangkan minimnya keberadaan lagu anak-anak.
"Film Indonesia telah membaik sejak 2005 lalu. M usik berkembang bagus. Tapi saya kira lagu anak-anak masih kurang dalam dunia musik sekarang," katanya beberapa waktu lalu di Yogyakarta.
Di samping lagu-anak, Jero juga menyayangkan keberadaan film anak-anak yang juga dirasa masih kurang mengingat perkembangan film dewasa ini yang sangat pesat.
M enurut Jero, produser film seharusnya tidak perlu harus takut untuk memproduksi film anak-anak. M enurutnya, jika mamang bertema bagus, film anak-anak tak akan kalah dengan film dengan tema lain yang sedang beredar.
41
"Jika seorang anak ingin menonton film anak-anak biasanya mereka akan mengajak orang tuanya untuk ikut serta. Bayangkan saja berapa tiket yang bis a terjual dari film anak-anak," ujarnya.
Dulu, dunia perfilman Indonesia memang pernah mati suri. Dalam satu tahun, tak lebih dari tiga film nasional yang diproduksi. Saat ini, dalam periode satu tahun, telah ada sekitar 97 film nasional yang diproduksi.
2.6.2 Anak Indonesia Dalam Bahaya
Jakarta - Anak Indonesia sedang dalam bahaya besar. Tayangan televisi yang mereka tonton ternyata berpotensi merusak pikiran dan perilaku mereka. Komisi Penyiaran Indonesia (KPI) menetapkan 10 tayangan siaran televis i bermasalah dan meminta publik untuk mewaspadainya, Jumat (9/5). Sejumlah tayangan itu mengandung unsur kekerasan fisik, sosial, dan psikologis, baik dalam bentuk tindakan verbal maupun nonverbal, pelecehan terhadap kelompok masyarakat maupun individual, penganiayaan anak, serta tidak sesuai norma kesopanan dan kesusilaan. Ketua KPI Pusat Prof Dr Sasa Djuarsa Sendjaja mengatakan, tayangan bermasalah itu mencakup sinetron serial, variety show, dan tayangan anak. Sepuluh tayangan televisi bermasalah itu adalah film Cinta Bunga (SCTV), Dangdut Mania Dadakan 2 (TPI), Ekstravaganza (TransTV), Jelita (RCTI),
42
Mask Rider Blade (ANTV), Mister Bego (ANTV), Namaku Mentari (RCTI), Rubiah (TPI), Si Entong (TPI), dan Super Seleb Show (Indosiar). Dalam kesempatan itu, Nina Armando, seorang peneliti, menyayangkan masih minimnya tayangan untuk anak-anak. Ironisnya, dari sedikitnya tayangan anak itu, ternyata justru tidak mendidik, bahkan merusak pikiran dan perilaku anakanak. Padahal televisi adalah hiburan utama bagi kalangan anak usia antara 5-14 tahun di Indonesia. M enurut penelitian terbaru dari AGB Nielsen M edia Research pada triwulan pertama 2008, jam menonton mereka per hari adalah 3 jam 24 menit, atau lebih lama 30 menit dibandingkan kalangan menengah atas usia sebaya. Sementara itu, menurut acuan dari Departemen Komunikasi dan Informatika yang diterima Komnas Perlindungan Anak Indonesia (KPAI), ternyata dari keseluruhan program tayangan televisi bagi anak hanya 0,07% yang benar-benar berunsur pendidikan. Selebihnya didominasi tayangan sinetron (30,97%) serta informasi berita (15,68%). Secara keseluruhan, anak Indonesia (21,1% dari jumlah pemirsa televisi) lebih memilih tontonan musik, Idola Cilik Seleb (RCTI; 5,2/34,3) ketimbang film animasi impor semacam Naruto (5,1/24,1) dan Dora Emon (5,1/23,1). M enyinggung hasil penelitian riset AGB Nielsen Media Research, yang mengatakan bahwa jam tayang program anak di televisi semakin bertambah.
43
Namun, sayangnya ya itu tadi, tidak diimbangi muatan materi yang meman g benar-benar layak untuk anak-anak. Ketua Komnas Perlindungan Anak (Komnas PA), Seto M ulyadi membenarkan bahwa tayangan anak-anak masih sangat kurang dan bahkan ada yang tidak layak untuk ditayangkan untuk konsumsi anak. Tokoh pendidikan dan pemerhati anak itu mengaku prihatin dengan kondisi pertelevisian pada saat ini. Dia berharap pada peringatan Hari Anak Nasional, Juli mendatang, sudah muncul program tayangan yang layak dan mendidik anak Indonesia. "Kejadian serupa terjadi di perfilman nasional, karena sudah tak ditemui lagi film anak seperti Petualangan Sherina dan Jendral Kancil. Saya ingat ketika ditunjuk sebagai juri KPI (Komisi Penyiaran Indonesia) Award 2007, cukup pusing untuk mencari tontonan televisi yang layak bagi anak," kata Kak Seto. Akan tetapi, tayangan anak masih sangat kurang jumlahnya, dikeluhkan Seto. "Seperti tidak mendapatkan skala prioritas dan tidak diperhatikan oleh pemerintah," tambahnya. Anak-anak sebagai generasi penerus bangsa meman g layak mendapat tayangan yang sesuai usia mereka. Agar mereka menjadi manusia berkualitas pada masa mendatang. Ini memang demi masa depan bangs a Indonesia juga.
44
2.6.3 Film Anak Anak Indonesia Punya Peluang Pasar Cukup Besar M antan M enteri Kebudayaan dan Pariwisata (M enbudpar) Jero Wacik mengatakan, film anak-anak Indonesia mempunyai peluang pasar cukup besar, untuk ini ia minta agar para produsen film nasional dapat segera memproduksi film tersebut. “Saya melihat masyarakat sangat merindukan akan film anak-anak Indonesia yang bermutu. Ini tentunya sebagai peluang pasar yang harus diwujudkan oleh para produser film kita,” kata M enpudbar Jero Wacik kepada pers ketika menghadiri peringatan Hari Film Nasional 30 M aret 2008 di gedung Sapta Pesona Jakarta, M inggu (30/3). Pada acara peringatan Hari Film Nasional ke-58 itu sekitar 500 anak melakukan aksi simpatik di depan Gedung Sapta Pesona, mereka membawa berbagai poster bertuliskan “Kami M erindukan Film Anak-Anak” dan “Aku Cinta Film Indonesia.” M enurut menteri, film anak-anak Indonesia dengan segmen umur antara 5 tahun hingga 15 tahun mempunyai jumlah penonton yang besar, karena penontonya selain anak-anak tentunya juga didampingi oleh para orang tua. “Pemerintah terus mendorong agar produksi film nasional berkembang, baik dari segi jumlahnya yang terus bertambah juga semakin bermutu sehingga disukai oleh masyarakat. Dengan demikian, film kita akan menjadi tuan rumah di negerinya sendiri,” katanya.
45
Sejak tahun 2004 perfilman nasional terus berkembang, bila tahun 2004 jumlah produk film sebanyak 22 film, tahun 2005 meningkat menjadi 32 film, tahun 2007 sebanyak 57 film, dan tahun 2008 diperkirakan mencapai 90 film. Sebagian film itu berhasil menyedot jutaan penonton diseluruh tanah air seperti film Naga Bonar Jadi Dua dan Ayat-ayat Cinta. Sumber: www.budpar.go.id 31 M aret 2008 09:51 http://gudeg.net/id/news/2009/06/4622/Lagu-dan-Film-Anak-anak-IndonesiaM inim.html http://www.inilah.com/berita/gaya-hidup/2008/05/10/27552/anak-indonesia-dalambahaya/
2.6.4 Pengaruh Media Lain Terhadap Anak
2.6.4.1 Game M enurut Seto M ulyadi alias Kak Seto, permainan ini dimaksudkan untuk merangsang kecepatan bereaksi. Tapi parahnya, permainan itu mampu membuat anak kecanduan. Dengan sendirinya anak akan lupa belajar, makan, dan sebagainya. Ini tentu saja akan mengganggu fisik dan mental si anak. Sosiolog dari UI, Dra. Siti Hidayati, menilai video games cukup gawat pengaruhnya pada sosialisasi anak. Dalam proses sosialisasi, anak butuh teman sebaya untuk bermain. Bermain di sini diartikan sebagai proses belajar bermasyarakat. Ini pasti perlu ruang dan waktu. Konyolnya, katanya, lahan
46
bermain makin lenyap, sementara waktu pun hilang begitu saja di depan layar video games. “Dalam permainan ini, anak berhadapan dengan benda mati. Jadi, tak ada interaksi yang kreatif, cepat atau lambat, hal ini akan mengikis proses sosialisasi anak sebelum akhirnya mengambil peran dalam masyarakat,” papar Siti seraya menambahkan. Prof. Dr. Utami M unandar, psikolog, mengingatkan bahwa dampak buruk yang bisa ditimbulkan akibat kecanduan permainan ini adalah melemahnya fisik dan psikis, tanpa disadari anak. Rentetan berikutnya, menyebabkan anak kekurangan energi dan melemahnya konsentrasi. M aka, jangan heran jika sewaktu-waktu nilai di rapor anak menurun, dan tidak usah kaget bila tiba-tiba seorang anak berubah jadi pemarah dan mudah tersinggung. Sejauh permainan itu belum membuat kecanduan, Dra. Shinto B. Adelar, M .Sc, sekretaris jurusan Psikologi Perkembangan UI melihat adanya dua sisi — positif dan negatif — dalam video games. Dampak positif yang ditimbulkan permainan ini adalah belajar menemukan strategi. Dalam video games anak dirangsang menemukan atau mencapai score tertinggi, dengan sendirinya ia mempelajari setiap kesalahan yang telah diperbuat. Score itu dimaksudkan sebagai penghargaan atas jerih payah anak. Selain itu, kata Shinto, masih ada segi positif lainnya, yakni melatih keterampilan tangan, koordinasi motorik mata dan tangan menjadi lebih terlatih. Segi lain adalah ketekunan. Namun “ketekunan” di sini dapat berarti
47
buruk. Untuk sisi negatifnya, Shinto menilai video games bisa menumbuhkan sikap
agresif.
Contohnya,
untuk
mencari score tertentu
ia harus
menghancurkan lawan, dengan cara “membunuh” dan sebagainya. Hal ini, kata Shinto, bisa membingungkan anak bila tak dapat membandingkan antara permainan yang sifatnya fantasi dengan realitas kehidupan sekelilingnya. Sumber: http://albert godlike.wordpress.com/2008/02/12/pengaruh-game-bwt-anak/
2.6.4.2 Internet Internet saat ini berkembang dengan pesat di Indonesia. Bayangkan jumlah pertambahan pengguna Internet di Indonesia dalam 1 tahun belakangan ini mencapai angka 1000% atau berarti pertumbuhan 10 kali lipat. Jumlah pengguna Internet yang semakin berkembang, telah mewujudkan budaya internet termasuk di negara-negara berkembang seperti Indonesia. Sebagian besar orang mencari informasi dari Internet. M esin-mesin pencari atau dikenal sebagai search engine telah menyingkapkan berbagai ilmu pengetahuan yang dibutuhkan banyak orang. M isalnya Google, Yahoo, dan Live telah menjadi situs yang sangat dibutuhkan untuk mencari beragam informasi. Berbagai situs web lainnya berkembang dengan pesat untuk menyajikan informasi terbaik mereka. Bahkan, dalam dunia maya di Internet, dibangun interaksi sosial sehingga dapat melakukan relasi tanpa dibatasi oleh batas negara dan wilayah lagi. M isalnya Facebook, Friendster, Myspace dan situs
48
pertemanan lainnya baik lokal dan internasional juga telah menjamur untuk menjaring sebanyak mungkin orang membangun hubungan pertemanan di Internet. Namun dibalik perkembangannya yang pesat, Internet juga mempunyai dampak negatif. Ada juga bahaya Internet. Khususnya bagi generasi muda seperti anak dan remaja, Internet bisa memiliki dampak negatif yang dapat merusak masa depan. Apa saja bahaya dari Internet yang dapat merusak masa depan seorang anak dan remaja?
a. Pornografi Internet Bisnis pornografi di Internet merupakan salah satu bisnis nomor satu dalam dunia online. Untuk mengeruk keuntungan sebesar-besarnya, banyak penyedia jasa pornografi mempromosikan produknya dengan berbagai cara. Untuk mengakses situs web porno pun tidaklah sulit. Bahkan tanpa diundang, situs seperti itu bisa saja muncul tiba-tiba baik melalui e-mail maupun layar popup. Seorang anak yang sudah kecanduan pornografi Internet akan sulit menghentikan kebiasaannya sehingga dia akan melakukan hal tersebut berulang kali. Anak dapat merasa bersalah tetapi tidak berani mengutarakan perasaannya kepada orang-tuanya karena takut atau kesibukan ayah dan ibunya. Dalam keadaan cemas, otak berputar 2,5 kali lebih cepat dari putaran biasa pada saat normal. Akibat perputaran yang terlalu cepat ini, otak seorang anak dapat menciut secara fisik sehingga otak tidak berkembang dengan baik. Suatu keadaan yang dapat merusak masa depan seorang anak.
49
b. Pemangsa Seksual Internet juga sering dimanfaatkan oleh oknum yang tidak bertanggung jawab untuk mengelabui anak-anak. Ada sebanyak 750.000 pemangsa atau predator seksual setiap hari yang memanfaatkan ruang rumpi (chatting room) untuk berkenalan, kemudian mengajaknya untuk melakukan hubungan seks. Bila tidak berhati-hati, pihak-pihak yang tidak bertanggung jawab dapat mencuri identitas pribadi yang dapat digunakan untuk melakukan kejahatan.
c. Kecanduan Internet Internet juga bisa menjadi candu. Seorang anak atau remaja bisa saja ketagihan untuk berada di dunia maya. Ciri-ciri seorang anak yang sudah kecanduan Internet umumnya adalah akan marah bila Anda membatasi untuk menggunakan Internet. Dia juga cenderung enggan berkomunikasi dengan orang lain dan bersifat tertutup atau hanya mau berteman dengan orang tertentu saja. Itu baru beberapa bahaya Internet yang mengancam keluarga Anda. M asih banyak bahaya mengancam dari dunia online terhadap pembentukan karakter anak dan remaja.
Sumber: http://my.opera.com/kumpulan_info/blog/dampak-negatif-internet-untuk-anak
50
2.7 Analisa Terdapat film kartun yang fenomental menjadi pujaan penggemarnya. Film-film kartun tersebut diproduksi dalam beberapa jaman tetapi tetap saja digemari. Bahkan dalam beberapatahun terakhir film kartun tersebut dibuat film sebenarnya seperti Scooby Doo, Astro Boy, Dragon ball dan sebentar lagi akan dibuat film Avatar. Pada awalnya film kartun Amerika yang merajai pertelevisian. Namun dalam waktu belakanan ini film kartun Jepang menggusur kesohoran film kartun Amerika. Film Kartun Televisi Favorit Anak dan Remaja Indonesia Sepanjang M asa: 1. Tom and Jerry 2.
M icky M ouse
3.
Popeye
4.
Doremon
5.
Dragon Ball
6.
Scooby Doo
7.
Astro Boy
8.
Pokemon
9.
Sponge Bob
10. Digimon 11. Naruto 12. Crayon Sinchan 13. One Piece 14. Captain Tsubasa
51
Oleh : Sandiaz Yudhasmara – Audi Yudhasmara KORAN ANAK INDONESIA Sumber : http://korananakindonesia.wordpress.com Dari 14 judul yang ada, tidak ada satupun karya program anak negeri, semuanya di dominasi oleh film animasi dari Barat dan anime Jepang, bahkan M alaysia sudah membuat film animasi Upin & Ipin yang mengangkat tema lokal M alaysia dan sudah mulai di putar di Indonesia. Dalam film animasi luarpun tidak sepenuhnya mengajarkan pesan moral dan mendidik anak-anak, rata-rata film tersebut penuh dengan aksi-aksi fantasi belaka dan mungkin terdapat pesan moral yang cukup sulit dimengerti oleh anak-anak. Karena walaupun dikemas dalam bentuk animasi, karakter dalam animasi tersebut sudah memiliki sikap dan emosi seorang remaja maupun dewasa. Tidak sepenuhnya kita dapat menyalahkan televisi karena di era globalisasi sekarang ini televisi sudah menjadi institusi industri yg sangat tergantung dengan rating. Televisi bukanlah satu-satunya penyebab kekerasan dan penyimpangan prilaku tetapi televisi adalah salah satu penyebab. Film dan televisi hanyalah media/alat, ini sangat tergantung kesadaran “orang dibalik media” disamping pembinaan oleh Pemerintah KPI (Komisi Penyiaran Indonesia). Di saat orang tua tidak lagi menunjukan keteladanan maka anak2 akan mencari di luar sana, di saat itu televisi menawarkan figur2 yg akan menjadi idola.
52
2.8 Kesimpulan Dari data yang didapat dan analisa yang dilakukan maka dapat di ambil kesimpulan yaitu: 1. Film anak2 (termasuk film kartun) yg beredar dewasa ini sebagian bukan lagi untuk konsumsi anak-anak. 2. M unculnya tokoh film asing, terutama film kartun asing yg menjadi idola anakanak Indonesia. 3. Ada keresahan orang tua terhadap tayangan-tayangan film kartun (yg disebut dengan film anak2), karena kurang memperhatikan nilai moral, tidak mendidik, tidak sesuai dengan usia anak-anak, dsb. 4. Sangat sedikit Film
produksi Indonesia khususnya untuk
anak-anak yang
mengangkat pada budaya Indonesia. 5. Adanya media game dan internet yang lebih menarik perhatian anak-anak.