BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Soji Shimada adalah novelis besar Jepang yang telah banyak menghasilkan karya sastra bermutu tinggi dan dihargai oleh masyarakat penikmat sastra dunia. Soji Shimada adalah seorang novelis yang menganut aliran fiksi misteri. Salah satu karyanya yang terkenal adalah Senseijutsu Satsujin Jiken. Novel ini berhasil menjadi finalis dalam nominasi Edogawa Rampo Award for Mystery Novels, salah satu penghargaan bergengsi untuk novel misteri di Jepang. Novel Senseijutsu Satsujin Jiken ini pertama kali dirilis di Jepang pada tahun 1987, namun di Indonesia baru diterbitkan pada Juni 2012. Senseijutsu Satsujin Jiken adalah sebuah novel yang menceritakan kasus pembunuhan berantai pada tahun 1936 yang terjadi pada keluarga Heikichi Umezawa. Tokoh utama dalam novel ini adalah Tokiko Umezawa yang tak lain adalah pembunuh dan anak Heikichi Umezawa dengan istri pertamanya. Tokiko juga membuat dan merekayasa surat wasiat yang ditinggalkannya di studio Heikichi seolah-olah dia ikut terbunuh dan menjadi bagian dari rencana mutilasi Heikichi. Tokiko membunuh karena perasaan dendam kepada keluarga tersebut. Dalam skripsi ini penulis akan meneliti kondisi kejiwaan tokoh utama yaitu Tokiko Umezawa yang melatar belakangi pembunuhan terhadap ayah dan saudara tirinya, kondisi kejiwaan yang dimaksud adalah mengenai dinamika kepribadian, insting hidup, dan insting mati sesuai teori yang dikemukakan Freud. Dinamika kepribadian
1
2
adalah keseimbangan kerjasama antara id, ego, dan superego. Insting hidup disebut juga eros adalah insting yang ditujukan pada pemeliharaan ego dan pemeliharaan kelangsungan jenis. Insting mati atau insting destruktif (destructive instinct) atau disebut juga thanatos adalah insting yang ditujukan kepada perusakan atau penghancuran atas apa yang telah ada yaitu kepada diri sendiri atau kepada orang lain atau luar diri. Dalam novel Senseijutsu Satsujin Jiken, Tokiko membunuh keluarganya tanpa merasa bersalah. Tokiko membunuh, memutilasi, dan membuat kebohongan seolah pembunuhan dilakukan oleh ayah kandungnya dan dia termasuk menjadi korban di dalam skenario yang dibuatnya sendiri lalu Tokiko menjalani kehidupannya hanya demi membahagiakan ibu kandungnya, setelah menyelesaikan kewajiban tersebut Tokiko melakukan bunuh diri. Pembunuhan yang keji dan sadis tidak akan dilakukan oleh manusia dengan kondisi kejiwaan normal, namun Tokiko melakukan pembunuhan tanpa rasa bersalah, bahkan sudah dipersiapkan dengan membuat skenario yang apik. Hal ini menunjukan kondisi kejiwaan Tokiko yang menyimpang. Novel ini sangat kental nuansa psikologis di dalamnya dan salah satu syarat pendekatan psikologi bisa dilakukan adalah apabila karya sastra yang diteliti banyak mengungkapkan aspek kejiwaan manusia karena pendekatan Psikologi berusaha mempelajari manusia secara utuh menyangkut motivasi, emosi, serta penggerak tingkah laku (Bartens, 2006: 65). Kondisi kejiwaan Tokiko Umezawa sebagai pembunuh menarik untuk diteliti, karena dinamika kepribadian yang mempengaruhi Tokiko melakukan pembunuhan terhadap keluarganya dapat dianalisis menggunakan teori psikoanalisis Sigmund Freud.
3
Psikoanalisis berhubungan dengan fungsi dan perkembangan mental manusia, serta ilmu ini merupakan bagian dari psikologi yang memberikan kontribusi besar dan dibuat untuk psikologi manusia selama ini. Psikoanalisis merupakan sejenis psikologi tentang ketidaksadaran; perhatian-perhatiannya terarah pada bidang motivasi, emosi, konflik, sistem neurotik, mimpi-mimpi, dan sifat-sifat karakter. Menurut Freud (dalam Suryabrata, 2002: 3), psikoanalisis adalah sebuah metode perawatan medis bagi orangorang yang menderita gangguan syaraf. Menurut Freud kehidupan jiwa individu memiliki tiga tingkat kesadaran yaitu : sadar (conscious), prasadar (preconscious), dan tak sadar (unconscious). Selanjutnya Freud membahas pembagian psikisme manusia, yaitu tingkah laku manusia merupakan produk interaksi dari tiga sistem, yaitu: Id, Ego, dan Superego. Artinya bahwa setiap tingkah laku manusia itu ada unsur nafsu (dorongan), unsur kesadaran nyata dan unsur pengendalian: terlepas dari benar atau salah, baik atau buruk (Fudyartanta, 2006: 102). Ketiga sistem pembentuk kepribadian manusia tersebut mempunyai fungsi, sifat, konponen, prinsip kerja, dinamisme, dan mekanisme yang berbeda. Freud membagi insting menjadi dua jenis yaitu insting hidup dan insting mati. Insting hidup disebut juga eros adalah insting yang ditujukan pada pemeliharaan ego dan pemeliharaan kelangsungan jenis. Dengan kata lain, insting hidup adalah insting yang ditujukan kepada pemeliharaan kehidupan manusia sebagai individu maupun sebagai spesies. Insting mati atau insting destruktif (destructive instinct) atau disebut juga thanatos adalah insting yang ditujukan kepada perusakan atau penghancuran atas apa yang telah ada. Freud menjelaskan bahwa naluri kematian pada individu biasanya ditujukan kepada dua arah, yaitu kepada diri sendiri atau kepada orang lain atau luar diri. Naluri kematian yang diarahkan ke luar diri atau
4
kepada orang lain dilakukan dengan cara membunuh, menganiaya, atau menghancurkan orang lain. Naluri kematian juga dapat menjurus pada tindakan bunuh diri atau pengrusakan diri (self-destructive behavior) atau bersikap agresif terhadap orang lain (Hilgard et al., 1975: 335). Selanjutnya, akan dikaji pula mengenai mekanisme pertahanan konflik yang dilakukan Tokiko setelah membunuh keluarganya, karena dalam teori Freud disebutkan bahwa setelah melakukan tindakan kriminal seseorang akan mengalami kecemasan dan diperlukan mekanisme pertahanan diri untuk mengurangi kecemasan tersebut. Freud menggunakan istilah mekanisme pertahanan karena mengacu kepada proses alam bawah sadar yang melindungi dari anxitas dan ancaman-ancaman eksternal (Hilgard et al., 1975: 442). Penulis memilih teori psikoanalisis Sigmund Freud sebagai pisau analisis pada novel Senseijutsu Satsujin Jiken ini karena dengan teori Freud dapat menganilisis kondisi kejiwaan tokoh utama serta dapat menunjukan mekanisme pertahanan tokoh setelah melakukan pembunuhan. Pembunuhan merupakan tindakan yang menyimpang. Pembunuhan atau tindakan menyimpang terjadi karena seseorang mengalami konflik atau kondisi kejiwaan yang tidak normal. Kondisi kejiwaan yang tidak normal dapat menimbulkan emosi dan membentuk suatu karakter yang menyimpang. Teori psikoanalisis ini diharapkan akan memudahkan penulis dalam menjabarkan kondisi kejiwaan dan berbagai bentuk mekanisme pertahanan konflik Tokiko Umezawa sesuai dengan teori yang dikemukakan Sigmund Freud.
5
1.2 Rumusan Masalah Berdasarkan latar belakang yang telah dikemukakan di atas, maka yang menjadi permasalahan dalam penelitian ini adalah sebagai berikut : 1.
Bagaimana kondisi kejiwaan Tokiko yang melatar belakangi pembunuhan berantai keluarga Umezawa terkait dinamika kepribadian, insting hidup, dan insting mati ditinjau dari Teori Psikoanalisis?
2.
Bagaimana mekanisme pertahanan konflik Tokiko setelah melakukan pembunuhan berdasarkan konsep Mekanisme Pertahanan Konflik?
1.3 Tujuan dan Manfaat Penelitian Berdasarkan latar belakang dan perumusan masalah di atas, penelitian ini bertujuan untuk mendeskripsikan kondisi kejiwaan Tokiko yang melatar belakangi pembunuhan berantai keluarga Umezawa. Serta ingin menjabarkan mekanisme pertahanan konflik yang dilakukan. Adapun manfaat teoritis dari penulisan skripsi ini adalah untuk mengembangkan atau menambah perbendaharaan pengetahuan baru mengenai hubungan sastra dengan psikologi, terutama mengenai Psikoanalisis Sigmund Freud yang sering digunakan dalam mengkaji karya sastra. Manfaat praktis yang diharapkan dari hasil penelitian ini adalah untuk membuktikan relevansi teori Sigmund Freud untuk pengkajian sastra. Diharapkan juga hasil penelitian ini bisa dijadikan sebagai rujukan atau bahan perbandingan untuk penelitian-penelitian selanjutnya.
6
1.4 Ruang Lingkup Penelitian Untuk menghindari penelitian yang tidak terarah serta pembahasan yang panjang lebar, penelitian ini penulis batasi pada hal-hal berikut : Penelitian ini adalah penelitian pustaka. Adapun yang menjadi objek material dalam penelitian ini adalah novel Senseijutsu Satsujin Jiken. Penelitian ini juga penulis fokuskan pada analisis struktural novel tersebut. Selanjutnya penulis fokuskan pada analisis kondisi kejiwaan tokoh utama yang menggambarkan latar belakang pembunuhan. Kondisi kejiwaan yang dimaksud meliputi dinamika kepribadian, insting hidup, dan insting mati tokoh utama. Serta akan dikaji pula mengenai mekanisme pertahanan konflik tokoh utama yang ada dalam novel Senseijutsu Satsujin Jiken. 1.5 Tinjauan Pustaka Sejauh yang dapat diamati, penelitian tentang Novel Senseijutsu Satsujin Jiken Karya Soji Shimada selama ini belum pernah dilakukan oleh para peneliti terdahulu, baik dari aspek linguistik maupun dari aspek sastranya. Oleh karena itu, terdapat alasan yang kuat bagi penulis untuk meneliti karya tersebut lebih lanjut. Salah satu penelitian yang menggunakan teori psikoanalisis Sigmund Freud adalah milik Enik Darwati (2005) dengan judul Kondisi Kejiwaan Tokoh Kikuji dalam Novel Senbanzuru Karya Kawabata Yasunari: Pendekatan Psikoanalisis Sigmund Freud. Hasil analisis yang dilakukan dalam penelitian tersebut adalah tokoh Kikuji yang mempunyai superego yang lemah telah membawanya pada hubungan yang tidak pantas dilakukan. Ego tidak bisa merepresikan id yang berupa kebutuhan cinta dan seks. Mekanisme pertahanan ego yang dilakukan oleh Kikuji adalah represi, penyangkalan, pemindahan, proyeksi, pembentukan reaksi, rasionalisasi, dan intelektualisasi.
7
Indah Sulistyawati (2005) dengan judul Analisis Kejiwaan Tokoh Moritou dalam Cerpen Kesa to Moritou Karya Akutagawa Ryuunosuke: Psikoanalisis Freud. Hasil analisis yang dilakukan dalam penelitian tersebut adalah: (1) seperti dalam psikologi, penerapan teori psikoanalisis terhadap karya sastra dapat digunakan sebagai sarana untuk mempelajari kejiwaan seseorang; (2) eros atau insting hidup yang dimiliki oleh Moritou adalah nafsu seksualnya yang besar dan keinginannya yang kuat untuk berhubungan intim dengan Kesa; (3) ego dan superego tidak selalu dapat mengendalikan dorongan id yang kuat dalam diri Moritou; (4) mekanisme pertahanan ego yang digunakan oleh Moritou adalah penyangkalan, proyeksi, pembentukan reaksi, dan represi; (5) thanatos atau nafsu mati yang dimiliki Moritou adalah keinginan untuk membunuh Wataru, suami Kesa. Sementara yang menjadi pembeda dengan penelitian-penelitian tersebut adalah objek material yang digunakan oleh penulis yaitu novel Senseijutsu Satsujin Jiken karya Soji Shimada. Pembunuhan berantai dalam novel ini disebabkan oleh dorongan id yang kuat dan berbeda dengan penelitian sebelumnya. Pembunuhan dilatar belakangi oleh perasaan tertekan Tokiko Umezawa dalam kehidupan sosial khususnya keluarga. Penulis juga menganalisis tentang mekanisme pertahanan konflik untuk mengurangi kecemasan yang dialami tokoh Tokiko Umezawa setelah melakukan tindakan kriminal tersebut dengan menggunakan pendekatan Psikoanalisis.
8
1.6 Metode Penelitian Sesuai dengan permasalahan yang penulis angkat dalam skripsi ini maka penulis menggunakan metode penelitian deskriptif analisis. Dalam metode ini penulis akan mendeskripsikan terlebih dahulu data-data yang terdapat dalam novel Senseijutsu Satsujin Jiken yang kemudian akan dianalisis sesuai dengan teori psikoanalisis Sigmund Freud. Adapun langkah pertama yang penulis lakukan dalam penelitian ini adalah menentukan objek material yaitu novel Senseijutsu Satsujin Jiken. Selanjutnya menentukan objek formal yaitu teori psikoanalisis Sigmund Freud. Selanjutnya menentukan data primer yang digunakan sebagai objek material penelitian yaitu kutipankutipan dalam novel Senseijutsu Satsujin Jiken. Setelah itu penulis akan melakukan analisis struktural meliputi tema, latar, tokoh dan penokohan, dan hubungan antar unsur tersebut untuk menentukan fakta cerita. Langkah selanjutnya penulis akan menganalisis tokoh Tokiko Umezawa sebagai pembunuh meliputi kondisi kejiwaan (dinamika kepribadian, insting hidup, insting mati, hingga ke metode pertahanan konflik setelah mengalami kecemasan menggunakan pendekatan teori psikoanalisis Sigmund Freud. Kemudian langkah terakhir, penulis akan menarik kesimpulan sehingga mendapatkan jawaban atas rumusan masalah. 1.7 Sistematika Penyajian Skripsi ini terdiri atas 5 bab, berikut adalah sistematika penulisan skripsi : Bab I Pendahuluan, tediri atas tujuh subbab yaitu latar belakang, rumusan masalah, tujuan dan manfaat penelitian, ruang lingkup penelitian, tinjauan pustaka, metode penelitian, dan sistematika penulisan.
9
Bab II Kerangka Teori, terdiri atas enam subbab yaitu teori strukturalisme, teori psikoanalisis, struktur kepribadian, dinamika kepribadian, mekanisme pertahanan konflik, dan klasifikasi emosi. Bab III Analisis Struktural, terdiri atas lima subbab yaitu sinopsis, tema, latar, tokoh dan penokohan, dan hubungan antar unsur. Bab IV Analisis Kondisi Kejiwaan Tokoh Tokiko Umezawa, terdiri atas dua subbab yaitu kondisi kejiwaan Tokiko Umezawa yang melatar belakangi pembunuhan, dan mekanisme pertahanan konflik Tokiko Umezawa. Bab V berisi kesimpulan.