BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Salah satu yang memberikan kontribusi terhadap pertumbuhan pasar dalam industri makanan dan minuman adalah bisnis minuman dalam kemasan.Pasar minum teh alam kemasan saat ini mengalami pertumbuhan yang cukup pesat.Tingginya minat masyarakat mengkonsumsi teh dalam kemasan mempunyai prospek yang sangat cerah, mendorong banyak perusahaan untuk ikut terjun kedalam industri minuman teh siap minum dalam kemasan (TSMDK). Oleh karena itu perusahaan perlu menganalisis perilaku konsumen (TSMDK) untuk mengetahui pola pembeliannya Perusahaan yang menganut konsep pemasaran, biasanya memiliki tujuan agar konsumen memutuskan untuk membeli sebuah produk dalam pertukarannya untuk mendapatkan laba.Keputusan pembelian konsumen adalah membeli merek yang paling disukai (Kotler,2001:31). Hal ini berarti konsep pemasaran menganjurkan bahwa perumusan strategi pemasaran sebagai suatu rencana yang diutamakan untuk mencapai tujuan tertentu.
Produk menurut Kotler (2005:187) adalah segala sesuatu yang dapat ditawarkan ke suatu pasar untuk memenuhi keinginan atau kebutuhan.Menurut Nugroho (2001: 197) pemasar diharuskan menawarkan produk yang benar-benar
Universitas Sumatera Utara
berkualitas, sehingga konsumen akan mempunyai respon positif. Maka dari itu perusahaan-perusahaan dituntut untuk selalu menghasilkan produk-produk yang berkualitas agar mendapatkan respon yang positif dari konsumen. Harga juga menjadi salah satu faktor penting dalam mempengaruhi keputusan pembelian.Menurut Kotler (2003:139),harga adalah salah satu unsur bauran pemasaran yang menghasilkan pendapatan dan menimbulkan biaya harga juga bersifap flexible dan dapat berubah dengan cepat.Menurut Tjiptono (2001: 151) agar sukses dalam memasarkan suatu produk, setiap perusahaan harus menetapkan harganya secara tepat. Begitu juga dengan promosi, promosi merupakan salah satu faktor yang menentukan keberhasilan suatu program pemasaran yang mampu membuat keputusan konsumen untuk membeli.Menurut Cannon (2009:69),promosi adalah mengkomunikasikan informasi antara penjual dan pembeli potensial atau orang lain dalam saluran untuk mempengaruhi sikap dan perilaku. Menurut Tjiptono (2002: 219). Walaupun produk tersebut berkualitas namun bila konsumen belum pernah mendengarnya dan tidak yakin bahwa produk tersebut akan berguna bagi mereka, maka mereka tidak akan pernah membelinya. Trewartha (1980) mendefinisikan cuaca sebagai keadaan atmosfer secara keseluruhan disuatu tempat dalam selang waktu yang pendek.Dalam melakukan keputusan pembelian konsumen tidak lepas dari faktor cuaca.Seperti pada saat cuaca dingin konsumen cenderung mengkonsumsi produk makanan dan minuman yang bersifat panas dan sebaliknya.
Universitas Sumatera Utara
Maka dari itu produk, harga, promosi dan cuaca menjadi faktor yang sangat penting untuk diperhatikan dalam memasarkan produk ke pasar agar dapat membuat banyak perhatian dan keputusan konsumen untuk membeli sebuah produk. Perkembangan konsumsi produk olahan teh di Indonesia dapat dilihat pada Tabel 1.1 Tabel 1.1 Perkembangan Konsumsi Produk Olahan Teh di Indonesia 2005-2012 Produk Olahan The Tahun
Teh Bubuk
Trend (%)
Teh Celup
Trend (%)
The
Trend Kemasan (%)
Total
Trend (%)
2005
44.834
3,5
15.424
17.5
2.410
19
62.668
7,18
2006
46.179
3,0
18.046
17
2.616
8.55
66.841
6,66
2007
47.888
3,7
21.294
18
2.842
8,64
72.024
7,75
2008
49.800
3,99
25.127
18
3.098
9,01
78.025
8,33
2009
51.782
3,98
30.203
20,2
3.141
10,8
85.078
9,04
2010
53.853
4,00
36.757
21,7
3.527
12,3
94.181
10,7
2011
55.937
3,87
45.762
24,5
3.929
11,4
103.505 9,9
2012
58.113
3,89
57.477
25,6
4.448
13,2
114.062 10,2
11,6
8,72
Ratarata
3,74
20,3
Sumber : BPS,2012 Pada Tabel 1.1 terlihat bahwa trend perkembangan konsumsi produk olahan teh baik teh bubuk, teh celup dan teh kemasan selalu positif setiap
Universitas Sumatera Utara
tahunnya.Pertumbuhan trend yang paling tinggi adalah produk teh celup kemudian diikuti dengan teh kemasan dan teh bubuk.Hal tersebut terjadi karena semakin lama teh dalam bentuk yang lebih praktis makin digemari oleh masyarakat.Banyaknya pilihan dan semakin mudahnya konsumen dalam mengkonsumsi teh dapat meningkatkan konsumsi teh di Indonesia. Saat ini minuman teh yang sedang banyak dikonsumsi oleh masyarakat Indonesia adalah minuman teh siap minum. Menurut AC Nielsen 2007, dalam setahun masyarakat Indonesia mengkonsumsi 705 juta liter minuman teh siap minum. Jumlah tersebut merupakan jumlah yang sangat besar jika dilihat dari 200 juta botol minuman yang terjual setiap tahunnya. PT.
Sinar
Sosro
dengan
merek
Teh
Botol
sosro
merupakan leader produsen teh siap minum dalam kemasan (TSMDK). Merek sosro yang sudah terkenal di masyarakat tak lain diambil dari pengalaman nama keluarga Sosrodjojo, yang mulai merintis usaha teh wangi melati pada 1940 di slawi, Jawa tengah. Teh merek Sosro diperkenalkan pertama kali pada 1970 dengan merek teh Cap Botol soft Drink Sosrodjojo, baru pada tahun 1974 menjadi Teh Botol Sosro dengan kemasan botol seperti sekarang. Merek tersebut dipakai untuk mendompleng merek teh seduh cap botol yang sudah sudah lebih dulu populer dan mengambil bagian dari nama belakang keluarga Sosrodjojo. Dibawah kendali sinar Sosro, teh Botol Sosro tumbuh menjadi pemimpin pasar dengan penguasa 49,6 % dan menjadiumbrella brand SWA,2009). PT. Sinar sosro bukan saja pabrik minuman teh botol siap saji pertama di indonesia tetapi juga di dunia. Teh Botol sosro terus mencari pasar, menjadi ikon teh dalam kemasan,
Universitas Sumatera Utara
menjadi kebutuhan banyak orang sehingga satu demi satu pabrik pun terus dibuka agar Teh Botol Sosro makin dekat dengan mereka. Top Brand Index ini dipublikasikan oleh www.topbrand-award.com. Tabel 1.2 Top Brand Index teh dalam kemasan siap Minum Merek Top Brand
Keterangan
The Botol Sosro
49,6% TOP
Frestea
14,4% TOP
Mountea
8,3%
Fruit tea
6,4%
Ultra Teh kotak
5,9%
ABC Teh kotak
4,4%
Teh Gelas
4,3%
Sumber: www.topbrand-award.com, 2013 Dari data di atas dapat dilihat Teh Botol Sosro selaku pelopor teh dalam kemasan siap minum di Indonesia dan di dunia merupakan teh dalam kemasan siap minum nomor satu yang sering diminum oleh konsumen, dengan presentase 49,6%. Posisi kedua ditempati oleh Frestea dengan persentase 14,4%. Sedangkan, Ultra Teh Kotak berada di posisi lima dengan persentase 5,9% setelah Mountea dan Fruit Tea. Persaingan yang ketat ini mengharuskan setiap produsen teh dalam kemasan siap minum dapat menjalankan strategi pemasaran yang akurat.
Universitas Sumatera Utara
Dengan adanya persaingan di dalam bisnis TSMDK, maka telah menuntut teh Botol Sosro untuk tetap menjadi pilihan utama konsumen dalam membeli TSMDK. Oleh karena itu Teh Botol Sosro telah berupaya melalui media televisi dengan menayangkan iklan-iklan unggulannya seperti : iklan televisi dengan slogan “ Apa Pun Makananya, Minumnya Teh Botol Sosro”, begitulah slogan minuman Teh Botol Sosro yang begitu mendibenak konsumen. Slogan yang dipopulerkan PT. Sinar Sinar Sosro sejak 2002 ini menggantikan slogan sebelumnya “Ahlinya Teh” dirilis pada 1997menandai keinginan sosro berkembang lebih besar. Pertumbuhan teh siap minum dalam kemasan yang cepat tidak lepas dari konsumen yang menyukai kepraktisan dalam meminum teh. Teh siap minum, rasa yang enak, mudah didapat, praktis dibawa kemana-mana, dan harganya yang terjangkau membuat konsumen seperti mahasiswa memilih produk ini. Terutama mahasiswa yang tidak mau dibuat susah untuk membuat teh terlebih dahulu sebelum dikonsumsi dan juga bagi mahasiswa yang jauh dari orang tua ( kost ) teh siap minum menjadi pilihan utama dalam kehidupan sehari- hari. Teh Botol sosro memiliki aneka varians kemasan yang menjadi pilihan bagi mahasiswa yang dapat dinikmati sesuai dengan kebutuhan. Berdasarkan latar belakang tersebut, maka penelitian ini berusaha mengetahui dan menganalisis faktor- faktor yang mempengaruhi keputusan pembelian teh siap minum dalam kemasan merek Teh Botol Sosro. Oleh karena itu, diambil judul penelitian ” PENGARUH PRODUK, HARGA, PROMOSI, DAN CUACA TERHADAP KEPUTUSAN PEMBELIAN TEH SIAP MINUM
Universitas Sumatera Utara
DALAM KEMASAN MEREK TEH BOTOL SOSRO (STUDI PADA MAHASISWA FAKULTAS EKONOMI SUMATERA UTARA)”.
1.2 Rumusan Masalah Berdasarkan latar belakang yang telah diuraikan sebelumnya, maka pemusan masalah ini adalah “ApakahProduk, Harga, Promosi, dan Cuaca berpengaruh positif dan signifikan terhadap keputusan pembelian Teh Botol Sosro di Fakultas Ekonomi Universitas Sumatera Utara”. 1.3 Tujuan Penelitian Tujuan dari penelitian ini adalah: Untuk menganalisis pengaruh dari produk (X1), harga (X2), promosi (X3) dan cuaca (X4) terhadap keputusan pembelian (Y) Teh Botol Sosro Mahasiswa Fakultas Ekonomi Universitas Sumatera Utara. 1.4. Manfaat Penelitian Hasil penelitian diharapkan akan memiliki manfaat sebagai berikut: 1. Bagi Perusaahaan Penelitian ini diharapkan dapat memberikan sumbangan pemikiran, informasi dan pengetahuan untuk bahan pertimbangan dan evaluasi dari produk, harga, promosi, dan cuaca terhadap keputusan pelanggan 2. Bagi penulis
Universitas Sumatera Utara
Untuk menambah dan memperluas pengetahuan bagi peneliti dalam bidang pemasaran khususnya mengenai produk, harga, promosi, dan cuaca dan perilaku konsumen yang berkaitan dengan pengambilan keputusan pembelian. 3. Bagi Pihak lainnya Sebagai bahan referensi bagi peneliti selanjutnya, yang akan melakukan penelitian yang sama di masa mendatang.
Universitas Sumatera Utara