BAB I PENDAHULUAN A. Latar belakang Terbatasnya lapangan kerja yang ada di Indonesia saat ini sangat berbanding terbalik dengan tingginya jumlah Sumber Daya Manusia (SDM) yang siap untuk bekerja. Di kota Medan sendiri, menurut Badan Pusat Statistik (BPS) Provinsi Sumatera Utara, hingga Agustus 2012 tercatat ada sekitar 390.000 orang yang menganggur atau sama sekali tidak memiliki pekerjaan. Pihak BPS berpendapat, jumlah ini diprediksi bisa semakin meningkat dari tahun ke tahun mengingat laju pertumbuhan lapangan pekerjaan di Sumatera Utara yang masih berjalan sangat lambat (BPS sumut, 2012). Lebih lanjut BPS (2012) mengungkapkan, persentase lulusan universitas yang bekerja hanya menyumbang sekitar 6,30% dari total pekerja di Indonesia sedangkan sisanya didominasi oleh lulusan SD, SMP, dan SMA dengan lebih dari 90% (BPS, 2012). Melihat dari fakta ini, terlihat bahwa ternyata masih banyak sekali pengangguran intelektual yang ada di Indonesia. Hal ini yang kemudian mendorong banyak orang untuk mulai mencari peluang lain di samping berusaha mendapatkan pekerjaan agar dapat hidup lebih mandiri (Hakim, Noer, & Suef, 2001). Salah satu alternatif yang kemudian mulai berkembang dalam mencukupi kebutuhan hidup adalah kewirausahaan. Menurut Hisrich dan Peters (dalam
1
2
Hakim, 2001) peran kewirausahaan dalam perekonomian suatu bangsa amatlah penting yaitu menumbuhkan lapangan pekerjaan dan mengurangi jumlah pengangguran. Kao (dalam Hatani, 2008) mengungkapkan kewirausahaan sebagai suatu proses penciptaan sesuatu yang baru (kreasi) dan/atau membuat sesuatu yang berbeda (inovasi), yang tujuannya adalah terpenuhinya kesejahteraan individu dan memberikan nilai tambah bagi masyarakat. Lewat jalan kewirausahaan, individu diharapkan dapat menjadi lebih mandiri dan mampu menggerakkan perekonomian masyarakat (Hakim, 2001). Fenomena menarik yang terjadi saat ini adalah munculnya banyak mahasiswa yang kemudian mencoba untuk melakukan kegiatan kewirausahaan. Hal ini tentu sangat menggembirakan mengingat bahwa yang mereka lakukan, seperti yang dinyatakan oleh Hisrich dan Peter (dalam Hakim, 2001) sebelumnya, dapat mengurangi jumlah pengangguran dan semakin menambah lapangan pekerjaan. Yahya Ganda (dalam Yudha, 2004) mengatakan bahwa, “Mahasiswa diartikan sebagai pelajar yang menimba ilmu pengetahuan di perguruan tinggi, di mana pada tingkat ini mereka dianggap memiliki kematangan fisik dan perkembangan pemikiran yang sangat luas, sehingga dalam nilai tersebut mereka dapat memiliki kesadaran untuk menentukan sikap dirinya serta mampu bertanggung jawab terhadap sikap dan tingkah lakunya”. Mengacu dari pernyataan Yahya Ganda (dalam Yudha, 2004) tersebut, dapat dilihat bahwa mahasiswa sebenarnya merupakan sumber daya yang baik untuk mengembangkan kewirausahaan menjadi semakin luas di Indonesia. Hal ini
3
senada dengan pernyataan Hakim (2001) yang menyebutkan bahwa dalam kewirausahaan akan merujuk pada bentuk kepribadian tertentu, yaitu pribadi yang mulia, mampu berdiri atas kemampuan sendiri, mampu mengambil keputusan atas dirinya, serta mampu menerapkan tujuan yang ingin dicapai atas pertimbangannya sendiri. Maka tepat sekali jika dikatakan, pada dasarnya pilihan karir akan merefleksikan minat pribadi seseorang dalam menjalankan suatu pekerjaan (Agustiningsih, 2005). Termasuk dalam hal ini minat seorang mahasiswa untuk berwirausaha. Minat ini sendiri menurut M. Ngalim Purwanto (dalam Puri, 2008) adalah perbuatan yang mengarahkan kepada suatu tujuan dan merupakan suatu dorongan bagi perbuatan itu. Sedangkan Hurlock (1993) menjelaskan bahwa minat adalah sumber motivasi
yang
mendorong seseorang untuk
melakukan apa yang ingin dilakukan. Djaali dalam Sriana Wasti (2013) menjabarkan bahwa minat adalah rasa lebih suka dan rasa ketertarikan pada suatu hal atau aktivitas, tanpa harus ada yang menyuruh. Lebih lanjut, Mufidah (2009) menyebutkan bahwa minat sangat erat hubungannya dengan dorongan, motif, dan reaksi emosional. Ada banyak sekali bentuk wirausaha yang sekarang mulai diminati oleh mahasiswa. Salah satunya adalah dengan berwirausaha menjadi distributor Multi level Marketing (MLM) (Royan, 2002). Konsep MLM atau dikenal juga sebagai network marketing ini sendiri merupakan salah satu metode pemasaran usaha dengan memanfaatkan sistem jaringan (network). Dikatakan network marketing
4
karena merupakan sebuah jaringan kerja pemasaran yang di dalamnya terdapat sejumlah orang yang melakukan proses pemasaran produk/jasa. Hal ini didasari oleh pendapat Yusuf (dalam Rozi, 2003). Jika kemudian dilihat secara teoritis, alasan utama banyaknya mahasiswa yang kemudian berminat menjalankan usaha MLM adalah karena beberapa hal yaitu, (1) Biaya mendaftar sebagai distributor yang murah. Jauh lebih kecil jika dibandingkan harus mulai membuka usaha sendiri. (2) Sudah ada produk yang dijual. Ini sangat memudahkan pelaku bisnis MLM karena tidak perlu lagi memikirkan bentuk produk yang akan mereka pasarkan ke masyarakat. (3) Perhitungan komisi dan poin penjualan dilakukan secara fair dan transparan. (4) Banyak pelatihan dan seminar yang bisa didapatkan untuk semakin menambah pengetahuan para mahasiswa sebagai pelaku usaha (Royan, 2002). Seperti yang telah disampaikan sebelumnya, minat yang ada dalam diri mahasiswa menjadi salah satu faktor penentu sukses-tidaknya mahasiswa dalam menjalankan wirausaha MLM ini. Merujuk pada hasil penelitian yang dilakukan oleh Luthfi (2012) yang berjudul “Minat berwirausaha mahasiswa pendidikan teknik mesin UPI angkatan 2010 dan faktor-faktor yang mempengaruhinya”. Faktor paling dominan yang mempengaruhi minat berwirausaha adalah faktor instrinsik dibandingkan dengan faktor ekstrinsik. Dari sini kita bisa melihat bahwa faktor-faktor intrinsik yang berasal dari dalam diri individu sangat berpengaruh dalam menjalankan wirausaha.
5
Ada banyak sekali faktor intrinsik minat yang mengarahkan seseorang— termasuk di dalamnya mahasiswa—dalam berwirausaha, di antaranya adalah motivasi (Firda, 2011). Pada motivasi ini sendiri menurut Shia (1998) terkandung beberapa faktor yang mempengaruhi yang salah satu faktornya adalah fear of failure. Hal ini senada dengan Sukmadinata (dalam Kusumawati, 2012) yang mengatakan bahwa fear of failure menjadi salah satu faktor yang berperan dalam mempengaruhi motivasi seseorang. Pernyataan di atas ini sangat dekat dengan teori Murray, Mc Clelland, Clark, dan Lowell (dalam Elliot, & Thrash, 2004) yang mengungkapkan bahwa sebagian besar individu baik dalam ruang kelas, kompetisi-kompetisi olahraga, dan di area-area kerja dimotivasi oleh keinginan untuk menghindari kemungkinan gagal dan pengambilan resiko, kecenderungan untuk menghindari kegagalan ini yang secara umum disebut sebagai fear of failure. Fear of failure memperlihatkan implikasi negatif dalam beberapa hal, yaitu: pilihan tugas yang akan dikerjakan, usaha yang dikeluarkan dalam pelaksanaan tugas, keuletan dalam melaksanakan tugas, pencapaian performansi, serta motivasi untuk lebih berprestasi (Elliot, A J & Sheldon, M K, 1997). Atkinson (dalam Conroy, Kaye, & Fifer, 2002) juga menambahkan bahwa fear of failure merupakan sebuah bentuk dorongan untuk menghindari kegagalan terutama konsekuensi negatif kegagalan berupa rasa malu, menurunnya konsep diri individu, dan hilangnya pengaruh sosial. Dari penjelasan ini bisa kita lihat bahwa seorang individu yang merasakan fear of failure akan menghindari
6
tanggung jawab dan menurunkan standar keunggulannya agar ia dapat terhindar dari kegagalan (Fried & Buchalter, 1997). Lebih lanjut Atkinson (dalam Sagar & Stoeber, 2009) menyatakan bahwa semakin individu merasakan kemungkinan gagal, maka akan semakin lemah usaha yang ia lakukan untuk bisa terhindar dari kegagalan. Ketakutan menghadapi kegagalan atau fear of failure ini tentu bisa jadi akan berhubungan terhadap minat seseorang dalam meneruskan atau tetap melakukan pekerjaannya, atau relevansinya dengan penelitian ini adalah minat mahasiswa dalam berwirausaha MLM. Hal ini kemudian diperkuat pula dengan wawancara singkat yang penulis lakukan terhadap NS, seorang mahasiswa yang juga wirausahawan MLM, diketahui bahwa sejauh ini ia masih tetap menjalankan bisnis MLM meski banyak komentar negatif yang memang muncul di masyarakat. Hanya saja, belakangan ia mulai merasa sedikit malas dan sering merasa takut jika suatu ketika ia akan mengalami kegagalan seperti yang banyak orang sampaikan padanya. Ditambah lagi banyak juga teman-temannya yang dulu ikut berwirausaha MLM memilih berhenti karena merasa sulit dan malu menghadapi banyak komentar negatif dari orang-orang (Komunikasi personal, 23 Maret 2013). Berdasarkan fenomena-fenomena yang telah disebutkan di atas, maka timbul keinginan peneliti untuk mengetahui adakah hubungan antara fear of failure dengan minat mahasiswa berwirausaha MLM, khususnya pada mahasiswa.
7
B. Rumusan Masalah Peneliti bermaksud melakukan penelitian untuk mengetahui hubungan fear of failure dengan minat berwirausaha Multi Level Marketing (MLM) pada Mahasiswa. C. Tujuan Penelitian 1. Berdasarkan permasalahan yang telah dirumuskan, maka tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui dan mendapatkan data mengenai hubungan antara fear of failure dengan minat berwirausaha MLM pada mahasiswa. 2. Mengetahui kekuatan masing-masing variabel melalui kategorisasi data hasil penelitian. D. Manfaat Penelitian 1. Manfaat Teoritis a. Memberikan sumbangan ilmu pengetahuan dan wawasan terutama di bidang Psikologi Industri dan Organisasi. b. Memberi tambahan informasi mengenai fear of failure dengan minat berwirausaha MLM bagi peneliti selanjutnya yang tertarik untuk melakukan penelitian lanjutan mengenai topik yang serupa. 2. Manfaat Praktis a. Setelah diketahui bagaimana hubungan antara fear of failure dengan minat berwirausaha MLM pada mahasiswa, diharapkan hasilnya dapat digunakan sebagai bahan masukan bagi mahasiswa sendiri untuk lebih memahami dirinya dan menerapkan strategi yang tepat agar berhasil dalam wirausaha MLM.
8
E. Sistematika Penulisan Sistematika penulisan yang digunakan dalam penelitian ini adalah sebagai berikut : Bab I :
Pendahuluan Berisikan mengenai latar belakang masalah yang hendak dibahas, perumusan masalah, tujuan penelitian, manfaat penelitian dan sistematika penulisan.
Bab II :
Tinjauan Pustaka Berisikan mengenai tinjauan kritis yang menjadi acuan dalam
pembahasan
permasalahan.
Teori-teori
yang
digunakan dalam penelitian ini adalah teori tentang minat berwirausaha dan fear of failure serta hipotesa penelitian. Bab III :
Metode Penelitian Berisikan mengenai metode-metode dasar dalam penelitian yaitu identifikasi variabel, definisi operasional, subjek penelitian,
metode
pengumpulan,
metode
pengambilan analisis
sampel,
data
dan
metode prosedur
pelaksanaan penelitian. Bab IV
:
Hasil Analisa Data dan Pembahasan Berisikan mengenai uraian tentang gambaran umum subjek penelitian, hasil penelitian meliputi hasil uji asumsi dan hasil utama penelitian, kategorisasi serta pembahasan.
Bab V
:
Kesimpulan dan Saran
9
Berisikan pemaparan dari kesimpulan dan saran yang diperoleh dari hasil penelitian.