BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Negara Republik Indonesia merupakan Negara yang berdasarkan pada Pancasila. Sebagai dasar Negara, Pancasila menjadi tumpuan serta dasar tata cara penyelenggaraan Negara dalam usaha mencapai cita-cita kemerdekaan Indonesia. Selain sebagai dasar Negara, implementasi Pancasila juga memiliki peran yang nyata sebagai tujuan Negara Indonesia. Pemenuhan nilai-nilai Pancasila melekat erat dengan perjuangan bangsa dan Negara Indonesia sejak Proklamasi Kemerdekaan 17 Agustus 1945 hingga kini dan di masa depan. Pola pembangunan nasional semestinya menunjukkan tekad bangsa dan Negara Indonesia untuk mencapai masyarakat adil dan makmur berdasarkan Pancasila. Dalam pembukaan Undang-Undang Dasar (UUD) Republik Indonesia tahun 1945 tercantum tujuan-tujuan pokok Pancasila yang antara lain: 1. Melindungi segenap bangsa dan seluruh tumpah darah Indonesia; 2. Memajukan kesejahteraan umum dan mencerdaskan kehidupan bangsa;
2
3. Ikut melaksanakan ketertiban dunia yang berdasarkan kemerdekaan, perdamaian abadi, dan keadilan sosial.1 Tujuan-tujuan tersebut menjadi amanat Negara yang selanjutnya dijabarkan ke dalam batang tubuh UUD 1945 yang terdiri dari 37 pasal. Pasal 27 ayat (2) UUD 1945 merupakan salah satu amanat untuk memajukan kesejahteraan umum dan mencerdaskan kehidupan bangsa yang belum dapat dipenuhi oleh Pemerintah. Dalam pasal 27 ayat (2) UUD 1945 dijelaskan bahwa “Tiap-tiap warga Negara berhak atas pekerjaan dan penghidupan yang layak bagi kemanusiaan”. Pada kenyataannya jumlah angkatan kerja yang menganggur di Indonesia pada bulan Februari 2013 mencapai 5,92 % atau sekitar 7.170.523 jiwa.2 Dari data tersebut, terlihat jelas bahwa banyak warga Negara Indonesia yang masih belum mendapatkan hak atas pekerjaan. Pekerjaan merupakan hal yang sangat penting dalam menjalani hidup. Setiap manusia membutuhkan pekerjaan untuk meningkatkan kualitas hidup. Dengan memiliki pekerjaan, manusia dapat memberikan jaminan hidup baginya dan keluarganya. Jaminan hidup tidak akan tercapai apabila manusia tidak mempunyai pekerjaan, dimana dari hasil pekerjaan itu dapat diperoleh imbalan jasa untuk membiayai dirinya dan keluarganya.3
Prof. Dr. H. Dahlan Thaib, S.H., M.Si., Jazim Hamidi, S.H., M.Hum., Hj. Ni’matul Huda, S.H., M.Hum., Teori dan Hukum Konstitusi, Raja Grafindo, Jakarta, 2008, hlm. 91. 2 Survei Angkatan Kerja Nasional (Sakernas) Tahun 2013, www.bps.go.id, diakses pada tanggal 19 Maret 2014. 3 Sendjun W. Manulang, 1990, Pokok-Pokok Hukum Ketenagakerjaan Indonesia, Rineka Cipta, Jakarta, hlm 9. 1
3
Di Indonesia masih banyak orang yang sudah memasuki usia kerja tetapi belum memiliki pekerjaan atau sering disebut pengangguran. Jumlah pengangguran yang banyak tidak terlepas dari sedikitnya jumlah lapangan pekerjaan yang tersedia. Hal tersebut dikarenakan sebagian besar orang yang telah memasuki usia kerja lebih memilih untuk mencari pekerjaan daripada menjadi pengusaha. Padahal apabila mereka mau menjadi pengusaha mereka dapat menciptakan lapangan kerja baru. Persaingan untuk mendapatkan pekerjaan semakin sulit seiring terus bertambahnya jumlah pencari kerja. Salah satu penyebab bertambahnya jumlah pencari kerja dikarenakan adanya orang-orang yang ikut mencari pekerjaan meskipun belum mencapai usia kerja. Selain itu banyak dari kalangan pelajar maupun mahasiswa yang juga ikut mencari pekerjaan. Mahasiswa ikut mencari pekerjaan untuk menambah uang saku karena kurangnya uang saku dari orang tua. Bagi mahasiswa, bekerja merupakan salah satu cara untuk mendapatkan uang saku tambahan apabila memang mahasiswa yang bersangkutan sulit untuk mendapatkan beasiswa. Selain itu, mendapatkan penghasilan sendiri akan mengurangi beban orang tua untuk memberikan uang saku secara rutin. Bagi mahasiswa bekerja sebelum lulus kuliah juga dapat digunakan untuk mencari pengalaman kerja. Bagi sebagian orang, tujuan terpenting dari bekerja saat masih kuliah yaitu untuk mendapatkan pengalaman kerja daripada untuk mendapatkan uang. Pengalaman kerja dapat dijadikan sebagai modal untuk mencari pekerjaan yang lebih baik setelah mereka lulus kuliah.
4
Bagi mahasiswa semester akhir, bekerja dapat mengisi waktu luang mereka untuk hal yang lebih berguna. Apabila mereka memiliki banyak waktu luang, maka mereka memiliki waktu yang lebih banyak untuk bermalas-malasan. Dengan bekerja mereka dapat mengisi waktu luang dengan hal yang positif, menghasilkan uang dan dapat menambah pengalaman kerja. Melihat adanya minat bekerja dari para mahasiswa, membuat sebagian pengusaha menyediakan lapangan kerja khusus, agar mahasiswa mempunyai waktu untuk bekerja. Pekerjaan khusus yang disediakan oleh pengusaha bukanlah pekerjaan dengan waktu kerja yang pasti. Dengan sistem ini, pekerja yang masih aktif kuliah dapat memilih waktu kerja pagi, siang, sore maupun malam sesuai dengan ketersedian waktu setiap harinya dengan syarat jumlah waktu kerja yang dikerjakan harus selama waktu yang telah ditentukan oleh pengusaha. Mempekerjakan pekerja yang masih kuliah memberikan keuntungan tersendiri bagi pengusaha. Mahasiswa sudah terbiasa dengan kedisplinan dan tugas-tugas dari kampus sehingga kedisiplinan dan etos kerja dalam mengerjakan tugas dapat dipraktikkan dalam melakukan pekerjaannya. Selain itu, pengusaha dapat memberikan upah yang relatif murah kepada pekerja yang masih berstatus mahasiswa meskipun tetap harus diatas upah minimun yang ditentukan, apabila dibandingkan dengan mempekerjakan pekerja berstatus Sarjana. Yogyakarta atau yang sering disebut dengan Jogja, merupakan salah satu kota besar di Indonesia yang dikenal dengan julukan kota pelajar. Yogyakarta
5
memiliki banyak sekolah-sekolah dan Universitas-Universitas unggul yang terakreditasi. Banyak pelajar maupun mahasiswa di Yogyakarta yang berasal dari luar daerah atau bahkan dari luar Indonesia. Yogyakarta diakui sebagai kota pelajar tidak hanya di Indonesia tapi juga di dunia, karena terdapat banyak sekolah-sekolah dan Universitas-Universitas unggulan. Oleh karena banyak Universitas-Universitas unggulan di Yogyakarta, maka terdapat mahasiswa yang melimpah di kota Yogyakarta. Retra’s Hostel adalah salah satu badan usaha di Yogyakarta yang mempekerjakan mahasiswa. Retra’s Hostel terletak di Jalan Kaliurang Km. 5,5 Jalan Pandega Mandala No. 25C, Sleman, Daerah Istimewa Yogyakarta, yang tidak lain merupakan kawasan kampus. Oleh karena itu, pihak Retra’s Hostel memanfaatkannya dengan membuka lapangan kerja yang dimungkinkan untuk para mahasiswa yang masih aktif kuliah. Ketentuan waktu kerja di Retra’s Hostel ditentukan dengan menyesuaikan jadwal kuliah pekerjanya. Para pekerja di Retra’s Hostel dapat berhenti bekerja pada saat jam kuliah dengan ketentuan 8 jam kerja dalam 1 hari. Dalam 1 minggu, para pekerja diberi 1 hari libur. Saat ada pekerja yang izin untuk tidak bekerja, pekerja lain akan dipanggil untuk bekerja menggantikannya, sehingga pekerja yang dipanggil dapat bekerja selama 16 jam dalam 1 hari. Padahal ketentuan waktu kerja menurut Undang-Undang Nomor 13 Tahun 2003, untuk 6 hari kerja dalam 1 minggu adalah 7 jam dalam 1 hari dan 40 jam dalam 1 minggu. Untuk 5 hari kerja dalam satu minggu adalah 8 jam dalam 1 hari dan
6
40 jam dalam 1 minggu. Dengan ketentuan tersebut, maka terjadi penyimpangan oleh pengusaha Retra’s Hostel mengenai ketentuan waktu kerja. Penyimpangan ketentuan waktu kerja oleh pihak Retra’s Hostel dapat berdampak negatif bagi pekerjanya yang masih aktif kuliah. Penyimpangan tersebut dapat mengakibatkan penurunan tingkat kesehatan pekerja, merampas hak pekerja untuk mengembangkan kehidupan sosial sebagai manusia pada umumnya serta berakibat pada penurunan pencapaian di bidang akademis atau pada kuliahnya. Terbatasnya perhatian masyarakat akan hal ini membuat hubungan industrial antara pekerja yang masih kuliah dengan pihak Retra’s Hostel terlihat baik-baik saja. Pada kenyatannya telah terjadi eksploitasi pekerja yang berdampak negatif kepada pekerja itu sendiri. Berdasaran hal-hal yang telah diuraikan diatas, penulis tertarik untuk mengangkat judul “PELAKSANAAN KETENTUAN WAKTU KERJA BAGI PEKERJA YANG MASIH KULIAH DI RETRA’S HOSTEL, YOGYAKARTA”.
B. Rumusan Masalah Berdasarkan pada uraian latar belakang masalah, penulis merumuskan permasalahan sebagai berikut:
7
1. Faktor-faktor apa sajakah yang mendorong terjadi penyimpangan dalam pelaksanaan ketentuan waktu kerja bagi pekerja yang masih kuliah di Retra’s Hostel, Yogyakarta? 2. Apa sajakah pengaruh bagi pekerja yang masih aktif kuliah dengan adanya penyimpangan pelaksanaan waktu kerja di Retra’s Hostel, Yogyakarta?
C. Tujuan Penelitian 1. Tujuan Objektif a. Untuk
mengetahui
faktor-faktor
yang
mendorong
terjadinya
penyimpangan ketentuan waktu kerja bagi pekerja yang masih kuliah di Retra’s Hostel, Yogyakarta. b. Untuk mengetahui pengaruh-pengaruh yang ditimbulkan bagi pekerja yang masih aktif kuliah dengan adanya penyimpagan pelaksanaan ketentuan waktu kerja di Retra’s Hostel, Yogyakarta. 2. Tujuan Subjektif a. Untuk memenuhi salah satu syarat untuk memperoleh gelar kesarjanaan dalam bidang Ilmu Hukum jurusan keperdataan di Fakultas Hukum Universitas Gadjah Mada. b. Hasil penelitian ini diharapkan dapat berguna untuk menerapkan teoriteori yang telah diperoleh penulis selama berada di bangku kuliah maupun dari buku-buku ilmiah dengan keadaan senyatanya dalam
8
praktek, sehingga penulis memperoleh pengetahuan yang luas dan dapat bermanfaat di kemudian hari.
D. Keaslian Penelitian Sepanjang pengetahuan penulis, setelah menelusuri kepustakaan di perpustakaan maupun internet, sudah banyak penelitian yang meneliti mengenai perjanjian kerja waktu tertentu maupun tentang ketentuan waktu kerja. Berikut ini adalah judul-judul penelitian mengenai perjanjian kerja waktu tertentu maupun tentang ketentuan waktu kerja yang sudah pernah diteliti sebelumnya, di antaranya: 1. Pelaksanaan Ketentuan Waktu Kerja Bagi Pekerja Apotek di Kota Blitar. Rumusan masalah dari Penulisan Hukum tersebut adalah sebagai berikut: a. Apa sajakah faktor-faktor yang mendorong terjadinya penyimpangan pelaksanaan waktu kerja bagi pekerja apotek di Kota Blitar? b. Upaya-upaya apakah yang dapat dilakukan untuk mengurangi penyimpangan pelaksanaan ketentuan waktu kerja bagi pekerja apotek di Kota Blitar?4 2. Pelaksanaan Perjanjian Kerja Watu Tertentu (PKWT) terhadap pekerja di Biro Umum Perencanaan dan Keuangan (BUPK) Universitas Negeri
4
Bayu Pramudita, 2011, Skripsi: Pelaksanaan Ketentuan Waktu Kerja Bagi Pekerja Apotek di Kota Blitar, Universitas Gadjah Mada.
9
Yogyakarta. Rumusan masalah dari Penulisan Hukum tersebut adalah sebagai berikut: a. Dasar pertimbangan hukum apakah yang digunakan Biro Umum Perencanaan dan Keuangan Universitas Negeri Yogyakarta dalam menggunakan perjanjian kerja waktu tertentu (PKWT) terhadap pekerjanya? b. Bagaimana pelaksanaan perjanjian kerja waktu tertentu antara pekerja dan pihak Biro Umum Perencanaan dan Keuangan Universitas Negeri Yogyakarta?5 3. Perlindungan Pekerja/Buruh dalam Perjanjian Kerja Waktu Tertentu (PKWT) Sejak Berlakunya Undang-Undang Nomor 13 Tahun 2003 tentang Ketenagakerjaan. Rumusan masalah dari Tesis tersebut adalah sebagai berikut: a. Bagaimanakah
pelaksanaan
perlindungan
pekerja/buruh
dalam
Perjanjian Kerja Waktu Tertentu (PKWT) menurut Undang-undang Nomor 13 Tahun 2003 tentang Ketenagakerjaan? b. Apa saja kendala-kendala yang dihadapi dalam pelaksanaan Perjanjian Kerja Waktu Tertentu (PKWT) terhadap pemberian perlindungan pekerja/buruh dan bagaimana solusinya?6
5
Fadhil, 2014, Skripsi: Pelaksanaan Perjanjian Kerja Watu Tertentu (PKWT) terhadap pekerja di Biro Umum Perencanaan dan Keuangan (BUPK) Universitas Negeri Yogyakarta, Universitas Gadjah Mada. 6 R. Soedarmoko, 2008, Tesis: Perlindungan Pekerja/Buruh dalam Perjanjian Kerja Waktu Tertentu (PKWT) Sejak Berlakunya Undang-Undang Nomor 13 Tahun 2003 tentang Ketenagakerjaan, Universitas Diponegoro (diakses di
10
4. Kajian Yuridis Terhadap Perlindungan Waktu Kerja dan Upah Bagi Pekerja Harian Lepas. Rumusan masalah dari tesis tersebut adalah sebagai berikut: Apakah perlindungan waktu kerja dan upah bagi pekerja harian lepas telah sesuai peraturan perundang-undangan bidang ketenagakerjaan?7 Hal yang membedakan penulisan hukum ini dengan penulisan hukum tersebut di atas adalah: 1. Subyek penelitian dalam penulisan hukum ini yaitu hanya pekerja yang masih berstatus sebagai mahasiswa saja, sedangkan dalam penelitianpenelitian sebelumnya meneliti mengenai waktu kerja secara umum. 2. Lokasi penelitian yang dipilih penulis adalah Retra’s Hostel, Yogyakarta, sedangkan lokasi pada penelitian-penelitian sebelumnya berbeda dengan lokasi penelitian ini, yang tentunya akan berbeda juga permasalahannya. Berdasarkan hal tersebut, penelitian ini dapat dianggap asli dan layak untuk dilakukan. Apabila ternyata masih terdapat penelitian yang serupa di luar sepengetahuan penulis, diharapkan penelitian ini dapat saling melengkapi.
http://eprints.undip.ac.id/18405/1/R._SOEDARMOKO.pdf pada tanggal 17 November 2014). 7 Re’Joice Simbolon, Skripsi: Kajian Yuridis Terhadap Perlindungan Waktu Kerja dan Upah Bagi Pekerja Harian Lepas, Universitas Atma Jaya Yogyakarta (diakses di http://ejournal.uajy.ac.id/2553/1/0HK09591.pdf pada tanggal 17 November 2014).
11
E. Manfaat Penelitian Penulis berkeyakinan bahwa akan banyak manfaat dan kegunaan yang dapat diperoleh dari penelitian ini, antara lain: 1. Bagi Penulis Penelitian ini sangat bermanfaat bagi penulis dalam menambah pengetahuan penulis tentang pelaksanaan waktu kerja, menumbuhkan sikap sebagai penulis profesional, serta dapat meningkatkan sikap kritis atas segala sesuatu yang terjadi dalam kehidupan masyarakat. 2. Bagi Pemerintah Penelitian ini diharapkan dapat memberikan masukan bagi pemerintah dalam mengambil langkah untuk menangani permasalahan-permasalahan tentang pelaksanaan waktu kerja yang akan ditemui di kemudian hari agar dapat lebih memberikan perlindungan hukum bagi pekerja-pekerja yang kurang terlindungi haknya. 3. Bagi Masyarakat Penelitian ini diharapkan dapat menambah pengetahuan masyarakat sebagai pihak yang merasakan langsung segala permasalahan yang diteliti baik pengusaha, pekerja/buruh, maupun masyarakat pada umumnya. 4. Bagi Ilmu Pengetahuan Penelitian ini akan semakin memperkaya khasanah ilmu pengetahuan dan wawasan pemikiran khususnya di bidang hukum ketenagakerjaan
12
terutama dalam pelaksanaan waktu kerja bagi pekerja yang masih aktif kuliah.