BAB I PENDAHULUAN
A.
Latar Belakang Penelitian Berdasarkan data dari www.indonesia.go.id, Indonesia merupakan negara
kepulauan terbesar di dunia yang terdiri 17.508 pulau. Dengan total luas wilayah 1.904.569 km2 merupakan sumber kekayaan alam yang luar biasa. Dengan lahan pertanian yang sangat luas, adalah suatu hal yang sangat menjanjikan untuk Investasi bisnis di Indonesia. Dengan investasi bisnis ini di harapkan bisa bermanfaat untuk kesejahteraan masyarakat Indonesia pada umumnya dan Investor pada khususnya. Ditahun 2015 ini diberlakukan Masyarakat Ekonomi ASEAN, yang semakin mempermudah transaksi bisnis di kawasan Asia Tenggara. Indonesia merupakan salah satu negara yang menjadi anggota dalam Masyarakat Ekonomi ASEAN tersebut. Salah satu kebijakan dalam Masyarakat Ekonomi ASEAN adalah perdagangan bebas di kawasan negara kepesertaan ASEAN. Dengan di berlakukan kebijakan ini maka persaingan bisnis akan semakin ketat. Hal ini berarti akan semakin banyak perusahaan luar yang masuk ke Indonesia untuk melakukan transaksi bisnisnya. Setiap aktivitas bisnis yang dilaksanakan oleh perusahaan selalu memerlukan dana, baik untuk membiayai kegiatan operasionalnya sehari - hari maupun untuk membiayai investasi jangka panjangnya. Dana yang digunakan untuk melangsungkan kegiatan operasional sehari-hari disebut modal kerja. Modal kerja dibutuhkan oleh setiap perusahaan untuk membiayai kegiatan
1
2
operasinya sehari-hari, di mana modal kerja yang telah dikeluarkan
itu
diharapkan akan dapat kembali lagi masuk ke dalam perusahaan dalam waktu yang pendek melalui hasil penjualan produksinya. Modal kerja yang berasal dari penjualan
produk tersebut akan segera dikeluarkan lagi untuk
membiayai
kegiatan operasional selanjutnya. Modal kerja ini akan terus berputar setiap periodenya didalam perusahaan (Eka Ayu Rahayu dalam Riyanto, 2014) Penelitian ini mengambil obyek pada perusahaan-perusahaan yang bergerak dalam bidang agriculture. Dimana perusahaan agriculture merupakan perusahaan yang bergerak dibidang pertanian dan perkebunan. Tujuan penelitian yang difokuskan pada perusahaan - perusahaan agriculture adalah untuk memberikan gambaran riil tentang prospek keuntungan usaha disektor agriculture, serta memberikan solusi kebijakan yang konstruktif kepada masyarakat, pemerintah, serta pihak yang berkepentingan terkait regulasi usaha di sektor agriculture ini.
GAMBAR 1.1 Grafik IHSG Nilai rata-rata Perdagangan Sumber: www.idx.co.id diunduh pada Mei 2015
GAMBAR 1.2 Grafik Index Agriculture
3
Sumber: www.indonesia-invesment.com, diunduh pada Mei 2015
Pergerakan indeks sektor agriculture dari tahun ke tahun yang fluktuatif akan tetapi cenderung terus mengalami peningkatan, berdasarkan data yang diambil
dari
Otoritas
Jasa
Keuangan
2014
dan
http://www.indonesia-
investments.com, bisa dilihat di gambar 1.1. dan gambar 1.2 Indeks sektoral BEI
denngan sub indeks dari IHSG, dari tahun 2011 sampai awal 2014 indeks saham agriculture mengalami peningkatan sedangkan di pertengahan tahun 2014 mengalami penurunan diakibatkan adanya kondisi politik di Indonesia kurang stabil, karena adanya pemilu Presiden RI pada Juli 2014. Namun pada akhir tahun 2014 indeks saham agriculture kembali pulih dan mengalami kenaikan. Hal tersebut menunjukkan bahwa indeks saham di sektor agriculture masih menjajikan bagi investor. Dalam penelitian ini, objek waktu penelitian yang ditentukan peneliti adalah dari tahun 2011 sampai dengan tahun 2014, hal ini dikarenakan perkembangan kondisi Pasar Modal Indonesia yang sedang mengalami
4
pertumbuhan pada tahun 2011 - 2014, ditandai dengan peningkatan atas Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) yang merupakan salah satu indikator utama pergerakan harga saham. Harga saham dapat dipandang sebagai cerminan dari nilai suatu perusahaan. Dengan melihat fenomena laporan keuangan perusahaan agriculture ini maka penulis dapat melihat adanya hubungan yang erat antara perputaran kas, perputaran persediaan, perputaran piutang, dan pertumbuhan penjualan terhadap profitabilitas perusahaan-perusahaan agriculture tersebut. Menurut peneliti permasalahan ini menarik untuk dikaji, terutama ditinjau dari peran kas, persediaan, piutang dan pertumbuhan penjualan dalam kegiatan operasional perusahaan dalam menghasilkan profit, sehingga dapat
menjadi
tolak ukur bagi investor untuk pengambilan keputusan dalam hal investasi. Pada aplikasinya, untuk melihat hubungan antara kas, persediaan, piutang dan pertumbuhan penjualan dengan profitabilitas, digunakan data laporan keuangan dengan membandingkan unsur - unsur pada Laporan Neraca dan Laporan Laba- Rugi. Peningkatan modal kerja secara tidak langsung akan meningkatkan omset penjualan dan menghasilkan
profitabilitas (Mistianah,
2007:4). Sedangkan peneliti yang lain berpendapat lain, (Siswantini, 2006) melakukan penelitian tentang analisis pengelolaan modal kerja dan pengaruhnya terhadap profitabilitas pada perusahaan manufaktur di Bursa Efek Indonesia (BEI) yang hasilnya menunjukkan bahwa perputaran kas berpengaruh secara negatif terhadap profitabilitas, sedangkan perputaran piutang dan modal kerjanya berpengaruh positif. Hasil penelitian ini tentunya memperkuat asumsi teori bahwa semua modal kerja yang di memiliki dan dikelola oleh perusahaan
5
berdampak atau berpengaruh terhadap profitabilitas perusahaan. Prinsip ekonomi mengatakan bahwa dengan pengeluaran tertentu untuk menghasilkan
pemasukan yang semaksimal mungkin. Prinsip ini banyak
dipakai oleh perusahaan dalam menjalankan usahanya. Bahkan menjadi salah satu tujuan bagi banyak perusahaan. Tujuan perusahaan diperlukan untuk menetukan kebijakan yang efektif dan efisien dalam mengambil keputusan. Dalam Pernyataan Standar Akunatsi Keuangan (PSAK) No.1 Revisi 2013 menyatakan, Laporan keuangan adalah suatu penyajian terstruktur dari posisi keuangan dan kinerja keuangan suatu entitas. Sedangkan Tujuan laporan keuangan adalah memberikan informasi mengenai posisi keuangan, kinerja keuangan, dan arus kas entitas yang bermanfaat bagi sebagian besar kalangan pengguna laporan dalam pembuatan keputusan ekonomi. Laporan keuangan juga menunjukkan hasil pertanggung jawaban manajemen atas penggunaan sumber daya yang dipercayakan kepada mereka. Dari penjelasan PSAK diatas, bisa di jelaskan bahwa informasi keuangan yang tersaji dalam laporan keuangan sangat penting bagi Manajemen perusahaan dalam pengambilan keputusan. Pengambilan Keputusan sangat penting karena menentukan arah dan nasib perusahaan tersebut. Sebelum pengambilan keputusan, Manajemen Perusahaan perlu memahami dan memiliki kemampuan dalam menganalisa Laporan Keuangan perusahaan dengan baik dan benar. Setelah laporan keuangan disusun berdasarkan data yang relevan serta dilakukan dengan standar akuntansi, akan terlihat kondisi keuangan sebuah perusahaan, kondisi keuangan yang dimaksud adalah untuk mengetahui jumlah
6
harta, modal, kewajiban yang dimiliki dalam neraca. Dalam Laporan Laba Rugi dan pengahasilan komprehensif lain bisa dilihat juga jumlah pendapatan yang diterima dan biaya yang dikeluarkan untuk mengetahui laba atau rugi selama periode tertentu. Analisis Laporan Keuangan merupakan alat untuk mengevaluasi kinerja keuangan perusahaan. Analisis Laporan keuangan ini dapat dilakukan dengan menggunakan Rasio Keuangan, adapun Rasio-rasio yang di gunakan untuk menilai kinerja Perusahaan ini akan dibahas lebih detail di bab berikutnya. Berbicara mengenai profitabilitas, hal ini akan sejalan dengan kas, persediaan, piutang dan penjualan sebuah perusahaan. Semakin maju suatu perusahaan, maka akan semakin besar juga Kas, Piutang, Persediaan dan Penjualan yang diperlukan. Dengan demikian perputaran dan pertumbuhan tersebut merupakan salah satu aspek penting dari keseluruhan manajemen keuangan. Dimana tergantung kepada masing – masing komponen modal kerja seperti perputaran kas,
perputaran
piutang
dan
perputaran
persediaan.
Perusahaan secara umum harus mempertahankan aktiva lancar yang lebih besar daripada hutang lancar, sehingga perputaran modal kerjanya meningkat. Setiap perusahaan dalam menjalankan usahanya memerlukan modal kerja yang mencukupi. Kecukupan modal kerja menjadi sangat penting bagi perusahaan untuk menunjang seluruh aktivitas usahanya. Dengan adanya efisiensi dan efektivitas modal kerja maka diharapkan perusahaan dapat meningkatkan profitabilitasnya. Hal ini disebabkan karena semakin cepat perputaran modal kerja, maka semakin cepat pula modal kerja kembali menjadi kas.
7
Modal kerja sebaiknya tersedia dalam jumlah yang cukup, agar memungkinkan perusahaan untuk beroperasi secara ekonomis dan tidak mengalami kesulitan keuangan. Kesulitan Keuangan bisa timbul karena adanya krisis, keadaan stabilitas politik suatu negara, dan kalah dalam persaingan bisnis. Kelebihan maupun kekurangan modal kerja dapat merugikan perusahaan baik secara langsung maupun secara tidak langsung. Modal kerja yang berlebihan, tidak menguntungkan karena akan mengakibatkan adanya dana yang menganggur dan tidak bermanfaat dengan baik, sehingga mengurangi kemampuan perusahaan untuk memperoleh laba. Sedangkan modal kerja yang terlalu sedikit akan menyebabkan perusahaan kekurangan dana sehingga perusahaan tidak mampu memenuhi kewajiban finansialnya, yang akhirnya dapat membahayakan kelangsungan aktivitas perusahaan sehari-hari. Besarnya modal kerja ditentukan dengan cara menghitung perputaran elemen-elemen pembentuk modal kerja, yaitu perputaran kas, perputaran piutang, dan perputaran persediaan (Sutrisno, 2005:50). Dari semua modal kerja dapat dihitung perputarannya. Semakin cepat tingkat perputaran masing-masing elemen, maka modal kerja dapat dikatakan efisien. Tetapi jika perputarannya semakin lambat, maka penggunaan modal kerja dalam perusahaan kurang efisien. Dalam penelitian ini elemen modal kerja yang akan
dibahas
adalah
perputaran
kas,
perputaran
piutang, perputaran
persediaan dan hal lain yang meningkatkan modal adalah pertumbuhan penjualan. Keuntungan atau laba merupakan sarana penting untuk mempertahankan
8
kelangsungan hidup perusahaan. Makin tinggi laba perusahaan akan membuat perusahaan bertahan hidup, bertumbuh, dan berkembang serta tangguh dalam menghadapi persaingan. Untuk mengukur tingkat efektifitasnya, dapat dilakukan dengan mengetahui seberapa besar rasio profitabilitas yang dimiliki. Dengan mengetahui rasio profitabilitas yang dimiliki, perusahaan dapat memonitor perkembangan perusahaan dari waktu ke waktu. Mengingat begitu pentingnya perputaran kas, perputaran piutang dan perputaran persediaan dan pertumbuhan penjualan terhadap profitabilitas bagi perusahaan, maka penulis tertarik untuk melakukan penelitian dengan judul “Pengaruh Perputaran Kas, Perputaran Piutang, Perputaran Persediaan dan Pertumbuhan Penjualan terhadap Profitabilitas Pada Perusahaan Agriculture yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia ”.
B.
Rumusan Masalah Penelitian
Masalah dalam penelitian ini dirumuskan sebagai berikut: 1. Apakah perputaran kas berpengaruh terhadap profitabilitas? 2. Apakah perputaran piutang berpengaruh terhadap profitabilitas ? 3. Apakah perputaran persediaan berpengaruh terhadap profitabilitas ? 4. Apakah pertumbuhan penjualan berpengaruh terhadap profitabilitas ?
C.
Tujuan dan Kontribusi Penelitian
9
1.
Tujuan Penelitian
Tujuan penelitian ini adalah: a.
Untuk menguji secara empiris pengaruh perputaran kas terhadap profitabilitas
b.
Untuk menguji secara empiris pengaruh, perputaran piutang terhadap profitabilitas
c.
Untuk menguji secara empiris pengaruh perputaran persediaan terhadap profitabilitas
d.
Untuk
menguji
secara
empiris
perputaran
pertumbuhan
penjualan terhadap profitabilitas. 2.
Kontribusi Penelitian
Penelitian ini bermanfaat untuk: a.
Bagi peneliti, untuk menambah wawasan yang belum diketahui oleh peneliti.
b.
Bagi Akademik, sebagai dokumentasi ilmiah yang bermanfaat bagi
peneliti berikutnya yang memiliki persamaan tujuan
dengan penelitian ini c.
Bagi perusahaan, diharapkan membantu pihak manajemen perusahaan
dalam
pengelolaan
memaksimalkan profitabilitas.
modal
kerja
untuk