1
BAB I PENDAHULUAN Bab I adalah suatu bab yang disusun dalam konsep penulisan tesis yang mendeskripsikan ketertarikan peneliti dalam memilih judul “Kemampuan Literasi Informasi Mahasiswa Pascasarjana (Studi Deskriptif Pascasarjana UGM danUIN). Semua orang berinteraksi dengan informasi tidak terkecuali mahasiswa terutama mahasiswa pascasarjana, sehingga mereka sudah selayaknya memiliki kemampuan literasi informasi. Bab ini akan menjelaskan latar belakang masalah, rumusan masalah, tujuan penelitian, manfaat penelitian, alur pemikiran peneliti dan keaslian penelitian. 1.1 Latar Belakang Masalah Informasi tercipta dan berkembang begitu luar biasa ditengah-tengah masyarakat di era globalisasi informasi. Informasi menjadi kebutuhan primer dan setiap orang menjadikan informasi sebagai tulang punggung, berinteraksi dan membutuhkan informasi. Perkembangan teknologi dan komunikasi (ICT) telah memberikan kemudahan kepada masyarakat dalam memperoleh informasi, sehingga mereka dapat memperoleh informasi tidak terbatas ruang dan waktu. Informasi saat ini tidak hanya dikemas dalam bentuk cetak saja seperti koleksi buku, majalah, jurnal akan tetapi juga tersedia dalam bentuk elektronik seperti CD-ROM, e-journal, e-book, yang dapat diakses setiap saat. Kehadiran mobile library memberi kemudahan kepada pengguna menikmati layanan perpustakaan dengan menggunakan ponsel. Specialization subject hadir memberikan informasi
2
sesuai dengan bidang ilmunya dan berbagai inovasi-inovasi perpustakaan untuk memberikan informasi kepada pengguna. Perkembangan dan penggunaan internet saat ini juga sangat luar biasa dan akhirnya mengubah perilaku informasi masyarakat. Setiap orang bisa menggunakan internet untuk menjelajahi berbagai sumber informasidari berbagai sumber web dengan menggunakan berbagai macam gadget, sehingga internet sering disebut gudang informasi. Kemudian muncul istilah generasi google yaitu informasi dapat ditemukan dengan menggunakan alat penelusuran google dan kecenderungan perilaku masyarakat untuk menemukan informasi di google padahal belum tentu semua informasi tersebut dapat diuji kebenarannya. Berbagai kemudahan yang diberikan google, kadang kala pencari informasi tidak lagi memperhatikan keakuratannya. Persoalannya adalah semua sumber informasi yang disediakan google tersebut relevan dan kredibel atau tidak dengan kebutuhan informasi seseorang, sehingga diperlukan kemampuan untuk mengevaluasi semua informasi tersebut. Mahasiswa adalah orang yang
paling sering berinteraksi dan
berhubungan dengan informasi. Mahasiswa dituntut untuk belajar secara mandiri dan berkelompok, sehingga mereka harus lebih aktif dalam memperoleh informasi untuk mendukung dan menunjang perkuliahan mereka baik melalui perpustakaan maupun melalui sumber informasi lainnya.
Saat ini adalah
kurikulum berbasis kompetensi dalam rangka pembelajaran seumur hidup, sehingga untuk mendukung itu semua diperlukan kemampuan untuk memperoleh informasi yang efektif dan efisien.
3
Kemampuan
yang
dimaksud
disini
adalah
kemampuan
dalam
mengidentifikasi, mencari, menemukan, mengevaluasi informasi dan akhirnya menggunakan informasi tersebut secara efektif dan efisien yang sering disebut dengan literasi informasi. Literasi informasi secara umum sering disebut “keberaksaraan informasi” atau “melek informasi”. Literasi informasi merupakan bekal pembelajaran seumur hidup bagi mahasiswa. Literasi informasi tidak hanya berguna dalam pendidikan tetapi dalam aplikasi kehidupan sehari-hari dan masa depan misalnya aplikasi di tempat kerja. Kemampuan literasi informasi di era informasi ini akan menjadikan mahasiswa dapat menyelesaikan masalah dan dapat membedakan mana informasi yang relevan dan kredibel dengan berbagai pilihan informasi yang tersedia. Saat ini banyak informasi yang menyesatkan dan palsu. Shantaram (2012:1) mengatakan permasalahan bukan mengetahui lokasi sumber informasi di internet saja tetapi berfokus pada pengembangan keterampilan dalam mencari informasi dari berbagai sumber. Literasi informasi menjadi topik baru di Indonesia dan saat ini sedang menjadi trend, namun di luar negeri muncul pada abad 80-an. Literasi informasi tidak jauh berbeda dengan pengetahuan pengguna mengenai penggunaan perpustakaan namun literasi informasi lebih luas kepada berbagai jenis informasi yang tersedia. Informasi tidak hanya tersedia di perpustakaan saja melainkan sumber-sumber informasi lainnya seperti internet.
4
Perguruan tinggi mulai membangun program literasi informasi. Beberapa perguan tinggi telah menerapkan program ini baik di luar negeri maupun di Indonesia. Beberapa universitas menerapkan program literasi informasi dengan berbagai cara mulai dengan diadakan oleh perpustakaan maupun dimasukkan ke dalam materi kurikulum pendidikan misalnya memasukkan materi literasi informasi ke dalam matakuliah dengan merancang berbagai metode misalnya dalam matakuliah metode penelitian. Berdasarkan penelitian
yang dilakukan Malliari (2008) mengatakan bahwa dengan
memasukkan program literasi informasi ke dalam kurikulum diperguruan tinggi sangat membantu dalam menumbuhkan literasi informasi mahasiswa. Mahasiswa pascasarjana adalah mahasiswa yang memiliki tingkat jenjang pendidikan tinggi, sehingga mereka seharusnya membutuhkan informasi yang lebih akurat dan relevan karena sistem perkuliahan di pascasarjana adalah 30% dari dosen dan selebihnya mahasiswa harus dapat belajar secara mandiri. Mahasiswa pascasarjana sering melakukan penelitian dan mempublikasikan karya minimal di jurnal nasional dan sejak diber lakukannya peraturan tahun 2012 oleh Direktorat Jendral Pendidikan Tinggi mengenai publikasi ilmiah. Mahasiswa harus memiliki kemampuan literasi informasi agar memperoleh informasi yang efektif dan efisien untuk mendukung itu semua. Literasi informasi akan membantu menghindari tingkat plagiarisme, karena kita ketahui saat ini isu tingkat plagiarisme sangat
marak diperbincangkan di masyarakat ilmiah.
Beberapa kasus plagiarisme pernah terjadi di beberapa universitas di Indonesia sehingga gelar akademiknya dicabut. Seorang mahasiswa yang memiliki literasi
5
informasi akan mengetahui etika penggunaan informasi, sehingga sudah selayaknya mahasiswa pascasarjana expert dalam literasi informasi. Pascasarjana UGM dan UIN Sunan Kalijaga merupakan salah satu program multidisiplin. Sekolah Pascasarjana UGM memiliki 14 (empat belas) program studi strata dua sedangkan
Pascasarjana UIN memiliki 6 (enam)
program studi strata dua. Program ini sama-sama berada dibawah program mulitidisiplin study. Program studi tersebut memiliki peminatan dan konsentrasi dibidang informasi dan perpustakaan. Matakuliah peminatan program studi ini sebagian besar membahas dan mengkaji mengenai informasi, perpustakaan, teknologi informasi dan salah satunya adalah literasi informasi, sehingga sudah selayaknya mereka expert terhadap literasi informasi. Faktor ini merupakan alasan
peneliti ingin melihat penguasaan literasi informasi mahasiswa yang
sama-sama berada pada bidang perpustakaan dan informasi. Program studi ini bertujuan menghasilkan pustakawan-pustakawan ahli dibidang informasi sehingga mereka seharusnya expert dalam bidang tersebut dibandingkan mahasiswa pascasarjana lainnya walaupun sebenarnya setiap mahasiswa pascasarjana harus expert untuk membantu memenuhi kebutuhan informasi. Seorang ahli informasi harus memiliki literasi informasi karena mereka adalah agen of change yang akan memberikan pengetahuan literasi informasi kepada pengguna dan bekerja sama dengan instansi pendidikan untuk melaksanakan program tersebut.
Oleh karena itu sudah selayaknya mereka
expert. Mereka adalah orang-orang yang nantinya bekerjasama dengan instansi pendidikan dalam mengajarkan literasi informasi kepada pengguna. Peneliti ingin
6
melihat adakah pengaruh dari latar belakang pendidikan, usia, dan lain-lain yang mempengaruhi penguasaan literasi informasi mahasiswa bidang informasi dan perpustakaan. Peneliti melakukan pengamatan awal dan hasilnya terdapat beberapa mahasiswa pascasarjana yang asing dengan istilah tersebut, belum mengetahui pencarian sumber informasi yang efektif dan efisien, menyitir sumber informasi dan pemahaman etika penggunaan informasi. Peneliti juga menggunakan mahasiswa sarjana yang mendapat pelatihan literasi informasi sebagai kontrol dan tambahan yang memperkaya informasi dalam penelitian ini.
1.2 Rumusan Masalah Rumusan masalah dalam penelitian ini adalah: Bagaimanakah penguasaan literasi informasi mahasiswa Sekolah Pascasarjana UGM dan Pascasarjana UIN Sunan Kalijaga dalam pemenuhan kebutuhan informasi?
1.3 Tujuan Penelitian Tujuan Penelitian ini adalah: Mengetahui penguasaan literasi informasi mahasiswa Sekolah Pascasarjana UGM dan Pascasarjana UIN Sunan Kalijaga dalam pemenuhan kebutuhan informasi.
7
1.4 Manfaat Penelitian Manfaat penelitian ini adalah: 1. Untuk Lembaga/Institusi Penelitian ini dapat digunakan untuk bahan masukan dan kebijakan dalam meningkatkan kemampuan penguasaan literasi informasi mahasiswa Sekolah Pascasarjana UGM, PascasarjanaUIN. 2. Untuk Penulis Penelitian ini dapat menambah pengetahuan penulis mengenai literasi informasi khususnya literasi informasi mahasiswa pascasarjana. 3. Pihak lain Penelitian ini sebagai bahan rujukan untuk membahas dan melakukan penelitian lanjutan dengan topik literasi informasi.
8
1.5 Alur Pemikiran Penelitian Literasi informasi merupakan kemampuan dalam mengidentifikasi, mencari, menggunakan dan mengevaluasi informasi secara efektif dan efisen. Saat ini informasi berkembang
begitu
pesat tak terbatas ruang dan waktu.
Literasi informasi merupakan jawaban dari persoalan tersebut. Literasi informasi sangat dibutuhkan terutama dalam memilih informasi yang efektif dan efisien untuk memenuhi kebutuhan informasi. Bruce (2003:4) mengatakan Information literacy is the ability to access, evaluate, organise and use information in order to learn, problem-solve, make decisions - in formal and informal learning contexts, at work, at homehome and in educational settings. Berdasarkan pernyataan di atas dapat disimpulkan bahwa dengan memiliki literasi informasi akan menjadikan seseorang mahir informasi tidak hanya dalam dunia
pendidikan maupun dalam kehidupan sehari-hari. Oleh
karena itu sudah sebaiknya setiap orang memiliki pengetahuan literasi informasi. Literasi informasi juga diperlukan di dunia akademik seperti di perguruan tinggi terutama di era digital saat ini. Mahasiswa adalah orang yang paling sering berinteraksi dengan informasi karena tujuan dari literasi informasi di perguruan tinggi adalah dalam rangka pembelajaran seumur hidup (lifelong learning). Literasi informasi tidak hanya berguna bagi akademik mahasiswa saja melainkan dalam aplikasi di luar akademik seperti dalam pengambilan keputusan dan aplikasi di tempat kerja nantinya.
9
Literasi informasi memiliki berbagai model yang dapat diterapkan untuk mengetahui literasi informasi mahasiswa. Model-model tersebut sering digunakan oleh para akademisi dan pustakawan dalam menerapkan literasi informasi dan mengetahui literasi informasi mahasiswa, salah satunya adalah Empowering Eight. Empowering Eight ini adalah model yang mendorong mahasiswa untuk memiliki pemikiran kritis terhadap sebuah informasi. Model ini terdiri dari delapan komponen penguasaan literasi informasi yaitu identify, explore, select, organize, create, present, assess, dan apply. Model literasi informasi Empowering Eigth merupakan model yang cocok digunakan untuk melihat penguasaan literasi informasi yang berkaitan dengan tugas yang relevan dengan program pascasarjana, sehingga peneliti memilih model ini untuk mengetahui penguasaan literasi mahasiswa pascasarjana. Peneliti ingin mengetahui literasi informasi mahasiswa pascasarajana bidang informasi dan perpustakaan. Mahasiswa pascasarjana bidang perpustakaan dan informasi adalah mahasiswa yang sebagian besar matakuliahnya mengkaji perpustakaan, teknologi, informasi dan literasi informasi. Mahasiswa pascasarjana ini diharapkan menjadi tenaga ahli yang terampil dan menguasai ilmu bidang perpustakaan dan informasi. Mahasiswa pascasarjana ini yang nantinya akan menjadi pustakawan ahli. Mereka akan memberikan pengetahuan ini kepada pengguna dan bekerjasama dengan instansi pendidikan. Selain itu peneliti menggunakan mahasiswa sarjana sebagai kontrol yang mendapat materi pelatihan praktik literasi informasi untuk mengetahui penguasaan literasi informasi dari level tingkatan program pendidikan dan mendukung penelitian ini.
10
Akhir dari penelitian ini adalah mengetahui penguasaan literasi informasi mahasiswa bidang informasi bidang perpustakaan dan informasi serta mahasiswa yang mendapat pelatihan literasi informasi dilihat dari model Empowering Eight. Peneliti ingin mengetahui apakah mereka sudah menguasai kompenen literasi informasi tersebut atau belum. Alur pemikian penelitian ini digambarkan dalam bentuk gambar di bawah ini:
Literasi Informasi
Empowering Eight -
Pascasarjana bidang informasi dan perpustakaan UGM
Indentify Explore Select Organize Create Present Asses Apply
Pascasarjana bidang informasi dan perpustakaan UIN
Sarjana UGM yang mendapat pelatihan literasi informasi.
Penguasaan literasi informasi
Gambar 1.1 Gambar Alur Pemikiran
11
1.6 Keaslian Penelitian Penelitian ini membahas literasi informasi di dua program pascasarjana bidang perpustakaan dan informasi yaitu pascasarjana Manajemen Informasi dan Perpustakaan UGM dan Ilmu perpustakaan dan Informasi UIN Sunan Kalijaga. Sepanjang pengetahuan penulis, penelitian ini belum pernah dilakukan oleh orang lain.