BAB I. PENDAHULUAN
1.
Latar Belakang Bila dilihat dari potensi sumberdaya alamnya, Kabupaten Blitar adalah daerah yang bercorak agraris, sebagian besar penduduknya tinggal di pedesaan yang mengandalkan kehidupannya pada sektor pertanian yang termasuk diantranya usaha peternakan. Dengan keunggulan komparatif sebagai daerah agraris penghasil komoditas peternakan ( telur dan susu ), maka pembangunan pertanian sub sektor peternakan
perlu diletakkan
sebagai prioritas dalam rangka memacu pertumbuhan ekonomi daerah mengingat pula dominansi sub sektor peternakan dalam pembentukan angka PDRB. Dengan
berlakunya
otonomi
daerah,
memberikan
peluang
bagi
Pemerintah Kabupaten Blitar untuk lebih proaktif, kreatif dan inovatif dalam melakukan pembangunan susuai dengan potensinya sebagai daerah pertanian yang dilakukan dengan pendayagunaan keunggulan komparatif menjadi keunggulan kompetitif melalui penerapan prinsip-prinsip agribisnis. Pembangunan
peternakan di Kabupaten Blitar harus dilaksanakan
secara terpadu dengan melibatkan seluruh stake-holder pertanian, baik oleh masyarakat petani, pengusaha saprodi, pelaku pasar produk pertanian dan kegiatan pertanian
usaha sesuai
penunjang dengan
lainnya. visi
dan
Untuk
terlaksananya
pembangunan
misi
pembangunan
daerah
yang
mengutamakan prinsip transparansi, akuntabel dan transparansi sebagai pilar Good Governance, maka Dinas Pertanian sebagai Satuan Kerja Perangkat Daerah (SKPD) perlu menyusun suatu perencanaan yang juga mengutamakan prinsip-prinsip tersebut yang disusun dalam bentuk Rencana Stategis SKPD ( Renstra – SKPD ).
1.2. Kondisi Umum Daerah A. Geografis Kabupaten Blitar memiliki luas wilayah 1.588,79 km2 dan ketinggian rata-rata 167 meter dpl, dengan batas-batas sebelah Barat Kabupaten Tulungagung dan Kediri, sebelah Utara Kabupaten Kediri dan
1 LAKIP Dinas Peternakan Kabupaten Blitar 2014
Kabupaten Malang, sebelah Timur Kabupaten Malang dan sebelah Selatan adalah Samudra Indonesia. Ditengah – tengahnya terdapat sungai sungai Brantas yang mengalir dari Timur ke Barat yang membatasi dua wilayah yang memiliki karakteristik lahan yang berbeda antara Kabupaten Blitar bagian utara dengan bagian selatan.
Blitar Selatan seluas 689,85 Km-2
termasuk wilayah yang kurang subur disebabkan karena daerah tersebut merupakan daerah pegunungan berbatu kapur. Sedangkan bagian utara merupakan wilayah yang relatif lebih subur.
Tingkat kesuburan tersebut
dipengaruhi pula oleh adannya gunug Kelud yang masih aktif serta banyaknya aliran sungai yang berfungsi sebagai sarana penyebaran zat – zat hara yang terkandung dalam mineral hasil letusan gunung. B. Iklim dan Agroekologi Lokasi Kabupaten Blitar berada di sebelah Selatan Katulistiwa, terletak antara 111o 40 ’ – 112o 10’ Bujur Timur dan 7o 58’ – 8o 9’.51” Lintang Selatan. Hal ini secara langsung mempengaruhi perubahan iklim. Kabupaten Blitar termasuk tipe C3, apabila dilihat dari rata – rata curah hujan dan bulan – bulan tahun kalender perubahan iklimnya seperti di daerah – daerah lain mengikuti perubahan putaran 2 iklim yaitu musim penghujan dan musim kemarau. Kemampuan lahan dalam menumbuhkan komoditas sangat dipengaruhi
oleh
faktor
penggunaan lahan.
–
faktor
Lampiran
2
iklim,
tanah,
fisiografi
dan
tipe
menunjukkan agroekologi Kabupaten
Blitar yang dapat dijelaskan sebagai berikut : a. Jenis Tanah Jenis Tanah di wilayah Kabupaten Blitar ada beberapa macam yaitu : - Entisol ; Tanah yang masih sangat baru, yang belum terbentuk harizon kecuali dipermukaannya sepadan dengan Litosol, Regosol dan Aluvial Pasir. Kabupaten Blitar,
Jenis tanah Entisol mendominasi wiayah hanya wilayah Kecamatan Doko yang tidak
terdapat jenis tanah ini .
2 LAKIP Dinas Peternakan Kabupaten Blitar 2014
- Alfisol; Tanah yang mengalami proses pelapukan tingkat sedang, terdapat
akumulasi
lempung
pada
mempunyai kejenuhan basa tinggi. Jenis
tanah
ini
terdapat
di
lapisan
bawahnya
dan
Spadan dengan Mediteran.
sebagian
wilayah
Kecamatan
Kesamben, sebagian Kecamatan Doko dan sebagian kecamatan Selorejo. - Oxisol; Tanah yang telah mengalami proses pelapukan sangat lanjut dan hanya didominasi oleh mineral yang tahan pencucian, seperti misalnya Kaolinite dan Oxide.
Sepadan dengan Latosol.
Jenis
tanah ini terdapat disebagian wilayah Kecamatan Doko, sebagian Kecamatan Kesamben, sebagian Kecamatan Wlingi dan Selorejo. - Andisol; Tanah yang berasal dari pelapukan abu vulkanis dan didominasi oleh mineral non kristal yang amorf. Spadan dengan Andosol.
Terdapat disebagian wilayah Kecamatan Doko dan
Kecamatan Wlingi. b. Rejim Kebasahan Rejim
kebasahan
yang
sangat
berpengaruh
terhadap
pertumbuhan komoditas adalah keadaan lengas tanah sepanjang tahun di dalam “Soil Moisture Control Section (SMCS) pada tegangan kurang dari 1500 kPa (titik layu permanen).
Rejim
kebasahan wilayah Kabupaten Blitar sebagai berikut : - Ustic; Rejim yang mempunyai lebih 4 bulan kering secara berturut – turut per tahun (Tipe C3, D3 dan E).
Rejim Ustic terdapat
disebagian besar wilayah Kabupaten Blitar. - Udic;
3 LAKIP Dinas Peternakan Kabupaten Blitar 2014
Mempunyai 2-4 bulan kering secara berturut – turut per tahun (Tipe B2, C2 dan D2) terdapat disebagian wilayah Kecamatan Doko, Sebagian Kecamatan Wlingi dan Sebagian Kecamatan Ponggok.
c. Rejim Suhu Tanah Rejim suhu yang sangat berpengaruh terhadap pertumbuhan komoditas adalah suhu tanah pada kedalaman 50 cm.
Rejim
suhu yang ada di Kabupaten Blitar adalah : - Isohyperthermic; Rata – rata tahunan suhu tanah lebih 22 oC pada ketinggian 0 – 700 m dpl.
Mendominasi wilayah Kabupaten Blitar.
- Isotermic; Rata-rata tahunan suhu tanah 15 – 22 oC, berada pada kisaran ketuinggian 700 – 1500 m dpl.
Terdapat disebagian wilayah
Kecamatan Doko dan Sebagian Kecamatan Wlingi. d. Fisiografi Fisiografi dan bentuk wilayah mempengaruhi pertumbuhan tanaman secara tidak langsung melalui tanah dan iklim. Bentuk wilayah dibagi atas derajat lerengnya.
Peranan langsungnya
pada potensi pertanian suatu lahan adalah pengaruhnya terhadap eradibilitas tanah.
Dari bentuk wilayah dapat diketahui
kemungkinan mekanisme lahan, keadaaan air, draenase dan sebagainya. Keadaan fisiografi Kabupaten Blitar terbagi menjadi beebrapa tipe yaitu : - Tipe berombak
s/d
bergelombang;
wilayah
dengan
kelerengan 3 – 15 %, perbedaan tinggi 5 – 50 m. - Tipe Datar s/d landai; wilayah dengan kelerengan kurang 3 %’, perbedaan tinggi kurang 5 m. - Tipe Berbukit s/d bergunung; wilayah dengan kelerengan lebih dari 15 %;
perbedaan tinggi lebih 50 m ( sebagian wilayah
Kecamatan Doko dan Wlingi.)
4 LAKIP Dinas Peternakan Kabupaten Blitar 2014
Populasi Ternak Tahun 2014 : Jenis Ternak
Populasi
Sapi Potong
135.592
Sapi Perah
14.102
Kerbau
2.175
Kambing
136.967
Domba
7.281
Babi
2.905
Ayam Petelur Ayam Buras
14.679.500 2.583.400
Ayam Pedaging*)
955.600
Itik
798.700
Entok
79.780
Puyuh
425.600
Hasil-hasil peternakan di Kabupaten Blitar cukup beragam. Dengan produk unggulan telur Kabupaten Blitar mampu memsuplay 70% kebutuhan telur di Jawa Timur dan 40% kebutuhan telur nasional.
2.
Tujuan Penyusunan Pada dasarnya penyusunan laporan ini merupakan implementasi dari Inpres Nomor 7 Tahun 1999 tentang Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah, dimana setiap instansi pemerintah sebagai unsur penyelenggara Negara wajib mempertanggungjawabkan pelaksanaan tugas pokok dan fungsinya serta kewenangan pengelolaan sumber daya dengan didasarkan suatu perencanaan yang ditetapkan oleh masing-masing instansi.
3.
Dasar Hukum Dasar hukum yang digunakan sebagai landasan dalam penyusunan Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Dinas Pertanian Kabupaten Blitar adalah :
5 LAKIP Dinas Peternakan Kabupaten Blitar 2014
1. TAP MPR RI Nomor : X/MPR/1998 tentang Pokok-pokok Reformasi Pembangunan dalam rangka Penyelamatan dan Normalisasi Kehidupan Nasional sebagai Haluan Negara; 2. TAP MPR RI Nomor : XI/MPR/1998 tentang Penyelenggaraan Negara yang Bersih, Bebas Korupsi dan Nepotisme; 3. Undang-undang Nomor 12 Tahun 1950 tentang Pembentukan daerah dalam Lingkungan Propinsi Jawa Timur; 4. Undang-undang Nomor 2 Tahun 1999 tentang Pemerintahan Daerah; 5. Undang-undang Nomor 25 Tahun 1999 tentang Perimbangan Keuangan antara Pusat dan daerah; 6. Instruksi Presiden Nomor 7 Tahun 1999 tentang Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah; 7. Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 57 tahun 2007 tentang Petunjuk Teknis Penataan Organisasi Perangkat Daerah; 8. Peraturan Menteri Negara Pendayagunaan Aparatur Negara Nomor : 09/M.PAN/05/2007 tentang Pedoman Penyusunan Indikator Kinerja Utama di lingkungan Instansi Pemerintah; 9. Peraturan Daerah Nomor 19 Tahun 2008 tentang Susunan Organisasi dan Tata Kerja Dinas-Dinas Kabupaten Blitar (Lembaran Daerah Kabupaten Blitar Tahun 2008 Nomor 3/D); 10.Peraturan Menteri Negara Pendayagunaan Aparatur Negara Nomor : 20/M.PAN/11/2008 tentang Pedoman Penyusunan Indikator Kinerja Utama; 11.Peraturan Menteri Negara Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi Nomor 20 Tahun 2012 tentang Pedoman Umum Pembangunan Zona Integritas menuju Wilayah Bebas dari Korupsi;
6 LAKIP Dinas Peternakan Kabupaten Blitar 2014
BAB II. PERENCANAAN DAN PERJANJIAN KINERJA
A. Rencana Strategik
1.
Visi Dalam kedudukannya sebagai unsur Pemerintah Kabupaten Blitar yang mempunyai
tugas
membantu
Bupati
dalam
melaksanakan
tugas
pemerintah dalam bidang peternakan, maka Dinas Peternakan mempunyai misi sebagai berikut : “Terwujudnya Masyarakat Peternak Yang Berkualitas, Mandiri dan Sejahtera”
2.
Misi Dengan mengacu pada visi yang telah ditetapkan, misi Dinas Peternakan Kabupaten Blitar adalah : 1. Mengembangkan potensi peternakan yang ada di Kab. Blitar. 2. Menggunakan
teknologi
tepat
guna
yang
berwawasan
ramah
lingkungan dan didukung pembinaan yang berkelanjutan. 3. Meningkatkan kualitas pemberdayaan masyarakat peternakan yang berperan aktif dalam merubah pola usaha peternakan tradisional menjadi pola usaha peternakan agribisnis. 4. Membangun sistem kelembagaan yang tangguh serta mewujudkan adanya kepastian hukum menuju peternakan mandiri. 5. Mengembangkan produk-produk unggulan peternakan yang berdaya saing menghadapi pasar global. 6.
Memfasilitasi pengembangan potensi peternakan melalui kemitraan.
7. Mengutamakan
pelayanan
perlindungan
kepada
konsumen
produkpeternakan.
7 LAKIP Dinas Peternakan Kabupaten Blitar 2014
3.
Tujuan a. Meningkatkan populasi dan produksi ternak. b. Meningkatkan pemberdayaan masyarakat peternakan yang terarah dan trampil. c.
Peningkatan penyediaan pangan dan gizi asal hewan yang ASUH.
d. Meningkatkan dan mengendalikan pengamanan ternak. e. Meningkatkan pemberdayaan masyarakat petani ternak ke arah pola usaha agribisnis. f.
Meningkatkan kepastian hukum dalam usaha peternakan
4. Sasaran/target a. Meningkatnya produksi ternak b. Meningkatmnya cakupan penyakit endemis yang tertangani i (PHMV) c.
Meningkatnya jumlah pengawasan bahan pakan dan bahan pangan asal hewan.
d. Meningkatnya pembinaan kepada peternak/ kelompok ternak e. Meningkatnya Jumlah ternak yang dipromosikan Untuk mewujudkan tujuan organisasi, maka ditetapkan sasaran dengan fokus utama berupa target yang tercantum pada Indikator Kerja Utama (IKU) Kabupaten Blitar serta IKU pada Dinas Peternakan yaitu : No
Indikator Kinerja Utama
(1) 1
Produksi Daging
2
Produksi Telur
143.761 Ton
3
Produksi Susu
45.031 Ton
4
Cakupan Penyakit Endemis yang Tertangani ( PHMV ) Jumlah Pengawasan bahan pakan dan bahan asal hewan Jumlah peternak/ kelompok ternak yang terbina Jumlah ternak yang di promosikan
5 6 7
(2)
Target 2014 (3) 43.966 Ton
119 desa 872 sampel 132 kelompok 6.803 ekor
8 LAKIP Dinas Peternakan Kabupaten Blitar 2014
1.
Strategi Mencapai Sasaran/Target Terdapat
beberapa
strategi
berupa
program
dalam
pencapaian
sasaran/target yang terangkum di dalam Perjanjian Kinerja Tahun 2014 (lampiran perjanjian kinerja) Dinas Peternakan Kabupaten Blitar, yaitu : A. Dana APBD II a. Pelayanan Administrasi Perkantoran b. Peningkatan Sarana dan Prasarana Aparatur c.
Peningkatan Kapasitas Sumber Daya Apartur
d. Peningkatan Pengembangan SistemPelaporan Capaian Kinerja dan Keuangan e. Pemeliharaan Kesehatan dan Penanggulangan Penyakit Menular f.
Peningkatan Produksi Hasil Peternakan
g. Peningkatan Pemasaran Hasil Produksi Peternakan h. Peningkatan penertapan Teknologi peternakan
i.
Pembinaan Lingkungan Sosial
Dengan total anggaran APBD II
Rp. 4.888.400.000,-
B. Dana Tugas Pembantuan (APBN) Pada tahun anggaran 2014 ini memperoleh
anggaran
dari
Dinas
direktorat
Peternakan
Jenderal
Kab.
Peternakan
Blitar dan
Kesehatan Hewan (06) sebesar Rp. 1.820.760.000,00
9 LAKIP Dinas Peternakan Kabupaten Blitar 2014
BAB III. AKUNTABILITAS KINERJA
Secara umum Dinas Peternakan Kabupaten Blitar telah dapat melaksanakan tugas, pokok, fungsinya sebagai unsur pelaksana otonomi daerah dipimpin oleh seorang kepala dinas yang berada di bawah dan bertanggungjawab kepada Bupati melalui Sekretaris Daerah. Mempunyai tugas melaksanakan urusan pemerintahan daerah berdasarkan asas otonomi dan tugas pembantuan di bidang peternakan di wilayah Kabupaten Blitar. Untuk melaksanakan tugas tersebut Dinas Peternakan mempunyai fungsi sebagai berikut : 1. Perumusan fungsi kebijakan teknis dibidang peternakan: 2. Penyelenggaraan
urusan
pemerintahan
dan
pelayanan
umum
dibidang
peternakan; 3. Pembinaan dan pelaksanaan tugas dibidang peternakan 4. Pembinaan Unit Pelaksana Teknis Dinas; 5. Pelaksanaan urusan Tata Usaha Dinas ;
Pelaksanaan tugas-tugas lain yang diberikan oleh Bupati sesuai tugas dan fungsinya Sesuai dengan Tugas dan Fungsi tersebut pada tahun 2014 SKPD Dinas Peternakan Kabupaten Blitar memiliki capaian :
A.
Capaian Kinerja Organisasi Dalam rangka mengetahui kinerja instansi, Dinas
Kabupaten Blitar
melakukan penilaian kinerja 2014. Penilaian kinerja ini dimulai dengan telah ditentukannya Indikator Kinerja Utama (IKU) Kabupaten Blitar maupun Dinas Peternakan. IKU tersebut telah tercantum didalam Perjanjian Kinerja Tahun 2014 yang berisi target capaian kinerja beserta anggaran yang diperlukan untuk pencapaiannya.
10 LAKIP Dinas Peternakan Kabupaten Blitar 2014
Capaian atau realisasi dari target kinerja pada tahun 2014 terdapat pada tabel berikut :
NO
URAIAN IKU
REALISASI 2014
TARGET 2014
CAPAIAN
1.
Produksi Daging
43.966 Ton
60.500 Ton
138 %
2.
Produksi Telur
143.761 Ton
131.786 Ton
92 %
3
Produksi Susu
45.031 Ton
32.200 Ton
72 %
4
Cakupan Penyakit Endemis yang Tertangani ( PHMV ) Jumlah Pengawasan bahan pakan dan bahan asal hewan Jumlah peternak/ kelompok ternak yang terbina Jumlah ternak yang di promosikan
119 Desa
71 Desa
60 %
5 6 7
872 Sampel 132 Kelompok 6.803 ekor
970 Sampel
112 %
190 Kelompok
144 %
7.553 ekor
112 %
Keterangan : 1. Target produksi Daging Tahun 2014 sebesar 43.966 Ton dapat tercapai sebesar 60.500 Ton (138%) . Hal ini merupakan upaya dalam rangka mendukung program swasembada daging yang telah ditetapkan oleh pemerintah pusat. 2. Target produksi telur yang telah ditetapkan pada Tahun 2014 sebesar 143.761 Ton dan terealisasi sebesar 131.786 Ton. Hal tersebut bukan karena penurunan populasi Ayam Ras Petelur di Kab. Blitar yang disebapkan karena rendahnya harga jual, Persaingan perdagangan dengan daerah lain (Jawa Barat dan Jawa Tengah) serta naikknya harga pakan. 3. Target Produksi Susu yang di tetapakan pada Tahun Anggaran 2014 sebesar 45.031 Ton hanya dapat dicapai sebesar 32.200 Ton . hal diatas dikarenakan menurunnya populasi sapi perah. Penurunan populasi sapi perah ini dikarenakan harga jual susu yang cenderung tetap padahal harga pakan cenderung naik kurs rupiah. 4. Target cakupan Cakupan Penyakit Endemis yang Tertangani ( PHMV ) yang telah ditetapkan pada Tahun 2014 sebesar 119 desa. Pada Tahun 2014 ini baru tercapai 71
11 LAKIP Dinas Peternakan Kabupaten Blitar 2014
desa ( 60%). Hal diatas dikarenakan kurangnya Sumber Daya Manusia (SDM) di lapangan mengingat wilayah Kab. Blitar yang cukup luas.. 5. Pengawasan bahan pakan dan bahan asal hewan merupakan tugas Dinas Peternakan dalam mewujudkan Produk Peternakan yang Aman Sehat, Utuh dan Halal (ASUH). Pada Tahun 2014 di targetkan melaksanakan pengawasan sebanyak 872 sampel dan dapat terealisasi sebanyak 970 samapel (112%). 6. Dalam rangka mewujudkan peternakan agribisnis di wilayah Kabupaten Blitar diperlukan adanya pembinaan kepada peternak/ kelompok ternak. Pada Tahun 2014 ditargetkan pembinaan sebanyak 132 kelompok dan terealisasi sebanyak 190 kelompok (144 %). 7. Dalam rangka meningkatan pemasaran produk/ hasil peternakan di wilayah Kab.
Blitar,
maka
Dinas
peternakan
mentarget
jumlah
ternak
yang
dipromosikan pada Tahun Anggaran 2014 sebanyak 6.803 ekor dan terrealisasi sebesar 7.553 ekor (112%).
Perbandingan antara realisasi tahun 2014 dengan tahun 2013 sebagai berikut :
NO
URAIAN IKU
REALISASI 2013
REALISASI 2014
1.
Produksi Daging
62.003 Ton
60.500 Ton
2.
Produksi Telur
153.480 Ton
131.786 Ton
31.880 Ton
32.200 Ton
3 4 5 6 7
Produksi Susu Cakupan Penyakit Endemis yang Tertangani ( PHMV ) Jumlah Pengawasan bahan pakan dan bahan asal hewan Jumlah peternak/ kelompok ternak yang terbina Jumlah ternak yang di promosikan
68 desa 950 sampel 174 kelompok 1.800 ekor
71 desa 970 Sampel 190 Kelompok 7.553 ekor
12 LAKIP Dinas Peternakan Kabupaten Blitar 2014
Keterangan : 1. Penurunan populasi daging pada Tahun 2014 yang dibandingkan tahun 2013 ini dikarenakan karena banyaknya pengiriman sapi keluar kota, dan penyembelihan sapi diluar RPH Kab. Blitar. 2. Penurunan produksi telur pada Tahun 2014 dibandingkan Tahun 2013 ini disebabkan karena adanya persaingan pemasok telur dari wilayah Jawa Barat dan Jawa tengah, kenaikan harga pakan ternak yang tergantung pada nilai tukar rupiah tidak diimbangi oleh kenaikan haraga produk (telur). Sehingga pada Tahun 2014 ini usaha perunggasan di seluruh Indonesia dapat dinyatakan merugi. 3. Produksi Susu pada Tahun 2014 sebesar 32.201 Ton apabila dibandingkan dengan Tahun 2013 sebesar 31.880 Ton mengalami peningkatan. Walapun produksi susu tahun 2013 masih dibawah target. Hal diatas dikarenakan harga produk (susu) yang tidak dapat mengimbangi harga pakan yang naik. 4. Peningkatan capaian Cakupan Penyakit Endemis yang Tertangani ( PHMV pada Tahun 2013 sebayanyk 68 desa dan Tahun 2014 sebanyak 71 desa mengalami peningkatan, hal ini dikarenakan peningkatan kinerja aparat Dinas Peternakan Kab. Blitar. 5. Pengawasan bahan pakan dan bahan asal hewan pada tahun 2013 sebanyak 950 sampel dan pada Tahun 2014 dilaksanakan sebanyak 970 sampel. Hal ini dikarenakan banyaknya peredaran produk peternakan di wilayah Kab. Blitar sebagai sumber protein hewani. 6. Pembinaan peternak/ kelompok pada Tahun 2013 sebanyak 174 kelompok dan Pada Tahun 2014 sebanyak 190 kelompok. Hal ini dikarenakan adanya peningkatan perkembangan usaha peternakan di wilayah Kab. Blitar. 7. Promosi produk peternakan pada
Tahun 2013 sebanyak 1.800 ekor
sedangkan Pada tahun 2014 sebanyak 7.553 ekor. Hal ini dikarenakan telah beroperasinya Psar Hewan Terpadu dalam proses promosi ternak di wilayah kab. Blitar.
13 LAKIP Dinas Peternakan Kabupaten Blitar 2014
B. Realisasi Anggaran 1. Dana APBD II
a. Pelayanan Administrasi Perkantoran b. Peningkatan Sarana dan Prasarana Aparatur c. Peningkatan Kapasitas Sumber Daya Apartur d. Peningkatan
Pengembangan
SistemPelaporan
Capaian
Kinerja
dan
Keuangan e. Pemeliharaan Kesehatan dan Penanggulangan Penyakit Menular f. Peningkatan Produksi Hasil Peternakan g. Peningkatan Pemasaran Hasil Produksi Peternakan h. Peningkatan penertapan Teknologi peternakan i. Pembinaan Lingkungan Sosial Dengan total anggaran APBD II Rp.4.888.400.000,- terealisasi Rp. 4.245.676.264,- ( 87%). (lebih detailnya di lampiran)
2. Dana Tugas Pembantuan (APBN) Dana Tugasbantuan dari Direktorat Jenderal Peternakan dan Kesehatan Hewan (06) sebesar Rp. 1.820.760.000,00 dan terealisasi Rp. 752.414.200,00 (41,4%). (lebih detailnya di lampiran)
14 LAKIP Dinas Peternakan Kabupaten Blitar 2014
BAB IV. PENUTUP
Dinas Peternakan masih terus mengadakan perbaikan-perbaikan yang akan dituangkan dalam perencanaan kegiatan, monitoring dan evaluasi menyeluruh untuk tahun berikutnya. Sebab hasil LAKIP ini tidaklah hanya dibandingkan dengan capaian kinerja nyata pada tahun sebelumnya, tetapi harus memperhatikan pula kinerja nyata dengan kinerja yang direncanakan, juga harus membandingkan dengan indikator lain seperti tingkat kesejahteraan masyarakat tani, kondisi perekonomian dan sebagainya. Apabila dalam perjalanan organisasi terjadi perubahan kebijaksanaan ataupun perubahan lingkungan strategis, maka akan dilakukan penyesuaianpenyesuaian dengan tetap memperhatikan visi, misi serta tugas pokok dan fungsi Dinas Pertanian Kabupaten Blitar. Penilaian Akuntabilitas Kinerja Dinas Pertanian Kabupaten Blitar merupakan salah satu cara untuk mengukur tingkat pencapaian tujuan dan sasaran yang telah ditetapkan yang selanjutnya ditulis sebagai bahan Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah. Namun apa yang telah dilaksanakan masih terdapat beberapa kekurangan, sehingga masih diperlukan kerja dan usaha yang lebih keras dalam mewujudkan kinerja yang lebih baik di masa mendatang, untuk itu tidak menutup kemungkinan adanya masukan dan saran dalam penyempurnaan kegiatan-kegiatan yang akan datang.
15 LAKIP Dinas Peternakan Kabupaten Blitar 2014