BAB I PENDAHULUAN 1.1.
Latar Belakang Pertumbuhan jumlah penduduk dunia yang makin meningkat setiap tahunnya sangat berpengaruh terhadap permintaan kebutuhan makanan. Dengan adanya peningkatan pertumbuhan permintaan akan makanan, menjadi sebuah peluang bisnis tersendiri yang sangat besar. Perkembangan bisnis di era abad ke-21 telah berkembang pesat dan mengalami perubahan yang sangat dinamis. Setiap pelaku usaha di tiap kategori bisnis dituntut untuk memiliki kepekaan terhadap setiap perubahan yang terjadi dan menempatkan orientasi terhadap kepuasan konsumen sebagai tujuan utama (Utomo, 2006). Semakin banyaknya bermunculan usaha-usaha bisnis penyajian makanan dan minuman modern/restoran di Indonesia, hal ini seringkali dikaitkan dengan mobilitas masyarakat yang semakin tinggi. Perubahan pola perilaku konsumen tersebut telah menggeser paradigma pola pemikiran tradisional, dalam kategori bisnis pelayanan makanan yang sebelumnya hanya menyediakan hidangan menu saja menjadi sebuah konsep modern yang menawarkan sebuah bentuk gaya hidup untuk para konsumennya. Penciptaan suasana yang nyaman yang didukung dengan desain interior unik dan tersediannya live music, wifi serta sejenisnya merupakan daya tarik khusus bagi para konsumennya yang pada akhirnya mempengaruhi keputusan membeli.
Yogyakarta merupakan lokasi yang potensial bagi para pengusaha jasa makanan/restoran untuk berinvestasi dan mengembangkan usahanya. Banyak usaha restoran yang sudah berkembang sangat pesat, dengan halnya Restoran Lavender mempunyai konsep bangunan kolonial Belanda dengan memadukan desain Cina dan Jawa, restoran ini beroperasi mulai dari jam 05.00 WIB pagi sampai jam 23.00 WIB malam dan menyediakan makanan berbagai macam makanan dari Indonesia, Cina, dan Eropa. Adapun menu utama sarapan tradisional yang disediakan yaitu gudeg dan wedang jahe. Ada juga menu ala carte tradisional seperti sop buntut, bakmi jawa, sego geni, pletok jawa dan iga penyet. Tamu yang datang di restoran sebagian tidak hanya menginap di hotel tetapi ada juga yang hanya untuk menghadiri suatu event, meeting, dan seminar karena Hotel The Sahid Rich Yogyakarata memiliki keunggulan daalam MICE (meeting, incentive, convention, exhibition). Pada awalnya omset yang didapatkan restoran tersebut sangatlah menjanjikan, namun seiring dengan banyaknya pesaing-pesaing lain yang mulai menggeluti usaha restoran tersebut, di tambah dengan semakin gencarnya arus globalisasi dan teknologi yang berdampak pada bermunculan usaha-usaha restoran yang menawarkan gaya hidup yang mengakibatkan perubahan pola perilaku konsumen. Fenomena ini tentu saja berimbas langsung terhadap omset penjualan Restoran Lavender yang mengalami kondisi ketidak stabilan dan cenderung menurun dari setiap bulannya (Subroto, 2003).
Kondisi yang terjadi tersebut disebabkan oleh adanya faktorfaktor yang mempengaruhi konsumen dalam melakukan pembelian di Restoran Lavender adalah faktor harga. Menurut (Subroto, 2003) menyatakan bahwa strategi penentuan harga sangat signifikan dalam memberikan nilai kepada konsumen dan mempengaruhi kesan produk, serta keputusan konsumen untuk membeli. Harga juga merupakan salah satu isyarat yang digunakan konsumen dalam proses persepsi, dimana harga mempengaruhi penilaian konsumen tentang suatu produk. Penentuan harga yang tepat akan sangat berpengaruh terhadap persepsi konsumen akan produk yang akan dibeli, berkaitan dengan bagaimana informasi harga dipahami seluruhnya oleh konsumen. Selain
melihat
dari
faktor
harga,
konsumen
juga
mempertimbangkan faktor keragaman menu, konsumen cenderung memilih tempat yang menawarkan produk yang bervariasi dan lengkap menyangkut kualitas keragaman barang yang ditawarkan di restoran. Semua hal tersebut dilakukan restoran agar terjadi kenaikan dari tingkat pembelian konsumen dan karena terdapat berbagai macam produk sejenis yang ditawarkan oleh berbagai macam restoran. Untuk menghadapi persaingan tersebut hendaknya restoran berusaha untuk dapat mengetahui apa yang menjadi kebutuhan dan keinginan konsumen, sehingga konsumen memutuskan untuk melakukan pembelian produk mereka (Subroto, 2003).
Faktor pelayanan juga memberi pengaruh sendiri terhadap pembelian konsumen, pelayanan yang baik akan menciptakan kepuasan konsumen. Sehingga pelayanan yang baik serta kepuasan pelanggan tersebut dapat mempengaruhi intensitas kunjungan pelanggan pada kesempatan berikutnya pada badan usaha yang bersangkutan. Kualitas pelayanan adalah permulaan dari kepuasan konsumen, pelanggan dalam menentukan kualitas pelayanan tidak hanya berdasarkan pada hasil suatu layanan tersebut tetapi juga memperhatikan proses pemberian layanan tersebut. Hal ini berarti bahwa pelayanan sangat berpengaruh terhadap persepsi konsumen, oleh karena itu restoran harus berusaha untuk memberikan pelayanan yang terbaik agar dapat memenuhi atau bahkan mampu melampaui kebutuhan pelanggan agar tercapai kepuasan (Subroto, 2003). Keputusan pembelian
merupakan usaha konsumen untuk
mengidentifikasi semua pilihan yang mungkin untuk memecahkan persoalan itu dan menilai pilihan-pilihan secara sistematis dan obyektif serta
sasaran-sasarannya
yang
menentukan
keuntungan
serta
kerugiannya. Faktor-faktor yang mempengaruhi keputusan pembelian yang berhubungan dengan rangsangan pemasaran adalah produk (merek, rasa, kemasan, kualitas), promosi (periklanan, publisitas dan promosi kualitas), distribusi (aksestabilitas), serta pelayanan dan harga (Subroto, 2003).
1.2.
Rumusan Masalah Agar tidak terjadi penyimpangan dalam penulisan ini, maka perlu diberikan batasan masalah yang akan dibahas dalam penulisan ini, berdasarkan latar belakang yang telah dikemukakan di atas. Maka ditemukan rumusan masalah yaitu : Bagaimana persepsi tamu terhadap menu, harga, dan pelayanan yang ditawarkan oleh Restoran Lavender Hotel The Sahid Rich Yogyakarta?
1.3.
Tujuan Penelitian Dari perumusan masalah diatas maka tujuan dari penelitian ini adalah : 1.
Untuk mengetahui pengaruh persepsi tamu terhadap menu yang ditawarkan oleh Restoran Lavender di Hotel The Sahid Rich Yogyakarta.
2.
Untuk mengetahui persepsi tamu terhadap harga yang ditawarkan pada setiap menu di Restoran Lavender Hotel The Sahid Rich Yogyakarta.
3.
Mengetahui seberapa kuat pengaruh kualitas pelayanan dengan kepuasan konsumen Restoran Lavender Hotel The Sahid Rich Yogyakarta.
1.4.
Manfaat Penelitian Dengan mengacu pada tujuan dari penelitian, maka penelitian ini nantinya akan memiliki manfaat sebagai berikut : 1.4.1 Manfaat Teoritis Untuk bidang akademisi penelitian ini diharapkan dapat memberikan kontribusi akademis secara langsung terhadap program studi Pariwisata sebagai bahan tambahan referensi dan wancana khususnya berkaitan dengan masalah harga, keragaman menu, dan pelayanan serta minat beli ulang konsumen. 1.4.2 Manfaat Praktis Dalam hal praktis, bagi Hotel The Sahid Rich Yogyakarta penelitian ini dapat digunakan sebagai masukan pihak manajemen dalam pembuatan kebijakan penentuan harga, keragaman menu, pelayanan, dan mengetahui perilaku konsumen terhadap minat beli ulang konsumen di Hotel The Sahid Rich Yogyakarta serta dapat memberikan kontribusi pada pengembangan teori yang berkaitan dengan minat beli ulang konsumen.
1.5.
Tinjauan Pustaka Penelitian ini meninjau tentang persepsi tamu terhadap pengaruh keragaman menu, harga, dan pelayanan terhadap minat beli ulang konsumen di Hotel The Sahid Rich Yogyakarta. Makanan merupakan kebutuhan pokok, untuk itu perlu diperhatikan kualitas maupun
fungsinya, karena penyajian makanan mempunyai arti yang mendalam, penyajian
ini
meliputi
cara-cara
menyediakan,
mengatur,
dan
menghidangkan secara menarik, aman, mudah dicerna, serta bergizi. Sekarang ini penyajian makanan berhubungan erat dengan pelayanan dan dekorasi, dalam pelaksaaannya diperlukan beberapa hal yang terkait dengan penataan makanan yang rapi, indah, menarik, dan nyaman. Pelayanan atau tata hidangan memerlukan kaidah-kaidah antara lain letak makanan dan porsi hiasan, selain itu penampilan hiasan harus betul-betul diperhatikan agar memenuhi fungsinya untuk membangkitkan selera, menambah daya tarik, dan merupakan pasangan yang serasi dengan makanan yang dihias. Penelitian yang ditemukan adalah skripsi berjudul “Pengaruh Lokasi dan Promosi Terhadap Minat Pembelian Ulang Pada Supermarket Madinah Syariah Plaza Millenium Medan”, yang di tulis oleh Yuzwar (2009). Penelitian ini menjelaskan tentang lokasi dan promosi dengan
variabel terikat minat beli ulang konsumen. Penelitian yang ditemukan kedua adalah skripsi berjudul “Analisa Korelasi Atribut Jasa Terhadap Kepuasan Konsumen di Pastello Restaurant Yogyakarta”, yang ditulis oleh Pujiyanti (2010). Penelitian ini menjelaskan tentang hubungan atribut jasa dengan kepuasan konsumen, dengan menggunakan sampel sebanyak 30 responden. Penelitian yang ditemukan ketiga adalah skripsi berjudul “Analisis Pengaruh Kesadaran Merk, Keragaman Menu, Promosi dan Kualitas Pelayanan Terhadap Keputusan Konsumen Untuk
Membeli Pizza Hut DP Mall Semarang” ditulis oleh Aditya (2011). Penelitian ini menjelaskan tentang kesadaran merk, keragaman menu, promosi dan kualitas pelayanan. Penelitian yang ditemukan keempat adalah skripsi berjudul “Analisis Kualitas Pelayanan Terhadap Kepuasan Konsumen Di Rumah Makan Ayam Goreng Suharti Yogyakarta ditulis oleh Endah (2012). Penelitian ini menjelaskan tentang pengaruh yang signifikan antara kualitas pelayanan dengan kepuasan konsumen. Keempat skripsi ini membantu penulis dalam mengetahui faktorfaktor minat beli ulang konsumen khusunya pada hotel. Skripsi ini menjelaskan tentang menu, harga, dan pelayanan yang di tawarkan restoran lavender Hotel The Sahid Rich Yogyakarta.
1.6.
Landasan Teori
1.6.1.
Persepsi
Persepsi dapat diartikan sebagai proses dimana individu memilih, mengelola, dan menginterprestasikan stimulus kedalam bentuk arti dan gambar. Apa yang kita terima melalui indera akan menghasilkan persepsi yang berbeda untuk individu yang berbeda. Hal ini disebabkan karena masing-masing individu memiliki tanggapan dan tafsiran informasi secara sendiri-sendiri sesuai dengan kepekaan panca inderanya. Selain rangsangan fisik, rangsangan dari daerah sekitar kondisi dalam diri individu tertentu di daerah mempengaruhi persepsi seseorang (Yamit, 2004).
1.6.2. Harga
Harga adalah sejumlah uang yang dibayarkan atas barang dan jasa, atau jumlah nilai yang konsumen tukarkan dalam rangka mendapatkan manfaat dari memiliki atau menggunakan barang atau jasa (Yamit, 2004). Berdasarkan definisi dapat disimpulkan bahwa harga adalah sesuatu yang harus dikeluarkan oleh konsumen untuk menikmati, mimiliki, dan menggunakan fungsi atas barang atau jasa tersebut. Untuk itu harga harus sesuai dengan persepsi konsumen tentang produk yang akan ditawarkan. Harga yang tinggi akan mengasumsikan bahwa produk yang ditawarkan memiliki kualitas produk yang tinggi juga. Jika harga yang ditawarkan murah, maka harus ada nilai tambah yang diperoleh oleh konsumen jika membeli produk tersebut. 1.6.3. Pelayanan Dalam usaha jasa, personal contact antara penyedia dengan konsumen adalah sangat penting. Maka dalam menentukan kualitas jasa, setiap perusahaan perlu memperhatikan tata cara pelayanan karyawan terhadap pelanggan atau sering disebut service excellence. Yang dimaksud dengan service excellence suatu pelayanan yang unggul adalah suatu sikap atau cara karyawan dalam melayani pelanggan secara memuaskan (Marsum, 2005). Secara garis besar ada empat unsur pokok dalam konsep ini : 1. Kecepatan. 2. Ketepatan.
3. Keramahan. 4. Kenyaman. Keempat komponen tersebut merupakan satu kesatuan pelayanan yang terintegritas, maksudnya adalah pelayanan atau jasa menjadi tidak bagus bila satu komponen tidak terpenuhi dengan baik. Maka untuk mencapai tingkat yang bagus setiap perusahaan jasa harus memiliki karyawan dengan ketrampilan tertentu, diantaranya penampilan baik dan rapi, perilaku yang baik, memperlihatkan gairah kerja, dan sikap selalu siap melayani, tenang dalam bekerja, tidak tinggi hati karena merasa dibutuhkan, menguasai pekerjaannya baik tugas yang berkaitan pada bagian atau departemennya maupun bagian lain yang mendukung, mampu berkomunikasi dengan baik, bisa memahami bahasa isyarat pelanggan, dan memiliki kemampuan untuk menangani keluhan pelanggan secara professional. 1.6.4. Kepuasan Konsumen Kepuasan konsumen adalah hasil yang dirasakan atas pengguna produk dan jasa, sama atau melebihi harapan yang diinginkan pelanggan sebelum melakukan pembelian (Yamit, 2004). Ada beberapa faktor yang mendorong kepuasan konsumen antara lain : 1.
Kualitas produk Yaitu apabila setelah membeli dan menggunakan produk, ternyata kualitas produknya baik dan sesuai dengan kebutuhan pelanggan.
2.
Harga Untuk pelanggan yang sensitif biasanya harga murah adalah sumber kepuasan yang penting karena mereka akan mendapatkan value or money yang tinggi.
3.
Kemudahan Semakin mudah, efisien, dan nyaman seorang pelanggan dalam mendapatkan produk tersebut, maka pelanggan akan semakin puas.
4.
Kualitas pelayanan Kualitas pelayanan yang baik akan bergantung pada tiga hal yaitu sistem, teknologi, dan manusia. Kepuasan terhadap kualitas pelayanan biasanya sangat sulit ditiru oleh perusahaan lain, karena langsung berpengaruh pada pembentukan perilaku dan sikap yang seiring dengan keinginan perusahaan sebuah perusahaan dalam menciptakan suasana dan sistem kerja.
1.6.5. Minat Beli Ulang Konsumen Minat beli merupakan perilaku konsumen yang menunjukkan sejauh mana komitmennya untuk melakukan pembelian. Kebutuhan dan keinginan konsumen akan barang dan jasa berkembang dari masa ke masa dan mempengaruhi perilaku mereka dalam pembelian produk. Dalam istilah asing, perilaku konsumen disebut consumer buying behaviour atau consumer’s behaviour. Perilaku konsumen dapat didefinisikan sebagai kegiatan individu yang secara langsung terlibat dalam mendapatkan dan mempergunakan barang-barang dan jasa-jasa
termasuk didalamnya proses pengambilan keputusan pada persiapan dan penentuan kegiatan tersebut. Perilaku konsumen dalam mengambil keputusan membeli mempertimbangkan barang dan jasa apa yang akan dibeli, dimana, kapan, bagaimana, berapa jumlah, dan mengapa membeli produk tersebut (Simamora, 2004). 1.6.6. Keragaman Menu Setiap konsumen memiliki selera makan yang tidak selalu sama. Jika restoran
menyediakan menu yang beranekaragam, akan lebih
memudahkan restoran untuk menarik konsumen agar bersantap di tempatnya. Karena, semakin banyaknya pilihan yang disediakan oleh restoran, maka akan semakin memudahkan konsumen untuk memilih menu sesuai keinginannya. Suatu tantangan paling besar dihadapi oleh setiap perusahaan adalah masalah pengembangan produk. Pengembangan produk dapat dilakukan oleh personalia dalam perusahaan dengan cara mengembangkan produk yang sudah ada. Dan dapat pula menyewa para peneliti guna menciptakan produk baru dengan model-model yang sesuai. Perusahaan yang tidak mengadakan atau tidak mampu menciptakan produk baru akan menghadapi resiko seperti penurunan volume penjualan, karena munculnya pesaing yang lebih kreatif, adanya perubahan selera konsumen, munculnya teknologi baru dalam proses produksi (Heru dan Anwari, 2011).
1.7.
Metode Penelitian Untuk menentukan suatu penelitian berangkat dan bermuara pada suatu tujuan yang jelas, maka penelitian itu disimplikasi kedalam bangunan variabel. Berdasarkan Kusmayadi dan Sugiarto (2000) variabel penelitian pada dasarnya adalah sesuatu hal yang berbentuk apa saja yang ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari sehingga diperoleh informasi tentang hal tersebut. Berkaitan dengan penelitian ini, variabel penelitian terbagi menjadi dua yang terdiri dari variabel dependent atau variabel terikat merupakan variabel yang dipengaruhi variabel lain dan menjadi pusat perhatian peneliti, variabel dependent yang digunakan dalam penelitian ini adalah minat beli ulang konsumen. Dan variabel independent atau variabel bebas merupakan variabel yang mempengaruhi variabel dependent baik yang mempengaruhi secara positif maupun negatif, variabel yang digunakan adalah persepsi keragaman menu, harga, dan pelayanan. Jenis penelitian ini adalah analisis kuantitatif, yaitu analisis data yang menggunakan data berbentuk angka-angka yang diperoleh sebagai hasil pengukuran atau penjumlahan. Tujuan dari metode analisis data ini adalah untuk menginterprestasikan dan menarik kesimpulan dari datadata yang diperoleh (Kusmayadi dan Sugiarto, 2000). Dalam penelitian ini data-data dikumpulkan dengan menggunakan teknik tertentu, teknik
pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini membahas beberapa metode. Metode-metode tersebut adalah : 1.
Studi Pustaka Studi pustaka yaitu data yang sudah tersedia, dimana priset tinggal mencari dan menelaah buku-buku yang ada kaitannya dengan bahasan penelitian. Pengumpulan data sekunder.
2.
Metode Observasi Metode Observasi adalah mengadakan penyelidikkan, pengamatan, dan peninjauan secara langsung terhadap obyek yang diteliti guna melihat secara langsung perilaku konsumen pada saat menggunakan setiap atribut jasa yang ditawarkan.
3.
Metode Survei Metode pengumpulan data melalui penyebaran kuesioner yang dibagikan kepada responden. Kuesioner merupakan metode pengumpulan data yang dilakukan dengan cara memberikan seperangkat pertanyaan tertulis kepada tamu, dengan mengisi dan mengikuti panduan yang ada pada kuesioner. Pertanyaanpertanyaan bersifat tertutup menggunakan skala likert 1-5 dengan menggunakan pernyataan berskala (Sugiyono, 2012)1. Jawaban untuk setiap instrumen skala likert mempunyai gradasi dari negatif sampai positif. Untuk keperluan analisis kuantitatif, maka jawaban
1
(http://www.rolahengki.com/2013/12/cara-menghitung-skala-likert-metodeperhitungan- persentase-dan-interval.html, diakses pada tanggal 5 Januari 2014).
tersebut diberi skor dan kategori pada tiap-tiap pertanyaan dalam kuesioner sebagai berikut :
4.
Sangat Baik
= skor 1
Baik
= skor 2
Cukup
= skor 3
Kurang
= skor 4
Sangat kurang
= skor 5
Metode Wawancara Metode wawancara adalah metode pengumpulan data dengan melaksanakan tanya jawab dengan berbagai pihak yang bersangkutan, dalam hal ini adalah perusahaan.
5.
Populasi dan Sampel Penelitian Populasi adalah wilayah generalisasi yang terdiri atas, obyek/subyek yang mempunyai kuantitas dan karakteristik tertentu yang
ditetapkan
untuk
dipelajari
dan
kemudian
ditarik
kesimpulannya (Sugiyono, 2012). Populasi yang dimaksud dalam penelitian ini adalah jumlah tamu yang datang dan makan di Restoran Lavender. Sementara itu populasi penelitian ini adalah total jumlah tamu yang makan di restoran lavender pada tahun 2013, yaitu sebanyak 10.000 orang (Hotel The Sahid Rich Yogyakarta). Sampel adalah bagian dari jumlah dan karakteristik yang dimiliki oleh populasi tersebut (Sugiyono, 2012). Sampel yang
akan diteliti yaitu menggunakan metode sampling kuota atau insidental sampling (diambil dari Nonprobability Sampling). Nonprobability Sampling adalah teknik pengambilan sampel yang tidak memberi peluang/kesempatan sama bagi setiap unsur atau anggota populasi untuk dipilih menjadi sampel. Dari sampel ini meliputi Sampling Kuota yang artinya teknik untuk menentukan sampel dari populasi yang mempunyai ciri-ciri tertentu sampai jumlah yang diinginkan atau Sampling Insidental yang artinya teknik penentuan sampel berdasarkan kebetulan, yaitu siapa saja secara kebetulan bertemu dengan peneliti dapat digunakan sebagai sampel, bila dipandang orang yang kebetulan ditemui itu cocok sebagai sumber data. Adapun kriteria yang akan diambil sebagai sampel yaitu : a. Tentang pendapat konsumen terhadap pelayanan yang ada di Restoran Lavender Hotel The Sahid Rich Yogyakarta. b. Responden adalah jumlah tamu yang datang dan makan di Restoran Lavender Hotel The Sahid Rich Yogyakarta. c. Rumus Slovin Ukuran
sampel
yang
dibutuhkan
ditetapkan
dengan
menggunakan formula yang dikembangkan oleh Slovin (Kusmayadi dan Sugiarto, 2000). Karena mayoritas penelitian ini difokuskan pada jumlah tamu yang makan di restoran lavender, jumlah sampel dalam penelitian ini ditentukan dengan
formula Slovin. Jumlah populasi adalah 10.000 dan tingkat kesalahan yang dikehendaki adalah 10%, maka jumlah sampel yang digunakan adalah : Rumus = Keterangan : n = sampel, N = populasi, e = margin error 10%. Jawaban :
= 99 Dengan formula ini, di dapatkan jumlah sampel sebanyak 99 orang. Setelah data-data primer didapatkan maka langkah selanjutnya adalah menguji hipotesis dengan metode statistik, yaitu uji Chi Square. Uji Chi Square termasuk uji non parametrik yang biasanya digunakan untuk menguji hipotesis mengenai perbandingan antara frekuensi observasi yang benarbenar terjadi, aktual (Fo) dengan frekuensi harapan dan ekspektasi (Fe) yang didasarkan atas hipotesis tertentu. Untuk menguji Chi Square, yaitu dengan rumus: Di mana
= frekuensi amatan ;
( –
)
.
= frekuensi harapan dengan
tingkat signifikasi yang ditetapkan sebesar 0,1. Untuk membantu olah data digunakan aplikasi sofware SPSS 17.1.
d. Data yang digunakan dalam penelitian ini adalah :
Data primer Data primer yang biasanya diperoleh melalui wawancara atau kuesioner. Sumber data yang diperoleh dalam penelitian ini adalah tanggapan responden yang diperoleh dari hasil kuesioner tentang persepsi keragaman menu, harga, pelayanan, dan minat beli ulang konsumen yang disebarkan
kepada
sampel
yang
telah
ditentukan
sebelumnya, yaitu tamu Restoran Lavender.
Data sekunder Data sekunder adalah data yang diperoleh dari perusahaan atau perorangan. Data sekunder bentuknya berupa sumber pustaka yang mendukung penelitian serta diperoleh dari literatur yang relevan seperti buku referensi, jurnal, artikel, website,
maupun
keterangan
dari
perusahaan
yang
hubungannya dalam penelitian yang berkaitan dengan keragaman menu, harga, pelayanan, dan minat beli ulang konsumen.
1.8.
Hipotesis Hipotesis adalah suatu proposisi atau dugaan sementara yang belum diuji benar atau tidaknya. Hipotesis itu merupakan penjelasan
sementara mengenai suatu fenomena atau merupakan solusi alternatif terhadap suatu masalah Sugiyono (2012). Maka dalam penelitian yang akan dilakukan mengajukan hipotesis sebagai berikut : H1
: Ada hubungan antara keragaman menu dengan minat beli ulang konsumen.
H2
: Ada hubungan antara harga dengan minat beli ulang konsumen.
H3
: Ada hubungan antara pelayanan dengan minat beli ulang konsumen.
1.9.
Sistematika Penulisan Dalam skripsi ini menyusun 4 bab dengan susunan sebagai berikut : BAB I
:
PENDAHULUAN Pada bab ini menguraikan tentang alasan pemilihan judul , rumusan masalah, tujuan penelitian, manfaat penelitian ,tinjauan pustaka, landasan teori, metode penelitian , dan sistematika penulisan.
BAB II
:
GAMBARAN UMUM Pada bab ini menguraikan tentang sejarah hotel, macam-macam
menu
restoran,
peralatan
dan
perlengkapan restoran, prosedur pelayanan tamu, dan penentuan harga.