BAB I PENDAHULUAN
1.1
Latar Belakang Perkembangan lingkungan yang dinamis menuntut organisasi untuk dapat
melakukan penyesuaian dengan cepat. Salah satu penyesuaian yang dapat dilakukan adalah dengan memperkenalkan perubahan dan inisiatif baru. Namun, konflik organisasi dapat muncul ketika suatu inisiatif baru mulai diperkenalkan dan individu dalam organisasi menolak inisiatif tersebut (resistance to change). Individu cenderung menolak inisiatif baru (resistensi perubahan) walaupun inisiatif tersebut bertujuan untuk meningkatkan kinerja. Alasan penolakan tersebut dapat berasal dari faktor organisasional dan faktor psikologis. Sebagian besar penelitian terdahulu di bidang ini hanya berfokus pada faktor organisasional (Liguori dan Steccolini, 2012; Hoque, 2011; Jansen, 2011; Libby dan Waterhouse, 1996). Padahal bukan hanya faktor organisasional, faktor psikologi individu dalam organisasi juga dapat memengaruhi resistensi individu. Faktor psikologis individu terkait alasan penolakan ini meliputi tingkat kesulitan untuk beradaptasi, persepsi kurangnya kebermanfaatan inisiatif yang baru,
kurangnya
pengetahuan
individu(Angonese
dan
Lavarda,
2014),
kenyamanan pada rutinitas yang ada (Foster, 2008), dan adanya komitmen individu pada sistem yang lama. Berdasarkan teori disonansi kognisi(cognitive dissonance theory), individu yang telah berkomitmen pada suatu pilihan cenderung tidak peka terhadap manfaat potensial dari alternatif pilihan yang
1
lain(Festinger, 1957). Komitmen individudapat menyebabkan seseorang mencari informasi untuk menekankan kebergunaan sistem yang dipilih dan kekurangan sistem yang tidak dipilih (confirmatory-bias information) (Kiesler, 1971). Informasi tersebut merupakan informasi yang bias karena ditujukan untuk mendukung sistem yang dipilih. Kemudian muncul resistensi perubahan yang disebabkan individu memandang suatu sistem tertentu lebih baik dari sistem yang lain. Resistensi perubahan ini merupakan bias kognitif(cognitive bias)karena didasarkan pada informasi yang bias. Penelitian mengenai resistensi ini penting untuk tujuan pengendalian agar tercipta keselarasan tujuan (goal congruence) antara tujuan organisasi dan tujuan individu.Penelitian yang ada banyak mengambil konteks investasi (Cheng etal., 2003) atau penganggaran modal (Buxton and Rivers, 2014). Berbeda dengan penelitian sebelumnya, penelitian ini mengambil konteks alokasi biaya (tradisional dan Time-Driven Activity Based Costing) dalam mengevaluasi resistensi individu yang disebabkan adanya komitmen dan perbedaan pola penyajian umpan balik. Sistem alokasi biaya merupakan faktor penting yang dapat menentukan kelangsungan hidup perusahaan. Perkembangan teknologi dapat mengakibatkan perubahan pada sistem alokasi biaya suatu perusahaan karena adanya tuntutan untuk memberikan informasi yang akurat dan relevan (Ibrahim dan Saheem, 2013). Informasi yang dihasilkan ini nantinya dapat menjadi dasar pengambilan keputusan. Komitmen individu yang berlebihan terhadap sistem alokasi biaya tertentu dapat mengakibatkan pengambilan keputusan yang tidak optimal karena
2
sistem alokasi biaya yang ada menghasilkan informasi yang tidak akurat dan tidak relevan dalam pengambilan keputusan, terlebih individu tersebut merasa enggan untuk mengubahnya. Alasan keengganan untuk berubah ini umumnya merupakan alasan yang tidak rasional, misalnya karena takut keputusan (komitmen) yang telah diambil sebelumnya disalahkan (Bazerman, 2009). Jermias (2001) menguji pengaruh komitmen, konfirmasi dan umpan balik (feedback) terhadap penilaian kegunaan sistem akuntansi dan resistensi seseorang untuk berubah. Hasil menunjukkan bahwa penilaian seseorang terhadap sistem dipengaruhi oleh komitmennya pada sistem yang dipilih. Lebih lanjut, orang yang berkomitmen cenderung menolak untuk mengubah sistem yang digunakan walaupun memperoleh feedback (umpan balik) negatif. Keterbatasan dalam penelitian Jermias (2001) adalah umpan balik hanya diberikan satu periode saja. Selanjutnya, Jermias (2006) mengajukan akuntabilitas sebagai strategi mitigasi resistensi perubahan. Akuntabilitas yang dimaksud adalah tekanan untuk memberikan alasan mengenai tindakan yang dilakukan. Manipulasi akuntabilitas dilakukan dengan meminta partisipan memberikan alasan mengenai konsekuensi negatif dari sistem alokasi biaya yang dipilih. Berdasarkan teori disonansi kognisi, individu cenderung mencari alasan pembenar ketika hasil dari pilihannya tidak sesuai dengan yang diharapkan (Festinger, 1957). Pengungkapan alasan mengenai konsekuensi negatif tidak terlalu memberikan dissonant feedback yang kuat (Kiesler, 1971). Dalam kondisi ini individu cenderung lebih bertahan pada pilihan yang diyakininya sehingga akuntabilitas bukan merupakan cara mitigasi resistensi yang tepat.
3
Berdasarkan
belief-adjustment
model
(Hogarth
dan
Einhorn,
1992),individu cenderung merevisi kepercayaan awalnya ketika menghadapi umpan balik berurutan (sequential feedback) dalam beberapa periode (multiperiod setting). Individu merevisi keyakinannya menggunakan proses anchoring dan adjustment dengan bertahap. Opini awal (anchor) disesuaikan dengan informasi yang diperoleh berikutnya (adjustment). Penelitian yang dilakukan Jermias (2001 dan 2006) tidak dapat mengevaluasi proses revisi kepercayaan tersebut karena umpan balik hanya dilakukan pada satu periode saja. Umpan balik yang dilakukan lebih dari satu kali dapat lebih mencerminkan realitas karena keputusan jarang diambil dengan hanya mempertimbangkan satu kali umpan balik. Apabila umpan balik dilakukan pada satu periode, revisi (penyesuaian) keyakinan hanya dilakukan satu kali. Individu diprediksi mempunyai persepsi bahwa keputusan awalnya masih lebih baik (lebih kuat) dibandingkan kondisi yang dihasilkan dari umpan balik sehingga resistensi tetap terjadi. Apabila balikan dilakukan pada beberapa periode dengan tipe informasi yang sama, individu cenderung merevisi keputusan awalnya sehingga resistensi diprediksi dapat dikurangi. Mengacu pada penelitian-penelitian terdahulu dan kedua teori di atas (teori disonansi kognisi dan model belief-adjustment), penelitian ini menguji pengaruh komitmen dan umpan balik yang diberikan beberapa periode terhadap resistensi perubahan. Penggabungan teori disonansi kognisidan model belief-adjustment menghasilkan asumsi bahwa apabila kondisi disonansi yang dihasilkan oleh
4
umpan balik lebih kuat dibandingkan disonansi yang dihasilkan oleh keputusan awal, maka individu cenderung merevisi keyakinannya terhadap sistem yang dipilih sehingga dapat mengurangi resistensi. Umpan balik diasumsikan lebih kuat dengan berurutan (sequential feedback) dibandingkan dengan satu periode saja. Pola umpan balik yang diberikan juga dapat memengaruhi keputusan akhir seseorang. Senada dengan yang dinyatakan oleh teori bounded rationality (Bazerman, 2009) yaitu bahwa manusia memiliki kemampuan terbatas dalam memproses informasi secara optimal sehingga hanya mengelola informasi yang dipandang cukup dan cenderung menyederhanakan informasi untuk mencapai tujuannya (mengambil keputusan). Penelitian terdahulu menunjukkan bahwa pola umpan balik memberikan efek resensi, primasi, atau tidak ada efek. Ketiga efek tersebut muncul tergantung pada pola informasi yang disajikan. Penelitian ini bertujuan untuk menguji adanya perbedaan keputusan individu ketika diberikan informasi yang sama dengan urutan yang berbeda. Penelitian ini juga menguji perbedaan tingkat resistensi ketika individu diberikan informasi yang konstan dalam beberapa periode. Penelitian ini dilakukan menggunakan metode laboratorium eksperimen. Alasan pemilihan metode ini adalah peneliti dapat memberikan beberapa stimuli kepada partisipan yang belum tentu dapat terpenuhi di dunia nyata (Nahartyo, 2013). Peneliti dapat memanipulasi variabel-variabel independen dan memberikan kontrol atas variabel-variabel lain yang berpotensi memengaruhi variabel dependen tetapi tidak relevan dengan tujuan penelitian.
5
Eksperimen dalam penelitian ini dilakukan dengan dua tahap. Tahap pertama merupakan tahap pengujian penilaian kegunaan sistem alokasi biaya dengan ada atau tidaknya komitmen seseorang. Tahap kedua merupakan tahap pengujian pengaruh komitmen individu dan pola penyajian umpan balik terhadap resistensi perubahan. Pada tahap ini dilakukan pengujian perbedaan keputusan yang diambil disebabkan perbedaan pola penyajian umpan balik. Pola penyajian umpan balik dimanipulasi menjadi empat yaitu konstan positif (+ + + +), konstan negatif (– – – –), positif-negatif (+ + – –), dan negatif-positif (– – + +).
1.2
Masalah Penelitian Permasalahan yang ingin dijawab di penelitian ini adalah:
1.
Apakah komitmen individu pada sistem alokasi biaya berpengaruh terhadap penilaiannya mengenai kegunaan sistem alokasi biaya dan keputusannya untuk mengubah pilihan sistem alokasi biaya (resistensi)?
2.
Apakah terdapat perbedaan keputusan untuk mengubah pilihan sistem alokasi biaya (resistensi) antara individu yang menerima pola umpan balik konstan positif dan konstan negatif pada konteks sistem alokasi biaya?
3.
Apakah terdapat perbedaan keputusan untuk mengubah pilihan sistem alokasi biaya (resistensi) antara individu yang menerima informasi yang sama dengan pola penyajian umpan balik yang berbeda?
6
1.3
Tujuan Penelitian Penelitian ini dilakukan untuk menjelaskan mengenai teori disonansi
kognisi (Festinger, 1957) dan terjadinya revisi kepercayaan individu sesuai dengan model belief-adjustment (Hogarth dan Einhorn, 1992) pada konteks sistem alokasi biaya. Secara spesifik, tujuan penelitian adalah sebagai berikut. 1.
Untuk menguji pengaruh komitmen individu pada sistem alokasi biaya terhadap penilaiannya mengenai kegunaan sistem alokasi biaya dan keputusannya untuk mengubah pilihan sistem alokasi biaya (resistensi).
2.
Untuk menguji perbedaan keputusan untuk mengubah pilihan sistem alokasi biaya (resistensi) antara individu yang menerima pola umpan balik konstan positif dan konstan negatif pada konteks sistem alokasi biaya.
3.
Untuk menguji perbedaan keputusan untuk mengubah pilihan sistem alokasi biaya (resistensi) antara individu yang menerima informasi yang sama dengan pola penyajian umpan balik yang berbeda.
1.4
Manfaat Penelitian Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan kontribusi sebagai
berikut. 1.
Kontribusi teoritis, penelitian ini berkontribusi pada literatur akuntansi manajemen mengenai pengaruh komitmen dan pola penyajian umpan balik terhadap resistensi perubahandalam konteks alokasi biaya.
7
2.
Kontribusi praktis, penelitian ini memberikan kontribusi mengenai strategi yang dapat dilakukan untuk mengurangi penolakan individu (resistensi) berupa umpan balik berurutan sehingga inisiatif baru dapat diterapkan.
1.5
Sistematika Penulisan Sistematika penulisan dalam tesis ini adalah sebagai berikut.
Bab I
Pendahuluan Pendahuluan membahas mengenai latar belakang, masalah penelitian, tujuan penelitian, manfaat penelitian, dan sistematika penulisan.
Bab II
Landasan Teori dan Pengembangan Hipotesis Landasan teori dan pengembangan hipotesis membahas teori-teori yang relevan, hasil penelitian sebelumnya, dan pengembangan hipotesis.
Bab III Metoda Penelitian Metoda penelitian membahas mengenai partisipan penelitian, desain dan prosedur
eksperimen,
pengecekan
manipulasi,
variabel-variabel
penelitian, dan metoda analisis. Bab IV Hasil dan Pembahasan Hasil dan pembahasan membahas mengenai pengujian awal, karakteristik demografi partisipan, pengujian randomisasi, pengujian validitas dan reliabilitas, pengujian hipotesis, dan pembahasan hasil penelitian. Bab V Penutup Penutup membahas mengenai kesimpulan, keterbatasan, implikasi dan saran untuk penelitian selanjutnya.
8