ADLN-Perpustakaan Universitas Airlangga
BAB I PENDAHULUAN
1.1 LATAR BELAKANG MASALAH Pasca kepemimpinan Soeharto pada tahun 1998, kehidupan politik di Indonesia mengalami kemajuan yang sangat pesat. Kehidupan politik pada masa Orde baru terkesan menutup diri, rakyat dijauhkan dari segala bentuk aktifitas politik. Segala peraturan wajib ditaati tanpa ada sedikit perlawanan dari rakyat. Negara yang sebelumnya memberikan kesan menakutkan bagi rakyat Indonesia kini tidak lagi terjadi. Fenomena yang terjadi bahwa rakyat dijadikan sebagai korban dan objek kekuasaan penguasa. Rakyat hanya dijadikan korban kebijakan oleh para penguasa karena segala keputusan yang diambil oleh pemerintah cenderung meminggirkan rakyat. Pasca kepemimpinan Soeharto yang diawali oleh gerakan mahasiswa, berhasil menumbangkan Soeharto dari kepemimpinan otoriter, disinilah mulai muncul harapan baru bagi rakyat Indonesia. Pasca kepemimpinan Soeharto tidak ada lagi pendominasian salah satu pihak terhadap pihak lainnya, keduanya berjalan secara seimbang. Ruang kebebasan rakyat terbuka lebar, penguasa yang mengabaikan rakyatnya dan apabila segala kebijakannya tidak sesuai dengan apa yang diinginkan, maka akan mendapatkan balasan perlawanan. Rakyat memiliki keberanian untuk melakukan segala tindakan perlawanan, karena saat ini rakyat mempunyai kebebasan dalam menyampaikan aspirasi dan bebas melakukan sebuah perlawanan apabila aspirasinya tidak di dengar. Rakyat yang melakukan aksi perlawanan akan membentuk suatu gerakan untuk menyampaikan aspirasinya. 1 Skripsi
WARGA MENGGUGAT: STUDI ...
ANGGUN DEWI RAHMAWATI
ADLN-Perpustakaan Universitas Airlangga
Gerakan massa akan terjadi ketika masyarakat tidak puas dan kecewa terhadap suatu keadaan. Munculnya gerakan massa disebabkan oleh banyak faktor, salah satunya adalah faktor penyalahgunaan wewenang elite dalam menjalankan kekuasaan. Maraknya kasus gerakan sosial di Indonesia banyak dijumpai dalam wilayah perkotaan yang merupakan pusat kehidupan pemerintahan, namun kasus gerakan bukan hanya berkembang dalam wilayah perkotaan bahkan dipedesaan kasus gerakan saat ini banyak dijumpai. Dalam struktur pemerintahan di Indonesia, desa sebagai komunitas adat maupun sebagai unit pemerintahan terendah telah membuktikan dirinya memiliki peran penting, baik di masa perjuangan maupun pasca kemerdekaan, namun ironisnya desa yang strategis dan sering disebut memiliki otonomi asli tersebut oleh penguasa lebih ditempatkan sebagai objek kekuasaan daripada sebagai subjek.1 Wilayah pedesaan sering dijadikan sebagai ajang untuk meraih keuntungan. Desa tidak lebih dijadikan salah satu dari bagian kekuasaan dilingkup atasnya. Perkembangan berikutnya adalah desa diaplikasikan sebagai sebuah jaringan kekuasaan yang mengandalkan pada kekuatan birokratisme. Tugas aparat pedesaan pun mengalami perubahan yang sangat drastis, yaitu berawal sebagai pengayom kemudian menjadi penguasa yang juga melakukan kesewenang-wenangan terhadap masyarakatnya dengan cara eksploitatif. Masyarakat desa akan melakukan aksi perlawanan, apabila kebijakan-kebijakan yang telah dibuat oleh pemimpinnya tidak sesuai dengan apa yang diharapkan, kepemimpinan yang bersifat otoriter, terjadinya penyalahgunaan kekuasaan dan tindakan-tindakan pemimpin yang tidak dikehendaki rakyatnya. Banyak
1
Heru Cahyono. 2005. Konflik Elit Politik di Pedesaan. Yogjakarta: Pustaka Pelajar.
2 Skripsi
WARGA MENGGUGAT: STUDI ...
ANGGUN DEWI RAHMAWATI
ADLN-Perpustakaan Universitas Airlangga
dijumpai kasus-kasus terjadi di pedesaan yang menyebabkan masyarakat kehilangan rasa kepercayaan, salah satunya adalah kasus korupsi yang dilakukan oleh pemimpin mereka. Di pedesaan fenomena gerakan terkadang menitikberatkan pada gerakan dengan menempatkan petani sebagai aktor utama, namun saat ini fenomena perubahan orientasi gerakan sosial, munculnya aktor-aktor baru tidak lagi bersentuhan dengan masalah pertanian dan saat ini dilakukan oleh organisasi masyarakat. Masalah sengketa lahan, pembangunan dan pergusuran tanpa ijin masih sering terjadi, namun perlawanan masyarakat tidak hanya berkutat pada masalah itu saja, tetapi juga pada penyalahgunaan wewenang kekuasaan, manipulasi, kebijakan yang tidak sesuai dengan keinginan, tidak adanya transparansi, nepotisme, korupsi yang dilakukan oleh pemimpin desa serta tindakan-tindakan yang merugikan masyarakat desa. Masyarakat desa saat ini sedang mengalami demam reformasi, mereka tidak khawatir lagi untuk melakukan kritik bahkan aksi perlawanan terhadap aparatnya sendiri, sehingga banyak penurunan paksa kepala desa yang dilakukan dan banyaknya kepala desa dipenjarakan. Perlawanan masyarakat atas pemerintahan kepala desanya merupakan salah satu bentuk dari partisipasi rakyat.
Hal ini seperti yang telah terjadi di desa Suci yang terletak di
Kecamatan Manyar Kabupaten Gresik, dimana masyarakat desa Suci menuntut atas penyalahgunaan kekuasaan dan kesewenang-wenangan yang dilakukan oleh mantan kepala desa. Kesewenang-wenangan yang dilakukan oleh mantan kepala desa membuat masyarakat Desa Suci melakukan aksi protes agar mantan kepala desa tersebut dapat mempertanggungjawabkan atas segala kesewenangwenangannya.
3 Skripsi
WARGA MENGGUGAT: STUDI ...
ANGGUN DEWI RAHMAWATI
ADLN-Perpustakaan Universitas Airlangga
Keinginan masyarakat desa Suci yang menginginkan pelaksanaan sistem pemerintahan ideal yaitu jujur, adil, transparan dan mementingkan kepentingan masyarakatnya daripada kepentingan golongannya tidak terpenuhi dengan baik. Masyarakat desa Suci tidak memiliki keberanian untuk menggugat segala tindakan kesewenang-wenangan mantan kepala desanya. Masyarakat desa Suci semakin merasakan ketidaknyamanannya pada periode kedua kepemimpinan mantan kepala desa. Pada periode kedua mantan kepala Desa Suci mengalami perubahan pada pola kepemimpinannya. Model kepemimpinannya bersifat otoriter sama dengan kepemimpinan pada massa Soeharto. Saat itu, sikap otoriter Soeharto terlihat dari kekuasaannya sebagai eksekutif dimana dia dapat mengendalikan parlemen, kebijakan-kebijakan yang dikeluarkan yang tidak berasaskan pada kehendak rakyat. Seharusnya sebagai kepala negara yang baik harus mampu untuk mendahulukan kepentingan rakyat daripada kepentingan pribadi.2 Kepemimpinan yang bersifat otoriter akan membatasi kebebasan rakyat dalam menyampaikan pendapat dan aspirasinya. Rakyat tidak diberikan kesempatan untuk menyampaikan segala aspirasi dan pendapat mereka untuk membangun suatu negara menjadi negara yang idaman, aman, dan sejahtera. Rakyat dalam aktivitas perpolitikanya hanya berperan dalam proses pemilihan umum, ketika masuk kedalam pembuatan kebijakan, rakyat tidak pernah diikutsertakan didalamnya.
2
Munafrizal Manan. 2005. Gerakan Rakyat Melawan Elite.Yogjakarta: Resist book.
4 Skripsi
WARGA MENGGUGAT: STUDI ...
ANGGUN DEWI RAHMAWATI
ADLN-Perpustakaan Universitas Airlangga
Keotoriteran seorang pemimpin dapat terlihat dari bagaimana pemimpin tersebut memperlakukan rakyatnya apabila pertentangan atas segala kebijakan yang di buat dan dijalankan. Pemimpin yang otoriter akan melakukan tindakan diluar kemanusiaan terhadap rakyatnya seperti penculikan, intimidasi, pengeroyokan, teror-teror serta pembunuhan. Hal ini dialami oleh masyarakat desa Suci, mantan kepala desa Suci yang mulai memunculkan sikap otoriternya terhadap masyarakat desa Suci. Kebijakan-kebijakan dibuat oleh mantan kepala desa beserta perangkat desa tanpa melibatkan masyarakat didalamnya, bahkan kebijakan yang berhubungan dengan pembangunan desa dimana seharusnya melibatkan masyarakat secara langsung tidak dilakukan. Kebijakan yang dibuat tidak dapat diganggu gugat oleh masyarakatnya. Berbagai cara yang dilakukan oleh mantan kepala desa Suci agar segala kebijakan-kebijakan yang dibuat dipatuhi dan dilaksanakan oleh masyarakatnya. Apabila cara yang dilakukan mantan kepala desa tidak berhasil, maka cara kekerasan yang dilakukan, karena itulah masyarakat desa Suci hanya bisa diam dan tunduk memenuhi semua perintahnya. Melihat kembali sejarah korupsi, kolusi dan nepotisme di negara Indonesia, ini di awali pada masa Orde baru dan ditenggarahi banyaknya pejabat yang melakukan tindakan tidak terpuji tersebut dari pusat hingga ke daerah. 3 Sistem yang otoriter akan membuat pengawasan rakyat, lsm, dan elemen lainnya akan terasa sulit untuk dilakukan, karena akan ada orang-orang suruhan yang akan mengintimidasi apabila ada yang
membongkar kasus tersebut.
3
http://www.anneahira.com/korupsi-kolusi-dan-nepotisme.htm. Diakses pada hari Jumat, 06 Mei 2012 jam 21.30 WIB.
5 Skripsi
WARGA MENGGUGAT: STUDI ...
ANGGUN DEWI RAHMAWATI
ADLN-Perpustakaan Universitas Airlangga
Kenyataan yang didapati bahwa rakyat hanya bisa diam dan tidak berani mengambil sebuah tindakan. Sikap otoriter yang ditunjukkan oleh mantan kepala Desa Suci, membuat korupsi, kolusi dan nepotisme semakin meningkat. Hal ini dikarenakan mantan kepala desa sebagai pemegang kekuasaan personal di desa tersebut. Mantan kepala desa Suci melakukan berbagai macam tindakan korupsi selama masa kepemimpinanya sebagai kepala desa. Tindakan yang dilakukan semakin membuat masyarakat merasa tidak nyaman dan rasa kepercayaan terhadap mantan kepala desa semakin hilang. Dengan pola kepemimpinan seperti itu dan banyaknya permasalahan terjadi di Desa Suci dimana selalu melibatkan mantan kepala desa, menjadikan masyarakat desa Suci yang mempunyai intelektual tinggi dan sadar akan politik berusaha untuk melakukan suatu perlawanan kepada mantan kepala desa. Masyarakat yang sadar akan keterlibatan mantan kepala desa dalam setiap permasalahan yang terjadi di desa Suci, membentuk suatu gerakan yang dapat dijadikan sebagai wadah masyarakat untuk menyampaikan segala aspirasinya serta memperjuangkan hak-hak masyarakat desa Suci. Masyarakat desa Suci membentuk suatu wadah yang dinamakan dengan Forum Komunikasi Warga Suci (FKWS) yang merupakan kumpulan dari seluruh element masyarakat di desa Suci, dimana mempunyai tujuan sama yaitu untuk memperjuangkan hak-hak masyarakat dan tentunya kontra terhadap kepemimpinan mantan kepala desa. Dari forum inilah masyarakat desa Suci menghimpun dukungan dan masukan dari masyarakat desa Suci untuk
6 Skripsi
WARGA MENGGUGAT: STUDI ...
ANGGUN DEWI RAHMAWATI
ADLN-Perpustakaan Universitas Airlangga
melakukan aksi protes terhadap segala permasalahan yang disebabkan oleh kesewenang-wenangan yang dilakukan mantan kepala desa Suci. Pembentukan Forum Komunikasi Warga Suci (FKWS) ini berawal dari ajang silaturahmi oleh seluruh element masyarakat yang peduli terhadap segala permasalahan di desa Suci. Pada tahun 2006, Forum Komunikasi Warga Suci (FKWS) terbentuk. Forum Komunikasi Warga Suci (FKWS) secara rutin mengadakan forum untuk membahas tentang permasalahan yang terjadi di desa Suci, hal ini dilakukan untuk membuka jalan pikiran masyarakat desa Suci yang selama ini terbelenggu oleh kepemimpinan mantan kepala desa, agar masyarakat desa Suci terbuka kesadarannya dan dapat bersama melakukan perlawanan terhadap kesewenang-wenangan kepala desa Suci. Forum Komunikasi Warga Suci (FKWS) terbentuk setelah munculnya segala permasalahan yang disebabkan oleh kesewenang-wenangan mantan kepala desa yang berawal dari kasus masuknya pengeboran migas oleh PT. Petrochina dimana melibatkan mantan kepala desa. Kehadiran pengeboran migas yang dilakukan oleh PT. Petrochina di desa Suci secara tiba-tiba telah menimbulkan beraneka macam pertanyaan masyarakat, karena kehadiran PT. Petrochina di desa Suci telah dilegalkan dan mendapatkan persetujuan masyarakat, namun kenyataanya masyarakat tidak menyetujui kehadiran PT. Petrocina karena adanya pengeboran itu masyarakat mengalami ketakutan akan tragedi lumpur lapindo terjadi di desa Suci. Data yang seharusnya benar untuk dijadikan dasar persetujuan masyarakat adalah hasil manipulasi mantan kepala desa yang mempunyai kepentingan-kepentingan pribadi dengan mengunakan kekuasaanya.
7 Skripsi
WARGA MENGGUGAT: STUDI ...
ANGGUN DEWI RAHMAWATI
ADLN-Perpustakaan Universitas Airlangga
Pada akhir tahun 2010, PT. Petrochina berencana melakukan pengeboran kedua di wilayah desa Suci. PT. Petrochina akan menyewa tanah yang berada di wilayah desa suci, saat itu terjadi tarik menarik kepentingan antara pihak pemerintahan desa dengan pemerintah kabupaten Gresik (pemkot). Saat itu terdapat provokasi yang dilakukan oleh mantan kepala desa, sehingga proses sertifikasi untuk menjadikan tanah negara itu menjadi tanah kas desa tidak kunjung selesai. Dengan adanya persoalan itu, Forum Komunikasi Warga Suci (FKWS) mulai membicarakan kasus ini dengan menjadikan kasus jual beli Tanah Kas Desa (TKD) Suci yang terjadi pada tahun 2003-2004 yang dinilai merugikan masyarakat desa Suci sebagai kasus yang dapat menyeret mantan kepala desa ke ranah hukum. Dari beberapa kasus mantan kepala desa, kasus jual beli tanah kas desa pada tahun 2003-2004 merupakan kasus yang diangkat oleh gerakan Forum Komunikasi Warga Suci (FKWS) untuk dapat memasukkan mantan kepala desa ke dalam penjara, karena kasus korupsi ini sangat merugikan masyarakat hingga mencapai angka milyaran rupiah. Tanah kas desa (TKD) sebagai salah satu aset kekayaan desa yang seharusnya dimanfaatkan sebagai kegiatan usaha desa dianggap sebagai milik mantan kepala desa, dimana pada saat pihak lain yang melirik atau ingin membeli tanah tersebut, maka mantan kepala desa yang memegang penuh kekuasaan akan dengan mudah menjualnya. Di dalam tanah kas desa (TKD) telah dijelaskan bahwa tanah kas desa adalah tanah milik bersama masyarakat desa Suci dan harus dijaga serta dirawat bersama. Tanah kas desa dapat di tukar dengan tanah lain asalkan tidak ada nominal di dalamnya. Jadi tanah di tukar dengan tanah, berapa pun luasnya. 8 Skripsi
WARGA MENGGUGAT: STUDI ...
ANGGUN DEWI RAHMAWATI
ADLN-Perpustakaan Universitas Airlangga
Saat ini di kabupaten Gresik sedang marak-maraknya fenomena kepala desa yang berkaitan dengan kasus korupsi penjualan tanah kas desa. Terdapat beberapa kepala desa di Kabupaten Gresik yang tersangkut korupsi tanah kas desa seperti kasus yang menimpa kepala desa Suci, diantaranya adalah Samsul, Kades Peganden Kecamatan Manyar ini telah divonis satu tahun penjara karena menjual tanah kas desa. Kemudian Kades Sumput Kecamatan Driyorejo, Kamjawiyono yang juga terseret kasus tanah kas desa senilai Rp 1,8 miliar. Kasusnya saat ini masih menunggu putusan kasasi Mahkamah Agung (MA).4 Perjuangan masyarakat untuk dapat menggugat mantan kepala desanya mempunyai banyak hambatan dan rintangan, walaupun pada saat itu masyarakat sudah beberapa kali melakukan aksi dialog dengan mantan kepala desa tetapi aksi dialog ini tidak mendapat tanggapan baik, dikarenakan saat itu masyarakat tidak mempunyai bukti dan data yang cukup kuat untuk dapat menggugat mantan kepala desa dari kekuasaanya pada kasus jual beli tanah kas desa yang terjadi pada tahun 2003-2004. Masyarakat desa tidak dapat menggugat dan menggulingkan kekuasaan mantan kepala desa, dengan keadaan seperti ini masyarakat tetap bersabar dibawah kesewenang-wenangan hingga massa jabatannya sebagai kepala desa berakhir. Setelah masa jabatan sebagai kepala desa selama dua periode berakhir, dan terpilih kepala desa baru yang merupakan salah satu anggota dari Forum Komunikasi Warga Suci (FKWS) serta mengetahui betul permasalahanpermasalahan yang ada di desa Suci.
4
http://infokorupsi.com/id/korupsi.php?ac=8797&l=pengawasan-kurang-kepala-desa-di-gresikbanyak-tersangkut-kasus-korupsi. Diakses pada hari Jumat, 06 Mei 2012 jam 21.25 WIB.
9 Skripsi
WARGA MENGGUGAT: STUDI ...
ANGGUN DEWI RAHMAWATI
ADLN-Perpustakaan Universitas Airlangga
Kepemimpinan kepala desa baru, gerakan Forum Komunikasi Warga Suci (FKWS ) dibantu dan didukung penuh dalam pencarian bukti-bukti serta data yang kuat untuk dapat menyeret mantan kepala desa ke dalam penjara. Dengan kepemimpinan kepala desa baru, tentunya perangkat desa baru dimana banyak yang merupakan anggota dari Forum Komunikasi Warga Suci, sehingga semakin memperlancar dalam pencarian data dan bukti. Walaupun gerakan FKWS sudah cukup berhasil dalam memobilisasi massa, namun jalan gerakan FKWS untuk dapat memenjarakan mantan kepala desa mereka sedikit terganjal oleh kelambanan Kejaksaan Negeri Gresik (kejari) dalam menangani kasus penyalahgunaan kekuasaan mantan kepala desa dengan kasus korupsi jual beli tanah kas desa yang di angkat gerakan FKWS ke meja hijau. Seperti biasa apabila kasus korupsi yang melibatkan pejabat-pejabat negara biasanya kasus tersebut akan di tutup-tutupi bahkan di hilangkan secara perlahan dan lama kelamaan rakyat akan lupa dengan sendirinya. Kasus korupsi tukar guling tanah kas desa Suci ini terkesan diulur-ulur. Gerakan FKWS berkali-kali mempertanyakan kelanjutan kasus dugaan korupsi senilai dua milliar rupiah dan ternyata tidak mendapatkan perkembangan yang baik. Penyelidikannya masih berputar-putar pada pengumpulan bahan dan keterangan dan belum memanggil saksi-saksi terkait, baru ketika di desak masyarakat akhirnya Kejaksaan Negeri Gresik memanggil para saksi. Alasan yang dikemukakan Kejaksaan Negeri Gresik karena kelambananya dalam menangani kasus korupsi tanah kas desa adalah sedang memprioritaskan pengusutan dugaan korupsi dana DAK di tubuh Dinas Kelautan, Perikanan dan
10 Skripsi
WARGA MENGGUGAT: STUDI ...
ANGGUN DEWI RAHMAWATI
ADLN-Perpustakaan Universitas Airlangga
Peternakan serta RSUD Ibnu Sina.5 Dengan adanya semangat yang tinggi, gerakan FKWS terus mendesak Kejaksaan Negeri Gresik dengan melakukan aksi demonstrasi secara besar-besaran di depan Kejaksaan Negeri Gresik, dan atas jerih payah gerakan FKWS akhirnya mantan kepala desa Suci dapat mempertanggungjawabkan kesalahannya, walaupun vonis yang diberikan oleh pengadilan negeri tidak sebanding dengan apa yang diharapkan gerakan FKWS dan masyarakat desa Suci.
1.2 RUMUSAN MASALAH Berdasarkan dari fenomena-fenomena yang telah dijelaskan diatas maka timbul pertanyaan yang akan dibahas penulis dalam penelitian ini adalah 1. Faktor-faktor apa sajakah yang melatarbelakangi gerakan Forum Komunikasi Warga Suci (FKWS) di Desa Suci? 2. Bagaimana upaya Forum Komunikasi Warga Suci (FKWS) dalam merespon kasus tukar guling tanah kas Desa Suci yang terjadi pada tahun 2003-2004? 3. Bagaimana dinamika gerakan sosial Forum Komunikasi Warga Suci (FKWS) di Desa Suci hingga saat ini?
5
http://www.suara-giri.com/2011/10/didemo-masyarakat-suci-kejaksaan-baru.html. Diakses pada hari Jumat, 05 Mei 2012 jam 20.15 WIB.
11 Skripsi
WARGA MENGGUGAT: STUDI ...
ANGGUN DEWI RAHMAWATI
ADLN-Perpustakaan Universitas Airlangga
1.3 TUJUAN PENELITIAN Dari fenomena di atas peneliti akan menulis beberapa tujuan dari penelitian tentang Forum Komunikasi Warga Suci, antara lain: 1. Untuk mengetahui faktor-faktor apa saja yang melatarbelakangi lahirnya gerakan massa di Desa Suci yang dipelopori Forum Komunikasi Warga Suci (FKWS). 2. Untuk mengetahui upaya-upaya apa yang dilakukan oleh Forum Komunikasi Warga Suci (FKWS) dalam menangani kasus tukar guling tanah kas desa Suci pada tahun 2003 hingga 2004. 3. Untuk mengetahui dinamika gerakan sosial politik yang dilakukan Forum Komunikasi Warga Suci (FKWS) dari awal terbentuknya hingga saat ini.
1.4 MANFAAT PENELITIAN Penelitian ini mempunyai beberapa manfaat antara lain: 1. Penelitian ini diharapkan peneliti untuk dapat menambah wawasan akademik kepada masyarakat khususnya masyarakat di wilayah pedesaan tentang faktor-faktor apa saja yang dapat melatarbelakangi atau melahirkan terjadinya suatu gerakan massa. 2. Penelitian ini dimaksudkan untuk dapat membuka pikiran masyarakat terutama yang berada di wilayah pedesaan untuk dapat lebih vokal apabila terdapat bentuk-bentuk penyimpangan yang dilakukan oleh pemimpinnya.
12 Skripsi
WARGA MENGGUGAT: STUDI ...
ANGGUN DEWI RAHMAWATI
ADLN-Perpustakaan Universitas Airlangga
3. Harapan peneliti dengan adanya penelitian gerakan massa di pedesaan ini kepada masyarakat yang berada di desa-desa lain untuk berani dalam mengambil sikap apabila terjadi penyalahgunaan wewenang kekuasaan yang dilakukan oleh pemimpin mereka.
1.5 KERANGKA TEORI 1.5.1. Teori Gerakan Sosial politik Gerakan sosial merupakan suatu bentuk perlawanan dari kaum-kaum yang tertekan dan hidupnya didasari oleh rasa ketidakadilan dan kekecewaan yang mendalam untuk menuntut suatu perubahan menjadi lebih baik lagi dari sebelumnya. Gerakan sosial sebagai bentuk politik perlawanan yang terjadi ketika seseorang bergabung dengan kelompok-kelompok masyarakat yang mempunyai pengaruh yang dapat menggalang kekuatan untuk melawan para pemimpin yang tidak sepaham dengan keinginan rakyat. Menurut penuturan Direnzo, mengatakan bahwa Gerakan sosial mempunyai artian sebagai bentuk perilaku sebagian anggota masyarakat untuk mengoreksi dan memperbaiki kondisi yang banyak menimbulkan permasalahan untuk menghadirkan suatu kehidupan yang lebih baik dari sebelumnya.6 Perubahan sosial tidak hanya sebatas perubahan sikap dan perilaku individunya saja namun juga tatanan sosial baru yang jauh lebih baik. Gerakan sosial memang tidak hanya mempengaruhi kehidupan individu saja, tetapi
6
Soenyono. 2005. Teori-teori Gerakan Sosial, Suatu Perbandingan dari Berbagai Perspekstif. Surabaya: Yayasan Kampusina. Halaman 3.
13 Skripsi
WARGA MENGGUGAT: STUDI ...
ANGGUN DEWI RAHMAWATI
ADLN-Perpustakaan Universitas Airlangga
kebanyakan gerakan sosial juga menghasilkan perubahan-perubahan yang bernuansa politik. Eric Hoffer memandang gerakan massa apabila di dalam gerakan sosial itu akan dipelopori oleh orang yang bijak, diwujudkan oleh orang fanatik dan dipersatukan oleh orang bertindak.7 Ketiga aspek ini akan menjadi satu rantai yang mana akan saling berhubungan dan tidak dapat dipisahkan. Gerakan sosial yang memiliki tujuan konkrit tidak akan bertahan lama dibandingkan dengan gerakan sosial yang memiliki tujuan kabur dan tidak terbatas. Gerakan sosial dapat dikatakan berguna apabila ia mampu membawa suatu bentuk perubahan ke arah yang lebih baik dari sebelumnya. Gerakan sosial selalu diawali dengan tindakan kolektif yang mempunyai pemikiran dan tujuan sama. Gerakan sosial sebagai suatu tindakan kolektif biasanya dilakukan secara terorganisasi, dimana memiliki ruang lingkup luas dan tidak akan membatasi orang-orang yang ingin bergabung. Sekelompok orang atau golongan yang melakukan gerakan sosial tentu mempunyai tujuan-tujuan yang hendak dicapai, jarang sekali mereka melakukan suatu gerakan hanya karena ikut-ikut saja tanpa adanya suatu tujuan. Secara umum tujuan dari gerakan sosial adalah membela dan melindungi rakyat untuk kehidupan yang lebih baik dari budaya-budaya yang dominan. Sifat dari gerakan sosial tidak terlepas dari adanya suatu konflik yang terjadi, pembebaan diri dari kekuasaan yang tidak sejalan dengan rakyat serta kekuasaan yang bersifat otoritarian.
7
Eric Hoffer. 1988. Gerakan massa. Jakarta: Yayasan obor Indonesia.
14 Skripsi
WARGA MENGGUGAT: STUDI ...
ANGGUN DEWI RAHMAWATI
ADLN-Perpustakaan Universitas Airlangga
1.5.1.1. Faktor yang mempengaruhi terjadinya Gerakan Sosial Suatu gerakan sosial tidak akan terjadi jika tidak ada yang melatarbelakangi munculnya gerakan sosial. Terdapat banyak faktor-faktor yang dapat melatarbelakangi munculnya gerakan sosial. Gerakan sosial muncul karena adanya rasa ketidakpuasan dan kekecewaan yang dirasakan rakyat atas kebijakan-kebijakan yang diberikan tidak seirama dengan rakyat. Selain itu adanya suatu kesempatan politik yang rakyat miliki, akan dapat memunculkan terjadinya gerakan sosial. Kekecewaan dan ketidakpuasan seseorang yang terakumulasi akan mudah mengarahkan dan memotivasi seseorang untuk ikut berpartisipasi dalam suatu gerakan sosial. Motivasi seseorang itu timbul karena kesadaran kolektif mereka untuk melakukan perubahan kearah yang lebih baik dari tekanan dan diskriminasi yang terjadi. Menurut penuturan dari Neil J. Smelser, ia menyebutkan ada beberapa faktor yang dapat menyebabkan terjadinya gerakan sosial.8 Antara lain: A. Structural condusiveness Gerakan sosial bermula karena adanya struktur yang mendukung. Dengan mengambil contoh perubahan yang terjadi di Indonesia, struktur pendukungnya adalah munculnya krisis. Pada mulanya krisis ekonomi yang terus berlanjut pada krisis multi dimensi. Krisis ini menjadi struktur kondusif terhadap munculnya gerakan sosial.
8
Soenyono. 2005. Teori-teori Gerakan Sosial, Suatu Perbandingan dari Berbagai Perspekstif. Surabaya: Yayasan Kampusina. Halaman 12-13.
15 Skripsi
WARGA MENGGUGAT: STUDI ...
ANGGUN DEWI RAHMAWATI
ADLN-Perpustakaan Universitas Airlangga
B. Structural strain Gerakan massa semakin tidak terbendung apabila struktur kondusif menimbulkan ketegangan struktural, contohnya dengan adanya krisis ekonomi, misalnya daya beli masyarakat turun. Daya serap perusahaan terhadap tenaga kerja juga menurun, maka terjadillah pengangguran. dalam kasus ini, ketegangan bahkan konflik terjadi dimana-mana. Keadaan seperti ini dapat mempercepat adanya gerakan sosial. C. The growth of a generalized belief Ketegangan structural belum mencukupi dalam menghasilkan tindakan kolektif. Gerakan sosial dapat diwujudkan dan memerlukan penjelasan mengenai permasalahan dan solusinya. Dalam konteks ini, interaksi sosial sangat diperlukan untuk saling bertukar pikiran dalam merespon persoalan yang dihadapi bersama. D. Precipating factors Gerakan sosial dimana dari segi waktu gerakan sosial seringkali membutuhkan waktu yang lama, tetapi gerakan sosial dapat dipercepat jika ada beberapa faktor-faktor yang mendukung, faktor-faktor itu bisa berupa peristiwa dan juga kehadiran tokoh kharismatik. E. The Mobilization of participant for action Sangat tergantung pada tersedianya kelompok yang dapat diorganisasi dan dimobilisasi untuk melakukan tindakan tertentu. Pada tahapan ini, pemimpin, komunikasi dan suplai dana sangat dibutuhkan bagi eksistensi gerakan sosial.
16 Skripsi
WARGA MENGGUGAT: STUDI ...
ANGGUN DEWI RAHMAWATI
ADLN-Perpustakaan Universitas Airlangga
F. Operation of social control Kontrol sosial dimana untuk mencegah, mencela dan menghalangi gerakan sosial justru akan semakin banyak mendapatkan tekanan dan semakin mempercepat terjadinya gerakan sosial.
1.5.1.2 Tahap-Tahap Gerakan Sosial Tahap-tahap gerakan sosial oleh penuturan Baldridge antara lain: Tahap pertama: Premovement Stage (pra gerakan) dimana gerakan akan muncul secara perlahan dengan kemunculannya yang penuh dengan tantangan, muncul karena adanya tekanan dan diskriminasi sosial dengan harapan akan perubahan yang lebih baik. Perpaduan antara tekanan dan harapan inilah yang dapat memunculkan gerakan sosial. Dalam pra gerakan ini akan ada kompromi antara anggota gerakan dan pemegang kekuasaan, karena pemegang kekuasaan juga akan melawan jika mereka melakukan gerakan. Tahap kedua: Awakening Stage (tahap membangun kesadaran). Kesadaran akan terbangun jika ada pemimpin yang kharismatik. Pemimpin yang berkharisma akan mampu mengubah individu untuk berani maju ke depan. Resosialisasi juga dibutuhkan seorang pemimpin untuk membangun keyakinan dan kepercayaan diri, dimana ini merupakan suatu usaha membawa kelompok yang tertindas untuk dapat bangkit dari keterpurukannya. Tahap ketiga: Movement Building Stage (tahap membangun gerakan), dalam membangun gerakan ini dibutuhkan suatu organisasi yang efektif, mengembangkan ideologi dan kepercayaan yang kuat untuk membangun suatu gerakan sosial. 17 Skripsi
WARGA MENGGUGAT: STUDI ...
ANGGUN DEWI RAHMAWATI
ADLN-Perpustakaan Universitas Airlangga
Tahap keempat: Influence, tahap siap melakukan aksi karena kesadaran sudah terbangun. Tahap kelima: outcome (hasil), suatu gerakan sosial dikatakan berhasil, apabila dapat mempengaruhi kebijakan dan menjatuhkan pemegang kekuasaan yang dinilai melakukan berbagai penyelewengan dan bentuk ketidakadilan. 1.5.1.3 Dinamika Gerakan Sosial Di dalam gerakan sosial pastinya terdapat suatu dinamika gerakan sosial. Ada tiga aspek yang dapat mempengaruhi suatu dinamika gerakan sosial: A) Peluang atau kesempatan politik Peluang politik ini menempati posisi yang penting dalam perkembangan teori gerakan sosial. Terdapat penjelasan tentang dimensi peluang politik:9 -
Penjelasan peluang politik oleh McAdam: Peluang politik dapat muncul apabila suatu kebijakan pemerintahan tidak sesuai dengan kehendak masyarakat atau tidak dilaksanakan oleh pemerintahan dengan baik.
B) Struktur Mobilisasi Gerakan sosial akan kuat jika adanya networking sebanyak mungkin untuk membangun aliansi yang luas dan bersifat taktis maupun strategi. Kekuatan akan bertambah, apabila ada kelompok elit atau intelektual, ada LSM dan aktivis mahasiswa. Menurut penuturan Andres Uhlin,10 mengatakan bahwa kelompok elit dapat menjadi penghubung antara orang-orang yang ada di kekuasaan dengan masyarakat. Lsm dan aktivis merupakan orang-orang yang memiliki
9
Soenyono. 2005. Teori-teori Gerakan Sosial, Suatu Perbandingan dari Berbagai Perspekstif. Surabaya: Yayasan Kampusina. Halaman 35 dan 37 10 Ibid hal 43
18 Skripsi
WARGA MENGGUGAT: STUDI ...
ANGGUN DEWI RAHMAWATI
ADLN-Perpustakaan Universitas Airlangga
perhatian pada penderitaan kelas bawah. Melalui wahana ini orang dapat bergerak dan melibatkan diri dalam aksi kolektif. C) Proses pembingkaian Proses pembingkaian diartikan sebagai upaya-upaya strategis secara sadar oleh kelompok-kelompok orang untuk membentuk pemahaman bersama tentang dunia dan diri mereka sendiri yang mengabsahkan dan mendorong aksi kolektif oleh penuturan David Snow. 11
1.6
KONSEPTUALISASI
1.6.1
Gerakan Sosial Gerakan sosial yang dalam bahasa inggrisnya disebut dengan social
movement adalah perilaku kolektif yang dilakukan secara terorganisasi karena hadirnya rasa ketidakpuasan dan kekecewaan mendalam akan kebijakankebijakan yang tidak sesuai harapan serta kekuasaan bersifat otoritarian. Suatu gerakan tidak akan membatasi orang-orang yang ingin bergabung untuk melakukan suatu perubahan jauh lebih baik. Gerakan sosial menurut Giddens (1993) menyatakan gerakan sosial adalah upaya kolektif untuk mengejar suatu kepentingan bersama atau gerakan mencapai tujuan bersama melalui tindakan kolektif.12
11
Suharko. 2006. Gerakan Sosial: Konsep, Strategi, Sosial di Indonesia. Malang: Program Penguatan AVERROES PRESS. Halaman 9. 12 Suharko. 2006. Gerakan Sosial: Konsep, Strategi, Sosial di Indonesia. Malang: Program Penguatan AVERROES PRESS. Halaman 1.
Aktor, Hambatan dan Tantangan Gerakan Simpul Demokrasi bekerja sama dengan Aktor, Hambatan dan Tantangan Gerakan Simpul Demokrasi bekerja sama dengan
19 Skripsi
WARGA MENGGUGAT: STUDI ...
ANGGUN DEWI RAHMAWATI
ADLN-Perpustakaan Universitas Airlangga
Menurut penuturan Robert Mircel, gerakan kemasyarakatan adalah suatu keyakinan dan perbuatan yang tidak terorganisir dimana dilakukan oleh sekelompok orang untuk menginginkan suatu kemajuan dan akan menghalangi suatu perubahan bila tidak sesuai.13 Gerakan sosial yang dilakukan Forum Komunikasi Warga Suci (FKWS) ini dilatarbelakangi karena rasa kekecewaan masyarakat yang mendalam kepada mantan kepala desanya. Mantan kepala desa Suci pada masa kepemimpinanya menyalahgunakan kekuasaannya hingga kekuasaan itu bersifat otoritarian, dan permasalahan-permasalahan yang terjadi di desa Suci selalu terdapat campur tangan mantan kepala desa, apabila mantan kepala desa Suci tidak di bawa kedalam jalur hukum maka permasalahan yang terjadi di desa Suci tidak akan pernah selesai. 1.6.2
Kelompok kepentingan Kelompok kepentingan adalah sejumlah orang yang memiliki kesamaan
sifat, sikap, kepercayaan dan atau tujuan yang sepakat mengorganisasikan diri untuk melindungi dan mencapai suatu tujuan tertentu.14 Kelompok kepentingan merupakan sekelompok orang yang mengadakan perkumpulan
dimana
didorong
oleh
kepentingan-kepentingan
tertentu.
Kepentingan ini dapat berupa kepentingan masyarakat luas atau kepentingan untuk kelompok tertentu. Organisasi massa merupakan salah satu contoh perkumpulan yang merupakan kelompok kepentingan. Demonstrasi dan aksi kekerasan biasanya digunakan sebagai sarana untuk menyatukan tuntutan yang bisa dipakai oleh setiap kelompok kepentingan. 13 14
Robert Mircel. 2004. Teori pergerakan Sosial.Yogjakarta: Resist book. Ramlan Surbakti. 1992. Memahami Ilmu Politik. Jakarta: PT. Grasindo. Halaman 109.
20 Skripsi
WARGA MENGGUGAT: STUDI ...
ANGGUN DEWI RAHMAWATI
ADLN-Perpustakaan Universitas Airlangga
Di dalam kelompok kepentingan ini sifatnya terorganisir dan keanggotaanya jelas. Dimana kelompok kepentingan ini memiliki struktur, kepemimpinan dan program-program kegiatan. Kelompok kepentingan dalam penelitian ini adalah masyarakat desa Suci yang tergabung dalam Forum Komunikasi Warga Suci, forum ini terorganisir dengan baik untuk melakukan perlawanan dengan cara demonstrasi. Kelompok kepentingan Forum Komunikasi Warga Suci (FKWS) mempunyai tujuan untuk menuju suatu perubahan yang lebih baik dari sebelumnya. 1.6.3
Aksi Kolektif Aksi kolektif adalah usaha kolektif dari sekelompok orang untuk
mencapai tujuan-tujuan jangka pendek, tujuan-tujuan jangka menengah dan nilai-nilai yang dianut bersama, bahkan meski berhadapan dengan penentangan dan konflik.15 Aksi kolektif merupakan satu-satunya sumberdaya yang dimiliki oleh orang-orang awam dalam menentang pihak-pihak lain yang lebih kuat, seperti negara. Terjadinya keterlibatan massa dari semua lapisan masyarakat dalam aksiaksi kolektif konfliktual bisa dilihat pada fenomena revolusi dimana aksi-aksi kolektif ini lahir dari rasa ketidakpuasan, penyangkalan, dan terampas secara kolektif yang sama-sama dialami oleh sejumlah besar orang yang merasakan situasi serta memiliki kesadaran yang sama, sehingga mendorong mereka untuk bergabung bersama untuk mengidentifikasi pihak musuh yang bertanggung jawab atas penderitaan mereka.
15
Rajendra Singh. 2010. Gerakan Sosial Baru. Yogjakarta: Resist book. Halaman 26.
21 Skripsi
WARGA MENGGUGAT: STUDI ...
ANGGUN DEWI RAHMAWATI
ADLN-Perpustakaan Universitas Airlangga
Aksi kolektif revolusi bersifat non-institusional dengan tingkatan tertentu cenderung memiliki struktur dan organisasi. Konflik-konflik kolektif ini bisa beragam bentuk aksi yang tak terlembagakan, mulai dari perlawanan kolektif yang terorganisir namun tanpa kekerasan dan pasif seperti boikot, pemogokan, penyerobotan, dan slogan perdamaian yang meneriakkan aksi protes sampai dengan munculnya kekerasan kolektif dari masyarakat seperti kasus-kasus kerusuhan, pemberontakan, revolusi, dan gerakan sosial. Aksi kolektif masyarakat desa Suci yang tergabung dalam Forum Komunikasi Warga Suci (FKWS) adalah melakukan aksi demonstrasi pada PT. Petrochina dalam kasus tahun 2006, kedua demonstrasi dilakukan di kelurahan desa Suci pada tahun 2010 dalam kasus perebutan tanah negara untuk dijadikan sebagai tanah kas desa yang terjadi perebutan antara pemerintahan desa dengan pemerintahan kabupaten Gresik, serta yang terakhir ini demonstrasi di kejaksaan negeri Gresik untuk menggugat mantan kepala desa Suci atas kasus tanah kas desa pada tahun 2003-2004 tentang penggelapan uang aset desa. 1.6.4 Dinamika Gerakan Sosial Dinamika adalah sesuatu yang selalu bergerak, berkembang dan dapat menyesuaikan diri secara memadai terhadap setiap keadaan. Dinamika juga berarti adanya interaksi dan interdependensi antara anggota kelompok dengan kelompok secara keseluruhan. Keadaan ini dapat terjadi karena selama ada kelompok, semangat kelompok terus-menerus ada dalam kelompok itu, oleh karena itu kelompok tersebut bersifat dinamis, artinya setiap saat kelompok yang bersangkutan dapat berubah.
22 Skripsi
WARGA MENGGUGAT: STUDI ...
ANGGUN DEWI RAHMAWATI
ADLN-Perpustakaan Universitas Airlangga
Dinamika Gerakan sosial adalah suatu perubahan dari suatu gerakan sosial, dimana dari tidak terorganisasi menjadi terorganisasi, dari tidak adanya peluang politik mempunyai peluang politik, dimana gerakan sosial berkembang menuju suatu perubahan menjadi lebih baik. Gerakan sosial itu tidak lagi bergerak secara ilegal atau sebagai kelompok bawah tanah. Seperti yang terjadi pada Forum Komunikasi Masyarakat Desa (FKWS), dinamika gerakan sosial juga terjadi disini. Awal pembentukan FKWS karena adanya suatu peluang politik dan hanya berawal dari jumlah massa puluhan hingga ratusan.
1.7 1.7.1
METODE PENELITIAN Jenis penelitian Metode penelitian yang dipakai peneliti dalam penelitian ini adalah
menggunakan metode penelitian deskriptif. Tujuan penelitian deskriptif ini adalah untuk membuat deskripsi secara sistematis, faktual, dan akurat mengenai fakta-fakta dan sifat populasi atau daerah tertentu. Penelitian deskriptif adalah suatu pengumpulan fakta-fakta dari suatu keadaan yang bertujuan untuk mengetahui dan memperoleh gambaran tentang sesuatu dengan jelas terhadap suatu keadaan.16 Penelitian yang bersifat kualitatif ini, informasi didapatkan secara langsung dari informan yang terkait. Dari informan tersebut, data-data yang didapat kemudian akan diolah oleh peneliti.
16
David Marsh, Gerry Stocker. 2010. Teori dan Metode dalam Ilmu Politik. Bandung: Nusa Media.
23 Skripsi
WARGA MENGGUGAT: STUDI ...
ANGGUN DEWI RAHMAWATI
ADLN-Perpustakaan Universitas Airlangga
1.7.2
Unit Analisis Unit analisis dalam penelitian mengenai gerakan massa di pedesaan ini
adalah Forum Komunikasi Masyarakat Desa Suci (FKWS), dimana suatu kelompok yang mempunyai kepentingan untuk dapat menyelesaikan setiap permasalahan yang ada di desa Suci. 1.7.3
Lokasi dan Waktu Penelitian Dalam penelitian ini, dilakukan di Desa Suci yang terletak di Kecamatan
Manyar, Kabupaten Gresik. Lokasi penelitian ini ditentukan oleh peneliti dengan sengaja dikarenakan penelitian ini mampu menjelaskan tentang gerakan massa yang terjadi di desa Suci, Kecamatan Manyar, Kabupaten Gresik, karena pada saat itu terdapat aksi demonstrasi. Penelitian yang dilakukan dalam rangka penulisan tugas akhir perkuliahan ini dilaksanakan pada akhir bulan Oktober hingga pertengahan bulan November tahun 2012. 1.7.4
Subyek Penelitian Penelitian ini tertuju kepada Gerakan Massa Masyarakat Desa Suci atau
yang terkenal dengan Forum Komunikasi Warga Suci (FKWS), yang mana peneliti akan meneliti faktor-faktor yang melatarbelakangi masyarakat Desa Suci untuk melakukan sebuah gerakan massa. Dalam penelitian ini diperlukan adanya subjek penelitian, subjek penelitian ini adalah informan. Informan merupakan narasumber yang dapat memberikan sebuah informasi dan penjelasan-penjelasan yang diperlukan peneliti dalam proses penelitian. Informan dalam penelitian ini ditentukan oleh peneliti, alasan peneliti menentukan informannya karena informan tersebut dianggap akan mampu memberikan segala informasi yang di butuhkan peneliti. Informan yang dpilih
24 Skripsi
WARGA MENGGUGAT: STUDI ...
ANGGUN DEWI RAHMAWATI
ADLN-Perpustakaan Universitas Airlangga
juga merupakan informan yang mengetahui dan mampu menjawab pertanyaanpertanyaan yang di ajukan oleh peneliti. Informan yang peneliti wawancara dalam penelitian ini adalah Jauhan Farhad selaku Ketua Forum Komunikasi Warga Suci, Mursidul Ibad selaku anggota FKWS, M. Rizal selaku anggota FKWS yang saat ini menjabat menjadi Kepala Desa Suci, Abdul Majid selaku anggota FKWS, beberapa Koordinasi wilayah (korwil) FKWS seperti bapak Takul dan bapak Hamidi. Selain itu bapak Misri, bapak Dibak dan bapak Qosim selaku masyarakat desa suci yang aktif terlibat dalam demonstrasi, yang nantinya akan mampu menjelaskan dan menjawab pertanyaan peneliti serta dapat memberikan data-data yang nantinya akan dijadikan peneliti sebagai data pendukung penelitian. 1.7.5
Teknik Pengumpulan Data Dengan menggunakan pendekatan kualitatif pada penelitian ini, peneliti
dalam teknik pengumpulan data yang digunakan adalah dengan melakukan wawancara langsung dengan informan yang dituju. Untuk mendapatkan hasil penelitian yang baik, memang teknik-teknik pengumpulan data harus dilakukan dengan baik dan teratur. 1.7.5.1 Wawancara Dalam penelitian kualitatif, data utama adalah dengan cara melakukan wawancara dengan informan yang terkait dengan penelitian ini. Dengan wawancara secara langsung, peneliti akan mendapatkan data-data utama untuk mampu menjawab segala pertanyaan-pertanyaan peneliti.
25 Skripsi
WARGA MENGGUGAT: STUDI ...
ANGGUN DEWI RAHMAWATI
ADLN-Perpustakaan Universitas Airlangga
Dalam teknik wawancara, peneliti harus terlebih dahulu meminta ijin kepada informan untuk bersedia melakukan wawancara. Dalam proses wawancara, sebaiknya peneliti menyiapkan alat bantu untuk melancarkan kegiatan tersebut. Seperti catatan buku, alat perekam bisa menggunakan handphone. Agar wawancara dapat terkontrol dengan baik, maka peneliti terlebih dahulu mempersiapkan pertanyaan-pertanyaan pokok penelitian agar tidak mengarah kemana-mana. Pengumpulan data pertama kali peneliti dapatkan dari bantuan rekan peneliti (Evi), Evi merupakan warga asli desa Suci dan secara kebetulan Evi menjalin pertemanan dengan Jouhan Farhad selaku ketua gerakan FKWS, sehingga peneliti melalui bantuan Evi diperkenalkan dengan Jouhan Farhad untuk dijadikan sebagai informan utama. Peran Evi cukup membantu peneliti dalam mengumpulkan data, karena peneliti mempunyai peluang untuk dapat mengenal informan lainnya yang bersedia untuk dijadikan peneliti sebagai informan. Dalam penelitian ini, peneliti melakukan wawancara secara mendalam kepada informan yang terkait antara lain: Jouhan Farhad selaku koordinasi Forum Komunikasi Warga Suci, Mursidul Ibad dan M. Rizal selaku anggota FKWS, Bapak Takul dan bapak hamidi selaku koordinasi wilayah serta bapak Qosim, bapak Misri dan bapak Dibak selaku masyarakat yang aktif tergabung dalam setiap aksi gerakan FKWS.
26 Skripsi
WARGA MENGGUGAT: STUDI ...
ANGGUN DEWI RAHMAWATI
ADLN-Perpustakaan Universitas Airlangga
1.7.6. Jenis Data Di dalam jenis data ini, terdapat dua jenis data yang di dapat oleh peneliti, yang pertama adalah data-data utama atau primer serta data sekunder sebagai data sampingan untuk lebih melengkapi data primer dalam penelitian ini. 1.7.6.1. Data Primer Data primer yang biasa disebut sebagai data utama dari setiap penelitian ini didapat dari hasil wawancara yang dilakukan oleh peneliti sesuai dengan tema penelitian. Peneliti terlebih dahulu menyiapkan pertanyaan-pertanyaan pokok utama yang nantinya akan ditanyakan kepada informan. Pertanyaan yang ditanyakan kepada informan untuk mendapatkan data utama sebaiknya diatur secara berurutan agar informan mudah dalam menjelaskan permasalahan yang dapat menjawab pertanyaan-pertanyaan yang diajukan oleh peneliti. Data primer disini, peneliti dapat dari wawancara langsung dengan ketua FKWS, kepala desa Suci yang saat itu menjabat sebagai bendahara FKWS, anggota FKWS, koordinasi wilayah serta masyarakat yang tergabung aktif dalam demo di desa Suci tersebut. 1.7.6.2. Data Sekunder Data sekunder adalah data-data yang didapat untuk mendukung datadata primer. Data sekunder di dapat dari sumber bacaan dan berbagai macam sumber lainnya yang terdiri dari buku harian, notulen rapat perkumpulan, dokumen-dokumen resmi dari berbagai instansi pemerintah. Data sekunder juga dapat berupa koran harian, majalah, publikasi dari berbagai organisasi,
27 Skripsi
WARGA MENGGUGAT: STUDI ...
ANGGUN DEWI RAHMAWATI
ADLN-Perpustakaan Universitas Airlangga
lampiran- lampiran dari badan-badan resmi seperti kementrian-kementrian, skripsi terdahulu, tesis, hasil survey, studi histories, dan sebagainya. Data sekunder didapatkan peneliti untuk mendukung data primer yang dilakukan dengan wawancara mendalam yaitu dari arsip gerakan FKWS, notulen rapat FKWS, dokumen-dokumen FKWS dan didapatkan dari beritaberita yang di terbitkan melalui media sosial seperti internet dimana terkait dengan permasalahan yang diteliti. Peneliti menggunakan data sekunder ini untuk memperkuat penemuan dan melengkapi informasi yang telah dikumpulkan melalui wawancara langsung dengan kepala desa Suci dan koordinasi gerakan sosial di desa Suci tersebut. 1.7.7. Teknik analisis data Teknik analisis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah analisis data kualitatif. Alasan penggunaan metode kualitatif:17 pertama, lebih mudah menyesuaikan di lapangan apabila berhadapan dengan kenyataan ganda: kedua, metode ini menyajikan secara langsung hakekat peneliti dengan subjek penelitian. Teknik analisis data ini bertujuan untuk menyusun data agar tersusun rapi, dimana di mulai dari wawancara langsung dengan pihak-pihak yang terkait serta kumpulan bahan-bahan yang didapat untuk menunjang penelitian. Selain itu data-data primer dan data sekunder yang di dapat peneliti juga akan menunjang dalam menganalisis data.
17
Ida Bagoes Mantra. 2004. Filsafat Penelitian dan Metode Penelitian Sosial. Yogyakarta: Pustaka Pelajar.
28 Skripsi
WARGA MENGGUGAT: STUDI ...
ANGGUN DEWI RAHMAWATI
ADLN-Perpustakaan Universitas Airlangga
Proses analisis data ini dilakukan melalui tiga alur kegiatan yang berlangsung secara bersamaan:18 Reduksi data atau penyederhanaan data, yaitu kegiatan yang dilakukan dengan jalan membuat abstraksi. Abstraksi merupakan usaha membuat rangkuman yang inti, proses dan pernyataan-pernyatan yang perlu dijaga sehingga tetap berada di dalamnya. Paparan data, menyusun data dalam satu kesatuan. Penarikan kesimpulan atau verifikasi, yaitu kegiatan menyimpulkan makna-makna yang muncul dari data yang harus diuji kebenarannya, kekokohannya dan kecocokkanya. Dalam proses menganalisis data yang dilakukan pertama kali adalah mentranskrip hasil wawancara dan ditata dengan baik sesuai urutan-urutan pertanyaan permasalahan dalam penelitian. Setelah itu dilakukan pemetaan dan penyederhanaan data, kemudian dilakukan penyusunan data agar tersusun rapi. Langkah
selanjutnya
adalah
menganalisis
hasil
temuan
data
dengan
menghubungan teori yang relevan, setelah itu mulai menyusun suatu kesimpulan.
18
Lisa Horrison. 2007. Metodologi Penelitian Politik. Jakarta: Kencana Pernada Group.
29 Skripsi
WARGA MENGGUGAT: STUDI ...
ANGGUN DEWI RAHMAWATI