BAB I. PENDAHULUAN 1.1. LATAR BELAKANG Indonesia merupakan sebuah negara yang berbentang luas di khatulistiwa, yang memiliki banyak ragam budaya serta penduduk yang memiliki bermacam - macam tingkat pendapatan. Ekonomi Indonesia didominasi oleh 3 faktor yakni pemerintah, swasta dan koperasi. Selain itu Indonesia juga terkenal sebagai negara pertama di Asia yang mengembangkan keuangan mikro komersial dengan adanya lembaga keuangan resmi yang menyediakan sebagaian besar layanan keuangan mikro di seluruh nusantara. Beberapa lembaga keuangan mikro di Indonesia adalah perbankan seperti Bank Rakyat Indonesia ( BRI ) dan Bank Perkreditan Rakyat ( BPR ) serta lembaga non-bank seperti Koperasi Kredit ( Credit Union ) dan Badan Kredit Desa ( BKD ). Salah satu lembaga keuangan mikro yang menarik untuk diamati adalah Koperasi Kredit ( Credit Union ). Hal ini disebabkan karena koperasi kredit ( Credit Union) memiliki karakter unik dari sistem ekonomi yang lain dan CU juga telah teruji dan membuktikan diri dapat bertahan pada saat terjadi krisis ekonomi di Indonesia pada tahun 1997. Konsep koperasi di dunia hadir pada abad ke-18 yang ditandai dengan berdirinya “Rochdale Pioneers Society” pada tahun 1844 yang diprakarsai oleh Robert Owen. Sedangkan konsep koperasi kredit didunia dipelopori oleh F. W. Raiffeisen pada tahun 1848 dengan berdirinya Heddesdorf Credit Union dan diikuti dengan lahirnya bank kredit
1
lain yakni Volksbank pada tahun 1852 yang diprakarsai oleh Herman SchulzeDelitzch. Di Indonesia, konsep koperasi hadir pertama kali pada masa penjajahan Belanda tepatnya pada akhir abad ke-19 yakni tahun 1895 yang dipelopori oleh Raden Aria Wiriaatmaja, seorang patih dari purwokerto. Sedangkan konsep koperasi kredit di Indonesia hadir pada tahun 1970 yang dipelopori oleh Romo Albrecht Karim Arbie dan berkembang hingga saat ini. Sejak di dirikan, pertumbuhan koperasi kredit di Indonesia mengalami pasang surut. Adapun data pertumbuhan jumlah koperasi kredit sejak tahun 1970 sampai dengan Juni 2012 seperti terlihat pada Tabel 1.1 dan tergambar pada Gambar 1.1 berikut ini: Tabel 1.1 Data Pertumbuhan Jumlah Koperasi Kredit 1970 – 2012* Tahun
Jumlah Koperasi Kredit
Tahun
Jumlah Koperasi Kredit
Tahun
Jumlah Koperasi Kredit
Tahun
Jumlah Koperasi Kredit
1970
9
1981
783
1992
1.352
2003
1.039
1971
18
1982
992
1993
1.403
2004
1.041
1972
35
1983
1.095
1994
1.521
2005
980
1973
72
1984
1.234
1995
1.601
2006
967
1974
116
1985
1.308
1996
1.497
2007
965
1975
197
1986
1.313
1997
1.400
2008
949
1976
239
1987
1.322
1998
1.265
2009
886
1977
285
1988
1.395
1999
1.105
2010
829
1978
347
1989
1.489
2000
1.090
2011
930
1979
455
1990
1.493
2001
1.071
2012*
957
1980
535
1991
1.513
2002
1.095
Sumber: Induk Koperasi Kredit Indonesia (2012)
2
Gambar 1.1 Grafik Pertumbuhan Jumlah Koperasi Kredit 1970 – 2012*
Sumber: Induk Koperasi Kredit Indonesia (2012)
Berdasarkan data pada Tabel 1.1 dan ilustrasi grafik pada Gambar 1.1, dapat dilihat bahwa perkembangan koperasi kredit di Indonesia tergolong maju dengan pesat terutama diwilayah pedesaan. Terlihat dari peningkatan jumlah anggota koperasi kredit yang tergabung dalam Induk Koperasi Kredit Indonesia ( INKOPDIT ) sejak awal organisasi ini didirikan pada tahun 1970 yakni 9 anggota sampai puncaknya pada tahun 1995 dengan anggota berjumlah 1,601 koperasi kredit (credit union). Walaupun demikian ternyata pertumbuhan ini juga memperoleh banyak hambatan baik dari faktor-faktor lingkungan eksternal dan lingkungan internal. Hal ini terlihat jelas dengan adanya penurunan jumlah koperasi kredit sejak tahun 1996 yang secara drastis berkurang sebanyak 104 koperasi kredit, yang pada tahun 1995 mencapai
3
1,601 koperasi kredit menjadi 1,497 koperasi kredit, dan jumlahnya terus berkurang hingga saat ini. Tercatat hanya 957 koperasi kredit pada Juni 2012. Walaupun demikian dilihat dari jumlah anggota, total simpanan dan total aset yang dimiliki koperasi kredit ( Credit Union ) di Indonesia mengalami peningkatan seperti yang terlihat pada Tabel 1.2 dan Gambar 1.2. Berkurangnya jumlah koperasi kredit ini terjadi karena berbagai hal, diantaranya bergantung pada pihak luar,
informasi keuangan yang
membingungkan, produk dan pelayanan yang tidak kompetitif, citra koperasi kredit (Credit Union) yang buruk, tidak disiplin dalam bidang keuangan, pemberian pinjaman dengan sistem kelipatan simpanan, lebih bersifat sosial daripada bisnis karena tidak dikelola secara profesional. Gambar 1.2 Grafik Pertumbuhan Jumlah Anggota, Jumlah Simpanan & Jumlah Aset Koperasi Kredit Seluruh Indonesia Tahun 1970 – 2012*
Sumber: Induk Koperasi Kredit Indonesia ( 2012 )
4
Tabel 1.2 Data Pertumbuhan Jumlah Anggota, Jumlah Simpanan & Jumlah Aset Koperasi Kredit Seluruh Indonesia Tahun 1970 – 2012* Jumlah Jumlah Tahun Anggota Simpanan (orang) (dalam Rupiah)
Jumlah Aset / Jumlah Kekayaan Tahun Anggota (dalam rupiah) (orang)
Jumlah Simpanan (dalam Rupiah)
Jumlah Aset / Kekayaan (dalam rupiah)
1970
733
1.259.187
1.342.570
1992
196.885
28.951.319.014
45.206.561.589
1971
1.614
4.257.345
4.337.089
1993
203.327
35.507.576.443
54.602.633.302
1972
2.084
8.049.032
8.347.084
1994
216.799
41.524.808.251
62.955.224.398
1973
5.131
13.718.334
14.113.675
1995
248.811
59.869.540.791
91.286.091.902
1974
8.495
36.154.929
36.766.152
1996
255.673
70.082.177.515
107.739.646.762
1975
14.834
95.463.089
106.272.939
1997
268.739
85.376.075.494
137.307.949.583
1976
16.969
149.605.974
161.810.455
1998
272.923
104.436.242.538
161.165.863.939
1977
25.670
343.679.712
406.372.722
1999
252.226
118.344.630.751
185.750.270.156
1978
30.038
416.556.373
572.795.512
2000
256.327
169.124.477.139
242.257.907.250
1979
45.492
756.107.831
909.379.904
2001
295.924
258.433.211.276
358.153.820.741
1980
56.805
1.124.020.616
1.456.763.401
2002
335.838
363.897.927.570
518.072.360.146
1981
81.205
2.092.141.765
2.523.481.840
2003
378.115
543.826.126.666
753.753.519.372
1982
104.161
3.944.555.635
3.540.685.877
2004
479.531
940.155.275.935
1.227.422.999.969
1983
124.954
4.331.481.499
5.193.868.049
2005
603.728
1.459.244.555.322
1.874.915.758.233
1984
137.518
4.913.575.640
5.933.896.347
2006
780.533
2.330.802.666.801
2.844.530.127.067
1985
145.563
7.237.174.298
8.801.301.892
2007
964.048
3.437.371.778.560
4.199.271.050.790
1986
152.842
9.142.135.852
11.361.049.226
2008
1.154.208
4.848.950.772.214
5.754.925.784.614
1987
155.580
10.111.427.664
13.283.040.306
2009
1.330.581
6.260.312.159.751
7.396.080.394.102
1988
167.000
12.654.878.414
16.609.576.875
2010
1.529.918
8.219.764.839.796
8.622.311.209.254
1989
190.422
16.816.357.783
22.749.081.819
2011
1.808.329
11.025.939.918.193
12.823.819.299.565
1990
195.487
20.528.675.976
26.527.572.671
2012*
1.962.250
12.555.534.975.454
14.537.084.628.555
1991
209.282
24.534.565.549
36.753.606.785
Sumber: Induk Koperasi Kredit Indonesia ( 2012 )
Selain dikarenakan oleh berbagai faktor diatas, berkurangnya jumlah koperasi kredit ( Credit Union ) juga disebabkan persaingan ketat di industri keuangan secara umum dan keuangan mikro secara khusus. Koperasi kredit ( Credit Union ) sebagai sebuah lembaga keuangan tidak hanya harus bersaing antara sesama koperasi kredit namun juga harus bersaing dengan lembaga
5
keuangan perbankan seperti bank konvensional, bank perkreditan rakyat dan bank syariah serta lembaga keuangan non-bank seperti Pegadaian. Karena saat ini lembaga keuangan baik perbankan maupun non-bank juga menawarkan jasa keuangan yang hampir sama dengan koperasi kredit yakni kredit mikro bagi rakyat berpenghasilan kecil dan menengah. Berdasarkan data Bank Indonesia ( BI ) pada tahun 2012 terdapat 120 bank konvensional baik BUMN maupun swasta yang diantaranya memiliki unit usaha syariah sebanyak 24 unit. Selain bank konvensional, ada 11 bank berbasis syariah ( Bank Syariah ), BPR ( Bank Perkreditan Rakyat ) konvensional sebanyak 1,669 dan 156 BPR berbasis syariah. Dengan semakin banyaknya organisasi yang menawarkan produk dengan kategori yang sama maka akan melahirkan tingkat persaingan yang semakin ketat, meskipun koperasi kredit ( Credit Union ) dalam hal ini Koperasi Kredit Bererod Gratia ( Credit Union Bererod Gratia, disingkat CUBG ) bukanlah bisnis murni semata karena tetap mengedepankan kepentingan sosial dan pelayanan publik yang bersifat non profit. Banyak literatur perencanaan mutakhir mengakui perlunya perencanaan pemasaran dalam bisnis dan sektor non profit ( Kriemadis dan Terzoudis, 2007:28 ). Hal ini dimaksudkan untuk dapat bersaing dan bertahan di era persaingan yang sangat kompetitif, maka sebuah koperasi kredit ( Credit Union ) haruslah memiliki cara atau strategi khusus. Untuk bisa memenangkan persaingan, maka organisasi atau perusahaan harus mempunyai keunggulan kompetitif dibanding perusahaan lain. Konsep inipun berlaku bagi koperasi kredit ( Credit Union ). Dengan makin
6
banyaknya koperasi kredit dan lembaga keuangan bank dan lembaga keuangan non bank yang bermunculan, maka tentu saja tingkat persaingan semakin ketat. Untuk bisa memenangkan persaingan, maka organisasi harus mempunyai keunggulan dibanding organisasi lain. Hal ini tak terkecuali bagi Koperasi Kredit Bererod Gratia. Salah satu faktor yang menghasilkan keunggulan kompetitif dan meningkatkan market share bagi koperasi kredit adalah penerapan strategi pemasaran secara tepat dan efektif serta didukung oleh kemampuan koperasi kredit dalam memahami kekuatan dan kelemahan yang ada, dan lingkungan eksternal serta lingkungan internalnya. Hal ini sebagai dasar dalam memetakan posisi daya saing koperasi kredit. Mc-Donald dalam Kriemadis dan Terzoudis ( 2007:28 ) menyatakan bahwa perencanaan pemasaran sebagai jantung perusahaan dalam melahirkan pendapatan yang produktif dan selanjutnya dikatakan bahwa tujuan keseluruhan perencanaan pemasaran dan fokus utamanya adalah identifikasi dan penciptaan keunggulan kompetitif organisasi. Sedangkan Leeflang dan De Mortanges ( 1996 ) dalam Kriemadis dan Terzoudis ( 2007:28 ) menyatakan bahwa perencanaan pemasaran dapat membantu manajer untuk lebih memahami pemasaran dan pasar serta membantu mereka untuk membuat keputusan strategis dan taktis yang tepat. Dengan demikian, bisnis yang mengimplementasikan perencanaan pemasaran yang lebih baik akan dapat merespon perubahan dalam lingkungan yang kompetitif. Dalam situasi yang kompetitif, perusahaan harus memprioritaskan elemen bauran pemasaran dan ini tidak berarti berkonsentrasi hanya pada
7
beberapa elemen dan mengabaikan yang lain. Memprioritaskan dan memberi penekanan kebutuhan untuk mengakui fakta bahwa beberapa elemen mungkinpenting daripada yang lain pada suatu titik waktu tertentu ( Kumar, 2002 dalam Cengiz dan Yayla, 2007 ). Rajh ( 2005 ) menemukan bahwa strategi bauran pemasaran penting untuk diperhatikan oleh manajemen perusahaan karena dapat mempengaruhi ekuitas merek melalui faktor citra merek dan kesadaran merek. Oleh karena itu, menurut Rajh ( 2005 ) manajemen perusahaan harus memfokuskan implementasi komponen bauran pemasaran tidak hanya bertujuan untuk peningkatan penjualan tetapi harus ke arah penciptaan merek yang lebih baik dengan target jangka panjang, sehingga perusahaan dapat bertahan ( survive ) dalam kondisi tingkat persaingan yang ketat seperti saat ini. Koperasi Kredit Bererod Gratia merupakan salah satu lembaga keuangan masyarakat berbasis koperasi. CUBG didirikan dengan tujuan utama yakni meningkatkan kesejahteraan anggotanya. Menyadari sepenuhnya sebagai sebuah lembaga keuangan non-bank yang menggunakan prinsip-prinsip dan nilai-nilai koperasi kredit ( Credit Union), CUBG harus berusaha untuk dapat mengelola strategi pemasarannya sebagai sebuah lembaga profesional untuk dapat meningkatkan pertumbuhan kredit yang diberikan melalui peningkatan jumlah anggota. Berdasarkan latar belakang
tersebut,
penulis tertarik untuk dapat
meneliti Koperasi Kredit Bererod Gratia atau Credit Union Bererod Gratia (
8
CUBG ) dari sisi strategi pemasaran untuk dapat meningkatkan jalur pemasaran dengan judul : “Analisis Strategi Pemasaran Koperasi Kredit ( Credit Union ), studi kasus : Credit Union Bererod Gratia Jakarta ( CUBG JKT )”. 1.2. RUMUSAN MASALAH Adapun rumusan masalah yang diajukan berkaitan dengan judul penelitian yang penulis ajukan adalah sebagai berikut: 1. Bagaimana strategi bauran pemasaran 4P yang dilakukan Koperasi Kredit Bererod Gratia? 2. Bagaimana kekuatan, kelemahan, peluang serta ancaman (analisa SWOT) yang dihadapi oleh Koperasi Kredit Bererod Gratia saat ini ? 3. Bagaimana strategi pemasaran yang tepat
pada Koperasi Kredit
Bererod Gratia sehingga dapat meningkatkan jalur pemasaran? 1.3. TUJUAN PENELITIAN Berdasarkan rumusan masalah yang telah diajukan sebelumnya maka penelitian ini bertujuan: 1. Menganalisis strategi bauran pemasaran 4P yang dilakukan Koperasi Kredit Bererod Gratia. 2. Menganalisis kekuatan, kelemahan, peluang serta ancaman (analisa SWOT ) yang dihadapi oleh Koperasi Kredit Bererod Gratia saat ini. 3. Merancang strategi pemasaran yang tepat pada Koperasi Kredit Bererod Gratia, sehingga dapat meningkatkan jalur pemasaran.
9
1.4. MANFAAT PENELITIAN Adapun manfaat penelitian ini diharapkan dapat memberi masukan kepada berbagai pihak diantaranya: 1. Pengurus Bererod Gratia Hasil penelitian ini diharapkan menjadi masukan bagi para pengurus Credit Union Bererod Gratia ( CUBG ) untuk dapat meningkatkan market share dalam persaingan yang kompetitif dan industri yang sangat volatile. Selain itu hasil penelitian ini diharapkan dapat menjadi referensi bagi setiap keputusan yang diambil oleh para pengurus dan anggota CUBG Jakarta. 2. Peneliti Hasil penelitian ini diharapkan menjadi salah satu uji analisa bagi kemampuan pribadi penulis dan dapat menambah ilmu pengetahuan serta wawasan yang berkaitan dengan koperasi terutama koperasi kredit ( Credit Union ) atau koperasi simpan pinjam. 3. Civitas Akademika Koperasi sebagai salah satu elemen perekonomian Indonesia, maka hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan konstribusi bagi ilmu pengetahuan untuk mendukung perkembangan dan pertumbuhan koperasi yang ada di Indonesia serta menjadi bahan referensi bagi penelitian selanjutnya.
10
1.5. SISTEMATIKA PENULISAN Penelitian ini ditulis kedalam beberapa bagian bab sebagai berikut: BAB I.
PENDAHULUAN Pada bab pendahuluan ini berisikan penjelasan mengenai latar belakang, rumusan masalah, tujuan penelitian, manfaat penelitian dan sistematika penulisan.
BAB II. LANDASAN TEORI Dalam bab ini dibahas semua teori utama dan teori pendukung yang menjadi landasan bagi penelitian ini seperti: definisi koperasi kredit ( Credit Union ), peranan koperasi, manfaat koperasi, prinsip-prinsip koperasi, manajemen strategi, pemasaran, bauran pemasaran, segmenting, targeting, positioning, SWOT, penelitian terdahulu. BAB III. METODELOGI PENELITIAN Pada Bab III ini dibahas mengenai metode penelitian diantaranya: metode penelitian, teknik pengumpulan data, teknik analisa data dan kerangka berpikir. BAB IV. ANALISA DAN PEMBAHASAN Bab ini merupakan bab yang berisikan analisa dan pembahasan hasil penelitian yang terdiri dari profil CUGB, analisa hasil penelitian serta pembahasan BAB V. PENUTUP
11