BAB I PENDAHULUAN 1.1
Latar Belakang Indonesia merupakan negara yang memiliki jumlah penduduk yang sangat
banyak, serta memiliki sumber kekayaan alam yang melimpah, hal ini membuat Indonesia pantas disebut sebagai negara yang kaya akan sumber daya alam maupun sumber daya manusianya. Hal ini seharusnya dapat memberikan keuntungan untuk perekonomian di Indonesia. Namun faktanya sekarang, banyak warga Indonesia yang tidak memiliki pekerjaan atau dengan kata lain menjadi pengangguran. Pertumbuhan penduduk yang lebih besar berakibat pada jumlah penduduk yang besar yang akan meningkatkan luasnya pasar domestik. Misalnya, permintaan akan kebutuhan papan, pangan, dan sandang di masyarakat. Disisi lain, jumlah penduduk yang besar telah membawa akibat jumlah angkatan kerja yang semakin besar pula. Hal ini berarti semakin besar pula jumlah orang yang mencari pekerjaan atau menganggur. Dengan keadaan seperti ini, mewujudkan pembangunan ekonomi merupakan suatu kebutuhan yang sangat mendesak untuk mengatasi masalah pengangguran, menciptakan kesempatan kerja, meningkatkan pendapatan perkapita penduduk dan meningkatkan kesejahteraan masyarakat. Salah satu tujuan pembangunan nasional adalah penyediaan lapangan kerja untuk mengejar pertumbuhan angkatan kerja terutama bagi negara berkembang seperti Indonesia yang peningkatan jumlah angkatan kerjanya tidak disertai dengan
Universitas Sumatera Utara
tersedianya lapangan pekerjaan yang cukup. Hal ini menimbulkan tingkat pengangguran yang cukup tinggi. Pengangguran adalah kegiatan seseorang yang sedang tidak bekerja dan pada saat survei orang tersebut sedang mencari pekerjaan seperti mereka yang belum pernah bekerja dan sedang berusaha untuk mendapatkan pekerjaan, mereka yang sudah pernah bekerja, karena sesuatu hal berhenti atau diberhentikan bekerja dan sedang berusaha untuk mendapatkan pekerjaan. Pengangguran umumnya disebabkan karena jumlah angkatan kerja atau para pencari kerja tidak sebanding dengan jumlah lapangan kerja yang ada. Pengangguran seringkali menjadi masalah dalam perekonomian karena dengan adanya pengangguran, produktivitas dan pendapatan masyarakat akan berkurang sehingga dapat menyebabkan timbulnya kemiskinan dan masalah-masalah sosial lainnya. Pengangguran merupakan masalah makro ekonomi yang mempengaruhi manusia secara langsung dan merupakan yang paling berat. Bagi kebanyakan orang, kehilangan pekerjaan berarti menurunkan standar kehidupan dan tekanan psikologis. Masalah Pengangguran dalam hal ini adalah keadaan terkendalanya pemenuhan hak atas kesejahteraan dan hak atas pekerjaan. Tingginya angka pengangguran dapat membawa bangsa berada pada kehancuran yang sulit dihindarkan. Tingkat pengangguran dapat dihitung dengan cara membandingkan jumlah pengangguran dengan jumlah angkatan kerja yang dinyatakan dalam persen.
Universitas Sumatera Utara
Secara ekonomi makro, pengangguran menjadi permasalahan pokok baik dalam jangka pendek maupun jangka panjang. Pengangguran dapat terjadi sebagai akibat dari tingginya tingkat perubahan angkatan kerja yang tidak diimbangi dengan adanya lapangan pekerjaan yang cukup luas serta penyerapan tenaga kerja yang cenderung kecil persentasenya, hal ini disebabkan rendahnya tingkat pertumbuhan penciptaan lapangan kerja untuk menampung tenaga kerja yang siap bekerja. Atau dengan kata lain, di dalam pasar tenaga kerja jumlah penawaran akan tenaga kerja yang ada lebih tinggi jika dibandingkan dengan jumlah permintaan tenaga kerja. Pengangguran ini merupakan masalah yang selalu menjadi persoalan di Sumatera Barat yang sulit untuk dipecahkan. Hal ini mengingat jumlah kepadatan penduduk di Sumatera Barat yang terus bertambah dan tidak diiringi dengan tingginya permintaan akan tenaga kerja dan kurangnya jumlah lapangan pekerjaan yang ada. Jumlah penduduk yang besar telah membawa akibat jumlah angkatan kerja yang semakin besar pula. Hal ini berarti semakin besar pula jumlah orang yang mencari pekerjaan atau menganggur. Salah satu faktor yang mempengaruhi pengangguran adalah upah. Upah merupakan suatu permasalahan yang cukup menarik karena sebagian besar dari pengangguran yang ada lebih memilih bekerja di sektor informal untuk memenuhi kebutuhan hidup (walaupun masih mencari pekerjaan yang lebih baik tingkat upahnya), dari pada dipaksakan bekerja di sektor formal dengan upah yang minim. Jadi bukan berarti lapangan pekerjaan tidak tersedia, tetapi informasi dari lapangan pekerjaan tersebut yang minim sehingga sulit untuk mencari pekerjaan
Universitas Sumatera Utara
dengan upah yang sesuai walaupun sebenarnya pemahaman tentang upah yang sesuai adalah relatif dengan kebutuhan yang ada. Menurut
Undang-Undang
(UU)
No.
13
tahun
2003
tentang
ketenagakerjaan, upah adalah hak pekerja/buruh yang diterima dan dinyatakan dalam bentuk uang sebagai imbalan dari pengusaha atau pemberi kerja kepada pekerja/buruh yang ditetapkan dan dibayarkan menurut suatu perjanjian pekerja, kesepakatan atau peraturan perundang-undangan termasuk tunjangan bagi pekerja/buruh dan keluarganya atas suatu pekerjaan atau jasa yang telah atau akan dilakukan (Badan Pusat Statistik). Upah Minimum Propinsi (UMP) adalah upah minimum yang berlaku untuk seluruh Kabupaten/Kota di satu Provinsi. Upah minimum ini di tetapkan setiap satu tahun sekali oleh Gubernur berdasarkan rekomendasi Komisi Penelitian Pengupahan dan Jaminan Sosial Dewan Ketenagakerjaan Daerah (sekarang Dewan Pengupahan Provinsi). Penetapan upah minimum propinsi selambat-lambatnya 60 hari sebelum tanggal berlakunya upah minimum, yaitu tanggal 1 Januari. Upah itu merupakan unsur terpenting yang berpengaruh terhadap kehidupan pekerja karena upah menjadi sumber pendapatan untuk memenuhi kebutuhan hidup pekerja dan keluarganya baik berupa sandang, pangan, perumahan maupun kebutuhan lain. Seseorang akan menolak mendapatkan upah tersebut sehingga menyebabkan pengangguran. Jika upah yang ditetapkan pada
Universitas Sumatera Utara
suatu daerah terlalu rendah maka akan berakibat pada tingginya tingkat pengangguran yang terjadi pada daerah tersebut. Kebijakan upah minimum merupakan sistem pengupahan yang telah banyak diterapkan di beberapa negara, yang pada dasarnya bisa dilihat dari dua sisi. Pertama, upah minimum merupakan alat proteksi bagi pekerja untuk mempertahankan agar nilai upah yang diterima tidak menurun dalam memenuhi kebutuhan hidup sehari-hari. Kedua, sebagai alat proteksi bagi perusahaan untuk mempertahankan produktivitas pekerja. Dari pengertian di atas mengenai Upah dapat di simpulkan bahwa Upah merupakan faktor pendorong bagi penganggur untuk segera memperoleh pekerjaan. Karena dengan tingkat upah yang baik maka dapat memenuhi kebutuhan mereka. Pada pihak pengusaha, penetapan upah minimum yang tinggi akan menyebabkan tingkat pengangguran yang bertambah. Hal ini dikarenakan perusahaan mengambil kebijakan efisiensi biaya produksi dengan mengurangi tenaga kerja. Pembangunan ekonomi maupun pembangunan pada bidang-bidang lainnya selalu melibatkan sumber daya manusia sebagai salah satu pelaku pembangunan, oleh karena itu jumlah penduduk di dalam suatu negara adalah unsur utama dalam pembangunan. Jumlah penduduk yang besar tidak selalu menjamin keberhasilan pembangunan bahkan dapat menjadi beban bagi keberlangsungan pembangunan tersebut. Jumlah penduduk yang terlalu besar dan tidak sebanding dengan ketersediaan lapangan kerja akan menyebabkan sebagian dari penduduk yang berada pada usia kerja tidak memperoleh pekerjaan.
Universitas Sumatera Utara
Kaum klasik seperti Adam Smith, David Ricardo dan Thomas Robert Malthus
berpendapatan
bahwa
selalu
ada
perlombaan
antara
tingkat
perkembangan output dengan tingkat perkembangan penduduk yang akhirnya dimenangkan oleh perkembangan penduduk. Karena penduduk juga berfungsi sebagai tenaga kerja, maka akan terdapat kesulitan dalam penyediaan lapangan pekerjaan. Kalau penduduk itu dapat memperoleh pekerjaan, maka hal ini akan dapat meningkatkan kesejahteraan bangsanya. Tetapi jika tidak memperoleh pekerjaan berarti mereka akan menganggur, dan justru akan menekan standar hidup bangsanya menjadi lebih rendah. Terdapat kecenderungan bahwa semakin tinggi pendidikan angkatan kerja semakin lama masa tunggunya. Untuk itu perluasan kesempatan kerja merupakan usaha mengembangkan sektor penampungan kesempatan kerja yang berproduksi rendah. Usaha perluasan kesempatan kerja tidak terlepas dari faktor-faktor yang mempengaruhinya, seperti perkembangan jumlah penduduk dan angkatan kerja, pertumbuhan ekonomi, tingkat produktivitas tenaga kerja dan kebijaksanaan mengenai perluasan kesempatan kerja itu sendiri. Penduduk usia kerja di Provinsi Sumatera Barat masih didominasi oleh golongan umur muda yaitu dibawah usia 35 tahun. Penduduk usia kerja golongan umur 15–19 tahun menempati proporsi terbesar. Hal ini diduga karena pada golongan umur ini masih banyak penduduk usia kerja yang berada dalam masa pendidikan pada tingkat pendidikan dasar dan menengah dan mereka yang telah menyelesaikan pendidikan tinggi. Pada golongan umur 60 - 64 tahun terjadi fenomena yang cukup menarik karena proporsinya cenderung menurun,
Universitas Sumatera Utara
sedangkan disisi lain PUK golongan umur 65 tahun ke atas, tiap tahunnya terus mengalami peningkatan. Dimana penduduk usia kerja golongan umur 60 - 64 di tahun 2012 menempati proporsi terendah. Hal ini diduga karena tidak terjadi perbaikan gizi dan kesehatan yang memungkinkan kelompok umur ini mengalami kondisi fisik yang tidak sehat, sehingga sudah tidak produktif lagi dalam bekerja. 1.2
Rumusan Masalah Berdasarkan latar belakang diatas, maka rumusan masalah yang akan
dikaji dalam penelitian ini adalah : 1. Apakah tingkat upah minimum provinsi Sumatera Barat mempengaruhi pengangguran di Sumatera Barat. 2. Apakah
jumlah
angkatan
kerja
Sumatera
Barat
mempengaruhi
pengangguran di Sumatera Barat. 1.3
Tujuan Penelitian 1. Untuk mengetahui pengaruh tingkat upah minimum provinsi Sumatera Barat terhadap pengangguran di Sumatera Barat. 2. Untuk mengetahui pengaruh jumlah angkatan kerja Sumatera Barat terhadap pengangguran di Sumatera Barat.
1.4
Manfaat Penelitian Setiap penelitian diharapkan dapat bermanfaat bagi semua pihak yang
membacanya maupun yang secara langsung terkait didalamnya. Adapun manfaat dari penelitian ini adalah:
Universitas Sumatera Utara
1) Untuk Pengambilan Kebijakan Hasil
dari
penelitian
ini
diharapkan
dapat
memberikan
sumbangan pemikiran pemerintah provinsi dalam menentukan kebijakan ketenagakerjaan dan menetukan UMP (upah minimum provinsi). 2) Untuk Masyarakat Memberikan informasi yang berguna bagi semua pihak yang terkait dan berkepentingan, serta hasil dari penelitian ini sebagai referensi atau acuan untuk melakukan penelitian lebih lanjut. 3) Untuk Peneliti Untuk menambah pengetahuan bagi penulis dalam menerapkan teori yang telah diperoleh sebelumnya.
Universitas Sumatera Utara