1
BAB I PENDAHULUAN
1.1
Latar Belakang Penyakit menular seksual sampai sekarang ini, masih menjadi masalah
kesehatan, sosial maupun ekonomi di berbagai Negara (WHO, 2003) peningkatan insiden infeksi menular seksual dan penyebaran diseluruh dunia tidak dapat diperkirakan secara tepat.paling tidak insidenya relatif tetap, namun
demikian
disebagian besar negara insidennya penyakit menular seksual relatif masih tinggi. Angka
penyebaranya sulit ditelusuri sumbernya, sebab tidak pernah dilakukan
registrasi terhadap penderita yang ditemukan. Jumlah penderita yang terdata hanya sebagian kecil dari penderita sesungguhnya. (Lestari, 2008) Menurut WHO (2009) terdapat lebih kurang 30 jenis mikroba (bakteri, virus dan varasit) penyakit menular seksual adalah penyakit yang ditularkan melalui hubungan seksual. Kondisi paling sering ditemukan adalah infeksi gonorrhe, chlamydia, syphilis, trichoniasi, chancroid, herpes genetalis, infeksi human immodeficianenci virus (HIV), yakni HIV dan syphilis, dapat ditularkan melalui darah dan jaringan tubuh, dari ibu ke anaknya selama kehamilan. (Manuaba, 2009) Kehamilan membutuhkan pemeriksaan dan pemantauan yang bertujuan memberikan pelayanan antenatal yang berkualitas dan deteksi dini komplikasi kehamilan minimal 4 kali selama kehamilan. Pelayanan antenatal adalah kesehatan
1
2
oleh tenaga kesehatan untuk ibu selama masa kehamilan, dilaksanakan sesuai standart pelayanan kebidanan (SPK). Yang dalam penerapan meliputi 7T dan meningkat menjadi 10T yakni, timbang berat badan dan ukur tinggi badan, ukur tekanan darah, nilai status gizi (ukur lingkaran lengan atas),ukur tinggi fundus uteri,tentukan presentasi janin dan denyut jantung janin (DJJ), skring status imunisasi Tetanus dan berikan tetanus bila di perlukan, pemberian tablet zat besi, tes labora torium (rutin dan khusus), tatalaksana kasus, dan temu wicara. (Depkes, 2009) Dampak PMS pada kehamilan bergantung pada organisme penyebab, lamanya infeksi dan usia kehamialn pada saat perempuan terinfeksi. Hasil konsepsi yang tidak sehat sering kali terjadi PMS, misalya kematian janin (abortus spontan atau lahir mati), bayi berat lahir rendah (akibat prematuritas, atau retardasi pertumbuhan janin dalam rahim), dan infeksi congenital atau perinatal (kebutuhan, peneomonia neonates dan retardasi mental). Kematian janin, baik dalam bentuk abortus sepontan maupun lahir mati, dapat di temukan pada 20-25%ibu hamil yang menderita sifilis dini, 754% ibu hamil dengan herpes genital primer, dan pada 4-10% pada ibu hamil yang tidak yang menderita ISR. Bayi berat badan lahir rendah (BBLR) dapat dijumpai 1025% ibu hamil dengan vagenosis bacterial. Resikotransmisi dari ibu yang hamil menderita gonore kepada janin/neonates diperkirakan 30% pada infeksi klamidia, resiko tinggi terjadinya konjungtivitas neonates 25-50%. Diaknos dan manajemen PMS pada kehamilan dapat menurunkan morbiditas dan mortalitas maternal maupun janin. Sebagian besar PMS bersifat asimptomatik
3
atau muncul dengan gejala yang tidak spesifik. Tanpa adanya tingkat kewaspadaan yang tinggi dan di ambang batas tes yang lengkap dan melakukan pemeriksaan skrining yang sesuai pada pasien yang sedang hamil pada saat pemeriksaan prenatal adalah penting. Pengamatan peneliti untuk di klinik nilawati Letda Sujono pelaksanaan standar pelayanan antenatal care masih 7T dan yang terlaksana dengan baik adalah 5T sedangkan untuk 2T yaitu tes penyakit menular seksual dan temu wicara, dalam pelaksanaanya jarang dilakukan bahwa tidak dilakukan, hal ini menggambarkan adanya pelayanan yang tidak memenuhi standar, yang dapat di pengaruhi oleh Dalm beberapa faktor, minimya pengetahuan dan kepedulian/sikap bidan dalam melaksanakan tes PMS pada kehamilan pada RS. Berdasarkan hal tersebut diatas pentingnya pelaksanan tes penyakit menular seksual pada kehamilan, member dasar kepada peneliti untuk merumuskan pertanyaan penelitian ”bagaimana hubungan pengetahuan dan sikap bidan terhadap tes penyakit menular seksual pada kehamilan di wilayah klinik Nilawati tahun 2002.
1.2. Perumusan Masalah Adapun perumusan masalah dalam penelitian ini adanya hubungan penderita penyakit menular seksual pada kehamilan di RSUD Kabupaten Deli Serdang Lubuk Pakam.
4
1.3. Tujuan Masalah 1.3.1. Tujuan Umum Menganalisis hubungan pengetahuan dan sikap bidan tentang tes penyakit menular seksual pada kehamilan di RSUD Deli Serdang Lubuk Pakam. 1.4.1. Tujuan Khusus 1.
Diketahuinya pengetahuan bidan tentang tes penyakit menular seksual pada kehamilan
2.
Diketahuinya sikap bidan tentang tes penyakit menular seksual pada kehamilan.
1.5. Manfaat Peneliti 1.5.1 Bagi Peneliti 1.
Dari segi pengembangan ilmu, hasil penelitian ini diharapkan dapat dijadikan bahan masukan dalam upaya meningkatkan mutu pelayanan untuk kemajuan profesi kebidanan dalam bidang pengetahuan dan tehnologi.
2.
Hasil penelitian ini diharapkan dapat menambah ilmu kebidanan tentang tes penyakit menular seksual
1.5.2. Manfaat bagi Institute Dapat memberikan informasi tentang pentingya tes penyakit menular seksual pada kehamilan atau sebagai sumbangan ilmiah 1.5.3. Manfaat bagi Pendidikan Sebagai syarat kelulusan untuk menyelesaikan pendidikan D III Akademi Kebidanan Audi Husada Medan.
5
BAB II TINJAUAN PUSTAKA
2.1. Penyakit Menular Seksual 2.1.1. Definisi Penyakit Menular Seksual Penyakit menular seksual adalah penyakit yang ditularkan melalui hubungan seksual. Penyakit menular seksual adalah infeksi yang disebabkan oleh bakteri, virus, parasit, atau jamur, yang penularannya terutama melalui hubungan seksual dari seseorang yang terinfeksi kepada mitra seksualya. Seksual relatif sering terjadi pada kehamilan, terutama pada penduduk perkotaan, prostitusi mewabah. Penapisan, identifikasi, edukasi dan terapi merupakan konmponen penting pada perawatan prenatal wanita yang beresiko tinggi mengidap penyakit2 ini. Penyakit menular seksual yang sering diperiksa adalah siflis, gonorea, klamidia, herpes, HIV, dan HPV. Penyakit menular seksual adalah penyakit kelamin yang cara penularannya melalui hubungan kelamin.dulu penyakit ini dikenal dengan nama “venaral diseases” berarti penyakit Dewi cinta menurut versi yunani. 2.1.2. Tanda dan Gejala Adapun tanda dan gejala penyakit menular seksual adalah: sekitar 20-30% ibu hamil mempunyai parasit trokomonas sebagai komensal. Infeksi berkembang jika terjadi perubahan pH cairan vagina, dengan menimbulkan gejala :
5
6
1.
Mengeluarkan lekorea hijau – kuning
2.
Gatal dan berbau
3.
Cairannya purulen.
4.
Terdapat erithema pada vulvaginal dan gambaran strawberry pada serviks, pengaruhnya kehamilan tidak terlalu besar, karena infeksi bersifat lokal.
2.1.3. Klasifikasi Penyakit Menular seksual Pengetahuan dicakup didalam domain kognitif mempunyai 6 tingkatan menurut Bloom (Notoatmojo S, 2007) 1.
Tahu (Know) Tahu diartikan sebagai pengingat suatu materi yang telah dip dipelajari
sebelumnya dan mengingat kembali terhadap suatu yang spesifik dari seluruh bahan yang dipelajari atau rangsangan yang telah diterima 2.
Memahami (Comprehension) Memahami diartikan sebagai suatu kemampuan menjelaskan secara benar
tentang objek yang diketahui dan dapat menginterprestasi materi tersebut secara benar 3.
Aplikasi Aplikasi berarti kemampuan untuk menggunakan materi yang telah dipelajari
pada situasi dan kondisi sebenarnya. Aplikasi disini dapat diartikan penggunaan hukum-hukum, metode, prinsip dan sebagainya dalam konteks atau situasi lain
7
4.
Analisis Analisis adalah suatu kemampuan untuk menjabarkan materi atau suatu objek,
komponen-komponen, tetapi masih didalam suatu struktur organisasi tersebut dan masih ada kaitannya satu sama lain 5. Sintesis Sintes Sintesis menunjukkan kepada suatu kemampuan untuik meletakkan atau menghubungkan bagian-bagian didalam suatu bentuk kesuluruhan yang baru 6.
Evaluasi (Evaluation) Evaluasi berkaitan dengan kemampuan untuk melakukan penilaian terhadap
suatu materi atau objek.
2.2 Defenisi Penyakit Menular Seksual Penyakit menular Penyakit menular seksual adalah infeksi yang disebabkan oleh bakteri, virus, parasit, atau jamur, yang penularannya terutama melalui hubungan seksual dari seseorang yang terinfeksi kepada mitra seksualya. seksual reltif sering terjadi pada kehamilan, terutama pada penduduk perkotaan, prostitusi mewabah. Penapisan, identifikasi, edukasi dan terapi merupakan konmponen penting pada perawatan prenatal wanita yang beresiko tinggi mengidap penyakit2 ini . penyakit menular seksual yang sering diperiksa adalah siflis, gonorea, klamidia, herpes, HIV, dan HPV.(Cunningham,2005). .
8
. Di Indonesia yang terletak diantar dua samudra dan dua benua, 245.000 orang telah (75 %) penularan terjadi melalui hubungan seksual, tidak dapat diobati belum mengidap infeksi HIV.tingkat infeksi pada perempuan hamil di Negara-negara Asia diperkirakan Virus masuk ke dalam tubuh manusia terutama melalui perantara darah, semen, dan secret vagina sebagian melebihi 3-4%, tetapi epideminya berpotensi untuk terjadi lebih besar.pada tahun 1999 The Institut Of Medicine (IOM) telah merekomendesikan pemeriksaan HIV untuk semua perempuan hamil Diseluruh dunia, diperkirakan 30 juta orang ,telah mengidap infeksi HIV, sedangkan anak-anak diperkirakan sekitar 1,4-2 juta tertular dengan berbagai cara,sementara yang sedang menderita sepengatahuan perempuan tersebut, disertai hak pasien untuk menolak. seksual relatif sering terjadi pada kehamilan, terutama pada penduduk perkotaan, prostitusi mewabah. Penapisan, identifikasi, edukasi dan terapi merupakan komponen penting pada perawatan prenatal wanita yang beresiko tinggi mengidap penyakit2 ini. Penyakit menular seksual yang sering diperiksa adalah siflis, gonorea, klamidia, herpes, HIV, dan HPV. (Cunningham, 2005). Telah banyak bukti menunjukan bahwa keberadaan IMS meningkatkan kemudahan IMS dianggap sebgai kofaktor HIV. Oleh karena itu, upaya pengendalian infeksi HIV dapat dilaksanakan dengan melakukan pengendalian IMS. 2.2.1. Faktor Resiko Human papilloma virus cepat berkembang saat hamil mungkin karena beberapa faktor,;
9
1) Perubahan hormonal, sehingga makin banyak terjadi sekresi pada kelenjar sekitar jalan lahir, dan menyebabkan suasana selalu basah 2) Perubahan pH cairan jalan lahir yang mungkin memberikan kemudahan untuk berkembangnya virus dan menimbulkan papiloma. Tempat papiloma berkembang, disekitar vagina, perineum, bahkan dalam vagina akan menyulitkan persalinan. Liang vagina agak kaku dan mudah berdarah 2.2.2. Patofisiologi Masa kehamilan, dimulai dari konsepsi sampai lahirnya janin. Lamanya hamil normal adalah 280 hari (40 minggu atau 9 bulan 7 hari) dihitung dari hari pertama haid terakhir. Kehamilan dibagi dalam 3 triwulan yaitu triwulan pertama dimulai dari konspsi sampai 3bulan, triwulan kedua dari bulan keempat sampai 6 bulan, triwulan ketiga dari bulan ketujuh sampai 9 bulan. (Prawirahardjo, 2002) Kehamilan dapat terjadi karena adanya hubungan seksual antara perempuan dan laki-laki.jika dalam 35 menit dalam perjalanan Sperma bertemu dengan sel telur/ovum, akan terjadi pembuahan, dengan masuknya sperma dalam ovum, selanjutnya akan berubah menjadi sel baru yang sama(zygote).kemudian zygote tersebut membelah menjadi 2 sel, sehingga terbentuk lingkaran sel yang disebut morula. Morula ini akan mengalami pembelahan diri secara berulang- ulang dan berubah menjadi blastosit. Kemudian blstosit akan menempel pada dinding rahim (implantasi), disitulah tempat janin memperoleh nutrisi dan oksigen dari ibunya sampai ia tumbuh dan membesar.
10
1. Perkembangan Kehamilan Mengamati pertumbuhan dan perkembangan bayi merupakan suatu peristiwa yang sangat mengaggumkan. Bagaimana tidak, hanya dari sebutir sel tunggal yang akan tumbuh menjadi calon manusia baru, sembilan bulan tumbuh dalam rahim ibunya menjadi manusia sempurna dan lahir kedunia. 2. Tidak Datangnya Menstruasi Seseorang yang telah melakukan hubungan seksual dan dalam 1minggu atau lebih tidak mendapatkan menstruasi dari jadwal yang seharuisnya, kemungkinan besar hamil. Akan tetepi tidak menstruasi bukan berarti hamil, ingat kehamilan hanya terjadi bila ada pembuahan antara sel telur dan sperma melalui hubngan seksual, keterlambatan menstruasi dapat disebabkan karena program diet, strees, dan lain-lain. 3. Perubahan pada Payudara Payudara akan memedat dan kencang yang akan berlansung lama dan akan semakin membesar disertai dengan rasa kesemutan. Perubahan ini disebabkan karena pengaruh hormon progesterone dan estrogen. Selain itu saluran saluran jaringan payudara telah dialiri darah dan bahkan telah memproduksi ASI oleh pengaruh hormone proklaktin 4. Sering Buang Air Kecil Hal ini disebabkan karena kerja ginjal meningkat sehingga kandung kencing cepat terisi.
11
5. Mual-muntah dan Muntah Biasanya terjadi pada pagi hari pada trtimester 1 kehamilan dan akan berakhir setelah umur kehamilan 12 minggu. Penyebabnya belum jelas, tapi diduga faktor emosi dan cemas yang berlebihan bisa jadi pemicunya. Pada pagi hari mual disebabkan asam lambung sisa malam hari masuih memenuhi lambung. Cara mengatasinya adalah dengan menghindari makanan yang berlemak, jika sangat mengganggu harus segera memeriksakan diri pada bidan/dokter. Selain mual muntah, adapula yang mengalami ngidam yaitu kelakuan aneh tanpa alasan yang tepat misalnya menginginkan sesuatu yang aneh-aneh. 6. Perkembangan janin (usia kehamilan 6 minggu) 2.2.3. Diagnostik 1. Timbang berat badan dan ukur tinggi badan. 2. Ukur tekanan darah. 3. Nilai status gizi (ukur lingkar lengan atas). 4. Ukur tinggi fundus uteri 5. Tentukan presentasi janin dan denyut jantung janin(DJJ) 6. Skrining status imunisasi Tetanus dan berikan imunisasi Tetanus Toksoid (TT) bila diperlukan 7. Pemberian tablet zat besi minimal 90 tablet selama kehamilan. 8. Test laboratorium (rutin dan khusus). 9. Tatalaksana kasus
12
10. Temu wicara (konseling), termasuk perencanaan persalinan dan pencegahan komplikasi (PSK) serta KB pasca persalinan. 2.2.4. Komplikasi Penyakit Menular Seksual Untuk memutuskan rantai penularan infeksi Penyakit Menular Seksual, dan untuk mencegah berkembangnya penyakit menular seksual dan komplikasinya. Tujuan Tersebut dapat di capai melalui: 1. Mengurangi pajanan PMS dengan program penyuluhan untuk menjaukan masyarakat terhadap perilaku resiko tinggi. 2. Mencegah infeksi dengan anjuran pemakaian komdom bagi yang berprilaku resiko tinggi 3. Meningkatkan kemampuan diagnosis dan pengobatan sertya anjuran untuk mencari pengobatan dini dan efektif baik. 2.2.5. Penatalaksanaan Penyakit Menular Seksual Infeksi chlamidai trachomatis merupakan infeksi yang disebabkan oleh bakteri Chlamidia trachomatis, berukuran 0,2 – 1,5 mikron, berbentuk sferis, tidak bergerak, dan merupekan parasit intarsel obligat.n infeksi hubungan seksual yang sering bersamaan dengan infeksi Infeksi CT merupaka neisseria gonorrhea perbedaannya bersifat ringan,tetapi berjalan menahun dan dapat menimbulkan kerusakan khususnya pada tuba falopii, serta menimbulkan infertilitas. Perempuan yang hamil yang terinfeksi denga chlamidia trachomatis menunjukkan gejala keluarnya, secret vagian, perdarahan, disuria dan nyeri panggul.
13
Dampak CT Pada kehamilan dapat mengakibatkan abortus spontan, kelahiran frematur, dan kematian perinatal. Oleh karena itu untuk perempuan hamil dengan resiko tinggi juga dianjurkan untuk dilakukan skrining terhadap infeksi CT pada saat datang pertama kali dan juga pada trimester ketiga kehamilan Infeksi herpes simpleks merupakan IMS virus yang menempati urutan kedua tersering di dunia dan penyebab tersering dinegara maju.Trasmisi virus dapat terjadi melalui kontak seksual dengan pasangan yang terinfeksi, tetapi juga dapat secara vertical dari ibu kepada janin yang dikandungnya. Sekitar 70 % infeksi pada neonates terjadi pada saat persalinan ketika bayi barkontak lansung melalui jaln lahir dengan duh vagina ibu yang terinfeksi. Selain itu infeksi dapat terjadi pada saat janin berada didalam kandungan secara asendens dari serviks atau vulva, maupun translasental. Penatalaksanaan HG pada kehamilan dapat dibedakan antara perempuan hamil dengan episode primer dan perempuan hamil dengan episode rekurens. a. Penyakit Sifilis Angka kejadian di Indonesia tidak diketahui dengan pasti karena penderita sifilis stadium primer tidak menimbulkan keluhan sehingga penderita tidak berobat. Infeksi sifilis berlansung tiga tahap dengan masa inkubasi 60 – 90 hari dan rata –rata 6 minggu (42 hari) (Manuaba,2007) Sifilis merupakan penyakit infeksi sitemik disebabkan oleh Treponema pallidum yang dapat mengenai organ tubuh, mulai kulit, mukosa, jantung hingga susunan saraf pusat dan juga dapat tanpa manifestasi lesi ditubuh. Infeksi terbagi atas beberapa fase, yaitu sifilis primer, sifils sekunder, sifilis laten dini dan lanjut, serta
14
neurosifilis. Sifilis umumnya ditularkan lewat kontak namun juga dapat secara vertical pada masa kehamilan. Pada kehamilan gejala klinik tidak banyak berbeda dengan keadaan tidak hamil.Tranmisi treponema dari ibu kejanin umunya terjadi setelah plasenta terbentuk utuh, kira – kira sekitar umur kehamilan 16 minggu,oleh karena itu bila sifils primer atau sdekunder ditemukan pada 16 minggu, kemungkinan untuk timbulnya sifilis congenital lebih memungkinkan. b. Gonorrhea Angka kejadian pada ibu hamil dan masyarakat tidak diketahui karena tidak semuanya memeriksakan diri. Infeksi gonorrhea pada kehamilan tidak menimbulkan kelainan kongenita, tetapi menyebabkan infeksi terutama pada mata dan menimbulkan konjungtivitis blnorrhea dan dapat menyebabkankebutaan jika pengobatannya terlambat Infeksi gonore selama kehamilan telah diasosiaskan dengan pelvic inflammatory disease (PID). Infeksi ini sering ditemukanpada trimester pertama sebelum korion berfusi denga desidua dan mengisi kavum uteri Pada tahap lanjut, Neisserioniria gonorrhea diasisiasikan dengan rupture membrane frematur, kelahiran premature, korioamnionitis, dan infeksi pasca persalinan. Oleh karena itu, untuk perempuan hamil dengan resiko tinggi dianjurkan untuk dilakukan skrining terhadap infeksi gonore pada saat datang untuk pertama kali antenatal dan juga trimestaer ketiga kehamilan. Dosis dan obat- obat yang diberikan tidak berbeda dengan keadaan tidak hamil.( Prawirohardjo dkk,2008)
15
C. Chlamidia Trachomatis Infeksi chlamidai trachomatis merupakan infeksi yang disebabkan oleh bakteri Chlamidia trachomatis, berukuran 0,2 – 1,5 mikron, berbentuk sferis, tidak bergerak, dan merupekan parasit intarsel obligat.n infeksi hubungan seksual yang sering bersamaan dengan infeksi. Infeksi CT merupaka neisseria gonorrhea perbedaannya bersifat ringan,tetapi berjalan menahun dan dapat menimbulkan kerusakan khususnya pada tuba falopii, serta menimbulkan infertilitas. Perempuan yang hamil yang terinfeksi denga chlamidia trachomatis menunjukkan gejala keluarnya, secret vagian, perdarahan, disuria dan nyeri panggul. Dampak CT Pada kehamilan dapat mengakibatkan abortus spontan, kelahiran frematur, dan kematian perinatal. Oleh karena itu untuk perempuan hamil dengan resiko tinggi juga dianjurkan untuk dilakukan skrining terhadap infeksi CT pada saat datang pertama kali dan juga pada trimester ketiga kehamilan. d. Herpes Simplek pada Kehamilan Infeksi herpes simpleks merupakan IMS virus yang menempati urutan kedua tersering di dunia dan penyebab tersering dinegara maju.Trasmisi virus dapat terjadi melalui kontak seksual dengan pasangan yang terinfeksi, tetapi juga dapat secara vertical dari ibu kepada janin yang dikandungnya. Sekitar 70 % infeksi pada neonates terjadi pada saat persalinan ketika bayi barkontak lansung melalui jaln lahir dengan duh vagina ibu yang terinfeksi. Selain itu infeksi dapat terjadi pada saat janin berada didalam kandungan secara asendens dari serviks atau vulva, maupun translasental.
16
Penatalaksanaan HG pada kehamilan dapat dibedakan antara perempuan hamil dengan episode primer dan perempuan hamil dengan episode rekurens. 2.2.6. Penanggulangan Obstetri Masa kehamilan, dimulai dari konsepsi sampai lahirnya janin. Lamanya hamil normal adalah 280 hari (40 minggu atau 9 bulan 7 hari) dihitung dari hari pertama haid terakhir. Kehamilan dibagi dalam 3 triwulan yaitu triwulan pertama dimulai dari konspsi sampai 3bulan, triwulan kedua dari bulan keempat sampai 6 bulan, triwulan ketiga dari bulan ketujuh sampai 9 bulan. (Prawirahardjo, 2002) Kehamilan dapat terjadi karena adanya hubungan seksual antara perempuan dan laki-laki.jika dalam 35 menit dalam perjalanan
2.3. Perkembangan Kehamilan Mengamati pertumbuhan dan perkembangan bayi merupakan suatu peristiwa yang sangat mengaggumkan. Bagaimana tidak, hanya dari sebutir sel tunggal yang akan tumbuh menjadi calon manusia baru, Sembilan bulan tumbuh dalam rahim ibunya menjadi manusia sempurna dan lahir kedunia. Pelayanan antenatal adalah pelayanan kesehatan oleh tenaga kesehatan untuk ibu selama masa kehamilannya, dilaksanakan sesuai dengan standar pelayanan antenatal yanmg ditetapkan dalam standar pelayanan kabidanan (SPK). Pelayanan antenatal sesuai dengan standar meliputi anamnesis, pemeriksaan fisik (umum dan kebidanan), pemeriksaan laboratorim rutin dan khusus, sertsa intervensi umum dan khusus(sesuai resiko yang ditemukan dalam pemeriksaan
17
2.3.1. Penyebab Penyebab Treponema palladium yang dapat menembus plasenta setelah kehamilan 16 minggu, oleh karena itu ada baiknya melakukan pemeriksaan serelogis sebelum hamil sehingga pengobatan dapat diterapkan sampai sembuh. Faktor-faktor berikut meningkatkan kesempatan anda melahirkan bayi prematur kematian dalam rahim dan terinfeksi bayi dalam bentuk lues kongenitas: a. Ibu memiliki PMS b. Ibu memiliki gestasional PMS c. Ibu atau induk besar d. Berat badan semakin menurun dalam kehamilan 2.3.2 Pencegahan Infeksi CT merupaka neisseria gonorrhea perbedaannya bersifat ringan,tetapi berjalan menahun dan dapat menimbulkan kerusakan khususnya pada tuba falopii, serta menimbulkan infertilitas. Perempuan yang hamil yang terinfeksi denga chlamidia trachomatis menunjukkan gejala keluarnya, secret vagian, perdarahan, disuria dan nyeri panggul. Dampak CT Pada kehamilan dapat mengakibatkan abortus spontan, kelahiran frematur, dan kematian perinatal. Oleh karena itu untuk perempuan hamil dengan resiko tinggi juga dianjurkan untuk dilakukan skrining terhadap infeksi CT pada saat datang pertama kali dan juga pada trimester ketiga kehamilan.
18
2.4. Penelitian yang Releven Menurut Peneliti R,Si.T.M K M,600.000 unit sehari selama sepuluh hari.Ibu mengatakan dari kemaluanya dan dubur keluar cairanyang berbeda dari biasanya berwarna putih susu,disertai berak darah dan bau yang tidak enak perih nyeri dan panas saat BAK (buang air kecil) ibu mengatakan mules-mules semakin sering dan semakin kuat,ibu merasakan pengeluaran lender banyak,dari kemaluan dan dubur keluar cairan yang berbeda dati biasanya berwarna putih susu, disertai berak darah dan bau yang tidak enak dan paerih. Tingginya jumlah pengida penyakit menular seksual pada ibu hamil tingginya resiko terjadinya gangguan pada janin. Peneliti yang dilakukan AiYeyeh R,S. Si. T, M K M,bahwa bayi beresiko mengalami kurus dari penderita ibu yang mengalami penyakit menular seksual selain itu peneliti yang dilakukan terhadap 600. Kehamilan menunjukkan peningkatan resiko tinggi pada bayi.
2.5. Hepotensi Penelitian Ho: Tidak ada hubungan antara ibu penderita penyakit menular seksual dengan dan kejadian premature. Ha: Ada hubungan antara ibu dengan penderita penyakit menular seksual pada bayi premature.
19
2.6. Kerangka Konsep Adapun kerangka konsep dalam penelitian hubungan pengetahuan dan sikap bidan terhadap penyakit menular seksual pada kehamilan di RSUD Deli Serdang Lubuk Pakam Kab.Deli serdang tahun2013-2014; Independen - Pengetahuan - Sikap
Dependen Penyakit Menular Seksual
Gambar 2.1. Kerangka Konsep Penelitian
20
BAB III METODE PENELITIAN
3.1. Jenis Penelitian Jenis penelitian ini adalah Penelitian survey yang bersifat analitik,penelitih yang di arahkan untuk menjelaskan suatu keadaan atau situasi dengan pendekatan croos yaitu jenis penelitian pada waktu pengukuran observasi data dan variable indevenden devenden hanya satu kali pada suatu saat yaitu menganalisis hubungan Pengetahuan dan Sikap Bidan terhadap Penyakit Menular seksual pada Kehamilan di RSUD Kabupaten Deli serdang Lubuk Pakam tahun 2013.
3.2. Lokasi dan Waktu Penelitian 3.2.1. Lokasi Penelitian Penelitian akan dilaksanakan di RSUD Kabupaten Deli Serdang Lubuk Pakam tahun 2013. Adapun alsan pengambilan lokasi penelitian ini di RSUD Kabupaten Deli Serdang Lubuk Pakam masih terjadi Penyakit Menular Seksual. 3.2.2. Waktu Penelitian Waktu Penelitian dilakukan dari bulan Juni-Maret 2014
3.3. Populasi dan Sampel 3.3.1. Populasi Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh ibu hamil yang berkunjung ke RSUD Kbupaten Deli Serdang Lubuk Pakam 40 orang.
20
21
3.3.2. Sampel Pengambilan Sampel dalam penelitian ini digunakan total sampel yaitu seluruh ibu hamil yang berkunjung RSUD Kabupaten Deli Serdang Lubuk Pakam yang berjumlah 40 orang.
3.4. Metode Pengumpulan Data 3.4.1. Jenis Data a. Data Primer Diperoleh dengan melakukan wawancara langsung kepada ibu hamil melalui kuesioner (pertanyaan) yang dibuat berdasarkan konsep teoritisya. Sebelum wawancara dan pengumpulan data dilakukan,diberikan berlebihan dahulu penjelasan tentang isi daftar pertanyaan,setelah itu ibu mengerti lalu dipersilahkan untuk menjawab. b. Data Sekunder Data Sekunder diperoleh dari data di RSUD Kabupaten Deli Serdang Lubuk Pakammedan periode tahun 2013.Data tersebut berisi hasil mengenai jumlah ibu hamil, untuk mengetahui penyebab terjadinya penyakit menular seksual.
3.5. Defenisi Operasional 3.5.1. Variabel Independen 1. Penyakit menular seksual adalah Penyakit yang ditularkan melaluihubungan seksual dengan pasangan yang sudah tertular sehingga menyebabkan infeksi pada alat reproduksi laki-laki maupun wanita.
22
Kategori : Ya Tidak 2. Riwayat kehamilanya sebelumya adalah apakah ibu tersebut mengalami riwayat PMS sebelumya. Kategori : Ada Tidak 3.5.2. Variabel Dependen 1. Penyakit Menular seksual adalah penyakit yang ditularkan melalui hubungan seksual dengan pasangan yang sudah tertular penyakit menular seksual. 1. Ya 2. Tidak
3.6. Metode Pengukuran Tabel 3.1. Variabel, Alat Ukur dan Skala Ukur Variabel Variabel Bebas pengetahuan Sikap Variabel Terikat PMS
Cara dan Alat Ukur
Skala Ukur
Wawancara (Kusioner) Wawancara (Kusioner)
Ordinal
Wawancara (Kusioner)
Nominal
Ordinal
Hasil Ukur 1. Baik 2. Buruk 1. Ada 2. Tidak 1.Ya 2.Tidak
23
3.7. Pengelolaan Data dan Analisis Data 3.7.1. Pengelolaan Data Langkah-langkah pengelolaan data : 1. Editing Adalah memeriksa kembali data yang telah dikumpulkan, apakah telah sesuai seperti yang diharapkan atau tidak kemudian mengelakukan pengelolaan data. Dalam melakukan editing ada beberapa hal yang perlu diperhatikan yakni: a. Memeriksa kelengkapan data b. Memeriksa kesenambungan data 2. Coding Adalah Pengkodean data setiap variable yang dibutuhkan lalu dimasukkan ke dalam tabel distribusi frekuensi.Cara melakukan Coding yaitu: a. Memberi symbol-symbol tertentu b. Mengelompokkan Menurut Kategori 3. Tabulating Mengelompokkan data kedalam suatu tabel tertentu sifat-sifat yang dimilikinya sesuai dengan tujuan penelitian. 4.
Data Entry Adalah kegiatan memesukkan data yang telah dikumpulkan kedalam master table atau data base computer, kemudian membuat distribusi frekuensi sederhana atau dengan membuat kontigensi.
24
5.
Melakukan Teknik Analisis Dalam melakukan analis,khususnya terhadap data penelitian akan menggunakan statistic terapan yang disesuaikan dengan tujuan yang hendak dianalisis
3.7.2. Analisis Data 1. Univariat Analisa data secara univariat dilakukan untuk mendapatkan gambaran distribusi frekuensi responden.Analisis ini digunakan untuk memperoleh gambaran pada masing-masing variable independen. 2. Bivariat Analisis bivariat dilakukan untuk menguji ada tidaknya hubungan pengetahuan dan sikap bidan terhadap Penyakit Menular seksual pada kehamilan di RSUD Deli Serdang Lubuk Pakam Kab.Deli Serdang lalu dilakukan uji chisquare kemudian hasilnya dinarasikan.
25
BAB IV HASIL PENELITIAN
4.1. Gambaran Umum Lokasi Penelitian 1. Alamat : Jln. Thamrin, Kec. Lubuk Pakam Kab. Deli Serdang kode pos 20511 dipinggiran kota 2. Pelayanan berdiri Tahun 1964 3. Tanggal berdirinya RS.3 Februari 1994 4. Type B 5. Syarat RS Type B 6. dr. Spesialis anak 3 Dr.obgyn 5, dr.mata 2, poly paru 2, dr. neurologi 2, penyakit dalam 3, dr. gigi 3, penyakit kulit 2, pisikiatri 1, poly THT 3, dr. ortopedi 2, dr. Bedah 4. 4.1.1. Visi dan Misi Rumah Sakit Adanya Visi dan Misi RSUD Deli Serdang lubuk pakam Kab. Deli Serdang yaitu : 1. Misi Pelayanan yang unggul dalam mutu prima dalm pelayanan 3 menjadi pusat rujukan. Kesehatan yang paripurna @ proaktifk untuk mewujutkan masyarakat sehat.
25
26
2. Misi 1. Memberikan
pelayanan
yang
professional
terjangkau,mudah
sering
bertanggung jawab. 2. Mengembangkan dan meningkatkan kualitas SDM maupun sarana-sarana prasarana sesuai kebutuhan secara universal terarah, berkesenambungan. 3. Mengembangkan sisi administrasi, info dan komunikasi serta pengelolaan data dan pelaporan secara cepat dan akurat 4. Membina, mengembangkan hubungan kerjasama sekitar pelayanan kesehatan Pendididkan penelitian lingkungan denganinstansi, perusahaan, lembaga, pendididkan, sera lembaga social. 5. Meningkatkan serta mengembangkan sisi management yang transparan serta akomodasi dan rensponssif. MOTTO Cermat, cepat, efesiensi, ramah, memuaskan, aman-aman, terjangkau. 3S 1. Sambut dengan senyum 2. Sapa dengan ramah dan Santun 3. Sentuhan dengan kasih dan sayang Nama Pemilik : Pem Kab. Deli Serdang, Dr. Isnaini Daqri. Rujukanya RS, RS Adam Malik, RS Haji
27
4.2. Gambaran Umum Responden Untuk Melihat gambaran umum responden pada penelitian meliputi : umur, pekerjaan dan pendidikan.
4.3. Analisis Unuivariat 4.3.1. Pengetahuan Untuk melihat distribusi responden pengetahuan di RSUD Deli Serdang Lubuk Pakam Kab.deli Serdang berdasarkan umur dapat dilihat pada tabel 4.3.2 adalah sebagai berikut: Tabel 4.1.
Distribusi Responden Berdasarkan Pengetahuan di RSUD Deli Serdang Lubuk Pakam Kab. Deli Serdang Tahun 2014
No Pengetahuan 1. Baik 2. Buruk Jumlah
Frekuensi 16 24 40
% 40 60 100
Berdasarkan tabel diatas dapat dapat dilihat bahwa pengetahuan sebanyak responden 16(40%) dan tidak tahu sebanyak 24responden(60%) . 4.3.2. Sikap Untuk melihat distribusi responden berdasarkan sikap di RSUD Deli Serdang Lubuk Pakam Kab.Deli Serdang tahun 2014.
28
Tabel 4.2.
No 1. 2.
Distribusi Responden Berdasarkan Sikap di RSUD Deli Serdang Lubuk Pakam Kab. Deli Serdang Tahun 2014 Sikap
f 20 20 40
Positif Negatif Jumlah
% 50 50 100
Berdasarkan tabel diatas dapat dilihat bahwa sikap positif 20 responden (50%) dan negative sebanyak 20 responden (50%). 4.3.3. Distribusi Frekuensi Penyakit Menular Seksual Tabel 4.3.
No 1 2
Distribusi Frekuensi Penyakit Menular Seksual di RSUD Deli Serdang Lubuk Pakam Kab. Deli Serdang Tahun 2014 PMS
Terkena Tidak terkena Jumlah
Frekunsi 24 16 40
% 60 40 100
Berdasarkan tabel diatas dapat dilihat yang terkena penyakit menular seksual 24 responden (60 %),dan yang tidak terkena penyakit penyakit menular seksual adalah 16 responden (40 %).
4.4. Analisis Bivariat Analisis bivariat untuk menguji apakah Hubungan pengetahuan dan sikap yang dipakai dengan uji chi-squarre dan dapat dilihat pada tabel dibawah ini:
29
Tabel 4.4. Distribusi Hubungan Antara Pengetahuan dan Sikap tentang Penyakit Menular Seksual pada Ibu Hamil di RSUD Deli Serdang Lubuk Pakam
No 1 2
Pengetahuan Tahu Tidak Tahu
N 20 20 40
Sikap PMS Tidak PMS % n % 50 24 60 50 16 40 100 40 100
Total n % 16 40 24 60 40 100
Prob 000
Dari tabel 4.4.dapat dilihat bahwa dari 16 responden terkena penyakit menular seksual pada kehamilan 24 orang(60 %),dan yang tidak terkena panyakit menular seksual pada kehamilan 16 orang (40 %).kemudiamdari hasil analisis data statistik dengan uji statistic mendapat probabitas (0,000)<(0,001),berarti ditolak terdapat hubungan ibu penderita penyakit menular seksual pada kehamial dan pada bayi pada responden Di RSUD Deli serdang kabupaten lubuk pakam Periode juni-maret 2014.
30
BAB V PEMBAHASAN
5.1. Karakteristik Responden Hasil penelitian diperoleh pengetahuan tentang Penyakit Menular seksual pada kehamilan sebesar 60%.Mengacu pada hasilpresentase menyatakan hubungan pengetahuan dan sikap bidan tentang Penyakit menular Seksual,artinya semakin banyak ibu hamil dengan PMS maka akan semakin tinggi bayi lahir berat badan rendah di RSUD Deli Serdang Kab. Lubuk Pakam Deli Serdangperiode juni-maret 2014 maka pembahsan sebagai berikut. 5.1.1. Distribusi Responden Menurut Pengetahuan Ibu Hamil dengan Penyakit Menular Seksual di RSUD Deli Serdang Kab. Lubuk Pakam Deli Serdang Tahun 2014 Dari tabel 4.1 terlihat bahwa mayoritas responden pengetahuan ibu sebanyak 16 orang (40%).Mayoritas pola pengetahuan ibu yang tidak tahu sebanyak 24 oranag (60%). Menurut Anik Maryuni Ummu Aeman, (2008) pola pengetahuan ibu tentang pengetahuan penyakit menular seksual mengakibatkan keturunan dari suaminya karena suami mau gontak ganti pasangan maknya mengalami penyakit menular seksual. 5.1.2. Distribusi Responden Menurut Sikap Pengetahuan Ibu Hamil di RSUD Deli Serdang Kab. Lubuk Pakam Deli Serdang Tahun 2014 Dari tabel 4.2 terlihat bahwa mayoritas sikap positif tentang PMS 20 orang (50%) dan yang mayoritas yang tidak negatif tentang PMS 20 (20%).
30
31
Menurut Anik Maryuni Ummu Aeman (2008) pola sikap ibu tentang penyakit menular seksual. Factor ini tidak keturunan kepada si ibu tapi ini bias membuat resiko kepada kehamilan si ibu mengalami premature dan mungkin abortus. Menurut asumsi Peneliti yang diperoleh bahwa renponden sikap ibu tentang penyakit menular seksual adalah biasa padahal itu bias mengalami premature kepada bayinya. 5.1.3. Distribusi Responden Menurut Penyakit Menular Seksual di RSUD Deli Serdang Kab. Lubuk Pakam Deli Serdang Tahun 2014 Dari tabel 4.3 bahwa mayoritas responden Penyakit Menular seksual ibu yang terkena PMS 24 orang (60%) dan mayoritas yang tidak terkena PMS 16 orang (40%). Menurut Hj.Maemunah 2004 kehamilan dengan masalah /komplikasi yang terkenah PMS pada ibu hamil menganjurkan untuk merencanakan kunjungan ulang untuk memeriksakan kehamilanya.
5.2. Distribusi Frekuensi Berdasarkan Ibu yang Mengalami Penyakit Menular Seksual pada Kehamilan di RSUD Deli Serdang Kab. Lubuk Pakam Deli Serdang Tahun 2014 Dari tabel 4.4. mayoritas ibu yang tidak terkena penyakit menular seksual sebanyak 16 responden (40 %)dan mayoritas ibu yang terkena penyakit menular seksual sebanyak 24 responden (60 %). Jumlah penderita penyakit menular seksual di mengikuti data di Indosesia dari pada dinegara maju.di Indonesia sendiri angaka kejadian PMS pada ibu hamil tahun 1994
adalah 58%, 29% adalah infeksi genital nonspesifik, kemudian 10,2%
Vanogenis Bakteri 9,1% gonorea, 3,4% trikomonasis 1,1% gonorea bersama
32
trikomoninasis 1,1% penyakit menular seksual menyebabakan kelahiran premature, cacat bawaan (saefudin 2000). Dampak PMS pada kehamilan bergantung pada organisme penyebab, lamanya infeksi dan usia kehamilan pada perempuan terinfeksi.hasil konsepsi yang tidak sehat sering kali terjadi akibat PMS, misalnya kematian janin (abortus spontan atau lahir mati), bayi berat lahir rendah (akibat premaruritas, atau retardasi pertumbuhan janin dalam rahim), dan infeksi kogonital dan perinatal (kebuatan peneomania neonates dan retardasi mental) kematian janin baik dalam abortus, spontan maupu lahir mati. Menurut asumsi peneliti bahwa responden yang mengalami penyakit menular seksual akan mengalami berat badan bayi rendah (BBLR), terjadi kongjungtivitas neonates 20-25% dan manajemen PMS pada kehamialn dapat menurunkan mortaditas dan mortaditas maternal maupun janin
33
BAB VI KESIMPULAN DAN SARAN
6.1. Kesimpulan 1.
Responden yang mengetahui penyakit menular seksual pada ibu hamil adalah 16 responden atau (40 %) dan yang tidak tau tentangpenyakit menular seksual 24 responden (60 %).
2. Responden sikap tentang penyakit menular seksual pada ibu hamil yang negative 20 responde atau (50 %) dan yang positif terkena penyakit menular seksual sebanyak 20 responden (50 %). 3.
Dari 24 responden yang terkena penyakit menular seksual pada kehamilan (60%)sedang ibu yang tidak terkena penyakit menular seksual pada kehamilan 16 Reonden atau (40 %) maka dapat disimopulkan bahwa ibu yang menderita penyakit menular seksual berhubungan pada kehamilan.
6.2. Saran 1. Diharapkan agar tenaga medis terutama biadanlebih mendeteksi dini penyakit menular seksual pada kehamialan selama masa kehamilan. 2. Diharapkan kepada Tenaga medis dokter, bidan, untuk memberikan informasi sekitar tanda bahasa penyakit menular seksual yang dapat membahayakan ibu dan janin.
33
34
3. Diharapkan kepada pendidikan untuk menambahkan reperensi dan sumber informasi mengenai tentan penyakit menular seksual untuk menambah pengetahuan dan wawasan. 4. Diharapkan kepada peneliti dimasa yang akan datang untuk dapat melanjutkan penelitian ini yaitu tentang penyakit menular seksualpada kehamilan.
35
DAFTAR PUSTAKA
Maryuni, A. 2005. Asuhan Ibu Hamil Dengan HIV/AIDS. Manuaba, Ida Ayu Candra dinata,2009.Patologi Obstetri,EGC. Jakarta Riono,P (2005) Pencegahan Penyakit Menular Seksual. Jakarta Samsuridjal D@Zubairi D(2002)Penatalaksanaan HIV/AIDS di Pelayanan Kesehatan Dasar. Jakarta, FKUI Hj.Lilik Susilawati amkeb.,m.Kes Depkes RI (2008)Pedoman Tatalaksana Infeksi HIV dan Terapi Antiretroviral pada Anak di Indonesia. Jakarta Yayasan
Spiritia (2003). Lembaga Informasi tentang HIV/AIDS untuk Orang Yang Hidup dengan HIV/AIDS(ODHA). Jakarta
Kompas (19 juli 2008). Pengidap HIV Sulit Akses Obat dan 61 Anak Balita Positif HIV. Jakarta Anik Maryunani Ummu Aeman (2004) Buku Saku Untuk Bidan. EGC. Jakarta Nursalam (2007). Asuhan Keperawatan pada Pasien Terinfeksi HIV/AIDS. Jakarta, Salemba Medika
36
Lampiran 1. KUESIONER PENDATAAN HUBUNGAN PENGETAHUAN DAN SIKAP IBU HAMIL TERHADAP PENYAKIT MENULAR SEKSUAL PADA KEHAMILAN DI RSUD DELI SERDANG LUBUK PAKAM KAB.DELI SERDANG TAHUN 2014 Petunjuk Pengisian: BAGIAN A Jawablah pertanyaan dibawah ini sesuai dengan pernyataan dan pilihan ibu
DATA UMUM 1. Nomor Ibu : 2. Nama Ibu : 3. Alamat : 4. Umur : 5. Pekerjaan : 6. Pendidikan:
BAGIAN B Jawablah pertanyaan dibaawah ini dengan member tanda silang (x) pada kolom jawaban sesuai dengan pilihan ibu I. UMUR 1. Apakah ibu memiliki riwayat keluarga yang mengidap penyakit menular seksual a. Ya b. Tidak
37
2. Pada umur berapakah ibu hamil pertama a. >21 b. >35 3. Apakah ibu mersa kesakitan pada kemaluaanya a. Ya b. Tidak 4. Apakah ibu perna memeriksakan kehamilanya pada kesehatan a. Ya b. Tidak 5. Berapakah berat badan bayi yang dilahirkan ibu a. <2200-<2300 b. <2400 6. Setiap pemeriksaan apakah ibu adakeluhan yang lain a. Ya b. Tidak 7. Apakah ibu mengetahui resiko berat badan bayi rendah lahir a. tidak b. tau 8. Bagaiman sikap ibu tentang keadaan ya dirinya dengan calan bayi a. takut b. senang 9. Apakah bahaya ada cakupan bahaya kehamilan dengan PMS a. ada b. tidak
38
Lampiran 2. : MASTER DATA HUBUNGAN PENGETAHUAN DAN SIKAP IBU HAMIL TERHADAP PENYAKIT MENULAR SEKSUAL PADA KEHAMILAN DI RSUD DELI SERDANG KAB.LUBUK PAKAM DELI SERDANG TAHUN 2014 NO 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 26 27 28 29 30 31 32
PENGETAHUAN 1 1 1 2 1 1 1 1 2 2 2 1 2 1 1 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 1 2 2 2 1 2
SIKAP 2 2 1 1 1 2 2 2 1 1 2 2 2 1 2 1 2 2 2 1 1 2 1 2 1 1 2 2 1 2 1 1
PMS 2 2 2 2 2 2 2 1 2 1 1 1 1 2 1 2 1 1 1 2 2 1 1 1 1 1 1 1 1 1 2 1
39
33 34 35 36 37 38 39 40
2 1 2 1 1 2 2 1
2 1 1 1 2 1 1 2
1 2 1 2 1 1 2 1
40
Lampiran 3. Hasil Statistik Frequencies Statistics
pengetahuan N
Valid
sikap
Penyakit menular seksual
40
40
40
0
0
0
Missing
Frequency Table Pengetahuan
Frequency Valid
Percent
Valid Percent
Cumulative Percent
tahu
16
40.0
40.0
40.0
tidak tahu
24
60.0
60.0
100.0
Total
40
100.0
100.0
Sikap
Frequency Valid
Percent
Valid Percent
Cumulative Percent
positif
20
50.0
50.0
50.0
negatif
20
50.0
50.0
100.0
Total
40
100.0
100.0
41
Penyakit menular seksual
Frequency Valid
Percent
Valid Percent
Cumulative Percent
terkenah
24
60.0
60.0
60.0
tidak terkenah
16
40.0
40.0
100.0
Total
40
100.0
100.0
Crosstabs Case Processing Summary Cases Valid N pengetahuan * Penyakit menular seksual sikap * Penyakit menular seksual
Missing
Percent
N
Total
Percent
N
Percent
40
100.0%
0
.0%
40
100.0%
40
100.0%
0
.0%
40
100.0%
pengetahuan * Penyakit menular seksual Crosstabulation Count Penyakit menular seksual terkenah pengetahuan
tahu tidak tahu
Total
tidak terkenah
Total
6
10
16
18
6
24
24
16
40
42
sikap * Penyakit menular seksual Crosstabulation Count Penyakit menular seksual terkenah sikap
Total
tidak terkenah
Total
positif
8
12
20
negatif
16
4
20
24
16
40