BAB I PENDAHULUAN
1.1
Latar Belakang Pegawai merupakan perwujudan dari sumber daya manusia yang
menduduki tempat penting dalam suatu instansi pemerintah, karena pegawai merupakan abdi masyarakat dan abdi negara yang berperan sebagai pemikir, perencana, dan pelaksana pekerjaan pembangunan yang menyangakut tugas kemasyarakatan dan pemerintah. Bakotic (2013) kepuasan kerja sering ditunjukan oleh karyawan dengan caranya menyukai pekerjaan itu sendiri serta tingkat keasikannya dalam menjalankan pekerjaan, umumnya dapat dinyatakan bahwa kepuasan kerja adalah rasa nyaman dan hubungan yang positif antara sesama karyawan (Hasibuan, 2012:76). Kepuasan kerja salah satu faktor ukuran bagaimana pegawai menjalankan kewajibannya. Terdapat 3 teori yang lazim menurut Wexley dan Yukl yaitu kepuasan kerja seseorang diukur dengan menghitung selisih antara apa yang seharusnya dengan kenyataan yang dirasakan merupakan Discrepancy Theory. Orang akan merasa puas dan tidak puas, tergantung apakah ia merasakan adanya keadilan (equity) termasuk Teori Equity Theory. Sedangkan Two Factor Theory memiliki prinsip bahwa kepuasan kerja dan ketidakpuasan kerja merupakan dua hal yang berbeda, satisfiers dan dissatisfier (Sunyoto, 2012:27).
1
Martoyo (2007) kepuasan kerja adalah keadaan emosional karyawan ketika meraskan kesesuaian nilai balas jasa yang diharapkan. Menurut Robbins dan Judge (2001) kepuasan kerja merupakan suatu sikap seseorang terhadap pekerjaan disaat adanya kesesuaian dengan ganjaran yang didapat. Menurut (Hasibuan, 2007: Luthans, 2006), faktor-faktor utama yang mempengaruhi kepuasan kerja adalah sebagai berikut: pekerjaan itu sendiri, promosi, kelompok kerja, kondisi kerja, upah/gaji, pengawasan. Seorang pegawai memandang pekerjaannya yang tampak sebagai hasil interaksi antara diri dengan pekerjaannya, situasi dan kondisi kerja, lingkungan kerja serta rekan kerjanya disebut sebagai kepuasan kerja (Kartika dan Thomas, 2010). Pegawai akan merasakan semangat kerja yang tinggi dan kegairahan dalam memulai pekerjaannya jika kepuasan kerja tercapai namun jika tidak tercapai maka pegawai berusaha menghindari kontak dengan lingkungan sosialnya seperti mengundurkan diri dari perusahaan, bolos kerja, melakukan sabotase, sengaja melakukan kesalahan dalam bekerja, tidak mematuhi atasan, aktivitas pemogokan dan perilaku lain yang cenderung bersifat menghindari aktivitas organisasi (Sutrisno, 2009:83). Menjaga hubungan yang baik antar pegawai diperlukan untuk menghantarkan pegawai mencapai kepuasan kerjanya (Hwa Ko, 2012). Rendahnya kepuasan kerja pegawai diduga ada hubungannya dengan penempatan pegawai yang kurang tepat. Wibowo (2007:82) menyatakan bahwa faktor manajemen sumber daya manusia menjadi salah satu faktor yang mempengaruhi kepuasan kerja dapat dilihat dari harmonisasi kriteria dan
2
persyaratan bagi semua staf, menggunakan tes psikologi dalam seleksi staf, yang menggambarkan tentang penempatan pegawai yang tepat. Penempatan adalah proses mencocokan atau membandingkan kualifikasi yang dimiliki dengan persyaratan pekerjaan, dan sekaligus memberikan tugas, pekerjaan kepada calon pegawai untuk dilaksanakan. Ketepatan dalam menetapkan karyawan dengan kesesuaian bidang dan keahlian menjadi sebuah keharusan dari sebuah perusahaan (Ardana, dkk.2012:82).Hasibuan (2010:62) penempatan berpedoman pada prinsip penempatan orang-orang yang tepat untuk jabatan yang tepat. Fenomena penempatan yang terjadi masih ada sebagian pegawai bekerja tidak sesuai dengan latarbelakang pendidikannya dan masih kurangnya pengalaman pegawai dalam melaksanakan pekerjaan. Ardana, dkk. (2012:84) menyatakan bahwa penempatan yang kurang sesuai dengan latar belakang pendidikan dapat menimbulkan rasa tidak puas pada diri karyawan dan kurangnya kontribusi kerja karyawan terhadap perusahaan. Widiantara (2012) yang menyatakan bahwa pegawai yang ditugaskan atau ditempatkan sesuai dengan bidang pendidikan, ketrampilan, pengalaman kerja, dan minat, terlihat karyawan merasa lebih puas dan lebih senang dalam bekerja. Menurut Hezberg, ada beberapa faktor yang mempengaruhi timbulnya semangat dan kepuasan kerja. Pertama, faktor hygiene meliputi kebijaksanaan perusahaan, administrasi, supervisi, kondisi kerja, hubungan interpersonal, uang, status dan keamanan. Kedua, faktor motivator yaitu prestasi, penghargaan, tantangan pekerjaan dan tanggung jawab.
3
Penempatan yang kurang tepat, motivasi kerja yang rendah dan stres kerja tinggi dapat menurunkan kepuasan kerja pegawai. Kepuasan kerja yang rendah menimbulkan berbagai dampak negatif seperti mangkirkerja, pindah kerja, dan malas bekerja, sebaliknya kepuasan kerja yang tinggiakan mampu meningkatkan efektifitas dan efisiensi kerja sehingga mampu memberikankeuntungan bagi tenaga kerja itu sendiri. Faktor lain yang mempengaruhi kepuasan kerja salah satunya adalah motivasi. Kegiatan yang menyalurkan, mengakibatkan sampai memelihara perilaku manusia disebut dengan motivasi (Handoko, 2008:251). Motivasi ditunjukkan dalam faktor intrinsik dan faktor ekstrinsik, motivasi intrinsik lebih berorientasi kepada perilaku yang memperlihatkan kepuasan pada pemenuhan psikologis seperti keinginan untuk mendapatkan penghargaan dan pengakuan dari atasan, keinginan untuk dapat hidup dan keinginan untuk berkuasa, sedangkan motivasi ekstrinsik lebih kepada pemenuhan tidak langsung seperti materi, kondisi lingkungan kerja, kompensasi yang memadai, supervisi yang baik, adanya jaminan pekerjaan, status dan tanggung jawab serta peraturan yang fleksibel (Manolopoulos ,2008 dan Sutrisno, 2009:116). Flynn menyebutkan bahwa penghargaan memiliki peran penting dalam menjaga semangat yang tinggi (Khan et al, 2011) termasuk juga pencapaian prestasi yang tetap menjadi acuan peningkatan kepuasan kerja (Woodbine dan Joanne, 2010). Mangkunegara (2000) menyatakan stres kerja merupakan perasaan tertekan ketika karyawan menghadapi suatu pekerjaan di dalam organisasi. (Robbins dan Judge, 2001) stres ialah suatu keadaan dinamis yang akan dihadapi
4
seseorang berkaitan dengan kesempatan, tuntutan, atau sumber daya yang berhubungan dengan sesuatu yang diinginkan individu itu sendiri yang hasilnya dirasakan menjadi tidak pasti dan penting. Mangkunegara (2000) mengemukakan bahwa stres kerjadisebabkan oleh beberapa hal, yakni: beban kerja, waktu kerja,pengawasan, iklimkerja, wewenang kerja yang tidak memadai dengan tanggung jawab, konflik kerja,serta perbedaan nilai antara karyawan dengan pemimpin. (Robbins dan Judge, 2001) Stres kerja dapat berdampak pada beberapa hal dan terlihat pada gejala-gejala sebagai berikut. Gejala fisiologis, gejala psikologis, gejala perilaku. Observasi yang dilakukan terhadap kepuasan pegawai yang ditugaskan atau ditempatkan sesuai dengan bidang pendidikan, ketrampilan, pengalaman kerja, dan minat, terlihat lebih merasa puas dan semangat dalam bekerja dibandingkan dengan pegawai yang ditempatkan tidak sesuai dengan bidang pendidikan, ketrampilan, pengalaman kerja, dan minat yang dimiliki. Pegawai yang mengalami stres cenderung menganggap suatu pekerjaan bukanlah sesuatu yang penting bagi mereka, sehingga tidak mampu menyelesaikan suatu pekerjaan tersebut sesuai target yang telah ditetapkan. Tidak semua pegawai mengalami tekanan dalam pekerjaannya dan tidak mampu menyelesaikan pekerjaan tepat waktu dan sesuai dengan target yang telah ditetapkan. Stres yang dialami oleh pegawai akibat lingkungan yang dihadapinya. Waktu yang tersedia tidak cukup untuk menyelesaikan pekerjaan yang diberikan. Karyawan tidak memiliki cukup informasi atau tidak mengerti dalam menyelesaikan pekerjaan.
5
Dinas Perindustrian dan Perdagangan merupakan unsur pelaksana otonomi daerah dipimpin oleh seorang Kepala Dinas yang berada dibawah dan bertanggungjawab kepada Kepala Daerah melalui Sekretaris Daerah, dalam urusan perindustrian dan perdagangan. Dinas Perindustrian dan Perdagangan mempunyai tugas pokok melaksanakan kewenangan Otonomi Daerah di bidang perindustrian dan perdagangan. Struktur organisasi Dinas Perindustrian dan Perdagangan Kota Denpasar diatur dalam Perda Nomor 2 tahu 2012 tanggal 4 April 2012 tentang perubahan kedua atas peraturan daerah kota Denpasar Nomor 7 tahun 2008 tentang organisasi dan tata kerja dinas daerah kota Denpasar yaitu terdapat 47 orang pegawai yang berada pada Disperindag Kota. Dalam Dinas Perindustrian dan Perdagangan Kota Denpasar saat ini terdapat 4 (empat) bagian kerja yang terdiri dari Bagian Sekretariat, Bidang Perindustrian, Bidang Perdagangan serta Bidang Kerjasama dan Perlindungan. Dalam empat bagian kerja tersebut pada Bagian Sekretariat terbagi menjadi 3 Sub Bagian yaitu: Sub Bagian Perencanaan Data dan Informasi, Sub Bagian Umum dan Kepegawaian, serta Sub Bagian Keuangan. Pada Bidang Perindustrian terdiri dari 3 Kasi yaitu: Kasi Pembinaan Sarana Industri, Kasi Pembinaan Usaha Industri, Kasi Pengawasan Industri. Pada Bidang Perdagangan terdiri dari 3 Kasi yaitu: Kasi Pembinaan Sarana Perdagangan, Kasi Pembinaan Usaha Perdagangan, Kasi Ekspor Impor. Serta pada Bidang Kerjasama dan Perlindungan juga terdiri dari 3 Seksi yaitu: Kasi Kerjasama dan Distribusi, Kasi Perlindungan Konsumen, dan Kasi Metrologi dan Standarisasi. Data jumlah pegawai dapat dilihat di Tabel 1.1.
6
Tabel 1.1 Jumlah Pegawai Dinas Perindustrian dan Perdagangan Kota Denpasar Tahun 2014 No
Total (orang) 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 17
Jabatan
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17
Kepala Dinas Sekretaris Kepala Sub Bagian Perencanaan Data dan Informasi Kepala Sub Bagian Umum dan Kepegawaian Kepala Sub Bagian Keuangan Kepala Bidang perindustrian Kasi. Pembinaan Sarana Industri Kasi. Pembinaan Usaha Industri Kasi. Pembinaan Pengawasan Industri Kepala Bidang Perdagangan Kasi. Pembinaan Sarana Industri Kasi. Pembinaan usaha pergadangan Kasi. Pembinaan Pengawasan Industri Kepala Bidang Kerjasama dan Perlindungan Kasi. Kerjasama dan Distribusi Kasi. Perlindugan Konsumen Kasi. Metrologi dan Standarisasi Jumlah No. Pegawai 1 Staf Bagian Perencanaan Data dan Informasi 5 2 StafBagian Umum dan Kepegawaian 5 3 Staf Bagian Keuangan 5 4 Staf Bidang Industri 5 5 Staf Bidang Perdagangan 5 6 Staf Kerjasama dan Perlindungan 5 Jumlah staf 30 Sumber: Dinas Perindustrian dan Perdagangan Kota Denpasar Tahun 2014 Tabel 1.1 menunjukkan bahwa jumlah pegawai Dinas Perindustrian dan Perdagangan adalah sejumlah 47 orang yang terdiri dari kepala dinas, sekretaris, kepala sub bagian, kepala bidang, kepala seksi dan staf.
7
1.2
Rumusan Masalah Berdasarkan latar belakang masalah yang telah diungkapkan sebelumnya,
maka rumusan masalah dalam penelitian adalah sebagai berikut. 1) Apakah penempatan pegawai, motivasi kerja dan stres kerja berpengaruh secara simultan pada kepuasan kerja Pegawai Dinas Perindustrian dan Perdagangan Kota Denpasar? 2) Apakah penempatan pegawai, motivasi kerja dan stres kerja berpengaruh secara parsial pada kepuasan kerja Pegawai Dinas Perindustrian dan Perdagangan Kota Denpasar? 3) Manakah diantara penempatan, motivasi kerja dan stres kerja yang berpengaruh dominan pada kepuasan kerja pegawai Dinas Perindustrian dan Perdagangan Kota Denpasar?
1.3
Tujuan dan Kegunaan Penelitian
1.3.1
Tujuan Penelitian Tujuan dari penelitian ini berdasarkan latar belakang masalah yang
diuraikan adalah sebagai berikut. 1) Untuk mengetahui pengaruh penempatan pegawai, motivasi kerja dan stres kerja secara simultan pada kepuasan kerja Pegawai di Dinas Perindustrian dan Perdagangan Kota Denpasar. 2) Untuk mengetahui pengaruh penempatan pegawai, motivasi kerja dan stres kerja secara parsial pada kepuasan kerja Pegawai di Dinas Perindustrian dan Perdagangan Kota Denpasar.
8
3) Untuk mengetahui dan menganalisis variabel yang berpengaruh dominan pada kepuasan kerja Pegawai di Dinas Perindustrian dan Perdagangan Kota Denpasar.
1.3.2
Kegunaan Penelitian
1) Kegunaan teoritis, penelitian ini dapat menjelaskan bukti empirik dalam bidang ilmu manajemen sumber daya manusia, khususnya dalam aspek kepuasan kerja pegawai serta yang terkait dengan penempatan, motivasi kerja dan stres kerja. 2) Kegunaan praktis, hasil penelitian ini dapat digunakan sebagai bahan pertimbangan bagi pihak manajemen dalam merumuskan kebijakan.
1.4
Sistematika Penulisan Sitematika Penulisan dalam penelitian adalah sebagai berikut.
Bab I
Pendahuluan Bab ini terdiri dari latar belakang, rumusan masalah penelitian, tujuan penelitian, kegunaan penelitian dan sistematika penulisan.
Bab II
Kajian Pustaka Bab ini menguraikan tentang landasan teori yang berkaitan dengan penelitian ini, pembahasan mengenai hasil dari penelitian-penelitian sejenis yang dilakukan oleh peneliti sebelumnya.
9
Bab III
Metode Penelitian Bab ini meliputii desain penelitian, lokasi penelitian, obyek penelitian, identifikasi variabel, definisi operasional variabel, jenis dan sumber data, metode pengumpulan data, populasi dan responden penelitian, serta teknik analisis data yang dipergunakan.
Bab IV
Pembahasan Hasil Penelitian Bab ini meliputi tentang gambaran umum instansi Dinas Perindustrian dan Perdagangan Kota Denpasar, sejarah dan struktur organisasi, uraian tugas, serta pembahasan hasil-hasil dari teknik analisis data yang dipergunakan.
Bab V
Simpulan dan Saran Bab ini menyajikan simpulan yang diperoleh dari hasil pembahasan, serta saran yang sesuai dengan hasil penelitian.
10