BAB I PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang Seiring pertambahan jaman dan perkembangan suatu kota dengan peningkatan pertumbuhan penduduk yang semakin pesat mengakibatkan peningkatan kebutuhan transportasi. Transportasi merupakan salah satu bagian dari kehidupan dan sebagai urat nadi pertumbuah perekonomian suatu kota atau wilayah. Transportasi juga tidak dapat dipisahkan dari proses perencanaan dan pertumbuhan wilayah. Dapat dikatakan bahwa sistem transportasi yang baik adalah sistem transportasi yang terencana dan terkoordinasi dengan baik, sehingga akan meningkatkan evektivitas dan efisiensi dalam mendukung aktifitas masyarakat suatu kota atau wilayah (Warpani, Suwardjoko. 2002).Peningkatan kebutuhan transportasi di daerah perkotaan ditunjukan dengan adanya peningkatan jumlah pemakaian kendaraan yang menyebabkan problem terhadap jalan raya dan lalu lintas jalan tersebut,seperti adanya aktifitas samping jalan yang sering menimbulkan masalah. Jumlah jalan yang tidak sesuai dengan kapasitasnya diakibatkan dari bertambahnya kendaraan dari tahun ke tahun. Selain itu, faktor yang mempengaruhi kapasitas jalan yaitu adanya hambatan samping yang diakibatkan dari laju lalu lintas dan bahu jalan yang sempit. Hambatan samping akan berdampak pada menurunnya tingkat kinerja segmen jalan maka sering menimbulkan kemacetan arus lalu lintas. Selain itu, terdapat 1
beberapa indikasi lainnya yang bisa dirasakan yaitu semakin tidak teraturnya penggunaan jalan, kemacetan, rendahnya kecepatan pejalanan, tingginya kecelakaan relatif tinggi dan lain sebagainya. Pada suatu kota memiliki sistem transportasi yang aman dan lancar mencerminkan keteraturan kota dan kelancaran kegiatan perekonomian kota. Dengan berkembangnya dunia transportasi dan banyaknya jumlah kendaraan maka diperlukan sarana dan prasarana transportasi yang menunjang dengan kebutuhan masyarakat dan untuk memajukan pertumbuhan pembangunan kota. Salah satu untuk mewujutkan sistem transportasi yang aman dengan meningkatkan penyediakan sarana dan prasaran untuk para pejalan kaki. Penyediaan fasilitas pejalan kaki seperti city walk, jembatan penyeberangan, zebra cross, dan lain sebagainya dikhususkan untuk kelancaran, keselamatan dan kenyamanan para pejalan kaki. Terkadang dalam suatu perencanaan kota fasilitas jalur untuk pejalan kaik sering terlupakan dan tidak memerhatikan memberikan keselamatan, kenyamanan dan kelancaran bagi pejalan kaki. Namun demikian banyak fasilitas-fasilitas pejalan kaki yang sudah disediakan tidak dapat digunakan secara optimal. Seperti fungsi zebra cross sebagai fasilitas pejalan kaki yang tidak terawat dan jembatan penyeberang serta trotoar yang beralih fungsi sebagai tempat pedangang kaki lima dan kendaraan-kendaraan parkir yang mengakibatkan pejalan kaki harus berjalan tidak pada tempatnya. Kemudian, kesadaran para pejalan kaki dalam mematuhi peraturan yang berlaku juga minim seperti menyeberang sembarangan.
2
Untuk itu, dalam proses rekayasa lalu lintas di daerah perkotaan perlunya memperhatikan adanya ketersediaan fasilitas pejalan kaki. Pada tempat-tempat kegiatan pusat perkotaan yang segala macam aktifitas berlangsung dengan intensitas guna lahan yang tinggi dan akses langsung ke pusat kegiatan seperti pertokoan,perbelanjaan di sepanjang sisi-sisi jalan cenderung tinggi dan tidak dibatasi sehingga gangguan samping menjadi tinggi juga membutuhkan kebutuhan fasilitas pejalan kaki. Banyaknya volume pejalan kaki baik yang berjalan di atas bahu (trotoar) maupun menyeberang jalan berpotongan langsung dengan arus kendaraan. Jalur pejalan kaki tersebut mewakili bagian yang sering mengalami konflik dengan arus lalu lintas kendaraan yang berdampak pada terganggunya kinerja ruas jalan akibat hambatan samping yang tinggi dan perjalan kaki beresiko mengalami kecelakaan lalu lintas. Kota Yogyakarta merupakan kota pelajar
dan
budaya
maka
menyebabkan banyaknya pelajar dan mahasiswa yang datang ke kota Yogyakarta dari berbagai daerah di seluruh Indonesia. Kota Yogyakarta juga merupakan salah satu kota tujuan terbesar para wisatawan datang ketika hari libur tiba, oleh sebab itu setiap harinya jumlah kendaraan di kota Yogyakarta semakin meningkat. Dengan meningkatnya jumlah kendaraan tersebut menyebabkan kota Yogyakarta semakin padat arus lalu lintasnya, sehingga permasalahan umum yang sering terjadi adalah kemacetan jalam pada jamjam puncak kegiatan. Ruas jalan Laksda Adisucipto merupakan jalan perkotaan yang menjadi sentral perbisnisan. Kegiatan di kawasan ini menimbulkan aktifitas pejalan
3
kaki dengan intensitas yang cukup padat terutama sepanjang jalan depan Ambarukmo Plaza dan Mess Progo yang merupakan salah satu pusat tempat perbelanjaan terbesar di kota Yogyakarta.Terdapat beberapa masalah pada jalur pejalan kaki yang berhubungan dengan hambatan simpang sehingga menyebabkan harus dilakukan peningkatan pelayanan fasilitas pejalan kaki. 1.2. Tujuan Penelitian Penelitian ini memiliki tujuan sebagai berikut: a. Berapakah jumlah arus lalu lintas yang melewati Jl. Laksda Adisucipto yang
merupakan kawasan pusat
perbelanjaan teramai
di Kota
Yogyakarta? b. Bagaimanakah hubungan antara kecepatan, arus dan kerapatan jalan raya Laksada Adisucipto? c. Seberapa pengaruh zebra cross terhadap kapasitas jalan? 1.3.Batasan Masalah Untuk lebih mengarahkan penelitian ini dan memudahkan dalam menjawab inti permasalahan yang diinginkan maka dibuat sebuah batasan masalah sebagai berikut: a. Lokasi penelitian dilakukan pada sepanjang jalan Jl. Laksda Adisucipto untuk jalan hambatan berada di depan sektor gedung Ambarukmo Plaza dan jalan bebas hambatan berada di depan Mess Progo yang merupakan salah satu sektor perbelanjaan terbesar di Kota Yogyakarta. b. Jarak jalan yang diuji sepanjang 50 meter. Penelitian ini mengambil sampel jalan dengan satu arus yaitu arah Barat ke Timur.
4
c. Hambatan samping yang dihitung hanya pengaruh pejalan kaki yang menyeberang jalan, kendaraan berhenti dan kendaraan yang melambat. Peneliti mengkelompokan bahwa kendaraan tak bermotor termasuk ke dalam hambatan samping dan masuk dalam hitungan kendaraan melambat. d. Parameter yang digunakan pada penelitian ini yaitu kerapatan, kecepatan, volume arus lalu lintas kendaraan yang melintas dan hambatan yang terjadi. e. Konflik yang ditinjau adalah konflik pergerakan kendaraan dengan pejalan kaki yang memakai zebra cross. f. Pengambilan data dilakukan pada jam puncak selama 8jam pada hari kerja dengan interval waktu pengambilan setiap 5 menti pada masing-masing periode sebagai berikut: 1. Pagi hari : Pukul 06.00-09.00 WIB dengan pertimbangan orang-orang melakukan kegiatan seperti berangkat kerja, sekolah dan lain sebagainya. 2. Siang hari : Pukul 10.00-13.00 WIB dengan pertimbangan orang-orang melakukan kegiatan istirahat makan siang dan memuli lagi setelah istirahat. 3. Sore hari : pukul 15.00-17.00 WIB dengan pertimbangan orang-orang kembali bekerja atau pulang sekolah. g. Metode yang digunakan sesuai dengan Manual Kapasitas Jalan Indonesia (MKJI) Tahun 1997 Jalan Perkotaan dan Model Greenshield.
5
1.4. Manfaat Penelitian Dari penelitian ini dapat memberi beberpa manfaat yang dapat diambil sebagai berikut: a. Untuk dijadikan salah satu bahan masukan bagi pemerintah dan masyarakat khususnya kota Yogyakarta mengenai keberadaan zebra cross sebagai salah satu fasilitas keselamatan penyeberangan bagi pejalan kaki. b. Sebagai bahan pertimbangan dan referensi untuk penelitian-penelitian selanjutnya yang berhubungan dengan masalah yang dibahas dalam laporan ini. c. Memberi pemahaman dan kesadaran pada masyarakat untuk penggunaan, pemanfaatan dan penjagaan fasilitas pejalan kaki yang sudah disediakan pemerintah dapat dilakukan dengan optimal. 1.5. Sistematika Penulisan Sistemmatika penulisan dalam Tugas Akhir dilakukan dengan membai menjadi lima Bab yaitu: BAB I
PENDAHULUAN Bab ini berisikan tentang Latar Belakang, Perumusan Masalah, Tujuan Penelitian, Manfaat Penelitian, dan Sistematika Penulisan.
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA Bab ini berisikan tentang literatur dan teori yang dapat mendukung dan berkaitan tentang penelitian yang dilakukan.
6
BAB III METODOLOGI PENELITIAN Bab ini berisikan tentang Lokasi Penelitian, Waktu Penelitian, Tahap Penelitian, dan Metode Penelitian yang digunakan untuk mendapatkan data. BAB IV PEMBAHASAN DAN HASIL Bab ini berisikan tentang pembahasan cara dan hasil dari data yang didapatkan dari penelitian yang sudah dilakukan. BAB V
PENUTUP Bab ini berisikan tentang kesimpulan dari hasil penelitian dan saran yang dapat diajukan dari penelitian yang sudah dilakukan.
7