BAB I PENDAHULUAN
1.1
Latar Belakang Karya sastra merupakan bagian yang tidak terpisahkan dari kehidupan
manusia. Selama manusia masih hidup, karya sastra akan terus ada. Oleh pengarang, keberadaan karya sastra digunakan sebagai alat perekam. Hal yang direkam berupa kejadian-kejadian dalam kehidupan manusia, baik yang sudah maupun yang belum terjadi. Kejadian yang sudah terjadi dan terekam oleh pengarang dalam bentuk karya sastra, memiliki konvensi yang diakui oleh masyarakat sebagai pembaca karya sastra (Munawaroh, 2014 : 1). Konvensi karya sastra itu menurut Teeuw (1983 : 12), berada dalam ketegangan, yaitu yang lama dan yang baru. Dimisalkan, dalam perjalanannya, konvensi karya sastra tersebut dihadapkan pada pembaca karya sastra dari generasi baru. Generasi baru, dengan berbagai pengetahuan yang dimiliki akan mempengaruhi konsistensi dari konvensi karya sastra yang dibacanya tersebut. Keberadaan konvensi dalam pandangan generasi baru memiliki dua pilihan, yaitu diteruskan atau ditinggalkan. Pilihan untuk diteruskan atau ditinggalkan itu bergantung pada pengarang. Pengarang mempunyai pemikiran tersendiri tentang sesuatu yang terdapat dalam karya sastra. Munawaroh (2014 : 1) menyatakan pemikiran-pemikiran pengarang memiliki kemungkinan. Kemungkinan itu, misalnya ada sesuatu yang sudah tidak relevan dengan nilai- nilai sosial saat itu sehingga ditinggalkan atau ternyata sesuatu tersebut masih relevan sehingga diteruskan. 1
Sastra modern merupakan suatu bentuk karya sastra yang terjadi di dalam masyarakat modern. Di Indonesia perkembangan sastra modern tidak bisa dipisahkan dari pengaruh Barat yang dibawa secara langsung atau tidak langsung melalui jembatan penjajahan. Dalam konteks Bali perkembangan awal sastra modern merupakan akibat langsung dari pengenalan pendidikan modern inisiatif pemerintah kolonial Belanda awal tahun 1900-an (Putra, 2000 : 4). Pertumbuhan sastra Bali modern sebetulnya sudah mulai pertengahan 1910-an dan berlanjut 1920-an, hasil karya I Made Pasek dan Mas Nitisastro. Hampir dua dekade lebih awal dibandingkan dengan munculnya teks Nemoe Karma tahun 1931 oleh Gobiah (Putra, 2000 : 14). Memasuki abad ke-21 kehidupan sastra Bali modern ditandai dengan dua gumpal perasaan yang bertolak belakang, yaitu keprihatinan yang mendalam terhadap lesunya perkembangan sastra Bali modern dan perasaan gigih untuk membangkitkan kelesuan tersebut. Tumpang tindih perasaan tersebut bergema sejak lama dan berkelanjutan dalam berbagai artikel disurat kabar, seminar-seminar, serta percakapan sehar-hari di kalangan peminat sastra Bali modern (Putra, 2000 : 49) Salah satu pengarang Bali yang masih produktif sampai sekarang adalah Drs. I Nyoman Manda. Banyak karya sastra yang telah dihasilkan antara lain: novel Kasih Bersemi di Danau Batur, novel Sayong, novel Bungan Gadung Ulung Abancang (mendapat hadiah sastra rancange tahun 2003). Novel Manah Lengah di Toya Bungkah, novel Nembangang Sayang, novel Depang Tiang Bajang Kayang-Kayang (mendapat hadiah sastra rancage tahun 2008), novel Ngabih Kasih Ring Pesisi Lebih, novel Sawang-Sawang Gamang, novel I Kentung Uling Lodtungkang, dan novel 2
Gending Pengalu. Karya sastra I Nyoman Manda telah banyak diteliti oleh mahasiswa Fakultas Sastra dan Budaya UNUD. Salah satu karya I Nyoman Manda yang belum diteliti adalah prosa yang berjudul Bulan Mekalangan dalam penelitian ini digolongkan ke dalam bentuk teks. Teks adalah wacana yang difiksasikan dalam bentuk tulisan, teks juga dapat diartikan sebagai seperangkat tanda yang ditransmisikan dari seorang pengirim kepada seorang penerima melalui medium tertentu. Luxemburg (1984 : 86) mengidentifikasi teks sebagai ungkapan bahasa yang menurut isi, sintaksis, pragmatik merupakan satu kesatuan isi sangat berkaitan dengan konten dari sebuah teks. Teks yang baik harus mengungkapkan gagasan atau gambaran-gambaran yang ada dalam kehidupan. Gagasan-gagasan tersebut dituangkan dalam bentuk bahasa yang berupa penceritaan. (Wiyatmi, 2006 : 27) menyatakan teks-teks yang menampilkan satu orang juru bicara saja, yang kadang-kadang dapat mengajak tokoh-tokoh lain untuk membuka mulutnya, tetapi yang pada pokoknya merupakan sang dalang tunggal, termasuk jenis naratif. Luxemburg (dalam Wiyatmi, 2006 : 28) mengemukakan teksteks naratif adalah semua teks-teks yang tidak bersifat dialog dan yang isinya merupakan suatu kisah sejarah, sebuah deretan peristiwa. Bersamaan dengan kisah dan deretan peristiwa itu hadir cerita Alasan pemilihan sumber data teks Bulan Mekalangan, karena teks Bulan Mekalangan mengangkat cerita tradisional yaitu cerita panji. Hal tersebut seperti yang dinyatakan oleh pengarang dalam cover belakang buku, adapun kutipannya sebagai berikut: "Novela ini ditulis berdasarkan cerita yang sering dipentaskan oleh 3
drama tradisional Bali (arja). Cerita ini berawal dari sejarah raja-raja di Jawa Kediri, Kuripan, Gegelang dan Daha" Alasan kedua teks Bulan Mekalangan diekspresikan dalam bentuk prosa serta berbahasa Bali, sehingga mudah dipahami. Cerita Panji merupakan salah satu folklor yang dimiliki oleh masyarakat yang diturunkan secara turun temurun. Cerita tersebut dikategorikan sebagai cerita rakyat yang mencerminkan warna lokal daerah, khususnya Jawa. Suatu karya sastra dapat dimasukkan dalam cerita Panji berdasarkan suatu kriteria. Robson (1971 : 12) menyatakan
kesamaan
mengenai
nama-nama
tokoh
dan
tempat-tempat
berlangsungnya peristiwa mungkin dapat merupakan salah satu kriteria. Akan tetapi, persamaan jalan cerita yang terdapat dalam karya sastra akan lebih menguatkan sebagai suatu kategori. Secara umum, isi cerita dan nama tokoh dalam teks Bulan Mekalangan memiliki kesamaan dengan cerita panji. Kreativitas yang dilakukan oleh pengarang mungkin saja mengakibatkan adanya perbedaan nama tokoh, perbedaan watak para tokoh, selain itu dimungkinkan pula alur cerita yang berbeda. Teks Bulan Mekalangan yang ditulis pada tahun 2013 dan diterbitkan pada tahun 2014 ini menceritakan kisah percintaan Putra Raja Kuripan, yaitu Raden Inu Kertapati dengan putri Raja Daha, yaitu Diah Candra Kirana. Percintaan mereka berawal dari perjodohan dari dua kerajaan. Kedua kerajaan tersebut masih dalam hubungan keluarga. Untuk mengetahui calon istrinya, Inu Kertapati melakukan penyamaran untuk menemukan cinta sejatinya. Teks Bulan Mekalangan cukup menarik bila ditinjau dari segi struktur sastra karena mengisahkan kehidupan kasih
4
sayang para remaja pada masa dimana orang tua ikut ambil bagian dalam sisi kehidupan mereka untuk menentukan pilihannya. Berdasarkan pertimbangan-pertimpangan di atas, dikajinya teks Bulan Mekalangan maka persoalan-persoalan cinta kasih remaja yang ada dalam masyarakat yang melatarbelakangi teks ini dapat diungkapkan lebih jauh untuk dapat dipahami secara bersama-sama, demi kemajuan sastra Bali modern itu sendiri. Diungkapkannya kajian struktur dalam teks ini terungkap pula bahwa perihal percintaan karya sastra (teks) berbahasa Bali, dapat dikatakan akan menguntungkan perkembangan sastra Bali modern karena karya sastra sesungguhnya mempunyai tugas sosial untuk ikut serta memelihara dan mengembangkan secara selektif nilainilai budaya bangsa, khususnya nilai budaya Bali. 1.2 Rumusan Masalah Berasarkan latar belakang di atas, maka permasalahan yang akan dibahas dalam penelitian ini sebagai berikut: 1.
Bagaimanakah struktur teks Bulan Mekalangan?
2.
Nilai-Nilai apa saja yang terkandung dalam teks Bulan Mekalangan?
1.3 Tujuan Penelitian Segala bentuk penelitian pasti memiliki tujuan yang hendak dicapai. Adapun tujuan tersebut dapat dibagi menjadi dua bagian yaitu tujuan umum dan tujuan khusus. Kedua tujuan itu pada hakikatnya saling berkaitan.
5
1.3.1
Tujuan Umum Sastra sebagai bagian kebudayaan Bali harus dilestarikan dan dikembangkan.
Secara umum penelitian ini bertujuan untuk membantu pengembangan karya sastra, khususnya karya sastra Bali. Tujuan umum lainnya adalah menyebarluaskan hasil penelitian karya satra Bali Modern khususnya Teks Bulan Mekalangan. Penelitian ini juga bertujuan sebagai upaya mensosialisasikan teks Bulan Mekalangan di masyarakat terutama generasi muda dan pembaca agar dapat mengapresiasinya dengan positif. 1.3.2
Tujuan Khusus Secara khusus penelitian ini bertujuan :
1.
Untuk mengetahui struktur teks Bulan Mekalangan.
2.
Untuk mengetahui nilai-nilai yang terkandung dalam teks Bulan Mekalangan.
1.4 Manfaat Penelitian Penelitian yang baik adalah penelitian yang bermanfaat baik bagi peneliti, pembaca maupun pihak lain yang berkepentingan di dalamnya. Penelitian ini memiliki dua manfaat yang dapat dipaparkan sebagai berikut: 1.4.1
Manfaat Teoretis Secara teoretis penelitian ini bermanfaat sebagai salah satu sumber informasi
dan pengembangan di bidang ilmu sastra, khususnya karya sastra Bali modern, dan juga diharapkan dapat memberikan wawasan kepada pembaca mengenai nilai-nilai yang disampaikan melalui analisis struktur dan nilai yang ada pada teks Bulan Mekalangan. 6
1.4.2
Manfaat Praktis Manfaat praktis dari penelitian teks Bulan Mekalangan adalah berguna bagi
masyarakat pembaca karena dari hasil penelitian dapat memperkaya wawasan budaya bangsa mengenai Karya sastra Bali terutama untuk memperkenalkan teks Bulan Mekalangan di kalangan masyarakat. Hasil penelitian ini diharapakan dapat menumbuhkan semangat budi pekerti yang luhur dan pembelajaran moral sehingga pembaca dapat mengapresiasinya secara kreatif.
7