BAB I PENDAHULUAN
1.1
Latar Belakang Masalah Karya sastra merupakan suatu ungkapan diri pribadi manusia yang berupa
pengalaman, pemikiran, perasaan, ide, dan keyakinan dalam suatu bentuk gambaran kehidupan yang dapat membangkitkan daya imajinasi yang dilukiskan dalam bentuk tulisan (Firdayanti, 2014:1). Menurut Harjana (Dewi, 2011:11) “Karya sastra merupakan satu kebulatan yang utuh, khas, dan berdiri sendiri. Merupakan satu dunia keindahan dalam wujud bahasa yang dari dirinya telah dipenuhi dengan kehidupan yang realitas”. Karya sastra juga merupakan rekaan isi jiwa pengarangnya dengan menggunakan wahana bahasa. Media ungkap sastra ialah bahasa pengarang mampu menuangkan isi jiwanya dengan bahasa yang menarik dapat diharapkan termasuk sastra yang memiliki kualitas nilai yakni nilai ekspresi lewat pengguna bahasa yang menarik dan memikat (Sumardjo, 1982:11). Dapat disimpulkan karya sastra adalah suatu karya seni manusia yang dituangkan melalui tulisan dan dapat dinikmati pembacanya. Novel adalah salah satu jenis karya sastra. “Novel merupakan cerita fiksi yang melukiskan suatu peristiwa yang luar biasa dari kehidupan tokoh cerita, dimana kejadian-kejadian itu menimbulkan pergolakan batin yang mengubah perjalanan nasib tokohnya” (Zulfahnur dkk, 1996:67). Novel menampilkan berbagai macam kisah kehidupan dengan berbagai pesan atau nilai didalamnya. “Nilai-nilai karya sastra tersebut menggambarkan norma, tradisi, aturan, dan
1
2
kepercayaan yang dianut, nilai-nilai tersebut yaitu nilai moral, nilai sosial, nilai budaya/tradisi, dan nilai agama” (Rahman, 2013). Karya sastra umumnya berisi tentang kehidupan manusia, berupa pengalaman hidupnya, antara lain nilai yang berkaitan dengan kehidupan beragama, salah satu contohnya adalah cara beribadah kepada Tuhan dan Sistem kepercayaan/agama. Nilai-nilai islami tidak jarang termuat dalam karya sastra, baik dalam novel, cerpen, puisi maupun drama. Novel adalah jenis prosa yang mengandung unsur tokoh, alur, latar rekaan yang menggelarkan kehidupan manusia atas dasar sudut pandang pengarang dan mengandung nilai-nilai hidup, termasuk nilai islami. Dalam kehidupan sehari-hari, perwujudan nilai islami dapat dilihat kenyataannya baik dalam bentuk perbuatan hubungan manusia dengan Tuhan (Hablumminallah) dan hubungan manusia sesama manusia (Hablumminannas). Menurut Daryanto (2000:412) “nilai adalah sifat-sifat penting yang berguna bagi manusia, dalam menjalani hidupnya”. Menurut Abdurrahman (2005:5) “Islami adalah penerapan dari kata Islam yaitu penyerahan diri sepenuhnya kepada ketentuan Allah”. Nilai islami merupakan salah satu bagian dari nilai religius. Dalam sebuah karya sastra terkandung nilai-nilai kehidupan yang berlaku pada masyarakat dimana karya sastra tersebut diciptakan. Nilai islami dalam skripsi ini penulis fokuskan pada karya sastra berupa novel, karena novel lebih rumit dalam hal alur yang cukup panjang dan karakter para tokoh, serta lebih menyuguhkan hal-hal realitas. Namun, walaupun menyajikan kenyataan kehidupan, sering pembaca merasa kesulitan mencermati isi atau nilai dan manfaat sastra tersebut. Hal inilah yang menjadi dasar pemikiran
3
penulis untuk menganalisis sebuah novel. Nilai islami harus mampu mengarahkan dan mendidik para penikmat atau pembacanya baik dalam berpikir dan berperilaku karena nilai-nilai kebenaran dan kebaikan yang terkandung di dalamnya. Salah satu novel yang sarat dengan nilai-nilai islami adalah novel 99 Cahaya di Langit Eropa. Novel 99 Cahaya di Langit Eropa merupakan novel karya Hanum Salsabiela Rais dan suaminya Rangga Almahendra. Novel ini berisi kisah-kisah perjalanan penulis selama 3 tahun saat berada di Eropa. Hanum dan Rangga menemukan keindahan Eropa yang tidak sekedar hanya menara Eiffel, Tembok Berlin, Konsert Mozart, Stadio Sepakbola San Siro dan lainnya. Namun, mereka menjelajah sejarah dan menemukan bahwa Islam pernah berjaya di tanah itu. Banyak nilai-nilai Islam yang terdapat di dalam kehidupan Eropa pada zaman dahulu sebelum akhirnya ketamakan manusia membuat peradaban Islam di Eropa kian meredup. Hanum dan Rangga ingin menceritakan tentang beberapa tempat di Eropa dimana Islam mempunyai kisah yang menarik di dalamnya. Novel ini bisa dibaca untuk semua kalangan, selain untuk membangkitkan semangat dan menambah inspirasi, novel ini juga bisa menambah wawasan pembaca mengenai peradaban Islam di Eropa. Pengarang mengajak kita untuk mengamalkan Islam secara total melalui perilaku yang mencerminkan nilai Islam, lewat contoh tokoh yang bernama Fatma. Dengan gaya bahasa yang mudah dipahami serta cara penyampaiannya yang ringan, runtut dan mengalir, membuat pembaca turut serta dalam perjalanan spiritual yang dilakukan.
4
Novel ini diterbitkan pada November 2013. Terdiri dari 10 bagian dan jumlah halaman 412 halaman. Dalam novel ini pada halaman awal ditoreskan beberapa pandangan orang-orang besar seperti Mantan Presiden Republik Indonesia, Duta Besar Indonesia untuk Austria dan Slovenia, Jurnalis dan Host Program Mata Najwa Metro TV, Rektor Universitas Paramadina dan Ketua Indonesia Mengajar. Penelitian nilai-nilai islami pernah dilakukan oleh Alfidah (2008) dengan judul “Nilai-Nilai Islami dalam Novel Trilogi Ketika Cinta Bertasbih Karya Habiburrahman El Shirazy” Mahasiswa Pendidikan Bahasa Indonesia Universitas Jambi (2004). Penelitian lainnya dengan judul “Nilai-Nilai Islami dalam Novel Sang Pencerah Karya Akmal Nasery Barsal” oleh Nuri Purnama Mahasiswa Pendidikan Bahasa Indonesia Universitas Jambi (2011). Dan yang terakhir penelitian dari Itary dengan judul “Nilai-Nilai Islami dalam Novel Lukisan Hati Karya Ade Anita” Mahasiswa Pendidikan Bahasa Indonesia Universitas Jambi (2011). Sejauh pengamatan penulis, sampai saat ini novel 99 Cahaya di Langit Eropa belum ada yang menelitinya. Oleh sebab itu penulis tertarik untuk menelitinya, guna mendapatkan gambaran yang lengkap, utuh dan menyeluruh tentang perwujudan nilai-nilai islami dalam novel tersebut. Dengan demikian penulis memberi judul “Nilai-Nilai islami dalam Novel 99 Cahaya di Langit Eropa karya Hanum Salsabiela Rais dan Rangga Almahendra”.
5
1.2 Rumusan Masalah Berdasarkan latar belakang masalah, maka yang menjadi rumusan masalah dalam penelitian ini adalah nilai-nilai islami apa sajakah yang terdapat dalam novel 99 Cahaya di Langit Eropa karya Hanum Salsabiela Rais dan Rangga Almahendra?
1.3 Batasan Masalah Agar dalam penelitian ini tidak terjadi kesalahpahaman dalam pembahasan maka penelitian ini dibatasi hanya pada perwujudan nilai-nilai islami dalam novel 99 Cahaya di Langit Eropa karya Hanum Salsabiela Rais dan Rangga Almahendra. Perwujudan nilai Islami tersebut mencakup hubungan manusia dengan Tuhan (hablumminallah) dan hubungan manusia sesama manusia (hablumminannas).
1.4 Tujuan dan Manfaat Penelitian 1.4.1 Tujuan Penelitian Tujuan penelitian ini adalah untuk mendeskripsikan secara utuh perwujudan nilai-nilai islami dalam novel 99 Cahaya di Langit Eropa karya Hanum Salsabiela Rais dan Rangga Almahendra. 1.4.2 Manfaat Penelitian Hasil penelitian ini diharapkan mampu memberikan manfaat baik secara teoretis maupun praktis.
6
1. Manfaat Teoretis Secara teoretis penelitian ini diharapkan memperkaya pengetahuan sastra khususnya kajian nilai-nilai islami yang terdapat dalam sebuah novel sebagai bahan perkembangan ilmu sastra. 2. Manfaat Praktis Secara praktis penelitian ini bermanfaat sebagai bahan masukan untuk mengarahkan pola pikir mahasiswa atau masyarakat dalam memahami suatu fenomena kehidupan. Sebagai bahan referensi bagi peneliti lain yang tertarik pada hal yang sama yakni kajian nilai-nilai islami yang terdapat dalam sebuah karya sastra seperti novel.
1.5 Definisi Istilah Istilah yang digunakan dalam penelitian ini perlu adanya penjelasan agar dapat memahami arah, fokus, dan lingkup penelitian. Penjelasan mengenai berbagai istilah dalam penelitian ini dipaparkan sebagai berikut: 1. Novel adalah cerita fiksi yang melukiskan suatu peristiwa yang luar biasa dari kehidupan tokoh cerita dan peristiwa tersebut menimbulkan krisis atau pengalaman batin yang mengubah nasibnya. 2. Nilai merupakan suatu jenis keyakinan yang letaknya pada pusat atau sistem keyakinan tentang bagaimana seseorang sepatutnya atau tidak patut dalam melakukan sesuatu. 3. Islami adalah penerapan dari kata Islam yaitu berserah diri, yang berarti penyerahan diri kepada Allah dengan tauhid tunduk kepada-Nya dengan
7
melaksanakan ketaatan dan terlepas dari kesyirikan dan pelaku-pelaku kesyirikan.