BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah Setiap daerah memiliki sumber daya alam dan potensi masing-masing dalam pertumbuhan perekonomian nasional. Pemerintah daerah hendaknya dapat menentukan prioritas pembangunannya sesuai dengan potensi yang dimiliki oleh daerahnya masing-masing. Industri pariwisata merupakan salah satu sektor jasa yang sangat penting untuk dikembangkan. Meskipun bukan penerimaan retribusi yang utama, namun sektor pariwisata berperan dalam menyumbang perkembangan perekonomian. Kepariwisataan mempunyai potensi yang cukup besar dalam mempererat serta meningkatkan kualitas hubungan antar manusia dan antar bangsa sehingga terjalin saling pengertian, sikap saling menghargai, dan nasionalisme. Menurut Kementrian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif (2014) dalam kliping berita pariwisata dan ekonomi kreatif diunduh tanggal 8 Agustus 2015, menteri pariwisata dan ekonomi kreatif Mari Elka Pangestu mengklaim sumbangan sektor pariwisata untuk devisa negara mencapai US$ 10 miliar. Sektor pariwisata berada di posisi ke-4 setelah minyak dan gas, batu bara, dan kelapa sawit. Pariwisata sebagai salah satu sektor yang mampu memberikan sumbangan cukup besar dalam perekonomian nasional. Kontribusi dalam pembentukan Produk Domestik Bruto, penyerapan lapangan kerja, hingga pemasukan devisa. 1
2
Kontribusi sektor pariwisata terhadap Produk Domestik Bruto nasional merupakan dukungan kementrian pariwisata terhadap peningkatan laju pertumbuhan
ekonomi
nasional
untuk
meningkatkan
kesejahteraan
masyarakat. Semakin tinggi kontribusi Produk Domestik Bruto sektor pariwisata, semakin penting posisi sektor kepariwisataan dalam peningkatan kesejahteraan masyarakat. Industri pariwisata akan membawa perekonomian suatu daerah (negara) menjadi lebih maju dengan meningkatnya Produk Domestik Bruto suatu daerah (negara). Produk Domestik Bruto sering digunakan sebagai gambaran keadaan dari perekonomian suatu negara. Dari data kementrian pariwisata 2014 tentang realisasi kontribusi sektor pariwisata terhadap Produk Domestik Bruto nasional menjelaskan bahwa pada tahun 2011 kontribusi pariwisata terhadap Produk Domestik Bruto nasional sebesar Rp 296,96 triliun atau 4,00 persen dari total Produk Domestik Bruto nasional Rp 7.427,09 triliun. Pada tahun 2012 persentase kontribusi pariwisata turun menjadi 3,96 persen dibandingkan total Produk Domestik Bruto nasional, meskipun jumlah kontribusi pariwisata naik menjadi 326,24 triliun. Pada tahun 2013 kontribusi pariwisata meningkat menjadi Rp 365,02 triliun atau 4,02 persen dari total Produk Domestik Bruto nasional Rp 9.083,97 triliun. Pada tahun 2014 kontribusi menurun jika dibandingkan tahun 2013 yaitu 4,01 persen, walaupun Produk Domestik Bruto pariwisata tetap naik menjadi 391,48 triliun. Menurut Tambunan (1999) dalam Pleanggra (2013), bahwa industri pariwisata yang menjadi sumber Pendapatan Asli Daerah adalah industri
3
pariwisata milik masyarakat daerah (Community Tourism Development atau CTD). Dengan mengembangkan CTD pemerintah daerah dapat memperoleh penerimaan pajak dan beragam retribusi resmi dari kegiatan industri pariwisata yang bersifat multisektoral yang meliputi hotel, restoran, usaha wisata, usaha perjalanan wisata, pendidikan formal dan informal, pelatihan dan transportasi. Sedangkan pariwisata merupakan industri jasa yang memiliki sistem pengaturan yang kompleks karena mencakup pengaturan pergerakan wisatawan dari daerah atau negara asal, ke daerah tujuan wisata hingga kembali ke negara asalnya yang melibatkan berbagai komponen seperti biro perjalanan, pemandu wisata, akomodasi, restoran, artshop, transportasi dan yang lainnya. Pariwisata juga menawarkan jenis produk dan wisata yang beragam mulai dari wisata alam, wisata budaya, wisata sejarah, wisata buatan, hingga beragam wisata minat khusus. Keberhasilan pengembangan sektor kepariwisataan berarti akan meningkatkan
perannya
dalam
penerimaan
daerah.
Kepariwisataan
merupakan komponen penerimaan daerah dengan memperhatikan juga faktorfaktor yang mempengaruhinya, seperti: jumlah obyek wisata, jumlah wisatawan
yang
berkunjung
baik
domestik
maupun
internasional
(Qadarrochman, 2010). Wiyadi (2005) dalam Pleanggra (2013) menjelaskan para pakar ekonomi memperkirakan sektor pariwisata akan menjadi salah satu kegiatan ekonomi yang penting pada abad ke-21. Keberhasilan pengembangan sektor kepariwisataan berarti akan meningkatkan perannya dalam penerimaan
4
daerah,
kepariwisataan
merupakan
komponen
utamanya
dengan
memperhatikan juga faktor yang mempengaruhinya, seperti: jumlah obyek wisata yang ditawarkan, jumlah wisatawan yang berkunjung baik wisatawan domestik maupun wisatawan internasional, dan pendapatan perkapita. Jawa Tengah merupakan salah satu Provinsi di Pulau Jawa yang terletak pada jalur perlintasan antara Jawa Barat dengan Jawa Timur. Banyak wisatawan yang hanya melewati Jawa Tengah, tidak menyempatkan singgah ke tempat wisata yang ada di Jawa Tengah. Karena Jawa Tengah hanya sebagai daerah perlintasan. Apabila para wisatawan dapat singgah merelakan waktunya di Jawa Tengah meski dalam waktu sehari, sudah memiliki efek positif untuk pengembangan bisnis wisata. Dengan demikian, industri pariwisata merupakan salah satu sektor jasa yang sangat penting untuk dikembangkan. Jawa Tengah merupakan salah satu daerah tujuan wisata di Indonesia yang memiliki daya tarik wisata alam dan budaya yang beraneka ragam. Daya tarik wisata alam seperti Gardu Pandang Ketep Merapi yang berada di Magelang. Kepulauan Karimunjawa dalam wilayah kabupaten Jepara memiliki pemandangan yang sangat indah sehingga banyak wisatawan yang berminat untuk berkunjung ke Pulau Karimunjawa. Selain itu, ada Goa Jatijajar Kebumen, Waduk Gajahmungkur, dan lain-lain. Daya tarik budaya yang banyak dikenal di Jawa Tengah adalah peninggalan situs-situs purbakala seperti Candi Prambanan yang merupakan candi peninggalan agama Hindu, terletak di perbatasan wilayah Yogyakarta dan Jawa Tengah. Candi Borobudur merupakan sebuah candi peninggalan agama Budha yang
5
dianggap sebagai candi Budha terbesar di dunia sehingga mengundang wisatawan mancanegara untuk berkunjung ke Candi Borobudur. Berikut adalah jumlah obyek wisata di Jawa Tengah Tabel 1.1 Jumlah Obyek Wisata Di Jawa Tengah (2010-2013) Tahun Jumlah Obyek Wisata Pertumbuhan 2010 266 2011 284 6,77% 385 2012 35,56% 2013 417 8,31% Sumber: Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Provinsi Jawa Tengah 2014, diolah. Dari Tabel 1.1 dapat disimpulkan bahwa pada tahun 2010-2013 pertumbuhan obyek wisata mengalami peningkatan dan penurunan. Pada tahun 2011 jumlah obyek wisata mengalami pertumbuhan sebesar 6,77%, dan mengalami peningkatan sangat tinggi pada tahun 2012 mencapai 35,56%. Pada tahun 2013
tingkat
pertumbuhan
mengalami
penurunan
menjadi
8,31%.
Pertumbuhan akan berdampak positif pada perkembangan jumlah wisatawan yang berkunjung di Jawa Tengah. Berikut adalah jumlah wisatawan yang berkunjung di Jawa Tengah Tabel 1.2 Jumlah Wisatawan Yang Berkunjung Di Jawa Tengah (2010-2013) Tahun Jumlah Wisatawan Pertumbuhan 2010 22.592.951 2011 22.219.865 - 1,65% 2012 25.603.157 15,23% 2013 29.818.752 16,46% Sumber: Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Provinsi Jawa Tengah 2014, diolah. Dari Tabel 1.2 dapat disimpulkan bahwa pada tahun 2010-2013 pertumbuhan jumlah wisatawan tidak seimbang. Peningkatan pertumbuhan tinggi terjadi
6
pada tahun 2012 yang mencapai 15,23%. Pertumbuhan kunjungan wisatawan yang
tinggi
tentu
menguntungkan
dalam
membantu
peningkatan
perekonomian melalui penerimaan retribusi daerah. Dari sisi perekonomian Jawa Tengah yang cukup baik, Produk Domestik
Regional
Bruto
juga
akan
semakin
meningkat.
Berikut
perkembangan Produk Domestik Regional Bruto Jawa Tengah. Tabel 1.3 Produk Domestik Regional Bruto Jawa Tengah (2011-2013) Produk Domestik Regional Tahun Pertumbuhan Bruto (Juta Rupiah) 2011 381.919.703 2012 423.586.283 10,91 % 2013 474.087.622 11,92 % Sumber: Badan Pusat Statistik Provinsi Jawa Tengah 2014, diolah. Dari Tabel 1.3 dapat dilihat tahun 2011-2013 Produk Domestik Regional Bruto di Jawa Tengah mengalami peningkatan, yang merupakan peningkatan perekonomian seluruh wilayah kabupaten/kota yang ada di Jawa Tengah. Berikut merupakan retribusi daerah Jawa Tengah Tabel 1.4 Realisasi Retribusi Daerah Di Jawa Tengah (2010-2013) Retribusi Daerah Tahun (Juta Rupiah) Pertumbuhan 2010 966.849.669 2011 950.312.201 -1,71% 2012 826.222.771 -13,06% 2013 944.173.934 14,27% Sumber: Dinas Pendapatan Daerah Kabupaten/Kota Jawa Tengah 2014, diolah. Dari Tabel 1.4 dapat disimpulkan bahwa pertumbuhan retribusi daerah Jawa Tengah tidak seimbang. Retribusi daerah Jawa Tengah mengalami penurunan cukup besar pada tahun 2012 dengan minus 13,06% meskipun tahun 2013
7
mengalami peningkatan dalam pertumbuhannya sebesar 14,27%. Peningkatan pada tahun 2013 dapat terjadi karena pada tahun 2012 dibuat peraturan kenaikan tarif retribusi. Dengan meningkatnya jumlah obyek wisata, jumlah wisatawan dan Produk Domestik Regional Bruto seharusnya retribusi daerah dapat lebih ditingkatkan. Salah satu penerimaan retribusi daerah adalah retribusi tempat pariwisata. Berikut retribusi tempat pariwisata di Jawa Tengah. Tabel 1.5 Retribusi Tempat Pariwisata Di Jawa Tengah (2010-2012) Retribusi Tempat Tahun Pertumbuhan Wisata (Juta Rupiah) 2010 331.540 2011 361.282 8,97% 2012 399.197 10,49% Sumber:Badan Pusat Statistik Provinsi Jawa Tengah 2015, diolah. Dari Tabel 1.5 dapat disimpulkan bahwa pertumbuhan retribusi tempat pariwisata di Jawa Tengah pada tahun 2011 mengalami peningkatan sebesar 8,97%. Pada tahun 2012 pertumbuhan retribusi tempat pariwisata 2011 mengalami peningkatan sebesar 10,49%. Pada tahun 2012 dan 2013 retribusi tempat pariwisata sama besar sehingga tidak terjadi pertumbuhan. Seiring dengan usaha pemerintah dalam meningkatkan pertumbuhan ekonomi untuk meningkatkan kesejahteraan masyarakat, maka pemerintah diharapkan mampu mengembangkan potensi ekonomi yang dimiliki. Terkait sektor pariwisata menjadi salah satu penyumbang pendapatan daerah, diharapkan mampu memberikan penerimaan yang cukup besar pada retribusi daerah. Retribusi daerah merupakan salah satu penyumbang pendapatan asli daerah. Berdasarkan latar belakang masalah, untuk melihat kontribusi sektor
8
pariwisata terhadap retribusi daerah, penulis membuat penelitian dengan judul ”Pengaruh Jumlah Obyek Wisata, Jumlah Wisatawan Dan PDRB Terhadap Retribusi Daerah Di Provinsi Jawa Tengah Tahun 20112013”.
B. Perumusan Masalah Berdasarkan latar belakang masalah, maka dapat dikemukakan rumusan masalah dalam penelitian sebagai berikut: 1. Apakah jumlah obyek wisata berpengaruh pada retribusi daerah di Provinsi Jawa Tengah? 2. Apakah jumlah wisatawan berpengaruh pada retribusi daerah di Provinsi Jawa Tengah? 3. Apakah Produk Domestik Regional Bruto berpengaruh pada retribusi daerah di Provinsi Jawa Tengah?
C. Tujuan Penelitian Dengan penelitian ini diharapkan masyarakat lebih mengetahui tentang kepariwisataan dan retribusi daerah sebagai salah satu penentu pendapatan daerah. Adapun tujuan dari penelitian adalah sebagai berikut: 1. Untuk menganalisis apakah jumlah obyek wisata berpengaruh terhadap retribusi daerah di Provinsi Jawa Tengah. 2. Untuk menganalisis apakah jumlah wisatawan berpengaruh terhadap retribusi daerah di Provinsi Jawa Tengah.
9
3. Untuk menganalisis apakah Produk Domestik Regional Bruto berpengaruh terhadap retribusi daerah di Provinsi Jawa Tengah.
D. Manfaat Penelitian Penulisan diharapkan berguna, memberikan manfaat diantaranya: 1. Manfaat Akademis Penelitian yang dilakukan berhubungan erat dengan Program S1 Transfer Ekonomi Pembangunan Fakultas Ekonomi Universitas Sebelas Maret Surakarta, guna memenuhi syarat-syarat kelulusan akademik mencapai gelar Sarjana Ekonomi. Dengan penelitian yang telah dilakukan, diharapkan semua pihak yang berkepentingan dapat lebih memahami tentang pengaruh jumlah obyek wisata, jumlah wisatawan dan Produk Domestik Regional Bruto terhadap retribusi daerah Provinsi Jawa Tengah. 2. Manfaat teoritis dan praktis Penulisan Skripsi diharapkan dapat memberikan informasi dan manfaat kepada masyarakat mengenai pariwisata, Produk Domestik Regional Bruto dan retribusi daerah. Ataupun sebagai sarana memperoleh pengetahuan tambahan, informasi dan referensi yang dapat digunakan sebagai acuan dalam penelitian sejenis selanjutnya.