BAB I PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Sejarah perekonomian indonesia merupakan suatu catatan penting untuk melihat bagaimana perkembangan pertumbuhan perekonomian Indonesia. Kondisi perekonomian indonesia mengalami begitu banyak dinamika di tahun 1980-an. Pada tahun 1983 terjadi resesi global dan berdampak pada perekonomian indonesia. Dan pada tahun tersebut juga terjadi deregulasi perbankan , yakni kebijakan yang diambil karena Indonesia mengalami banyak kemunduran ekonomi. Kebijakannya, yakni mempertinggi efesiensi dan mobilitas dana. Pergerakan yang positif dari kebijakan ini adalah cuaca perekonomian internasional yang semakin baik dan hal ini mulai terlihat dampaknya di tahun 1984-1985. Hingga pada tahun 1989, pertumbuhan ekonomi menunjukan sisi positifnya yang ditandai dengan cadangan devisa yang tinggi, tingkat inflasi yang rendah,dan tumbuhnya industrialisasi. Dengan dimulainya industrilialisasi di Indonesia maka dengan sendirinya dibutuhkan devisa. Sumber pembiayaan perdagangan internasional ini disimpan dalam cadangan devisa. Pengertian Cadangan Devisa atau Foreign Reserve Currencies itu sendiri adalah mata uang asing, misalnya dolar Amerika yang dipegang oleh pemerintah atau bank sentral setiap negara yang pada umumnya digunakan sebagai cadangan internasional. Posisi cadangan devisa suatu negara biasanya dinyatakan aman apabila mencukupi kebutuhan impor untuk jangka waktu setidak-tidaknya tiga bulan. Jika cadangan devisa yang dimiliki tidak mencukupi kebutuhan untuk tiga bulan impor, maka hal itu dianggap rawan. Tipisnya persediaan valuta asing suatu negara dapat menimbulkan kesulitan ekonomi bagi negara yang bersangkutan.
Masalah cadangan devisa merupakan masalah yang sangat penting, karena cadangan devisa suatu negara dapat menopang kestabilan ekonomi nasional. Cadangan devisa tentunya menjadi suatu indikator yang sangat penting juga untuk melihat sejauh mana suatu negara mampu melakukan perdagangan luar negeri negara tersebut. Berbicara mengenai perdagangan luar negeri, hal ini juga tidak lekang dari neraca pembayaran yang merupakan alat untuk melihat posisi cadangan devisa Indonesia, apakah mengalami surplus atau kah mengalami defisit. Neraca Pembayaran Indonesia (NPI) merupakan pencatatan atas transaksi ekonomi yang terjadi antara penduduk dengan bukan penduduk Indonesia pada suatu periode tertentu. Secara umum, transaksi ekonomi yang tercakup dalam NPI dapat dibagi menjadi dua kelompok: (1) barang (goods), jasa (services), pendapatan (income), dan transfer berjalan (current transfer); (2) modal/finansial (capital/financial). Sedangkan surplus atau defisitnya neraca pembayaran itu sendiri terlihat dari tingkat ekspor dan impor negara tersebut, dan faktor-faktor lain seperti utang luar negeri dan modal asing. Dimana apabila tingkat ekspor negara tersebut lebih tinggi dari tingkat impor negara tersebut maka neraca pembayaran negara tersebut dapat dikatakan mengalami surplus, sebaliknya jika tingkat impor negara tersebut melebihi jumlah ekspor maka negara tersebut mengalami defisit pada neraca pembayaran. Ekspor adalah upaya untuk melakukan penjualan komoditi yang kita miliki kepada bangsa lain atau negara asing, dengan mengharapkan pembayaran dalam valuta asing,serta melakukan komunikasi dengan memakai bahasa asing. Sebaliknya, kegiatan impor adalah melakukan pembelian komoditi yang lebih berdaya guna dari negara lain, dengan bersedia membayar harganya dalam valuta asing pula ( Amir,2004;1). Analisis tentang sektor perdagangan luar negeri Indonesia selama ini terlalu didominasi oleh analisis tentang ekspor. Di satu sisi hal ini dapat dipahami karena ekspor merupakan satu-satunya andalan penghasil devisa yang berasal dari kekuatan sendiri, sehingga negara
berkembang berkepentingan untuk menguasai pengetahuan tentang penghasil devisanya ini. Peran devisa ini sangat penting, terutama untuk negara berkembang seperti Indonesia. Namun demikian, di sisi lain, akibat dari kurangnya perhatian terhadap analisis impor memunculkan dampak buruk, antara lain: (1) masyarakat menganggap impor kalah penting dibanding ekspor, sehingga menjadi semakin kurang diperhatikan. (2) efek demonstrasi yang merupakan dampak buruk dari ekspor mendapat kesempatan untuk menyebar tanpa hambatan, karena telah terjadi ketidakpedulian terhadap impor. (3) pola konsumsi penduduk menjadi semakin terjerat oleh selera ke barang impor, sebagai hasil dari upaya pen-skenarioan selera yang dilakukan para produsen/importir di luar negeri melalui efek demonstrasi dari strategi pemasarannya. Walaupun ekspor dapat memberikan kontribusi yang sangat besar bagi kemajuan perekonomian suatu negara namun impor juga memegang peranan yang penting bagi pembangunan ekonomi suatu negara. Kebijakan impor sepenuhnya ditujukan untuk mengamankan posisi neraca pembayaran, mendorong kelancaran arus perdagangan luar negeri, dan meningkatkan lalu lintas modal luar negeri untuk kepentingan pembangunan, dalam rangka mempertahankan dan meningkatkan laju pertumbuhan ekonomi nasional. Nilai impor Indonesia tidak terlepas dari pengaruh permintaan dalam negeri atas barang-barang konsumsi dan impor atas bahan baku dan penolong, serta barang modal yang pasokannya belum dapat dipenuhi seluruhnya oleh industri-industri dalam negeri. Impor ini nantinya akan digunakan untuk proses industri dalam negeri dan industri yang berorientasi impor. Salah satu barang yang diimpor oleh Indonesia adalah barang konsumsi, bahan baku dan barang modal. Analisis impor selayaknya mendapat porsi yang seimbang dengan analisis ekspor, karena impor adalah cerminan kedaulatan ekonomi suatu negara, apakah barang dan jasa buatan dalam negeri masih menjadi tuan di negeri sendiri. Suatu negara melakukan impor
karena mengalami inefisiensi (kekurangan/kegagalan) dalam menyelenggarakan produksi barang dan jasa bagi kebutuhan konsumsi penduduknya. Ada dua macam inefisiensi yang dapat terjadi, yaitu inefisiensi kuantitas dan inefisiensi kualitas. Melakukan impor untuk alasan inefisiensi kuantitas masih merupakan suatu kewajaran. Faktor penyebab utamanya biasanya adalah faktor-faktor alamiah yang nyata, sehingga penyelesaian atau solusinya juga jelas. Impor dapat mempunyai peranan yang positif terhadap perkembangan industri di dalam negeri khususnya dan terhadap perkembangan ekonomi pada umumnya. Selain kegiatan ekspor dan impor sangat mempengaruhi kegiatan konsumsi dan industri yang ada dalam negara tersebut, transaksi ekspor impor juga sangat mempengaruhi posisi cadangan devisa yang ada. Seperti yang kita ketahui bahwa nilai ekspor yang meningkat akan meningkatkan jumlah cadangan devisa yang ada dalam NPI, sebaliknya disaat impor meningkat melebihi angka ekspor maka cadangan devisa kita akan berkurang. Hal ini terlihat jelas pada tahun 2006, cadangan devisa kita meningkat dari 36.724 menjadi 42.586 yang didorong oleh peningkatan pertumbuhan ekspor sebesar 2% yaitu 100.709 sedangkan impor mengalami penurunan sebesar 18% menjadi 61.066. Dan pada tahun 2008, persentase pertumbuhan ekspor negara hanya meningkat 7% dari 114.101 menjadi 137.020 sedangkan permintaaan impor meningkat sebesar 51% dari 744.373 menjadi 129197 hal ini yang pada akhirnya menurunkan posisi cadangan devisa menjadi 51.639 dari 56.920. Dan begitu pula dengan posisi cadangan devisa yang akan sangat menentukan bagi pemerintah untuk melakukan penambahan atau pengurangan kegiatan ekspor atau menambah atau mengarungi permintaan impor dari negara lain . Berdasarkan Uraian-uraian diatas, maka si penulis tertarik untuk malakukan penilitian ini dengan judul “ Analisis Kausalitas Ekspor dan Impor Terhadap Cadangan Devisa Indonesia “.
1.2 Perumusan masalah Dalam Penyusunan penelitian ini, penulis terlebih dahulu merumuskan masalah sebagai dasar
kajian penelitian yang dilakukan . Bertitik tolak dari uraian yang telah
dijelaskan diatas , maka dapat dirumuskan suatu rumusan yang akan diteliti, yaitu :
1) Bagaimanakah pengaruh Ekspor terhadap cadangan devisa Indonesia ? 2) Bagaimanakah pengaruh Impor terhadap cadangan devisa Indonesia ? 3) Apakah terdapat Hubungan Timbal balik ( Kausalitas ) antara Ekspor dengan cadangan devisa indonesia ? 4) Apakah terdapat Hubungan Timbal balik antara Impor dengan cadangan devisa indonesia ? 1.3 Hipotesis Hipotesis merupakan jawaban sementara terhadap permasalahan yang ada, dimana kebenarannya masih perlu dikaji dan diteliti melalui data yang terkumpul , berdasarkan perumusan masalah di atas , maka penulis membuat hipotesis sabagai berikut : 1) Ekspor Indonesia ( Migas dan Non migas ) mempunyai dampak positif terhadap candangan devisa Indonesia . 2) Impor Indonesia ( Migas dan Non migas ) mempunyai dampak negatif terhadap cadangan devisa Indonesia. 3) Terdapat hubungan timbal balik antar ekspor dengan cadangan devisa Indonesia. 4) Terdapat hubungan timbal balik antar impor dengan cadangan devisa Indonesia. 1.4 Tujuan dan Manfaat Penelitian 1.4.1 Tujuan Penelitian Adapun yang menjadi tujuan dari penelitian ini adalah sebagai berikut : 1) Untuk melihat hubungan yang terjalin antar ekspor dengan cadangan devisa Indonesia.
2) Untuk melihat hubungan yang terjalin antar impor dengan cadangan devisa Indonesia. 3) Untuk mengetahui pengaruh ekspor terhadap cadangan devisa indonesia, dan sebaliknya . 4) Untuk mengetahui pengaruh
impor terhadap cadangan devisa indonesia, dan
sebaliknya. 1.4.2
Manfaat Penelitian
Adapun yang manfaat dari diadakan penelitian ini adalah : 1) Sebagai alat informasi untuk mampu melihat dan mengetahui perkembangan ekspor , impor, serta cadangan devisa yang ada di Indonesia, bagi penulis dan juga pihak – pihak yang membutuhkan. 2) Untuk menambah wawasan dan juga pengetahuan si penulis. 3) Sebagai referensi bagi penelitian-penelitian selanjutnya yang topiknya berhubungan dengan penelitian ini. 4) Untuk menambahkan , melengkapi, sekaligus sebagai pembanding hasil-hasil penelitian yang sudah ada topiknya yang berhubungan.