BAB I PENDAHULUAN
1.1
Latar Belakang Masalah Penelitian Bahasa Mandarin kini menjadi salah satu bahasa penting di dunia seiring
dengan perkembangan perekonomiannya. Pertumbuhan perekonomian China yang semakin berkembang pesat menjadikan China sebagai kekuatan perekonomian baru dunia, seperti yang dilansir oleh media koran Haluan Kepri. Hal tersebut membuat bahasa Mandarin dijadikan sebagai bahasa internasional kedua setelah bahasa Inggris. Bahasa Mandarin dianggap penting oleh para pelaku ekonomi untuk mempermudah komunikasi dalam melakukan transaksi ekonomi. Pentingnya bahasa Mandarin bagi pelaku ekonomi sesuai dengan fungsi bahasa sebagai alat komunikasi dan juga pengertian bahasa seperti yang dikemukakan Kridalaksana (1983): “Bahasa adalah sistem lambang bunyi yang arbiter yang digunakan oleh para anggota kelompok sosial untuk bekerja sama, berkomunikasi dan mengidentifikasikan diri” (Chaer, 2007:32). Bahasa Mandarin kini dipelajari hampir di seluruh dunia. Masyarakat Indonesia juga mempelajarinya, bahkan bahasa Mandarin telah diajarkan di sekolah-sekolah baik sekolah negeri maupun swasta, terutama di kota-kota besar. Fenomena ini menunjukkan bahwa bahasa Mandarin memiliki daya tarik tersendiri bagi peminatnya.
1
Dalam proses pembelajaran suatu bahasa, bahasa tulis mempunyai peranan yang sangat besar. Bahasa tulis merupakan uraian dari bahasa lisan yang diwujudkan oleh sistem tulisan. Misalnya untuk mengenal sebuah kata, bentuk tertulis lebih mudah terekam dalam otak. Seperti ketika diperkenalkannya bahasa Indonesia di sekolah dasar. Pengenalan kata “ibu” tidak hanya dikenalkan secara bahasa lisan namun dikenalkan juga bentuk tulisannya. Begitu juga dengan bahasa Mandarin, misalnya pengenalan kata wǒ yang berarti saya dilambangkan dengan 我. Sistem tulisan yang diterapkan dalam proses pembelajaran suatu bahasa juga dibahas dalam kajian linguistik. Linguistik merupakan cabang ilmu pengetahuan yang menjadikan bahasa sebagai objek kajiannya (Chaer, 2007:1). Bentuk bahasa tulis juga mempunyai peranan penting di dataran China. Hampir setiap daerah di dataran China mempunyai dialek yang berbeda atau bahkan pengucapan yang berbeda terhadap suatu kata. Lyons (1995:41) juga mengatakan bahwa, “bahasa Cina tulis dan lisan bahkan lebih bebas terpisah satu dari yang lain, karena yang secara konvensional diacu sebagai dialek-dialek yang berbeda (Mandarin, Kanton, dsb) pada dasarnya yang dituliskan sama”. Bahasa tulis dapat meluruskan ketidakpahaman yang timbul dalam komunikasi antara masyarakat China karena penggunaan dialek yang berbeda. Bahasa Mandarin juga memiliki sejumlah kata homofon yang membutuhkan tulisan sebagai penjelas dari kata yang dimaksudkan. Keunikan bahasa Mandarin tidak hanya terletak dari bentuk bahasa dan nada yang dimiliki tiap grafem-nya, bentuk tulisan bahasa Mandarin pun tak kalah istimewanya. Aksara Mandarin (汉字: Hànzì) merupakan aksara yang paling tua 2
di dunia dan merupakan aksara yang perkembangan dan perubahannya tidak dipengaruhi oleh aksara lain (Suparto, 2002:5). Aksara Mandarin memiliki struktur yang kompleks, terkadang faktor ini menjadi hal yang paling menakutkan dalam mempelajari bahasa Mandarin. Menulis aksara Mandarin sebenarnya sangat mudah karena memiliki tata cara penulisan. Urutan goresan merupakan tata cara yang paling dasar dalam penulisan aksara Mandarin. Bentuk aksara yang rumit pun akan mudah dituliskan bila mengetahui urutan goresan ini. Dengan memahami urutan goresan, hasil penulisan akan indah dan benar. Menghindari adanya kesalahan penulisan akan membuat informasi yang diterima benar dan sesuai dengan informasi yang dimaksudkan oleh penulis tulisan. Teknologi yang sudah semakin maju memudahkan untuk penulisan dalam bahasa Mandarin. Tulisan bisa diketik hanya dengan memasukkan 拼音 (pīnyīn: melafalkan) yang merupakan pelafalan aksara Mandarin tanpa harus mengetik bentuk goresan satu persatu dalam penulisan suatu aksara. Namun dalam penguasaan suatu bahasa yang meliputi bahasa lisan dan tulisan, kemampuan penulisan dengan tangan menjadi suatu penilaian tentang sejauh mana seseorang tersebut memahami suatu aksara. Dalam ujian HSK (Hanyu Shuiping Kaoshi)
[1]
penulisan aksara mempunyai peran penting karena adanya ujian penulisan dilakukan dengan tulisan tangan. Mahasiswa Sastra Cina Fakultas Ilmu Budaya Universitas Sumatera Utara mempelajari bahasa Mandarin termasuk tentang penulisan aksara Mandarin sejak tingkat pertama. Kurangnya pemahaman tentang cara penulisan aksara Mandarin 3
dapat mengakibatkan kebingungan dalam penulisan suatu aksara, bahkan menyebabkan terjadinya kesalahan penulisan bentuk suatu aksara. Seperti yang dialami oleh beberapa mahasiswa semester VI sastra Cina dalam suatu tes yang diberikan dalam bentuk dikte. Sebagian mahasiswa semester VI sastra Cina ditemukan tidak bisa menyelesaikan tes tersebut. Penulis juga menemukan masih adanya kesalahan yang dalam pekerjaan rumah milik mahasiswa semester VI sastra Cina, baik dalam bentuk aksara Mandarin maupun urutan goresan aksaranya. Kesalahan penulisan bentuk suatu aksara dapat terjadi karena banyaknya aksara Mandarin yang mempunyai kemiripan dalam bentuk tulisannya. Seperti penulisan kata 干 (gān:kering) dalam proses penulisannya bisa menjadi 千 (qiān:ribu) atau penulisan kata 找 (zhǎo:mencari) bisa berubah menjadi 我 (wǒ:saya). Penelitian “Analisis Kesalahan Urutan Goresan Penulisan Aksara Mandarin” peneliti lakukan pada mahasiswa semester VI Program Studi Sastra Cina Fakultas Ilmu Budaya Universitas Sumatera Utara karena mereka telah mempelajari bahasa Mandarin pada tingkat awal perkuliahan termasuk penulisan aksara Mandarin. Peneliti mencoba melihat bagaimana bentuk kesalahan yang dilakukan mahasiswa semester VI Program Studi Sastra Cina Fakultas Ilmu Budaya Universitas Sumatera Utara. Untuk menganalisis hal tersebut peneliti menggunakan analisis kesalahan.
4
1.2
Rumusan Masalah Dengan latar belakang seperti diuraikan di atas, peneliti mengamati urutan
goresan penulisan aksara Mandarin pada mahasiswa semester VI Program Studi Sastra Cina Fakultas Ilmu Budaya Universitas Sumatera Utara. Secara rinci permasalahan yang akan diteliti melalui kegiatan penelitian ini adalah sebagai berikut, 1) Bagaimanakah bentuk kesalahan urutan goresan penulisan aksara Mandarin yang dilakukan oleh mahasiswa semester VI Program Studi Sastra Cina Fakultas Ilmu Budaya Universitas Sumatera Utara? 2) Apa faktor penyebab terjadinya kesalahan urutan goresan penulisan aksara Mandarin oleh mahasiswa semester VI Program Studi Sastra Cina Fakultas Ilmu Budaya Universitas Sumatera Utara?
1.3
Batasan Masalah Suatu penelitian sebaiknya mempunyai batasan masalah. Dengan adanya
pembatasan masalah, penelitian yang dilakukan dapat terarah dan dapat menghindari penyimpangan masalah yang akan diteliti sehingga tujuan yang dimaksudkan peneliti dapat tercapai. Kesalahan goresan dasar dan urutan goresan merupakan jenis dari bentuk-bentuk kesalahan yang mungkin terjadi dalam penulisan aksara Mandarin. Dalam penelitian ini, masalah dibatasi pada pembahasan kesalahan urutan goresan penulisan aksara Mandarin dan faktor penyebab terjadinya kesalahan yang dilakukan oleh mahasiswa semester VI Program Studi Sastra Cina Fakultas Ilmu Budaya Universitas Sumatera Utara. 5
1.4
Tujuan Penelitian Penelitian ini setidak-tidaknya bertujuan :
1. Untuk mengetahui bentuk kesalahan urutan goresan penulisan aksara Mandarin yang dilakukan mahasiswa semester VI Program Studi Sastra Cina Fakultas Ilmu Budaya Universitas Sumatera Utara. 2. Untuk mendeskripsikan faktor penyebab terjadinya kesalahan urutan goresan penulisan aksara Mandarin yang dilakukan mahasiswa semester VI Program Studi Sastra Cina Fakultas Ilmu Budaya Universitas Sumatera Utara.
1.5
Manfaat Penelitian Sesuai dengan perumusan masalah dan tujuan masalah yang telah
dipaparkan sebelumnya, maka manfaat yang diharapkan dari penelitian ini adalah sebagai berikut: 1. Manfaat Teoretis Penelitian “Analisis Kesalahan Urutan Goresan Penulisan Aksara Mandarin” diharapkan dapat dijadikan masukan untuk sistem pembelajaran aksara Mandarin sehingga urutan goresan yang sesuai dengan tata cara penulisan aksara Mandarin dapat diterapkan pembelajar bahasa Mandarin khususnya mahasiswa Program Studi Sastra Cina Fakultas Ilmu Budaya Universitas Sumatera Utara.
6
2. Manfaat Praktis Hasil penelitian ini diharapkan dapat digunakan sebagai sumber informasi, referensi dalam pengadaan pelatihan-pelatihan untuk penulisan aksara Mandarin yang benar, sosialisasi tentang urutan goresan yang sesuai dengan tata cara penulisan yang benar atau sebagai bahan perbandingan bagi peneliti-peneliti lain yang ingin meneliti bentuk penelitian yang sejenis.
7