CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN TAHUN 2015
BAB I PENDAHULUAN 1.1 MAKSUD DAN TUJUAN PENYUSUNAN LAPORAN KEUANGAN
Salah satu upaya konkrit untuk mewujudkan transparansi dan
akuntabilitas pengelolaan keuangan adalah penyampaian laporan keuangan
yang memenuhi prinsip-prinsip tepat waktu dan disusun sesuai dengan Standar Akuntansi Pemerintahan. Dalam ketentuan pengelolaan keuangan daerah
ditetapkan
bahwa
Kepala
SKPD
selaku
pejabat
pengguna
anggaran/pengguna barang mempunyai tugas diantaranya menyusun dan menyampaikan laporan keuangan SKPD yang dipimpinnya. Kepala SKPD sebagai
entitas
akuntansi
menyusun
laporan
keuangan
SKPD
yang
disampaikan kepada PPKD untuk digabung menjadi laporan keuangan pemerintah daerah. Laporan keuangan SKPD terdiri dari: a. laporan realisasi anggaran; b. neraca;
c. laporan operasional;
d. laporan perubahan ekuitas; dan e. catatan atas laporan keuangan.
Laporan keuangan per 31 Desember 2015 ini disusun sebagai
bentuk implementasi akuntabilitas Badan Pelayanan Perijinan Terpadu Kota Bandung dan perwujudan pelaksanaan Keputusan Menteri Dalam Negeri Nomor 13 Tahun 2006 tentang Pedoman Pengelolaan Keuangan Daerah
sebagaimana diubah kedua kalinya melalui Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 21 Tahun 2011.
Maksud Penyusunan Laporan keuangan
Maksud dari penyusunan laporan keuangan Per 31 Desember 2015
ini adalah :
a. Menyediakan informasi yang relevan mengenai posisi keuangan dan seluruh transaksi yang dilakukan Badan Pelayanan Perijinan Terpadu Kota Bandung selama 1 (satu) periode anggaran;
b. Menyajikan
pertanggungjawaban
pelaksanaan
APBD
dalam
rangka
meningkatkan keterbandingan laporan keuangan baik terhadap anggaran maupun antar periode;
Pendahuluan
I.1
CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN TAHUN 2015 c. Menyajikan informasi mengenai posisi keuangan, realisasi anggaran, dan
kinerja keuangan sebagai bahan evaluasi dan pengambilan keputusan mengenai alokasi sumber daya.
Tujuan Penyusunan Laporan Keuangan
Penyusunan laporan keuangan Badan Pelayanan Perijinan Terpadu
Kota Bandung Per 31 Desember 2015 bertujuan untuk menyajikan informasi
yang berguna untuk pengambilan keputusan dan untuk menunjukkan akuntabilitas dengan :
entitas
atas sumber daya yang dipercayakan kepadanya,
1)
Memberikan informasi yang berguna untuk pengambilan keputusan
2)
Menyediakan
3)
mengenai sumber, alokasi dan penggunaan sumber daya ekonomi; anggarannya;
informasi
mengenai
ketaatan
realisasi
terhadap
Menyediakan informasi mengenai cara entitas pelaporan mendanai aktivitasnya dan memenuhi kebutuhan kasnya.
1.2 LANDASAN HUKUM PENYUSUNAN LAPORAN KEUANGAN
Landasan hukum penyusunan laporan keuangan Badan Pelayanan
Perijinan Terpadu Kota Bandung yaitu : 1)
Undang-Undang Nomor 17 Tahun 2003 tentang Keuangan Negara;
3)
Undang-Undang
2)
4)
5) 6) 7) 8)
Undang-Undang Nomor 1 Tahun 2004 tentang Perbendaharaan Negara; Nomor
15
Tahun
2004
tentang
Pengelolaan dan Tanggung Jawab Keuangan Negara;
Pemeriksaan
Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2004 tentang Pemerintahan Daerah
sebagaimana telah diubah untuk kedua kalinya dengan Undang-Undang Nomor 12 Tahun 2008;
Undang-Undang Nomor 33 Tahun 2004 tentang Perimbangan Keuangan antara Pemerintah Pusat dan Pemerintahan Daerah;
Peraturan Pemerintah Nomor 24 Tahun 2005 tentang Standar Akuntansi Pemerintahan;
Peraturan Pemerintah Nomor 56 Tahun 2005 tentang Sistem Informasi Keuangan Daerah;
Peraturan Pemerintah Nomor 58 Tahun 2005 tentang Pengelolaan Keuangan Daerah;
Pendahuluan
I.2
CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN TAHUN 2015 9)
Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 13 Tahun 2006 tentang
Pedoman Pengelolaan Keuangan Daerah sebagaimana telah diubah kedua kalinya melalui Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 21 Tahun
10) 11)
2011;
Peraturan Daerah Kota Bandung Nomor 7 Tahun 2006 tentang Pokokpokok Pengelolaan Keuangan Daerah;
Peraturan Daerah Kota Bandung Nomor 12 Tahun 2009 tentang
Perubahan atas Peraturan Daerah Kota Bandung Nomor 12 Tahun 2007
tentang Pembentukan dan Susunan Organisasi Lembaga Teknis Daerah 12)
13) 14) 15)
16)
Kota Bandung;
Peraturan Daerah Kota Bandung Nomor 12 Tahun 2011 tentang
Penyelenggaraan Retribusi Izin Mendirikan Bangunan dan Retribusi Penggantian Biaya Peta;
Peraturan Daerah Kota Bandung Nomor 16 Tahun 2012 tentang Penyelenggaraan Perhubungan dan Retribusi di Kota Bandung;
Peraturan Daerah Kota Bandung Nomor 19 Tahun 2012 tentang Izin Gangguan dan Retribusi Izin gangguan;
Peraturan Daerah Kota Bandung Nomor 01 Tahun 2015 tentang
Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah Kota Bandung Tahun Anggaran 2015;
Peraturan Daerah Kota Bandung Nomor 09 Tahun 2015 tentang
Perubahan atas Peraturan Daerah Kota Bandung Nomor 01 Tahun 2015 tentang Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah Kota Bandung Tahun
17) 18)
19) 20) 21)
Anggaran 2015;
Peraturan Walikota Bandung Nomor 835 Tahun 2010 tentang Kebijakan Akuntansi Pemerintah Kota Bandung;
Peraturan Walikota Bandung Nomor 300 Tahun 2013 tentang Rincian Tugas Pokok, Fungsi, Uraian Tugas dan Tata Kerja Badan Pelayanan Perijinan Terpadu Kota Bandung;
Peraturan Walikota Bandung Nomor 528 Tahun 2014 kebijakan akuntansi berbasis akrual;
Peraturan Walikota Bandung Nomor 529 Tahun 2014 Sistem Akuntansi Pemerintah Daerah;
Peraturan Walikota Nomor 193 Tahun 2015 tentang Penjabaran Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah Kota Bandung Tahun Anggaran 2015;
Pendahuluan
I.3
CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN TAHUN 2015 22)
Peraturan Walikota Bandung Nomor 495 Tahun 2015 tentang Standar
23)
Peraturan Walikota Bandung Nomor 1058 Tahun 2015 tentang
Operasional Prosedur Pelayanan Perizinan Terpadu;
Perubahan atas Peraturan Walikota Bandung Nomor 193 Tahun 2015 tentang Penjabaran Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah Tahun Anggaran 2015.
1.3 SISTEMATIKA PENYUSUNAN CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN Sistematika
penyusunan
Catatan
Atas
Laporan
Keuangan
Badan
Pelayanan Perijinan Terpadu Kota Bandung per 31 Desember 2015 yaitu sebagai berikut: BAB I
PENDAHULUAN
1.1. Maksud dan tujuan penyusunan laporan keuangan 1.2. Landasan hukum penyusunan laporan keuangan
BAB II
1.3. Sistematika penyusunan catatan atas laporan keuangan
KEBIJAKAN KEUANGAN DAN INDIKATOR PENCAPAIAN TARGET
KINERJA APBD
2.1. Kebijakan keuangan
BAB III
2.2. Indikator pencapaian target kinerja APBD IKHTISAR PENCAPAIAN KINERJA
3.1. Ikhtisar realisasi pencapaian target kinerja
3.2. Hambatan dan kendala yang ada dalam pencapaian target yang telah ditetapkan
BAB IV
3.3. Upaya dan solusi yang dilakukan KEBIJAKAN AKUNTANSI
4.1. Entitas akuntansi/entitas pelaporan keuangan daerah 4.2. Basis
akuntansi
4.3. Basis
pengukuran
keuangan keuangan
yang
yang
mendasari
mendasari
penyusunan
laporan
penyusunan
laporan
4.4. Penerapan kebijakan akuntansi berkaitan dengan ketentuan yang ada dalam standar akuntansi pemerintahan
Pendahuluan
I.4
CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN TAHUN 2015 BAB V
BAB VI
BAB VII
Pendahuluan
PENJELASAN POS-POS LAPORAN KEUANGAN
5.1. Rincian
keuangan
penjelasan
masing-masing
pos-pos
pelaporan
PENJELASAN ATAS INFORMASI-INFORMASI NON KEUANGAN
PENUTUP
I.5
CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN TAHUN 2015
BAB II KEBIJAKAN KEUANGAN DAN INDIKATOR PENCAPAIAN TARGET KINERJA APBD BADAN PELAYANAN PERIJINAN TERPADU KOTA BANDUNG 2.1
KEBIJAKAN KEUANGAN
Keuangan Daerah adalah semua hak dan kewajiban daerah dalam
rangka penyelenggaraan pemerintah daerah yang dinilai dengan uang,
termasuk didalamnya segala bentuk kekayaan yang berhubungan dengan hak dan kewajiban daerah dalam kerangka pendapatan, belanja dan pembiayaan.
Hal tersebut menjadikan keuangan daerah merupakan salah satu faktor penentu dalam penyelenggaraan fungsi-fungsi pemerintahan, pelaksanaan pembangunan dan pelayanan kepada masyarakat.
Kebijakan keuangan di lingkungan Badan Pelayanan Perijinan
Terpadu Kota Bandung diarahkan untuk meningkatkan struktur keuangan yang
lebih baik melalui peningkatan target penerimaan serta peningkatan efektifitas dan efisiensi belanja.
Kebijakan keuangan meliputi komponen-komponen dan kinerja
pelayanan yang diharapkan pada setiap kewenangan yang akan dilaksanakan dalam satu tahun anggaran. 2.1.1. Pendapatan
Pendapatan Asli Daerah
Pendapatan Asli Daerah (PAD) pada Badan Pelayanan
Perijinan Terpadu Kota Bandung diperoleh dari pendapatan retribusi
pelayanan perijinan, dengan target sebesar Rp.82.000.000.000,00 dan realisasi sebesar Rp.31.301.966.107,00 atau 38,17%. Apabila
dibandingkan dengan realisasi pendapatan tahun 2014 terdapat penurunan persentase realisasi sebesar 40,18%. 2.1.2. Belanja
Dalam rangka penyelenggaraan pemerintahan dan peningkatan
pelayanan publik, pengaturan alokasi belanja diupayakan untuk
efisien, efektif dan proporsional. Belanja pada Badan Pelayanan
Kebijakan Keuangan dan Indikator Pencapaian Target Kinerja
II.1
CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN TAHUN 2015 Perijinan Terpadu (BPPT) Kota Bandung APBD
Kota Bandung
Rp.36.794.064.407,97
Tahun
Anggaran
dengan
yang dibiayai oleh
2015
adalah
realisasi
sebesar
sebesar
Rp.31.233.184.621,00 atau 84,89%. Terdapat peningkatan sebesar 52% dari persentase realisasi tahun 2014.
2.2 INDIKATOR PENCAPAIAN TARGET KINERJA APBD BPPT
Berdasarkan Peraturan Daerah Kota Bandung Nomor 08 Tahun 2007
tentang Urusan Pemerintahan Daerah Kota Bandung, Peraturan Daerah Kota Bandung Nomor 12 Tahun 2009 tentang Perubahan atas Peraturan Daerah Kota Bandung Nomor 12 tahun 2007 tentang Pembentukan dan Susunan
Organisasi Lembaga Teknis Daerah Kota Bandung dan Peraturan Walikota Bandung Nomor 300 Tahun 2013 tentang Rincian Tugas Pokok, Fungsi, Uraian
Tugas dan Tata Kerja Badan Pelayanan Perijinan Terpadu Kota Bandung dan Renstra BPPT Kota Bandung Tahun 2013-2018 Badan Pelayanan Perijinan
Terpadu Kota Bandung melaksanakan Urusan Wajib Penanaman Modal dengan indikator kinerja sasaran strategis sebagai berikut : TABEL II.1
INDIKATOR KINERJA SASARAN STRATEGIS TAHUN 2015 SASARAN STRATEGIS Meningkatnya Kepuasan Masyarakat dalam Pelayanan Perizinan
INDIKATOR KINERJA Indeks Kepuasan Masyarakat (IKM)
TARGET 83
Persentase Rata-Rata Waktu Layanan Izin Sesuai Waktu
100%
Persentase Penurunan Pengaduan
20%
Nilai Standard Kepatuhan Pelayanan Public Versi Ombudsman RI
935
Meningkatnya Kecepatan Pelayanan Perizinan
Rata-Rata Waktu Penyelesaian Izin
6 hari kerja
Meningkatkan Akuntabilitas Kinerja BPPT
Nilai Evaluasi AKIP
76
Persentase temuan BPK/Inspektorat yang ditindaklanjuti
100%
Persentase tertib administrasi barang/asset daerah
100%
Kebijakan Keuangan dan Indikator Pencapaian Target Kinerja
II.2
CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN TAHUN 2015 Tahun 2015 Badan Pelayanan Perijinan Terpadu Kota Bandung
melaksanakan Urusan Wajib Penanaman Modal yang dijabarkan ke dalam 9 program dan 29 kegiatan sebagai berikut :
TABEL II.2 PROGRAM DAN KEGIATAN TAHUN 2015 BESERTA INDIKATOR DAN TARGET KINERJA PROGRAM/KEGIATAN 1 1. Pelayanan Administrasi Perkantoran 1.1 Penyediaan jasa komunikasi, sumber daya air dan listrik
1.2 Penyediaan jasa kebersihan kantor
1.3 Penyediaan jasa perbaikan peralatan kerja 1.4 Penyediaan alat tulis kantor
1.5 Penyediaan barang cetakan dan penggandaan
1.6 Penyediaan bahan bacaan dan peraturan perundangundangan 1.7 Penyediaan makanan dan minuman
INDIKATOR KINERJA 2 Keluaran : Tersedianya jasa telepon, listrik, paket/pengiriman, dan jasa pemasangan iklan Hasil : Kelancaran pelaksanaan tugas pokok dan fungsi Keluaran : Tersedianya peralatan kebersihan kantor dan bahan pembersih Tersedianya Belanja Dekorasi Tersedianya Jasa Cleaning Service Hasil : Meningkatnya kebersihan lingkungan kantor Keluaran : Terpeliharanya peralatan kerja Hasil : Meningkatnya pelayanan administrasi perkantoran Keluaran : Tersedianya alat tulis kantor Hasil : Meningkatnya pelayanan administrasi perkantoran Keluaran : Barang cetakan Penggandaan dokumen Hasil : Meningkatnya pelayanan administrasi perkantoran Keluaran : Tersedianya surat kabar dan majalah Hasil : Meningkatnya wawasan/pengetahuan aparatur Keluaran : Tersedianya makanan dan minuman harian pegawai Tersedianya makanan dan minuman rapat Tersedianya makanan dan minuman tamu Hasil : Meningkatnya pelayanan administrasi perkantoran
Kebijakan Keuangan dan Indikator Pencapaian Target Kinerja
TARGET 3 12 bulan 100 % 12 bulan
Bunga Artificial 12 bulan
100 %
12 bulan
100 %
12 bulan
100 %
12 bulan 12 bulan 100 % 12 bulan 100 %
12 bulan 12 bulan 12 bulan
100 %
II.3
CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN TAHUN 2015
PROGRAM/KEGIATAN 1 1.8 Rapat-rapat koordinasi dan konsultasi ke luar daerah
1.9 Penyediaan jasa pengamanan kantor
2. Peningkatan Sarana dan Prasarana Aparatur 2.1 Pengadaan Kendaraan Dinas/Operasional
2.2 Pengadaan perlengkapan peralatan aparatur
2.3 Pemeliharaan rutin/berkala gedung kantor
2.4 Pemeliharaan rutin/berkala kendaraan dinas/operasional
2.5 Rehabilitasi Sedang/Berat Gedung Kantor
3. Peningkatan Disiplin Aparatur 3.1 Pengadaan pakaian dinas beserta perlengkapannya
INDIKATOR KINERJA 2 Keluaran : Laporan koordinasi dan konsultasi ke luar daerah Hasil : Kelancaran pelaksanaan tugas pokok dan fungsi Keluaran : Keamanan kantor BPPT
Hasil : Meningkatnya keamanan dan ketertiban kantor Keluaran : Kendaraan bermotor roda empat Sepeda mesin Hasil : Meningkatnya sarana dan prasarana kendaraan dinas aparatur Keluaran : Terpenuhinya perlengkapan peralatan aparatur Hasil : Meningkatnya sarana dan prasarana aparatur Keluaran : Terpeliharanya bangunan gedung kantor Hasil : Meningkatnya sarana dan prasarana gedung kantor Keluaran : Terpeliharanya kendaraan dinas/operasional Kendaraan roda empat Kendaraan roda dua Hasil : Meningkatnya sarana dan prasarana kendaraan dinas aparatur Keluaran : Terlaksananya renovasi gedung dan pemasangan interior built in/fix furniture Hasil : Meningkatnya sarana dan prasarana gedung kantor Keluaran : Tersedianya pakaian batik tradisional Hasil : Kelancaran pelaksanaan tugas pokok dan fungsi
Kebijakan Keuangan dan Indikator Pencapaian Target Kinerja
TARGET 3
1 dokumen 100 %
7 personil satpam 2 personil coordinator pengamanan 100 %
1 unit 1 unit
100 % 12 bulan 100 % 12 bulan 100 % 12 bulan
12 Unit 26 Unit
100 %
1 paket 100 %
2 paket 132 orang
100 %
II.4
CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN TAHUN 2015
PROGRAM/KEGIATAN 1 4. Peningkatan Kapasitas Sumber Daya Aparatur 4.1 Pendidikan dan pelatihan formal
4.2 Pembinaan kinerja aparatur
5. Peningkatan Pengembangan Sistem Pelaporan Capaian Kinerja dan Keuangan 5.1 Penyusunan laporan capaian kinerja dan ikhtisar realisasi kinerja SKPD
5.2 Penyusunan pelaporan keuangan semesteran
5.3 Penyusunan pelaporan keuangan akhir tahun
6. Pengembangan Data/Informasi 6.1 Pengumpulan, updating dan analisis data informasi capaian target kinerja program dan kegiatan 7. Perbaikan Sistem Administrasi Kearsipan 7.1 Penataan Arsip SKPD
INDIKATOR KINERJA 2 Keluaran : Terfasilitasinya kegiatan pendidikan dan pelatihan, bimbingan teknis, seminar, kursus-kursus dll Hasil : Meningkatnya kualitas SDM aparatur Keluaran : Terfasilitasinya pegawai BPPT mengikuti pembinaan kinerja aparatur/peningkatan motivasi kerja pegawai Hasil : Meningkatnya kualitas SDM aparatur
Keluaran : Laporan Akuntabilitas kinerja Tahun 2014 Laporan Akuntabilitas kinerja Triwulan I Tahun 2015 Laporan Akuntabilitas kinerja Triwulan II Tahun 2015 Laporan Akuntabilitas kinerja Triwulan III Tahun 2015 Hasil : Meningkatnya Laporan Akuntabilitas kinerja BPPT Keluaran : Tersusunnya laporan keuangan semester 1 Tahun 2015 Hasil : Meningkatnya Laporan Akuntabilitas kinerja BPPT Keluaran : Tersusunnya laporan keuangan akhir Tahun 2014 Hasil : Meningkatnya Laporan Akuntabilitas kinerja BPPT Keluaran : Laporan bulanan dan triwulanan pelaksanaan program dan kegiatan Hasil : Meningkatnya Laporan Akuntabilitas kinerja BPPT Keluaran : Tertatanya arsip BPPT
Kebijakan Keuangan dan Indikator Pencapaian Target Kinerja
TARGET 3
12 bulan 100 %
1 kegiatan
100 %
1 dokumen laporan 1 dokumen laporan 1 dokumen laporan 1 dokumen laporan 100 %
1 dokumen laporan 100 %
1 dokumen laporan 100 %
1 dokumen laporan 100 % 12 bulan
II.5
CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN TAHUN 2015
PROGRAM/KEGIATAN 1 8. Peningkatan dan Pengembangan Penyelenggaraan Pelayanan Perijinan Terpadu 8.1 Penyusunan/ Penyempurnaan Rancangan Produk Hukum
8.2 Penyusunan/ Penyempurnaan dan Pemeliharaan Sistem Informasi 8.3 Fasilitasi Pelayanan Administrasi Perijinan
8.4 Sosialisasi/ Publikasi Pelayanan Perijinan
8.5 Penyelenggaraan Pameran Perijinan Terpadu Satu Pintu
8.6 Monitoring, Evaluasi dan Pelaporan
INDIKATOR KINERJA 2 Hasil : Meningkatnya sistem administrasi kearsipan
Keluaran : Dokumen Standar Operasional Prosedur (SOP) Ketatausahaan Dokumen Kajian Raperwal Tata Naskah Perijinan Dokumen Kajian mengenai Pemutihan Ijin Hasil : Meningkatnya Akuntabilitas kinerja BPPT Keluaran : Dokumen aplikasi pemetaan objek Terpeliharanya hardware dan jaringan Hasil : Peningkatan kualitas dan kinerja pelayanan perijinan terpadu Keluaran : Laporan Hasil Pelaksanaan Pelayanan Administrasi Perijinan Terlaksananya pengawasan dan pengendalian terhadap setiap kegiatan usaha di Kota Bandung secara bertahap Hasil : Meningkatnya kualitas dan kinerja pelayanan perijinan, iklim usaha dan kepastian berusaha yang kondusif, kepentingan umum dan lingkungan hidup Keluaran : Terselenggaranya Sosialisasi Pelayanan Perijinan Hasil : Meningkatnya kualitas dan kinerja pelayanan perijinan terpadu Keluaran : Terselenggaranya pameran tentang pelayanan perijinan Hasil : Peningkatan kualitas dan kinerja pelayanan perijinan Keluaran : Laporan Hasil Monitoring dan Evaluasi Penyelenggaraan Pelayanan Perijinan Terselenggaranya Workshop tentang Pemutihan Perijinan Terselenggaranya Workshop tentang Integrasi Perijinan Terselenggaranya Workshop tentang Pelimpahan Wewenang Kecamatan
Kebijakan Keuangan dan Indikator Pencapaian Target Kinerja
TARGET 3
100 %
1 dokumen 1 dokumen 1 dokumen 100 % 1 dokumen
12 bulan
100 %
1 dokumen laporan 1 dokumen laporan 100 %
12 bulan 100 % 12 bulan 100 % 1 paket dokumen laporan 1 paket dokumen laporan 1 paket dokumen laporan 1 paket dokumen laporan
II.6
CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN TAHUN 2015
PROGRAM/KEGIATAN 1 9.
Perencanaan Pembangunan Daerah 9.1 Penyusunan Renstra dan Renja SKPD
INDIKATOR KINERJA 2 Hasil : Peningkatan kualitas kinerja pelayanan perijinan Keluaran : Tersusunnya Rencana kerja (RENJA) BPPT Tahun 2016 Tersusunnya Rencana Strategis (RENSTRA) Tahun 2013-2018 Hasil : Meningkatnya kualitas dokumen perencanaan
Kebijakan Keuangan dan Indikator Pencapaian Target Kinerja
TARGET 3
100 %
1 dokumen 1 dokumen 100 %
II.7
CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN TAHUN 2015
BAB III IKHTISAR PENCAPAIAN KINERJA BADAN PELAYANAN PERIJINAN TERPADU KOTA BANDUNG Berdasarkan Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 13 Tahun 2006
tentang Pedoman Pengelolaan Keuangan Daerah sebagaimana telah diubah kedua
kalinya melalui Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 21 Tahun 2011, Catatan Atas Laporan Keuangan menyajikan ikhtisar pencapaian kinerja APBD yang berisi
gambaran realisasi pencapaian efektifitas dan efisiensi program dan kegiatan selama pelaksanaan APBD Tahun 2015. 3.1 IKHTISAR
BANDUNG
PENCAPAIAN
TARGET
PENDAPATAN
BPPT
KOTA
Realisasi pendapatan Badan Pelayanan Perijinan Terpadu Kota
Bandung periode 1 Januari sampai dengan 31 Desember 2015 sebesar Rp 31.301.966.107,00 dari target sebesar Rp 82.000.000.000,00 (38,17%)
diperoleh dari pendapatan retribusi izin. Rincian Realisasi Pendapatan dapat diuraikan sebagai berikut : NO 1 2
3 4 5 6 7 8
URAIAN
Retribusi Izin Mendirikan Bangunan
TARGET
%
26.133.792.450
33,83%
2.800.000.000
3.847.428.426
137,41
Trayek
675.000.000
472.550.000
70,01%
Trayek
75.000.000
8.600.000
11,47
Pendapatan Denda Retribusi Izin
-
193.181.658
-
Pendapatan
-
63.869.539
-
-
456.000
-
Retribusi
Izin
Gangguan
Tempat
Retribusi
Izin
Gangguan
Tempat
Retribusi
Pemberian
Izin
Retribusi
Pemberian
Izin
Usaha/Kegiatan Pribadi
kepada
Orang
Usaha/Kegiatan kepada Badan kepada Orang Pribadi kepada Badan
Mendirikan Bangunan
Denda
Perizinan Tertentu
Ikhtisar Pencapaian Kinerja BPPT
1.200.000.000
Retribusi
Lain-lain PAD yang Sah Lainnya JUMLAH
77.250.000.000
REALISASI
82.000.000.000
582.088.034
31.301.966.107
48,51%
38,17%
III.1
CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN TAHUN 2015 Beberapa hambatan dan kendala yang dihadapi dalam pencapaian
target Pendapatan Tahun 2015 diantaranya :
1. Kebijakan Pemerintah Provinsi Jawa Barat dan Pemerintah Kota Bandung terkait dengan pengendalian pemanfaatan ruang Kawasan Bandung Utara
(KBU) berdasarkan Peraturan Daerah Provinsi Jawa Barat Nomor 1 Tahun
2008 Tentang Pengendalian Pemanfaatan Ruang Kawasan Bandung Utara, dimana lokasi dimaksud sampai dengan saat ini masih menjadi tujuan investasi pembangunan.
2. Terjadinya kekosongan Peraturan Walikota Bandung tentang Pemungutan Retribusi Izin Mendirikan Bangunan sejak penerapan On-Line Services
System (OSS) tanggal 28 Mei 2015 sampai dengan terbitnya Peraturan
Walikota Bandung Nomor 855 Tahun 2015 tentang Perubahan atas Peraturan Walikota Bandung Nomor 495 Tahun 2015 tentang Standar
Operasional Prosedur Pelayanan Perizinan Terpadu pada tanggal 8 September 2015, implikasi dari penerapan OSS yang merubah rekomendasi
gambar teknis Dinas Tata Ruang dan Cipta Karya menjadi persyaratan dalam mendaftarkan Izin Mendirikan Bangunan.
3. Menurunnya pembangunan di sektor property (pembangunan Apartemen, Mall dan Hotel).
4. Adanya keterlambatan permohonan perpanjangan Izin Trayek yang
harusnya jatuh tempo tahun 2015 akibat akan adanya peraturan baru yang mengharuskan pengusaha angkot berbentuk Badan Usaha.
5. Fungsi Badan Pelayanan Perijinan Terpadu sebagai pelayanan perijinan terpadu
mengeluarkan
pendapatan.
izin
sebagai
kontrol,
bukan
sebagai
fungsi
6. Masih rendahnya kesadaran masyarakat dalam pengurusan perijinan.
7. Belum terintegrasinya pelayanan perijinan secara penuh dari persyaratanpersyaratan yang menjadi syarat dalam pengajuan perijinan.
Upaya dan solusi yang dilakukan terhadap hambatan dan kendala
yang dihadapi dalam pencapaian target Pendapatan antara lain : 1. Rasionalisasi target Pendapatan Tahun 2016; 2. Sosialisasi/publikasi pelayanan perijinan;
3. Pengembangan On-line Services System (OSS) pelayanan perijinan; 4. Integrasi, penyederhanaan dan kolaborasi pelayanan perijinan;
Ikhtisar Pencapaian Kinerja BPPT
III.2
CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN TAHUN 2015 5. Mobil layanan keliling;
6. Pemetaan potensi retribusi. 3.2 IKHTISAR PENCAPAIAN TARGET BELANJA BPPT KOTA BANDUNG
Ikhtisar pencapaian kinerja keuangan pelaksanaan program dan
kegiatan pada Badan Pelayanan Perijinan Terpadu Kota Bandung dapat diuraikan sebagai berikut : NO 1
1
1.1 1.2 1.3 1.4 1.5 1.6 1.7 1.8 1.9 2 2.1 2.2 2.3 2.4 2.5 3
PROGRAM / KEGIATAN 2
Pelayanan Administrasi Perkantoran Penyediaan jasa komunikasi, sumber daya air dan listrik Penyediaan jasa kebersihan kantor Penyediaan jasa perbaikan peralatan kerja Penyediaan alat tulis kantor Penyediaan barang cetakan dan penggandaan Penyediaan bahan bacaan dan peraturan perundang-undangan Penyediaan makanan dan minuman Rapat-rapat koordinasi dan konsultasi ke luar daerah Penyediaan jasa pengamanan kantor Peningkatan Sarana dan Prasarana Aparatur Pengadaan Kendaraan Dinas/Operasional Pengadaan perlengkapan peralatan aparatur Pemeliharaan rutin/berkala gedung kantor Pemeliharaan rutin/berkala kendaraan dinas/operasional Rehabilitasi Sedang/Berat Gedung Kantor Peningkatan Disiplin Aparatur
Ikhtisar Pencapaian Kinerja BPPT
ANGGARAN
REALISASI
%
3
4
5
3.669.769.250,00
3.154.170.181,00
85,95
660.000.000,00
370.259.974,00
56,10
639.894.250,00
508.632.610,00
79,49
367.375.000,00
362.357.600,00
98,63
172.575.000,00
170.461.400,00
98,78
637.975.000,00
608.714.610,00
95,41
87.500.000,00
87.430.000,00
99,92
350.575.000,00
341.933.435,00
97,54
520.000.000,00
505.965.552,00
97,30
233.875.000,00
198.415.000,00
84,84
11.553.071.031,00
9.734.043.248,00
84,26
429.450.000,00
3.821.520.000,00
338.800.000,00
3.520.251.660,00
78,89
909.075.000,00
873.791.960,00
96,12
626.600.000,00
446.319.506,00
71,23
5.766.426.031,00
4.554.880.122,00
78,99
205.750.000,00
197.622.550,00
92,12
96,05
III.3
CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN TAHUN 2015
NO 1
3.1 4 4.1 4.2 5
5.1 5.2 5.3 6
6.1 7 7.1 8
8.1 8.2 8.3 8.4 8.5 8.6
PROGRAM / KEGIATAN 2
Pengadaan pakaian dinas beserta perlengkapannya Peningkatan Kapasitas Sumber Daya Aparatur Pendidikan dan pelatihan formal Pembinaan kinerja aparatur Peningkatan Pengembangan Sistem Pelaporan Capaian Kinerja dan Keuangan Penyusunan laporan capaian kinerja dan ikhtisar realisasi kinerja SKPD Penyusunan pelaporan keuangan semesteran Penyusunan pelaporan keuangan akhir tahun Pengembangan Data/Informasi Pengumpulan, updating dan analisis data informasi capaian target kinerja program dan kegiatan Perbaikan Sistem Administrasi Kearsipan Penataan Arsip SKPD
Peningkatan dan Pengembangan Penyelenggaraan Pelayanan Perijinan Terpadu Penyusunan/ Penyempurnaan Rancangan Produk Hukum Penyusunan/ Penyempurnaan dan Pemeliharaan Sistem Informasi Fasilitasi Pelayanan Administrasi Perijinan Sosialisasi/ Publikasi Pelayanan Perijinan Penyelenggaraan Pameran Perijinan Terpadu Satu Pintu Monitoring, Evaluasi dan Pelaporan
Ikhtisar Pencapaian Kinerja BPPT
ANGGARAN
REALISASI
%
3
4
5
205.750.000,00
197.622.550,00
96,05
642.500.000,00
354.566.500,00
55,19
230.000.000,00
56.551.500,00
24,59
412.500.000,00
298.015.000,00
72,25
233.500.000,00
218.590.340,00
93,61
83.500.000,00
75.246.520,00
90,12
60.000.000,00
59.698.400,00
99,50
237.400.000,00
230.306.769,00
97,01
237.400.000,00
230.306.769,00
97,01
41.100.000,00
38.240.000,00
93,04
41.100.000,00
38.240.000,00
93,04
6.433.109.200,00
5.704.006.970,00
88,67
438.000.000,00
0,00
0,00
1.434.109.200,00
1.419.466.800,00
98,98
2.207.600.000,00
2.061.923.950,00
93,40
302.000.000,00
266.255.570,00
88,16
624.100.000,00
572.882.850,00
91,79
90.000.000,00
1.427.300.000,00
83.645.420,00
1.383.477.800,00
92,94
96,93
III.4
CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN TAHUN 2015
PROGRAM / KEGIATAN
NO 9
1
9.1
2
Perencanaan Pembangunan Daerah Penyusunan Renstra dan Renja SKPD JUMLAH
ANGGARAN
REALISASI
%
3
4
5
70.000.000,00
68.863.250,00
98,38
70.000.000,00
68.863.250,00
98,38
23.086.199.481,00
19.700.409.808,00
85,33
Berdasarkan data di atas, terdapat efisiensi anggaran pada 27
kegiatan yang realisasi anggarannya tidak mencapai 100% dan terdapat 2 kegiatan target kinerja keluaran tidak tercapai.
Beberapa hambatan dan kendala yang dihadapi dalam pencapaian
belanja pelaksanaan program dan kegiatan diantaranya :
(1) Terlambatnya penetapan APBD dan APBD perubahan tahun 2015;
(2) Kemampuan SDM pengelola keuangan dan pelaksana teknis kegiatan yang masih perlu ditingkatkan;
(3) Terjadinya kelebihan beban kerja bagi pejabat yang ditunjuk menjadi Pejabat Pelaksana Teknis Kegiatan (PPTK) disebabkan penunjukan PPTK
belum didasarkan atas pertimbangan anggaran kegiatan, beban kerja dan pertimbangan objektif lainnya;
(4) Adanya pergantian pejabat pada saat kegiatan dan anggaran sudah
berjalan sehingga berakibat terhambatnya pengerjaan dikarenakan kesulitan koordinasi dan tidak ada penyerahan atau pelimpahan dari pejabat lama ke pejabat baru.
(5) Adanya ketentuan dari DPKAD Bidang Anggaran bahwa kegiatan-kegiatan yang tidak terserap di anggaran murni tidak bisa dipindahkan ke anggaran perubahan, sehingga ada kegiatan di anggaran murni yang tidak terserap.
Upaya dan solusi yang dilakukan terhadap hambatan dan kendala
yang dihadapi dalam pencapaian target Belanja pelaksanaan program dan kegiatan antara lain :
(1) Mengikutsertakan pengelola keuangan dan pelaksana teknis kegiatan
dalam pelatihan-pelatihan untuk menambah wawasan dalam pengelolaan keuangan;
(2) Akan
menyusun
keputusan
Kepala
BPPT
Kota
Bandung
tentang
penunjukan PPTK yang disesuaikan dengan beban kerja dan anggaran;
Ikhtisar Pencapaian Kinerja BPPT
III.5
CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN TAHUN 2015 (3) Mengikutsertakan koordinasi antara pejabat yang baru dengan pejabat lama dalam bentuk memori jabatan.
3.3 IKHTISAR PENCAPAIAN KINERJA SASARAN STRATEGIS PADA BPPT KOTA BANDUNG
Ikhtisar pencapaian kinerja sasaran strategis pada Badan Pelayanan
Perijinan Terpadu Kota Bandung dapat diuraikan sebagai berikut : SASARAN STRATEGIS
TARGET
REALISASI
83
79,27
Persentase Rata-Rata Waktu Layanan Izin Sesuai Waktu
100%
69,59%
Persentase Penurunan Pengaduan
20%
21,86%
Nilai Standard Kepatuhan Pelayanan Public Versi Ombudsman RI
935
990
Meningkatnya Kecepatan Pelayanan Perizinan
Rata-Rata Waktu Penyelesaian Izin
6 hari kerja
6,02 hari kerja
Meningkatkan Akuntabilitas Kinerja BPPT
Nilai Evaluasi AKIP
76
72,51
Persentase temuan BPK/Inspektorat yang ditindaklanjuti
100%
100%
Persentase tertib administrasi barang/asset daerah
100%
100%
Meningkatnya Kepuasan Masyarakat dalam Pelayanan Perizinan
INDIKATOR KINERJA Indeks Kepuasan Masyarakat (IKM)
Hambatan dan kendala yang dihadapi dalam pencapaian indikator
kinerja sasaran strategis diantaranya :
(1) Regulasi mengenai pelayanan perijinan yang sangat dinamis (sering berubah-ubah dengan regulasi yang baru);
(2) Setelah launching On-line Services System (OSS) pada tanggal 28 Mei
2015 terjadi perubahan dalam pelayanan perijinan yang dilakukan secara
On-line (full paperless) termasuk Indeks Kepuasan Masyarakat (IKM). IKM setelah diberlakukan OSS berdasarkan Peraturan Walikota Bandung
Nomor 495 Tahun 2015 sebagaimana diubah dengan Peraturan Walikota Bandung Nomor 855 Tahun 2015 tentang SOP Pelayanan Perijinan bahwa
penilaian IKM dilakukan sendiri oleh pemohon dan merupakan syarat ditandatanganinya ijin oleh Kepala Badan Pelayanan Perijinan Terpadu.
Ikhtisar Pencapaian Kinerja BPPT
III.6
CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN TAHUN 2015 Disatu sisi lebih objektif dan independen, akan tetapi di pengaruhi juga oleh kondisi emosi para pemohon ijin sehingga penilaiannya ada yang
positif dan ada yang negatif. Akan tetapi IKM Badan Pelayanan Perijinan Terpadu secara global memperoleh predikat BAIK;
(3) Indikator rata-rata waktu layanan izin sesuai waktu dan indikator rata-rata waktu penyelesaian ijin, setelah diberlakukan OSS masih ada ijin yang tergantung kepada SKPD teknis, sehingga kecepatan pelayanan ijin sesuai
Peraturan Walikota Bandung Nomor 495/2015 jo Peraturan Walikota
Bandung Nomor 855/2015 masih terkendala karena tergantung kepada penyelesaian rekomendasi di SKPD teknis.
(4) Evaluasi AKIP bukan merupakan IKU Badan Pelayanan Perijinan Terpadu,
ketidaktercapaian target AKIP yang sudah di perjanjikan dalam Perjanjian Kinerja Tahun 2015 disebabkan pada saat penilaian AKIP masih dilakukan
review dari KemenPAN dan RB sehingga AKIP yang dinilai oleh
Evaluator Inspektorat masih AKIP yang berubah-ubah.
Upaya dan solusi yang dilakukan terhadap hambatan dan kendala
yang dihadapi dalam pencapaian indikator kinerja sasaran strategis antara lain :
(1) Melakukan penyesuaian secara cepat dan terus-menerus terhadap berbagai perubahan akibat dari regulasi yang berubah melalui pengajuan
usulan perubahan regulasi daerah yang terkait dengan pelayanan perijinan;
(2) Akan dilakukan integrasi pelayanan perijinan terutama bagi ijin yang
masih terkendala Rekomendasi SKPD Teknis, sehingga SOP yang diberlakukan bisa sesuai dengan SOP yang ada di Badan Pelayanan Perijinan Terpadu.
Ikhtisar Pencapaian Kinerja BPPT
III.7
CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN TAHUN 2015
BAB IV KEBIJAKAN AKUNTANSI 4.1 ENTITAS AKUNTANSI/ENTITAS PELAPORAN KEUANGAN DAERAH Entitas
akuntansi
adalah
unit
pemerintahan
pengguna
anggaran/pengguna barang dan oleh karenanya wajib menyelenggarakan akuntansi
dan menyusun laporan keuangan untuk digabungkan pada entitas pelaporan. Berdasarkan Peraturan Pemerintah Nomor 58 Tahun 2005 tentang Pengelolaan Keuangan Daerah dan Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 13 Tahun 2006
tentang Pedoman Pengelolaan Keuangan Daerah sebagaimana telah diubah kedua
kalinya melalui Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 21 Tahun 2011, Kepala SKPD sebagai entitas akuntansi menyusun laporan keuangan SKPD yang disampaikan kepada PPKD untuk digabung menjadi Laporan Keuangan Pemerintah Daerah.
Kebijakan akuntansi di Lingkungan Pemeritah Kota Bandung telah diatur
dengan Peraturan Walikota Bandung Nomor 528 Tahun 2014 dimana subtansinya
berdasarkan kepada Peraturan Pemerintah Nomor 71 Tahun 2010 tentang Standar Akuntansi Pemerintahan
Dalam rangka pertanggungjawaban pelaksanaan APBD entitas akuntansi
menyusun laporan keuangan yang meliputi: a. laporan realisasi anggaran;
b. Laporan Perubahan Ekuitas c. neraca;
d. Laporan Operasional
e. catatan atas laporan keuangan.
Badan Pelayanan Perijinan Terpadu Kota Bandung sebagai salah satu
Satuan Kerja Perangkat Daerah (SKPD) di Lingkungan Pemerintah Kota Bandung
selaku pengguna anggaran/pengguna barang adalah entitas akuntansi sehingga wajib menyusun Laporan Keuangan sebagai pertanggungjawaban pelaksanaan APBD Tahun Anggaran 2015.
Periode akuntansi yang digunakan dalam penyusunan Laporan Keuangan
Badan Pelayanan Perijinan Terpadu Kota Bandung Tahun 2015 ini adalah 1 Januari 2015 sampai dengan 31 Desember 2015.
Kebijakan Akuntansi
IV.1
CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN TAHUN 2015
4.2
BASIS AKUNTANSI YANG MENDASARI PENYUSUNAN LAPORAN KEUANGAN
Basis akuntansi yang digunakan dalam laporan keuangan pemerintah
daerah adalah basis akrual untuk pengakuan aset, kewajiban, dan ekuitas dalam
neraca, pengakuan Pendapatan-LO dan beban dalam laporan operasional. Dalam hal
peraturan perundangan mewajibkan disajikannya laporan keuangan dengan basis kas maka entitas pemerintah daerah wajib menyampaikan laporan demikian
Basis akrual untuk LO berarti pendapatan diakui pada saat hak untuk
memperoleh pendapatan telah terpenuhi, walaupun kas belum diterima di Rekening Kas Umum Daerah atau oleh entitas pelaporan, dan beban diakui pada saat
kewajiban yang mengakibatkan penurunan nilai kekayaan bersih telah terpenuhi
walaupun kas belum dikeluarkan dari Rekening Kas Umum Daerah atau entitas pelaporan. Pendapatan seperti bantuan pihak luar/asing dalam bentuk jasa disajikan pula di Laporan Operasional.
Dalam hal anggaran disusun dan dilaksanakan berdasarkan basis kas
maka LRA disusun berdasarkan basis kas
berarti pendapatan penerimaan
pembiayaan diakui pada saat kas diterima oleh kas daerah atau entitas pelaporan, serta belanja dan pengeluaran pembiayaan diakui pada saat kas dikeluarkan dari kas daerah.
Pemerintah
daerah
tidak
menggunakan
istilah
laba,
melainkan
menggunakan sisa perhitungan anggaran (lebih/kurang) untuk setiap tahun
anggaran. Sisa perhitungan anggaran tergantung pada selisih realisasi pendapatan dan pembiayaan penerimaan dengan belanja dan pembiayaan pengeluaran.
Basis akrual untuk neraca berarti bahwa aset, kewajiban dan ekuitas
diakui dan dicatat pada saat terjadinya transaksi, atau pada saat kejadian atau kondisi lingkungan berpengaruh pada keuangan pemerintah daerah, bukan pada saat kas diterima atau dibayar oleh kas daerah. 4.3
KEBIJAKAN AKUNTANSI BERKAITAN DENGAN KETENTUAN YANG ADA DALAM STANDAR AKUNTANSI PEMERINTAHAN
4.3.1 KEBIJAKAN AKUNTANSI PENDAPATAN-LO 1)
Pendapatan-LO adalah hak Pemerintah Daerah yang diakui sebagai
penambah ekuitas dalam periode tahun anggaran yang bersangkutan dan tidak perlu dibayar kembali.
Kebijakan Akuntansi
IV.2
CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN TAHUN 2015
2)
Pendapatan retribusi daerah adalah pendapatan dari pungutan Daerah sebagai pembayaran atas jasa atau pemberian izin tertentu yang
khusus disediakan dan/atau diberikan oleh Pemerintah Daerah untuk 3)
4)
5)
kepentingan orang pribadi atau Badan.
Pendapatan-LO diakui pada saat timbulnya hak atas pendapatan
(earned) atau pendapatan direalisasi yaitu aliran masuk sumber daya ekonomi (realized).
Pendapatan-LO diukur dan dicatat berdasarkan azas bruto, yaitu dengan membukukan pendapatan bruto, dan tidak mencatat jumlah netonya (setelah dikompensasikan dengan pengeluaran).
Pendapatan-LO disajikan pada Laporan Operasional berdasarkan klasifikasi sumber pendapatan.
4.3.2 KEBIJAKAN AKUNTANSI PENDAPATAN-LRA 1)
Pendapatan-LRA adalah semua penerimaan Rekening Kas Umum Daerah yang menambah Saldo Anggaran Lebih dalam periode tahun
anggaran yang bersangkutan yang menjadi hak pemerintah, dan tidak 2)
perlu dibayar kembali oleh pemerintah.
Pendapatan retribusi daerah adalah pendapatan dari pungutan Daerah sebagai pembayaran atas jasa atau pemberian izin tertentu yang
khusus disediakan dan/atau diberikan oleh Pemerintah Daerah untuk 3) 4)
kepentingan orang pribadi atau Badan.
Pengakuan pendapatan dengan berbasis kas diakui dan dicatat pada saat kas atau setara kas diterima yang menambah ekuitas dana lancar. Pengakuan
pendapatan
di
SKPD
dengan
mempertimbangkan
Bendahara Penerimaan adalah pejabat fungsional yang melaksanakan tugas kebendaharaan dalam rangka pelaksanaan anggaran DPA SKPD,
yang secara fungsional bertanggung jawab atas pelaksanaan tugasnya 5) 6)
pada PPKD selaku BUD.
Pencatatan dari setiap jenis pendapatan dan masing-masing nilai pendapatannya dicatat sampai dengan rincian obyek.
Dokumen sumber yang digunakan sebagai dasar pencatatan transaksi pendapatan PAD adalah surat ketetapan retribusi daerah dan surat tanda bukti pembayaran.
Kebijakan Akuntansi
IV.3
CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN TAHUN 2015
7)
Akuntansi
pendapatan
disusun
untuk
memenuhi
kebutuhan
pertanggungjawaban sesuai dengan ketentuan dan untuk keperluan pengendalian bagi manajemen Pemerintah Daerah, baik yang dicatat
8)
oleh SKPD maupun PPKD.
Pendapatan-LRA diukur dan dicatat berdasarkan azas bruto, yaitu
dengan membukukan penerimaan bruto, dan tidak mencatat jumlah netonya (setelah dikompensasikan dengan pengeluaran).
4.3.3 KEBIJAKAN AKUNTANSI BEBAN 1)
2)
3)
Beban adalah penurunan manfaat ekonomi atau potensi jasa dalam periode pelaporan yang menurunkan ekuitas, yang dapat berupa pengeluaran atau konsumsi aset atau timbulnya kewajiban.
Beban Operasi adalah pengeluaran uang atau kewajiban untuk
mengeluarkan uang dari entitas dalam rangka kegiatan operasional entitas agar entitas dapat melakukan fungsinya dengan baik.
Beban Pegawai merupakan kompensasi terhadap pegawai baik dalam bentuk uang atau barang, yang harus dibayarkan kepada pejabat
negara, pegawai negeri sipil, dan pegawai yang dipekerjakan oleh
pemerintah daerah yang belum berstatus PNS sebagai imbalan atas pekerjaan yang telah dilaksanakan, kecuali pekerjaan yang berkaitan 4)
dengan pembentukan modal.
Beban Barang dan Jasa merupakan penurunan manfaat ekonomi dalam periode pelaporan yang menurunkan ekuitas, yang dapat berupa pengeluaran atau konsumsi aset atau timbulnya kewajiban akibat
transaksi pengadaan barang dan jasa yang habis pakai, perjalanan dinas, pemeliharaan termasuk pembayaran honorarium kegiatan
kepada non pegawai dan pemberian hadiah atas kegiatan tertentu 5)
terkait dengan suatu prestasi.
Beban Penyusutan dan amortisasi adalah beban yang terjadi akibat
penurunan manfaat ekonomi atau potensi jasa terjadi pada saat penurunan
6)
nilai
aset
sehubungan
bersangkutan/berlalunya waktu.
dengan
penggunaan
aset
Beban Penyisihan Piutang merupakan cadangan yang harus dibentuk
sebesar persentase tertentu dari akun piutang terkait ketertagihan piutang.
Kebijakan Akuntansi
IV.4
CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN TAHUN 2015
7)
Beban diakui pada saat timbulnya kewajiban, saat terjadinya konsumsi
8)
Beban diukur sesuai dengan harga perolehan atas barang/jasa atau
aset; saat terjadinya penurunan manfaat ekonomi atau potensi jasa.
nilai nominal atas kewajiban beban yang timbul, konsumsi aset, dan penurunan manfaat ekonomi atau potensi jasa. Beban diukur dengan
menggunakan mata uang rupiah dan menaksir nilai wajar barang/jasa tersebut pada tanggal transaksi jika barang/jasa tersebut tidak diperoleh harga perolehannya.
4.3.4 KEBIJAKAN AKUNTANSI BELANJA 1)
Tujuan kebijakan akuntansi belanja adalah untuk mengatur perlakuan akuntansi atas belanja dan informasi lainnya dalam rangka memenuhi tujuan
2)
akuntabilitas
perundang-undangan.
sebagaimana
ditetapkan
oleh
peraturan
Belanja adalah semua pengeluaran dari Rekening Kas Umum Daerah
yang mengurangi ekuitas dana lancar dalam periode tahun anggaran bersangkutan yang tidak akan diperoleh pembayarannya kembali oleh
3)
Pemerintah Daerah.
Belanja diakui pada saat terjadinya pengeluaran dari Rekening Kas
Umum Daerah untuk seluruh transaksi di SKPD setelah dilakukan
pengesahan definitif oleh fungsi BUD untuk masing-masing transaksi 4)
5)
6)
7) 8)
yang terjadi di SKPD.
Pengeluaran dari rekening kas umum daerah ditandai dengan terbitnya SP2D-LS sebagai bukti kejadian yang paling penting (critical event) dari proses pengakuan belanja telah terjadi.
Khusus pengeluaran melalui bendahara pengeluaran pengakuannya
terjadi pada saat pertanggungjawaban atas pengeluaran tersebut disahkan oleh BUD/Kuasa BUD/pengguna anggaran.
Belanja diakui pada saat kas keluar yang ditandai dengan realisasi
belanja di SKPD menggunakan pengesahan SPJ atas penggunaan dana UP/TU oleh PPK SKPD.
Realisasi anggaran belanja dilaporkan sesuai dengan klasifikasi yang ditetapkan dalam dokumen anggaran. Akuntansi
belanja
pertanggungjawaban
Kebijakan Akuntansi
disusun
sesuai
selain
untuk
dengan
memenuhi
ketentuan,
kebutuhan
juga
dapat
IV.5
CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN TAHUN 2015
dikembangkan untuk keperluan pengendalian bagi manajemen dengan 9)
cara yang memungkinkan pengukuran kegiatan belanja tersebut.
Suatu pengeluaran belanja akan diakui sebagai belanja modal (nantinya akan menjadi aset tetap) jika memenuhi seluruh kriteria sebagai berikut :
(a) manfaat ekonomi barang yang dibeli lebih dari 12 (dua belas) bulan;
(b) perolehan barang tersebut untuk operasional dan pelayanan, serta
tidak untuk dijual, dihibahkan, disumbangkan, ataupun diserahkan kepada pihak ketiga;
(c) nilai rupiah pembelian barang material atau pengeluaran untuk
pembelian barang tersebut melebihi batasan minimal kapitalisasi aset tetap yang telah ditetapkan.
10)
Khusus untuk tanah dan konstruksi dalam pengerjaan berapapun nilai
11)
Penetapan nilai minimal materialitas pada saat proses penganggaran
12)
perolehannya harus dikapitalisasi. dengan dokumen DPA.
Suatu pengeluaran belanja pemeliharaan akan diperlakukan sebagai belanja modal
(dikapitalisasi menjadi aset tetap) jika memenuhi
seluruh kriteria sebagai berikut :
(a) Manfaat ekonomi atas barang/aset tetap yang dipelihara : a.
bertambah ekonomis/efisien, dan/atau
c.
bertambah volume, dan/atau
b. d.
bertambah umur ekonomis, dan/atau
bertambah kapasitas produksi, dan/atau
(b) Nilai rupiah pengeluaran belanja atas pemeliharaan barang/aset
tetap tersebut material/melebihi batasan minimal kapitalisasi aset
13)
tetap yang telah ditetapkan.
Untuk butir a manfaat ekonomi atas barang/aset tetap tersebut
melampaui 1 tahun (jangka panjang). Bila ada pengeluaran bersifat rutin untuk memperbaiki/memelihara aset tetap meskipun jumlahnya
material, tetap digolongkan sebagai revenue expenditure. Sedangkan
revenue
expenditure
mempunyai
makna
pengeluaran
untuk
mempertahankan kapasitas yang ada saat ini pada periode tahun berjalan.
Kebijakan Akuntansi
IV.6
CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN TAHUN 2015
4.3.5 KEBIJAKAN AKUNTANSI ASET 1)
2)
Tujuan kebijakan akuntansi aset adalah untuk mengatur perlakuan akuntansi untuk aset dan pengungkapan informasi penting lainnya yang harus disajikan dalam laporan keuangan.
Aset adalah sumber daya ekonomi yang dikuasai dan/atau dimiliki oleh pemerintah sebagai akibat dari peristiwa masa lalu dan dari mana
manfaat ekonomi dan/atau sosial di masa depan diharapkan dapat
diperoleh oleh pemerintah daerah, serta dapat diukur dalam satuan uang, termasuk sumber daya nonkeuangan yang diperlukan untuk
penyediaan jasa bagi masyarakat umum dan sumber-sumber daya 3)
4)
yang dipelihara karena alasan sejarah dan budaya. Aset diklasifikasikan ke dalam : (a) aset lancar;
(b) aset non lancar.
Suatu aset diklasifikasikan sebagai aset lancar jika diharapkan segera
untuk dapat direalisasikan atau dimiliki untuk dipakai atau dijual dalam waktu 12 (dua belas) bulan sejak tanggal pelaporan. Aset yang tidak dapat dimasukkan dalam kriteria tersebut diklasifikasikan sebagai aset
5)
non lancar.
Aset lancar meliputi kas dan setara kas, investasi jangka pendek, piutang, dan persediaan. Sedangkan aset nonlancar mencakup aset
yang bersifat jangka panjang, dan aset tak berwujud yang digunakan
baik langsung maupun tidak langsung untuk kegiatan pemerintah daerah atau yang digunakan masyarakat umum. Aset nonlancar
diklasifikasikan menjadi investasi jangka panjang, aset tetap, dana 6)
cadangan, dan aset lainnya. Aset diakui : a)
Pada saat potensi manfaat ekonomi masa depan diperoleh oleh pemerintah daerah dan mempunyai nilai atau biaya yang dapat diukur dengan andal;
b) Pada 7)
saat
diterima
kepenguasaannya berpindah.
atau
kepemilikannya
dan/atau
Kas dan setara kas adalah uang tunai dan saldo simpanan di bank yang
setiap saat dapat digunakan untuk membiayai kegiatan pemerintah daerah/investasi jangka pendek yang sangat likuid yang siap dicairkan
Kebijakan Akuntansi
IV.7
CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN TAHUN 2015
menjadi kas serta bebas dari risiko perubahan nilai yang signifikan. Kas juga meliputi seluruh Uang Yang Harus Dipertanggungjawabkan, Saldo simpanan di bank yang setiap saat dapat ditarik atau digunakan untuk
melakukan pembayaran. Dalam pengertian kas ini juga termasuk setara
kas yaitu investasi jangka pendek yang sangat likuid yang siap dicairkan menjadi kas yang mempunyai masa jatuh tempo yang 8)
pendek, yaitu 3 (tiga) bulan atau kurang dari tanggal perolehannya.
Piutang adalah hak atau klaim kepada pihak ketiga yang diharapkan dapat dijadikan kas dalam satu periode akuntansi. Piutang dapat
berupa tagihan hasil penjualan barang, kewajiban pihak ketiga yang
belum dilunasi, seperti pajak/retribusi, lain-lain pendapatan daerah yang sah yang telah diterbitkan atau 9)
10) 11)
12) 13)
dilunasi pada saat pencatatan.
pinjaman uang yang belum
Piutang diakui pada saat timbulnya hak atas piutang tersebut. Piutang Retribusi diakui sebagai piutang apabila telah diterbitkan dasar retribusi yaitu Keputusan Retribusi Daerah (SKRD).
Pada dasarnya tidak terdapat perbedaan definisi antara piutang dengan piutang lain-lain, hanya klasifikasinya saja yang berbeda.
Penyisihan Piutang Tak Tertagih adalah taksiran nilai piutang yang
kemungkinan tidak dapat diterima pembayarannya dimasa akan datang dari seseorang dan/atau korporasi dan/atau entitas lain.
Kualitas Piutangadalah hampiran atas ketertagihan piutang yang diukur berdasarkan atas kepatuhan membayar kewajiban oleh Debitur.
Persediaan adalah aset lancar dalam bentuk barang atau perlengkapan yang dimaksudkan untuk mendukung kegiatan operasional pemerintah
daerah, dan barang-barang yang dimaksudkan untuk dijual dan/atau diserahkan dalam rangka pelayanan kepada masyarakat. a.
b. 14)
Persediaan diakui pada saat potensi manfaat ekonomi masa depan diperoleh pemerintah daerah dan mempunyai nilai atau biaya yang dapat diukur dengan andal.
Pada akhir periode akuntansi, persediaan dicatat berdasarkan hasil inventarisasi fisik (stock opname).
Aset Tetap adalah aset berwujud yang mempunyai masa manfaat lebih
dari 12 (dua belas) bulan untuk digunakan dalam kegiatan pemerintah daerah atau dimanfaatkan oleh masyarakat umum
Kebijakan Akuntansi
IV.8
CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN TAHUN 2015
15)
Aset Tetap terdiri dari : a.
Tanah;
c.
Gedung dan Bangunan;
b. d. e. f. 16)
g.
Peralatan dan Mesin;
Jalan, Jaringan dan Instalasi; Aset Tetap Lainnya;
Konstruksi Dalam Pengerjaan; Akumulasi Penyusutan.
Pengeluaran yang dikapitalisasikan dilakukan terhadap pengadaan tanah, pembelian peralatan dan mesin sampai siap pakai, pembuatan peralatan, mesin dan bangunan, pembangunan gedung dan bangunan, pembangunan jalan/irigasi/jaringan, pembelian aset tetap lainnya
17)
18)
sampai siap pakai, dan pembangunan/pembuatan aset tetap lainnya.
Pada dasarnya, pengeluaran-pengeluaran untuk aset tetap setelah perolehan,
dapat dikategorikan
menjadi belanja
modal
(capital
expenditures) dan pengeluaran pendapatan (revenue expenditures).
Belanja modal adalah pengeluaran-pengeluaran yang harus dicatat sebagai
aset
(dikapitalisir).
Pengeluaran-pengeluaran
yang
akan
mendatangkan manfaat lebih dari satu periode akuntansi termasuk
dalam kategori ini, misalnya penambahan satu unit AC dalam sebuah mobil atau penambahan teras pada gedung yang telah dimiliki, 19)
merupakan belanja modal.
Demikian juga halnya dengan pengeluaran-pengeluaran yang akan
menambah efisiensi, memperpanjang umur aset atau meningkatkan kapasitas
atau
mutu
produksi.
Contoh
mengenai
pengeluaran-
pengeluaran yang akan memperpanjang umur aset atau meningkatkan 20)
kapasitas produksi adalah pengeluaran untuk perbaikan besar-besaran.
Untuk dapat diakui sebagai aset tetap, suatu aset harus berwujud dan memenuhi kriteria : (1)
mempunyai masa manfaat lebih dari 12 (dua belas) bulan;
(3)
tidak dimaksudkan untuk dijual dalam operasi normal entitas; dan
(2) (4)
Kebijakan Akuntansi
biaya perolehan aset dapat diukur secara andal;
diperoleh atau dibangun dengan maksud untuk digunakan.
IV.9
CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN TAHUN 2015
21)
22)
Tujuan utama dari perolehan aset tetap adalah untuk digunakan oleh
pemerintah daerah dalam mendukung kegiatan operasionalnya dan bukan dimaksudkan untuk dijual.
Pengakuan aset tetap akan sangat andal bila aset tetap telah diterima atau
diserahkan
hak
penguasaannya berpindah.
kepemilikannya
dan
atau
pada
saat
4.3.6 KEBIJAKAN AKUNTANSI KEWAJIBAN
Kewajiban adalah utang yang timbul dari peristiwa masa lalu yang penyelesaiannya
mengakibatkan
pemerintah daerah.
1)
aliran
keluar
sumber
daya
ekonomi
Kewajiban Jangka Pendek
Suatu kewajiban diklasifikasikan sebagai kewajiban jangka pendek jika diharapkan dibayar (atau jatuh tempo) dalam waktu 12 bulan. Pendapatan Diterima Dimuka, terdiri dari :
a)
setoran kelebihan pembayaran kepada Pihak III;
c)
uang muka lelang penjualan Aset Daerah.
b) 2)
uang muka penjualan produk Pemerintah Daerah dari Pihak III;
Kewajiban Jangka Panjang
Kewajiban jangka panjang biasanya muncul sebagai akibat dari pembiayaan yang dilakukan oleh pemerintah daerah untuk menutup
defisit anggarannya. Secara umum, kewajiban jangka panjang adalah semua kewajiban pemerintah daerah yang waktu jatuh temponya lebih 3)
dari 12 bulan sejak tanggal pelaporan.
Kewajiban diakui jika besar kemungkinan bahwa pengeluaran sumber daya
ekonomi
akan
dilakukan
atau
telah
dilakukan
untuk
menyelesaikan kewajiban yang ada sekarang, dan perubahan atas
kewajiban tersebut mempunyai nilai penyelesaian yang dapat diukur
dengan andal. Kewajiban diakui pada saat dana pinjaman diterima atau 4)
pada saat kewajiban timbul.
Kewajiban dicatat sebesar nilai nominal. Nilai nominal atas kewajiban mencerminkan nilai kewajiban pemerintah daerah pada saat pertama kali transaksi berlangsung.
Kebijakan Akuntansi
IV.10
CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN TAHUN 2015
4.3.7 KEBIJAKAN AKUNTANSI EKUITAS
Ekuitas dana adalah kekayaan bersih pemerintah daerah yang merupakan selisih antara aset dan kewajiban.
Kebijakan Akuntansi
IV.11
CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN TAHUN 2015
BAB V PENJELASAN POS–POS LAPORAN KEUANGAN Berdasarkan Laporan Realisasi Anggaran sampai dengan 31 Desember
2015, realisasi pendapatan Badan Pelayanan Perijinan Terpadu Kota Bandung dari retribusi izin adalah sebesar Rp.31.301.966.107,00 (38,17%) dari target pendapatan Tahun 2015 sebesar Rp.82.000.000.000,00 dan realisasi belanja adalah sebesar
Rp.31.233.184.621,00 (84,89%) dari anggaran belanja Tahun 2015 sebesar Rp.36.794.064.407,97. Rp.68.781.486,00.
Dengan
demikian
terdapat
surplus
LRA
sebesar
Neraca Badan Pelayanan Perijinan Terpadu Kota Bandung menyajikan
informasi mengenai posisi aset, kewajiban dan ekuitas dana per 31 Desember 2015. Neraca Badan Pelayanan Perijinan Terpadu Kota Bandung ditutup dengan jumlah akhir sebesar Rp.12.764.901.451,00.
Nilai Aset sebesar Rp.12.764.901.451,00 terdiri dari aset lancar sebesar
Rp.1.837.577.710,00 aset tetap sebesar
Rp.10.243.649.679,00 dan aset lainnya
sebesar Rp.683.674.062,00. Sedangkan nilai kewajiban dan ekuitas sebesar
Rp.12.764.901.451,00 terdiri dari kewajiban sebesar Rp.381.213.021,00, dan ekuitas sebesar Rp.12.383.688.430,00. Surplus
Laporan
Operasional
per
31
Desember
2015
sebesar
Rp.3.518.206.027,00 terdiri dari Pendapatan-LO sebesar Rp.29.833.074.373,00 dan Beban-LO sebesar Rp.26.314.868.346,00. sebesar
Nilai Ekutas pada Laporan Perubahan Ekuitas per 31 Desember 2015 Rp.12.383.688.430,00
terdiri
dari
Ekuitas
Awal
sebesar
Rp.19.224.900.078,00, Surplus-LO sebesar Rp.3.518.206.027,00 dan Koreksi ekuitas lainnya sebesar Rp.10.359.417.675,00. 5.1 RINCIAN
KEUANGAN
PENJELASAN
MASING-MASING
POS-POS
PELAPORAN
Sampai dengan 31 Desember 2015, Realiasasi APBD Badan Pelayanan Perizinan Terpadu Kota Bandung
yaitu realisasi pendapatan sebesar
Rp.31.301.966.107,00 atau 38,17% dari target yang telah ditetapkan Rp.82.000.000.000,00 sedangkan realisasi belanja Rp.31.233.184.621,00 atau
84,89% dari anggaran sebesar Rp.36.794.064.407,97. Realisasi pendapatan
Penjelasan Pos-Pos Laporan Keuangan
V.1
CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN TAHUN 2015 dan Belanja Badan Pelayanan Perizinan Terpadu Kota Bandung Tahun 2015 (sampai dengan 31 Desember 2015) dapat diuraikan sebagai berikut :
5.1.1 PENDAPATAN
Realisasi pendapatan Badan Pelayanan Perijinan Terpadu Kota Bandung periode
1
Januari
sampai
dengan
31
Desember
2015
sebesar
Rp.31.301.966.107,00 dari target sebesar Rp.82.000.000.000,00 (38,17%)
diperoleh dari pendapatan retribusi izin. Rincian Realisasi Pendapatan dapat diuraikan sebagai berikut : NO 1 2
3
4
5 6
7
8
URAIAN
Retribusi Izin Mendirikan
Bangunan Retribusi
Tempat
Izin
Gangguan
Usaha/Kegiatan
kepada Orang Pribadi Retribusi
Tempat
Izin
Gangguan
Usaha/Kegiatan
kepada Badan Retribusi
TARGET
REALISASI
%
77.250.000.000
26.133.792.450
33,83%
1.200.000.000
582.088.034
48,51%
2.800.000.000
3.847.428.426
137,41
Trayek
Pemberian
kepada
Izin
675.000.000
472.550.000
70,01%
Retribusi
Pemberian
Izin
75.000.000
8.600.000
11,47
Denda
-
193.181.658
-
Denda
-
63.869.539
-
Lain-lain PAD yang Sah
-
456.000
-
31.301.966.107
38,17%
Pribadi
Orang
Trayek kepada Badan Pendapatan
Retribusi Izin Mendirikan Bangunan
Pendapatan
Retribusi Tertentu
Perizinan
Lainnya
JUMLAH
82.000.000.000
5.1.2 BELANJA
Realisasi Belanja periode 1 Januari sampai dengan 31 Desember 2015 adalah sebesar
Rp.31.233.184.621,00 atau 84,89% dari anggaran tahun 2015
sebesar Rp.36.794.064.407,97.
Penjelasan Pos-Pos Laporan Keuangan
V.2
CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN TAHUN 2015 Realisasi belanja sebesar Rp.31.233.184.621,00 tersebut terdiri dari : a. Belanja Operasi b. Belanja Modal
Rp.
27.489.869.261,00
Jumlah Rp.
31.233.184.621,00
Rp.
1) Belanja Operasi
3.743.315.360,00
Realisasi Belanja Operasi periode 1 Januari sampai dengan 31 Desember
2015 adalah sebesar Rp.27.489.869.261,00 atau 84,17% dari anggaran sebesar Rp.32.660.944.407,97.
Realisasi Belanja Operasi sebesar Rp.27.489.869.261,00 terdiri dari : a. Belanja Tidak Langsung
Rp. 11.532.774.813,00
b. Belanja Langsung Belanja Pegawai
Rp.
Belanja Barang dan Jasa
1.887.767.000,00
Rp. 14.069.327.448,00
Jumlah
Rp. 27.489.869.261,00
Berdasarkan hasil pemeriksaan BPK RI atas Belanja Daerah Kota Bandung, Surat Tugas BPK RI Nomor 173/ST/XVIII.BDG/11/2015
tanggal 13 November 2015, terdapat temuan kekurangan volume
pekerjaan lemari tanam pada kegiatan Rehabilitasi Gedung BPPT Kota Bandung
yang
mengakibatkan
kelebihan
pembayaran
sebesar
Rp.101.664.828,00. Berdasarkan surat Inspektur Kota Bandung Nomor
700/007-Inspektorat perihal Penyelesaian Tindaklanjut Temuan Hasil Pemeriksaan BPK RI PDTT Belanja Kota Bandung Tahun 2015 tanggal 6
Januari 2016 dan surat BPK RI Perwakilan Provinsi Jawa Barat Nomor 02/KT-PDTT-Kotban/TP/05/2015
tanggal
5
Januari
2016
perihal
Penyampaian Temuan PDTT Belanja Kota Bandung Tahun 2015, kelebihan pembayaran tersebut telah disetorkan ke kas daerah oleh
pihak kontraktor, PT. Penamas Rashataprisma, pada tanggal 21 Januari
2016 (bukti setor terlampir), sehingga nilai Belanja Langsung telah berkurang sebesar Rp.101.664.828,00.
2) Belanja Modal
Realisasi Belanja Modal periode 1 Januari sampai dengan 31 Desember
2015 adalah sebesar Rp.3.743.315.360,00 atau 90,57% dari anggaran sebesar Rp.4.133.120.000,00.
Penjelasan Pos-Pos Laporan Keuangan
V.3
CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN TAHUN 2015 Realisasi belanja Modal sebesar Rp.3.743.315.360,00 terdiri dari : a. Peralatan dan Mesin
b. Jalan, Irigasi dan Jaringan 5.1.3
Jumlah
PENDAPATAN LO
Rp. 3.718.053.860,00 Rp.
25.261.500,00
Rp. 3.743.315.360,00
Saldo/Realisasi Pendapatan LO Badan Pelayanan Perijinan Terpadu Kota
Bandung per 31 Desember 2015 sebesar Rp.29.833.074.373,00, terdiri dari :
a.
b.
Pendapatan Retribusi Daerah Lain-lain PAD Yang Sah
Jumlah
Rp. 29.726.180.063,00
Rp.
106.894.310,00
Rp. 29.833.074.373,00
Terdapat perbedaan antara nilai Pendapatan pada Laporan Operasional (LO) dengan Realisasi Pendapatan pada Laporan Realisasi Anggaran (LRA), sebagai berikut :
a. Nilai Pendapatan pada LO
b. Nilai Pendapatan pada LRA
Rp. 29.833.074.373,00
Rp. 31.301.966.107,00
Selisih (Rp. 1.468.891.734,00)
Selisih sebesar Rp.1.468.891.734,00, terdiri dari :
a. Piutang 2014 yang dibayarkan pada Tahun 2015 b.
c.
SKRD yang terbit di Tahun 2015 dan belum dibayar
Mutasi update Denda di Tahun 2015 atas Piutang Denda Tahun 2014
d. Double pembayaran SKRD IMB Tahun 2015
Jumlah
5.1.4
(Rp. 2.434.291.688,00) Rp.
914.368.983,00
(Rp.
16.541.680,00)
Rp.
67.572.651,00
(Rp. 1.468.891.734,00)
BEBAN LO
Saldo/Realisasi Beban LO Badan Pelayanan Perijinan Terpadu Kota Bandung
per 31 Desember 2015 sebesar Rp.26.314.868.346,00 yang merupakan Belanja Operasi, terdiri dari :
Penjelasan Pos-Pos Laporan Keuangan
V.4
CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN TAHUN 2015
a.
Beban Pegawai LO
Rp. 11.999.480.491,00
c.
Beban Penyusutan dan Amortisasi
Rp. 1.436.442.315,00
b. d.
Beban Barang dan Jasa
Beban Penyisihan Piutang
Rp. 10.199.463.872,00
Jumlah
Rp. 2.679.481.668,00
Rp. 26.314.868.346,00
Terdapat perbedaan antara nilai Beban Operasi pada LO dengan Belanja Operasi pada LRA, sebagai berikut : a. Nilai Beban Operasi pada LO
b. Nilai Belanja Operasi pada LRA
Rp. 26.314.868.346,00
Rp. 27.489.869.261,00
Selisih
(Rp. 1.175.000.915,00)
Selisih sebesar Rp.2.611.443.230,00, terdiri dari : a. Beban penyisihan piutang retribusi
Rp. 2.679.481.668,00
c. Beban Jasa Telepon
Rp.
12.934.554,00
Rp.
212.663.678,00
b. Beban penyusutan 2015
Rp. 1.436.442.315,00
d. Beban Jasa Listrik
Rp.
e. Beban TPP Desember 2015 f.
Pembayaran Utang Jangka Pendek Lainnya Tahun 2014:
Belanja Dekorasi
(Rp.
Jasa Kawat/Faksimili/Internet
(Rp.
Jasa Konsultasi Pengembangan Jasa Kawat/Faksimili/Internet
g. Beban Persediaan : Alat Tulis Kantor
10.915.892,00
46.769.250,00)
(Rp.
727.421.200,00)
(Rp.
98.868.000,00)
Rp.
49.720.000,00)
99.342.750,00
Cetak
(Rp.
138.445.000,00)
Peralatan Kebersihan dan Bahan Pembersih
(Rp.
20.605.950,00)
Alat Listrik dan Elektronik h. Koreksi
review
atas
kegiatan
Rp.
9.927.750,00
Rehab (Rp. 4.554.880.122,00)
sedang/berat gedung (kebakaran) yang semula dicatat beban operasi menjadi asset tetap bangunan gedung
Jumlah
Penjelasan Pos-Pos Laporan Keuangan
(Rp. 1.175.000.915,00)
V.5
CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN TAHUN 2015 5.1.5 ASET
1) ASET LANCAR 1. Kas a.
Kas di Bendahara Pengeluaran 31 Desember 2015
Rp. 101.664.828,00
31 Desember 2014 Rp. 0,00
Saldo kas per 31 Desember 2015 sebesar Rp.101.664.828,00 merupakan nilai pengurang belanja barang dan jasa pada kegiatan
Rehabilitasi
merupakan kelebihan RASHATAPRISMA
Sedang/Berat
Gedung
Kantor
pembayaran kepada PT.
selaku
pelaksana
pekerjaan
yang
PENAMAS kegiatan
Rehabilitasi Sedang/Berat Gedung Kantor atas temuan hasil
pemeriksaan BPK RI PDTT Belanja Kota Bandung Tahun 2015. Sehingga saldo kas tersebut tidak sesuai dengan Berita Acara b.
Pemeriksaan Kas dan Berita Acara Penutupan Kas. Kas di Bendahara Penerimaan 31 Desember 2015 Rp. 0,00
31 Desember 2014 Rp. 0,00
Nilai saldo kas per 31 Desember 2015 telah sesuai dengan Berita Acara Pemeriksaan Kas dan Berita Acara Penutupan Kas.
2. Piutang Pendapatan
31 Desember 2015
Rp. 3.150.116.850,00
31 Desember 2014
Rp. 4.602.466.904,00
Piutang per 31 Desember 2015 sebesar Rp.3.150.116.850,00
merupakan sisa tunggakan retribusi perijinan tertentu yang telah diterbitkan sampai dengan tanggal 31 Desember 2015 pada Badan Pelayanan Perizinan Terpadu Kota Bandung dengan perhitungan sebagai berikut:
Saldo Piutang Per 31 Desember 2014 Mutasi Penambahan Tahun 2015 Pembayaran pada Tahun 2015
Saldo Piutang Per 31 Desember 2015
Rp.
4.602.466.904,00
Rp. 22.455.565.935,00
(Rp. 23.907.915.989,00) Rp.
3.150.116.850,00
Piutang per 31 Desember 2015 sebesar Rp.3.150.116.850,00 terdiri atas :
Penjelasan Pos-Pos Laporan Keuangan
V.6
CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN TAHUN 2015
NO
JENIS RETRIBUSI
1
Izin Mendirikan Bangunan
3
Izin Trayek
Rp.
Denda
Rp.
2
Izin Gangguan (HO) / ITU
4
Izin Lainnya
5
JUMLAH
Rp.
2.121.775.815
Rp.
150.638.280 75.000.000
Rp.
JUMLAH PIUTANG
327.852.894
474.849.861
Rp.
3.150.116.850
Usaha yang dilakukan BPPT dalam mengelola piutang retribusi diantaranya : a.
Usulan Perwal Penghapusan Piutang Retribusi Daerah sesuai
Undang-Undang No.28 tahun 2009 tentang Pajak dan Retribusi Daerah.
b.
Mengirim surat tagihan kepada wajib retribusi untuk melunasi pembayaran atas izin yang diterbitkan.
Melakukan aging schedule umur piutang retribusi.
c.
Membentuk Tim Ad hoc penagihan piutang.
d.
Pengembangan System Online berbasis paperless.
e.
Progress nilai piutang retribusi 2014 per 31 desember 2015 sebagai berikut : NO. 1 2
URAIAN Izin Gangguan (HO) / ITU Izin Mendirikan Bangunan
3
Izin Trayek
5
Denda
4
PIUTANG PER 31 DES 2014 138.187.680
3.485.063.582
25.900.000
Izin Lainnya
JUMLAH PIUTANG
(data terlampir).
328.308.894
4.602.466.904
3. Penyisihan Piutang
31 Desember 2015
Rp. 2.679.481.668,00
Penjelasan Pos-Pos Laporan Keuangan
625.006.748
PEMBAYARAN DI TAHUN 2015
10.048.200
SISA PIUTANG 128.139.480
2.197.857.950
1.287.205.632
456.000
327.852.894
2.366.719.037
2.235.747.867
8.200.000
150.156.887
17.700.000
474.849.861
31 Desember 2014 N/A
V.7
CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN TAHUN 2015 Penyisihan
piutang
per
31
Desember
2015
sebesar
Rp.2.679.481.668,00 merupakan adalah taksiran nilai piutang
retribusi yang kemungkinan tidak dapat diterima pembayarannya
dimasa akan datang dari seseorang dan/atau korporasi dan/atau entitas lain. Dasar yang digunakan untuk menghitung penyisihan piutang adalah kualitas piutang.
Penggolongan Kualitas Piutang Bukan Pajak Khusus untuk objek Retribusi, dapat dipilah berdasarkan karakteristik sebagai berikut : 1. Kualitas Lancar, jika umur piutang 0 sampai dengan 1 bulan;
2. Kualitas Kurang Lancar, jika umur piutang 1 sampai dengan 3 bulan;
3. Kualitas Diragukan, jika umur piutang 3 sampai dengan 12 bulan;
4. Kualitas Macet, jika umur piutang lebih dari 12 bulan. Besarnya penyisihan piutang tidak tertagih pada setiap akhir tahun ditentukan sebagai berikut: No
Kualitas Piutang
Taksiran Piutang Tak Tertagih
2
Kurang Lancar
10 %
4
Macet
1
Lancar
3
0,5 %
Diragukan
50 %
100 %
Penyisihan piutang per 31 Desember 2015 pada Badan Pelayanan Perizinan
Terpadu
Kota
Bandung
adalah
Rp.2.679.481.668,00, dengan perhitungan sebagai berikut: Kualitas Piutang Lancar
Kurang Lancar Diragukan Macet
Jumlah
Penjelasan Pos-Pos Laporan Keuangan
Nilai Piutang 1.635.500
31.602.795
881.130.688
2.235. 747.867
3.150.116.850
Prosentase
sebesar
(%)
Nilai Penyisihan
0,5 %
8.177,5
Penyisihan 10 %
50 %
100 %
3.160.279,5
440.565.344,0
2.235.747.867,0
2.679.481.668,0
V.8
CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN TAHUN 2015
4. Persediaan
31 Desember 2015
31 Desember 2014
Rp. 1.265.277.700,00
Rp. 1.215.497.250,00
Persediaan per 31 Desember 2015, adalah persediaan untuk digunakan yang dikuasakan pada Pemegang Barang/Pengelola Persediaan yang terdiri atas : a.
Alat Tulis Kantor
c.
Alat-alat Kebersihan
b. d.
42.248.400,00
Rp.
24.318.000,00
Cetakan
Rp. 1.182.670.500,00
Alat Listrik dan Elektronik
Rp.
Jumlah Persediaan
Aset
Lancar
Rp.1.735.912.882,00.
Per
16.040.800,00
Rp. 1.265.277.700,00
(data terlampir) Jumlah
Rp.
31
Desember
2015
sebesar
2) Investasi Jangka Panjang 1)
Investasi Non Permanen
31 Desember 2015 Rp. 0,00
2)
31 Desember 2014 Rp. 0,00
Investasi Non Permanen per 31 Desember 2015 sebesar Rp. 0,00. Investasi Permanen
31 Desember 2015 Rp. 0,00
31 Desember 2014 Rp. 0,00
Investasi Permanen per 31 Desember 2015 sebesar Rp. 0,00.
3) Aset Tetap
31 Desember 2015
Rp. 10.243.649.679,00
a. Saldo aset per 31 Desember 2014 b. Mutasi aset 2015
c. Akumulasi Penyusutan (data terlampir) Jumlah aset tetap
Penjelasan Pos-Pos Laporan Keuangan
31 Desember 2014
Rp. 12.575.357.687,00
Rp. 12.575.357.687,00
Rp. 7.855.555.482,00
(Rp.10.187.263.490,00)
Rp. 10.243.649.679,00
V.9
CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN TAHUN 2015 Mutasi aset 2015 sebesar Rp.7.855.555.482,00 terdiri atas : a. Peralatan dan Mesin
Rp. 3.275.413.860,00
b. Gedung dan Bangunan
Rp. 4.554.880.122,00
c. Jalan, Irigasi dan Jaringan
Rp.
Jumlah mutasi aset 2015
25.261.500,00
Rp. 7.855.555.482,00
Terdapat perbedaan antara nilai Mutasi Aset Tetap pada Neraca dengan
Realisasi Belanja Modal pada Laporan Realisasi Anggaran (LRA), sebagai berikut :
a. Nilai Mutasi Aset Tetap pada Neraca b. Nilai Belanja Modal pada LRA
Selisih
Rp. 7.855.555.482,00
Rp. 3.743.315.360,00
Rp. 4.112.240.122,00
Selisih sebesar Rp.4.112.240.122,00 terdiri dari : a.
Pembayaran utang jangka pendek Lainnya atas pengadaan Aset Tetap pada kegiatan
(Rp.
442.640.000,00)
Tahun 2014 yang dibayarkan kepada pihak b.
ketiga pada tahun 2015 (data terlampir) Koreksi review atas kegiatan rehabilitasi
sedang/berat gedung kantor (kebakaran)
Rp. 4.554.880.122,00
menjadi aset tetap bangunan gedung (dari belanja barang dan jasa)
Selisih
Rp. 4.112.240.122,00
Kegiatan rehabilitasi sedang/berat gedung kantor dengan nilai realisasi sebesar Rp.4.554.880.122,00, masuk ke belanja barang dan jasa
(5.2.2) yang seharusnya masuk ke dalam belanja modal (5.2.3), sehingga dilakukan koreksi di dalam neraca laporan keuangan BPPT.
Nilai mutasi asset di dalam Berita Acara Rekonsiliasi Belanja Modal, Barang Milik Daerah dan Aktiva Tetap serta Perhitungan Mutasi Asset
dari Belanja Modal dan Belanja Barang/Jasa yang dikapitalisasi per tanggal 12 Januari 2016 belum dikoreksi dengan nilai rehabilitasi
sedang/berat gedung kantor karena dilaksanakan sebelum review inspektorat per tanggal 22 Maret 2016.
4) Dana Cadangan
31 Desember 2015 Rp. 0,00
Penjelasan Pos-Pos Laporan Keuangan
31 Desember 2014 Rp. 0,00
V.10
CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN TAHUN 2015 Dana Cadangan per 31 Desember 2015 sebesar Rp. 0,00.
5) Aset Lainnya
31 Desember 2015
Rp. 683.674.062,00
31 Desember 2014
Rp. 2.292.270.562,00
Aset Lainnya per 31 Desember 2015 sebesar Rp. 683.674.062,00 merupakan jumlah Aset Rusak Berat, dengan penjelasan sebagai berikut :
Saldo per 31 Desember 2014
Rp. 2.292.270.562,00
(Rp. 1.608.596.500,00)
Koreksi Review atas penghapusan gedung terbakar
Jumlah Aset Lainnya
5.1.6 KEWAJIBAN
Rp.
1) Kewajiban Jangka Pendek 31 Desember 2015
Rp. 381.213.021,00
683.674.062,00
31 Desember 2014
Rp. 1.460.692.325,00
Kewajiban jangka pendek tahun 2015 sebesar Rp.381.213.021,00 terdiri dari :
a. Utang Beban
Utang beban pegawai atas TPP Desember 2015
Utang beban jasa listrik Desember 2015
Utang beban jasa telepon Desember 2015
Rp. 212.663.678,00 Rp.
Rp.
10.915.892,00 12.934.554,00
Jumlah utang beban per 31 Desember 2015
Rp. 236.514.124,00
Utang jangka pendek per 31 Des 2014
Rp.1.460.692.325,00
b. Utang Jangka Pendek Lainnya
Pembayaran utang jangka pendek lainnya
(Rp.1.365.418.450,00)
Jumlah utang jangka pendek per 31 Des 2015
Rp. 111.815.555,00
Double pembayaran SKRD IMB Tahun 2015
Rp.
16.541.680,00
Utang jangka pendek tahun 2015 sebesar Rp.111.815.555,00 terdiri
dari Rp.95.273.875,00 merupakan utang jangka pendek lainnya atas kelebihan pembayaran retribusi perizinan tertentu, dan sebesar Rp.16.541.680,00 merupakan utang jangka pendek lainnya atas
double bayar retribusi perizinan tertentu.
c. Kewajiban Untuk Dikonsolidasikan
Penjelasan Pos-Pos Laporan Keuangan
V.11
CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN TAHUN 2015 Saldo Kewajiban Untuk Dikonsolidasikan per 31 Desember 2015 sebesar Rp.32.883.342,00 dengan perhitungan sebagai berikut : Kas di bendahara pengeluaran
Rp. 101.664.828,00
SILPA
Jumlah Kewajiban Untuk Dikonsolidasikan
2) Kewajiban Jangka Panjang 31 Desember 2015
(Rp. 68.781.486,00) Rp. 32.883.342,00
31 Desember 2014
Rp. 0,00
Rp. 0,00
Kewajiban Jangka Panjang per 31 Desember 2015 sebesar Rp. 0,00.
5.1.7 EKUITAS
31 Desember 2015
Rp. 12.383.688.430,00
31 Desember 2014
Rp. 19.224.900.078,00
Ekuitas per 31 Desember 2015 merupakan selisih antara aset dan kewajiban, dengan perhitungan sebagai berikut :
a. Ekuitas Awal
b. Surplus/Defisit LO
c. Koreksi Ekuitas Lainnya d. Ekuitas Akhir
Rp. 19.224.900.078,00
Rp. 3.518.206.027,00
(Rp. 10.359.417.675,00) Rp. 12.383.688.430,00
Nilai Koreksi Ekuitas Lainnya sebesar Rp.10.359.417.675,00 terdiri dari : a. Akumulasi Penyusutan Aset Tetap s.d 2014 Rp. 8.750.821.175,00 b. Koreksi Review atas penghapusan gedung terbakar Rp. 1.608.596.500,00 Jumlah Koreksi Ekuitas Lainnya
Penjelasan Pos-Pos Laporan Keuangan
Rp. 10.359.417.675,00
V.12
CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN TAHUN 2015
BAB VI INFORMASI–INFORMASI NON KEUANGAN BADAN PELAYANAN PERIJINAN TERPADU Badan Pelayanan Perijinan Terpadu (BPPT) Kota Bandung merupakan
lembaga teknis daerah yang memegang peranan dan fungsi strategis di bidang penyelenggaraan pelayanan perijinan terpadu Kota Bandung, yang dibentuk berdasarkan Peraturan Daerah Kota Bandung Nomor 12 tahun 2007 tentang Pembentukan dan Susunan Organisasi Lembaga Teknis Daerah Kota Bandung
sebagaimana diubah keduakalinya dengan Peraturan Daerah Kota Bandung Nomor 4 Tahun 2013.
Berdasarkan Peraturan Daerah Kota Bandung Nomor 12 tahun 2007
tentang Pembentukan dan Susunan Organisasi Lembaga Teknis Daerah Kota Bandung sebagaimana diubah keduakalinya dengan Peraturan Daerah Kota Bandung
Nomor 4 Tahun 2013, tugas pokok Badan Pelayanan Perijinan Terpadu Kota
Bandung adalah melaksanakan koordinasi dan menyelenggarakan pelayanan administrasi di bidang perizinan secara terpadu dengan prinsip koordinasi, integrasi, sinkronisasi, simplifikasi, keamanan dan kepastian.
Untuk melaksanakan tugas pokok sebagaimana dimaksud, Badan
Pelayanan Perijinan Terpadu mempunyai fungsi : a. Pelaksanaan penyusunan program;
b. Penyelenggaraan pelayanan administrasi perizinan;
c. Pelaksanaan koordinasi proses pelayanan perizinan; d. Pelaksanaan administrasi pelayanan perizinan;
e. Pemantauan dan evaluasi proses pemberian pelayanan perizinan; f.
Pelaksanaan pelayanan teknis administratif badan; dan
g. Pelaksanaan tugas lain yang diberikan oleh Walikota sesuai tugas pokok dan fungsinya.
Badan Pelayanan Perijinan Terpadu Kota Bandung dipimpin oleh seorang
Kepala Badan yang berada di bawah dan bertanggung jawab kepada Walikota. Berdasarkan Peraturan Daerah Kota Bandung Nomor 12 tahun 2007 tentang Pembentukan dan Susunan Organisasi Lembaga Teknis Daerah Kota Bandung
sebagaimana diubah keduakalinya dengan Peraturan Daerah Kota Bandung Nomor 4 Tahun 2013, Badan Pelayanan Perijinan Terpadu Kota Bandung terdiri atas :
Informasi-Informasi non Keuangan BPPT
VI.1
CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN TAHUN 2015 a.
b.
Kepala Badan
Kepala Bagian Tata Usaha, membawahkan : 1) Sub Bagian Umum dan Kepegawaian; 2) Sub Bagian Keuangan dan Program;
3) Sub Bagian Informasi dan Pelayanan Pengaduan.
c.
Bidang Perizinan I
e.
Bidang Perizinan III
d. f.
g. h.
Bidang Perizinan II
Bidang Perizinan IV
Kelompok Jabatan Fungsional Tim Teknis
BAGAN STRUKTUR ORGANISASI BADAN PELAYANAN PERIJINAN TERPADU KOTA BANDUNG KEPALA BADAN KABAG TU SUBBAG UMUM & KEPEGAWAIAN
BIDANG PERIZINAN I
BIDANG PERIZINAN II
BIDANG PERIZINAN III
SUBBAG KEUANGAN & PROGRAM
SUBBAG INFORMASI DAN PELAYANAN PENGADUAN
BIDANG PERIZINAN IV
Pelayanan pada Badan Pelayanan Perijinan Terpadu Kota Bandung
adalah pelayanan administrasi, baik pelayanan pemberian perizinan baru, perubahan perizinan, perpanjangan/her-registrasi/daftar ulang perizinan, dan pemberian salinan perizinan yang berhubungan dengan bidang penanaman modal, perdagangan,
industri, kebudayaan dan pariwisata, penataan ruang, bangunan, konstruksi,
pertanahan, bina marga, sumber daya air, lingkungan hidup, komunikasi dan
informasi serta perhubungan. Jenis pelayanan perizinan pada Badan Pelayanan Perijinan Terpadu Kota Bandung terdiri dari :
Informasi-Informasi non Keuangan BPPT
VI.2
CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN TAHUN 2015 a.
Perizinan yang berhubungan dengan bidang penanaman modal, perdagangan, industri, kebudayaan dan pariwisata, meliputi : 1.
Izin Gangguan (IG);
3.
Izin Usaha Perdagangan (IUP);
2. 4. 5. 6. b.
7.
Tanda Daftar Gudang (TDG); Tanda Daftar Industri (TDI); Izin Usaha Industri (IUI);
Izin Usaha Jasa Konstruksi (IUJK).
Perizinan yang berhubungan dengan bidang penataan ruang, bangunan, konstruksi, pertanahan, meliputi : 1.
c.
Tanda Daftar Perusahaan (TDP);
2.
Izin Mendirikan Bangunan (IMB); Izin Lokasi (IL).
Perizinan yang berhubungan dengan bidang bina marga, sumber daya air dan lingkungan hidup, meliputi : 1.
Izin Pemanfaatan Titik Tiang Pancang Reklame, Jembatan Penyeberangan
2.
Izin Pembuatan Jalan Masuk Pekarangan;
3. 4. 5. 6. 7. 8. 9.
Orang (JPO), dan sejenisnya;
Izin Pembuatan Jalan Masuk di dalam Kompleks Perumahan, Pertokoan dan yang sejenisnya;
Izin Penutupan/Penggunaan Trotoar, Berm dan Saluran; Izin Pematangan Lahan/Tanah;
Izin Penggalian Ruang Milik Jalan (RUMIJA); Izin Pembuangan Air Limbah ke Sungai; Izin
Pelaksanaan
Sungai/Saluran;
Konstruksi
yang
Mengubah
Aliran
dan/atau
Alur
Izin Pelaksanaan Konstruksi pada Ruang Sungai;
10. Izin Pemanfaatan Bantaran dan Sempadan Sungai; d.
11. Izin Lingkungan.
Perizinan yang berhubungan dengan bidang komunikasi dan informasi serta perhubungan, meliputi : 1.
Izin Penyelenggaraan Angkutan Kota (Trayek);
3.
Izin Jasa Titipan;
2. 4. 5.
Izin Pengelolaan Tempat Parkir (IPTP); Izin Usaha Angkutan (IUA);
Izin Penyelenggaraan Reklame Permanen.
Informasi-Informasi non Keuangan BPPT
VI.3
CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN TAHUN 2015 Dalam
rangka
mewujudkan
komitmen
Walikota
Bandung
untuk
mewujudkan Bandung Kota Pintar (Smart City), pada tanggal 28 Mei 2015 BPPT Kota
Bandung
meluncurkan
pelayanan
perizinan
on-line
(Online
Services
System/OSS) melalui program HAY.U Bandung. Program perizinan pintar tersebut diwujudkan melalui 10 kebijakan layanan sebagai berikut : 1. 2. 3. 4.
5.
6.
7. 8.
Lebih sederhana (memotong prosedur dari 10 langkah menjadi 4 langkah);
Lebih mudah (tidak perlu datang ke kantor, cukup on-line, persyaratan di
upload, bayar via ATM/teller Bank, izin diantar ke rumah via Pos); Cepat (durasi layanan waktu tidak melebihi 7 hari kerja);
Lebih transparan (pemohon dapat memantau proses pelayanan, pemohon
mendapatkan notifikasi via SMS, pemohon harus mengikuti survey kepuasan pelanggan);
Zero complaint (menurunkan jumlah pengaduan sebesar 20% per tahun, meningkatkan respom time dari 3 hari menjadi 12 jam, menjaga complain ratio sebesar 1%);
Memberikan kualitas layanan (menjamin kepastian waktu kepastian biaya dan kulaitas pelayanan, menetapkan nilai IKM sebesar 83 pada tahun 2015 dan pada tahun 2016 nilai IKM ditetapkan sebesar 84); Mudah itu kata pengguna;
Zero credit (bagi izin yang berbayar berlaku aturan jika tidak membayar maka izin tidak ada, jika pemohon tidak melakukan pembayaran dalam waktu 7 hari
maka izin dianggap batal dan pemohon harus mengulang proses pembuatan izin 9.
dari awal);
Active notification (pemohon menerima notifikasi via SMS untuk tagihan retribusi
dan
selanjutnya);
menerima
petunjuk
tentang
apa
yang
harus
dilakukan
10. Layanan terintegrasi (integrasi layanan dan integrasi punishment, semua
stakeholder yang terlibat dalam proses pelayanan menggunakan aplikasi yang sama atau host to host antar server, menerapkan system red notice).
Perizinan pintar merupakan salah satu bentuk dukungan menuju
Bandung Kota Pintar. Perwujudan perizinan pintar dilaksanakan dengan konsep satu sentuhan untuk kemudahan yang terdiri atas tiga langkah mudah sebagai berikut : 1.
Klik bppt.bandung.go.id, daftar dan lengkapi persyaratan;
3.
Tunggu di rumah. Dokumen perizinan akan diantar pihak POS langsung ke
2.
Lakukan pembayaran melalui ATM atau teller Bank; alamat pemohon.
Informasi-Informasi non Keuangan BPPT
VI.4
CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN TAHUN 2015 Dalam pelaksanaan tugas pokok dan fungsinya Badan Pelayanan
Perijinan Terpadu Kota Bandung didukung oleh sumber daya manusia yaitu sebanyak 132 (seratus tiga puluh dua) orang, terdiri dari : a. Pejabat struktural b. Staf / PNS
:
9 orang
: 123 orang
Komposisi pegawai pada Badan Pelayanan Perijinan Terpadu Kota
Bandung pada Tahun 2015 adalah sebagai berikut : 1.
Tingkat Pendidikan
a. S 2
: 10 orang
c.
:
b. S 1
D4
d. D 3
e. S L T A f.
SLTP
g. S D
: 61 orang
:
3 orang 9 orang
: 47 orang
:
:
1 orang
1 orang
Informasi-Informasi non Keuangan BPPT
VI.5
CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN TAHUN 2015 2.
Jenis Kepegawaian
Pegawai Badan Pelayanan Perijinan Terpadu Kota Bandung terdiri dari Pegawai
Negeri Sipil (PNS) sebanyak 129 orang dan Calon Pegawai Negeri Sipil (CPNS) sebanyak 3 orang.
3.
Jenis Kelamin
Pegawai Badan Pelayanan Perijinan Terpadu Kota Bandung Kota Bandung terdiri dari 82 orang laki-laki dan 50 orang perempuan.
4.
Golongan usia
Mayoritas pegawai adalah pada kelompok usia 41 s/d 50 tahun sebanyak 64 orang, 31 s/d 40 tahun sebanyak 40 orang, 51 s/d 60 tahun 23 orang dan kelompok usia 21 s/d 30 tahun sebanyak 5 orang.
Informasi-Informasi non Keuangan BPPT
VI.6
CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN TAHUN 2015
5.
Pangkat/golongan
Mayoritas pegawai yaitu 47 orang pada golongan III/b, 19 orang golongan III/c,
17 orang pada golongan III/a, 15 orang golongan II/c, 13 orang golongan III/d, 8 orang golongan II/b, 5 orang golongan IV/a, 3 orang golongan II/d, 2 orang golongan II/a, 1 orang golongan IV/b, 1 orang golongan IV/c, dan 1 orang golongan I/b.
6.
Masa kerja pegawai (kelebihan)
Mayoritas PNS yaitu sebanyak 49 orang memiliki masa kerja antara 6 s.d. 10 tahun, 29 orang memiliki masa kerja antara 0 s.d. 5 tahun, 21 orang memiliki masa kerja antara 21 s.d. 25 tahun, 16 orang memiliki masa kerja antara 16
s.d. 20 tahun, 11 orang memiliki masa kerja antara 26 s.d. 30 tahun, 4 orang
Informasi-Informasi non Keuangan BPPT
VI.7
CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN TAHUN 2015 memiliki masa kerja antara 31 s.d. 35 tahun dan 2 orang memiliki masa kerja antara 11 s.d. 15 tahun.
Informasi-Informasi non Keuangan BPPT
VI.8
CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN TAHUN 2015
BAB VII PENUTUP Catatan Atas Laporan Keuangan (CALK) merupakan salah satu bagian yang
tidak terpisahkan dari Laporan Keuangan Badan Pelayanan Perijinan Terpadu Kota Bandung Tahun 2015 yang disusun dengan mengacu kepada Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 13 Tahun 2006 tentang Pedoman Pengelolaan Keuangan Daerah sebagaimana telah diubah kedua kalinya dengan Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 21 Tahun 2011 dan Peraturan Pemerintah Nomor 24 Tahun 2005 tentang Standar Akuntansi Pemerintahan (SAP).
Catatan Atas Laporan Keuangan ini tetap disusun dengan mengungkapkan
beberapa penjelasan terhadap Laporan Keuangan secara keseluruhan sehingga diharapkan dapat dengan mudah dibaca dan dipahami oleh pembaca secara luas,
tidak terbatas hanya untuk pembaca tertentu ataupun hanya manajemen entitas pelaporan.
Semoga dengan tersusunnya CALK ini dapat memberikan penjelasan dan
informasi yang berguna sebagai media pertanggungjawaban serta sebagai upaya
untuk lebih meningkatkan kinerja keuangan khususnya di lingkup Badan Pelayanan
Perijinan Terpadu Kota Bandung dan umumnya di lingkup Pemerintah Kota Bandung.
Bandung, 31 Desember 2015
KEPALA BADAN PELAYANAN PERIJINAN TERPADU,
Drs. H. EMA SUMARNA, M.Si Pembina Utama Muda (IV/c) NIP. 19661207 198603 1 006
Penutup
VII.1