CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN TAHUN 2014
BAB I PENDAHULUAN 1.1 MAKSUD DAN TUJUAN PENYUSUNAN LAPORAN KEUANGAN
Salah satu upaya konkrit untuk mewujudkan transparansi dan
akuntabilitas pengelolaan keuangan adalah penyampaian laporan keuangan
yang memenuhi prinsip-prinsip tepat waktu dan disusun sesuai dengan Standar Akuntansi Pemerintahan. Dalam ketentuan pengelolaan keuangan daerah
ditetapkan
bahwa
Kepala
SKPD
selaku
pejabat
pengguna
anggaran/pengguna barang mempunyai tugas diantaranya menyusun dan menyampaikan laporan keuangan SKPD yang dipimpinnya. Kepala SKPD sebagai
entitas
akuntansi
menyusun
laporan
keuangan
SKPD
yang
disampaikan kepada PPKD untuk digabung menjadi laporan keuangan pemerintah daerah. Laporan keuangan SKPD terdiri dari: a. laporan realisasi anggaran; b. neraca; dan
c. catatan atas laporan keuangan.
Laporan keuangan per 31 Desember 2014 ini disusun sebagai
bentuk implementasi akuntabilitas Badan Pelayanan Perijinan Terpadu Kota Bandung dan perwujudan pelaksanaan Keputusan Menteri Dalam Negeri Nomor 13 Tahun 2006 tentang Pedoman Pengelolaan Keuangan Daerah
sebagaimana diubah kedua kalinya melalui Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 21 Tahun 2011.
Maksud Penyusunan Laporan keuangan
Maksud dari penyusunan laporan keuangan Per 31 Desember 2014
ini adalah :
a. Menyediakan informasi yang relevan mengenai posisi keuangan dan seluruh transaksi yang dilakukan Badan Pelayanan Perijinan Terpadu Kota Bandung selama 1 (satu) periode anggaran;
b. Menyajikan
pertanggungjawaban
pelaksanaan
APBD
dalam
rangka
meningkatkan keterbandingan laporan keuangan baik terhadap anggaran maupun antar periode;
Pendahuluan
I.1
CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN TAHUN 2014 c. Menyajikan informasi mengenai posisi keuangan, realisasi anggaran, dan
kinerja keuangan sebagai bahan evaluasi dan pengambilan keputusan mengenai alokasi sumber daya.
Tujuan Penyusunan Laporan Keuangan
Penyusunan laporan keuangan Badan Pelayanan Perijinan Terpadu
Kota Bandung Per 31 Desember 2014 bertujuan untuk menyajikan informasi
yang berguna untuk pengambilan keputusan dan untuk menunjukkan akuntabilitas dengan :
entitas
atas sumber daya yang dipercayakan kepadanya,
1)
Memberikan informasi yang berguna untuk pengambilan keputusan
2)
Menyediakan
3)
mengenai sumber, alokasi dan penggunaan sumber daya ekonomi; anggarannya;
informasi
mengenai
ketaatan
realisasi
terhadap
Menyediakan informasi mengenai cara entitas pelaporan mendanai aktivitasnya dan memenuhi kebutuhan kasnya.
1.2 LANDASAN HUKUM PENYUSUNAN LAPORAN KEUANGAN
Landasan hukum penyusunan laporan keuangan Badan Pelayanan
Perijinan Terpadu Kota Bandung yaitu : 1)
Undang-Undang Nomor 17 Tahun 2003 tentang Keuangan Negara;
3)
Undang-Undang
2)
4)
5) 6) 7) 8)
Undang-Undang Nomor 1 Tahun 2004 tentang Perbendaharaan Negara; Nomor
15
Tahun
2004
tentang
Pengelolaan dan Tanggung Jawab Keuangan Negara;
Pemeriksaan
Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2004 tentang Pemerintahan Daerah
sebagaimana telah diubah untuk kedua kalinya dengan Undang-Undang Nomor 12 Tahun 2008;
Undang-Undang Nomor 33 Tahun 2004 tentang Perimbangan Keuangan antara Pemerintah Pusat dan Pemerintahan Daerah;
Peraturan Pemerintah Nomor 24 Tahun 2005 tentang Standar Akuntansi Pemerintahan;
Peraturan Pemerintah Nomor 56 Tahun 2005 tentang Sistem Informasi Keuangan Daerah;
Peraturan Pemerintah Nomor 58 Tahun 2005 tentang Pengelolaan Keuangan Daerah;
Pendahuluan
I.2
CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN TAHUN 2014 9)
Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 13 Tahun 2006 tentang
Pedoman Pengelolaan Keuangan Daerah sebagaimana telah diubah kedua kalinya melalui Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 21 Tahun
10) 11)
2011;
Peraturan Daerah Kota Bandung Nomor 7 Tahun 2006 tentang Pokokpokok Pengelolaan Keuangan Daerah;
Peraturan Daerah Kota Bandung Nomor 12 Tahun 2009 tentang
Perubahan atas Peraturan Daerah Kota Bandung Nomor 12 Tahun 2007
tentang Pembentukan dan Susunan Organisasi Lembaga Teknis Daerah 12)
13) 14) 15) 16)
Kota Bandung;
Peraturan Daerah Kota Bandung Nomor 12 Tahun 2011 tentang
Penyelenggaraan Retribusi Izin Mendirikan Bangunan dan Retribusi Penggantian Biaya Peta;
Peraturan Daerah Kota Bandung Nomor 01 Tahun 2014 tentang Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah Tahun Anggaran 2014;
Peraturan Daerah Kota Bandung Nomor 16 Tahun 2012 tentang Penyelenggaraan Perhubungan dan Retribusi di Kota Bandung;
Peraturan Daerah Kota Bandung Nomor 19 Tahun 2012 tentang Izin Gangguan dan Retribusi Izin gangguan;
Peraturan Daerah Kota Bandung Nomor 08 Tahun 2014 tentang
Perubahan atas Peraturan Daerah Kota Bandung Nomor 01 Tahun 2014 tentang Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah Kota Bandung Tahun
17)
18) 19) 20)
Anggaran 2014;
Peraturan Walikota Bandung Nomor 300 Tahun 2013 tentang Rincian Tugas Pokok, Fungsi, Uraian Tugas dan Tata Kerja Badan Pelayanan Perijinan Terpadu Kota Bandung;
Peraturan Walikota Bandung Nomor 835 Tahun 2010 tentang Kebijakan Akuntansi Pemerintah Kota Bandung;
Peraturan Walikota Bandung Nomor 085 Tahun 2014 tentang Penjabaran Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah Tahun Anggaran 2014;
Peraturan Walikota Bandung Nomor 1224 Tahun 2014 tentang Perubahan Ketiga atas Peraturan Walikota Bandung Nomor 085 Tahun
2014 tentang Penjabaran Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah Tahun Anggaran 2014.
Pendahuluan
I.3
CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN TAHUN 2014 1.3 SISTEMATIKA PENYUSUNAN CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN Sistematika
penyusunan
Catatan
Atas
Laporan
Keuangan
Badan
Pelayanan Perijinan Terpadu Kota Bandung per 31 Desember 2014 yaitu sebagai berikut: BAB I
PENDAHULUAN
1.1. Maksud dan tujuan penyusunan laporan keuangan 1.2. Landasan hukum penyusunan laporan keuangan
BAB II
1.3. Sistematika penyusunan catatan atas laporan keuangan
KEBIJAKAN KEUANGAN DAN INDIKATOR PENCAPAIAN TARGET
KINERJA APBD
2.1. Kebijakan keuangan
BAB III
2.2. Indikator pencapaian target kinerja APBD IKHTISAR PENCAPAIAN KINERJA
3.1. Ikhtisar realisasi pencapaian target kinerja
3.2. Hambatan dan kendala yang ada dalam pencapaian target yang telah ditetapkan
BAB IV
3.3. Upaya dan solusi yang dilakukan KEBIJAKAN AKUNTANSI
4.1. Entitas akuntansi/entitas pelaporan keuangan daerah 4.2. Basis
akuntansi
4.3. Basis
pengukuran
keuangan
yang
keuangan
yang
mendasari
mendasari
penyusunan
laporan
penyusunan
laporan
4.4. Penerapan kebijakan akuntansi berkaitan dengan ketentuan BAB V
BAB VI
BAB VII
Pendahuluan
yang ada dalam standar akuntansi pemerintahan
PENJELASAN POS-POS LAPORAN KEUANGAN
5.1. Rincian
keuangan
penjelasan
masing-masing
pos-pos
pelaporan
PENJELASAN ATAS INFORMASI-INFORMASI NON KEUANGAN
PENUTUP
I.4
CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN TAHUN 2014
BAB II KEBIJAKAN KEUANGAN DAN INDIKATOR PENCAPAIAN TARGET KINERJA APBD BADAN PELAYANAN PERIJINAN TERPADU KOTA BANDUNG 2.1
KEBIJAKAN KEUANGAN
Keuangan Daerah adalah semua hak dan kewajiban daerah dalam
rangka penyelenggaraan pemerintah daerah yang dinilai dengan uang,
termasuk didalamnya segala bentuk kekayaan yang berhubungan dengan hak dan kewajiban daerah dalam kerangka pendapatan, belanja dan pembiayaan.
Hal tersebut menjadikan keuangan daerah merupakan salah satu faktor penentu dalam penyelenggaraan fungsi-fungsi pemerintahan, pelaksanaan pembangunan dan pelayanan kepada masyarakat.
Kebijakan keuangan di lingkungan Badan Pelayanan Perijinan
Terpadu Kota Bandung diarahkan untuk meningkatkan struktur keuangan yang
lebih baik melalui peningkatan target penerimaan serta peningkatan efektifitas dan efisiensi belanja.
Kebijakan keuangan meliputi komponen-komponen dan kinerja
pelayanan yang diharapkan pada setiap kewenangan yang akan dilaksanakan dalam satu tahun anggaran. 2.1.1. Pendapatan
Pendapatan Asli Daerah
Pendapatan Asli Daerah (PAD) pada Badan Pelayanan
Perijinan Terpadu Kota Bandung diperoleh dari pendapatan retribusi
pelayanan perijinan, dengan target sebesar Rp. 65.360.026.267,00 dan realisasi sebesar Rp. 52.330.616.242,00 atau 80,07 %. Apabila
dibandingkan dengan realisasi pendapatan tahun 2013 terdapat penurunan persentase realisasi sebesar 33,06%. 2.1.2. Belanja
Dalam rangka penyelenggaraan pemerintahan dan peningkatan
pelayanan publik, pengaturan alokasi belanja diupayakan untuk
efisien, efektif dan proporsional. Belanja pada Badan Pelayanan Perijinan Terpadu (BPPT) Kota Bandung Kebijakan Keuangan dan Indikator Pencapaian Target Kinerja
yang dibiayai oleh
II.1
CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN TAHUN 2014 APBD Rp.
Kota Bandung
Tahun
31.234.348.573,00
Anggaran dengan
2014
adalah
realisasi
sebesar
sebesar
Rp. 20.548.471.709,00 atau 65,79%. Terdapat peningkatan sebesar 8,1% dari persentase realisasi tahun 2013.
2.2 INDIKATOR PENCAPAIAN TARGET KINERJA APBD BPPT
Berdasarkan Peraturan Daerah Kota Bandung Nomor 08 Tahun 2007
tentang Urusan Pemerintahan Daerah Kota Bandung, Peraturan Daerah Kota Bandung Nomor 12 Tahun 2009 tentang Perubahan atas Peraturan Daerah Kota Bandung Nomor 12 tahun 2007 tentang Pembentukan dan Susunan
Organisasi Lembaga Teknis Daerah Kota Bandung dan Peraturan Walikota Bandung Nomor 300 Tahun 2013 tentang Rincian Tugas Pokok, Fungsi, Uraian
Tugas dan Tata Kerja Badan Pelayanan Perijinan Terpadu Kota Bandung dan Renstra BPPT Kota Bandung Tahun 2013-2018 Badan Pelayanan Perijinan
Terpadu Kota Bandung melaksanakan Urusan Wajib Penanaman Modal dengan indikator kinerja sasaran strategis sebagai berikut : TABEL II.1
INDIKATOR KINERJA SASARAN STRATEGIS TAHUN 2014 SASARAN STRATEGIS
INDIKATOR KINERJA
Meningkatkan dan menjamin kepuasan masyarakat dalam pelayanan perizinan terpadu
Indeks Kepuasan Masyarakat (IKM)
Meningkatkan akuntabilitas kinerja BPPT
Nilai evaluasi AKIP
TARGET 3 (Baik)
CC
Persentase temuan BPK/Inspektorat yang ditindaklanjuti
100%
Persentase tertib administrasi barang/asset daerah
100%
Tahun 2014 Badan Pelayanan Perijinan Terpadu Kota Bandung
melaksanakan Urusan Wajib Penanaman Modal yang dijabarkan ke dalam 9 program dan 30 kegiatan sebagai berikut :
Kebijakan Keuangan dan Indikator Pencapaian Target Kinerja
II.2
CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN TAHUN 2014
TABEL II.2 PROGRAM DAN KEGIATAN TAHUN 2014 BESERTA INDIKATOR DAN TARGET KINERJA PROGRAM
1 1. Program pengembangan Data/informasi
2. Program Perencanaan pembangunan daerah
3. Pelayanan Administrasi Perkantoran
KEGIATAN
1.1
2.1
2 Pengumpulan, updating dan analisis data informasi capaian target kinerja program dan kegiatan Penyusunan Renstra dan Renja SKPD
3.1 Penyediaan jasa komunikasi, sumber daya air dan listrik
3.2 Penyediaan jasa kebersihan kantor
3.3 Penyediaan jasa perbaikan peralatan Kerja
3.4 Penyediaan alat tulis kantor
3.5 Penyediaan barang cetakan dan penggandaan
3.6 Penyediaan bahan bacaan dan peraturan perundangperundangan
INDIKATOR KINERJA 3
Keluaran : Laporan bulanan dan triwulanan pelaksanaan program dan kegiatan Hasil : Terwujudnya akuntabilitas kinerja BPPT Keluaran : Rencana kerja (Renja) tahun 2015 Rencana Strategis (Renstra) tahun 2013-2018 Hasil : Terwujudnya akuntabilitas kinerja BPPT Keluaran : Tersedianya Jasa Telepon, Listrik, paket/pengiriman dan jasa pemasangan iklan Hasil : Kelancaran pelaksanaan tugas pokok dan fungsi Keluaran : Kantor BPPT rapi dan bersih Hasil : Kelancaran pelaksanaan tugas pokok dan fungsi Keluaran : Terpeliharanya Peralatan kerja Hasil : Kelancaran pelaksanaan tugas pokok dan fungsi Keluaran : Alat tulis kantor Hasil : Kelancaran pelaksanaan tugas pokok dan fungsi Keluaran : Barang cetakan dan penggandaan dokumen Hasil : Kelancaran pelaksanaan tugas pokok dan fungsi Keluaran : Surat kabar, majalah dan Buku Peraturan Perundangundangan
Kebijakan Keuangan dan Indikator Pencapaian Target Kinerja
TARGET 4
1 paket dokumen laporan
100% 1 dokumen 1 dokumen 100% 1 tahun
100% 1 tahun 100% 1 tahun 100% 1 tahun 100% 1 tahun 100% 1 tahun
II.3
CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN TAHUN 2014
PROGRAM
KEGIATAN
1
2
3.7
3.8
3.9
4. Peningkatan Sarana dan Prasarana Aparatur
Penyediaan makanan dan minuman
Rapat-rapat koordinasi dan konsultasi ke luar daerah
Penyediaan jasa tenaga pengamanan kantor
4.1 Pembangunan Gedung Kantor
4.2 Pengadaan Kendaraan Dinas/Operasional
4.3 Pengadaan Perlengkapan Peralatan Aparatur
4.4 Pemeliharaan rutin/berkala gedung kantor
INDIKATOR KINERJA 3
Hasil : Kelancaran pelaksanaan tugas pokok dan fungsi Keluaran : Makanan dan minuman rapat,tamu, harian pegawai dan kegiatan Hasil : Kelancaran pelaksanaan tugas pokok dan fungsi Keluaran : Laporan koordinasi dan konsultasi ke luar daerah Hasil : Kelancaran pelaksanaan tugas pokok dan fungsi Keluaran : Keamanan kantor BPPT
Hasil : Kelancaran pelaksanaan tugas pokok dan fungsi Keluaran : - Dokumen perencanaan pembangunan gedung penyimpanan arsip BPPT - Gedung penyimpanan arsip BPPT - Dokumen evaluasi/pengawasan pembangunan gedung penyimpanan arsip BPPT Hasil : Kelancaran pelaksanaan tugas pokok dan fungsi Keluaran : - Kendaraan bermotor roda empat - Sepeda Hasil : Kelancaran pelaksanaan tugas pokok dan fungsi Keluaran : Perlengkapan peralatan aparatur Hasil : Kelancaran pelaksanaan tugas pokok dan fungsi Keluaran : Terpeliharanya bangunan gedung kantor Hasil : Kelancaran pelaksanaan tugas pokok dan fungsi
Kebijakan Keuangan dan Indikator Pencapaian Target Kinerja
TARGET 100%
4
1 tahun
100% 1 paket laporan 100% 1 tahun 100% - 1 dokumen - 1 unit
- 1 dokumen
100% - 1 unit
- 10 unit 100% 1 paket
100%
1 tahun
100%
II.4
CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN TAHUN 2014
PROGRAM 1
KEGIATAN
2 4.5 Pemeliharaan rutin/berkala kendaraan dinas/operasional
4.6 Rehabilitasi Sedang/Berat Gedung Kantor
5. Peningkatan Disiplin Aparatur
6. Peningkatan Kapasitas Sumber Daya Aparatur
5.1
Pengadaan pakaian dinas beserta perlengkapannya
6.1 Pendidikan dan pelatihan Formal
6.2 Pembinaan Kinerja Aparatur
7. Peningkatan Pengembangan Sistem Pelaporan Capaian Kinerja dan Keuangan
7.1 Penyusunan laporan capaian kinerja dan ikhtisar realisasi kinerja SKPD
7.2 Penyusunan pelaporan keuangan semesteran
INDIKATOR KINERJA
3 Keluaran : Terpeliharanya kendaraan dinas/operasional : - Kendaraan roda empat - Kendaraan roda dua Hasil : Kelancaran pelaksanaan tugas pokok dan fungsi Keluaran : - Dokumen review perencanaan renovasi interior gedung - Dokumen perencanaan renovasi gedung Hasil : Kelancaran pelaksanaan tugas pokok dan fungsi Keluaran : - Pakaian dinas harian warna khaki - Pakaian dinas harian warna bebas - Pakaian hansip - Pakaian adat daerah Hasil : Kelancaran pelaksanaan tugas pokok dan fungsi Keluaran : Pegawai BPPT mengikuti kegiatan pendidikan dan pelatihan, bimbingan teknis, seminar, kursus dan lain-lain Hasil : Kelancaran pelaksanaan tugas pokok dan fungsi Keluaran : Pegawai BPPT mengikuti pembinaan kinerja aparatur/peningkatan motivasi kerja pegawai Hasil : Kelancaran pelaksanaan tugas pokok dan fungsi Keluaran : Laporan Akuntabilitas Kinerja BPPT Tahun 2013 Hasil : Terwujudnya akuntabilitas kinerja BPPT Keluaran : Laporan Keuangan Semester I BPPT Tahun 2014
Kebijakan Keuangan dan Indikator Pencapaian Target Kinerja
TARGET 4
- 11 unit - 26 unit 100% - 1 dokumen - 1 dokumen 100% - 1 paket - 1 paket - 1 paket - 1 paket 100% 1 tahun
100% 1 kegiatan
100% 1 dokumen
100% 1 dokumen
II.5
CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN TAHUN 2014
PROGRAM 1
KEGIATAN 2
7.3 Penyusunan pelaporan keuangan akhir tahun 8. Program Peningkatan dan Pengembangan Penyelenggaraa n Pelayanan Perijinan Terpadu
8.1 Penyusunan/ Penyempurnaan Rancangan Produk Hukum
8.2 Penyusunan/ Penyempurnaan dan Pemeliharaan Sistem Informasi
8.3 Fasilitasi Pelayanan Administrasi Perijinan
8.4 Sosialisasi/Publikasi Pelayanan Perijinan
8.5 Penyelenggaraan Pameran Perijinan Terpadu Satu Pintu
8.6 Monitoring, Evaluasi dan Pelaporan
INDIKATOR KINERJA
3 Hasil : Terwujudnya akuntabilitas kinerja BPPT Keluaran : Laporan Keuangan BPPT Tahun 2013
Hasil : Terwujudnya akuntabilitas kinerja BPPT Keluaran : - Draft Raperwal tentang Izin Gangguan (HO) - Dokumen Standar Pelayanann Publik (SPP) Hasil: Terwujudnya peningkatan kualitas dan kinerja pelayanan perijinan Keluaran : - Aplikasi Pelayanan Perizinan Terpadu yang dikembangkan - Aplikasi ODS (One Day Service) Hasil: Terwujudnya peningkatan kualitas dan kinerja pelayanan perijinan Keluaran : Laporan hasil pelayanan administrasi perijinan Hasil: Terwujudnya peningkatan kualitas dan kinerja pelayanan perijinan Keluaran : - Terselenggaranya sosialisasi pelayanan perijinan - Terselenggaranya publikasi pelayanan perijinan Hasil: Terwujudnya peningkatan kualitas dan kinerja pelayanan perijinan Keluaran : Terselenggaranya pameran tentang pelayanan perizinan Hasil: Terwujudnya peningkatan kualitas dan kinerja pelayanan perijinan Keluaran : Laporan hasil monitoring dan evaluasi penyelenggaraan pelayanan perizinan
Kebijakan Keuangan dan Indikator Pencapaian Target Kinerja
TARGET 4
100% 1 dokumen 100% - 1 dokumen - 1 dokumen
100% - 1 aplikasi - 1 aplikasi 100% 1 dokumen 100% - 1 kegiatan - 1 kegiatan 100% 1 tahun 100% 1 dokumen
II.6
CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN TAHUN 2014
PROGRAM
KEGIATAN
1
2
9 Program perbaikan system administrasi kearsipan
9.1 Penataan Arsip SKPD
INDIKATOR KINERJA 3 Hasil: Terwujudnya peningkatan kualitas dan kinerja pelayanan perijinan Keluaran : Tertatanya arsip BPPT Hasil : Kelancaran pelaksanaan tugas pokok dan fungsi
Kebijakan Keuangan dan Indikator Pencapaian Target Kinerja
TARGET
100%
4
1 tahun 100%
II.7
CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN TAHUN 2014
BAB III IKHTISAR PENCAPAIAN KINERJA BADAN PELAYANAN PERIJINAN TERPADU KOTA BANDUNG Berdasarkan Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 13 Tahun 2006
tentang Pedoman Pengelolaan Keuangan Daerah sebagaimana telah diubah kedua
kalinya melalui Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 21 Tahun 2011, Catatan Atas Laporan Keuangan menyajikan ikhtisar pencapaian kinerja APBD yang berisi
gambaran realisasi pencapaian efektifitas dan efisiensi program dan kegiatan selama pelaksanaan APBD Tahun 2014. 3.1 IKHTISAR
BANDUNG
PENCAPAIAN
TARGET
PENDAPATAN
BPPT
KOTA
Realisasi pendapatan Badan Pelayanan Perijinan Terpadu Kota
Bandung periode 1 Januari sampai dengan 31 Desember 2014 sebesar Rp 52.330.616.242,00 dari target sebesar Rp 65.360.026.267,00 (80,07%)
diperoleh dari pendapatan retribusi izin. Rincian Realisasi Pendapatan dapat diuraikan sebagai berikut : NO 1 2 3 4 5
URAIAN
TARGET
Retribusi Izin Gangguan
4.000.000.000
Retribusi Izin Mendirikan
REALISASI
%
2.723.896.471
68,10%
61.290.026.267
49.218.086.494
80,30%
Retribusi Izin Trayek
70.000.000
101.800.000
145,43%
Pendapatan Lain-lain
-
6.003.875
-
(IG)/(ITU) Bangunan
Denda Izin Tertentu JUMLAH
-
280.829.402
65.360.026.267
52.330.616.242
-
80,07%
Beberapa hambatan dan kendala yang dihadapi dalam pencapaian
target Pendapatan Tahun 2014 diantaranya :
1. Hilangnya potensi retribusi dari daftar ulang Izin Gangguan (Herregistrasi) sesuai dengan Undang-undang Nomor 28 Tahun 2009 Tentang Pajak
Daerah dan Retribusi Daerah, Surat Edaran Walikota Bandung Nomor
188.342/6305-Bag.Huk.Ham Tanggal 24 Januari 2012 Tentang Sinkronisasi Produk Hukum dan Surat Menteri Dalam Negeri Nomor 188.34/529/SJ Tanggal 5 Februari 2013 Perihal Klarifikasi Peraturan Daerah. Ikhtisar Pencapaian Kinerja BPPT
III.1
CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN TAHUN 2014 2. Masih rendahnya Indeks Gangguan dalam perhitungan retribusi Izin Gangguan baru sebagaimana diatur pada Peraturan Daerah Kota Bandung
Nomor 19 Tahun 2012 Tentang Izin Gangguan dan Retribusi Izin Gangguan.
3. Kebijakan Pemerintah Provinsi Jawa Barat dan Pemerintah Kota Bandung terkait dengan pengendalian pemanfaatan ruang Kawasan Bandung Utara
(KBU) berdasarkan Peraturan Daerah Provinsi Jawa Barat Nomor 1 Tahun
2008 Tentang Pengendalian Pemanfaatan Ruang Kawasan Bandung Utara, dimana lokasi dimaksud sampai dengan saat ini masih menjadi tujuan investasi pembangunan.
Upaya dan solusi yang dilakukan terhadap hambatan dan kendala
yang dihadapi dalam pencapaian target Pendapatan antara lain : 1. Rasionalisasi target Pendapatan Tahun 2015; 2. Sosialisasi/publikasi pelayanan perijinan; 3. On-line system pelayanan perijinan.
3.2 IKHTISAR PENCAPAIAN TARGET BELANJA BPPT KOTA BANDUNG
Ikhtisar pencapaian kinerja keuangan pelaksanaan program dan
kegiatan pada Badan Pelayanan Perijinan Terpadu Kota Bandung dapat diuraikan sebagai berikut : NO 1 I
I.1
II II.1 III
PROGRAM / KEGIATAN
2 Program pengembangan data/informasi Pengumpulan, updating, dan analisis data informasi capaian target kinerja program dan kegiatan Program perencanaan pembangunan daerah Penyusunan Renstra dan Renja SKPD Program Pelayanan Administrasi Perkantoran
Ikhtisar Pencapaian Kinerja BPPT
ANGGARAN
3 124.000.000
REALISASI
%
4 120.720.000
5 97,35
124.000.000
120.720.000
97,35
62.873.250
62.349.250
99,17
62.873.250
62.349.250
99,17
2.967.484.880
2.797.869.616
94,28
III.2
CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN TAHUN 2014
NO
1 III.1 III.2 III.3 III.4 III.5 III.6 III.7 III.8 III.9 IV IV.1 IV.2 IV.3 IV.4 IV.5 IV.6 V V.1
PROGRAM / KEGIATAN
2 Penyediaan jasa komunikasi, sumber daya air dan listrik
Penyediaan jasa kebersihan kantor Penyediaan jasa perbaikan peralatan kerja Penyediaan alat tulis kantor Penyediaan barang cetakan dan penggandaan Penyediaan bahan bacaan dan peraturan perundang-undangan Penyediaan makanan dan minuman Rapat-rapat koordinasi dan konsultasi ke luar daerah Penyediaan jasa pengamanan kantor Program Peningkatan Sarana dan Prasarana Aparatur Pembangunan Gedung Kantor Pengadaan Kendaraan Dinas/Operasional Pengadaan Perlengkapan Peralatan Aparatur Pemeliharaan rutin/berkala gedung kantor Pemeliharaan rutin/berkala kendaraan dinas/operasional Rehabilitasi Sedang/Berat Gedung Kantor Program peningkatan disiplin aparatur Pengadaan pakaian dinas beserta perlengkapannya
Ikhtisar Pencapaian Kinerja BPPT
ANGGARAN
3 214.175.500
REALISASI
%
4 203.670.674
5 95,10
335.604.020
284.875.410
84,88
154.900.000
154.715.370
99,88
440.044.360
438.447.360
99,64
469.661.000
465.691.660
99,15
106.000.000
105.636.550
99,66
167.100.000
156.299.450
93,54
920.000.000
828.533.142
90,06
160.000.000
160.000.000
100,00
11.818.889.371
3.106.642.292
26,29
7.905.300.000
159.753.000
2,02
360.602.500
1.875.786.000
360.402.500
1.397.440.400
99,94
630.848.670
571.530.470
90,60
585.450.000
538.187.472
91,93
460.902.201
79.328.450
17,21
249.405.000
249.405.000
100,00
249.405.000
249.405.000
100,00
74,50
III.3
CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN TAHUN 2014
NO 1 VI
VI.1 VI.2 VII
VII.1 VII.2 VII.3 VIII
VIII.1 VIII.2 VIII.3 VIII.4 VIII.5 VIII.6 IX
IX.1
PROGRAM / KEGIATAN 2
Program Peningkatan Kapasitas Sumber Daya Aparatur Pendidikan dan pelatihan formal Pembinaan Kinerja Aparatur Program peningkatan pengembangan sistem pelaporan capaian kinerja dan keuangan Penyusunan laporan capaian kinerja dan ikhtisar realisasi kinerja SKPD Penyusunan pelaporan keuangan semesteran Penyusunan pelaporan keuangan akhir tahun Program Peningkatan dan Pengembangan Penyelenggaraan Pelayanan Perijinan Terpadu Penyusunan/ Penyempurnaan Rancangan Produk Hukum Penyusunan/ Penyempurnaan dan Pemeliharaan Sistem Informasi Fasilitasi Pelayanan Administrasi Perijinan Sosialisasi/Publikasi Pelayanan Perijinan Penyelenggaraan Pameran Perijinan Terpadu Satu Pintu Monitoring, Evaluasi dan Pelaporan Program Perbaikan Sistem Administrasi Kearsipan Penataan Arsip SKPD JUMLAH
Ikhtisar Pencapaian Kinerja BPPT
ANGGARAN
3 361.703.500
REALISASI
%
4 320.219.500
5 88,53
105.000.000
66.541.000
63,37
256.703.500
253.678.500
98,82
159.970.340
159.914.340
99,96
48.493.750
48.493.750
100,00
43.432.700
43.376.700
99,87
68.043.890
3.415.102.959
68.043.890
2.465.726.150
100,00
155.650.000
154.140.000
99,03
1.059.540.000
158.947.000
15,00
1.707.527.959
1.684.131.450
98,63
245.860.000
233.047.700
168.525.000
78.000.000
72,20
168.525.000
100,00
66.935.000
85,81
94,79
40.570.700
36.229.700
89,30
40.570.700 19.200.000.000
36.229.700 9.319.075.848
89,30 48,54
III.4
CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN TAHUN 2014 Berdasarkan data di atas, terdapat efisiensi anggaran pada 26
kegiatan yang realisasi anggarannya tidak mencapai 100% dan terdapat 2 kegiatan target kinerja keluaran tidak tercapai.
Beberapa hambatan dan kendala yang dihadapi dalam pencapaian
belanja pelaksanaan program dan kegiatan diantaranya :
(1) Terlambatnya penetapan APBD dan APBD perubahan tahun 2014;
(2) Kemampuan SDM pengelola keuangan dan pelaksana teknis kegiatan yang masih perlu ditingkatkan;
(3) Penetapan Panitia Pengadaan Barang dan Jasa (PBJ) pada tahun 2013
ditetapkan oleh Kepala SKPD baik mekanisme Lelang, Penunjukan
Langsung maupun Pengadaan Langsung. Tetapi untuk tahun 2014 ada perubahan mekanisme dikarenakan adanya Peraturan Walikota Nomor 033 Tahun 2014 Tanggal 13 Januari 2014 tentang Pembentukan dan
Susunan Organisasi Unit Layanan Pengadaan Kota Bandung, oleh karena itu untuk mekanisme pembentukan kelompok kerja kepanitiaan Lelang
harus membuat Surat Permohonan kepada Unit Layanan Pengadaan (ULP) Kota
Bandung
berdasarkan
Peraturan
Walikota
Nomor
027/Kep.089/BPSDA/2014 Tanggal 29 Januari 2014 tentang Penetapan
Keanggotaan Kelompok Kerja Pengadaan Barang dan Jasa pada Unit Layanan Pengadaan Kota Bandung untuk dibuatkan surat keputusan
pembentukan Tim Kelompok Kerja (Pokja), sedangkan mekanisme Pengadaan Langsung dan Penunjukan Langsung masih ditetapkan oleh Kepala SKPD;
(4) Pekerjaan pembangunan gedung arsip pada kegiatan pembangunan gedung kantor yang semula direncanakan akan dilaksanakan pada tahun
2014 tidak dimungkinkan untuk terealisasi dengan pertimbangan dan penjelasan sebagai berikut :
• Memperhatikan ketentuan dalam Peraturan Daerah Kota Bandung
Nomor 05 Tahun 2010 tentang Bangunan Gedung, maka kegiatan pembangunan gedung kantor
baru dapat dilaksanakan apabila
persyaratan administratif dan persyaratan teknis telah dipenuhi;
• Tahapan
kegiatan
pembangunan
gedung
kantor
yang
sedang
dilaksanakan sampai dengan saat ini adalah penyusunan dokumen
teknis kegiatan berupa Detail Engineering Design (DED) sebagai bahan acuan utama dalam proses pelelangan dan pelaksanaan pembangunan gedung;
Ikhtisar Pencapaian Kinerja BPPT
III.5
CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN TAHUN 2014 • Dengan mempertimbangkan hal-hal tersebut dan terbatasnya waktu pelaksanaan, sesuai dengan hasil rapat pembahasan yang dihadiri oleh unsur
BPPT, Bappeda dan DPKAD Kota Bandung, pekerjaan fisik
konstruksi
pembangunan
gedung
tidak
dilaksanakan pada anggaran Tahun 2014.
dimungkinkan
untuk
(5) Pekerjaan renovasi gedung dan interior built in/fix furniture pada kegiatan rehabilitasi sedang/berat gedung kantor yang semula direncanakan akan
dilaksanakan pada tahun 2014 tidak dimungkinkan untuk terealisasi dengan pertimbangan sebagai berikut:
• Sehubungan dengan terjadinya bencana kebakaran pada tanggal 04
Oktober 2014 di kantor Badan Pelayanan Perijinan Terpadu Kota
Bandung yang merupakan objek yang akan dikerjakan oleh kontraktor pemenang pemilihan langsung , maka proses Pelelangan Umum dibatalkan dengan alasan sebagai berikut :
Rincian pekerjaan yang tercantum pada Rencana Anggaran dan Biaya (RAB) yang dilelangkan adalah renovasi interior, sehingga
dengan terjadinya bencana kebakaran menjadi tidak sesuai lagi dengan kondisi di lapangan;
Waktu pelaksanaan pekerjaan tidak mencukupi karena gedung
sebagaimana dimaksud baru dapat diakses pada tanggal 3 november 2014.
Upaya dan solusi yang dilakukan terhadap hambatan dan kendala
yang dihadapi dalam pencapaian target Belanja pelaksanaan program dan kegiatan antara lain :
(1) Mengikutsertakan pengelola keuangan dan pelaksana teknis kegiatan dalam pelatihan-pelatihan.
3.3 IKHTISAR PENCAPAIAN KINERJA SASARAN STRATEGIS PADA BPPT KOTA BANDUNG
Ikhtisar pencapaian kinerja sasaran strategis pada Badan Pelayanan
Perijinan Terpadu Kota Bandung dapat diuraikan sebagai berikut :
Ikhtisar Pencapaian Kinerja BPPT
III.6
CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN TAHUN 2014
SASARAN STRATEGIS
INDIKATOR KINERJA
TARGET
REALISASI
Meningkatkan dan menjamin kepuasan masyarakat dalam pelayanan perizinan terpadu
Indeks Kepuasan Masyarakat (IKM)
3 (Baik)
3,3
Meningkatkan akuntabilitas kinerja BPPT
Nilai evaluasi AKIP
CC
CC
Persentase temuan BPK/Inspektorat yang ditindaklanjuti
100%
100%
Persentase tertib administrasi barang/asset daerah
100%
100%
(Sangat Baik)
Hambatan dan kendala yang dihadapi dalam pencapaian indikator
kinerja sasaran strategis diantaranya :
(1) Regulasi mengenai pelayanan perijinan yang sangat dinamis (sering berubah-ubah);
(2) Masih rendahnya kesadaran masyarakat dalam pengurusan perijinan.
Upaya dan solusi yang dilakukan terhadap hambatan dan kendala
yang dihadapi dalam pencapaian indikator kinerja sasaran strategis antara lain :
(1) Melakukan penyesuaian secara cepat terhadap berbagai perubahan akibat dari regulasi yang berubah melalui pengajuan usulan perubahan regulasi daerah yang terkait dengan pelayanan perijinan;
(2) Melakukan sosialisasi mengenai penyelenggaraan pelayanan perijinan
secara intensif melalui berbagai media, baik media cetak, media elektronik, papan informasi, sosialisasi dll.
Ikhtisar Pencapaian Kinerja BPPT
III.7
CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN TAHUN 2014
BAB IV KEBIJAKAN AKUNTANSI 4.1 ENTITAS AKUNTANSI/ENTITAS PELAPORAN KEUANGAN DAERAH Entitas
akuntansi
adalah
unit
pemerintahan
pengguna
anggaran/pengguna barang dan oleh karenanya wajib menyelenggarakan akuntansi
dan menyusun laporan keuangan untuk digabungkan pada entitas pelaporan. Berdasarkan Peraturan Pemerintah Nomor 58 Tahun 2005 tentang Pengelolaan Keuangan Daerah dan Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 13 Tahun 2006
tentang Pedoman Pengelolaan Keuangan Daerah sebagaimana telah diubah kedua
kalinya melalui Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 21 Tahun 2011, Kepala SKPD sebagai entitas akuntansi menyusun laporan keuangan SKPD yang disampaikan kepada PPKD untuk digabung menjadi Laporan Keuangan Pemerintah Daerah.
Dalam rangka pertanggungjawaban pelaksanaan APBD entitas akuntansi
menyusun laporan keuangan yang meliputi: a. laporan realisasi anggaran; b. neraca; dan
c. catatan atas laporan keuangan.
Badan Pelayanan Perijinan Terpadu Kota Bandung sebagai salah satu
Satuan Kerja Perangkat Daerah (SKPD) di Lingkungan Pemerintah Kota Bandung
selaku pengguna anggaran/pengguna barang adalah entitas akuntansi sehingga wajib menyusun Laporan Keuangan sebagai pertanggungjawaban pelaksanaan APBD Tahun Anggaran 2014.
Periode akuntansi yang digunakan dalam penyusunan Laporan Keuangan
Badan Pelayanan Perijinan Terpadu Kota Bandung Tahun 2014 ini adalah 1 Januari 2014 sampai dengan 31 Desember 2014. 4.2
BASIS AKUNTANSI YANG MENDASARI PENYUSUNAN LAPORAN KEUANGAN
Basis akuntansi yang digunakan dalam penyusunan Laporan Keuangan
Badan Pelayanan Perijinan Terpadu Kota Bandung Tahun 2014 adalah basis kas untuk pengakuan pendapatan, belanja dan pembiayaan dalam Laporan Realisasi
Anggaran dan basis akrual untuk pengakuan aset, kewajiban dan ekuitas dana dalam neraca.
Kebijakan Akuntansi
IV.1
CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN TAHUN 2014 Basis kas untuk Laporan Realisasi Anggaran berarti bahwa pendapatan
diakui pada saat kas diterima oleh kas daerah dan belanja diakui pada saat kas
dikeluarkan dari kas daerah. Pemerintah daerah tidak menggunakan istilah laba
melainkan menggunakan sisa perhitungan anggaran (lebih/kurang) untuk setiap tahun anggaran. Sisa perhitungan anggaran tergantung pada selisih realisasi pendapatan dengan belanja.
Basis akrual untuk neraca berarti bahwa aset, kewajiban dan ekuitas
dana diakui dan dicatat pada saat terjadinya transaksi, atau pada saat kejadian atau
kondisi lingkungan berpengaruh pada keuangan pemerintah daerah, bukan pada saat kas diterima atau dibayar oleh kas daerah.
Azas Bruto adalah suatu prinsip yang tidak memperkenankan pencatatan
secara neto penerimaan setelah dikurangi pengeluaran pada suatu unit organisasi
atau tidak memperkenankan pencatatan pengeluaran setelah dilakukan kompensasi antara penerimaan dan pengeluaran. 4.3
BASIS PENGUKURAN YANG MENDASARI PENYUSUNAN LAPORAN KEUANGAN
Pengukuran adalah proses penetapan nilai uang untuk mengakui dan
memasukan setiap pos dalam Laporan Keuangan Badan Pelayanan Perijinan
Terpadu Kota Bandung. Pengukuran pos-pos dalam laporan keuangan menggunakan
nilai perolehan historis. Aset dicatat sebesar pengeluaran kas dan setara kas atau sebesar nilai wajar dari imbalan yang diberikan untuk memperoleh aset tersebut.
Kewajiban dicatat sebesar nilai rupiah. Pengukuran pos-pos laporan keuangan menggunakan mata uang rupiah.
Basis pengukuran yang mendasari penyusunan Laporan Keuangan Badan
Pelayanan Perijinan Terpadu Kota Bandung adalah sebagai berikut : 1. PENDAPATAN
Pendapatan diukur dan dicatat berdasarkan azas bruto, yaitu dengan
membukukan penerimaan bruto, dan tidak mencatat jumlah netonya (setelah dikompensasikan dengan pengeluaran).
2. BELANJA
Belanja diukur dan dicatat berdasarkan nilai perolehan.
3. KAS
Kas diukur dan dicatat sebesar nilai nominal. Nilai nominal artinya disajikan sebesar nilai rupiahnya.
Kebijakan Akuntansi
IV.2
CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN TAHUN 2014 4. PIUTANG 5.
Piutang dinilai serta disajikan di neraca sebesar nilai nominal. PERSEDIAAN
1) Biaya perolehan persediaan meliputi harga pembelian, biaya pengangkutan,
biaya penanganan dan biaya lainnya yang secara langsung dapat dibebankan pada perolehan persediaan. Potongan harga, rabat, dan lainnya yang serupa mengurangi biaya perolehan.
2) Nilai pembelian yang digunakan adalah biaya perolehan persediaan yang terakhir diperoleh.
6. ASET TETAP
1) Aset tetap dinilai dengan biaya perolehan. Apabila penilaian aset tetap dengan menggunakan biaya perolehan tidak memungkinkan maka nilai aset tetap didasarkan pada nilai wajar pada saat perolehan.
2) Biaya perolehan adalah jumlah kas atau setara kas yang dibayarkan atau
nilai wajar imbalan lain yang diberikan untuk memperoleh suatu aset pada saat perolehan atau konstruksi sampai dengan aset tersebut dalam kondisi dan tempat yang siap untuk dipergunakan.
3) Biaya perolehan suatu aset tetap terdiri dari harga belinya atau konstruksinya,
termasuk
bea
impor
dan
setiap
biaya
yang
dapat
diatribusikan secara langsung dalam membawa aset tersebut ke kondisi
yang membuat aset tersebut dapat bekerja untuk penggunaan yang dimaksudkan.
4) Contoh biaya yang dapat diatribusikan secara langsung adalah : (a) biaya persiapan tempat;
(b) biaya pengiriman awal (initial delivery) dan biaya simpan dan bongkar (c)
muat (handling cost);
biaya pemasangan (installation cost);
(d) biaya profesional seperti arsitek dan insinyur; (e) biaya konstruksi; dan (f)
biaya kepanitiaan.
7. KEWAJIBAN
Kewajiban dicatat sebesar nilai nominal. Nilai nominal atas kewajiban mencerminkan nilai kewajiban pemerintah daerah pada saat pertama kali
transaksi berlangsung. Aliran ekonomi setelahnya, seperti transaksi pembayaran dan perubahan lainnya selain perubahan nilai pasar, diperhitungkan dengan
Kebijakan Akuntansi
IV.3
CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN TAHUN 2014 menyesuaikan nilai tercatat kewajiban tersebut. Pengguna nilai nominal dalam menilai kewajiban mengikuti karakteristik dari masing-masing pos.
8. EKUITAS DANA
Pengakuan dan Pengukuran Ekuitas Dana telah dijabarkan berkaitan dengan akun investasi jangka pendek, investasi jangka panjang, aset tetap, aset lainnya, dana cadangan, penerimaan pembiayaan, pengeluaran pembiayaan, dan pengakuan kewajiban.
4.4
PENERAPAN KETENTUAN
KEBIJAKAN YANG
PEMERINTAHAN
ADA
AKUNTANSI DALAM
BERKAITAN
STANDAR
DENGAN
AKUNTANSI
4.4.1 KEBIJAKAN AKUNTANSI PENDAPATAN 1)
Tujuan kebijakan akuntansi pendapatan adalah untuk mengatur
perlakuan akuntansi atas pendapatan dan informasi lainnya dalam rangka memenuhi tujuan akuntabilitas sebagaimana ditetapkan oleh
2)
peraturan perundang-undangan.
Pendapatan Pemerintah Daerah adalah semua penerimaan Rekening
Kas Umum Daerah yang menambah ekuitas dana lancar dalam periode
tahun anggaran yang bersangkutan yang menjadi hak Pemerintah Daerah, dan tidak perlu dibayar kembali oleh Pemerintah Daerah.
Penerimaan Rekening Kas artinya harus dalam bentuk kas atau setara 3) 4)
kas yang menambah ekuitas dana lancar.
Pengakuan pendapatan dengan berbasis kas diakui dan dicatat pada saat kas atau setara kas diterima yang menambah ekuitas dana lancar. Pengakuan
pendapatan
di
SKPD
dengan
mempertimbangkan
Bendahara Penerimaan adalah pejabat fungsional yang melaksanakan tugas kebendaharaan dalam rangka pelaksanaan anggaran DPA SKPD,
yang secara fungsional bertanggung jawab atas pelaksanaan tugasnya 5) 6)
pada PPKD selaku BUD.
Pencatatan dari setiap jenis pendapatan dan masing-masing nilai pendapatannya dicatat sampai dengan rincian obyek.
Dokumen sumber yang digunakan sebagai dasar pencatatan transaksi pendapatan PAD adalah surat ketetapan retribusi daerah dan surat tanda bukti pembayaran.
Kebijakan Akuntansi
IV.4
CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN TAHUN 2014 7)
Akuntansi
pendapatan
disusun
untuk
memenuhi
kebutuhan
pertanggungjawaban sesuai dengan ketentuan dan untuk keperluan pengendalian bagi manajemen Pemerintah Daerah, baik yang dicatat
8)
oleh SKPD maupun PPKD.
Pendapatan diukur dan dicatat berdasarkan azas bruto, yaitu dengan membukukan penerimaan bruto, dan tidak mencatat jumlah netonya (setelah dikompensasikan dengan pengeluaran).
4.4.2 KEBIJAKAN AKUNTANSI BELANJA 1)
Tujuan kebijakan akuntansi belanja adalah untuk mengatur perlakuan akuntansi atas belanja dan informasi lainnya dalam rangka memenuhi tujuan
2)
akuntabilitas
perundang-undangan.
sebagaimana
ditetapkan
oleh
peraturan
Belanja adalah semua pengeluaran dari Rekening Kas Umum Daerah
yang mengurangi ekuitas dana lancar dalam periode tahun anggaran bersangkutan yang tidak akan diperoleh pembayarannya kembali oleh
3)
Pemerintah Daerah.
Belanja diakui pada saat terjadinya pengeluaran dari Rekening Kas
Umum Daerah untuk seluruh transaksi di SKPD setelah dilakukan
pengesahan definitif oleh fungsi BUD untuk masing-masing transaksi 4)
5)
6)
7) 8)
yang terjadi di SKPD.
Pengeluaran dari rekening kas umum daerah ditandai dengan terbitnya SP2D-LS sebagai bukti kejadian yang paling penting (critical event) dari proses pengakuan belanja telah terjadi.
Khusus pengeluaran melalui bendahara pengeluaran pengakuannya
terjadi pada saat pertanggungjawaban atas pengeluaran tersebut disahkan oleh BUD/Kuasa BUD/pengguna anggaran.
Belanja diakui pada saat kas keluar yang ditandai dengan realisasi
belanja di SKPD menggunakan pengesahan SPJ atas penggunaan dana UP/TU oleh PPK SKPD.
Realisasi anggaran belanja dilaporkan sesuai dengan klasifikasi yang ditetapkan dalam dokumen anggaran. Akuntansi
belanja
pertanggungjawaban
disusun
sesuai
selain
untuk
dengan
memenuhi
ketentuan,
kebutuhan
juga
dapat
dikembangkan untuk keperluan pengendalian bagi manajemen dengan cara yang memungkinkan pengukuran kegiatan belanja tersebut. Kebijakan Akuntansi
IV.5
CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN TAHUN 2014 9)
Suatu pengeluaran belanja akan diakui sebagai belanja modal (nantinya akan menjadi aset tetap) jika memenuhi seluruh kriteria sebagai berikut :
(a) manfaat ekonomi barang yang dibeli lebih dari 12 (dua belas) bulan;
(b) perolehan barang tersebut untuk operasional dan pelayanan, serta
tidak untuk dijual, dihibahkan, disumbangkan, ataupun diserahkan kepada pihak ketiga;
(c) nilai rupiah pembelian barang material atau pengeluaran untuk
pembelian barang tersebut melebihi batasan minimal kapitalisasi aset tetap yang telah ditetapkan.
10)
Khusus untuk tanah dan konstruksi dalam pengerjaan berapapun nilai
11)
Penetapan nilai minimal materialitas pada saat proses penganggaran
12)
perolehannya harus dikapitalisasi. dengan dokumen DPA.
Suatu pengeluaran belanja pemeliharaan akan diperlakukan sebagai belanja modal
(dikapitalisasi menjadi aset tetap) jika memenuhi
seluruh kriteria sebagai berikut :
(a) Manfaat ekonomi atas barang/aset tetap yang dipelihara : a.
bertambah ekonomis/efisien, dan/atau
c.
bertambah volume, dan/atau
b. d.
bertambah umur ekonomis, dan/atau
bertambah kapasitas produksi, dan/atau
(b) Nilai rupiah pengeluaran belanja atas pemeliharaan barang/aset
tetap tersebut material/melebihi batasan minimal kapitalisasi aset
13)
tetap yang telah ditetapkan.
Untuk butir a manfaat ekonomi atas barang/aset tetap tersebut
melampaui 1 tahun (jangka panjang). Bila ada pengeluaran bersifat rutin untuk memperbaiki/memelihara aset tetap meskipun jumlahnya
material, tetap digolongkan sebagai revenue expenditure. Sedangkan
revenue
expenditure
mempunyai
makna
pengeluaran
untuk
mempertahankan kapasitas yang ada saat ini pada periode tahun berjalan.
Kebijakan Akuntansi
IV.6
CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN TAHUN 2014 4.4.3 KEBIJAKAN AKUNTANSI ASET 1)
2)
Tujuan kebijakan akuntansi aset adalah untuk mengatur perlakuan akuntansi untuk aset dan pengungkapan informasi penting lainnya yang harus disajikan dalam laporan keuangan.
Aset adalah sumber daya ekonomi yang dikuasai dan/atau dimiliki oleh pemerintah sebagai akibat dari peristiwa masa lalu dan dari mana
manfaat ekonomi dan/atau sosial di masa depan diharapkan dapat
diperoleh oleh pemerintah daerah, serta dapat diukur dalam satuan uang, termasuk sumber daya nonkeuangan yang diperlukan untuk
penyediaan jasa bagi masyarakat umum dan sumber-sumber daya 3)
4)
yang dipelihara karena alasan sejarah dan budaya. Aset diklasifikasikan ke dalam : (a) aset lancar;
(b) aset non lancar.
Suatu aset diklasifikasikan sebagai aset lancar jika diharapkan segera
untuk dapat direalisasikan atau dimiliki untuk dipakai atau dijual dalam waktu 12 (dua belas) bulan sejak tanggal pelaporan. Aset yang tidak dapat dimasukkan dalam kriteria tersebut diklasifikasikan sebagai aset
5)
non lancar.
Aset lancar meliputi kas dan setara kas, investasi jangka pendek, piutang, dan persediaan. Sedangkan aset nonlancar mencakup aset
yang bersifat jangka panjang, dan aset tak berwujud yang digunakan
baik langsung maupun tidak langsung untuk kegiatan pemerintah daerah atau yang digunakan masyarakat umum. Aset nonlancar
diklasifikasikan menjadi investasi jangka panjang, aset tetap, dana 6)
cadangan, dan aset lainnya. Aset diakui : a)
Pada saat potensi manfaat ekonomi masa depan diperoleh oleh pemerintah daerah dan mempunyai nilai atau biaya yang dapat diukur dengan andal;
b) Pada 7)
saat
diterima
kepenguasaannya berpindah.
atau
kepemilikannya
dan/atau
Kas dan setara kas adalah uang tunai dan saldo simpanan di bank yang
setiap saat dapat digunakan untuk membiayai kegiatan pemerintah daerah/investasi jangka pendek yang sangat likuid yang siap dicairkan
menjadi kas serta bebas dari risiko perubahan nilai yang signifikan. Kas Kebijakan Akuntansi
IV.7
CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN TAHUN 2014 juga meliputi seluruh Uang Yang Harus Dipertanggungjawabkan, Saldo simpanan di bank yang setiap saat dapat ditarik atau digunakan untuk
melakukan pembayaran. Dalam pengertian kas ini juga termasuk setara
kas yaitu investasi jangka pendek yang sangat likuid yang siap dicairkan menjadi kas yang mempunyai masa jatuh tempo yang 8)
pendek, yaitu 3 (tiga) bulan atau kurang dari tanggal perolehannya.
Piutang adalah hak atau klaim kepada pihak ketiga yang diharapkan dapat dijadikan kas dalam satu periode akuntansi. Piutang dapat
berupa tagihan hasil penjualan barang, kewajiban pihak ketiga yang
belum dilunasi, seperti pajak/retribusi, lain-lain pendapatan daerah yang sah yang telah diterbitkan atau 9)
10) 11)
dilunasi pada saat pencatatan.
pinjaman uang yang belum
Piutang diakui pada saat timbulnya hak atas piutang tersebut. Piutang Retribusi diakui sebagai piutang apabila telah diterbitkan dasar retribusi yaitu Keputusan Retribusi Daerah (SKRD).
Pada dasarnya tidak terdapat perbedaan definisi antara piutang dengan piutang lain-lain, hanya klasifikasinya saja yang berbeda.
Persediaan adalah aset lancar dalam bentuk barang atau perlengkapan yang dimaksudkan untuk mendukung kegiatan operasional pemerintah
daerah, dan barang-barang yang dimaksudkan untuk dijual dan/atau diserahkan dalam rangka pelayanan kepada masyarakat. a.
b. 12)
13)
Persediaan diakui pada saat potensi manfaat ekonomi masa depan diperoleh pemerintah daerah dan mempunyai nilai atau biaya yang dapat diukur dengan andal.
Pada akhir periode akuntansi, persediaan dicatat berdasarkan hasil inventarisasi fisik (stock opname).
Aset Tetap adalah aset berwujud yang mempunyai masa manfaat lebih
dari 12 (dua belas) bulan untuk digunakan dalam kegiatan pemerintah daerah atau dimanfaatkan oleh masyarakat umum Aset Tetap terdiri dari : a.
Tanah;
c.
Gedung dan Bangunan;
b. d. e. f.
Peralatan dan Mesin;
Jalan, Jaringan dan Instalasi; Aset Tetap Lainnya;
Konstruksi Dalam Pengerjaan;
Kebijakan Akuntansi
IV.8
CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN TAHUN 2014
14)
g.
Akumulasi Penyusutan.
Pengeluaran yang dikapitalisasikan dilakukan terhadap pengadaan tanah, pembelian peralatan dan mesin sampai siap pakai, pembuatan peralatan, mesin dan bangunan, pembangunan gedung dan bangunan, pembangunan jalan/irigasi/jaringan, pembelian aset tetap lainnya
15)
16)
sampai siap pakai, dan pembangunan/pembuatan aset tetap lainnya.
Pada dasarnya, pengeluaran-pengeluaran untuk aset tetap setelah perolehan,
dapat dikategorikan
menjadi belanja
modal
(capital
expenditures) dan pengeluaran pendapatan (revenue expenditures).
Belanja modal adalah pengeluaran-pengeluaran yang harus dicatat sebagai
aset
(dikapitalisir).
Pengeluaran-pengeluaran
yang
akan
mendatangkan manfaat lebih dari satu periode akuntansi termasuk
dalam kategori ini, misalnya penambahan satu unit AC dalam sebuah mobil atau penambahan teras pada gedung yang telah dimiliki, 17)
merupakan belanja modal.
Demikian juga halnya dengan pengeluaran-pengeluaran yang akan
menambah efisiensi, memperpanjang umur aset atau meningkatkan kapasitas
atau
mutu
produksi.
Contoh
mengenai
pengeluaran-
pengeluaran yang akan memperpanjang umur aset atau meningkatkan 18)
kapasitas produksi adalah pengeluaran untuk perbaikan besar-besaran.
Untuk dapat diakui sebagai aset tetap, suatu aset harus berwujud dan memenuhi kriteria : (1)
mempunyai masa manfaat lebih dari 12 (dua belas) bulan;
(3)
tidak dimaksudkan untuk dijual dalam operasi normal entitas; dan
(2)
19)
20)
(4)
biaya perolehan aset dapat diukur secara andal;
diperoleh atau dibangun dengan maksud untuk digunakan.
Tujuan utama dari perolehan aset tetap adalah untuk digunakan oleh
pemerintah daerah dalam mendukung kegiatan operasionalnya dan bukan dimaksudkan untuk dijual.
Pengakuan aset tetap akan sangat andal bila aset tetap telah diterima atau
diserahkan
hak
penguasaannya berpindah.
Kebijakan Akuntansi
kepemilikannya
dan
atau
pada
saat
IV.9
CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN TAHUN 2014 4.4.4 KEBIJAKAN AKUNTANSI KEWAJIBAN
Kewajiban adalah utang yang timbul dari peristiwa masa lalu yang penyelesaiannya
mengakibatkan
pemerintah daerah.
1)
aliran
keluar
sumber
daya
ekonomi
Kewajiban Jangka Pendek
Suatu kewajiban diklasifikasikan sebagai kewajiban jangka pendek jika diharapkan dibayar (atau jatuh tempo) dalam waktu 12 bulan. Pendapatan Diterima Dimuka, terdiri dari :
a)
setoran kelebihan pembayaran kepada Pihak III;
c)
uang muka lelang penjualan Aset Daerah.
b) 2)
uang muka penjualan produk Pemerintah Daerah dari Pihak III;
Kewajiban Jangka Panjang
Kewajiban jangka panjang biasanya muncul sebagai akibat dari pembiayaan yang dilakukan oleh pemerintah daerah untuk menutup
defisit anggarannya. Secara umum, kewajiban jangka panjang adalah semua kewajiban pemerintah daerah yang waktu jatuh temponya lebih 3)
dari 12 bulan sejak tanggal pelaporan.
Kewajiban diakui jika besar kemungkinan bahwa pengeluaran sumber daya
ekonomi
akan
dilakukan
atau
telah
dilakukan
untuk
menyelesaikan kewajiban yang ada sekarang, dan perubahan atas
kewajiban tersebut mempunyai nilai penyelesaian yang dapat diukur
dengan andal. Kewajiban diakui pada saat dana pinjaman diterima atau 4)
pada saat kewajiban timbul.
Kewajiban dicatat sebesar nilai nominal. Nilai nominal atas kewajiban mencerminkan nilai kewajiban pemerintah daerah pada saat pertama kali transaksi berlangsung.
4.4.5 KEBIJAKAN AKUNTANSI EKUITAS DANA
Ekuitas dana adalah kekayaan bersih pemerintah daerah yang merupakan selisih antara aset dan kewajiban. Ekuitas dana terdiri dari : 1)
2)
Ekuitas dana lancar
Ekuitas dana lancar adalah selisih antara aset dan kewajiban jangka pendek.
Ekuitas dana investasi
Kebijakan Akuntansi
IV.10
CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN TAHUN 2014 Ekuitas dana investasi mencerminkan kekayaan pemerintah yang
tertanam dalam investasi jangka panjang, aset tetap, aset lainnya 3)
dikurangi dengan kewajiban jangka panjang. Ekuitas dana cadangan
Ekuitas dana cadangan mencerminkan kekayaan pemerintah yang dicadangkan
untuk
perundang-undangan.
Kebijakan Akuntansi
tujuan
tertentu
sesuai
dengan
peraturan
IV.11
CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN TAHUN 2014
BAB V PENJELASAN POS–POS LAPORAN KEUANGAN Berdasarkan Laporan Realisasi Anggaran sampai dengan 31 Desember
2014, realisasi pendapatan Badan Pelayanan Perijinan Terpadu Kota Bandung dari retribusi izin adalah sebesar Rp. 52.330.616.242,00 (80,07%) dari target
pendapatan Tahun 2014 sebesar Rp. 65.360.026.267,00 dan realisasi belanja adalah sebesar Rp 20.548.471.709,00 (65,79%) dari anggaran belanja Tahun 2014 sebesar Rp.
31.234.348.573,00.
Rp 31.782.144.533,00.
Dengan
demikian
terdapat
surplus
sebesar
Neraca Badan Pelayanan Perijinan Terpadu Kota Bandung menyajikan
informasi mengenai posisi aset, kewajiban dan ekuitas dana per 31 Desember 2014. Neraca Badan Pelayanan Perijinan Terpadu Kota Bandung ditutup dengan jumlah akhir sebesar Rp. 20.685.592.403,00.
Nilai Aset sebesar Rp. 20.685.592.403,00 terdiri dari aset lancar sebesar
Rp. 5.817.964.154,00 aset tetap sebesar Rp. 12.575.357.687,00 dan aset lainnya
sebesar Rp. 2.292.270.562,00. Sedangkan nilai kewajiban dan ekuitas dana sebesar Rp. 20.697.270.372,00 terdiri dari kewajiban sebesar Rp. 1.460.692.325,00, ekuitas dana lancar sebesar Rp. 4.357.271.829,00 dan ekuitas dana Rp. 14.867.628.249,00. 5.1 RINCIAN
KEUANGAN
PENJELASAN
MASING-MASING
investasi sebesar
POS-POS
PELAPORAN
Sampai dengan 31 Desember 2014, Realiasasi APBD Badan Pelayanan Perizinan Terpadu Kota Bandung
yaitu realisasi pendapatan sebesar
Rp. 52.330.616.242,00 atau 80,07% dari target yang telah ditetapkan Rp. 65.360.026.267,00 sedangkan realisasi belanja Rp. 20.548.471.709,00 atau 65,79% dari anggaran sebesar
Rp. 31.234.348.573,00. Realisasi
pendapatan dan Belanja Badan Pelayanan Perizinan Terpadu Kota Bandung Tahun 2014 berikut :
(sampai dengan 31 Desember 2014) dapat diuraikan sebagai
5.1.1 PENDAPATAN
Realisasi pendapatan Badan Pelayanan Perijinan Terpadu Kota Bandung periode
1
Januari
sampai
dengan
31
Desember
2014
sebesar
Rp 52.330.616.242,00 dari target sebesar Rp 65.360.026.267,00 (80,07%)
Penjelasan Pos-Pos Laporan Keuangan
V.1
CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN TAHUN 2014 diperoleh dari pendapatan retribusi izin. Rincian Realisasi Pendapatan dapat diuraikan sebagai berikut : NO 1 2 3 4 5
URAIAN
%
TARGET
REALISASI
2.723.896.471
68,10%
61.290.026.267
49.218.086.494
80,30%
Retribusi Izin Trayek
70.000.000
101.800.000
145,43%
Pendapatan Lain-lain
-
6.003.875
-
Retribusi Izin Gangguan
4.000.000.000
(IG)/(ITU)
Retribusi Izin Mendirikan
Bangunan
Denda Izin Tertentu JUMLAH
-
65.360.026.267
280.829.402 52.330.616.242
-
80,07%
5.1.2 BELANJA
Realisasi Belanja periode 1 Januari sampai dengan 31 Desember 2014 adalah sebesar Rp. 20.548.471.709,00 atau 65,79% dari anggaran tahun 2014 sebesar Rp. 31.234.348.573,00.
Realisasi belanja sebesar Rp. 20.548.471.709,00 tersebut terdiri dari : a. Belanja Operasi b. Belanja Modal
1) Belanja Operasi
Rp.
18.884.111.259,00
Jumlah RP.
20.548.471.709,00
Rp.
1.664.360.450,00
Realisasi Belanja Operasi periode 1 Januari sampai dengan 31
Desember 2014 adalah sebesar Rp. 18.884.111.259,00 atau 87,35% dari anggaran sebesar Rp. 21.619.533.673,00.
Realisasi Belanja Operasi sebesar Rp. 18.884.111.259,00 terdiri dari :
a.
b.
Belanja Tidak Langsung
Rp. 11.229.395.861,00
Belanja Pegawai
Rp.
Belanja Langsung
Belanja Barang dan Jasa 2) Belanja Modal
Jumlah
940.502.000,00
Rp. 6.714.213.398,00
Rp. 18.884.111.259,00
Realisasi Belanja Modal periode 1 Januari sampai dengan 31 Desember
2014 adalah sebesar Rp. 1.664.360.450,00 atau 17,31 % dari anggaran sebesar Rp. 9.614.814.900,00.
Penjelasan Pos-Pos Laporan Keuangan
V.2
CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN TAHUN 2014 Realisasi Belanja Modal sebesar Rp. 1.664.360.450,00 terdiri dari : a. Peralatan dan Mesin
Rp. 1.621.394.500,00
b. Gedung dan Bangunan c. Aset Tetap Lainnya 5.1.3 ASET
Rp. Rp.
Jumlah
23.099.400,00
19.866.550,00
Rp. 1.664.360.450,00
1) ASET LANCAR 1. Kas a.
Kas di Bendahara Pengeluaran 31 Desember 2014
31 Desember 2013
Rp. 0,00
Rp. 91.432,00
Nilai saldo kas per 31 Desember 2014 telah sesuai dengan b.
Berita Acara Pemeriksaan Kas dan Berita Acara Penutupan Kas. Kas di Bendahara Penerimaan 31 Desember 2014
31 Desember 2013
Rp. 0,00
Rp. 0,00
Nilai saldo kas per 31 Desember 2014 sebesar Rp. 0,00 telah sesuai dengan Berita Acara Pemeriksaan Kas dan Berita Acara Penutupan Kas.
2. Piutang Retribusi
31 Desember 2014
Rp. 3.977.460.156,00
31 Desember 2013
Rp. 3.490.011.126,00
Piutang per 31 Desember 2014 sebesar Rp. 3.977.460.156,00
merupakan sisa tunggakan retribusi perijinan tertentu yang telah diterbitkan sampai dengan tanggal 31 Desember 2014 pada Badan Pelayanan Perizinan Terpadu Kota Bandung dengan perhitungan sebagai berikut:
Saldo Piutang Per 31 Desember 2013 Mutasi Penambahan Tahun 2014 Pembayaran pada Tahun 2014
Penyelesaian Pendapatan Diterima Dimuka Tahun 2012
Double catat piutang Tahun 2013
Saldo Piutang Per 31 Desember 2014
Penjelasan Pos-Pos Laporan Keuangan
Rp.
3.490.011.126,00
Rp. 52.675.004.064,00
(Rp. 52.049.786.840,00)
(Rp.
115.421.938,00)
Rp.
3.977.460.156,00
(Rp.
22.346.256,00)
V.3
CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN TAHUN 2014 Piutang per 31 Desember 2014 sebesar Rp. 3.977.460.156,00 terdiri atas : NO
JENIS RETRIBUSI
1
Izin Mendirikan Bangunan
Rp.
3
Izin Trayek
Rp.
2
Izin Gangguan (HO) / ITU
4
JUMLAH
3.485.063.582
Rp.
138.187.680
25.900.000
Retribusi Perijinan Tertentu Lainnya Rp. JUMLAH PIUTANG
328.308.894
Rp.
3.977.460.156
Usaha yang dilakukan BPPT dalam mengelola piutang retribusi diantaranya : a.
Usulan Perwal Penghapusan Piutang Retribusi Daerah sesuai
Undang-Undang No.28 tahun 2009 tentang Pajak dan Retribusi Daerah.
b.
Mengirim surat pemberitahuan kepada wajib retribusi untuk melunasi pembayaran atas izin yang diterbitkan.
Melakukan aging schedule umur piutang retribusi.
c.
Membentuk Tim Ad hoc penagihan piutang.
d.
Pengembangan System Online berbasis paperless.
e.
Progres nilai piutang retribusi 2013 per 31 desember 2014 sebagai berikut : NO. 1 2 3 4
URAIAN Izin Gangguan (HO) / ITU Izin Mendirikan Bangunan
PIUTANG PER 31 DES 2013 359.885.544
Izin Trayek
Izin Lainnya
JUMLAH PIUTANG
(data terlampir).
Rp. 625.006.748,00
126.933.480
1.459.306.479
1.310.996.959
332.372.144
4.063.250
328.308.894
3.490.011.126
31 Desember 2014
232.952.064
SISA PIUTANG
2.770.303.438 27.450.000
3. Piutang Lainnya
PEMBAYARAN DI TAHUN 2014
10.200.000
1.706.521.793
17.250.000
1.783.489.333
31 Desember 2013
Rp. 349.118.331,00
Piutang Lainnya per 31 Desember 2014 sebesar Rp. 625.006.748,00 merupakan piutang denda atas tunggakan retribusi perijinan
Penjelasan Pos-Pos Laporan Keuangan
V.4
CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN TAHUN 2014 tertentu pada Badan Pelayanan Perizinan Terpadu Kota Bandung, dengan perhitungan sebagai berikut:
Saldo Piutang Lainnya Per 31 Desember 2013
Rp. 349.118.331,00
Mutasi Penambahan Tahun 2014
Rp. 557.272.998,00
Pembayaran pada Tahun 2014
(Rp.280.829.402,00)
Koreksi a.n Meigi telah dibayar tahun 2011
(Rp
Saldo Piutang Lainnya Per 31 Desember 2014
555.179,00)
Rp. 625.006.748,00
Saldo Piutang Lainnya Per 31 Desember 2014 Rp. 625.006.748,00 terdiri atas : NO. 1 2
JENIS RETRIBUSI
Denda IMB
JUMLAH
Rp
Denda IPPT
JUMLAH PIUTANG LAINNYA
4. Persediaan
31 Desember 2014
512.901.730
Rp
112.105.018
Rp
625.006.748
31 Desember 2013
Rp. 1.215.497.250,00
Rp. 732.690.195,00
Persediaan per 31 Desember 2014, adalah persediaan untuk
digunakan yang dikuasakan pada Pemegang Barang/Pengelola Persediaan yang terdiri atas : a.
Alat Tulis Kantor
c.
Alat-alat Kebersihan
b. d.
141.591.150,00
Rp.
3.712.050,00
Cetakan
Rp. 1.044.225.500,00
Alat Listrik dan Elektronik
Rp.
Jumlah Persediaan
(data terlampir)
Jumlah
Rp.
Aset
Lancar
Rp. 5.817.964.154,00
Per
25.968.550,00
Rp. 1.215.497.250,00
31
Desember
2014
sebesar
2) Investasi Jangka Panjang 1)
Investasi Non Permanen
31 Desember 2014 Rp. 0,00
31 Desember 2013 Rp. 0,00
Investasi Non Permanen per 31 Desember 2014 sebesar Rp. 0,00.
Penjelasan Pos-Pos Laporan Keuangan
V.5
CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN TAHUN 2014 2)
Investasi Permanen
31 Desember 2014
31 Desember 2013
Rp. 0,00
Rp. 0,00
Investasi Permanen per 31 Desember 2014 sebesar Rp. 0,00.
3) Aset Tetap
31 Desember 2014
31 Desember 2013
Rp. 12.575.357.687,00
a. Saldo aset per 31 Desember 2013
Rp. 12.760.489.799,00
b. Reklasifikasi aset tetap ke aset lainnya
(Aset Rusak Berat/Proses Penghapusan)
c. Mutasi aset 2014
Jumlah aset tetap
Reklasifikasi
aset
tetap
Rp. 12.760.489.799,00
(Rp. 2.292.132.562,00) Rp. 2.107.000.450,00
Rp. 12.575.357.687,00
ke
aset
lainnya
Rp.
2.292.132.562,00
merupakan Aset Rusak Berat yang disebabkan oleh musibah kebakaran
di Kantor BPPT Kota Bandung pada tanggal 4 Oktober 2014 (data terlampir).
Mutasi aset 2014 sebesar Rp. 2.107.000.450,00 terdiri atas : Peralatan dan Mesin
Rp. 2.064.034.500,00
Gedung dan Bangunan
Rp.
Jumlah mutasi aset 2014
Rp. 2.107.000.450,00
Aktiva Tetap Lainnya
Rp.
23.099.400,00
19.866.550,00
Terdapat perbedaan antara nilai Mutasi Aset Tetap pada Neraca dengan
Realisasi Belanja Modal pada Laporan Realisasi Anggaran (LRA), sebagai berikut :
Nilai Mutasi Aset Tetap pada Neraca Nilai Belanja Modal pada LRA
Selisih
Rp. 2.107.000.450,00
Rp. 1.664.360.450,00
Rp. 442.640.000,00
Selisih sebesar Rp. 442.640.000,00 merupakan Mutasi Aset Tetap atas
Utang jangka pendek lainnya pada kegiatan Tahun 2014 yang belum terbayarkan kepada pihak ketiga pada tahun berjalan (data terlampir).
Penjelasan Pos-Pos Laporan Keuangan
V.6
CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN TAHUN 2014 Sampai dengan 31 Desember 2014 Aset Tetap belum dilakukan
penyusutan, Pemerintah Kota Bandung belum menetapkan kebijakan akuntansi mengenai penyusutan aset.
4) Dana Cadangan
31 Desember 2014
31 Desember 2013
Rp. 0,00
Rp. 0,00
Dana Cadangan per 31 Desember 2014 sebesar Rp. 0,00.
5) Aset Lainnya
31 Desember 2014
31 Desember 2013
Rp. 2.292.270.562,00
Rp. 138.000,00
Aset Lainnya per 31 Desember 2014 sebesar Rp. 2.292.270.562,00
merupakan jumlah Aset Rusak Berat, dengan rincian sebagai berikut :
a. Saldo Aset Lainnya per 31 Desember 2013 Rp. b. Reklasifikasi Aset Tetap ke Aset Lainnya
138.000,00
Rp. 2.292.132.562,00
Rp. 2.292.270.562,00
Jumlah Aset Lainnya per 31 Desember 2014
5.1.4 KEWAJIBAN
1) Kewajiban Jangka Pendek 31 Desember 2014
31 Desember 2013
Rp. 1.460.692.325,00
Rp. 210.695.813,00
a. Kewajiban jangka pendek per 31 Des 2013 b. Penyelesaian Pendapatan Diterima Dimuka
c. Utang jangka pendek lainnya
Rp. 210.695.813,00
(Rp. 115.421.938,00)
Rp. 1.365.418.450,00
Jumlah kewajiban jangka pendek per 31 Des 2014 Rp. 1.460.692.325,00
Kewajiban jangka pendek tahun 2014 sebesar Rp. 1.460.692.325,00
terdiri dari Rp. 95.273.875,00 merupakan utang jangka pendek lainnya atas
kelebihan
pembayaran
retribusi
perizinan
tertentu,
Rp. 1.365.418.450 merupakan utang kepada pihak ketiga pada tahun berjalan karena keterlambatan dokumen pengadaan barang dan jasa dari
pihak
ketiga,
dan
Pendapatan
Diterima
Dimuka
sebesar
Rp. 115.421.938,00 diselesaikan dengan terbitnya Izin Mendirikan Bangunan Nomor 503.643.4/1270/BPPT tanggal 16 April 2014 atas
nama Pudjianto Gondo Sasmito untuk PT. Planet Properindo Jaya
Penjelasan Pos-Pos Laporan Keuangan
V.7
CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN TAHUN 2014 dengan Surat Ketetapan Retribusi Daerah (SKRD) Nomor 1284/SKRD-
IMB/BPPT/2014 sebesar Rp. 129.265.984,00, selisih SKRD dengan Pendapatan Dibayar Dimuka dibayarkan pada tanggal tersebut (data terlampir).
2) Kewajiban Jangka Panjang 31 Desember 2014 Rp. 0,00
31 Desember 2013 Rp. 0,00
Kewajiban Jangka Panjang per 31 Desember 2014 sebesar Rp. 0,00.
5.1.5 EKUITAS DANA
1) Ekuitas Dana Lancar
31 Desember 2014
Rp. 4.357.271.829,00
31 Desember 2013
Rp. 4.361.215.271,00
Ekuitas dana lancar per 31 Desember 2014 adalah selisih antara Aset Lancar dengan Kewajiban Lancar dengan perhitungan sebagai berikut :
(1) Piutang
(2) Persediaan
(3) Dana yang harus disediakan untuk
pembayaran utang jangka pendek
Ekuitas dana lancar
2) Ekuitas Dana Investasi
31 Desember 2014
Rp. 14.867.628.249,00
Rp 4.602.466.904,00
Rp 1.215.497.250,00 Rp.(1.460.692.325,00) Rp. 4.357.271.829,00
31 Desember 2013
Rp. 12.760.627.799,00
Ekuitas dana Investasi per 31 Desember 2014 adalah selisih antara
jumlah nilai investasi jangka panjang, aset tetap dan aset lainnya, dengan jumlah nilai kewajiban jangka panjang dengan rincian sebagai berikut :
(1) Investasi Jangka Panjang
Rp.
0,00
Rp.
138.000,00
(2) Aset Tetap
Rp. 14.867.490.249,00
Jumlah Ekuitas Dana Investasi
Rp. 14.867.628.249,00
(3) Aset lainnya
Penjelasan Pos-Pos Laporan Keuangan
V.8
CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN TAHUN 2014 3) Ekuitas Dana Cadangan
31 Desember 2014 Rp. 0,00
31 Desember 2013 Rp. 0,00
Ekuitas Dana Cadangan per 31 Desember 2014 sebesar 0,00.
JUMLAH Ekuitas Dana adalah Jumlah Ekuitas Dana Lancar ditambah dengan Jumlah Ekuitas Dana Investasi dengan rincian sebagai berikut : (1) (2)
Ekuitas Dana Lancar
Ekuitas Dana Investasi
Jumlah Ekuitas Dana
Penjelasan Pos-Pos Laporan Keuangan
Rp.
4.357.271.829,00
Rp. 14.867.628.249,00
Rp. 19.224.900.078,00
V.9
CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN TAHUN 2014
BAB VI PENJELASAN ATAS INFORMASI–INFORMASI NON KEUANGAN BADAN PELAYANAN PERIJINAN TERPADU KOTA BANDUNG Badan Pelayanan Perijinan Terpadu (BPPT) Kota Bandung merupakan
lembaga teknis daerah yang memegang peranan dan fungsi strategis di bidang penyelenggaraan pelayanan perijinan terpadu Kota Bandung, yang dibentuk
berdasarkan Peraturan Daerah Kota Bandung Nomor 12 Tahun 2009 tentang
Perubahan atas Peraturan Daerah Kota Bandung Nomor 12 Tahun 2007 tentang Pembentukan dan Susunan Organisasi Lembaga Teknis Daerah Kota Bandung.
Berdasarkan Peraturan Daerah Kota Bandung Nomor 12 Tahun 2009
tentang Perubahan atas Peraturan Daerah Kota Bandung Nomor 12 Tahun 2007
tentang Pembentukan dan Susunan Organisasi Lembaga Teknis Daerah Kota
Bandung, tugas pokok Badan Pelayanan Perijinan Terpadu Kota Bandung adalah
melaksanakan koordinasi dan menyelenggarakan pelayanan administrasi di bidang perizinan secara terpadu dengan prinsip koordinasi, integrasi, sinkronisasi, simplifikasi, keamanan dan kepastian.
Untuk melaksanakan tugas pokok sebagaimana dimaksud di atas Badan
Pelayanan Perijinan Terpadu Kota Bandung mempunyai fungsi : a. Pelaksanaan penyusunan program;
b. Penyelenggaraan pelayanan administrasi perizinan;
c. Pelaksanaan koordinasi proses pelayanan perizinan; d. Pelaksanaan administrasi pelayanan perizinan;
e. Pemantauan dan evaluasi proses pemberian pelayanan perizinan; f.
Pelaksanaan pelayanan teknis administratif badan; dan
g. Pelaksanaan tugas lain yang diberikan oleh Walikota sesuai tugas pokok dan fungsinya.
Badan Pelayanan Perijinan Terpadu Kota Bandung dipimpin oleh seorang
Kepala Badan yang berada di bawah dan bertanggung jawab kepada Walikota. Berdasarkan Peraturan Daerah Kota Bandung Nomor 12 Tahun 2009 tentang Perubahan atas Peraturan Daerah Kota Bandung Nomor 12 Tahun 2007 tentang
Penjelasan atas Informasi-Informasi non Keuangan
VI.1
CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN TAHUN 2014 Pembentukan dan Susunan Organisasi Lembaga Teknis Daerah Kota Bandung, Badan Pelayanan Perijinan Terpadu Kota Bandung terdiri atas : a.
b.
Kepala Badan
Kepala Bagian Tata Usaha, membawahkan : 1) Sub Bagian Umum dan Kepegawaian; 2) Sub Bagian Keuangan dan Program;
3) Sub Bagian Informasi dan Pelayanan Pengaduan.
c.
Bidang Perizinan I
e.
Bidang Perizinan III
d. f.
g. h.
Bidang Perizinan II
Bidang Perizinan IV
Kelompok Jabatan Fungsional Tim Teknis
BAGAN VI.1 STRUKTUR ORGANISASI BADAN PELAYANAN PERIJINAN TERPADU KOTA BANDUNG KEPALA BADAN KABAG TU SUBBAG UMUM & KEPEGAWAIAN
BIDANG PERIZINAN I
BIDANG PERIZINAN II
BIDANG PERIZINAN III
SUBBAG KEUANGAN & PROGRAM
SUBBAG INFORMASI DAN PELAYANAN PENGADUAN
BIDANG PERIZINAN IV
Pelayanan pada Badan Pelayanan Perijinan Terpadu Kota Bandung
adalah pelayanan administrasi, baik pelayanan pemberian perizinan baru, perubahan perizinan, perpanjangan/her-registrasi/daftar ulang perizinan, dan pemberian salinan
perizinan yang berhubungan dengan bidang penanaman modal, perdagangan, industri, kebudayaan dan pariwisata, penataan ruang, bangunan, konstruksi,
pertanahan, bina marga, sumber daya air, lingkungan hidup, komunikasi dan
Penjelasan atas Informasi-Informasi non Keuangan
VI.2
CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN TAHUN 2014 informasi serta perhubungan. Jenis pelayanan perizinan pada Badan Pelayanan Perijinan Terpadu Kota Bandung terdiri a.
Perizinan yang berhubungan dengan bidang penanaman modal, perdagangan, industri, kebudayaan dan pariwisata, meliputi : 1.
Izin Gangguan (HO)/Izin Tempat Usaha;
3.
Izin Usaha Perdagangan (SIUP);
2. 4. 5. 6. b.
7.
Tanda Daftar Perusahaan (TDP); Tanda Daftar Gudang (TDG); Tanda Daftar Industri (TDI); Izin Usaha Industri (IUI);
Izin Usaha Jasa Konstruksi (IUJK).
Perizinan yang berhubungan dengan bidang penataan ruang, bangunan, konstruksi, pertanahan, meliputi : 1.
c.
dari :
2.
Izin Mendirikan Bangunan (IMB); Izin Lokasi;
Perizinan yang berhubungan dengan bidang bina marga, sumber daya air dan lingkungan hidup, meliputi : 1. 2. 3. 4. 5. 6. 7. 8. 9.
Izin Pembuatan Jalan Masuk Pekarangan;
Izin Pembuatan Jalan Masuk di dalam Kompleks Perumahan, Pertokoan dan sejenisnya;
Izin Penutupan/Penggunaan Trotoar, Berm dan Saluran; Izin Pematangan Lahan/Tanah;
Izin Pengelolaan Air Bawah Tanah;
Izin Penggalian Ruang Milik Jalan (RUMIJA); Izin Pengambilan Air Permukaan;
Izin Pembuangan Air Buangan ke Sumber Air; Izin
Perubahan
Saluran/Sungai;
Alur,
Bentuk,
Dimensi,
dan
Kemiringan
Dasar
10. Izin Perubahan atau Pembuatan Bangunan dan Jaringan Pengairan serta Perkuatan Tanggul yang dibangun oleh masyarakat;
11. Izin Pembangunan Lintasan yang berada dibawah/diatasnya;
12. Izin Pemanfaatan Banguan Pengairan dan Lahan pada daerah Sempadan dan Saluran/Sungai;
d.
13. Izin Pemanfataan Lahan Mata Air dan Lahan Pengairan lainnya.
Perizinan yang berhubungan dengan bidang komunikasi dan informasi serta perhubungan, meliputi :
Penjelasan atas Informasi-Informasi non Keuangan
VI.3
CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN TAHUN 2014 1.
Izin Trayek;
3.
Izin Jasa Titipan;
2. 4. 5. 6.
Izin Pengelolaan Tempat Parkir; Izin Usaha Angkutan;
Izin Penyelenggaraan Reklame;
Izin Pemancangan Tiang Pancang Reklame, Jembatan Penyeberangan Orang (JPO) dan sejenisnya.
Dalam pelaksanaan tugas pokok dan fungsinya Badan Pelayanan
Perijinan Terpadu Kota Bandung didukung oleh sumber daya manusia yaitu sebanyak 135 orang, terdiri dari : a. Pejabat struktural b. Staf / PNS
:
9 orang
: 126 orang
Komposisi pegawai pada Badan Pelayanan Perijinan Terpadu Kota
Bandung pada Tahun 2014 adalah sebagai berikut : 1.
Tingkat Pendidikan a)
S2
: 10 orang
c)
D4
:
e)
SLTA
: 48 orang
b) S 1
d) D 3 f) 2.
3.
4.
SLTP
g) S D
Jenis Kepegawaian
: 62 orang
3 orang
: 10 orang :
:
1 orang
1 orang
Pegawai Badan Pelayanan Perijinan Terpadu Kota Bandung terdiri dari Pegawai Negeri Sipil (PNS) sebanyak 135 orang. Jenis Kelamin
Pegawai Badan Pelayanan Perijinan Terpadu Kota Bandung terdiri dari 84 orang laki-laki dan 51 orang perempuan. Golongan usia
Mayoritas pegawai adalah pada kelompok usia 41 s/d 50 tahun sebanyak 57
orang, 31 s/d 40 tahun sebanyak 50 orang, 51 s/d 60 tahun 22 orang dan 5.
kelompok usia 21 s/d 30 tahun sebanyak 6 orang. Pangkat/golongan
Mayoritas pegawai yaitu 49 orang pada golongan III/b, 21 orang pada golongan III/a, 18 orang golongan II/b, 15 orang golongan III/c, 14 orang golongan
III/d, 5 orang golongan II/d, 4 orang golongan II/c, 3 orang golongan IV/a, 2
Penjelasan atas Informasi-Informasi non Keuangan
VI.4
CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN TAHUN 2014 orang golongan IV/b, 2 orang golongan II/a, 1 orang golongan IV/c dan 1 orang 6.
golongan I/b.
Masa kerja pegawai
Mayoritas PNS yaitu sebanyak 45 orang memiliki masa kerja antara 6 s.d. 10 tahun, 29 orang memiliki masa kerja antara 0 s.d. 5 tahun, 18 orang memiliki
masa kerja antara 16 s.d. 20 tahun, 18 orang memiliki masa kerja antara 21 s.d. 25 tahun, 14 orang memiliki masa kerja antara 26 s.d. 30 tahun, 7 orang
memiliki masa kerja antara 11 s.d. 15 tahun, dan 4 orang memiliki masa kerja antara 31 s.d 35 tahun.
Penjelasan atas Informasi-Informasi non Keuangan
VI.5
CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN TAHUN 2014
BAB VII PENUTUP Catatan Atas Laporan Keuangan (CALK) merupakan salah satu bagian yang
tidak terpisahkan dari Laporan Keuangan Badan Pelayanan Perijinan Terpadu Kota Bandung Tahun 2014 yang disusun dengan mengacu kepada Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 13 Tahun 2006 tentang Pedoman Pengelolaan Keuangan Daerah sebagaimana telah diubah kedua kalinya dengan Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 21 Tahun 2011 dan Peraturan Pemerintah Nomor 24 Tahun 2005 tentang Standar Akuntansi Pemerintahan (SAP).
Catatan Atas Laporan Keuangan ini tetap disusun dengan mengungkapkan
beberapa penjelasan terhadap Laporan Keuangan secara keseluruhan sehingga diharapkan dapat dengan mudah dibaca dan dipahami oleh pembaca secara luas,
tidak terbatas hanya untuk pembaca tertentu ataupun hanya manajemen entitas pelaporan.
Semoga dengan tersusunnya CALK ini dapat memberikan penjelasan dan
informasi yang berguna sebagai media pertanggungjawaban serta sebagai upaya
untuk lebih meningkatkan kinerja keuangan khususnya di lingkup Badan Pelayanan
Perijinan Terpadu Kota Bandung dan umumnya di lingkup Pemerintah Kota Bandung.
Bandung,
Februari 2015
KEPALA BADAN PELAYANAN PERIJINAN TERPADU,
Drs. H. EMA SUMARNA, M.Si Pembina Utama Muda (IV/c) NIP. 19661207 198603 1 006
Penutup
VII.1
+
2014
LAPORAN KEUANGAN
BADAN PELAYANAN PERIJINAN TERPADU KOTA BANDUNG
BADAN PELAYANAN PERIJINAN TERPADU