1
BAB I PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang Penelitian Pertumbuhan investasi di sektor penyiaran, khususnya perteleviasian, terus berkembang di Indonesia sejak keran kebijakaan dibuka pada tahun 1989, faktanya ditandai dengan semakin banyaknya kehadiraan stasiun televisi komersial baru, baik nasional maupun lokal (local channel), termasuk stasiun televisi berlangganan, yang jumlahnya sungguh fantastis. Tidak kurang sebanyak 230 saluraan penyiaaraan televisi kini hadir menyambangi pemirsa di tanah air, bahkan sebagian siarannya bisa di terima di negri jiran. Sedikitnya ada 13 stasiun televisi komersial yang melakukan siaraan nasional (TVRI, RCTI, SCTV, ANTV, INDOSIAR, MNCTV, TRANS TV, TRANS7, GLOBAL TV, TVONE, SINDO TV) dan sisanya adalah stasiun televisi lokal dengan daya jangkauan penyiaraan yang terbatas. Salah satunya penulis mengambil contoh pada stasiun televisi Indosiar dan SCTV, di stasiun televisi tersebut salah satu program yang di dipastikan slalu di produksi secara in-house oleh stasiun televisi nasional adalah program berita (news) yaitu di pemberitaan focus. Mudah dipahami jika kemudian begitu banyak kebutuhan tenaga terampil dalam bidang jurnalistik untuk mengisi spesifikasi pekerjaan yang terkait dengan penyiaran berita (news broadcasting), semua itu tidak luput dari mekanisme kerja yang dilakukan oleh kamerawan dan reporter televisi yang merupakan ujung tombak bagi stasiun televisi dalam meliput berita, program berita pada sebuah stasiun televisi bisa eksis berkat tim
1 http://digilib.mercubuana.ac.id/
2
kerja yang bertugas mencari dan menyusun berita untuk melaporkan kepada pemirsa, bagi pemirsa yang menonton berita untuk melaporkan kepada pemirsa. Bagi pemirsa yang menonton berita di televisi, betah dan tidaknya mereka didepan layar kaca, sangat tergantung pada bagaimana kita melaporkannya. Untuk berita televisi prinsip dalam penyajian sebuah berita tidak sekedar harus cepat, tepat dan akurat, tetapi juga harus memiliki dan didukung informasi dalam bentuk gambar bergerak (video). sulit bagi pemirsa untuk percaya sepenuhnya jika pembaca berita televisi hanya menyampaikan informasi tanpa gambar. 1 Tugas seorang kamerawan harus jeli dalam mengambil gambar suatu peristiwa agar berita yang diliput memiliki nilai berita lebih. Kordinasi di lapangan juga harus terjaga. Pasalnya, di lapangan sering terjadi rebutan dalam pengambilan gambar dengan media lainya. Pengambilan gambar juga menyangkut sudut pandang atau angle. Untuk itu diperlukan kestabilan dalam handheld kamera. Menjaga kestabilan gambar seperti ini kerap dianggap tidak penting, padahal menurut hemat saya masalah ini harus diperhatikan serius. berbeda dengan kamerawan studio. Dalam peliputan berita, situasi yang ada kerapkali berbeda dengan yang kita duga sebelumnya. Jika kita tidak bisa berdapatasi dengan situasi tersebut dapat berakibat buruk pada hasil peliputan. Kamerawan juga bisa disebut sebagai juru kamera (camera person), bertanggung jawab atas semua aspek teknis pengambilan gambar dan perekaman gambar. Seorang kamerawan harus memastikan tidak ada kesalahan yang dilakukan ketika ia mengambil gambar. Ia harus memastikan bahwa gambar sudah 1
Berita untuk mata dan telinga, Sidarta G M cetakan I, 2012, Hal. 41
http://digilib.mercubuana.ac.id/
3
tajam (focus), komposisi gambar (framing) juga harus tepat, pengaturan level atau tingkat suara sudah sesuai, warna gambar yang sesuai dengan warna aslinya (natural) dan kamerawan mendapatkan gambar atau (shot) yang terbaik.2 Namun demikian, dalam bertugas seorang kamerawan harus memahami kaidah-kaidah (Standard Operation Prosedur / SOP), dan tidak boleh keluar dari aturan kode etik jurnalistik. Kameramen selalu beradaptasi dengan perkembangan teknologi baru, bahkan sebagai kamerawan televisi, Ia juga harus memiliki standar kompetensi wartawan, dan
mempunyai
kemampuan kerja yang
mencakup aspek pengetahuan, keterampilan, keahlian dan sikap kerja yang relevan dengan pelaksanaan tugas kewartawanaan.3 Kamerawan berita televisi pada dasarnya dibagi menjadi tiga bagian, yakni kamerawan current affair, kamerawan news dan kamerawan studio. Dalam pelaksanaannya masing-masing kamerawan mempunyai tugas dan tangung jawab yang berbeda-beda dan pengalaman yang berbeda pula. Kamerwan dituntut untuk dapat mengambil gambar dengan baik, tetapi tidak hanya itu, ia juga harus memahami gambar apa saja yang dibutuhkan bagi suatu berita televisi, juru kamera hanya mampu mengopersasikan teknik kamera saja, belumlah dapat dikategorikan sebagai seorang juru kamera berita televisi. Siapapun dapat menggunakan kamera, tetapi tidak semua orang dapat menjadi juru kamera yang baik tanpa terlebih dahulu mempelajari jenis dan karakter kamera tersebut terkait dengan perkembangan teknologi dan informasi.
2 3
Jurnalis Televisi Mutakhir, Morissan, . Hal. 93 Standar Kompetensi Wartawan, Dewan Pers: 2010, hal. 6-7
http://digilib.mercubuana.ac.id/
4
Pengambilan atau variasi gambar yang mampu memenuhi kebutuhan materi biasanya timbul setelah di lokasi peliputan. Tidak seperti acara lain dimana pengambilan gambar atau shooting dilakukan sesuai naskah dan pengarahan sutradara, pada acara berita seorang kamerawan bisa mengambil gambar yang bercerita yang harus memiliki inisiatif, pengetahuan, keterampilan dan pemahaman materi berita dalam setiap pengambilan gambar. Gambar-gambar yang terekam seharusnya edit by camera, yang bertujuan untuk memudahkan proses editing sebagai proses lanjutan usai pengambilan materi berita. Dalam peliputan di daerah konflik misalnya, kamerawan dan reporter televisi terkadang harus menerima tugas melakukan liputan penuh resiko, namun demikian resiko tersebut dapat diperkecil jika reporter dan juru kamera memiliki persiapan dan memiliki pengetahuan yang cukup terhadap daerah yang akan diliput, ketika kita tidak cermat dan tepat dalam menentukan posisi pengambilan gambar, maka tidak menutup kemungkinan bisa terjadi hal yang tidak diinginkan. Pada dasarnya standar atau cara kerja yang dilakukan oleh seorang kameramen hampir sama seperti halnya di pemberitaan Indosiar dan SCTV, Bekerja dengan cepat, tepat, akurat, dan terpercaya. Bisa menjadi motto dari seorang kamerawan. Pasalnya, nilai berita harus up to date menjadi kewajiban bagi jurnalis televisi. Jika tidak, maka berita liputan yang kita dapatkan menjadi ketinggalan. Hal penting dijaga ditengah-tengah persaingan media elektronik yang berkembang pesat saat ini. Untuk itu dibutuhkan persiapan yang matang. Konsep liputan termasuk di dalamnya nilai dan mekanisme pengambilan gambar berita, menjadi syarat utama yang harus dikordinasikan reporter dan
http://digilib.mercubuana.ac.id/
5
kamerawan, sebelum menuju lokasi peliputan. Memahami peralatan dan beradaptasi dengan perkembangan tehnologi media news society sangat penting. Kamerawan diwajibkan mengetahui dan menguasai jenis dan karakter kamera sebagai alat utama peliputan, yang terus berkembang. Dengan format dan jenis kamera yang beraneka ragam saat ini, seorang kamerawan dituntut menguasai fungsi kamera, sehingga dalam melaksanakan tugasnya, kamerawan tidak kehilangan momen berita penting akibat tidak menguasai teknologi kamera bersangkutan. Profesi seorang kamerawan merupakan pekerjaan yang sangat mulia, dimana
tugas
dan
tanggung
jawabnya
banyak
dinantikan
pemirsa,
mendokumentasikan suatu peristiwa baik langsung maupun tidak langsung untuk memberikan informasi kepada banyak orang merupakan kebanggaan tersendiri bagi kamerawan. Mekanisme kerja kamerawan yang dilakukan oleh Stasiun televisi Indosiar dan SCTV pada dasarnya hampir sama, tetapi pastinya memiliki karakter yang berbeda, baik dalam mengambil gambar untuk katagori berita, liputan khusus, maupun program lainya, kameramen harus bisa dan familier dengan karakter kamera dan perkembangan baru termasuk di dalamnya komposisi serta semua aspek teknis, sudut pandang teknologi pengambialan gambar, ukuran gambar hingga pergerakan gambar, yang bisa di pertanggung jawabkan untuk kebutuhan gambar akan naskah. Memasuki tahun 2012, Indosiar dan SCTV bergabung dibawah naungan PT. Elang Makhota Teknologi Tbk (EMTEK), dampak penggabungan tersebut
http://digilib.mercubuana.ac.id/
6
pemberitaan Indosiar dan liputan6 SCTV bersinergi, salah satunya terkait penugasan peliputan, baik di program Fokus indosiar maupun Liputan6 SCTV apa yang sudah diliput oleh stasiun televisi Indosiar tersebut tidak akan diliput oleh stasiun televisi SCTV begitu juga sebaliknya, sehingga untuk itulah penulis tertarik untuk mengetahui lebih jauh terhadap proses mekanisme kerja kamerawan program pemberitaan fokus Indosiar dan liputan 6 SCTV, dan apakah kualitas gambar dapat berpengaruh terhadap rating dan shere di dua stasiun televisi tersebut. 1.2. Perumusan Masalah Mekanisme kerja adalah bagian dari sebuah sistem untuk menggerakan suatu organisasi dalam mencapai tujuan. di stasiun televisi pemberitaan Indosiar dan SCTV memiliki mekanisme kerja kameramen yang berbeda. Karena itu perumusan masalah dalam penelitian ini adalah apakah perbedaan mekanisme kerja ikut berpengaruh terhadap kualitas tayangan, termasuk perolehaan rating dan share? 1.3. Tujuan penelitian Adapun maksud dari tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui apakah perbedaan mekanisme kerja kameramen berpengaruh terhadap kualitas tayangan di pemberitaan fokus Indosiar siang dan Liputan6 SCTV siang?
http://digilib.mercubuana.ac.id/
7
1.4. Manfaat penelitian 1.4.1. Manfaat Teoritis/Akademis Penelitian ini diharapkan dapat memberikan masukan dan sumbangan pemikiran kepada dunia industri televisi atau kamerawan profesional terutama mengenai mekanisme kerja kamerawan. 1.4.2. Manfaat Praktis Hasil Penelitian ini diharapkan menjadi referensi untuk
meningkatkan
kualitas dan profesionalitas mengenai mekanisme kerja kamerawan di divisi News pemberitaan pada fokus Indosiar dan liputan6 SCTV terkait kualitas gambar.
http://digilib.mercubuana.ac.id/