BABl PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Konsep akuntansi lingkungan berkembang sejak tahun 1970-an di Eropa. Pada pertengahan tahun 1990-an komite standar akuntansi internasional ( The International
Accounting Standards Committee/IASC) mengembangkan konsep tentang prinsipprinsip akuntansi internasionaJ, termasuk pengembangan akuntansi lingkungan dan audit hak-hak azasi manusia. Standart industri j uga semakin berkembang dan auditor profesional the American Institute of Certified Public Auditors (AICPA) mengeluarkan prinsip-prinsip universal tentang audit lingkungan (environmental audits). Pentingnya akuntansi lingkungan pada dasarnya menuntut kesadaran penuh perusahaan-perusahaan maupun organisasi lainnya yang telah mengambil manfaat dari lingkungan. Penting bagi perusahaan - perusahaan atau organisasi lainnya agar dapat meningkatkan
usaha
dalam
mempertimbangkan
konversi
lingkungan
secara
berkelanjutan. Penggunaan konsep akuntansi lingkungan bagi perusahaan mendorong kemampuan untuk meminimalisasi persoalan-persoalan lingkungan yang dihadapinya yang
bertujuan untuk meningkatkan efisiensi pengelolaan lingkungan dengan
melakukan penilaian kegiatan lingkungan dari sudut pandang biaya (environmental costs).
Perusahaan untuk mengadopsi akuntansi lingkungan karena akuntansi lingkungan sebagai bagian dari sistem akuntansi perusahaan untuk mengurangi biaya-biaya lingkungan, memperbaiki kinerja lingkungan perusahaan yang selama ini mempunyai
1
2
dampak negatif terhadap kesehatan manusia dan keberhasilan bisnis perusahaan, diharapkan menghasilkan biaya atau harga yang yang lebih akurat terhadap produk dari proses lingkungan yang diinginkan dan memungkinkan pemenuhan kebutuhan pelanggan yang mengharapkan produkl jasa lingkungan yang lebih bersahabat. Akuntansi Lingkungan (Environmental Accounting atau EA) merupakan istilah yang berkaitan dengan dimasukkannya biaya lingkungan (environmental costs) ke dalam praktik akuntansi perusahaan atau lembaga pemerintah. Biaya lingkungan adalah dampak yang timbul dari sisi keuangan mampu non-keuangan yang harus dipikul sebagai akibat dari kegiatan yang mempengaruhi kualitas lingkungan. Menurut Badan .Perlindungan Lingkungan Amerika Serikat atau United States
Environment Protection Agency (US EPA) akuntansi lingkungan adalah: Fungsi penting akuntansi lingkungan adalah untuk menyajikan biaya-biaya lingkungan bagi para stakeholders perusahaan, yang mampu mendorong pengidentifikasian cara-cara mengurangi atau menghindari biaya-biaya ketika pada waktu yang bersamaan, perusahaan sedang memperbaiki kualitas lingkungan. Rumah sakit merupakan salah satu sarana atau bantuan kesehatan yang memberikan pelayanan kesehatan kepada masyarakat. Rumah sakit memiliki peranan yang sangat strategis dalam mempercepat peningkatan kesehatan masyarakat. Rumah sakit didaJam lingkungan masyarakat memiliki sebuah legitimasi untuk bisa melaksanakan kegiatannya. Posisi rumah sakit menjadi amat vital da1am kehidupan masyarakat maka dampak lingkungan yang ditimbuJkan semakin besar. Dampak yang muncul daJam kegiatan operasional rumah sakit dipastikan akan membawa dampak lingkungan disekitar lingkungan rumah sakit tersebut. Menurut UU
3
nomer 32 tahun 2009 tentang Perlindungan dan Pengelolaan Lingkungan Hidup menyatakan bahwa kerusakan lingkungan hidup adalah perubahan langsung atau tidak langsung terhadap sifat fisik, kimia, hayati lingkungan hidup yang melampaui kriteria baku kerusakan lingkungan hidup. Perlindungan dan pengelolaan lingkungan hidup adalah upaya sistematis dan terpadu yang dilakukan untuk melestarikan fungsi lingkungan hidup dan mencegah terjadinya pencemaran danlatau kerusakan lingkungan hidup meliputi perencanaan, pemanfaatan, pengendalian, pemeliharaan, pengawasan dan penegakan hukum. Pengolahan terhadap air limbah sangat penting untuk dilakukan agar lingkungan sebagai penerima Jimbah cair yang dihasiJkan dari kegiatan pelayanan kesehatan tidak mengakibatkan penurunan kualitas lingkungan, serta tidak mengakibatkan dampak penyakit kepada masyarakat sekitarnya. Dalam pengorganisasian suatu sistem rumah sakit tidak akan terlepas untuk melakukan kontrol terhadap rumah sakit secara sistematis sehingga tidak menimbulkan dampak negatif pada lingkungan sekitamya. Menurut Wibisono (2007), kontrol yang dilakukan terhadap lingkungan dengan
Corporate Social Responsibility (CSR) yang saat ini semakin berkembang, dengan berkembangnya konsep CSR tersebut maka banyak teori yang muncul yang diungkapkan mengenai CSR. Penelitian yang dilakukan Nurfajriyah (20 10) adalah penelitian kualitatif yang memaparkan secara rinci mengenai potret kondisi PT. Pertamina (Persero) menggunakan analisis formula 3 P (Profit,People and Planet), hasil pene1itian menunjukkan kegiatan CSR telah dilaksanakan dan secara umum telah memenuhi konsep triple bottom line pereode tahun 2007. Teori triple bottom line memberikan pandangan bahwa jika sebuah perusahaan ingin mempertahankan
4
kelangsungan hidupnya, maka perusahaan tersebut harus memperhatikan "3P". yaitu mengejar keuntungan (profit), perusahaan juga harus memperhatikan dan terlibat pada pemenuhan kesejahteraan masyarakat (people) dan turut berkontribusi aktif dalam menjaga kelestarian lingkungan (planet). Penelitian lainnya yang dilakukan Camelia (2003) menyatakan bahwa sangat pentingnya fungsi akuntansi enviromental dalam suatu entitas ekonomi, perlindungan
dan pengelolaan lingkungan hidup, hasil penelitian menyatakan bahwa upaya yang sistematis dan terpadu yang dilakukan untuk melestarikan fungsi lingkungan hidup dan mencegah terjadinya pencemaran dan
kerusakan lingkungan hidup yang meliputi
perencanaan, pemanfaatan, pengendalian, pengawasan dan penegakan hukum. Luciana dan Wijayanto(2007) menguji variable environmental disclosure yang berpengaruh signifikan pada variable Economic Performane. Martusa (2009) menyatakan bahwa akuntansi lingkungan untuk ekstemal bermanfaat sebagai informasi bagi publik, untuk mengetahui perusahaan mana yang peduli atau tidak terhadap lingkungan. Hasil penelitian menyatakan bahwa berkembangnya perusahaan dan organisasi milik pemerintah dan swasta yang dalarn pelaksanaan operasinya menimbulkan kerusakan ekosistem karena adanya limbah produksi perusahaan yang tentu memerlukan alokasi biaya penanganan khusus. Penelitian yang sarna yang dilakukan Indah (2010) menyatakan bahwa penerapan akuntansi lingkungan di RSU Dr. Saiful Anwar tidak mengakui adanya pendapatan atas jasa pengolahan limbah dan perlakuan aktiva tetap, tidak terlihat jelas dalam laporan. Hasil penelitian menyatakan bahwa limbah rumah sakit yang dihasilkan dalam operasional sangat berbahaya bagi lingkungan, limbah sebagai residu
5 operasional
memerlukan pengelolaan dan penanganan khusus
agar tidak
menyebabkan dampak negatif yang lebih besar terhadap lingkungan tempat beroperasi. Penelitian selanjutnya yang dilakukan Widya (20 11) membahas peranan akuntansi lingkungan di PT. Sahabat Mewah. Pada basil penelitian menyatakan bahwa perusahaan belum mengungkapkan informasi lingkungan secara detail dan belum adanya akuntan yang terlibat dalam aktivitas lingkungan. Sebagai sebuah bentuk tanggung jawab rumah sakit
dalam mengatasi masalah limbah basil operasional
adalah dengan dilakukannya pengelolaan limbah operasional tersebut dengan cara tersistematis melalui proses yang memerlukan biaya yang khusus sebingga dalam melakukan pengalokasian nilai biaya tersebut dalam pencatatan keuangan. Akuntansi lingkungan menunjukkan biaya riil atas input dan proses bisnis serta memastikan adanya efisiensi biaya, selain itu j uga dapat digunakan untuk mengukur biaya kualitas danjasa. Penelitian·penelitian yang sama mengenai peranan akuntansi lingkungan sangat beragam diantaranya penelitian Boyd (1998) penelitian tentang peningkatan peranan akuntansi lingkungan dalam sektor swasta untuk mendukung keputusan manajemen dengan pendekatan ekonomi. Hasil penelitian menyatakan bahwa manfaat akuntansi lingkungan yang bemilai untuk peningkatan produksi dan penganggaran modal dan menganalisis perbaikan akuntansi lingkungan untuk menghasilkan keuntungan financial perusahaan. Penelitian Ball (2006) penelitian studi kasus di Dewan Kota Kanada, basil penelitian menyatakan bahwa pentingnya akuntansi lingkungan untuk membangun
6
respon karyawan di tempat kerja untuk menumbuhkan semangat dalam beraktivitas sehingga organisasi tidak mengalami penurunan. Penelitian Arfa (2012) menyatakan bahwa tidak terdapat perbedaan dalam pelaporan biaya lingkungan perlakukan biaya menggunakan model normatif, manajemen menggabungkan rekening biaya-biaya yang serumpun menjadi satu pos biaya dan tidak dibuat dalam jurnal khusus tersendiri. Penelitian yang dilakukan oleh Moedjanarko dan Frisko (2013), yang meneliti mengenai pengelolaan biaya lingkungan dalam upaya meminimalisasi limbah PT. Wonosari Jaya. Hasil dari penelitian ini menyimpulkan bahwa laporan biaya lingkungan PT. Wonosari Jaya, menunjukkan badan usaha ini telah memperhatikan kondisi internal dengan baik dan hal ini terbukti dari hasillaporan yang menunjukkan pengeluaran biaya yang besar pada biaya kegagalan internallingkungan. PT. Wonosari Jaya tidak mendapatkan komplain dari masyarakat di sekitar pabrik walaupun kegiatan pencegahan
di
badan
usaha
mempertanggungjawabkan
tidak ada.
tindakan
PT.
pembuangan
Wonosari limbah
Jaya
benar-benar
dengan
melakukan
pengelolaan limbah. Penelitian yang dilakukan oleh Pangabean dan Deviarti (2012), yang meneliti dan mengevaluasi Pengungkapan Akuntansi Lingkungan Dalam Prespektif PT. TIMAH (Persero) TBK. Hasil penelitian ini menyimpulkan bahwa peranan Akuntansi Lingkungan diperlukan dalam setiap tahap-tahap yang ada di supply chain perusahaan, namun PT. Timah belum menerapkan Akuntansi Lingkungan secara penuh. Secara garis besar, cukup banyak data perusahaan ini yang dapat digunakan untuk menunjang penerapan
Akuntansi
Lingkungan.
Tidak
terlihat
sistem
informasi
yang
mengintegrasikan data lingkungan dengan data ekonomi. Perusahaan ini belum
7
mengkonversikan satuan unit menjadi satuan moneter atas efisiensi biaya yang diperoleh dari pengolahan limbah dan energi altematif. Berdasarkan penelitian - penelitian tersebut diatas yang pada dasarnya membahas tentang akuntansi lingkungan dan praktik akuntansi lingkungan, sehingga dapat disimpulkan bahwa akuntansi lingkungan sangat berperan penting dalam pengurangan pencemaran lingkungan dalam menjaga kelangsungan usaha. Sehingga peneliti ingin mengungkapkan praktik akuntansi lingkungan di RSI Masyithoh Bangil. Rumah sakit sangat berpotensi menghasilkan limbah produksi, yaitu limbah medis, dan selaku organisasi kesehatan bisa betanggungjawab untuk mencegah ataupun menanggulangi dampak yang buruk yang bisa menyebabkan kerusakan lingkungan dan juga merugikan masyarakat lingkungan sekitar RSI Masyithoh.
1.2 Pertanyaan Penelitian Berdasarkan pejabaran dari latar belakang tersebut diatas, maka penulis memunculkan pertanyaan dalam penelitian ini adalah bagairnana praktik akuntansi lingkungan di RSI Masyithob Ban gil ?.
1.3 Tujuan Penelitian Penelitian ini dilakukan untuk memaparkan praktik akuntansi Jingkungan di RSI Masyithoh Bangil.
1.4 Manfaat Penelitian Penelitian ini diharapkan dapat memberikan kontribusi bagi :
9
Apakah
RSI
Masyithoh telah mempraktikkan akuntansi
lingkungan
sebagai
pertanggungjawaban sosial kepada masyarakat, khususnya dalam pengelolaan limbah dan lingkungan sesuai dengan teori yang berkembang pada saat ini. Akuntansi lingkungan merupakan salah satu sarana untuk menyajikan infonnasi apakah RSI Masyithoh menerapkan kebijakan lingkungan dalam opersional pelayanan kepada masyarakat pengguna RSI Masyithoh. Saat ini RSI Masyithoh tidak hanya dituntut untuk mencari laba tetapi juga harus memperhatikan tanggung jawab sosial kepada di masyarakat.