BAB I PENDAHULUAN
1.1.
Latar Belakang Unit pelaksanaan teknis dinas pelayanan jaringan jalan dan jembatan
(UPTD PJ3) mempunyai uraian tugas dan fungsi sesuai dengan peraturan gubernur no.68 tahun 2008, tanggal 21 november 2008, tentang uraian tugas dan fungsi unit pelaksanaan teknis dinas pelayanan jaringan jalan dan jembatan (UPTD PJ3) pada dinas pekerjaan umum bina marga provinsi sumatera selatan. Unit pelaksana teknis dinas pelayanan jaringan jalan dan jembatan (UPTD PJ3) adalah merupakan perpanjangan tangan dinas pekerjaan umum bina marga provinsi sumatera selatan untuk melaksanakan sebagian tugas dinas di bidang jaringan jalan dan jembatan di wilayah kerja II kabupaten musi banyuasin dan banyuasin. Ruas jalan yang berada dalam wilayah kerja (UPTD PJ3) kab. Muba terdiri dari 5 ruas sepanjang 122,05 KM. Jumlah jembatan di yang berada dalam ruas jalan provinsi di wilayah (UPTD PJ3) kab. Muba sebanyak 20 buah jembatan. Pada kenyataannya proyek konstruksi jalan menghasilkan data operasional yang jumlahnya sangat besar setiap harinya. Data tersebut tersimpan pada departemen yang berbeda dengan sistem penyimpanan data yang berbeda. Tempat penyimpanan yang berbeda dapat menyulitkan kontraktor untuk mendapatkan data dengan cepat. Sedangkan data laporan harus didistribusikan ke seluruh sistem
1
2
fungsional dan berguna untuk mendukung operasional sehari-hari. Data warehouse bisa membantu kontraktor untuk menyatukan semua data dari masingmasing sistem sumber yang berbeda ke dalam satu database yang berintegrasi sehingga dapat diakses, dianalisis, dan mudah menghasilkan report yang dibutuhkan dengan cepat. Data warehouse adalah sistem yang bisa mengambil dan mengkonsolidasikan data secara periodik dari sistem sumber ke dimensi atau dinormalisasi penyimpanan data. Tahapan dalam mengimplentasian data warehouse, yaitu proses studi kelayakan, penentuan kebutuhan fungsional dan non fungsional, profilling data, mendesain model dimensi proses bisnis, mendesain model fisik dimensional data storage, memetakan source system, dan melakukan proses extract, transform, and loading data ke database system (sumber : ITSUndergraduate-30315-5109100030 bstract_id.pdf). Langkah selanjutnya adalah melakukan pengolahan data menggunakan bussiness intelegence (BI). Laporan yang akan dihasilkan dapat membantu kontraktor dalam membuat laporan termin dan bulanan. Hasil dari bussiness intelligence adalah analisa penyebab terjadinya kerusakan badan jalan yang telah terjadi. Hasil analisa tersebut dapat membantu kontraktor dalam melakukan suatu tindakan preventif untuk pemeliharaan proyek yang akan datang. Di dalam proses mencapai tujuan tersebut telah ditentukan batasan yaitu besar biaya (anggaran) yang dialokasikan, dan jadwal serta mutu yang harus dipenuhi. Adapun tiga kendala (triple constraint) merupakan parameter yang penting bagi penyelenggara proyek yang sering diasoslasikan sebagai sasaran proyek. Pada ketiga batasan tersebut bersifat tarik-menarik. Artinya, jika ingin meningkatkan kinerja laporan yang telah disepakati dalam kontrak, maka
3
umumnya harus diikuti dengan menaikkan mutu, yang selanjutnya dapat berakibat pada naiknya biaya melebihi anggaran. Sebaliknya bila ingin melakukan penekanan biaya, maka biasanya hams berkompromi dengan mutu atau jadwal. Kualitas Mutu berkaitan dengan biaya yang dikeluarkan, besar dan kecilnya biaya yang secara umum menunjukkan tinggi rendahnya mutu yang di ambil untuk suatu pekerjaan yang sama dengan spesifikasi yang sama pula. Demikian dengan waktu pelaksanaan, tinggi rendahnya mutu secara tidak langsung berkaitan dengan lama waktu pada pelaksanaan, mutu yang tinggi membutuhkan kehatihatian dalam pengawasan mutu yang lebih intensif, sehingga jelas akan menggunakan waktu yang lebih lama daripada waktu normal. Berdasarkan latar belakang di atas, maka peneliti tertarik untuk mengambil judul “IMPLEMENTASI MODEL DATA WAREHOUSE UNTUK SISTEM PENDUKUNG KEPUTUSAN (STUDI KASUS : PROYEK KONSTRUKSI PADA DINAS PU BINA MARGA PALEMBANG”.
1.2.
Perumusan Masalah Berdasarkan latar belakang yang terdapat di atas bisa dijelaskan
permasalahan dalam penelitian ini adalah “Bagaimana mengimplementasi model data warehouse untuk sistem pendukung keputusan (studi kasus proyek konstruksi pada dinas PU bina marga palembang” ?
1.3.
Tujuan Penelitian Pada tujuan penelitian ini yaitu dapat mendesain dan mengimplementasi
model data warehouse dan mengimplementasi model data warehouse untuk
4
sistem pendukung keputusan (studi kasus : proyek konstruksi pada dinas PU bina marga palembang).
1.4.
Batasan Masalah Untuk menghindari yang akan terjadinya penyimpangan dalam penelitian
ini maka ruang lingkup pembahasan akan di batasi yaitu : 1. Data yang digunakan adalah data Proyek Jalan Kabupaten Muba Banyuasin yang dikerjakan oleh PU Bina Marga provinsi sumatera selatan. 2. Bahasa yang digunakan dalam laporan ini yaitu menggunakan bahasa pemrograman PHP. 3. Data yang akan di bahas antara data anggaran proyek konstruksi pada dinas PU Bina Marga Kabupaten Muba.
1.5.
Manfaat Penelitian Adapun manfaat penelitian yang akan di peroleh yaitu :
1. Untuk meningkatkan efektivitas dan efisiensi pada proyek-proyek dan mengurangi kemngkinan kegagalan dan meningkatkan kemungkinan keberhasilan. 2. Seluruh data yang berhubungan dengan proyek bisa disimpan dalam database perusahaan.
5
1.6.
Metodologi Penelitian
1.6.1
Tempat Penelitian Penelitian dilakukan di Dinas Pekerjaan Umum Bina Marga Jalan Ade
Irma Nasution No.10 Palembang. 1.6.2
Waktu Penelitian Waktu penelitian yang dilakukan oleh penulis selama 4 bulan, dimulai dari
bulan Oktober 2015 – Januari 2016 atau selama penelitian ini berlangsung. 1.6.3
Data Penelitian Data yang digunakan dalam penelitian ini terdiri dari 2 (dua), yaitu data
primer dan data sekunder. Data primer adalah data yang diambil sendiri dari lapangan. Data primer pada penelitian ini adalah mengenai kondisi pada lokasi pekerjaan, jenis-jenis pekerjaan yang berhubungan dengan UPTD PJ3 pada proyek konstruksi. Pada penelitian ini digunakan teknik pengumpulan data diambil dengan cara observasi (pengamatan) untuk meneliti proses suatu pekerjaan proyek konstruksi dengan menitik beratkan pada jaminan keselamatan dan kesehatan kerja untuk melindungi tenaga kerja. Dari segi proses pelaksanaan pengumpulan data, penelitian ini digolongkan pada observasi nonpartisipan (Non Participant Observation) karena tidak terlibat langsung dalam proses pelaksanaan pekerjaan, namun hanya sebagai pengamat yang hanya dapat mengamati setiap pekerjaan dan kecelakaan-kecelakaan yang terjadi pada proyek konstruksi yang disebabkan beberapa faktor. Sedangkan data sekunder adalah data yang diperoleh dari kontraktor. Data sekunder berupa uraian pekerjaan, tentang data pada tenaga kerja dan data-data lainnya yang didapat langsung dari kontraktor.
6
1.6.4
Metode Penelitian Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode penelitian
deskriptif kuantitatif. Menurut Nawawi (2003 : 64) metode deskriptif yaitu metode-metode penelitian yang memusatkan perhatian pada masalah-masalah atau fenomena yang bersifat aktual pada saat penelitian dilakukan, kemudian menggambarkan fakta-fakta dengan masalah yang diselidiki sebagaimana adanya diiringi dengan interprestasi yang rasional dan akurat. Dengan demikian penelitian ini akan menggambarkan fakta-fakta dan akan menjelaskan keadaan dari objek penelitian berdasarkan fakta-fakta yang ada dan mencoba menganalisis kebenarannya berdasarkan data yang akan diperoleh. 1.6.5
Metode Pengumpulan Data Air terjun (Waterfall) sering juga disebut model sekunsial linier
(Sequential liner) atau daur hidup klasik (classic life cycle). Model air terjun menyediakan pendekatan alur hidup perangkat lunak secara sekuensial atau terurut dimulai dari analisis, desain, pengkodean, dan tahap pendukung (support). Berikut adalah gambar model air terjun :
Gambar 1.1 : Ilustrasi Model Waterfall
7
Adapun langkah-langkah dari waterfall yaitu : 1. Analisis Kebutuhan Perangkat Lunak Proses pengumpulan kebutuhan dilakukan secara intensif untuk dapat menspesifikasikan kebutuhan perangkat lunak agar dapat dipahami perangkat lunak seperti apa yang dibutuhkan oleh user. Spesifikasi kebutuhan perangkat lunak perlu didokumentasikan. 2. Desain Tahap ini mentrasplasi kebutuhan pada perangkat lunak dari tahap analisis kebutuhan ke representasi desain agar dapat di implementasikan menjadi program pada tahap selanjutnya. Desain dari perangkat lunak yang dihasilkan pada tahap ini juga perlu di dokumentasikan. 3. Pembuatan Kode Program Desain harus ditranslasikan ke dalam program perangkat lunak. Hasil dari tahap ini adalah berupa software yang sesuai dengan desain yang telah dibuat pada tahap desain. 4. Pengujian Pengujian fokus pada perangkat lunak secara dari segi logik dan fungsional dan memastikan bahwa semua bagian sudah diuji. Hal ini dilakukan untuk meminimalisirkan kesalahan (error) dan memastikan keluaran atau output yang akan dihasilkan sesuai dengan yang diinginkan.
1.7.
Sistematika Penulisan Sistematika penulisan ini dimaksudkan untuk memberikan gambaran dari
sisi skripsi ini, sehingga pembahasan pada suatu permasalahan akan lebih teratur
8
dan terarah apabila direncanakan dan disusun secara sistematis agar lebih mudah dan dapat dipahami, maka sistematika penulisan skripsi ini akan dibagi dalam lima bab yang diuraikan sebagai berikut : BAB I
PENDAHULUAN Dalam bab ini merupakan bagian pendahuluan, disini penulis akan mengemukakan tentang permasalahan yang dihadapi perusahaan yang terdiri dari latar belakang masalah, perumusan masalah, tujuan penelitian serta manfaat peneltian.
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA Tinjauan pustaka merupakan suatu pijakan atau landasan dalam membahas suatu permasalahan. Dalam bab ini penulis menggunakan teori-teori yang diambil dari literatur yang berhubungan dengan masalah yang dibahas.
BAB III
ANALISIS DAN PERANCANGAN Bab ini berisi data yang menyangkut tentang analisis perancangan yang digunakan dalam penulisan skripsi.
BAB IV
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN Bab ini berisi tentang hasil dan pembahasan mengenai penelitian.
BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN Dalam bagian kesimpulan dinyatakan secara singkat dan tepat dari hasil penelitian atau pembahasan yang dilakukan.
9
BAB II TINJAUAN PUSTAKA
1.8.
Landasan Teori
2.1.1
Implementasi Browne
dan
Wildavsky
(dalam
Nurdin
dan
Usman,
2004:70)
mengemukakan bahwa ”implementasi adalah perluasan aktivitas yang saling menyesuaikan”. Adapun Schubert (dalam Nurdin dan Usman, 2002:70) mengemukakan bahwa ”implementasi adalah sistem rekayasa”. Dari teori diatas bisa disimpulkan bahwa “implementasi adalah sistem evaluasi rekayasa aktivitas yang saling menyesuaikan”. Implementasi adalah proses untuk memastikan terlaksananya suatu kebijakandan tercapainya kebijakan tersebut. Implementasi juga dimaksud menyediakansarana untuk membuat sesuatu dan memberikan hasil yang bersifat praktis terhadap sesama. Secara sederhana implementasi diartikan pelaksanaan atau penerapan. Untuk memperjelas pengertian implementasi diatas, terdapat beberapapengertian atau definisi dari berbagai sumber :Brown dan Wildansky (dalam Nurdin dan Usman, 2004 : 70) mengemukakan bahwa implementasi merupakan perluasan aktivitas yang saling menyesuaikan. Adapun menurut Schubert (dalam Nurdin dan Usman, 2002 : 70) mengemukakan bahwa implementasi adalah rekayasa. Pengertian-pengertian diatas menjelaskan bahwa kata implementasi adalah adanya aktivitas, aksi, tindakan, atau mekanisme suatu
10
sistem. Ungkapan mekanisme mengandung arti bahwa implementasi bukan sekedar aktivitas, tetapi suatu kegiatan terencana dan dilakukan secara sungguhsungguh berdasarkan norma tertentu untuk mencapai tujuan kegiatan. Sedangkan Van Horn dan Van Meter (dalam Subarsono, 2006 :100) mengartikan implementasi kebijakan sebagai tindakan-tindakan oleh individu publik dan swasta (atau kelompok) yang diarahkan pada prestasi tujuan yang ditetapkan dalam keputusan kebijakan sebelumnya. Jadi, implementasi dimaksudkan sebagai tindakan individu publik yang diarahkan pada tujuan serta ditetapkan dalam keputusan dan memastikan terlaksananya dan tercapainya suatu kebijakan serta memberikan hasil yang bersifat praktis terhadap sesama. Sehingga dapat tercapainya sebuah kebijakan yang memberikan hasil terhadap individu publik dan swasta. Berdasarkan pengertian implementasi yang dikemukakan diatas, dapat dikatakan bahwa implementasi adalah tindakan-tindakan yang dilakukan pihak-pihak yang berwenang atau kepentingan, baik pemerintah maupun swasta yang bertujuan untuk mewujudkan cita-cita atau tujuan yang telah ditetapkan, implementasi dengan
berbagai
tindakan
yang
dilakukan
untuk
melaksanakan
atau
merealisasikan program yang telah disusun demi tercapainya tujuan dari program yang telah direncanakan, karena pada dasarnya setiap rencana yang ditetapkan memiliki tujuan atau target yang hendak direncanakan. 2.1.2
Data Warehouse Menurut Inmon (2005, : 29), sebuah “data warehouse ialah sebuah
kumpulan data yang integrated, subject-oriented, nonvolatile, dan time variant yang mendukung manajemen pangambilan keputusan”. Menurut Laudon (2006, :
11
233), “data warehouse adalah database yang menyimpan data penting saat ini dan historis dari kebutuhan informasi untuk manajer dalam perusahaan”. Dari teori diatas telah disimpulkan bahwa “model data warehouse adalah database yang menyimpan data penting berisi data gabungan dari banyak sumber”. Data
warehouse
adalah
sebuah
sistem
yang
mengambil
dan
menggabungkan data secara periodik dari sistem sumber data ke penyimpanan data bentuk dimensional atau normal (Rainardi, 2008). Data warehouse merupakan penyimpanan data yang berorientasi objek, terintegrasi, mempunyai variant waktu, dan menyimpan data dalam bentuk nonvolatile sebagai pendukung manejemen dalam proses pengambilan keputusan (Han, 2006). Data warehouse menyatukan dan menggabungkan data dalam bentuk multidimensi. Pembangunan data warehouse meliputi pembersihan data, penyatuan data dan transformasi data dan dapat dilihat sebagai praproses yang penting untuk digunakan dalam data mining. Selain itu data warehouse mendukung On-line Analitycal Processing (OLAP), sebuah kakas yang digunakan untuk menganalisis secara interaktif dari bentuk multidimensi yang mempunyai data yang rinci. Sehingga dapat memfasilitasi secara efektif data generalization dan data mining. Dari pengertian tersebut, sebuah data warehouse merupakan penyimpanan data tetap sebagai implementasi fisik dari pendukung keputusan model data. Data warehouse juga biasanya dilihat sebagai arsitektur, pembangunan dan penyatuan data dari bermacam macam sumber data yang berbeda untuk mendukung struktur dan atau query tertentu, laporan analisis, dan pembuatan keputusan (Han, 2006).
12
Extract, transform, dan load (ETL) merupakan sebuah sistem yang dapat membaca data dari suatu data store, merubah bentuk data, dan menyimpan ke data store yang lain. Data store yang dibaca ETL disebut data source, sedangkan data store yang disimpan ETL disebut target. Proses pengubahan data digunakan agar data sesuai dengan format dan kriteria, atau sebagai validasi data dari source system. Proses ETL tidak hanya menyimpan data ke data warehouse, tetapi juga digunakan untuk berbagai proses pemindahan data. Kebanyakan ETL mempunya mekanisme untuk membersihkan data dari source system sebelum disimpan ke warehouse. Pembersihan data merupakan proses identifikasi dan koreksi data yang kotor. Proses pembersihan ini menerapkan aturan-aturan tertentu yang mendefinisikan data bersih. 2.1.2.1 Arsitektur Data Warehouse Arsitektur data warehouse meliputi tool untuk mengekstrak data dari berbagai sumber data baik eksternal maupun database operasional, untuk membersihkan data, transformasi dan mengintegrasikan data, untuk memasukkan data ke dalam data warehouse, dan secara periodic untuk memperbaharui gudang untuk mencerminkan pembaharuan pada sumber data dari gudang. Data di dalam data warehouse disimpan dan diatur oleh satu atau lebih server yang dapat menyajikan gambaran data secara multidimensional ke dalam bentuk atau format seperti query, penulisan laporan, tool untuk analisis, dan tool untuk data mining.
13
Gambar 2.1. : Arsitektur Data Warehouse 2.1.2.2 Karakteristik Data Warehouse Beberapa karakteristik yang dimiliki oleh data warehouse, antara lain [3]: 1. Berorientasi subyek Pada sistem operasional, data disimpan berdasarkan aplikasi yang dibangun secara individual. Data warehouse hanya mengandung data yang dibutuhkan untuk fungsi yang berhubungan dengan sebagian aplikasi. 2. Data yang terintegrasi Untuk pembuatan keputusan, data yang akan dimasukkan ke dalam data warehouse dapat diambil dari berbagai aplikasi yang berhubungan dengan keputusan yang akan dibuat. 3. Time-Variant Data warehouse mengandung data historis, tidak hanya nilai saat ini. Data disimpan sebagai gambaran masa lalu dan periode saat ini. Secara alamiah, karakteristik time variant dalam data warehouse adalah mengizinkan
14
untuk menganalisis masa lalu, menghubungkan informasi saat ini, dan memungkinkan untuk memprediksi masa depan. 4. Non Volatile Data di dalam data warehouse tidak dirancang untuk menjalankan bisnis setiap harinya. Sehingga dalam data warehouse tidak ada proses pembaharuan data untuk setiap kali proses transaksi berjalan. 2.1.2.3 Struktur Data Warehouse Sebuah data warehouse memiliki beberapa struktur, seperti : 1. Physical Data warehouse Tempat dimana semua data untuk data warehousedisimpan bersama metadata dan proses logis untuk scrubbing (menghapus),organizing (mengatur), packaging (mengumpulkan) dan proses dari detail data. 2. Logical Data warehouse Berisikan metadata termasuk enterprise rules dan proses logis untuk scrubbing
(menghapus),
organizing
(mengatur),
packaging
(mengumpulkan) dan proses data. Tetapi tidak berisikan data yang aktual. Disamping itu juga berisikan informasi yang diperlukan untuk mengakses data dimana saja. 3. Data Mart Adalah suatu bagian dari data warehouse yang dapat mendukung pembuatan laporan dan analisa data pada suatu unit,bagian atau operasi pada perusahaan. Sebagai bagian dari proses pengembangan data warehouse yang selalu berulang, sebuah perusahaan perlu membangun sebuah rangkaian physical data marts dan menghubungkannya melalui
15
enterprise-wide logical data warehouseatau dimasukkan dari single physical data warehouse. 2.1.2.4 Proses Data Warehouse Salah satu proses yang paling penting dalam pembuatan data warehouse adalah proses ETL. Oleh karena berikut akan dijelaskan mengenai rangkaian proses ETL : a. Extraction Proses ektraksi merupakan proses pengambilan data dari satu database atau beberapa database yang berbeda, text files, dan sumber data yang lainnya. Proses ektraksi mencakup tugas memvalidasi data dan membuang data yang tidak cocok dengan pola yang diharapkan. Sehingga tidak seluruh data yang ada dalam data operasonal dimasukkan, tetapi hanya bagian-bagian yang dibutuhkan saja. b. Transformation Proses transformasi data merupakan proses mengubah data dari format operasional menjadi format data warehouse. Proses transformasi berupa tugas-tugas seperti mengkonversi tipe data, melakukan beberapa perhitungan, penyaringan data yang tidak relevan, dan meringkasnya. Proses transformasi dibutuhkan untuk memenuhi kebutuhan bisnis suatu perusahaan. c. Loading Proses loading merupakan tahap akhir dalam pengisian data warehouse. Tujuan dari proses ini adalah untuk memuat data yang sudah terseleksi dari proses transformasi ke dalam data warehouse.
16
2.1.3
Sistem Pendukung Keputusan Menurut Turban dkk.. (2005), “SPK adalah pendekatan berbasis komputer
atau metodologi untuk mendukung pengambilan keputusan”. Alter (dalam Kusrini, 2007) mendefinisikan “sistem pendukung keputusan merupakan sistem informasi interaktif yang menyediakan informasi, pemodelan dan manipulasi data”. Dari teori diatas dapat disimpulkan bahwa “SPK adalah sistem pendukung keputusan yang memungkinkan menganalisa sumber dengan hasil yang cepat”. Sistem Pendukung Keputusan merupakan suatu sistem interaktif yang mendukung keputusan dalam proses pengambilan keputusan melalui alternatifalternatif yang diperoleh dari hasil pengolahan data, informasi dan rancangan model. Dari pengertian sistem pendukung keputusan maka dapat ditentukan karakteristik antara lain : 1. Mendukung proses pengambilan keputusan, menitikberatkan pada management by perception. 2. Adanya interface manusia / mesin dimana manusia (user ) tetap memegang control proses pengambilan keputusan. 3. Mendukung pengambilan keputusan untuk membahas masalah terstruktur, semi terstruktur dan tak struktur. 4. Memiliki kapasitas dialog untuk memperoleh informasi sesuai dengan kebutuhan. 5. Memiliki subsistem – subsistem yang terintegrasi sedemikian rupa sehingga dapat berfungsi sebagai kesatuan item. 6. Membutuhkan struktur data komprehensif yang dapat melayani kebutuhan informasi seluruh tingkatan manajemen.
17
Dalam sistem pendukung keputusan terdapat tiga keputusan tingkatan – masing tingkatan berdasarkan
perangkat keras maupun lunak. Masing
tingkatan kemampuan berdasarkan perbedaan tingkat teknik, lingkungan dan tugas yang akan dikerjakan. Ketiga tingkatan tersebut adalah : a. Sistem Pendukung Keputusan (Specific DSS) b. Pembangkit Sistem Pendukung Keputusan (DSS Generator ) c. Peralatan Sistem Pendukung Keputusan Dalam sistem pendukung keputusan terdapat tiga jenis keputusan, yaitu : 1. Keputusan Terstruktur Keputusan terstruktur adalah keputusan yang dilakukan secara berulang ulang dan bersifat rutin. Informasi yang dibutuhkan spesifik, terjadwal, sempit, interaktif, real time, internal , dan detail. Prosedur yang dilakukan untukpengambilan keputusan sangat jelas. Keputusan ini terutama dilakukan pada manajemen tingkat bawah. Contoh: Keputusan pemesanan barang dan keputusan penagihan piutang; menentukan kelayakan lembur, mengisi persediaan, dan menawarkan kredit pada pelanggan. 2. Keputusan Semiterstruktur Keputusan semiterstruktur adalah keputusan yang mempunyai sifat yakni sebagian keputusan dapat ditangani oleh komputer dan yang lain tetap harus dilakukan oleh pengambil keputusan. Informasi yang dibutuhkan folus, spesifik, interaktif, internal, real time, dan terjadwal. Contoh: Pengevaluasian kredit, penjadwalan produksi dan pengendalian sediaan, merancang departemen.
rencana
pemasaran,
dan
mengembangkan
anggaran
18
3. Keputusan Tidak Terstruktur Keputusan tak terstruktur adalah keputusan yang penanganannya rumit karena tidak terjadi berulang-ulang atau tidak selalu terjadi. Keputusan ini menuntut pengalaman dan berbagai sumber yang bersifat eksternal. Keputusan ini umumnya terjadi pada manajemen tingkat atas. Informasi yang dibutuhkan umum, luas, internal , dan eksternal . Contoh: Pengembangan teknologi baru, keputusan untuk bergabung dengan perusahaan lain, perekrutan eksekutif. Sistem Pendukung Keputusan (SPK) atau Decision Support System (DSS) adalah sebuah sistem yang mampu memberikan kemampuan pemecahan masalah maupun kemampuan pengkomunikasian untuk masalah dengan kondisi semi terstruktur dan tak terstruktur. Sistem ini digunakan untuk membantu pengambilan keputusan dalam situasi semi terstruktur dan situasi yang tidak terstruktur, dimana tak seorangpun tahu secara pasti bagaimana keputusan seharusnya dibuat (Turban, 2001). SPK bertujuan untuk menyediakan informasi, membimbing, memberikan prediksi serta mengarahkan kepada pengguna informasi agar dapat melakukan pengambilan keputusan dengan lebih baik. SPK merupakan implementasi teori-teori pengambilan keputusan yang telah diperkenalkan oleh ilmu-ilmu seperti operation research dan menegement science, hanya bedanya adalah bahwa jika dahulu untuk mencari penyelesaian masalah yang dihadapi harus dilakukan perhitungan iterasi secara manual (biasanya untuk mencari nilai minimum, maksimum, atau optimum), saat ini
19
computer PC telah menawarkan kemampuannya untuk menyelesaikan persoalan yang sama dalam waktu relatif singkat. Sprague dan Watson mendefinisikan Sistem Pendukung Keputusan (SPK) sebagai sistem yang memiliki lima karakteristik utama yaitu (Sprague et.al, 1993): 1. Sistem yang berbasis komputer. 2. Dipergunakan untuk membantu para pengambil keputusan. 3. Untuk memecahkan masalah-masalah rumit yang mustahil dilakukan dengan kalkulasi manual. 4. Melalui cara simulasi yang interaktif. 5. Dimana data dan model analisis sebaai komponen utama. 2.1.3.1 Komponen Sistem Pendukung Keputusan Secara umum Sistem Pendukung Keputusan dibangun oleh tiga komponen besar yaitu database Management, Model Base dan Software System/User Interface. Komponen SPK tersebut dapat digambarkan seperti gambar di bawah ini.
Gambar 2.2 : Komponen SPK
20
a. Database Management Merupakan subsistem data yang terorganisasi dalam suatu basis data. Data yang merupakan suatu sistem pendukung keputusan dapat berasal dari luar maupun dalam lingkungan. Untuk keperluan SPK, diperlukan data yang relevan dengan permasalahan yang hendak dipecahkan melalui simulasi. b. Model Base Merupakan suatu model yang merepresentasikan permasalahan kedalam format kuantitatif (model matematika sebagai contohnya) sebagai dasar simulasi atau pengambilan keputusan, termasuk didalamnya tujuan dari permaslahan (objektif), komponen-komponen terkait, batasan-batasan yang ada (constraints), dan hal-hal terkait lainnya. Model Base memungkinkan pengambil keputusan menganalisa secara utuh dengan mengembangkan dan membandingkan solusi alternatif. c. User Interfase / Pengelolaan Dialog Terkadang disebut sebagai subsistem dialog, merupakan penggabungan antara dua komponen sebelumnya yaitu Database Management dan Model Base yang disatukan dalam komponen ketiga (user interface), setelah sebelumnya dipresentasikan dalam bentuk model yang dimengerti computer. User Interface menampilkan keluaran sistem bagi pemakai dan menerima masukan dari pemakai kedalam Sistem Pendukung Keputusan. 2.1.3.2 Manfaat Sistem Pendukung Keputusan SPK dapat memberikan berbagai manfaat dan keuntungan. Manfaat yang dapat diambil dari SPK adalah :
21
1. SPK memperluas kemampuan pengambil keputusan dalam memproses data / informasi bagi pemakainya. 2. SPK membantu pengambil keputusan untuk memecahkan masalah terutama barbagai masalah yang sangat kompleks dan tidak terstruktur. 3. SPK dapat menghasilkan solusi dengan lebih cepat serta hasilnya dapat diandalkan. 4. Walaupun suatu SPK mungkin saja tidak mampu memecahkan masalah yang dihadapi oleh pengambil keputusan, namun dia dapat menjadi stimulan bagi pengambil keputusan dalam memahami persoalannya,karena mampu menyajikan berbagai alternatif pemecahan. 2.1.4
Proyek Konstruksi Menurut (Ervianto, 2005) “proyek konstruksi yaitu suatu rangkaian
kegiatan yang dilakukan hanya satu kali dan umumnya dengan jangka waktu yang pendek”. Menurut (Kerzner, 2006) dalam Suatu “proyek konstruksi terdapat tiga hal penting yang harus diperhatikan yaitu waktu, biaya dan mutu”. Dari teori diatas dapat disimpulkan bahawa “proyek konstruksi adalah memiliki tiga hal yang harus dijaga untuk senantiasa sesuai dengan perencanaan”. Proyek konstruksi merupakan suatu rangkaian kegiatan yang saling berkaitan untuk mencapai tujuan tertentu (bangunan / konstruksi) dalam batasan waktu, biaya dan mutu tertentu. 2.1.4.1 Karakteristik Proyek Konstruksi Dari pengertian di atas terlihat bahwa ciri pokok proyek adalah : 1. Memiliki tujuan yang khusus, produk akhir atau hasil kerja akhir.
22
2. Jumlah biaya, kriteria mutu dalam proses mencapai tujuan di atas telah ditentukan. 3. Mempunyai awal kegiatan dan mempunyai akhir kegiatan yang telah ditentukan atau mempunyai jangka waktu tertentu. 4. Rangkaian kegiatan hanya dilakukan sekali (nonrutin), tidak berulangulang, sehingga menghasilkan produk yang bersifat unik (tidak identik tapi sejenis). 5. Jenis dan intensitas kegiatan berubah sepanjang proyek berlangsung. 2.1.4.2 Macam Bangunan Proyek Konstruksi Dan Ciri-Cirinya 1.
Bangunan Gedung, Rumah, Kantor, Pabrik, Mall Dll, Berfungsi sebagai : a. Lokasi sempit, b. Pondasi sudah diketahui c. Manajemen untuk progress
2.
Bangunan Sipil, Jembatan, Jalan, Bendungan Dll, Berfungsi sebagai : a. Lokasi sempit luas, panjang b. Pondasi dalam suatu proyek dapat berbeda c. Manajemen untuk memecahkan masalah
2.1.4.3 Tahapan Proyek Konstruksi Secara Berurutan (Life Cycle) Tahapan proyek konstruksi terdiri dari : 1. Tahap Perencanaan ( PLANNING ) a. Gagasan dan ide/ needs
23
b. Studi Kelayakan Aspek yang ditinjau dalam studi kelayakan adalah teknis, ekonomi, lingkungan, dan lain-lain. Pihak yang terlibat adalah pemilik dan dapat dibantu oleh konsultan studi kelayakan atau konsultan manajemen konstruksi (MK). 2. Tahap Perekayasaan Dan Perancangan (ENGINEERING AND DESIGN) a. Tahap Pra rancangan, mencakup kriteria desain, skematik desain, estimasi biaya konseptual. b. Tahap Pengembangan rancangan, merupakan pengembangan dari tahap pra rancangan, estimasi terperinci. c. Tahap Desain akhir, dengan hasil gambar detail. Spesifikasi, daftar volume, RAB, syarat-syarat administrasi dan peraturan-peraturan umum. Pihak yang terlibat adalah konsultan perencana, konsultan MK, konsultan rekayasa nilai dan atau konsultan quantity surveyor. 3. Tahap Pengadaan / Pelelangan (PROCUREMENT) a. Pengadaan jasa konstruksi b. Pengadaan material dan peralatan Pihak yang terlibat adalah pemilik, pelaksana jasa konstruksi (kontraktor), konsultan MK. 4. Tahap Pelaksanaan ( CONSTRUCTION) a. Merupakan pelaksanaan hasil perancangan, dengan SPK, dan kontrak.
24
b. Perlu manajemen proyek Pihak yang terlibat adalah Konsultan pengawas dan atau konsultan MK, kontraktor, Sub Kontraktor, suplier dan instansi terkait 5. Tahap Test Operasional ( COMMISSIONING) a. Pengujian dari fungsi masing-masing bagian bangunan. Pihak yang terlibat adalah Konsultan Pengawas pemilik, konsultan MK, kontraktor, Suplier Sub Kontraktor. 6. Tahap
Operasional
Dan
Pemeliaraan
(OPERASIONAL
AND
MAINTENANCE) a. Operasional setelah dilakukan pembayaran total sebesar 95% dari nilai kontrak. b. Pemeliharaan pada umumnya dilakukan selama 3 bulan (dengan uang jaminan pemeliharaan yang ditahan oleh pemilik). Pihak yang terlibat adalah Konsultan pengawas/ MK, pemakai, pemilik.
2.2.
Penelitian Sebelumnya Perancangan Dan Implementasi Data Warehouse Untuk Kebutuhan
Sistem Pendukung Keputusan Penambahan Kuota SNMPTN Undangan Pada Bagian Akademik PTIIK UB (Afifah Zainurrahmi, Universitas Brawijaya). Penerimaan mahasiswa baru melalui jalur SNMPTN Undangan merupakan agenda rutin yang dilakukan oleh Universitas Brawijaya. Melalui jalur ini, setiap program studi dari seluruh fakultas termasuk PTIIK menerima mahasiswa baru dengan jumlah kuota tertentu setiap tahunnya. Sebagai pihak yang berwenang
25
dalam proses penerimaan mahasiswa baru, bagian akademik dituntut untuk dapat menilai sekolah-sekolah terbaik dari seluruh sekolah pendaftar berdasarkan prestasi sekolah dan prestasi alumni sekolah yang menempuh pendidikan di Universitas Brawijaya. Dalam penelitian ini data warehouse dibangun untuk mengintegrasikan seluruh data penilaian yang berasal dari berbagai sumber dan menggali informasi historis mengenai prestasi alumni baik prestasi akademik (Indeks Prestasi Kumulatif) maupun prestasi non akademik selama menempuh pendidikan di Universitas Brawijaya. Melalui pembangunan data warehouse diperoleh data-data pendukung keputusan yang selanjutnya akan diolah menggunakan algoritma. Implementasi Aplikasi Data Warehouse dan Sistem Pendukung Keputusan Menggunakan Studi Kasus Proyek Konstruksi (Rani Shesasiwi Herlanda, Institut Teknologi Sepuluh Nopember). Proyek konstruksi jalan menghasilkan data operasional yang jumlahnya besar yang tersimpan pada departemen yang berbeda dengan sistem penyimpanan data yang berbeda. Data warehouse dapat membantu kontraktor untuk menyatukan semua data dari masing-masing sistem sumber yang berbeda ke dalam satu database yang berintegrasi sehingga mudah diakses, dianalisis, dan dapat menghasilkan report yang dibutuhkan dengan cepat. Untuk pengimplementasian data warehouse, yaitu proses studi kelayakan, penentuan kebutuhan fungsional dan non fungsional, profilling data, mendesain model dimensi proses bisnis, mendesain model fisik dimensional data storage, memetakan source system, dan melakukan ETL (extract, transform, and loading) data ke database system.
26
BAB III ANALISIS DAN PERANCANGAN
2.1.
Analisis Dalam pembuatan perangkat lunak (software) diperlukan adanya analisis
dari aplikasi yang akan dibuat, ini bertujuan agar ide-ide dari pengguna (user) keluar. Tahapan analisis merupakan analisis kebutuhan pengguna seperti apa software yang dibutuhkan oleh pengguna itu sendiri. Dengan adanya analisis terhadap pengguna maka akan didapatkan suatu gambaran mengenai software yang dibuat. Langkah langkah untuk membuat data warehousen yang ditempuh untuk mengetahui gambaran aplikasi yang akan dibuat adalah desain data warehouse, extration, transformation and loading (ETL), membuat dimension, dan membuat cube. Sistem data warehouse ini di bangun untuk membantu pegawai dalam meng-input dan meng-update data proyek konstruksi. Sistem ini dibuat dengan menggunakan bahasa pemrograman php dan xampp sebagai web servernya. Diharapkan system ini dapat memudahkan pegawai dalam melakukan pembuatan proyek dengan mudah. 3.1.1
Waktu Pengembangan Perangkat Lunak Salah satu tugas penting di dalam tahap analisis, yaitu menentukan waktu
yang dibutuhkan selama proses pengembangan perangkat lunak. Dibawah ini merupakan penjelasan dari waktu yang dibutuhkan selama proses pengembangan
27
perangkat lunak pada Implementasi model data warehouse untuk sistem pendukung keputusan proyek konstruksi.
No.
Kegiatan Penelitian
November
Desember
Januari
2015
2015
2016
1 2 3 4 1 2 3 4
1.
Tahap Analisis
2.
Tahap Desain
3.
Tahap Pengodean
4.
Tahap Pengujian
5.
Tahap Pemeliharaan
1 2 3 4
Tabel 3.1 Waktu pengembangan perangkat lunak Keterangan : 3.1.2
Sudah Dilakukan
Belum Dilakukan
Analisis Kebutuhan Perangkat Lunak (Software) Perangkat Lunak (software) adalah program-program yang telah dipasang
(install) pada komputer dan berfungsi mengendalikan kerja komputer. Tanpa perangkat lunak, komputer hanyalah sebuah mesin yang tidak bisa digunakan. Adapun perangkat lunak yang dibutuhkan untuk membuat Implementasi model data warehouse untuk sistem pendukung keputusan proyek konstruksi yaitu: 1. Windows 7 Ultimate. 2. Microsoft Word 2007. 3. Microsoft Visio 2007. 4. Xampp Versi 1.8.1. 5. Adobe Dreamweaver CS6.
28
3.1.3
Analisis Kebutuhan Perangkat Keras (Hardware) Perangkat
keras
(hardware)
yang
dibutuhkan
untuk
membuat
Implementasi model data warehouse untuk sistem pendukung keputusan proyek konstruksi yaitu: 1. Netbook Advan (Prosessor intel(R) Atom(TM) Inside(TM), RAM 1GB, Hardisk 320 GB). 2. Printer PIXMA MG2570
2.2.
Perancangan Perancangan atau desain merupakan langkah selanjutnya setelah tahap
analisis dilakukan, ide yang telah didapat kemudian oleh pengembang dikembangkan menjadi desain awal aplikasi. langkah ini bertujuan untuk menciptakan gambaran interaksi antarmuka pengguna dan menggambarkan aliran dari aplikasi yang akan di buat. Pada langkah perancangan membuat data warehouse ini akan dibagi menjadi 4 langkah-langkah membuat data warehouse yang meliputi desain data warehouse, extration, transformation and loading (ETL), membuat dimension, dan membuat cube. Pada desain data warehouse akan menjelaskan gambaran aliran dari aplikasi yang akan di buat dengan mengimplementasikan logical design, dan phisical design, sedangkan extration, tranformation and loading (ETL) akan menjelaskan data transformation service (DTS) dari ms SQL server menggunakan SQL loader dari oracle, sedangkan membuat dimension akan menjelaskan alur pembuatan dimension yaitu : menentukan nama dimension, memilih skema dimensi, memilih tipe dimensi, memilih tabel, memilih level, menentukan hierarchy, dan menentukan relation,
29
dan membuat cube akan menjelaskan tentang menentukan nama cube, memilih tabel fakta, memilih measure, dan memilih dimension. 3.2.1
Desain Data Warehouse
1. Logical Design Berikut ini adalah contoh 4 tahapan dalam membuat ERD pada implementasi model data warehouse proyek konstruksi : Tahap 1 : Penentuan Entities
Gambar 3.1 Penentuan Entities Tahap 2 : Penentuan Atribute
Gambar 3.2 Penentuan Atribute
30
Tahap 3 : Penentuan Kardinalitas Relasi
Gambar 3.3 Penentuan Kardinalitas Relasi
31
Tahap 4 : Pembuatan ERD
Gambar 3.4 Pembuatan ERD 2. Physical Design Berikut ini adalah contoh tabel database dalam membuat Implementasi model data warehouse proyek konstruksi : Database Nama Database Jumlah Tabel
: Mysql : Whdb : 10
1. Tabel User No 01 02 03 04 05 06 07 08
Nama Field Jenis Data Keterangan id_user int(20) ID User Username Varchar(100) Username Password varchar(50) Password nm_lengkap varchar(50) Nama Lengkap no_tlp Varchar(70) Nomor Telepon Almt_lengkap Text Alamat lengkap Keterangan Text Keterangan Level Varchar(80) Level Tabel 3.2 Tabel User
32
2. Tabel Pegawai No 01 02 03 04 05 06 07 08 09 10 11 12 13
Nama Field Jenis Data Keterangan Id_pegawai int(50) Id pegawai Nip varchar(40) Nomor induk pegawai Nm_lengkap Varchar(40) Nama lengkap Tempat_Lahir varchar(20) Tempat Lahir Tgl_Lahir Varchar(40) Tanggal Lahir Gol varchar(50) Golongan Jabatan varchar(50) Jabatan Agama varchar(40) Agama File_ijazah varchar(20) File ijazah No_tlp varchar(20) Nomor telepon Almt_lengkap Text Alamat lengkap Keterangan Text Keterangan Id_user int(40) Id user Tabel 3.3 Tabel Pegawai
3. Tabel Anggaran Proyek No 01 02 03 04 05 06 07 08 09 10 11 12 13
Nama Field Id_anggaran_proyek Id_data_umum Id_sub_jenis_proyek Ket_anggaran
Jenis Data int(50) int(50) Int(20) text
Keterangan Id anggaran proyek Id data umum Id sub jenis proyek Keterangan anggaran Total_rp int(32) Total rupiah Bobot Varchar(40) Bobot Vol Varchar(70) Volume Ket_vol Varchar(70) Keterangan volume Sisa_pagu Int(40) Sisa pagu Ket_akhir text Keterangan akhir Tgl_jam datetime Tanggal jam Id_user Int(20) Id user Stat Varchar(20) Status Tabel 3.4 Tabel Anggaran Proyek
4. Tabel Data Umum No 01 02 03
Nama Field Id_data_umum Lap_sampai Nm_program
Jenis Data int(50) varchar(50) varchar(60)
Keterangan Id data umum Laporan sampai Nama program
33
04 05 06 07 08 09 10 11
Nm_kegiatan varchar(40) Bidang_bgian_seksi varchar(32) Kpa Int(64)
Nama kegiatan Bidang bagian seksi Kuasa pengguna anggaran Pptk Int(34) Pejabat pelaksanaan teknis kegiatan Pagu_anggaran Int(34) Pagu anggaran Tahun Int(32) Tahun Waktu datetime Waktu Id_user Int(15) Id user Tabel 3.5 Tabel Data Umum
5. Tabel Jenis Proyek No 01 02 03
Nama Field Jenis Data Keterangan Id_jenis_proyek int(50) Id jenis proyek Keterangan text Keterangan Id_user int60) Id user Tabel 3.6 Tabel Jenis Proyek
6. Tabel Sub Jenis Proyek No 01 02 03 04
Nama Field Jenis Data Keterangan Id_sub_jenis_proyek int(50) Id sub jenis proyek Id_jenis_proyek Int(34) Id jenis proyek Ket_sub_jenis text Keterangan sub jenis Id_user Int(32) Id user Tabel 3.7 Tabel Sub Jenis Proyek
7. Tabel Detail Target No 01 02 03 04 05 06 07 08 09 10
Nama Field Jenis Data Keterangan Id_detail_target int(50) Id detail target Id_anggaran_proyek int(50) Id anggaran proyek Vol_fisik varchar20) Volume fisik Per_fisik Varchar(30) Persen fisik Ttb_fisik varchar(32) Ttb fisik Rp_keuangan Varchar(40) Rupiah keuangan Per_keuangan Varchar(70) Persen keuangan ttb_keuangan Varchar(70) Ttb keuangan Waktu_target datetime Waktu target Id_user Int(10) Id user Tabel 3.8 Tabel Detail Target
34
8. Tabel Detail Realisasi No 01 02 03 04 05 06 07 08 09 10
Nama Field Jenis Data Keterangan Id_detail_realisasi int(50) Id detail realisasi Id_anggaran_proyek int(50) Id anggaran proyek Vol_fisik varchar20) Volume fisik Per_fisik Varchar(30) Persen fisik Ttb_fisik varchar(32) Ttb fisik Rp_keuangan Varchar(40) Rupiah keuangan Per_keuangan Varchar(70) Persen keuangan ttb_keuangan Varchar(70) Ttb keuangan Waktu_realisasi datetime Waktu target Id_user Int(10) Id user Tabel 3.9 Tabel Detail Realisasi
9. Tabel Page No 01 02 03
Nama Field Jenis Data Id_page int(50) Judul Varchar(45) Isi Text Tabel 3.10 Tabel Page
Keterangan Id page Judul Isi
10. Tabel Jenis Target Realisasi No Nama Field 01 Id_jenis_target_realisasi 02
3.2.2
Jenis Data int(50)
Keterangan Id jenis target realisasi Keterangan_target_realisasi Varchar(345) Keterangan target realisasi Tabel 3.11 Tabel Jenis Target Realisasi
Extration, Ttansformation and Loading (ETL) Proses ETL terdiri dari tiga tahap, yaitu :
1. Extract Langkah pertama dari proses ETL adalah proses pengambilan data dari satu atau lebih sistem operasional sebagai sumber data (OLTP dan luar system database). Kebanyakan data warehouse menggabungkan data dari sumber-sumber yang berbeda. Ekstraksi adalah proses penguraian dan
35
pembersihan data yang diekstrak untuk mendapatkan suatu pola atau struktur data yang diinginkan. 2. Transform Proses
membersihkan
data
yang
telah
diambil
pada
proses extract sehingga data sesuai dengan struktur data warehouse atau data mart. Hal-hal yang dapat dilakukan dalam tahap transformasi : 1. Hanya memilih kolom tertentu saja untuk dimasukkan ke dalam data warehouse. 2. Menerjemahkan nilai berupa kode (misal, database sumber menyimpan nilai 1 untuk pria dan 2 untuk wanita, tetapi data warehouse menyimpan M
untuk
pria
dan
F
untuk
wanita).
Proses
yang
dilakukan
disebut automated data cleansing, tidak ada pembersihan secara manual selama proses ETL. 3. Mengkodekan nilai-nilai ke dalam bentuk bebas ( misalnya memetakan ”male” ,”I”, dan ”Mr ke dalam ”M”). 4. Menggabungkan data dari berbagai sumeber bersama-sama 5. Membuat ringkasan dari sekumpulan baris data (misal, total penjualan untuk setiap bagian). Kesulitan yang terjadi pada proses transformasi adalah data harus digabungkan dari beberapa sistem terpisah, harus dibersihkan sehingga konsisten dan harus diagregasi untuk mempercepat analisis. 3. Load Load merupakan tahapan yang berfungsi untuk memasukkan data ke dalama data warehouse. Waktu dan jangkauan untuk mengganti atau menambah
36
data tergantung pada perancangan data warehouse pada waktu menganalisa keperluan informasi. Fase load berinteraksi dengan suatu database, constraint didefinisikan dalam skema database sebagai suatu trigger yang diaktifkan pada waktu melakukan load data (contohnya : uniqueness, referential, integrity, mandatory fields), yang juga berkontribusi untuk keseluruhan tampilan dan kualitas data dari proses ETL. 3.2.3
Membuat Dimension Dimension adalah sebuah struktur yang terbentuk dari satu atau lebih
hirarki yang mengkategorisasi data dan Dimensi terbentuk dari satu atau lebih tabel Setiap kolomnya merepresentasikan level pada hierarchy. Salah satu contoh membuat dimension menggunakan Fact Constellation schema yaitu : 1. Fact Constellation schema Skema ini menunjukkan hubungan antar database dalam sistem yang sedang dibangun dan bagaimana tabel saling merelasikan untuk mencapai suatu tabel lainnya. Dibawah ini merupakan rancangan Fact Constellation schema dari implementasi model data warehouse untuk sistem pendukung keputusan proyek konstruksi.
37
Gambar 3.5 Fact Constellation schema 3.2.4
Membuat Cube Cube adalah sebuah bentuk database dimana data disimpan dalam bentuk
Cell, dan posisi dari sel-sel tersebut ditentukan oleh beberapa variabel yang disebut dengan Dimension. Jumlah Dimension ini secara teori bisa tidak terbatas, tidak perlu terkuantifikasi untuk membentuk sebuah bangun 3 dimensi berupa cube. Istilah Cube dan penggambaran dalam bentuk cube (3 dimensi) ini dimaksud
untuk
mempermudah
visualisasi
kita
tentang
sifat
multi
dimensionalnya. Cube merupakan contoh data multidimensi selain spreadsheet. Dengan cube data menjadi lebih mudah untuk dimanipulasi. Setiap sumbu cube mewakili dimensi-dimensi. Terdapat measure yaitu nilai quantitative database yang ingin kita analisa. Biasanya measure berupa nilai penjualan, biaya, budget dan
38
sejenisnya. Measure dihitung berdasarkan dimensi-dimensi dari cube. Misalkan kita ingin meganalisa proyek konstruksi, total anggaran (sebagai measure) untuk suatu jenis proyek tertentu (dimensi) pada lokasi / proyek yang berbeda-beda (lokasi dapat dipilih sesuai dengan kebutuhan seperti negara, propinsi dll) pada suatu periode waktu tertentu (hari, minggu, bulan,tahun, kuartal).
2015
2014
2013
2012
Bangkalan proyek
proyek A proyek B proyek C
Nilai proyek
Gambar 3.6 Cube
( Buku A, Lokasi Kamal, 2004 )
39
BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN
2.3.
Hasil Hasil dari penelitian ini berupa aplikasi Sistem data warehouse yang telah
dibangun menggunakan bahasa pemrograman PHP (Hypertex Preprocessor), mysql sebagai databasenya dan xampp sebagai web server local.. Hasil ini merupakan analisis dan desain yang telah di jelaskan pada bab sebelumnya. Untuk menguji serta menjalankan aplikasi sistem pendukung keputusan ini, penulis langsung mencoba menjalankan aplikasi ini melalui web server local (xampp) pada browser mozila firefox dan hasilnya berjalan dengan baik.
2.4.
Pembahasan Pembahasan ini menjelaskan hasil dari aplikasi yang dijalankan dan di uji
coba pada server web browser localhost antara lain alur kerja program dan tampilan aplikasi saat dijalankan langsung pada web browser mozila firefox. Adapun tampilan-tampilan halaman yang ada dalam aplikasi tersebut adalah sebagai berikut : 4.2.1
Halaman Home Sebelum Login Halaman pada aplikasi ini terdapat menu yang isinya home page,
username, password, dan login.
40
Gambar 4.1 Halaman Home Sebelum Login 4.2.2
Halaman Home Sesudah Login Halaman pada aplikasi ini terdapat menu yang isinya home page, master,
process, dan admin.
Gambar 4.2 Halaman Home Sesudah Login
41
4.2.3
Halaman Data Pegawai Halaman data pegawai pada aplikasi Data Warehouse ini berisi tentang
pegawai data pada dinas PU Bina Marga Palembang.
Gambar 4.3 Halaman Data Pegawai 4.2.4
Halaman Tambah Pegawai Halaman tambah pegawai merupakan halaman yang berfungsi untuk
menambah data-data pegawai yang nanti akan ditampilkan di dalam sistem.
Gambar 4.4 Halaman Tambah Pegawai
42
4.2.5
Halaman Jenis Proyek Halaman jenis proyek pada aplikasi Data Warehouse ini berisi tentang
proyek data pada dinas PU Bina Marga Palembang.
Gambar 4.5 Halaman Jenis Proyek 4.2.6
Halaman Tambah Jenis Proyek Halaman tambah jenis proyek merupakan halaman yang berfungsi untuk
menambah data-data proyek yang nanti akan ditampilkan di dalam sistem.
Gambar 4.6 Halaman Tambah Jenis Proyek
43
4.2.7
Halaman Sub Jenis Proyek Halaman sub jenis proyek pada aplikasi Data Warehouse ini berisi tentang
sub jenis proyek data pada dinas PU Bina Marga Palembang.
Gambar 4.7 Halaman Sub Jenis Proyek 4.2.8
Halaman Tambah Sub Jenis Halaman tambah sub jenis merupakan halaman yang berfungsi untuk
menambah data-data sub jenis yang nanti akan ditampilkan di dalam sistem.
Gambar 4.8 Halaman Tambah Sub Jenis
44
4.2.9
Halaman Data Umum Halaman data umum pada aplikasi Data Warehouse ini berisi tentang data
umum pada dinas PU Bina Marga Palembang.
Gambar 4.9 Halaman Data Umum 4.2.10 Halaman Tambah Data Umum Halaman tambah data umum merupakan halaman yang berfungsi untuk menambah data-data umum yang nanti akan ditampilkan di dalam sistem.
Gambar 4.10 Halaman Tambah Data Umum
45
4.2.11 Halaman Data Anggaran Proyek Halaman data anggaran proyek pada aplikasi Data Warehouse ini berisi tentang anggaran proyek data pada dinas PU Bina Marga Palembang.
Gambar 4.11 Halaman Data Anggaran Proyek 4.2.12 Halaman Tambah Anggaran Proyek Halaman tambah anggaran proyek merupakan halaman yang berfungsi untuk menambah data-data anggaran proyek yang nanti akan ditampilkan di dalam sistem.
46
Gambar 4.12 Halaman Tambah Anggaran Proyek
Gambar 4.13 Halaman Tambah Anggaran Proyek 2 4.2.13 Halaman Laporan Akhir Halaman laporan akhir merupakan tampilan yang berisi hasil dari data proyek yang telah di buat.
47
Gambar 4.14 Halaman Laporan Akhir 4.2.14 Halaman Pengolahan Data Halaman pada aplikasi ini terdapat menu yang isinya setting account, semua operator, semua admin, dan logout.
Gambar 4.15 Halaman Pengolahan Data
48
4.2.15 Halaman Setting Pengguna Halaman setting pengguna merupakan tampilan yang berfungsi untuk mengubah data operator ke database.
Gambar 4.16 Halaman setting pengguna
49
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN
5.1.
Kesimpulan Adapun kesimpulan yang bisa diambil dari penelitian ini adalah sebagai
berikut : 1. Data warehouse yang dibangun sudah dilengkapi dengan proses loading berkala
dalam
bentuk
otomatisasi
sehingga
memudahkan
pihak
administrator data warehouse. 2. Data warehouse yang dirancang dan dibangun sudah disesuaikan dengan kebutuhan dari proyek konstruksi, dibuktikan dengan adanya functional testing pada data warehouse.
5.2.
Saran Berdasarkan kesimpulan yang telah dijelaskan diatas, maka saran yang
dapat penulis sampaikan antara lain : 1. Pada saat fase perancangan proyek, subyek pada data warehouse bisa dikembangkan menjadi beberapa subyek sesuai dengan kebutuhan proyek konstruksi. 2. Diperlukan pengembangan bahwa data warehouse proyek konstruksi sebagai data mart dari suatu data warehouse di PU Bina Marga.