BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang. Krisis ekonomi yang melanda Indonesia pada tahun 1997 merupakan penyebab utama
terjadinya krisis perbankan. Besarnya cadangan kredit dan
kerugian sebagai akibat selisih nilai tukar dolar amerika terhadap rupiah menyebabkan menurunya modal sehingga sebagaian besar bak tidak mampu lagi memenuhi kewajibanya terhadap kecukupan modal, yang mengakibatkan menurunya kinerja perbankan. Pada saat terjadinya krisis, NPL bank - bank komersil mencapai 50% sehingga tingkat keuntungan industry perbankan minus 18% ( Muljono, 1999 ) Akhir Juni 2005, Bank Indonesia (BI) mengumumkan mengenai kriteria bank jangkar (Anchor Bank). Ini akan menjadi sebuah titik pijak apabila disertai dengan komitmen dan konsistensi kebijakan menunju perbankan Indonesia yang sehat, kuat dan efisien. Beberapa kriteria bank jangkar sebagaimana diumumkan BI, yaitu modal kuat. Hal ini tercermin dari: (1) rasio kecukupan modal Capital Adequacy Ratio (CAR) sebesar 12% dan modal inti minimum 6%, (2) pertumbuhan laba dilihat dari rasio return on asset (ROA) minimum 1,5%. (3) pertumbuhan kredit minimum 22% per tahun, loan to deposit ratio (LDR) minimum 50% dengan rasio non performing loans (NPL) net dibawah 5%. (4), menjadi perusahaan publik dalam waktu dekat. (5) memiliki kemampuan sebagai konsolidator (Mucharor Djalil, 2005).
1
2
Walaupun bisa dikatakan kondisi perbankan nasional secara umum saat ini dalam keadaan yang baik dan stabil, namun faktanya masih terdapat kinerja bank yang dinilai tidak layak oleh Bank Indonesia. Sejak tahun 2004 Bank Indonesia (BI) telah menutup 13 bank yang terdiri dari 4 Bank Umum dan 9 Bank BPR, contoh nama bank yang saat ini ditutup adalah Bank IFI. Bank Indonesia mengumumkan penutupan bank tersebut karena tidak mampu menambah jumlah modal hingga waktu yang telah ditetapkan. Sebelum ditutup, kecukupan modal bank tersebut menurun di bawah 8 %. Modal bank juga merosot akibat tingginya rasio kredit bermasalah (Non Performing Loan / NPL) yang mencapai 24 %. Bank Indonesia berpendapat penutupan tidak akan menimbulkan efek sistemik, sebab bank tersebut hanya mempunyai pinjaman ke bank lain sebesar Rp 8 miliar. Jumlah ini terbilang kecil dibandingkan dengan bank lain. Selain itu saat ini sebanyak 106 bank diantaranya memiliki rasio kecukupan modal (Capital Adequacy Ratio / CAR) di atas 12 % per Oktober 2009. Dari total jumlah bank tersebut masih terdapat 11 bank yang masih memiliki modal dasar di bawah Rp 100 miliar (http://m.vivanews.com/news/read/50242). Kinerja suatu perbankan akan terjamin bila dilandasi dengan adanya kepercayaan masyarakat yang melakukan transkasi pada suatu bank. Hal tersebut dapat dilandasi dengan disajikan laporan keuangan. Seseorang yang melakukan transaksi pada suatu bank tentunya menginginkan mencari laba atau berusaha untuk meningkatkan laba. Kemampuan menghasilkan laba yang maksimal pada suatu
bank
sangat
penting
karena
pada
dasarnya
pihak-pihak
yang
berkepentingan, misalnya investor dan kreditur mengukur keberhasilan bank
3
berdasarkan
kemampuan
yang
terlihat
dari
kinerja
manajemen
dalam
menghasilkan laba. Hal ini menyebabkan laba menjadi salah satu ukuran kinerja sebuah bank yang sering digunakan sebagai dasar pengambilan keputusan. Perbankan memiliki kedudukan yang strategis, yakni sebagai penunjang kelancaran system pembayaran, pelaksanaan kebijakan moneter dan pencapaian stabilitas system keuangan, sehingga di perlukan perbankan yang sehat, transparan dan dapat di pertanggung jawabkan ( Booklet Perbankan Indonesia 2008) Laba adalah pendapatan bersih yang dilihat dari selisih antara pendapatan total perusahaan dengan biaya totalnya. Besarnya laba dapat dilihat dari laporan laba rugi suatu bank yang menunjukkan sumber dari mana penghasilan diperoleh serta beban yang dikeluarkan sebagai beban bank tersebut. Bank akan memperoleh keuntungan apabila penghasilan yang diperoleh lebih besar dari beban yang dikeluarkan dan dikatakan rugi apabila sebaliknya. Laporan perhitungan laba rugi suatu bank umum adalah suatu laporan keuangan bank yang menggambarkan pendapatan dan biaya operasional dan nonoperasional bank serta keuntungan bersih bank untuk periode tertentu. (Dendawijaya, 2009:109). Dalam analisis rasio, ada dua jenis perbandingan yang digunakan yaitu perbandingan internal dan perbandingan eksternal. Perbandingan internal yaitu membandingkan rasio saat ini dengan rasio masa lalu. Jika rasio keuangan ini diurutkan dalam jangka waktu beberapa tahun atau periode, maka pemakai dapat melihat pengaruh kecenderungan rasio keuangan tersebut, apakah mengalami penurunan atau peningkatan yang akan menunjukkan kinerja dan kondisi
4
keuangan suatu bank. Sedangkan perbandingan eksternal adalah membandingkan rasio keuangan suatu bank dengan rasio bank lain. (Darsono dan Ashari, 2005:51). Studi mengenai analisis rasio keuangan dalam memprediksi pertumbuhan laba pada industri perbankan yang dilakukan oleh Bahtiar Usman (2003) menunjukkan pengaruh rasio keuangan dalam memprediksi perubahan laba pada bank-bank di Indonesia, dimana rasio - rasio yang digunakan adalah: Quick Ratio, Loan to Deposit Ratio (LDR), Gross Profit Margin (GPM), Net Profit Margin (NPM), Net Interest Margin (NIM), Biaya Operasi terhadap Pendapatan Operasi (BOPO), Capital Adequacy Ratio (CAR), Leverage Multiplier, Non Performing Loan (NPL) dan Deposit Risk Ratio (DRR). Hasil penelitiannya menunjukkan bahwa semua variabel independen tidak menunjukkan pengaruh yang signifikan terhadap laba bank satu tahun mendatang kecuali quick ratio. Zainudin dan Jogiyanto (1999) dalam penelitiannya menguji pengaruh CAR, NPL, ROA dan LDR dalam memprediksi laba pada industri perbankan yang listed di BEJ dengan menggunakan analisis regressi berganda dan AMOS, dimana hasil penelitiannya menunjukkan bahwa keempet variabel independen tersebut (CAR, NPL, ROA dan LDR) mampu memprediksi perubahan laba satu tahun mendatang sementara pada perubahan laba dua tahun mendatang, keempat variabel tersebut tidak berpengaruh signifikan. Dalam dunia perbankan rasio-rasio yang biasa dianalisis adalah rasio-rasio yang termasuk dalam aspek permodalan, aspek kualitas aktiva, aspek rentabilitas, likuiditas, dan efisiensi operasionalnya. Analisis terhadap kelima aspek tersebut
5
diharapkan dapat memberikan gambaran kinerja bank yang dapat menjadi suatu indikator bagi investor dan nasabah dalam menilai prospek kedepan bank tersebut. Karena ingin mengetahui tingkat pertumbuhan laba yg terdapat pada perbankan di Indonesia dan berdasarkan uraian di atas maka penelitian ini mengambil judul PENGARUH RASIO KEUANGAN TERHADAP PERTUMBUHAN LABA PERUSAHAAN
PERBANKAN
TERDAPAT
INDONESIA ( BEI ) TAHUN 2009-2012
DI
BURSA
EFEK
6
B. Rumusan Masalah Berdasarkan uraian latar belakang masalah tersebut, maka dapat dirumuskan permasalahan sebagai berikut : 1. Apakah Return on Assets (ROA)
berpengaruh positif terhadap
pertumbuhan laba ? 2. Apakah Capital Adequacy Ratio (CAR) berpengaruh positif terhadap pertumbuhan laba ? 3. Apakah Loan to Deposit Ratio (LDR) berpengaruh negatif terhadap pertumbuhan laba ? 4. Apakah Non Performing Loan (NPL)
berpengaruh negatif terhadap
pertumbuhan laba ? 5. Variabel mana yang paling dominan berpengaruh terhadap pertumbuhan laba?
C. Tujuan penelitian Tujuan dalam penelitian ini dapat dirincikan sebagai berikut : 1. Untuk mengetahui pengaruh Return on Assets (ROA) terhadap pertumbuhan laba pada perbankan yang terdapat di BEI periode 2009 sampai 2012. 2. Untuk mengetahui pengaruh Capital Adequacy Ratio (CAR) terhadap pertumbuhan laba pada perbankan yang terdapat di BEI periode 2009 sampai 2012 3. Untuk mengetahui pengaruh Loan to Deposit Ratio (LDR) terhadap pertumbuhan laba pada Perbankan yang terdapat di BEI periode 2009 sampai 2012.
7
4. Untuk mengetahui pengaruh Non Performing Loan (NPL) terhadap pertumbuhan laba pada Perbankan yang terdapat di BEI periode 2009 sampai 2012. 5. Untuk mengetahui variabel mana yang paling dominan berpengaruh terhadap pertumbuhan laba pada Perbankan yang terdapat di BEI periode 2009 sampai 2012.
D. Manfaat Penelitian Hasil dari penelitian ini diharapkan dapat memberikan kegunaan : 1. Bagi Penulis Penelitian ini diharapkan memberikan tambahan pengetahuan tentang pengaruh tingkat Capital Adequacy Ratio (CAR), Return On Assets (ROA), Loan to Deposit Ratio (LDR), Non Performing Loan (NPL) terhadap Pertumbuhan Laba pada Bank Umum sehingga diperoleh kesesuaian yang jelas antara teori yang ada dengan fakta yang terjadi di lapangan. 2. Bagi Perusahaan Penelitian ini diharapkan memberi masukan bagi dunia perbankan bagaimana tingkat Capital Adequacy Ratio (CAR), Return On Assets (ROA), Loan to Deposit Ratio (LDR), Non Performing Loan (NPL) dapat mempengaruhi pertumbuhan laba perbankan. 3. Bagi Investor Penelitian ini diharapkan dapat memberi masukan dalam pengambilan keputusan investasi terutama di sektor perbankan.