BAB I PENDAHULUAN
A.
LATAR BELAKANG Pada pertengahan tahun 1997 Indonesia mengalami krisis ekonomi yang menjadikan perekonomian negara tidak stabil. Akibat dari ketidakstabilan tersebut banyak perusahaan yang menderita kerugian dan akhirnya menutup perusahaan mereka, tetapi tidak untuk perusahaan asuransi, kondisi ekonomi tersebut merupakan peluang baru bagi perusahaan asuransi untuk memperkenalkan diri pada pasar. Asuransi adalah bisnis yang muncul karena adanya resiko. Resiko adalah kemungkinan kerugian yang akan dialami seseorang atau perusahaan yang diakibatkan oleh bahaya yang mungkin terjadi ( Salim, 1989: 3 ). Pada umumnya manusia berusaha menghindari risiko. Masyarakat relatif ingin mendapatkan kepastian dalam hidupnya atau relatif menghindari risiko demikian juga dengan perusahaan dalam menjalankan kegiatannya banyak menghadapi resiko yang dapat mengganggu kesinambungan usahanya. Kepastian hukum dan penegasan posisi serta peranaan usaha asuransi dalam pembangunan nasional khususnya pembangunan ekonomi semakin kuat dilandasi oleh lahirnya UU No.2 tahun 1992 tentang usaha perasuransian diikuti oleh Peraturan Pemerintah RI No.73 tahun 1992 tentang penyelenggaraan usaha perasuransian, serta surat keputusan Menteri Keuangan sebagai petunjuk pelaksanaannya. Perkembangan industri asuransi adalah rasional dan tidak
terelakkan
karena
sebagian
besar
pengusaha
dan
masyarakat
memiliki
kecenderungan untuk menghindari atau mengalihkan resiko kerugian keuangan. Banyak metode untuk mengelola resiko. Asuransi merupakan salah satu metode yang digunakan untuk mengelola risiko. Asuransi adalah perjanjian antara dua pihak atau lebih di mana pihak penanggung mengikatkan diri pada pihak tertanggung, penanggung berkewajiban memberikan penggantian kepada pihak tertanggung karena kerugian, kerusakan atau kehilangan keuntungan. Penanggung mempunyai tanggung jawab hukum kepada pihak ke tiga yang mungkin akan diderita tertanggung yang timbul dari suatu peristiwa yang tidak pasti ( Subagyo, 1999: 78 ). Asuransi menjanjikan perlindungan kepada pihak tertanggung terhadap risiko yang akan dihadapi perorangan maupun risiko yang akan dihadapi perusahaan. Kebutuhan akan jasa perasuransian semakin besar. Melihat peluang ini banyak perusahaan asuransi yang bermunculan dengan menawarkan janji-janji yang menggiurkan dalam bentuk produk-produk asuransi. Asuransi sebagai pelindung risiko juga sebagai suatu bisnis yang mempunyai risiko, sehingga tidak mengherankan jika banyak perusahaan-perusahaan asuransi yang karena tidak mampu menanggung risiko yang terlalu besar akhirnya di tutup. Untuk Mencegah hal tersebut, perusahaan asuransi dapat melimpahkan sebagian risiko yang ditanggung dari nasabah kepada perusahaan reasuransi. Reasuransi merupakan perjanjian antara beberapa perusahaan asuransi mengenai pengalihan sebagian risiko, untuk menghindari risiko yang terlalu besar. Dengan risiko yang lebih kecil diharapkan perusahaan asuransi dapat berkinerja lebih baik.
Dana-dana yang dihimpun perusahaan asuransi kebanyakan berasal dari masyarakat, baik dari pendapatan premi maupun penawaran surat berharga perusahaan di pasar modal, perusahaan asuransi kerugian dituntut untuk mengelola manajemen risiko dan manajemen keuangannya termasuk manajemen investasi secara profesional, penuh tanggungjawab, dan secara bijaksana sesuai dengan prinsip-prinsip
utama
asuransi.
Pemantauan
masyarakat
terhadap
kinerja
perusahaan asuransi kerugian dapat dilakukan dengan melihat laporan keuangan yang diterbitkan secara rutin oleh perusahaan. EWS atau Early Warning System adalah suatu alat yang dirancang untuk menilai tingkat kesehatan dan kinerja keuangan perusahaan asuransi kerugian. EWS ini dapat memberikan peringatan dini terhadap kemungkinan kesulitan keuangan dan operasi perusahaan di masa yang akan datang. Berdasarkan pada pemikiran diatas, penulis tertarik untuk melakukan penelitian
lebih
PERUSAHAAN
jauh
mengenai
ASURANSI
ANALISIS
KERUGIAN
KINERJA
DENGAN
KEUANGAN
METODE
MDA
(MULTIPLE DISCRIMINANT ANALYSIS).
B.
RUMUSAN MASALAH Berdasarkan latar belakang diatas, perumusan masalah dalam penelitian ini adalah : Apakah komponen laporan keuangan perusahaan asuransi kerugian yang diuraikan dengan rasio early warning system mempengaruhi harga saham?
C.
BATASAN MASALAH Agar perumusan masalah tidak meluas dan sesuai dengan tujuan penelitian maka dibuat batasan masalah dalam penelitian ini, sebagai berikut : 1. Data yang digunakan dalam penelitian ini adalah laporan keuangan tahunan (laporan neraca dan laba-rugi), dengan sampel penelitian laporan keuangan tahun 1998, 1999, 2000, 2001, dan 2002. Alasan pemilihan tahun 1998 sampai tahun 2002 karena penulis ingin mengetahui perkembangan keadaan ekonomi Indonesia dari tahun 1998 sehingga penulis dapat mengetahui kenerja perusahaan asuransi jika dalam keadaan ekonomi yang baik. 2. Metode yang digunakan untuk menilai kinerja keuangan perusahaan adalah Early Warning System ( EWS ) yang terdiri dari rasio-rasio : 1. Solvency and overall ratios 1. Rasio margin solvensi. 2. Rasio tingkat kecukupan dana.
2. Profitability ratios 1. Rasio perubahan surplus. 2. Rasio underwriting 3. Rasio beban klaim. 4. Rasio komisi. 5. Rasio biaya manajemen. 6. Rasio pengembalian investasi. 3. Liquidity ratios
1. Rasio kewajiban terhadap aset yang diperkenankan. 2. Rasio tagihan premi langsung terhadap surplus. 4. Premium stability ratios 1. Rasio pertumbuhan premi. 2. Rasio retensi sendiri. 5. Technical ratio .1. Rasio cadangan teknis.
D. TUJUAN PENELITIAN Tujuan yang ingin dicapai penulis dalam penelitian ini adalah : 1. Untuk mengetahui apakah komponen laporan keuangan perusahaan asuransi kerugian yang diuraikan dengan rasio EWS (early warning system) mempengaruhi harga saham. 2. Mengetahui rasio apa yang berpengaruh terhadap harga saham.
E.
MANFAAT PENELITIAN Dari hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat bagi : a. Perusahaan Dengan mengetahui komponen laporan keuangan perusahaan yang mempengaruhi harga saham dapat membantu perusahaan dalam menentukan kebijakan dalam penilaian terhadap perusahaan tersebut. b.Penulis
Penelitian ini diharapkan dapat menjadi sarana belajar guna menambah wawasan dan pengetahuan yang lebih luas tentang komponen laporan keuangan perusahaan yang mempengaruhi harga saham dan dapat menjadi acuan bagi penelitian selanjutnya. c. Pihak lain 1. Dapat memberikan wawasan dan informasi yang berkaitan dengan asuransi. 2. Sebagai bahan pertimbangan bagi pihak yang akan mengadakan penelitian terhadap masalah yang serupa di masa yang akan datang.
F.
HIPOTESIS. Hipoitesis merupakan pernyataan atau kesimpulan yang bersifat sementara terhadap suatu masalah yang akan diteliti, yaitu : 1. Rasio Biaya Manajemen paling berpengaruh terhadap harga saham.
G.
METODOLOGI PENELITIAN 1. Jenis dan Sumber Data Jenis data yang akan digunakan dalam penelitian ini adalah data sekunder dari perusahaan-perusahaan yang listing di BEJ mulai dari tahun 1998 sampai tahun 2002. Data-data yang diambil berasal dari Indonesian Capital Market Directory (ICMD). Data-data yang diperlukan dalam penelitian ini adalah: a. Nama perusahaan yang listing di BEJ pada tahun 1998 sampai tahun 2002. b. Paid-up capital perusahaan yang listing di BEJ tahun 1998 – 2000.
c. Premium and Claim Reserves perusahaan yang listing di BEJ tahun 1998 – 2002. d. Profit after Taxes perusahaan yang listing di BEJ tahun 1998 – 2002. e. Premium Income perusahaan yang listing di BEJ tahun 1998–2002. f. Reinsurance Premiums perusahaan yang listing di BEJ tahun 1998– 2002. g. Retained earnings perusahaan yang listing di BEJ tahun 1998 – 2002. h. Total asset perusahaan yang listing di BEJ tahun 1998 – 2002. i. Claim paid perusahaan yang listing di BEJ tahun 1999-2002. j. Commissions perusahaan yang listing di BEJ tahun 1998 – 2002. k. Others perusahaan yang listing di BEJ tahun 1998 – 2002. l. Operating Expenses perusahaan yang listing di BEJ tahun 1998 –2002. m. Investment Income perusahaan yang listing di BEJ tahun 1998 – 2002. n. Liabilities perusahaan yang listing di BEJ tahun 1998 – 2002. o. Current Liabilities perusahaan yang listing di BEJ tahun 1998 – 2002. p. Premium receivables perusahaan yang listing di BEJ tahun 1998 – 2002. 2. Metode Pengambilan Sampel Peneliti menggunakan metode purposive sampling dalam pengambilan sampel, dimana pengambilan sampel sesuai dengan tujuan penulis bahwa dengan sampel dapat dilakukan analisis perbandingan terhadap teknik yang digunakan (Soeratno, 1998: 119). Dalam penelitian ini yang merupakan populasi adalah semua perusahaan yang termasuk dalam perusahaan asuransi, yaitu pada : a. Perusahaan-perusahaan yang telah mempublik selama tahun 1998 – 2002.
b. Perusahaan memberikan laporan keuangan tahunan selama tahun 1998 – 2002. c. Data-data yang akan digunakan dalam penelitian selalu tersedia selama tahun 1998 – 2002.
H.
METODE ANALISIS DATA 1. Analisis Laporan Keuangan. Data-data dari laporan keuangan dianalisis dengan rasio Early Warning System. Penjelasan rasio-rasio tersebut adalah (Satria,1994:67): a) Rasio solvabilitas dan Umum 1) Solvency Margin Rasio Rasio ini digunakan untuk mengukur seberapa besar kemampuan keuangan perusahaan asuransi dalam mendukung kewajiban yang mungkin timbul dari penutupan risiko yang telah dilakukan. Nilai minimum rasio ini adalah 33,33% Solvency M arg in =
Modal sendiri Netto premi bruto − premi reasuransi
2) Tingkat Kecukupan Dana Rasio ini digunakan untuk mengukur tingkat kecukupan sumber dana perusahaan dalam kaitannya dengan total operasi yang dimiliki. Rasio ini mempunyai kecenderungan makin tinggi nilai rasio ini makin baik kondisi perusahaan. Tingkat Kecukupan Dana =
mod al sendiri total aktiva
b) Profitability Rasio 1) Perubahan Surplus Rasio
perubahan
surplus
ini
memberikan
indikasi
atas
perkembangan kondisi keuangan perusahaan. Nilai minimum rasio ini adalah 0 %. Perubahan Surplus =
perubahan mod al sendiri mod al sendiri tahun lalu
2) Underwriting Rasio Rasio ini menunjukkan tingkat hasil underwriting yang dapat diperoleh perusahaan serta mengukur tingkat keuntungan dari usaha murni asuransi. Rasio ini mempunyai kecenderungan makin tinggi nilai rasio ini makin baik kondisi perusahaan. Underwriting rasio =
hasil underwriting pendapa tan premi
3) Rasio beban klaim Rasio ini memberikan informasi tentang keadaan underwriting dan penerimaan penutupan resiko. Rasio ini mempunyai kecenderungan makin rendah nilai rasio ini makin baik kondisi perusahaan. Rasio Beban Klaim =
beban klaim pendapa tan premi
4) Rasio Komisi Rasio ini mengukur biaya perolehan atas bisnis yang didapat. Rasio ini mempunyai kecenderungan makin besar nilai rasio ini makin baik kondisi perusahaan.
Rasio Komisi =
komisi pendapa tan premi
5) Rasio Biaya Manajemen Rasio ini untuk mengukur biaya administrasi/umum/manajemen yang terjadi dalam kegiatan usaha. Rasio ini mempunyai kecenderungan makin rendah nilai rasio ini makin baik kondisi perusahaan. Rasio Biaya Manajemen =
biaya Manajemen pendapa tan premi
6) Rasio pengembalian investasi Rasio ini memberikan indikasi secara umum mengenai kualitas setiap jenis investasi serta mengukur hasil pengembalian dari investasi. Rasio ini mempunyai kecenderungan makin besar rasio ini makin baik kondisi perusahaan. Pengembalian Investasi =
pendapa tan bersih investasi rata − rata investasi
c) Rasio Likuiditas 1) Rasio Likuiditas Rasio ini menggambarkan secara kasar kemampuan perusahaan dalam memenuhi kewajibannya. Jika rasio kewajiban terhadap asset yang diperkenankan semakin kecil, maka tingkat kesehatan keuangan perusahaan semakin baik. Nilai maksimum rasio ini adalah 100%.
Rasio Likuiditas =
jumlah kewajiban total kekayaan yang diperkenankan
2) Agent’s Balance to Surplus
Rasio ini untuk mengukur tingkat solvabilitas perusahaan berdasarkan asset yang seringkali tidak berwujud pada saat likuidasi, yaitu tagihan premi langsung. Nilai maksimum rasio ini adalah 40%. Agent ' s Balance to Surplus =
Tagihan Pr emi Langsung Modal Sendiri
d) Premium Stability Rasio 1) Rasio Pertumbuhan Premi Rasio ini memberikan indikasi tingkat kestabilan kegiatan operasi perusahaan. Rasio ini mempunyai kecenderungan makin tinggi nilai rasio ini makin baik kondisi perusahaan. Pertumbuhan Pr emi =
Pertumbuhan Pr emi Netto Pr emi Netto Tahun Lalu
2) Rasio Retensi sendiri Rasio ini digunakan untuk mengukur tingkat retensi perusahaan atau mengukur berapa besar premi yang ditahan sendiri dibandingkan premi
yang
diterima
secara
langsung.
Rasio
ini
mempunyai
kecenderungan makin tinggi rasio ini makin baik kondisi perusahaan. Rasio Re tensi Pr emi =
Pr emi Netto Pr emi Bruto
e) Techical Rasio (rasio cadangan teknis) 1) Rasio Cadangan Teknis
Rasio ini digunakan untuk mengukur tingkat kecukupan cadangan yang diperlukan dalam menghadapi kewajiban yang timbul dari penutupan resiko. Nilai minimum rasio ini adalah 40% dan maksimum rasio ini adalah 60%. Rasio Cadangan Teknis =
Cadangan Teknis Pr emi Netto
2. Multiple Discriminant Analysis (MDA). Untuk menentukan rasio-rasio terpenting dalam EWS yaitu rasio-rasio yang paling efektif dan konsisten dalam memberikan penilaian terhadap kondisi kesehatan suatu perusahaan asuransi, sehingga dapat mewakili seluruh rasio yang ada, dapat digunakan Multiple Discriminant Analysis (MDA). MDA menurut pendapat Weston adalah dicriminant analysis results in an index that allows classification on of an observation into one several priori groupings (Analisis diskriminan menghasilkan suatu indek yang memungkinkan dibuatnya penggolongan dari suatu observasi ke dalam salah satu dari beberapa kelompok yang telah dibuat sebelumnya). Langkah-langkah untuk menganalisis MDA adalah : 1) Menentukan variabel bebas dan variabel pembeda Variabel bebas adalah suatu besaran yang nilainya berubah-ubah secara bebas, artinya besaran tersebut tidak dipengaruhi oleh nilai variabel lain. Dalam penelitian ini yang menjadi variabel bebas adalah ketiga belas rasio EWS. Variabel pembeda adalah variabel bebas yang jika digunakan dalam
analisis akan mampu menggolongkan suatu sampel. Rumusnya sebagai berikut :
∑ N (Y G
F=
g
g =1
∑∑ (Y G
N
g =1 p =1
Dimana : G
−Y)
2
g
− Yg )
2
pg
= jumlah group
g
= group ke g, g = 1,2,3,…G
Ygp
= observasi ke p dalam group g, p = 1,2,3,…G
Ng
= jumlah obsevasi dalam group g
Yg
= rata-rata nilai diskriminan atau centroid kelompok
Y
= rata-rata sampel
2) Menentukan fungsi diskriminan Fungsi diskriminan dirumuskan sebagai berikut : Z = V1 X 1 + V2 X 2 + ... + Vn X n Dimana : Z = Nilai diskriminan X = Nilai dari variabel-variabel pembeda V = Koefisien fungsi diskriminan
3) Menguji fungsi diskriminan Untuk mengukur apakah fungsi yang diturunkan sudah cukup serta apakah fungsi tersebut memiliki kemampuan diskriminasi yang cukup, digunakan indicator-indikator sebagai berikut :
a). Eigenvalue dan canonical correlation Eigenvalue untuk menentukan apakah suatu variabel lebih penting dari n yang lain. Rumusnya sebagai berikut :
⎡a11− k a12 ...a1n ⎤ ⎥ ⎢a a ...a A − kl = ⎢ 21 22− k 2 n ⎥ ⎢.................... ⎥ ⎥ ⎢ ⎣a n1 a n 2 ......a nn −k ⎦ Dimana : A
= matrik perbandingan atau relatif pentingnya suatu variabel dibandingkan variabel lain (matrik n x n).
a ij = elemen pada A
k
= eigenvalue
canonical correlation analysis adalah untuk mencari kombinasi linier dari setiap variabel bebas dan variabel terikatnya sedemikian rupa sehingga korelasi antar kombinasi linier itu maksimum, jika koefisien canonical correlation makin tinggi, maka hubungan antara variabel terikat dan variabel bebas makin erat. b). Wilks’ Lambda dan Chi-square Chi-square
merupakan
penguji
untuk
mengetahui
apakah
ada
keterkaitan diantara dua variabel. Rumusnya sebagai berikut : X =∑ 2
(Y
ij
Dimana :
ij
− Eij )
2
Eij
Yij
= jumlah observasi pada baris i kolom j
Eij
= jumlah observasi yang diharapkan pada
i kolom j.
baris
r
= jumlah baris
c
= jumlah kolom
derajat bebas
Eij =
= (r − 1)(c − 1)
R1 − C1 n
Dimana : R1 = jumlah seluruh observasi pada baris i
C1 = jumlah seluruh observasi pada kolom j n = jumlah sampel 4). Menghitung nilai diskriminan Setelah fungsi diskriminan diperoleh dan diuji kemampuannya, nilai diskriminan setiap obeservasi dihitung. 5). Menentukan cut off point dan nilai krisis Nilai krisis adalah cut off point dengan jumlah kesalahan klasifikasi terkecil, sedangkan cut off point diperoleh dari rata-rata dua nilai diskriminan yang berurutan.
I.
SISTEMATIKA PENULISAN
Sistematika penulisan dari penelitian ini adalah untuk memberikan gambaran secara umum mengenai keseluruhan bab yang akan dibahas dalam penelitian ini. Adapun sistematika penulisan ini adalah : BAB I
: PENDAHULUAN
Pada bab ini berisikan latar belakang masalah, perumusan masalah, pembatasan masalah, tujuan penelitian, manfaat penelitian, hipotesa, metodologi penelitian, metode analisis data dan sistematika penulisan. BAB II
: LANDASAN TEORI Pada bab teori ini akan membahas dasar-dasar teori yang mendukung penelitian ini.
BAB III
: GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN Pada bab ini akan membahas tentang gambaran perusahaan secara umum.
BAB IV
: ANALISIS DATA Pada bab ini memuat analisis-analisis terhadap data dan hasil penelitian.
BAB V
: KESIMPULAN DAN DATA Pada bab ini berisi tentang kesimpulan dari hasil penelitian dan saran-saran yang diharapkan bermanfaat bagi perusahaan.