BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Air merupakan salah satu kebutuhan utama manusia, baik untuk dikonsumsi (makan dan minum) ataupun untuk aktifitas lainnya (mandi, cuci, menyiram tanaman, dll.). Air tidak bisa dipisahkan dari aktifitas manusia seharihari, termasuk kebutuhan air pada fasilitas atau prasarana umum seperti bandara dan tempat lainnya. Bandara Kulon Progo saat ini sedang dalam masa perencanaan untuk dibangun di daerah Temon (Gambar 1.2) sebagai pengganti Bandara Adisutjipto yang tidak mampu lagi menampung jumlah penumpang. Kapasitas Bandara Adisutjipto adalah 1,5 juta penumpang per tahun (JPP) (http://krjogja.com, 2013) dan pada kenyataannya jumlah penumpang adalah lebih dari 4 JPP (Lampiran 11). Berdasarkan kapasitas yang sudah terlampaui tersebut maka perlu segera dilakukan pembangunan bandara yang baru dengan kapasitas yang lebih besar. Bandara baru Kulon Progo direncanakan memiliki kapasitas 10 JPP pada tahap awal dan direncanakan sebesar 20 JPP pada tahap akhir seperti pada Gambar 1.4. Proses pembagunan Bandara Kulon Progo dilaksanakan dalam beberapa tahap. Perubahan atau tambahan fasilitas bandara ada pada bagian panjang landasan sisi barat dan fasilitas pendukung bandara seperti pada Gambar 1.1. Pemenuhan kebutuhan air dalam kajian ini sudah termasuk pada tahap pengembangan atau tahap pembangunan lanjutan hingga jumlah penumpang pada tahap akhir tercapai yaitu sebesar 20 JPP.
1
Sumber : AP 1 dan GVK, Agustus 2012
Gambar 1. 1 Rencana layout bandara Kulon Progo
2
3
Gambar 1. 2Peta lokasi Bandara Kulon Progo Sumber : AP 1 dan GVK, Agustus 2012, dan https://maps.google.com/, 2013
Gambar 1. 3 Layout area Bandara Kulon Progo Sumber : AP 1 dan GVK, Agustus 2012
4
Gambar 1. 4 Rencana kapasitas penumpang Bandara Kulon Progo Sumber : AP 1 dan GVK, Agustus 2012
Keterangan : MAP : Million Annual Passengers / juta penumpang per tahun (JPP) Bandara Kulon Progo ditinjau dari kelas bandara yang direncanakan termasuk bandara internasional dan memiliki konsep “airport city”, yaitu memberikan berbagai macam pelayanan yang tidak hanya terbatas untuk penerbangan/aeronautika namun juga memberikan pelayanan non-aeronautika/ non-penerbangan atau juga menjadi pusat bisnis. Kedua hal tersebut diatas mengindikasikan bahwa Bandara Kulon Progo akan memiliki jumlah pekerja/karyawan (pengelola bandara dan penyewa lahan usaha) dan pengguna jasa bandara yang sangat tinggi. Jumlah manusia dan aktifitas di bandara yang tinggi maka menuntut pula ketersediaan air bersih yang cukup untuk aktifitas setiap hari. Berdasarkan adanya kebutuhan air bersih yang sangat tinggi maka dibutuhkan pula sumber air yang dapat memenuhinya. Pemenuhan kebutuhan air bersih harus memperhitungkan atau memperkirakan dengan tepat berapa kebutuhan air yang diperlukan, item apa saja yang memerlukan atau
5
mempengaruhi kebutuhan air, sehingga ketika bandara beroperasi tidak akan mengalami kekurangan air. Pertimbangan dalam menentukan sumber air antara lain seperti, pertimbangan mengenai kapasitas yang mampu disediakan apakah sudah memenuhi kebutuhan dan apakah memungkinkan membawa air tersebut ke bandara. Pertimbangan tersebut harus diperhatikan, jika tidak dipertimbangkan maka tidak menutup kemungkinan akan terjadi kekurangan air bahkan langkanya air bersih di Bandara Kulon Progo. Kualitas air merupakan aspek penting lainnya yang harus diperhatikan. Kualitas air bersih harus sesuai dengan standar kualitas air bersih. Berdasarkan beberapa sumber diketahui ada 3 alternatif lokasi sumber air untuk Bandara Kulon Progo yaitu 1) Waduk Sermo, 2) Sungai Progo (Bendung Sapon), dan 3) Sungai Bogowonto (Bendung Boro).
Gambar 1. 5 Lokasi Bandara dan alternatif sumber air Bandara Kulon Progo Sumber : https://maps.google.com/, 2013
6
Kajian mengenai penyediaan air bersih untuk Bandara Kulon Progo sangat penting untuk dilakukan, hal ini untuk menunjang keberhasilan dan kesuksesan Bandara Kulon Progo agar dapat berfungsi dan beroperasi seperti yang telah direncanakan. B. Rumusan Masalah Permasalahan yang ditinjau dalam Kajian Penyediaan Air Bersih untuk Bandara Kulon Progo adalah sebagai berikut : a. Mengetahui kebutuhan air bersih untuk Bandara Kulon Progo, b. Mengetahui ketersediaan sumber air untuk Bandara Kulon Progo, c. Kajian jaringan transmisi mulai dari sumber sampai ke lokasi Bandara Kulon Progo. C. Tujuan Penelitian Tujuan dari kajian ini adalah : a. Mendapatkan nilai volume kebutuhan air bersih di Bandara Kulon Progo, b. Mendapatkan nilai volume ketersediaan sumber air untuk Bandara Kulon Progo, c. Mendapatkan jaringan transmisi mulai dari sumber ke Bandara Kulon Progo. D. Batasan Masalah Kajian ini memiliki beberapa batasan untuk menyelesaikannya, adapun batasan masalahnya yaitu : a. Sumber air yang digunakan direncanakan 100% menggunakan air dari satu sumber yang terpilih.
7
b. Pembahasan tesis ini hanya akan mengkaji 2 jaringan transmisi dari lokasi sumber air menuju bandara yang dianggap paling representatif untuk dijadikan sebagai sumber air Bandara Kulon Progo, c. Unsur biaya hanya mencakup harga jual air oleh pihak ketiga seperti Perusahaan Daerah Air Minum (PDAM) setempat, sebagai pertimbangan jika pemenuhan kebutuhan air tidak dikelola sendiri oleh pihak bandara. Unsur biaya ini tidak meninjau layak atau tidak dari segi biaya, d. Penentuan elevasi menggunakan aplikasi google earth, dan elevasi permukaan air atau pipa transmisi direncanakan sejajar dengan permukaan tanah. E. Keaslian Kajian Berdasarkan informasi pada saat pengumpulan data atau studi terhadap beberapa pustaka, perhitungan kebutuhan air Bandara Kulon Progo ini belum pernah dilakukan oleh pihak lain. Adapun studi yang berkaitan dengan kajian ini adalah : 1. Asri Wahyuni Palupi (2004), Analisis Kebutuhan Pengembangan Fasilitas Terminal Penumpang di Bandar Udara Adisutjipto (Tesis). Tesis ini membahas tentang perhitungan kebutuhan pengembangan fasilitas terminal penumpang berdasarkan proyeksi jumlah penumpang mulai tahun 2004 hingga tahun 2024. Salah satu kesimpulan yang tercantum adalah Indikasi Awal Pembangunan (IAP), pendayagunaan, pengembangan dan pengoperasian fasilitas sisi darat menunjukan bahwa kebutuhan luas terminal penumpang di Bandara Adisutjipto saat ini memerlukan pengembangan, dengan nilai IAP 1,93
8
melebihi batas nilai IAP maksimum 0,75 (kapsitas yang tersedia dapat dikembangkan). 2. Master Plan Presentation Final, 2013, bahwa peran bandara baru Yogyakarta adalah 1) sebagai pengganti Bandara Adisutjipto, 2) bandara bertaraf internasional, 3) untuk penerbangan umum dan komersial, 4) menyediakan layanan penerbangan domestik, internasional, dan carter pribadi, 5) mendukung pengembangan perdagangan, mendatangkan wisatawan, 6) tidak digunakan untuk penerbangan VVIP dan militer. F. Manfaat yang Diharapkan a. Terpenuhinya kebutuhan air Bandara Kulon Progo, b. Diperolehnya jaringan transmisi yang membawa air dari lokasi sumber ke Bandara Kulon Progo, c. Sebagai hasil akhir dari kajian ini diharapkan bisa menjadi masukan kepada PT Angkasa Pura selaku owner dan pengelola Bandara Kulon Progo.