BAB I PENDAHULUAN
1.1
Latar Belakang Pertambahan penduduk di perkotaan yang sangat tinggi mengakibatkan
meningkatnya kebutuhan tanah untuk tempat tinggal dan kegiatan aktifitas lainnya. Selain itu, meningkatnya kegiatan sosial - ekonomi di perkotaan sebagai bagian dari pertumbuhan dan perkembangan kota juga merupakan penyebab meningkatnya permintaan terhadap pengadaan perumahan, pemukiman, perkantoran, perdagangan, industri dan fasilitas sosial lainnya. Hal ini tentunya mempunyai implikasi pada perubahan guna lahan yang berdampak pada beban hidup perkotaan yang semakin berat sehingga menimbulkan berbagai permasalahan yang semakin kompleks di bidang-bidang sosial - ekonomi, sosial - budaya, politik - pemerintahan, ketertiban dan keamanan, dan sebagainya. Perkembangan ke arah perpacuan pertumbuhan ekonomi nasional termasuk percaturan globalisasi berdampak kepada meningkatkan tuntutan akan kontrol kualitas dengan berbagai aspek (Achmad Hidajat Effendi dkk, 2007). Salah satu aspek yang perlu mendapatkan perhatian adalah peningkatan pada pelayanan oleh dinas kebakaran. Hal ini mengingat Frekuensi kebakaran cenderung semakin meningkat dan keterbatasan pengetahuan masyarakat dalam menangani bahaya kebakaran sehingga menghambat pelaksanaan penanganan bencana kebakaran oleh
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
barisan pemadam kebakaran (Mimin Karmini, 2005). Kebakaran berbeda dengan bencana lainnya seperti
banjir, gempa, dan
datangnya badai, dengan kemajuan teknologi yang ada biasanya bisa didahului dengan datangnya peringatan lebih dahulu. Hal ini menjadi sangat memungkinkan untuk dapat menekan timbulnya kerugian dan korban jiwa yang lebih besar yang diakibatkan oleh bencana tersebut. Tidak demikian halnya dengan bahaya kebakaran, dimana bencana ini proses datangnya selalu tanpa dapat diperkirakan dan diprediksi sebelumnya sebagaimana bencana lain. Kapan datangnya, apa penyebabnya, tingkat cakupanya serta seberapa besar dampaknya adalah hal-hal yang tidak bisa diperkirakan oleh kemampuan manusia. Teknologi yang ada hanya dapat membantu memberi peringatan dini, tetapi mempunyai kemampuan yang sangat terbatas untuk memberi waktu persiapan dan pertolongan dalam menghadapi bahayanya. Sebaliknya, pengetahuan masyarakat dalam mengatasi bahaya kebakaran sangatlah minim. Hal ini disebabkan bencana kebakaran datangnya tidak umum dan bukan bahaya yang rutin terjadi, sehingga masyarakat tidak siap untuk menghadapi bahaya kebakaran. Kebakaran merupakan salah satu faktor yang sangat merugikan masyarakat baik dalam segi korban jiwa dan harta benda serta asset yang tidak ternilai harganya (Fatma Lestari dkk, 2008). Bertambah luasnya kawasan perumahan/permukiman padat penduduk dan kawasan kumuh yang kondisi perumahannya di bawah stándar, ditambah tingginya intensitas kegiatan perekonomi kota dan meningkatnya kegiatan sosial
masyarakat serta kegiatan - kegiatan lainnya. Hal ini di perparah dengan
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
kesadaran masyarakat yang masih minim mengakibatkan kota Medan sering mengalami kebakaran. Masalah kebakaran di Indonesia dari data yang diperoleh, dari Dinas Pemadam Kebakaran, sejak tahun 1978 hingga tahun 1992 yang merujuk pada kejadian di 5 kota besar di Indonesia menginformasikan bahwa ada kira-kira 2050 kejadian pada jangka waktu itu. Data dari Dinas Pemadam Kebakaran Medan dari tahun 2001 – 2008 terjadi 1246 peristiwa kebakaran, yang berarti sekitar 156 kejadian pertahun atau 1 kejadian per 2,5 hari. Kejadian terbesar pada tahun 2005 dengan kerugian + Rp. 518.86 milyar dengan korban jiwa 157 tewas dan 34 lainnya luka – luka. Tingginya intensitas kebakaran di kota Medan yang tidak diimbangi dengan pelayanan yang baik dari Dinas Kebakaran kota Medan. Hal ini disebabkan antara lain kota Medan sebagai kota Metropolitan yang memiliki luas wilayah 265,10 Km2 hanya memiliki 4 (empat) pos pemadam kebakaran untuk melayani seluruh kota Medan. Hal ini diperburuk dengan cukup tingginya volume lalu lintas terutama di pusat perkotaan yang dapat menghambat laju kendaraan pemadam kebakaran, sehingga membuat para petugas pemadam kebakaran kewalahan untuk mengatasi kebakaran di kota Medan. Bahkan tak jarang petugas pemadam tiba dilokasi setelah bangunan habis terbakar atau kebakaran sudah meluas yang akhirnya membuat opini masyarakat terhadap Dinas Pemadam Kebakaran kota Medan sangatlah minus, bahkan para petugas sering mendapatkan cemohan, makian dan hujatan. Bahkan tak jarang terjadi bentrokan fisik antara masyarakat dengan para petugas pemadam
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
kebakaran. Padahal dampak yang ditimbulkan dari kebakaran
berimplikasi luas
(sosial-ekonomi-psikologi-lingkungan). Orang yang mengalami bencana ini, akan bisa mengalami shcok yang berkepanjangan. Berdasarkan Kepmen PU No.11/KPTS/2000 tentang ketentuan teknis manajemen penanggulaan kebakaran di perkotaan bahwa daerah yang telah terbangun harus mendapat perlindungan oleh mobil pemadam kebakaran yang jarak pos terdekat berada dalam jarak 2,5 Km dan daerah layanan setiap wilayah manajemen kebakaran tidak melebihi radius 7,5 Km. Dimana wilayah manajemen kebakaran dibentuk oleh pengelompokkan hunian yang memiliki kesamaan kebutuhan proteksi kebakaran dalam batas wilayah yang ditentukan secara alamiah maupun buatan. Selain itu wilayah manajemen kebakaran ditentukan pula oleh “waktu tanggap” dari pos pemadam kebakaran yang terdekat. Luasnya area dan tidak meratanya penyebaran penduduk kota Medan membuat Dinas Pemadam Kebakaran kesulitan untuk dapat memberikan pelayanan yang baik terhadap masyarakat kota Medan dalam hal mengatasi kebakaran. Sehingga diperlukan suata Kajian untuk dapat menentukan jumlah pos kebakaran dan letak titik – titik pos pemadam kebakaran kota Medan.
1.2
Permasalahan Adapun yang menjadi permasalahan dalam penelitian ini yaitu: 1.
Kedatangan pemadam kebakaran sering mengalami keterlambatan apabila terjadi kebakaran di pusat kota.
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
2.
Jumlah pos pemadam kebakaran dan perletakan titik – titik pos pemadam kebakaran yang ada tidak sesuai dengan standar perletakan untuk skala kota.
3.
Bagaimana menentukan titik – titik pos pemadam kebakaran di kota Medan.
1.3
Tujuan Penelitian Adapun tujuan dari penelitian ini adalah: 1.
Untuk dapat mengatasi keterlamabatan para petugas pemadam kebakaran tiba di lokasi kebakaran.
2.
Untuk dapat menentukan jumlah minimal pos pemadam kebakaran.
3.
Untuk dapat menentukan perletakan pos pemadam kebakaran yang strategis sehingga dapat
memberikan pelayanan penanggulangan
kebakaran yang maksimal di kota Medan.
1.4
Manfaat Penelitian Manfaat dari penelitian ini antara lain: 1. Adanya proteksi kebakaran di kota Medan. 2. Sebagai bahan masukan kepada Pemerintah Kota Medan dalam mengambil kebijakan pembangunan kota dan lembaga – lembaga terkait dengan masalah kebakaran.
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
1.4.1 Kerangka Berfikir Adapun kerangka berfikir pada penilitian ini seperti pada gambar 1.1. Latar Belakang
Gagasan Ide - Untuk merencanakan layanan pemadam kebakaran Masalah - Perletakan titik – titik Pos Kebakaran, Keterlambatan kedatangan P2K,
Bagaimana Penentuan Titik – Titik Pos Pemadam
Tujuan -Perencanaan jumlah dan perletakan pos pemadam kebakaran
Survey -Sarana dan prasarana P2DK
Literatur -Peraturan & Standar terkait -Study Banding
Wawancara -Dinas P2DK -Tenaga Ahli
Pengumpulan Data Analisa
Kesimpulan
Saran Gambar 1.1 Kerangka Berfikir Sumber: Penulis
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA