BAB I PENDAHULUAN
A. LATAR BELAKANG Penyakit tidak menular (Non-Communicable diseases) terdiri dari beberapa penyakit seperti jantung, kanker, diabetes, dan penyakit paru-paru
kronis.
Pada
tahun
2008,
penyakit
tidak
menular
menyebabkan 36 juta kematian dan 80% terjadi di negara berpenghasilan rendah dan menengah. Urbanisasi masyarakat menyebabkan semakin banyaknya kebiasaan gaya hidup tidak sehat sehingga semakin terbuka lebih besar populasi risiko terkena penyakit kronis dan hal ini berefek pada pergeseran dalam spektrum penyakit menular menjadi penyakit tidak menular (Pan,.et al, 2014 ; Bhagyalaxmi,.et al, 2013). Salah satu penyakit tidak menular adalah diabetes mellitus. Data dari studi global IDF (International Diabetes Federation) menunjukkan bahwa jumlah penderita diabetes mellitus pada tahun 2011 telah mencapai 366 juta orang. Jika tidak ada tindakan yang dilanjutkan, jumlah ini diperkirakan akan meningkat menjadi 552 juta pada tahun 2030 mendatang. Berdasarkan pola pertumbuhan penduduk Indonesia tahun 2020 diperkirakan ada 8,2 juta pasien diabetes mellitus dengan asumsi prevalensi penyakit diabetes mellitus di Indonesia sebesar 4,6% dari total 175 juta penduduk berusia di atas 20 tahun (Cahyono,
1
2
2008). Jumlah orang dewasa dengan diabetes mellitus di Indonesia diperkirakan akan meningkat dari 6,9 juta di tahun 2010 menjadi 12 juta di tahun 2030 (Soewondo, 2010). Instrumen kuesioner merupakan adaptasi dari kuesioner WHO stepwise approach. Beberapa negara, seperti Indonesia dan Vietnam telah melaporkan faktor risiko untuk penyakit tidak menular dengan menggunakan instrumen WHO stepwise approach. Tetapi studi ini tidak memasukkan step 3 dikarenakan harga mahal dan kesulitan logistik untuk menerapkan dalam pengaturan sumber daya yang rendah (Thankappan, 2013). Menurut Dinas Kesehatan Provinsi Jawa Tengah (2012), prevalensi tertinggi kasus diabetes mellitus terjadi di Kabupaten Magelang sebesar 7,93%. Penelitian sebelumnya juga menyatakan bahwa demografi, faktor perilaku dan gaya hidup, serta keadaan klinis atau mental berpengaruh terhadap kejadian diabetes mellitus (Irawan, 2010). Oleh karena itu, peneliti tertarik untuk melakukan penelitian mengenai pengaruh determinan gaya hidup terhadap kejadian diabetes mellitus di kabupaten magelang. Penelitian ini dilakukan di beberapa puskesmas untuk mengetahui faktor risiko gaya hidup yang mempengaruhi terjadinya diabetes mellitus di kabupaten magelang.
B. Rumusan Masalah 1. Apakah pola makan termasuk determinan gaya hidup yang berhubungan dengan kejadian diabetes melitus tipe 2 di Kabupaten Magelang?
3
2. Apakah aktivitas fisik termasuk determinan gaya hidup yang berhubungan dengan kejadian diabetes melitus tipe 2 di Kabupaten Magelang? 3. Apakah
merokok
termasuk
determinan
gaya
hidup
yang
berhubungan dengan kejadian diabetes melitus tipe 2 di Kabupaten Magelang? 4. Apakah konsumsi alkohol termasuk determinan gaya hidup yang berhubungan dengan kejadian diabetes melitus tipe 2 di Kabupaten Magelang? 5. Apakah faktor luar riwayat diabetes keluarga dan obesitas merupakan faktor determinan yang berhubungan dengan kejadian diabetes melitus tipe 2 di Kabupaten Magelang?
C. Tujuan Penelitian 1. Tujuan Umum Untuk mengetahui pengaruh determinan gaya hidup terhadap kejadian penyakit diabetes melitus tipe 2 di Kabupaten Magelang. 2. Tujuan Khusus a.
Mengetahui hubungan determinan pola makan terhadap kejadian penyakit diabetes melitus tipe 2 di Kabupaten Magelang.
b.
Mengetahui hubungan determinan aktivitas fisik terhadap kejadian penyakit diabetes melitus tipe 2 di Kabupaten
4
Magelang. c.
Mengetahui hubungan determinan penggunaan tembakau terhadap kejadian penyakit diabetes melitus tipe 2 di Kabupaten Magelang.
d.
Mengetahui
hubungan
determinan
konsumsi
alkohol
terhadap kejadian penyakit diabetes melitus tipe 2 di Kabupaten Magelang. e.
Mengetahui hubungan faktor luar, antara lain riwayat diabetes keluarga dan obesitas terhadap kejadian diabetes melitus tipe 2 di Kabupaten Magelang.
D. Manfaat Penelitian 1. Bagi Peneliti Untuk memperoleh pengalaman dalam kegiatan penelitian, menambah
ilmu
pengetahuan
dietetika
dan
menambah
wawasan tentang diabetes melitus secara ilmiah. 2. Bagi Responden Penelitian ini diharapkan bermanfaat langsung bagi responden, baik sebagai upaya preventif terhadap kejadian diabetes melitus maupun perubahan gaya hidup yang lebih baik bagi responden diabetes dengan memberikan informasi tentang pengaruh determinan gaya hidup terhadap diabetes melitus. 3. Bagi Instansi terkait Penelitian ini diharapkan berguna sebagai referensi, informasi serta bahan pertimbangan dalam menetapkan strategi dan
5
kebijakan
di
bidang
kesehatan
masyarakat
terutama
pengelolaan penyakit degeneratif seperti diabetes melitus yang semakin meningkat. 4. Bagi Pembaca Dapat digunakan sebagai referensi atau acuan untuk melakukan penelitian lanjutan.
E. Keaslian Penelitian Keaslian penelitian yang digunakan ada 2 penelitian, antara lain : 1. Preventable Risk Factors for Noncommunicable Disease in Rural Indonesia : Prevalence Study Using WHO STEPS Approach (Nawi,.et al, 2006). Tujuan makalah ini adalah untuk menggambarkan prevalensi tiga faktor risiko utama pada penyakit tidak menular di antara penduduk di Indonesia yang datanya diambil oleh sistem surveilans demografis purworejo menggunakan protokol STEP. Faktor risiko yang diteliti adalah prevalensi penggunaan tembakau, tekanan darah, kelebihan berat badan atau obesitas. Hasil penelitian adalah penduduk perdesaan mempunyai faktor risiko lebih besar untuk terjadinya penyakit tidak menular, terutama karena faktor merokok. Penelitian juga menunjukan bahwa tingkat faktor risiko pada penduduk desa dikarenakan hipertensi, kelebihan berat badan, dan obesitas.
6
Persamaan
: Jika dihubungkan dengan penelitian yang akan dilakukan, kedua penelitian sama menggunakan instrumen WHO Stepwise Approach.
Perbedaan
: Penelitian NawI,. et al dilakukan dengan cara surveilans terhadap faktor risiko dari peyakit tidak menular. Sedangkan pada penelitian ini, WHO STEPS digunakan untuk mengetahui faktor risiko dari penyakit Diabetes Melitus dengan metode penelitian kasus kontrol (case control).
2. Globalization of Diabetes The Role of Diet, Lifestyle, and Genes (Frank, 2011). Tujuan penelitian ini untuk mengetahui faktor risiko dari Diabetes mellitus. Persamaan : Jika dihubungkan dengan penelitian yang akan dilakukan, penelitian ini membahas faktor yang sama, yaitu obesitas dan kontribusi lemak, diet, aktivitas fisik, merokok, dan asupan alkohol. Perbedaan
: Penelitian Frank merupakan penelitian yang mengunakan metode Meta Analisis. Dapat dilihat pada kesimpulan bahwa penelitian ini hanya mengumpulkan
bukti-bukti
kuat
yang
menunjukkan bahwa sebagian besar tipe 2 kasus diabetes dapat dicegah melalui diet dan modifikasi gaya hidup.
7
3. Faktor Resiko Kejadian Diabetes Melitus Tipe II Di Puskesmas Kecamatan Cengkareng Jakarta Barat Tahun 2012 (Shara K,.Setyorogo,S., 2013). Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui faktor risiko diabetes melitus tipe 2 di Puskesmas Cengkareng, Jakarta Barat. Variabel yang diteliti, antara lain : jenis kelamin, umur, pendidikan, pekerjaan, riwayat DM, aktifitas fisik, terpapar asap rokok, IMT, tekanan darah, stres, dan kadar kolesterol. Hasil analisis dari penelitian ini dapat diketahui bahwa 6 dari 11 variabel memiliki hubungan yang signifikan dengan kejadian diabetes melitus tipe 2 di puskesmas Kecamatan Cengkareng, yaitu variabel umur (OR 0,212), riwayat DM (OR 4,19), aktifitas fisik (OR 0,239), IMT (OR 0,14), tekanan darah (OR 0,146), stres (OR 4,43), kadar kolesterol (OR 4,19). Persamaan : Jika dihubungkan dengan penelitian yang akan dilakukan, penelitian ini membahas beberapa faktor (variabel) yang sama. Perbedaan
: Penelitian Shara menggunakan design penelitian cross sectional dan populasi yang digunakan sebagai sampel adalah puskesmas di Jawa Barat. Sedangkan, untuk penelitian yang akan dilakukan menggunakan design penelitian case
8
control dan populasi yang digunakan sebagai sampel
adalah
puskesmas
Magelang, Jawa tengah.
di
Kecamatan