BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Tujuan Pembangunan Milenium ( Milenium Development Goals-MDGs ) ke-5 adalah meningkatkan kesehatan ibu dengan target menurunkan Angka Kematian Ibu (AKI) sebesar tiga perempatnya antara 1990 dan 2015, serta mewujudkan akses kesehatan reproduksi bagi semua pada tahun 2015.
Dua target ini berkaitan erat karena kematian ibu sangat
dipengaruhi oleh kondisi kesehatan reproduksinya sejak sebelum masa kehamilan, saat masa kehamilan dan proses persalinan, hingga pasca persalinan. Penyebab langsung kematian ibu biasanya terkait dengan kondisi kesehatan ibu selama masa kehamilan, proses persalinan hingga pasca persalinan, sementara penyebab tidak langsung lebih terkait dengan kondisi social, ekonomi, geografis, serta prilaku budaya masyarakat. Hal ini terangkum menjadi “4 Terlalu dan 3 Terlambat”. Yang dimaksud dengan “4 Terlalu”, yaitu terlalu tua usia, terlalu muda usia, terlalu banyak melahirkan, dan terlalu sering/rapat jarak kehamilan, sedangkan “3 Terlambat”, yaitu terlambat mengambil keputusan, terlambat membawa, dan terlambat mendapatkan pelayanan. Profil Kesehatan Indonesia 2012 mencatat bahwa estimasi jumlah Wanita Usia Subur (WUS) tahun 2012 sejumlah 67.133.347 orang atau sekitar 27,4 % total estimasi jumlah penduduk di Indonesia tahun 2012. Data Riskesdas 2010 menyebutkan perkawinan pertama terbesar terjadi pada wanita berusia 15-19 tahun, yaitu 41,9 %. Besarnya jumlah wanita usia subur dan usia muda yang telah melakukan perkawinan pertama di Indonesia membutuhkan perhatian khusus untuk dapat menjaga kesehatan reproduksi sehingga mendukung peningkatan kesehatan ibu dan penurunan Angka Kematian Ibu. Program Keluarga Berencana(KB) merupakan suatu usaha untuk menjarangkan atau merencanakan jumlah dan jarak kehamilan dengan memakai alat
kontrasepsi untuk
mewujudkan keluarga kecil, bahagia, sejahtera, dan berkualitas. Untuk mendukung program tersebut pemerintah harus berusaha memenuhi permintaan masyarakat akan pelayanan KB dan kesehatan reproduksi yang berkualitas. Pelayanan program keluarga berencana ada 2, yaitu : pelayanan KB dengan metode kontrasepsi jangka pendek dan pelayanan KB dengan metode kontrasepsi jangka panjang (MKJP ).
Metode kontrasepsi jangka panjang (MKJP ) merupakan jenis kontrasepsi yang sangat efektif untuk menghindari kelahiran, mengatur interval kelahiran dan tidak mempengaruhi hubungan seksual yang dapat bertahan selama 3 tahun sampai seumur hidup seperti AKDR/IUD, implant, MOW dan MOP. Pelayanan metode kontrasepsi jangka panjang dapat 1
dilayani di sector swasta dan pemerintah, antara lain :RS Pemerintah, RS Swasta, RS Bersalin, Puskesmas, Pustu, Bidan Praktek Swasta, Dokter Praktek Swasta, Klinik, dan Poskesdes. Puskesmas sebagai penyedia pelayanan di jenjang terbawah dan terdekat dengan masyarakat diharapkan mampu memberikan pelayanan KB termasuk MKJP. Puskesmas Banjarangkan I merupakan salah satu tempat pelayanan KB dari sektor pemerintah. Puskesmas Banjarangkan I memiliki tujuh jejaring pustu. Di masing-masing Pustu ini telah mampu memberikan pelayanan KB MKJP, antara lain : IUD dan Implant. Dengan makin meningkatnya sarana prasarana dan kompetensi sumber daya manusianya (dokter dan bidan ) diharapkan kualitas pelayanan KB di Puskesmas Banjarangkan I khususnya pelayanan MKJP dapat ditingkatkan sehingga apa yang menjadi tujuan KB baik jangka pendek maupun jangka panjang dapat tercapai. B. Tujuan 1. Tujuan Umum Untuk memberikan gambaran tentang pelaksanaan pelayanan MKJP (Metode Kontrasepsi Jangka Panjang ) di Puskesmas Banjarangkan I Tahun 2015 2. Tujuan Khusus : a. Untuk mengetahui situasi umum dan khusus Puskesmas Banjarangkan I b. Untuk mengetahui SDM pemberi pelayanan MKJP di wilayah Puskesmas Banjarangkan I c. Untuk mengetahui sarana dan prasarana pendukung pelayanan KB di Puskesmas Banjarangkan I d. Untuk mengetahui ketersediaan alat dan obat kontrasepsi e. Untuk mengetahui Alur Pelayanan KB di Puskesmas Banjarangkan I f. Untuk mengetahui pelaksanaan sub system pencatatan dan pelaporan pelayanan KB di Puskesmas Banjarangkan I g. Untuk mengetahui Hasil Pelayanan KB MKJP di Wilayah Puskesmas Banjarangkan I tahun 2015 h. Untuk mengetahui kegiatan inovatif dalam meningkatkan pencaian pelayanan MKJP di wilayah Puskesmas Banjarangkan I .
BAB II ANALISA SITUASI A. SITUASI UMUM 1. Geografi Luas wilayah kerja UPT.Puskesmas Banjarangkan I adalah 21,55 km, terdiri dari 7 desa dan 29 dusun.Semua desa mudah dijangkau dengan waktu tempuh kurang dari 30 menit dengan kendraan bermotor,jalan-jalan umum sudah diaspal. Batas-batas wilayah adalah sebagai berikut : Utara : wilayah Kabupaten Bangli Barat : wilayah Kabupaten Gianyar 2
Timur
: wilayah UPT.Puskesmas Banjarangkan II
Selatan : Samudra Indonesia UPT.Puskesmas Banjarangkan I terletak 6 km sebelah barat kota Semarapura
dengan
waktu tempuh kurang lebih 20 menit dengan kendaraan bermotor. Gambar 2.1 Peta Wilayah Puskesmas Banjarangkan I
2. Demografi Jumlah penduduk di wilayah kerja UPT.Puskesmas Banjarangkan I tahun 2015 adalah 22951 jiwa, terdiri dari 11517 jiwa adalah laki-laki dan 11434
jiwa adalah
penduduk perempuan, dengan rincian sebagai berikut : a. Struktur penduduk menurut Golongan Umur Komposisi penduduk menurut golongan umur adalah usia muda (0-14 th) sebesar 4507 jiwa , yang berusia produktif (15-64 th) sebesar 14103 jiwa dan berusia tua > 65 th sebesar 4341 jiwa Grafik 2.1 Komposisi Penduduk menurut kelompok umur di wilayah Puskesmas Banjarangkan I tahun 2015
3
19%
20% usia muda (0-14th) Usia produktif (15-64th) 61%
Usia tua (≥ 65 th)
Berdasarkan grafik di atas dapat dilihat proporsi penduduk usia produktif (usia 15-64 th) paling tinggi sehingga berdampak langsung pada produktifitas penduduk dan secara tidak langsung meningkatkan jumlah sasaran pelayanan KB (WUS dan PUS).
B. SITUASI KHUSUS 1. Sasaran Pelayanan KB Berikut ini akan dipaparkan sasaran pelayanan KB per Desa di wilayah Puskesmas Banjarangkan I tahun 2015. Tabel 2.1 Data PUS, PUS Ber-KB, PUS tidak Ber-KB di Wilayah Puskesmas Banjarangkan I Tahun 2015 NO 1 2 3 4 5 6
NAMA DESA
PUS
Tohpati Bungbungan Nyalian Bakas Tusan Banjarangkan
228 572 898 338 572 797 4
PUS BER-KB
PUS TIDAK
202 520 789 296 482 721
BER-KB 26 52 109 42 90 76
7
Negari 403 379 24 Puskesmas 3808 3389 419 Dari tabel di atas dapat dilihat bahwa 88,99% PUS telah ber-KB dan Desa yang memiliki PUS terbanyak adalah Desa Nyalian ( 23,58%). 2. Data PUS yang tidak ber-KB Alasan PUS tidak ber-KB dapat dirinci ,sebagai berikut : Tabel 2.2 Data Alasan PUS tidak ber-KB di Wilayah Puskesmas Banjarangkan I Tahun 2015 UNMETNEED TIAL IAS (Ingin IAT (Ingin N (Tidak NAMA DESA HAMIL Anak Anak Tapi O Ingin Anak Segera) Tunda) Lagi) 1 Tohpati 3 15 4 4 2 Bungbungan 2 37 5 8 3 Nyalian 8 89 8 4 4 Bakas 3 39 0 0 5 Tusan 3 79 4 4 6 Banjarangkan 12 37 10 17 7 Negari 6 11 4 3 Puskesmas 37 307 35 40 Dari Tabel di atas dapat dilihat bahwa sasaran KB yang harus mendapatkan penanganan lebih lanjut adalah 75 PUS (1,97%) yang unmetneed sehingga mau menggunakan alat kontrasepsi untuk menunda kehamilannya dan 37 PUS ( 0.97 %) yang hamil agar mendapatkan KIE / konseling sehingga pasca melahirkan mau menggunakan alat kontrasepsi . 3. Data Peserta KB Aktif dan KB Baru Tabel 2.3 Pencapaian KB Aktif Di Wilayah Kerja Puskesmas Banjarangkan I tahun 2015 KUNJUNGAN KB AKTIF (80%) NO
NAMA DESA
PENCAPAIAN
PUS
ABS
%
1
Tohpati
228
202
88.59
2
Bungbungan
572
520
90.91
3
Nyalian I
898
789
87.86
4
Bakas
338
296
87.57
5
Tusan
572
482
84.27
6
Banjarangkan
797
721
90.46
5
7
Negari Puskesmas
403
379
94.04
3808
3389
88.99
Dari tabel di atas dapat dilihat pelayanan KB Aktif di tingkat puskesmas dan desa telah mencapai target.
Tabel 2.4 Pencapaian KB Baru Di Wilayah Kerja Puskesmas Banjarangkan I tahun 2015 KUNJUNGAN KB BARU NO
BULAN
PENCAPAIAN
PUS
ABS
%
1
Januari
3808
15
0.39
2
Februari
3808
5
0.13
3
Maret
3808
3
0.08
4
April
3808
12
0.32
5
Mei
3808
3
0.08
6
Juni
3808
2
0.05
7
Juli
3808
3
0.08
8
Agustus
3808
14
0.37
9
September
3808
16
0.42
10
Oktober
3808
2
0.05
11
Nopember
3808
4
0.11
12
Desember
3808
6
0.16
3808
85
2.23
TOTAL
6
Dari tabel di atas dapat dilihat bahwa selama tahun 2015 akseptor KB baru di wilayah Puskesmas Banjarangkan I adalah 2.23% dengan rata-rata akseptor baru perbulan adalah 7-8 akseptor.
BAB III PELAKSANAAN PROGRAM KB A. SDM (SUMBER DAYA MANUSIA) Di Wilayah Puskesmas Banjarangkan I terdapat satu orang dokter umum yang telah mendapat pelatihan IUD dan 17 Bidan yang telah terlatih IUD dan Implant. Sedangkan di sektor swasta terdapat satu BPS yang telah mampu memberikan pelayanan MKJP (IUD dan Implant). Berikut ini data jumlah tenaga kesehatan (bidan dan Dokter) yang ada di wilayah Puskesmas Banjarangkan I: Tabel 3.1 Data Bidan dan Dokter Yang Ada di Wilayah Puskesmas Banjarangkan I tahun 2015 N O 1 2 3 4 5 6 7 8
NAMA KKB Tohpati Bungbungan Nyalian 1 Nyalian 2 Bakas Tusan Banjarangkan Negari
JENIS TENAGA 2 bidan 2 Bidan 2 Bidan 2 bidan 1 Bidan 2 Dokter 5 Bidan 1 Bidan 2 Bidan
IUD 1 2 2 2 1 1 5 1 2
TERLATIH IMPLANT 0 0 1 1 1 1 3 0 1
ABPK 1 2 1 1 0 0 3 1 1
Ket : sertifikat pelatihan terlampir. B. SARANA DAN PRASARANA Dalam memberikan pelayanan KB MKJP di Wilayah Puskesmas Banjarangkan I dilengkapi dengan sarana prasarana baik yang didapat dari BKKBN maupun dari Dinas Kesehatan . Di Wilayah Puskesmas Banjarangkan I memiliki jejaring di tujuh pustu yaitu : Pustu Tohpati, Pustu Bungbungan, Pustu Nyalian I, Pustu Nyalian 2, Pustu Bakas, Pustu Banjarangkan dan Pustu Negari, di tiga poskesdes yaitu : Poskesdes Bungbungan, Poskesdes Nyalian dan Poskesdes Negari serta satu BPM. Di masing-masing jejaring telah tersedia sarana prasarana meliputi : Ruangan tempat pelayanan (ruang konseling 7
,ruang tindakan dan ruang tunggu), fasilitas cuci tangan, Obgyn Bed, IUD Kit, Implant Kit, ABPK (Alat Bantu Pengambilan Keputusan), Poster, Buku BP3K (Buku Panduan Praktis Pelayanan Kontrasepsi), sterilisator dan bahan habis pakai lainnya. Gambar 3.2 Sarana dan Prasarana Pelayanan KB di Wilayah Puskesmas Banjarangkan I
Ket : Rincian sarana dan prasarana yang ada terlampir. C. KETERSEDIAAN
ALAT
DAN
OBAT
KB
DI
WILAYAH
PUSKESMAS
BANJARANGKAN I TAHUN 2015 Selama tahun 2015 di wilayah Puskesmas Banjarangkan I tidak pernah kekurangan stok alat maupun obat KB. Berikut ini dipaparkan ketersediaan alat dan obat KB pada Desember 2015.
Tabel 3.3 Stok alat dan Obat KB per 31 Desember 2015 8
di wilayah Puskesmas Banjarangkan I JENIS ALKON NO 1 2 3 4 5 6 7 8 9
NAMA KKB Tohpati Bungbungan Nyalian 1 Nyalian 2 Bakas Tusan Banjarangkan Negari Gudang Obat JUMLAH
IUD
IMPLANT
SUNTIK
PIL
2 4 6 2 2 5 10 3 66 100
1 2 3 1 2 6 1 2 18 36
5 19 4 18 4 15 22 15 221 322
164 95 7 8 67 5 16 58 523 943
KONDOM (lusin) 7 9 9 5 5 10 12 12 111 180
D. ALUR PELAYANAN KB DI PUSKESMAS BANJARANGKAN I Dalam memberikan pelayanan KB kepada akseptor di wilayah Puskesmas Banjarangkan I menggunakan alur pelayanan sebagai berikut : Gambar 3.1 BAGAN ALUR PELAYANAN POLIKLINIK KB LABORATORIU M
POLIKLINIK KB LOKET
Jenis pelayanan : IUD,Pil,Suntik,I mplant,kondom, dan pelayanan efek samping,
APOTE K
RUJUK KE RS
POLIKLINIK KIA Dari gambar di atas dapat dijelaskan bahwa pasien yang datang (datang sendiri atau POLIKLINIK UMUM
R.mendaftar KONSELING rujukan Pustu/Poskesdes/PLKB) di loket, selanjutnya ke Poli KB dan R. LABORATORIUM
Konseling. Apabila pasien memerlukan pemeriksaan laboratorium, pasien diperiksakan di laboratorium. Bila pasien perlu konsultasi dengan dokter maka pasien akan dikonsulkan 9
PULANG
ke Poliklinik Umum. Dan bila pasien memerlukan rujukan maka pasien akan dirujuk ke unit pelayanan kesehatan yang lebih tinggi. Setelah pasien mendapatkan pelayanan KB pasien akan ke apotik kemudian pulang atau pasien langsung pulang. Ket : SOP Alur Pelayanan terlampir E. SUB. SISTEM PENCATATAN DAN PELAPORAN PELAYANAN KB Pencatatan dan pelaporan pelayanan kontrasepsi di Puskesmas Banjarangkan I adalah suatu kegiatan mencatat dan melaporkan berbagai aspek yang berkaitan dengan pelayanan
kontrasepsi
yang
dilakukan oleh puskesmas dan jejaringnya.Kegiatan
pencatatan dan pelaporan pelayanan KB di Puskesmas Banjarangkan I, meliputi : 1. Jenis dan Kegunaan Register, Kartu, dan Formulir yang ada di puskesmas dan jejaringnya : a. Di Puskesmas 1) Kartu Pendaftaran Faskes KB (K/O/KB/13). 2) Kartu Tanda Peserta KB (K/I/KB/13) 3) Kartu Status Peserta KB (K/IV/KB/13) 4) Register Hasil Pelayanan KB di Klinik KB (R/I/KB/13) 5) Register Alat dan Obat Kontrasepsi Klinik KB (R/II/KB/13) 6) Laporan Bulanan Fasilitas Kesehatan Keluarga Berencana (F/II/KB/13) 7) Buku bantu register hasil pelayanan KB b. Di Jejaring Puskesmas. 1) Buku Bantu Hasil Pelayanan Kontrasepsi pada Dokter dan Bidan Mandiri (B/I/DBM/13) 2) Laporan Bulanan Petugas
Penghubung
tentang
Hasil
Pelayanan
Kontrasepsi (F/I/PH/DBM/13) 2. Mekanisme Pencatatan dan Pelaporan a. Tahunan Untuk melakukan pemutakhiran data K/0/KB/13 ini, setiap tahun pada bulan Januari awal tahun anggaran, dilakukan pendaftaran ulang untuk setiap Faskes KB
b. Bulanan Setiap awal bulan, petugas Faskes KB membuat Laporan Bulanan Faskes
KB (F/II/KB/13).
bersumber
pada
Laporan
hasil pelayanan
Bulanan yang
Faskes
dicatat
KB
dalam
(F/II/KB/13)
catatan
harian
(R/I/KB/13), penerimaan dan pengeluaran jenis/alat kontrasepsi oleh Faskes KB
yang
dicatat
pada
R/II/KB/13, serta F/I/PH/DBM/13 dari petugas
penghubung yang terdapat di wilayah kerja Klinik c. Harian Setiap peserta KB baru dan peserta KB pindahan dari Faskes KB atau tempat pelayanan lain, dibuatkan Kartu Status Peserta KB (K/IV/KB/13), antara lain memuat ciri-ciri peserta KB yang bersangkutan, kartu ini disimpan di
10
Faskes KB dan digunakan kembali sewaktu peserta KB melakukan kunjungan ulang dan dibuatkan Kartu Peserta KB (K/I/KB/13) untuk peserta KB baru. Selain itu, setiap hari pelayanan KB untuk peserta KB baru dan ulangan yang datang ke Faskes KB harus dicatat dalam Register Faskes KB (R/I/KB/13), dan pada setiap akhir bulan dilakukan penjumlahan hasil pelayanan KB. Register ini merupakan salah satu sumber data untuk pengisian Laporan Bulanan Faskes KB (F/II/KB/13). Setiap penerimaan dan pengeluaran jenis/alat kontrasepsi oleh Faskes KB dicatat dalam Register Alat Kontrasepsi Faskes KB (R/II/KB/13), dan pada setiap akhir bulan dilakukan penjumlahan. Register Alat Kontrasepsi Faskes KB (R/II/KB/13) merupakan salah satu sumber data untuk pengisian Laporan Bulanan Faskes KB (F/II/KB/13) . Sedangkan jejaring Puskesmas setiap hari mencatat hasil pelayanan KB nya di dalam Buku Bantu Hasil Pelayanan Kontrasepsi Pada Dokter/Bidan Praktik Mandiri (B/I/DBM/13), dan penjumlahan.
Buku
Bantu
pada
setiap
B/I/DBM/13
akhir
bulan
lalu diserahkan ke
dilakukan Petugas
Penghubung Dokter/Bidan Praktek Mandiri atau PKB/PLKB untuk direkap menjadi F/I/PH/DBM/13.
3. Alur Pencatatan dan Pelaporan Pelayanan KB Gambar 3.2 Alur Pencatatan dan pelaporan pelayanan KB SKPD KB Kabupaten K/O/KB/1 3 F/II/KB/1 KA.UPT / PPLKB K/O/KB/1 3 F/II/KB/1KB : FASKES
JEJARING : B/I/DBM/13
R/I/KB/13
PLKB
R/II/KB/13
F/I/PH/DBM/13
Ket :
K/I/KB/13
Laporan manual
K/IV/KB/13 11
Laporan umpan balik Dari gambar di atas dapat dijelaskan bahwa Jejaring setiap hari mencatat hasil pelayanan KB nya di dalam Buku Bantu Hasil Pelayanan Kontrasepsi Pada Dokter/Bidan Praktik Mandiri (B/I/DBM/13), dan pada setiap akhir bulan dilakukan penjumlahan. Buku Bantu B/I/DBM/13 lalu diserahkan ke Petugas Penghubung Dokter/Bidan Praktek Mandiri atau PKB/PLKB untuk direkap menjadi F/I/PH/DBM/13. Selanjutnya laporan F/I/PH/DBM/13 di bawa ke Faskes oleh PLKB setiap awal bulan, petugas Faskes KB membuat Laporan Bulanan Faskes KB (F/II/KB/13). Laporan Bulanan Faskes KB (F/II/KB/13) bersumber pada hasil pelayanan yang dicatat dalam catatan harian (R/I/KB/13), penerimaan dan pengeluaran jenis/alat kontrasepsi oleh Faskes KB yang dicatat pada R/II/KB/13, serta F/I/PH/DBM/13. Laporan F/II/KB/13 (setiap bulan) dan K/O/KB/13 (setiap tahun) disetor ke Ka.UPT/ PPLKB selanjutnya disetor ke SKPD Kabupaten. F. HASIL PELAYANAN KB MKJP 1. Pengertian Metode kontrasepsi jangka panjang merupakan jenis kontrasepsi yang sangat efektif untuk menghindari kelahiran, mengatur interval kelahiran dan tidak mempengaruhi hubungan seksual yang dapat bertahan selama 3 tahun sampai seumur hidup seperti AKDR/IUD, implant, MOW dan MOP. 2. Kegiatan yang dilaksanakan. Untuk meningkatkan dan mempertahankan cakupan peserta KB MKJP kegiatan yang dilaksanakan adalah : a. Menerapkan pelayanan yang sesuai standar dan variasi pilihan metode KB ( segi kualitas). b. Melaksanakan/mengikuti pelatihan klinis dan non klinis (segi teknis). c. Pencatatan dan pelaporan. 3. Pelayanan Yang diberikan. Dalam memberikan pelayanan KB MKJP dilakukan langkah-langkah sebagai berikut : a. Konseling pra dan pasca pelayanan dengan menggunakan ABPK b. Screening peserta KB Baru melalui anamnesis , pemeriksaan fisik dan atau c. d. e. f.
pemeriksaan laboratorium. Konsultasi ke Dokter Umum bila ditemukan adanya kelainan. Informed consent Pelayanan kontrasepsi (bila tidak ada kontra indikasi) Untuk Akseptor KB IUD baru maupun lama dilakukan IVA test sebelum
pemasangan maupun kontrol IUD. g. Rujukan untuk kasus MOW/MOP untuk mendapatkan penanganan lebih lanjut. h. Bekerjasama dengan lintas program yaitu : pemegang gudang obat dalam ketersediaan dan distribusi alkon, petugas promkes dalam memberikan penyuluhan kepada masyarakat.
12
i. Bekerjasama dengan lintas sektor yaitu : PLKB dalam mencari akseptor baru dan tindak lanjut pasca pelayanan, Tokoh masyarakat/ kader dalam pendekatan kepada masyarakat sehingga mau ber-KB.
Gambar 3.3 Pelaksanaan pemasangan KB IUD di Puskesmas Banjarangkan I
4. Hasil Kegiatan a. Pelayanan MKJP Selama tahun 2015 hasil pencapaian pelayanan KB di wilayah Puskesmas Banjarangkan I dapat dilihat pada tabel berikut : Tabel 3.2 Pencapaian KB MKJP di wilayah Puskesmas Banjarangkan I tahun 2015 NO
NAMA DESA
PUS
PESERT A KB
PELAYANAN MKJP MO MOP IMF JUMLA
IUD
W
AKTIF
H
%
% dari
Dari
seluruh
PUS
peserta KB
13
Aktif 1 2 3 5 6 7 8
Tohpati Bungbungan Nyalian Bakas Tusan Banjarangkan Negari Puskesmas
228 572 898 338 572 797 403 3808
202 520 789 296 482 721 379
139 281 468 195 251 323 169
14 6 18 13 5 12 9
5 0 1 0 0 2 0
8 14 26 2 1 18 3
Dari tabel di atas dapat dilihat bahwa pencapaian KB MKJP di wilayah Puskesmas Banjarangkan I mencapai > 50% dari seluruh peserta KB aktif yang ada. Laporan F/II/KB tahun 2015 terlampir b. Pelayanan Akseptor baru termasuk KB Pasca Salin Ket : Nama-nama peserta KB pasca persalinan terlampir. G. KEGIATAN INOVATIF Untuk meningkatkan cakupan pelayanan KB MKJP di wilayah Puskesmas Banjarangkan I dilaksanakan kegiatan- kegiatan inovatif berupa : 1. PKPR (Pelayanan Kesehatan Peduli Remaja) Dalam pelaksanaan PKPR dibentuklah konselor sebaya di masing-masing sekolah SMU dan SMP yang ada di wilayah Puskesmas Banjarangkan I ( 1 SMU dan 2 SMP) Konselor sebaya ini memberikan konseling kepada teman-temannya terutama tentang kesehatan reproduksi, dalam menunjang pencapaian program MKJP konselor sebaya juga dilatih untuk memberikan penyuluhan tentang kesehatan reproduksi dimana didalamnya terkait dengan pencegahan KTD (kehamilan yang tidak diinginkan) pada remaja maupun masyarakat umum lainnya juga diselipkan tentang MKJP. Di Puskesmas Banjarangkan I kegiatan pembinaan terhadap konselor sebaya dan penyuluhan kesehatan reproduksi pada remaja telah dilaksanakan secara rutin oleh team puskesmas (Petugas PKPR, Bidan coordinator , Bidan wilayah, dokter dan petugas promkes). Gambar 3.3 Pelaksanaan Pembinaan PKPR di Wilayah Puskesmas Banjarangkan I tahun 2014
14
2. Kelas Ibu Kelas ibu merupakan sarana untuk belajar bersama tentang kesehatan bagi ibu hamil dalam bentuk
tatap muka dalam kelompok, yang bertujuan untuk
meningkatkan pengetahuan dan ketrampilan ibu-ibu mengenai kehamilan, perawatan kehamilan, persalinan, perawatan nifas termasuk KB Pasca melahirkan , perawatan bayi, mitos, penyakit menular dan akte kelahiran. Tujuan pelaksanaan kelas ibu adalah untuk meningkatkan pengetahuan, merubah sikap dan prilaku ibu agar memahami tentang kehamilan, perubahan tubuh dan keluhan selama kehamilan, perawatan kehamilan, persalinan, perawatan nifas termasuk KB Pasca melahirkan, perawatan bayi, mitos/kepercayaan/adat istiadat setempat, penyakit menular dan akte kelahiran. Sasaran kelas ibu hamil adalah ibu hamil pada umur kehamilan 20 s/d 32 minggu dengan jumlah peserta maksimal 10 orang. Melalui kegiatan ini ibu dan suami diharapkan sudah dapat membuat keputusan tentang metode KB yang akan dipilih terutama KB MKJP setelah ibu melahirkan, sehingga sebelum masa nifas berakhir ibu telah ber-KB. Adapun kegiatan yang dilaksanakan adalah : Pada tahun 2015 kegiatan kelas ibu hanya dilaksanakan di tiga desa (Desa Bakas, Nyalian dan Tusan ). Masing- masing desa dilaksanakan 1 kelas ibu. Jumlah seluruh ibu hamil yang telah mengikuti kelas ibu adalah 30 orang ( 13.51% dari 15
seluruh ibu hamil yang ada di 3 desa tersebut). Dan dari 30 ibu yang mengikuti kelas ibu 66.67% telah menggunakan KB MKJP pasca persalinan (dalam masa nifas).
Gambar 3.4 Pelaksanaan Kelas Ibu Hamil
3. Pemeriksaan IVA Test dan Pap Smear bersamaan dengan pelayanan IUD 4. Pelayanan KB Massal
BAB IV PENUTUP 16
LAMPIRAN-LAMPIRAN
ALUR PELAYANAN POLIKLINIK KB No Dokumen
No Revisi
Halaman
04/ALUR/2015
01
1/1
UPT PUSKESMAS BANJARANGKAN I
17
SPO
Ditetapkan tanggal 2 Januari 2015
Tanggal Terbit
Kepala UPT Puskesmas Banjarangkan I 2 JANUARI 2015
ALUR PELAYANAN
Drg.I.G.A.Ratna Dwijawati, M.Kes NIP. 19720505 200212 2 011
Pengertian
Alur dari pasien mendaftar di loket sampai pasien mendapatkan pelayanan medis di poliklinik KB
Tujuan
Sebagai acuan pelaksanaan pelayanan pasien di poliklinik KB
Kebijakan
Pasien ditangani oleh bidan dibawah tanggung jawab dokter,
apabila perlu dikonsultasikan ke dokter Poliklinik KB terintegrasi dengan poliklinik KIA
Prosedur
1. Pasien mendaftar di loket 2. Pasien datang ke poliklinik KB disertai status/rekam medik dan diserahkan kepada petugas poliklinik KIA/KB 3. Pasien menunggu giliran dipanggil untuk pemeriksaan sesuai daftar antrian. 4. Petugas memanggil pasien satu persatu sesuai antrian untuk diperiksa 5. Petugas mengkonfirmasi identitas pasien 6. Petugas kemudian melakukan konseling dengan ABPK, pemeriksaan, pelayanan ataupun konsultasi ke KIA bila mengalami masalah dalam reproduksinya. Serta apabila perlu dikonsultasikan dengan dokter 7. Apabila diperlukan pemeriksaan lab, pasien dikirim ke laboratorium 8. Petugas memberikan resep untuk ditebus di Apotek Rawat Jalan 9. Apabila dalam penatalaksanaan pasien ada tindakan yang dilakukan maka tulis di blanko tindakan kemudian minta pasien melakukan pembayaran di loket untuk pasien umum sedangkan untuk pasien JKN dan JKBM pasien diminta untuk memfoto copy identitas dan buku KIA Pasien diberikan resep setelah menyerahkan bukti pembayaran/administrasi lengkap. 10.Bila ada penyakit penyerta lain pasien dikonsulkan ke Poliklinik Umum, selanjutnya mengikuti ALUR PELAYANAN poliklinik 11.Apabila pasien setelah dikonsultasikan dengan dokter perlu dirujuk ke fasilitas kesehatan lanjutan, informasikan pada pasien serta buatkan rujukan ke RS 12.Selanjutnya pasien pulang.
Unit Terkait
Poliklinik KB, Loket, Rekam Medis, Lab, Apotek, Pol UMUM, Ruang Konseling dan Laboratorium
18