BAB I PENDAHULUAN 1.1
LATAR BELAKANG
1.1.1 PUSAT OLAHRAGA DAN REKREASI Olahraga adalah segala bentuk aktivitas fisik baik kasual maupun terorganisir yang bertujuan untuk mengekspresikan dan meningkatkan kebugaran fisik, kesehatan mental, dan membentuk hubungan sosial serta kompetisi.1 Olahraga juga berarti gerak badan untuk menguatkan dan menyehatkan tubuh (seperti sepak bola, berenang, lempar lembing).2 Olahraga merupakan aktivitas yang sangat penting dilakukan oleh semua orang dari berbagai kalangan karena selain untuk menguatkan dan menyehatkan tubuh, olahraga juga berfungsi untuk meningkatkan daya tahan tubuh, meningkatkan fungsi otak, mengurangi stres, mengurangi kolestrol, dan meningkatkan stamina. Dalam perkembangannya, olahraga bahkan dapat menjadi
hal
yang
sangat
menghibur
dan
menjadi
kegiatan
yang
memungkinkan untuk menambah lingkaran dan interaksi sosial. Rekreasi merupakan kata yang berasal dari bahasa latin, re-create yang secara harfiah berarti ‘membuat ulang’, dan merupakan kegiatan yang dilakukan untuk penyegaran kembali jasmani dan rohani seseorang. Kegiatan yang dilakukan untuk berekreasi dapat meliputi pariwisata, bermain, olahraga, dan melakukan kegiatan-kegiatan yang berhubungan dengan hobi yang biasanya dilakukan pada waktu senggang.3 Dalam kehidupan saat ini, terutama di kota-kota besar yang mayoritas masyarakatnya sibuk dengan berbagai aktivitas, olahraga menjadi satu hal yang dilupakan oleh banyak orang. Persaingan hidup di kota besar menyebabkan masyarakat hanya berfokus pada kesejahteraan secara materi dan meremehkan pentingnya kesehatan secara jasmani maupun rohani. Selain itu, waktu senggang yang dimiliki masyarakat juga sangat sedikit sehingga tidak sempat untuk berolahraga maupun berekreasi. Padahal olahraga dan 1 sumber : http://www.planningni.gov.uk/ 2 sumber : http://kamusbahasaindonesia.org/ 2 3 sumber : http://kamusbahasaindonesia.org/ sumber : http://tsetio.blogspot.com/ 3 4 sumber : http://tsetio.blogspot.com/ sumber : Badan Pusat Statistik Kota Pekanbaru 5 sumber : http://www.voaindonesia.com/content/semakin-tambah-usia-semakin-bahagia
1
rekreasi dapat membantu me-refresh pikiran agar masyarakat dapat bekerja dan belajar dengan optimal. 1.1.2 KOTA PEKANBARU Kota Pekanbaru merupakan sebuah kota perdagangan dan jasa serta termasuk sebagai kota dengan tingkat pertumbuhan, migrasi dan urbanisasi yang tinggi. Banyak penduduk daerah bahkan provinsi lain yang pindah dan mencari pekerjaan di Kota Pekanbaru. Oleh karena itu, berdasarkan kelompok umur, penduduk Pekanbaru didominasi oleh penduduk usia produktif, yaitu penduduk dengan usia 15-64 tahun sebesar 68,41 persen. Sedangkan kelompok penduduk dengan umur 0-14 tahun sebesar 29,30 persen dan penduduk berusia 65 tahun ke atas sebesar 2,29 persen.4 Penelitian yang dilakukan oleh Universitas Stony Brook di New York yang dipimpin oleh Arthur Stone membuktikan bahwa tingkat stress paling tinggi ada pada usia 22-25, dan turun tajam setelah usia mencapai di atas 50.5 Dengan dominannya penduduk usia produktif di Pekanbaru, terutama usia 2024 maka tingkat stres yang dialami juga tinggi. Hal ini juga berhubungan dengan kurangnya fasilitas rekreasi, ruang publik, dan ruang terbuka yang tersedia di Kota Pekanbaru. Untuk
fasilitas
olahraga,
Pekanbaru
sebenarnya
telah
banyak
membangun fasilitas olahraga baru sebelum PON 2012. Namun pada kenyataannya, beberapa bangunan olahraga pasca PON 2012 saat ini sangat jarang digunakan sehingga disalah gunakan menjadi tempat-tempat kriminal dan berbagai kegiatan lain yang tidak sesuai dengan fungsi bangunan olahraga yang sebenarnya. Hal-hal tersebut dapat terjadi karena kurangnya manajemen dan perawatan bangunan serta letak bangunan yang tidak ditengah kota. Selain itu, kebanyakan fasilitas olahraga yang dibangun untuk PON 2012 tidak dapat digunakan oleh semua kalangan. Fasilitas olahraga yang telah ada biasanya hanya dapat digunakan saat event-event tertentu saja dan tidak terbuka untuk digunakan secara rutin atau disewakan pada masyarakat. Oleh karena itu, dilakukan survey online pada 149 orang penduduk Kota 4 sumber : Badan Pusat Statistik Kota Pekanbaru 5 sumber : http://www.voaindonesia.com/content/semakin-tambah-usia-semakin-bahagia128879968/97628.html
2
Pekanbaru dengan range usia 15-27 tahun dan mayoritas profesi sebagai pelajar dan mahasiswa. Berdasarkan survey online tersebut, 84% responden mengatakan bahwa sarana olahraga di Pekanbaru belum mencukupi kebutuhan masyarakat dan 88% mengatakan bahwa sarana rekreasi di Kota Pekanbaru belum mencukupi kebutuhan masyarakat. Respon terhadap berbagai pertanyaan lain juga mendukung bahwa Kota Pekanbaru membutuhkan fasilitas olahraga dan rekreasi yang dapat digunakan oleh berbagai kalangan terutama kalangan usia produktif. Hal ini juga sejalan dengan Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD) Kota Pekanbaru tahun 2012-2017 yang mencantumkan arah kebijakan untuk memfasilitasi sarana dan prasarana olahraga berstandar nasional dan internasional (sport center) dalam rangka mengembangkan budaya olahraga di masyarakat.6 1.2
RUMUSAN MASALAH
1.2.1 UMUM 1.
Bagaimana membuat Pusat Olahraga dan Rekreasi yang dapat terintegrasi antara kegiatan olahraga dan rekreasi.
2.
Bagaimana membuat Pusat Olahraga dan Rekreasi yang dapat terintegrasi antara ruang publik dan ruang komersial.
3.
Bagaimana membuat Pusat Olahraga dan Rekreasi yang aman dan bebas kriminal sehingga nyaman digunakan masyarakat.
1.2.2 KHUSUS 1.
Bagaimana sebuah Pusat Olahraga dan Rekreasi dapat mewadahi fungsi utama dan fungsi pendukung secara efisien dan memiliki sirkulasi serta zonasi yang baik.
2.
Bagaimana menciptakan tata massa yang menanggapi lingkungan sekitar, tata ruang dalam dan luar yang nyaman dan efektif, serta fasad bangunan yang dapat menjadi daya tarik bagi masyarakat.
6 sumber : BAPPEDA Kota Pekanbaru
3
1.3
TUJUAN Mengetahui proses perencanaan dan perancangan sebuah Pusat Olahraga dan Rekreasi yang terintegrasi antara area komersial dan ruang publik mulai dari menanggapi isu, menanggapi kebutuhan, survey, pencarian data, pengolahan data, Analisis, hingga merumuskan konsep.
1.4
SASARAN Mengetahui standar-standar sebuah Pusat Olahraga dan Rekreasi, caracara pemecahan masalahnya dan cara-cara perancangannya agar dapat dikolaborasikan dan tercipta Pusat Olahraga dan Rekreasi yang berfungsi dengan baik.
1.5
LINGKUP PERMASALAHAN
1.5.1 NON-ARSITEKTURAL Merupakan masalah di luar lingkup arsitektural, dalam kaitannya dengan perencanaan dan perancangan Pusat Olahraga dan Rekreasi untuk dapat diwujudkan dalam bidang, ruang, massa, dan interaksi dengan lingkungan. 1.5.2 ARSITEKTURAL Masalah arsitektural yang berkaitan dengan fungsi, sirkulasi, zonasi, pola tata massa, tata ruang dalam, tata ruang luar, dan citra bangunan dimana prinsip yang digunakan sesuai dengan ketentuan-ketentuan dan standar-standar yang ada. Serta pengaplikasian metode trans-programming di dalam perencanaan dan perancangannya. 1.6
METODE PEMBAHASAN
1.6.1 PENGUMPULAN DATA Metode yang digunakan untuk mengumpulkan data dan informasi untuk diAnalisis melalui beberapa cara : 1.
Mencari Isu dan Survey Empirik Mempelajari isu yang berkembang tentang tipe bangunan yang masih menjadi masalah dan survey kepada masyarakat tentang kebutuhan bangunan tersebut.
2.
Studi Pustaka Mempelajari bahan pustaka tentang bangunan olahraga dan bangunan rekreasi baik melalui buku, hasil-hasil tulisan, dan data-data baik dari pemerintah
4
maupun perorangan sebagai data pendukung untuk penyelesaian masalah yang diangkat. 3.
Observasi Lapangan Pengamatan ke lapangan terhadap kondisi site yang akan dibangun, baik masalah maupun potensinya .
4.
Studi Kasus Mengumpulkan data-data dari contoh Pusat Olahraga dan Rekreasi yang sudah terbangun sebagai preseden pembanding.
1.6.2 PENGOLAHAN DATA Metode yang digunakan untuk mengolah data yang telah dikumpulkan melalui beberapa cara : 1.
Analisis Merupakan tinjauan mengenai standar, kriteria, dan syarat implementasi elemen desain yang baik pada bangunan Pusat Olahraga dan Rekreasi.
2.
Sintesis Sintesa data terhadap kondisi site eksisting, permasalahan yang terjadi di lokasi pembangunan dan data kasus pembanding juga terhadap standar dan teori, untuk menjadi dasar perancanaan konsep perancangan.
3.
Penyusunan Konsep Dengan adanya integrasi antara data yang diperoleh di lapangan dengan data Analisis studi pada tahap sintesa data, untuk selanjutnya akan disusun konsep awal perancangan sebagai dasar proses mendesain selanjutnya.
1.7
SISTEMATIKA PENULISAN 1 Bab I : Pendahuluan Berisi latar belakang pemilihan tema dan tipologi bangunan, isu-isu dan permasalahan pada jenis bangunan tersebut, arah dan lingkup pembahasan, serta format sistem dan metodologi penulisan yang digunakan. 2 Bab II : Tinjauan Umum Berisi tinjauan teori, definisi, aspek desain studi Pusat Olahraga dan Rekreasi. 3
Bab III : Tinjauan Lokasi Berisi pembahasan mengenai kondisi lingkungan dan site perancangan.
4 Bab IV : Analisis dan Pendekatan Berisi analisis mengenai lokasi dan pembahasan mengenai pendekatanpendekatan yang akan digunakan.
5
5 Bab V : Konsep Perancangan Membahas konsep dan arah pengembangan desain yang direncanakan. 1.8
KEASLIAN PENULISAN Pengambilan tema perancangan Pusat Olahraga dan Rekreasi sebagai bahan yang diangkat dalam proses tugas akhir mahasiswa bukan merupakan hal yang pertama kali dalam periode tugas akhir di Jurusan Teknik Arsitektur Universitas Gadjah Mada. Beberapa karya tugas akhir yang sudah ada sebelumnya membahas mengenai Pusat Olahraga dan Rekreasi serta pendekatan Trans-programming dan dijadikan pembanding adalah : 1
Judul Pendekatan
: :
Fasilitas Rehabilitasi Pasca Stroke di Yogyakarta Metabolisme Ruang dengan metode Transprogramming Healing Garden Therapy Oleh : Fransiska Sekarlati Bernard Tahun : 2009 2 Judul : Sport Center di BSD City Pendekatan : Exposed Long Span Structure Oleh : Sylvi Anggraini Tahun : 2011 3 Judul : Sport Center di Yogyakarta Pendekatan : Exposed Structure Oleh : Riesky Bayu Suryadi Tahun : 2012
6
1.9
KERANGKA BERPIKIR LATAR BELAKANG Banyaknya jumlah penduduk tidak sebanding dengan fasilitas olahraga dan rekreasi yang ada di Kota Pekanbaru
ISU
MASALAH
RPJMD Kota Pekanbaru tahun 20122017 yang mencantumkan arah kebijakan untuk memfasilitasi sarana dan prasarana olahraga berstandar nasional dan internasional (sport center) Bangunan olahraga yang terbengkalai dan menjadi tempat kriminal.
Bangunan olahraga pasca PON 2012 yang tidak bisa digunakan oleh semua kalangan. Bangunan olahraga yang kurang aksesible bagi masyarakat (jauh dari pusat kota)
TUJUAN Merumuskan sebuah konsep perencanaan dan perancangan sebuah Pusat Olahraga dan Rekreasi yang menggabungkan commercial area (agar bangunan lebih baik perawatannya) dan ruang publik (agar dapat diakses oleh berbagai kalangan) dengan menggunakan metode trans-programming.
METODE 1. 2. 3. 4.
PENDEKATAN KONSEP
KONSEP PERANCANGAN
Survey Empirik Studi Pustaka Observasi Lapangan Studi Kasus
Gambar 1. 1 Kerangka Berpikir sumber : Analisis, 2014
7