13
BAB I PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang Pintu perlintasan kereta api merupakan salah satu dari rangkaian teknologi yang terdapat dalam sistem perkereta apian. Perlintasan kereta api di bagi dalam dua macam, yaitu perlintasan sebidang dan perlintasan tidak sebidang. Perlintasan sebidang yang diartikan sebagai elevasi jalan rel dan jalan raya ada pada satu bidang. Perlintasan tidak sebidang yang di artikan sebagai elevasi jalan rel dan jalan raya tidak berada pada satu bidang (Peraturan Direktur Jendral Perhubungan Darat SK.770/KA.401/DRJD/2005). Perlintasan sebidang ada yang berpintu dan ada yang tanpa pintu. Berdasarkan data yang dimiliki oleh PT. Kereta Api Indonesia Kanwil Sumut pada tahun 2015 yang disajikan pada Tabel 1.1. Tabel 1.1. Rincian perlintasan sebidang di Umatera Utara Tahun 2015 No
Daop
Perlintasan Sebidang Dijaga
1
Sumut
335
Tidak dijaga 150
Liar 119
Total 604
Kecelakaan kereta api merupakan salah satu peristiwa transportasi yang sering terjadi di Indonesia. Salah satu permasalahan yang mengemuka adalah persoalan pintu perlintasan kereta api. Kecelakaan yang sering terjadi di sekitar pintu perlintasan kereta api di sebabkan kelalaian petugas penjaga pintu atau sikap dari para pengemudi yang tidak disiplin. Berikut merupakan beberapa kejadian kecelakaan kereta di perlintasan : 1. Kecelakaan terjadi di perlintasan kereta api sebidang dijalan Sisingamangaraja, Medan Rabu (25/11) sekitar pukul 15.00 WIB. Kereta api menghantam angkot menyebabkan belasan orang terluka. Informasi dihimpun, kecelakaan itu terjadi saat kereta api penumpang Sri Billah melaju dari arah Rantau Prapat menuju Stasiun Besar Medan. Pintu neng-nongnya terlambat turun, ada pemgemdara kereta yang
Universitas Sumatera Utara
14
langsung mengerem, tapi angkot itu sudah terlanjur maju hingga ditabrak kereta api”, kata Ilham seorang warga. 2. Pasangan suami istri, Nazuan Arfan (54) dan Adnine Delina (49) warga jalan Panglima Denai tewas mengenaskan Minggu (29/5/2016). Kecelakaan maut itu terjadi di perlintasan kereta api tanpa palang pintu di pasar sore, Desa Aras Kabu, Kecamatan Beringin, Deliserdang. 3. Pasca insiden angkot Nasional trayek 38 BK ditabrak kereta api dijalan sisingamangaraja, kecamatan Medan Kota, Rabu (25/11) sore, ternyata palang pintu perlintasan kereta api sering mengalami kerusakan. Tambunan menyebutkan, sebelum insiden tabrakan tersebut terjadi, kondisi palang pintu perlintasan kereta api sering mengalami kerusakan. Seperti, sering terjadi keterlambatan tertutup, dan juga bunyi sirine kadang juga tidak berfungsi. Banyak jalur lintasan kereta api yang dibangun di Indonesia, sehingga banyak pula dibangun portal atau palang pintu kereta api. Sejak beberapa tahun terakhir ini, portal kereta api menjadi salah satu penyebab terjadinya kecelakaan lalu lintas. Hal ini dikarenakan masih minimnya sarana keamanan pada semua portal kereta api sehingga membuat para pengguna jalan masih melanggar peraturan lalu lintas. Banyak pengendalian buka tutup pada portal kereta api di Indonesia masih dilakukan secara manual dengan bantuan seorang operator. Kecelakaan pada jalur kereta api diakibatkan oleh tidak terawatnya palang pintu perlintasan kereta api dan bahkan telah hancur. Sering kali berita menyiarkan kecelakaan kereta api terjadi di perlintasan kereta api karena tidak adanya pengawasan palang pintu perlintasan kereta api, kelalaian seorang operator dan juga kesalahan pengendara dengan menerobos palang pintu kereta api. Ini disebabkan oleh kurang perhatian dalam pengoperasian ataupun kekurangan personil.
Dengan
menggunakan
komponen
elektronik
sederhana
dapat
mengotomatisasi kendali gerbang kereta api. Kereta api yang mendekati persimpangan, sensor dipasang pada jarak tertentu dari palang pintu Berdasarkan uraian diatas maka alat ini penulis kembangkan melalui tahapan penelitian yang diberi judul “Rancang Bangun Palang Pintu Perlintasa Kereta Api Otomatis Berbasis Mikrokontroler Arduino Uno”.
Universitas Sumatera Utara
15
1.2 Rumusan Masalah Berdasarkan permasalalahan yang telah diuraikan di atas sesuai dengan latar belakang bahwa kecelakaan pada pengaman palang pintu perlintasan kereta api masih sering terjadi, oleh sebab itu perlu di rancang sistem pengaman yang lebih baik untuk mengurangi jumlah kecelakaan pada perlintasan palang pintu kereta api. Penelitian tentang palang kereta otomatis sebelumnya sudah pernah dilakukan namun masih memiliki kekurangan sehingga penulis membuat miniatur palang pintu kereta otomatis menggunakan arduino sebagai sistem kontrolnya.
1.3 Batasan Masalah Pembatasan
masalah
dalam
penelitian
ini
dimaksudkan
untuk
mempersempit ruang lingkup permasalahan yang akan dikaji lebih lanjut. Pembatasan masalah tersebut antara lain: 1. Pembuatan miniatur palang pintu kereta api otomatis menggunakan arduino uno. 2. Sensor ultrasonic yang digunakan adalah SRF-04. 3. Waktu hitung kedatangan kereta api adalah waktu prakiraan. 4. Pada miniatur ini digunakan satu Palang pintu yang di gerakkan dengan servo 1800. 5. Sistem pada miniatur ini di desain untuk satu jalur dan satu arah kereta api. 6. Rancang bangun sistem ini dapat digunakan dengan miniatur yang telah disesuaikan.
1.4 Tujuan Penulisan Tugas Akhir ini memiliki beberapa tujuan. Adapun tujuan dalam pembuatan Tugas Akhir ini adalah : 1. Merancang dan menguji sistem otomatisasi palang pintu perlintasan kereta api berbasis Arduino Uno dengan menggunakan bahasa C. 2. Membuat purwarupa palang pintu perlintasan kereta api 3. Meminimalisir angka kecelakaan yang kereta api yang disebabkan oleh palang pintu kereta api.
Universitas Sumatera Utara
16
1.5 Metodologi Pembahasan Untuk dapat mengimplementasikan sistem di atas, maka secara garis besar digunakan beberapa metode sebagai berikut: 1. Studi Literatur, dengan cara mempelajari buku-buku acuan dan literatur yang berhubungan dengan materi dalam penulisan projek. Pengumpulan data, yaitu mengumpulkan informasi dan mempelajari tentang sistem cara kerja alat dan penggunaan Arduino, Sensor, LCD, Motor Servo dan komponen pendukung lainnya. 2. Analisa permasalahan, untuk mengetahui dan menentukan batasan-batasan sistem sehingga dapat menentukan cara yang paling efektif dalam penyelesaian permasalahan. 3. Perancangan
alat,
setelah
menganalisa
permasalahan,
selanjutnya
dilakukan pengumpulan data dan perancangan alat dengan menggunakan model perancangan alat yang telah ditetapkan. 4. Implementasi alat, membuat alat berdasarkan rancangan alat yang telah dibuat sesuai dengan data yang ada. 5. Uji coba alat, menguji alat yang telah dibuat, untuk mengetahui apakah alat sudah bekerja sesuai dengan prosedur, serta melacak kesalahan dan memperbaikinya.
1.6 Sistematika Penulisan Dalam penyusunan Laporan Projek Akhir 2 ini, pembahasan mengenai system alat yang dibuat dibagi menjadi lima bab dengan sistematika sebagai berikut BAB I :
PENDAHULUAN
Berisi latar belakang permasalahan, batasan masalah, tujuan penulisan, metodologi pembahasan, sistematika penulisan dan relevansi dari penulisan laporan ini
BAB II : TINJAUAN PUSTAKA Bab ini penulis membahas tentang semua Landasan Teori yang berhubungan dengan alat yang akan dibuat.
Universitas Sumatera Utara
17
BAB III : PERANCANGAN SISTEM Membahas tentang perencanaan dan pembuatan system secara keseluruhan
BAB IV : ANALISIS DAN PENGUJIAN Membahas tentang uji coba alat yang telah dibuat, pengoperasian dan spesifikasi alat dan lain-lain
BAB V : KESIMPULAN DAN SARAN Sebagai bab terakhir penulis akan menguraikan beberapa kesimpulan dari uraian bab-bab sebelumnya, dan penulis akan berusaha memberikan saran yang mungkin bermanfaat.
DAFTAR PUSTAKA Pada bagian ini akan dipaparkan tentang sumber-sumber literature yang digunakan dalam pembuatan laporan projek akhir 2 ini.
Universitas Sumatera Utara