BAB I PENDAHULUAN
1.1
Latar Belakang Di tengah perkembangan global yang penuh ketidakpastian, pertumbuhan
ekonomi Indonesia tetap tumbuh. Pertumbuhan ekonomi tahun 2011 diperkirakan tumbuh 6,5% yang merupakan pertumbuhan tertinggi setelah krisis ekonomi tahun 1998. Hal ini karena didukung oleh investasi, ekspor, dan konsumsi masyarakat. (Ruslan Burhani, 28 Oktober 2010, www.antaranews.com) Ekonomi Indonesia yang telah mengalami perkembangan pesat dengan pertumbuhan di atas 6 persen telah mengundang perhatian seluruh dunia dan tampaknya berkontras tajam dengan ekonomi dunia yang berada dalam resesi serius. Faktor-faktor pendorong utama lainnya adalah peluang, letak geografis, dan kestabilan situasi dalam negeri. (Guangming Daily, 29 Agustus 2012, id.china-embassy.org) Namun perkembangan pesat tersebut hanya bertahan sampai tahun 2012. Pertumbuhan perekonomian Indonesia dilaporkan melambat pada triwulan ke-2 tahun 2013. Pertumbuhan ekonomi yang semula sudah mencapai level diatas 6 persen, kini justru menuju pada 5,9 persen. (Inung, 28 Agustus 2013 www.poskotanews.com). Sampai pada akhirnya pertumbuhan ekonomi pada tahun 2013 ditutup pada tingkat pertumbuhan 5,78 persen. (Satyagraha, 5 Februari 2012, www.antaranews.com) Lalu untuk tahun 2014 Bank Indonesia memprediksi pertumbuhan ekonomi tidak akan jauh berbeda dengan tahun 2013, yaitu diperkirakan di angka 5,8
hingga
6,2
persen.
(Maya
Nawangwulan,
19
Februari
2014,
www.tempo.co). Pertumbuhan ekonomi yang terjadi di Indonesia ini dapat mempengaruhi
keputusan-keputusan
yang
ada
dalam
perusahaan
untuk
kelangsungan hidup usahanya. Masalah pendanaan dan investasi yang terjadi di perusahaan-perusahaan di Indonesia akan dikelola untuk kelangsungan hidup perusahaan. Selain itu perusahaan pun harus menjaga keseimbangan finansialnya. Dimana keseimbangan
1
2
finansial tersebut dapat dicapai oleh perusahaan apabila jumlah dana tersedia seimbang dengan jumlah modal yang dibutuhkan. Semakin terbukanya akses terhadap sumber dana bagi perusahaan, selain menciptakan kemudahan juga menciptakan konsekuensi dan dampak finansial yang berbeda pula. Oleh karena itu, seorang manajer keuangan dalam mengambil keputusan pendanaan harus mempertimbangkan secara cermat manfaat maupun biaya dari sumber dana yang akan dipilih. Setiap perusahaan membutuhkan dana untuk menjalankan usahanya. Dana diperoleh dari modal internal dan eksternal perusahaan. Dimana modal internal perusahaan diperoleh melalui modal sendiri (equity), sedangkan modal eksternal perusahaan diperoleh dari hutang (debt) yang dipinjam melalui bank, lembaga bukan bank, atau perusahaan menerbitkan obligasi untuk ditawarkan kepada masyarakat. Dana yang diterima perusahaan digunakan untuk membeli aktiva tetap yang nantinya digunakan untuk memproduksi barang atau jasa, membeli bahan-bahan untuk kepentingan produksi dan penjualan, untuk piutang dagang, untuk mengadakan persediaan kas, dan membeli surat berharga yang sering disebut efek atau sekuritas untuk kepentingan transaksi maupun untuk menjaga likuiditas perusahaan. Menurut penelitian yang dilakukan oleh Prima (2008) dalam upaya memenuhi kebutuhan dana, perusahaan perlu mempertimbangkan beberapa hal, antara lain berapa besar kebutuhan dana tersebut, dalam bentuk apa sumber dana tersebut, dan berapa lama dana itu akan digunakan. Kebutuhan dana untuk pengeluaran operasional perusahaan dibiayai dengan menggunakan sumber dana jangka pendek. Sumber dana jangka pendek ini digunakan untuk membiayai operasi perusahaan sehari-hari (revenue expenditure), misalnya membayar gaji pegawai, membeli bahan baku, membayar biaya administrasi dan lain-lain. Dana yang dikeluarkan untuk keperluan operasional ini diharapkan dapat kembali dalam jangka waktu relatif pendek atau kurang dari satu tahun melalui hasil penjualan. Sementara itu, kebutuhan dana untuk pengeluaran kapital (capital expenditure) dibiayai dengan sumber dana jangka panjang. Sumber dana ini
3
digunakan untuk perluasan perusahaan dan modernisasi perusahaan. Sumber dana jangka panjang antara lain adalah penerbitan saham, penerbitan obligasi, dan laba ditahan. Hasil pengembaliannya dapat diterima kembali dalam waktu yang relatif lama atau lebih dari satu tahun. Penggunaan sumber dana jangka panjang seperti hutang jangka panjang, saham, dan laba ditahan yang dilakukan oleh perusahaan akan membentuk struktur modal perusahaan. Masalah struktur modal merupakan masalah penting bagi perusahaan, karena baik buruknya struktur modal akan memberikan efek langsung terhadap posisi finansial perusahaan. Suatu perusahaan yang mempunyai struktur modal yang tidak baik, dimana mempunyai utang yang sangat besar akan memberikan beban yang berat pada perusahaan yang bersangkutan (Riyanto, 2008:296-297). Menurut Riyanto (2008:296-299) struktur modal suatu perusahaan dipengaruhi oleh banyak faktor, dimana fakor-faktor yang utama ialah tingkat bunga, stabilitas dari earning, susunan dari aktiva, kadar risiko dari aktiva, besarnya jumlah modal yang dibutuhkan, keadaan pasar, sifat manajemen dan ukuran suatu perusahaan. Dalam penelitian ini penulis mengambil dua faktor diatas yang terlihat menarik untuk diteliti, antara lain struktur aktiva dan ukuran perusahaan. Struktur aktiva dan ukuran perusahaan memiliki sudut pandang yang serupa yakni dalam sisi investasi suatu perusahaan. Di sisi lain, perusahaan pun dapat mendapatkan pendanaan dari besarnya struktur aktiva dan ukuran perusahaan. Alasan lain dalam memilih variabel struktur aktiva dan ukuran perusahaan karena variabel tersebut dapat dilakukan perhitungan secara kuantitatif berdasarkan data yang ada dalam laporan keuangan perusahaan. Selain itu, dalam penelitian sebelumnya variabel-variabel tersebut telah diuji dengan kurun waktu, sektor industri dan dengan variabel lain yang berbeda. Oleh karena itu, penelitian ini dilakukan untuk mengetahui apakah hasil yang akan diperoleh nantinya dapat mendekati hasil atau berbeda dengan penelitian sebelumnya. Struktur aktiva dalam perusahaan memiliki pengaruh terhadap sumbersumber pembiayaan. Dimana semakin tinggi struktur aktiva (jumlah aktiva tetap yang semakin besar) maka penggunaan terhadap modal sendiri akan semakin
4
tinggi. Dengan kata lain, penggunaan modal asing semakin rendah, sehingga mengakibatkan struktur modal yang akan semakin rendah pula. Ukuran perusahaan berbeda dengan struktur aktiva. Dimana semakin besar ukuran perusahaan, maka perusahaan tersebut akan cenderung menggunakan dana eksternal yang semakin besar. Hal tersebut dikarenakan kebutuhan akan dana yang semakin meningkat seiring dengan pertumbuhan perusahaan. Salah satu alternatif pendanaan yang tersedia adalah pendanaan eksternal. Dimana perusahaan dengan skala besar akan cenderung memilih hutang jangka panjang dibandingkan hutang jangka pendek. Hal ini dikarenakan perusahaan yang berskala besar memiliki arus kas yang lebih stabil, maka kemungkinan untuk pailit lebih kecil dibandingkan dengan perusahaan dengan skala kecil. Dengan kata lain, seiring dengan meningkatnya dana eksternal atau hutang, maka struktur modal pada suatu perusahaan akan ikut meningkat. Berikut adalah grafik yang menunjukkan perkembangan struktur aktiva, ukuran perusahaan dan struktur modal pada perusahaan sektor pertambangan periode 2008-2012:
Gambar 1.1 Grafik Perkembangan Struktur Aktiva, Ukuran Perusahaan dan Struktur Modal pada Sektor Pertambangan Periode 2008-2012
160 140 120 100
Struktur Aktiva
80
Ukuran Perusahaan
60
Struktur Modal
40 20 0 2008
2009
Sumber: data diolah
2010
2011
2012
5
Pada gambar 1.1 dapat dilihat bahwa struktur modal pada tahun 2009 mengalami kenaikan dari tahun sebelumnya. Sedangkan, struktur aktiva mengalami sedikit penurunan. Hal ini bertentangan dengan teori yang dikemukakan oleh Weston dan Brigham (2005:713), bahwa terdapat hubungan positif antara struktur aktiva dan struktur modal yakni semakin tinggi struktur aktiva maka semakin tinggi struktur modalnya. Berbeda dengan struktur aktiva, ukuran perusahaan cenderung mengalami sedikit kenaikan pada tahun 2009. Ketika struktur modal naik, ukuran perusahaan pun naik, hal ini sesuai dengan pernyataan yang dilakukan oleh Riyanto (2008:300), bahwa perusahaan dengan ukuran besar akan dengan mudah mendapat hutang atau dengan kata lain dapat meningkatkan struktur modalnya. Pada tahun 2010, struktur modal mengalami penurunan yang signifikan, diikuti kondisi struktur aktiva yang terlihat mengalami sedikit kenaikan. Hal tersebut masih bertentangan dengan teori yang dikemukakan oleh Weston dan Brigham(2005:713), bahwa bukan hubungan negatif yang terjadi pada struktur aktiva dan struktur modal, tetapi hubungan yang positif. Untuk ukuran perusahaan kondisinya masih terus meningkat. Dengan penurunan yang dialami struktur modal dan kenaikan yang dialami ukuran perusahaan maka pernyataan Riyanto (2008:300) adalah bertentangan. Selanjutnya pada tahun 2011-2012, struktur modal terus mengalami kenaikan yang cukup signifikan, struktur aktiva pun masih memiliki hubungan negatif dengan struktur modal, yakni terus mengalami penurunan selama tahun 2011-2012. Oleh karena itu, pernyataan dari Weston dan Brigham (2005:713) masih bertentangan dengan perkembangan yang terjadi antara struktur modal dan struktur aktiva. Disisi lain, ukuran perusahaan konsisten mengalami kenaikan. Dengan kenaikan yang dialami ukuran perusahaan, dan kenaikan pula yang dialami struktur modal, maka pernyataan Riyanto (2008:300) adalah sesuai. Dengan ketidaksesuaian yang terjadi antara apa yang terjadi di lapangan dengan teori maka penulis tertarik untuk meneliti pengaruh struktur aktiva dan ukuran perusahaan terhadap struktur modal pada perusahaan sektor pertambangan yang listing di BEI periode 2008-2012.
6
Sektor pertambangan menjadi unit analisis penelitian dikarenakan dewasa ini sektor pertambangan menjadi sektor primadona di kalangan investor. Fenomena ini tidak mengherankan, sebab perusahaan-perusahaan pertambangan Indonesia dianggap memiliki keunggulan kompetitif untuk memanfaatkan peluang pertumbuhan yang relatif tinggi. Oleh karenanya menarik untuk dikaji bagaimana
perusahaan
perusahaan
pertambangan
melakukan
kebijakan
pendanaan, serta faktor apa yang mempengaruhi keputusan struktur modal perusahaan.
Perusahaan-perusahaan
pertambangan
Indonesia
memiliki
keunggulan kompetitif di pasar global, sebab Indonesia masuk kedalam jajaran produsen terbesar dunia untuk beberapa komoditas tambang. Indonesia juga dinilai sebagai negara yang memiliki sumber daya alam yang sangat menjanjikan. Posisi Indonesia dalam hal potensi sumber daya komoditas pertambangan, mengalahkan Peru, Australia, Mexico, dan Afrika Selatan (Asteria, 14 Maret 2008, ekonomi.inilah.com). Sektor pertambangan dinilai memiliki potensi pertumbuhan yang tinggi dikarenakan melonjaknya permintaan akan komoditas tambang seperti nikel dan timah dengan tajam, akibat tingkat pertumbuhan ekonomi yang tinggi di kawasan asia terutama China dan India, selain itu dari sektor energi, peningkatan kebutuhan energi dunia seperti minyak bumu, gas alam, dan batu bara telah menyebabkan jumlah permintaan yang tinggi pula di dunia. Selain pertumbuhan yang tinggi, perusahaan pertambangan juga memiliki tingkat risiko yang tinggi pula. Risiko yang dihadapi perusahaan pertambangan adalah risiko fluktuasi harga komoditas barang tambang di pasar komoditas dunia, serta risiko dalam kegiatan eksplorasi yang dilakukan oleh perusahaan pertambangan (Qomariyah, 18 Oktober 2008, www.finance.detik.com). Selain itu struktur modal perusahaan sektor pertambangan misalnya migas lebih khusus lagi perusahaan migas nasional, sebagian besar dananya bersumber dari hutang termasuk 42,83 % diantaranya merupakan hutang bank. Hal ini mengindikasikan bahwa perusahaan sektor pertambangan cukup bersahabat dengan hutang. Dengan tingkat hutang yang tinggi ini berarti struktur modal yang
7
dimiliki sektor pertambangan akan baik. (Egenius Soda, 18 April 2013, www.tambang.co.id) Berdasarkan latar belakang yang telah disampaikan, maka penulis tertarik untuk melakukan penelitian dengan judul : “Pengaruh Struktur Aktiva dan Ukuran Perusahaan terhadap Struktur Modal Pada Sektor Pertambangan Yang Listing Di Bursa Efek Indonesia Periode 2008-2012”.
1.2
Identifikasi Masalah Berdasarkan uraian diatas, maka masalah yang akan diteliti dapat
diidentifikasikan sebagai berikut : 1. Bagaimana perkembangan struktur aktiva dan ukuran perusahaan pada sektor pertambangan yang listing di Bursa Efek Indonesia periode 2008-2012? 2. Bagaimana besarnya pengaruh struktur aktiva dan ukuran perusahaan secara simultan terhadap struktur modal pada sektor pertambangan yang listing di Bursa Efek Indonesia periode 2008-2012? 3. Bagaimana besarnya pengaruh struktur aktiva dan ukuran perusahaan secara parsial terhadap struktur modal pada sektor pertambangan yang listing di Bursa Efek Indonesia periode 2008-2012?
1.3
Maksud dan Tujuan Penelitian Maksud penelitian ini adalah untuk mendapatkan data dan informasi
tentang pengaruh struktur aktiva dan ukuran perusahaan secara parsial terhadap struktur modal pada sektor pertambangan yang listing di Bursa Efek Indonesia periode 2008-2012. Disamping itu, penelitian ini untuk memenuhi salah satu prasyarat yang harus dipenuhi oleh penulis dalam memperoleh gelar Sarjana Ekonomi Program Sarjana Bisnis dan Manajemen Universitas Widyatama Bandung.
8
Adapun tujuan yang ingin dicapai dalam penelitian ini adalah: 1. Untuk mengetahui perkembangan struktur aktiva dan ukuran perusahaan pada sektor pertambangan yang listing di Bursa Efek Indonesia periode 2008-2012. 2. Untuk mengetahui besarnya pengaruh struktur aktiva dan ukuran perusahaan secara simultan terhadap struktur modal pada sektor pertambangan yang listing di Bursa Efek Indonesia periode 2008-2012. 3. Untuk mengetahui besarnya pengaruh struktur aktiva dan ukuran perusahaan secara parsial terhadap struktur modal pada sektor pertambangan yang listing di Bursa Efek Indonesia periode 2008-2012.
1.4
Kegunaan Penelitian Hasil dari penelitian yang diperoleh diharapkan membawa guna dan
manfaat diantaranya: 1. Bagi perusahaan Penelitian ini diharapkan dapat digunakan sebagai masukan bagi perusahaan dan pertimbangan yang berarti dalam membuat keputusan keuangan dimasa yang akan datang khususnya yang mempengaruhi kebijakan struktur modal. 2. Bagi penulis Penelitian ini diharapkan dapat memberikan pengetahuan baru yang berhubungan dengan struktur aktiva dan ukuran perusahaan serta struktur modal. Selain itu dapat dijadikan sebagai suatu perbandingan antara teori dalam penelitian dengan penerapan dalam dunia usaha yang sebenarnya. 3. Bagi investor Penelitian diharapkan dapat digunakan sebagai bahan referensi, tolak ukur atau pertimbangan, khususnya bagi individual investor yang tertarik untuk mengambil keputusan investasi. 4. Bagi akademisi Penelitian ini diharapkan dapat digunakan sebagai masukan untuk penelitian selanjutnya mengenai pengaruh struktur aktiva dan ukuran perusahaan terhadap struktur modal pada sektor pertambangan yang listing di Bursa Efek Indonesia selanjutnya.
9
1.5
Kerangka Pemikiran Setiap perusahaan membutuhkan keuangan untuk dapat memperlancar
operasinya. Keuangan merupakan ilmu dan seni dalam mengelola uang yang mempengaruhi kehidupan setiap orang dan setiap organisasi. Keuangan berhubungan dengan proses, lembaga, pasar dan instrumen yang terlibat dalam transfer uang diantara individu maupun antara bisnis dan pemerintah. (Sundjaja dan Barlian, 2002:34) Keuangan sendiri harus diatur kegunaannya dengan kata lain perusahaan harus mengatur keuangannya agar dapat digunakan dengan optimal demi tujuan perusahaan. Hal ini biasanya disebut dengan manajemen keuangan. Manajemen keuangan adalah semua aktivitas perusahaan yang berhubungan dengan usahausaha menggunakan dan mengalokasikan dana tersebut secara efisien. (Sutrisno, 2003:3) Dalam kegiatan manajemen keuangan, banyak keputusan yang harus diambil oleh manajer keuangan dan berbagai kegiatan yang harus dijalankannya. Meskipun demikian, kegiatan-kegiatan tersebut dapat dikelompokkan menjadi 2 kegiatan utama, yaitu kegiatan penggunaan dana dan pencarian dana. Dua hal itulah yang disebut sebagai fungsi manajemen keuangan. Adapun beberapa fungsi manajemen keuangan menurut Sutrisno (2003;5), antara lain : 1. Keputusan investasi, yaitu masalah bagaimana manajer keuangan harus mengalokasikan dana dalam bentuk–bentuk investasi yang akan dapat mendatangkan keuntungan dimasa yang akan datang. 2. Keputusan pendanaan, pada keputusan ini manajer keuangan dituntut untuk mempertimbangkan dan menganalisis kombinasi dari sumber-sumber dana yang ekonomis bagi perusahaan guna membelanjai kebutuhan–kebutuhan investasi serta kegiatannya. 3. Keputusan dividen, dividen merupakan bagian keuntungan yang dibayarkan oleh perusahaan kepada pemegang saham. Oleh karena itu dividen ini merupakan penghasilan yang diharapkan oleh para pemegang saham. Dalam proses pencarian dana atau pendanaan, dana diperoleh dari modal internal dan eksternal perusahaan. Dimana modal internal perusahaan diperoleh
10
melalui modal sendiri (equity), sedangkan modal eksternal perusahaan diperoleh dari hutang (debt) yang dipinjam melalui bank, lembaga bukan bank, atau perusahaan menerbitkan obligasi untuk ditawarkan kepada masyarakat. Dana yang diterima perusahaan digunakan untuk membeli aktiva tetap yang nantinya digunakan untuk memproduksi barang atau jasa, membeli bahan-bahan untuk kepentingan produksi dan penjualan, untuk piutang dagang, untuk mengadakan persediaan kas, dan membeli surat berharga yang sering disebut efek atau sekuritas untuk kepentingan transaksi maupun untuk menjaga likuiditas perusahaan. Proses atau keputusan pendanaan secara langsung mempengaruhi besaran struktur modal. Hal ini dilihat dari sedikit/banyaknya modal atau hutang yang digunakan, jika perusahaan menggunakan hutang dengan banyak maka struktur modal pun akan tinggi, begitu pula sebaliknya, jika perusahaan hanya memiliki hutang yang sedikit maka besaran struktur modal pun akan rendah. Setelah melakukan pencarian dana, perusahaan dapat melakukan investasi. Investasi dapat dilakukan pada aktiva tetap dengan menyewa bangunan, membeli kendaraan, membeli mesin dan membeli jenis aktiva tetap berwujud lainnya. Hal ini disebut dengan investasi pada struktur aktiva. Struktur aktiva menggambarkan penggunaandana yang digunakan oleh perusahaan, dimana perusahaan yang modalnya tertanam dalam aktiva tetap cenderung akan mengutamakan pemenuhan modalnya dari modal sendiri dan hutang hanya sebagai pelengkap. Sedangkan perusahaan yang sebagian besar aktivanya terdiri dari aktiva lancar akan mengutamakan kebutuhan dananya dengan hutang. Hubungan struktur aktiva dengan struktur modal adalah negatif, dimana semakin tinggi struktur aktiva atau semakin besar jumlah aktiva tetapnya, maka penggunaan modal sendiri akan semakin tinggi atau penggunaan modal asing semakin kecil. Dengan kata lain struktur modalnya pada suatu perusahaan akan menjadi semakin rendah. (Prabansari dan Kusumah, 2005) Investasi lain yang dapat dilakukan perusahaan adalah investasi untuk ekspansi atau pengembangan perusahaan. Hal ini disebut investasi pada pengembangan ukuran perusahaan. Ukuran perusahaan menggambarkan besar kecilnya suatu perusahaan dimana ukuran perusahaan yang besar akan relatif
11
aman untuk memperoleh lebih banyak pinjaman dan menanggung beban tetap yang tinggi dibanding dengan perusahaan dengan ukuran kecil. Hal ini dikarenakan perusahaan dengan skala yang besar cenderung memiliki arus kas yang stabil, sehingga kemungkinan pailit pun akan lebih kecil dibandingkan dengan perusahaan yang berskala kecil. Hubungan ukuran perusahaan dengan struktur modal adalah positif, dimana semakin besar ukuran perusahaan maka akan lebih aman bagi perusahaan untuk menggunakan hutang sebagai sumber dana lain. Oleh karena itu, kondisi tersebut akan meningkatkan struktur modal pada perusahaan yang bersangkutan. (Prabansari dan Kusumah, 2005) Ketika perusahaan telah melakukan proses pendanaan dan proses investasi, akan lebih baik jika perusahaan melakukan kewajibannya kepada para pemegang saham yaitu memberikan dividen. Menurut Riyanto (2008:265), politik/kebijakan dividen adalah bersangkutan dengan penentuan pembagian pendapatan (earning) antara penggunaan pendapatan untuk dibayarkan kepada pemegang saham sebagai dividen atau untuk digunakan didalam perusahaan, yang berarti pendapatan tersebut harus ditahan di perusahaan. Kebijakan dividen salah satunya ditentukan dari besarnya laba suatu perusahaan. Laba perusahaan dapat digunakan untuk laba ditahan yang nantinya akan digunakan untuk perluasan atau ekspansi perusahaan atau laba dapat digunakan untuk pembayaran dividen kepada pemegang saham. Laba memiliki hubungan dengan struktur modal. Struktur modal sendiri dilihat dari besaran hutang, hutang mampu meningkatkan laba perusahaan, karena hutang menimbulkan pengurang yaitu bunga, dengan adanya bunga maka pajak terhadap perusahaan pun akan kecil, maka dari itu dengan adanya hutang maka laba perusahaan akan jauh meningkat dibanding dengan tidak adanya hutang. Struktur atau komposisi modal perlu diatur sedemikian rupa, sehingga akan terjamin stabilitas finansial perusahaan. Tidak ada ukuran yang pasti mengenai jumlah dan komposisi modal setiap perusahaan, namun biasanya didasarkan kepada stabilitas finansial dan terjaminnya kelangsungan hidup usaha. Adapun faktor-faktor yang mempengaruhi struktur modal antara lain, tingkat bunga, stabilitas dari earning, susunan dari aktiva, kadar risiko dari aktiva,
12
besarnya jumlah modal yang dibutuhkan, keadaan pasar, sifat manajemen dan ukuran suatu perusahaan. (Riyanto, 2008:296) Berikut ini adalah hasil penelitian terdahulu yang berhubungan dengan pengaruh struktur aktiva dan ukuran perusahaan terhadap struktur modal: Tabel 1.1 Hasil Penelitian Terdahulu No 1
2
3
Nama Judul Peneliti Glenn Pengaruh Struktur Indrajaya dkk Aktiva, Ukuran (2011) Perusahaan, Tingkat Pertumbuhan, Profitabilitas dan Risiko Bisnis terhadap Struktur Modal: Studi Empiris Pada Perusahaan Sektor Pertambangan yang Listing di Bursa Efek Indonesia Periode 2004-2007 Bram Pengaruh Struktur Hadianto Aktiva, Ukuran (2008) Perusahaan, dan Profitabilitas terhadap Struktur Modal Emiten Sektor Telekomunikasi Periode 2000-2006: Sebuah Pengujian Hipotesis Pecking Order Christine Dwi Faktor-Faktor yang Karya (2012) Mempengaruhi Kebijakan Hutang Perusahaan Manufaktur yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia.
Hasil
Sumber
Hasil penelitian menyimpulkan bahwa struktur aktiva dan ukuran perusahaan memiliki pengaruh parsial terhadap struktur modal secara positif dan signifikan.
Akurat Jurnal Ilmiah Akuntansi Volume 06 No. 2 SeptemberDesember Tahun 2011
Hasil penelitian ini menyimpulkan bahwa struktur aktiva memiliki pengaruh terhadap struktur modal secara positif. Sedangkan ukuran perusahaan memiliki pengaruh terhadap struktur modal secara negatif. Hasil penelitian menyimpulkan bahwa struktur aktiva dan ukuran perusahaan memiliki pengaruh parsial terhadap struktur modal
Jurnal Manajemen Volume 07 No. 02 Tahun 2008 pp. 14-29
Jurnal Keuangan dan Perbankan Volume 16 No. 2 Tahun 2012 pp. 178-187
13
4
Nina Febriyani dan Ceacilia Srimindarti (2010)
Faktor-faktor Yang Mempengaruhi Struktur Modal pada PerusahaanPerusahaan Lq-45 di Bursa Efek Indonesia Periode 2006-2008
secara positif dan signifikan. Hasil penelitian menyimpulkan bahwa struktur aktiva tidak berpengaruh terhadap struktur modal. Sedangkan ukuran perusahaan memiliki pengaruh terhadap struktur modal secara positif dan signifikan.
Dinamika Keuangan dan Perbankan, Nopember 2010, Vol. 2, No.2, Hal: 138 - 159
Berdasarkan pemikiran diatas, kerangka pemikiran yang diajukan oleh penulis untuk menggambarkan pengaruh struktur aktiva dan ukuran perusahaan terhadap struktur modal adalah sebagai berikut: Perusahaan
Manajemen Keuangan
Investasi
Pendanaan
Modal Sendiri
Hutang
Struktur Aktiva
Dividen
Ukuran Perusahaan
Struktur Modal
Gambar 1.2 Kerangka Pemikiran
Laba
14
Keterangan : Variabel yang diteliti Variabel yang tidak diteliti
1.6
Hipotesis Penelitian Hipotesis adalah asumsi atau dugaan mengenai sesuatu hal yang dibuat
untuk menjelaskan hubungan hal tersebut. Dalam penelitian ini, hipotesis yang akan diuji adalah ada atau tidaknya pengaruh yang ditimbulkan oleh variabel independent (variabel X) terhadap variabel dependent (variabel Y) baik secara langsung maupun tidak langsung. Berdasarkan kerangka pemikiran penelitian tersebut, maka dapat disusun sebagai berikut: 1.
Struktur aktiva dan ukuran perusahaan berpengaruh signifikan terhadap struktur modal.
2.
Struktur aktiva berpengaruh signifikan terhadap struktur modal.
3.
Ukuran perusahaan berpengaruh signifikan terhadap struktur modal.
1.7
Metode Penelitian Jenis penelitian dalam penelitian ini adalah penelitian explanatory survey
dengan metode deskriptif dan verifikatif. Menurut Zulganef (2008:11) penelitian explanatory adalah : “Penelitian explanatory adalah penelitian yang bertujuan menelaah kausalits antar variabel yang menjelaskan suatu fenomena tertentu”. Menurut Nazir (2005:89), metode deskriptif adalah : “Studi untuk menentukan fakta dengan interpretasi yang tepat, dimana termasuk didalamnya studi untuk melukiskan secara akurat sifat-sifat dari beberapa fenomena kelompok dan individu, serta studi untuk menentukan frekuensi terjadinya suatu keadaan untuk meminimalisasikan bias dan memaksimumkan realibilitas”. Metode ini digunakan untuk menjawab permasalahan mengenai seluruh variabel penelitian secara independent. Sedangkan Metode verifikatif ini digunakan untuk melakukan pengujian hipotesis pengaruh variabel independent
15
terhadap variabel dependent. Definisi metode verifikatif menurut Rasyad (2003:6) adalah : “Metode verifikatif adalah metode penelitian yang bertujuan untuk mengetahui hubungan kausalitas antara variabel melalui suatu pengujian hipotesis melalui suatu perhitungan statistik sehingga didapat hasil pembuktian yang menunjukan hipotesis ditolak atau diterima”.
Alat analisis statistika yang digunakan dalam penelitian ini adalah analisis korelasi, koefisien determinasi, analisis regresi dan pengujian hipotesis. Kemudian metode analisis yang digunakan adalah analisis statistik secara bersamaan dan analisis statistik secara individu. Analisis statistik bersamaan (simultan) yaitu uji hipotesis yang dilakukan dengan cara uji statistik F yang bertujuan untuk mengetahui apakah variabel X1 dan X2 berpengaruh secara simultan terhadap variabel Y. Sedangkan analisis statistic secara individu (parsial) yaitu uji hipotesis yang dilakukan dengan cara uji statistik t dari masing-masing variabel.
1.8
Lokasi dan Waktu Penelitian Dalam penelitian tersebut, penulis melakukan penelitian terhadap
perusahaan sektor pertambangan yang listing di Bursa Efek Indonesia. Penelitian tersebut dilaksanakan secara tidak langsung ke perusahaan yaitu dengan melalui penelitian di Koran Kontan, Koran Bisnis Indonesia, website resmi Kontan www.kontan.co.id, website resmi www.bisnis.com untuk mendapatkan fenomena, dan di website resmi Bursa Efek Indonesia yaitu www.idx.co.id serta di Kantor Perwakilan Bursa Efek Indonesia yang berlokasi di Jalan Veteran No. 10 Bandung untuk mendapatkan laporan tahunan (annual report) perusahaan. Waktu penelitian dimulai dari bulan Oktober 2013 sampai Februari 2014.